122
BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a Definisi Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) diihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketiga sampai 9 bulan. ( Waspodo Djoko. 2009. h;89 ) Proses kehamilan merupakan matarantai yang saling berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba. 2010. h. 75) Kehamilan merupakan proses pertumbuhan janin yang berawal dari proses ovulasi hingga terdapat hasil konsepsi sampai aterm Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

BAB II

TINJAUAN PUSTKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) diihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga

dari bulan ketiga sampai 9 bulan. ( Waspodo Djoko. 2009. h;89 )

Proses kehamilan merupakan matarantai yang saling

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm. (Manuaba. 2010. h. 75)

Kehamilan merupakan proses pertumbuhan janin yang berawal

dari proses ovulasi hingga terdapat hasil konsepsi sampai aterm

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b Perubahan Fisiologis Kehamilan

Adaptasi anatomi, fisiologi dan biokimiawi yang terjadi pada wanita

selama kehamilan segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut

selama kehamilan. (Ai Yeyeh dkk. 2009. h; 38)

1) Sistem reproduksi dan payudara

a) Perubahan uterus

Uterus membesar pada bulan-bulan pertama dibawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya

meningkat.

(1). Tidak hamil : sebesar telur ayam

(2). Kehamilan 8 minggu : telur bebek

(3). Kehamilan 12 minggu : telur angsa

(4). Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

(5). Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

(6). Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

(7). Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

(8). Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

(9). 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari dibawah xyphoid

(Sukami. 2013; h. 66)

b) Serviks uteri

Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan,

sehingga serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru.

Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin memberikan

pengaruh perlunakan kandungan kolagen pada serviks. Dalam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

persiapan persalinan, estrogen dan hormon plasenta relaksin

membuat serviks lebih lunak.

c) Segmen bawah Rahim

Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis

servikalis setinggi ostium interna bersama-sama isthmus uteri.

d) Kontraksi Braxton-Hick

Merupakan kontraksi yang tak teraturdan terjadi rasa nyeri di

sepanjang kehamilan. Kontraksi ini membantu sirkulasi darah

dalam plasenta.

e) Vagina dan vulva

Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami

perubahan yaitu adanya vaskularisasi yang mengakibatkan

vagina dan vulva tampak ebih merah, agak kebiruan (livide)

disebut tanda Chadwick. Vagina membiru karena pelebaran

pembuluh darah, PH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya

produksi asam laktat karena kerja laktobaci Acidopilus,

keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematus,

hypertrophy, lebih sensitif meningkatkan seksual terutama

triwulan ke III.

f) Ovarium

Pada permulaan kehamilan didapatkan korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu. Hormon relaxing yaitu suatu hormon

immunoreaktive inhibin dalam sirkulasi maternal yang

mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuha janin

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

menjadi baik hingga aterm. Hormon ini ditemukan pada awal

ovulasi setelah terbentuknya plasenta.

g) Mammae

Mammae akan membesar akibat hormon

somatomammotropin, esrogen dan progesteron akan tetapi

belum mengeluarkan progesteron. Perubahan payudaya yang

menyebabkan fungsi laktasi disebabkan oleh peningkata kadar

estrogen, progesteron, laktogen plasental dan prolaktin.

Payudara semakin membesar dan areola menjadi lebih gelap

dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar sebasea yang menonjol

(tuberkel montgomeri), kelenjar ini terlihat pada kelahimilan

sekita 12 minggu.

h) Kenaikan berat badan

Pada ibu hamil kenaikan berat badan sekitar 6,5 kg sampai 15

kg selama kehamil. (Manuaba, 2010; h.117)

2) Sistem endokrin, kekebalan, perkemihan

a) Sistem endokrin

Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium,

pelepasan hormon hipofise. Progesteron mempengaruhi ubuh

ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat,

kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli,

perubahan sekretorik dalam payudara.

Hormon-hormon plasenta selain korionik gonadotropin,

estrogen dan progesteron, plasenta menghasilkan dua hormon

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

spesifik yaitu hormon laktogenik dan relaksin. Hormo

laktogenik plasenta meningkatkan pertumbuhan, menstimulasi

perkembangan payudara dan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam metabolisme lemak maternal.

Sekresi kelenjar hipofise umumnya menurun dan penurunan

ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi semua kelenjar

endokrin. Prolaktin meningkat secara berangsu-angsur

menjelang akhir kehamilan, namun fungsi prolaktin dalam

memicu laktasi disupresi sampai plasenta lahir dan estrogen

menurun.

b) Sistem kekebalan

Selama kehamilan leukosit darah cukup bervariasi. Biasanya

berkisar dari 5000 sampai 12000 per µl. Pada saat persalinan

dan masa nifas leukosit meningkat hingga mencapai 25000

atau lebih, tetapi konsentrasi rata-rata adalah 14000-16000 µl.

c) Tractus urinarius

Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot

polos menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan dan

penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam ureter

pada bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih

serta menimbulkan pengosongan kandung kemih yang tidak

tuntas.Selain sering kencing, terdapat juga poliuria yang

disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal

pada kehamilan,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c Perubahan dan Adaptasi psikologis dalam masa kehamilan

1) Trimester pertama

Trimester pertama dianggap sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan adalah terhadap kenyataan bahwa ia

sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti

semua ini bagi dirinya.

2) Trimester Kedua

Merupakan periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika

wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan

yang normal dialami saat hamil. Trimester kedua terbagi atas dua

fase yaitu fase pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening

menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah , yang

menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas

psikologis utamanya pada trimester kedua , yakni

mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang

berbeda dari ibunya.

3) Trimester Ketiga

Periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini

wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang

bayi. Ada perasaan was – was mengingat bayi dapat lahir

kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga – jaga sementara ia

memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan

muncul. (Varney. 2007. h; 501 – 503)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

d Proses terjadinya kehamilan

Proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (

Manuaba. 2010. h; 75)

1) Ovulasi

Ovulasi suatu proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormonal. Selama masa subur yang berlangsung 20

sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti

proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan

ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal -> oogonium -> folikel

primer -> proses pematanagn pertama. Dengan pengaruh FSH,

folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang

menuju ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan

disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graaf ke

permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai

devaskularisasi.

Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium

mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak

dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen

tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini

menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju

uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi

yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai

(fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap

oleh fimbrae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up

mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba

menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah

siap untuk dibuahi.

2) Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses

yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus,

menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi

spermatid, akhirnya spermatozoa.

Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai

hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis,

dan sel interstitial Leydig sehingga spermatogonium dapat

mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual

dikeluarkan sekitar 3cc sperma yang mengandung 40 sampai 60

juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong

yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung

inti leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (Panjang

sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat

bergerak).

Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan

hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.

Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

hdup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan

konsepsi.

3) Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi

atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat

berlangsung seperti uraian di bawah ini. Keseluruhan proses

tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi.

a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh

korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.

b) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah

sitoplasma yang disebut vitelus.

c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona

pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran

pada zona pelusida.

d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling

luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang

mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di

dalam ampula tuba.

e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis

dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses

kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga

mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa hidup selama

tiga hari di dalam genitalia interna. Spermatozoa akan

mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengkikis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik;

hialuronidase. Melalui “stomata”, dalam ovum, ekornya lepas

dan teringgal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa

bertemu dengan membentuk zigot.

4) Proses nidasi atau implantasi

Dengan masuknya inti sprematozoa ke dalam sitoplasma,

“vitelus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum

yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan

pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga

pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam

keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini

haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak

pria maupun wanita.

Pada manusia, terdapat 46 kromosom dengan rincian 44

dalam bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai

pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan kromosom X.

Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom X

dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu dengan sel ovum,

terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y

bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu,

pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin bayinya

yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak

suami.

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa,

terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan

pembelahan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan

menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan

dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 01 mm dan disebut

stadium morula. Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi

pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal

dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam

pertumbuhannyam mampumengeluarkan hormon korionik

gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarium.

Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk

ruangan yang mengadung cairan yang disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan

vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

mengadakan nidasi. Sementara itu, pada fase sekresi,

endometrium telah makin tebal dan makin banyak mengandung

glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi “ primer

vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga

dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses peanaman

blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6

sampai 7 satelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke

dalam endometrium, mungkin terjadi pendarahan.

5) Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di

dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel

trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel

trofoblas menghancurkan endimetrium sampai terjadi

pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.

Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula

mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan

eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning

telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan

amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk di antara dua

ruang yaitu ruang amnion dan katung yolk sac. Plat embrio terdiri

dari unsur ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Ruangan amnion

dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat

di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali

pusat.

Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah

bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu ke

dua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh

darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi

mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan

menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.

Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri

umbikalis dan vena umbilikalis. Cabang arteri dan vena umbilikalis

masuk ke vili korealis sehingga dapat melakukan pertukaran

nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak

diperlukan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Dengan berbagai bentuk implantasi (nidasi) dimana posisi

plat embrio berada, akan dijumpai berbagai variasi dari insersio

tali pusat, yaitu insersio sentralis, para sentralis, marginalis atau

insersio vilamentosa.

Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh

darah, mulai dengan pembuluh darah vena pada hari ke-10

sampai 11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio

mendapat tambahan nutrisi dari darah ibu secara langsung.

Selanjutnya vili korealis menghancurkan pembuluh darah arteri

sehingga terjadilah aliran darah pertama reptroplasenter pada hari

ke-14 sampai 15 setelah konsepsi. Bagian desidua yang tidak

dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20

kotiledon maternal. Pada janin plasenta akan dibagi menjadi

sekitar 200 kotiledon fetus. Setiap kotiledon fetus terus bercabang

dan mengembang di tengah aliran darah untuk menunaikan

fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan

janin dalam rahim ibu. Darah ibu dan darah janin tidak

berhubungan langsung dan dipisahkan oleh lapisan trofoblas,

dinding dan enzimatik serta pinositosis. Situasi plasenta demikian

disebutkan sistem plasenta-hemokorial.

Sebagian dari vili kerealis tetap berhubungan langsung

dengan pars besalis desidua, tetapi tidak sampai menembusnya.

Hubungan vili korealis dengan lapisan desidua tersebut dibatasi

oleh jaringan fibrotik yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui

lapisan Nitabusch plasenta dilepaskan pada saat persalinan kala

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

ketiga (kala uri). Dengan terjadinya nidasi maka desidua yang

berkembang menjadi plasenta; desidua kapsularis yang menutupi

hasil konsepsi; desidua yang berlawanan dengan desidua

kapsularis disebut desidua perietalis; kelanjutan antara desidua

kapsularis dan desidua parietalis disebut desidua reflexa. Vili

korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut korion leaf.

(Manuaba. 2010. h; 75 -85)

e Tanda – tanda kehamilan

1) Tanda dugaan kehamilan

a) Amenorea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui haid pertama

haid terkhir dengan menghitung rumus Naegle, dapat

ditentukan perkiraan persalinan.

b) Mual dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan

muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat

mual dan muntah, nafsu makan berkurang.

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang tersebut disebut ngidam.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

d) Sinkope atau pingsan

terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan

menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu

e) Payudara tegang.

Pengaruh estrogen progesteron dan somatomamotrofin

manimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang. Ujung syaraf tertelan

menyebabkan rasa sakit terutama ada kehamilan pertama.

f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kesua, gejala ini

sudah menghilang.

g) konstipasi atau obstipasi

pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h) Epulis

Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil

i) Varises atau penampakan pembuluh darah vena.

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka

yang mempunyai bakat. Penampakan p[embuluh darah itu

terjadi sekitar genetalia eksterna, kaki, dan betis, dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang

setelah persalinan. (Manuaba. 2010. h; 107)

j) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan 12 minggi, terjadi

akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit.

Pigmentasi ini meliputi tempat – tempat berikut ini :

(1). sekitar pipi ( cloasma gravidarum) penghitaman daerah

dahi, hidung,pipi dan leher.

(2). Sekitar leher nampak hitam.

(3). Dinding perut : striae gravidarum/lividae (terdapat pada

seorang primigravida, warnanya membiru), striae nigra,

linea alba menjadi lebih hitam (linea grisea/nigra)

(4). Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mammae

sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini

berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada

wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan

hitam padawanita kulit hitam. Selain itu kelenjar

montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar

payudara. ( Ummi hani,dkk. 2010. h; 73)

2) Tanda tidak pasti hamil

a) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b) Tanda hegar

Pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri

c) Tanda goodel

Pelunakan serviks. Pada wanita tidak hamil serviks seperti

ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti

bibir.

d) Tanda chadwicks

Perubahan warna mebjadi keunguan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk porsio dan serviks

e) Tanda piscasrck

Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum

berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga

daerah tersebut berkembang terlebih dahulu

f) Kontraksi Braxton Hicks

Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya

actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,

sporadis, tidak nyeri, biasa timbul pada kehamilan delapan

minggu, tetapi baru dapat diamati pada pemeriksaaan

abdominal trimester ketuga. Kontraksi ini terus meningkan

mendekati persalinan.

g) Teraba balotemen

Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak

dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan

pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan

karena perabaab bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

karena dapat saja merupakan myoma uter. (Ummi hani. 2011.

h; 74)

h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian

kemungkinan positif palsu (Manuaba.2010. h; 108)

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin dlam rahim

b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian – bagian janin

c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.

Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi. (Manuaba. 2010. h; 109)

f Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal (Ai Yeyeh dkk, 2009; h. 144)

1) Tujuan kunjungan

Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu

mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat

membantu bidan dalam membina hubungan yang baik dan rasa

saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang

mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia

kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan

khusus yang dibutuhkan ibu.

2) Pengkajian data subjektif ibu hamil

Pengkajian data subjektif ibu hamil yaitu anamnesa, tujuan dari

anamnesa yaitu mendeteksi komplikasikomplikasi dan

menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

dan kelahiran terdahulu, kesehatan umum dan kondisi sosial

ekonomi.

Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Panggul, Pemeriksaan

Laboratorium.

Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium adalah untuk

mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan.

a) Pemeriksaan fisik

(1). Pemeriksaan fisik umum, meliputi tinggi badan, berat

badan, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan

pernafasan).

(2). Kepala dan leher, meliputi edema di wajah, ikterus pada

mata, bibir pucat, leher (pembengkakan saluran limfe atau

pembengkakan kelenjar tiroid).

(3). Payudara, meliputi ukuran, simetris, puting payudara

(menonjol atau masuk), keluarnya kolostrum atau cairan

lain, retraksi, massa, nodul axilla.

(4). Abdomen, meliputi luka bekas operasi, membesar, bentuk

(melintang atau membujur).

(5). Tangan dan kaki, meliputi edema dijari tangan, kuku jari

pucat, varices vena, refleks.

(6). Genitalia luar (eksterna), meliputi varices, perdarahan,

luka, cairan yang keluar, kelenjar bartolini (bengkak, cairan

yang keluar).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(7). Genitalia dalam (interna), meliputi serviks (cairan yang

keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau

membuka), vagina (cairan yang keluar, luka, darah.

b) Tes Laboratorium

Tes laboratorium penting untuk dilakukan untuk menilai

adanya masalah pada ibu hamil dan jika tertangani maka akan

mencegah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Tes

lain berguna hanya jika ada indikasi antara lain hemoglobin,

protein urin, glukosa dalam urin, VDRL/RPL, faktor rhesus,

golongan darah, HIV, rubela, tinja untuk telur cacing dan

parasit.

(1). Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan Hemoglobin adalah pengambilan darah

melalui jaringan perifer untuk mengetahui kadar

hemoglobin dalam darah. Pemeriksaan hemoglobin

merupakankegiatan rutin untuk mendeteksi anemia.

Perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa kehamilan

mengakibatkan penurunan HB secara progresif sekitar

minggu ke 30 yang secara fidiologis masih dianggap

normal. Pemeriksaan Hb sahli dilakukan pada ibu hamil

pada kunjungan awal dan pada trimester III (28 minggu)

dan bila didapatkan tandatanda anemia menjelang

persalinanannya sebagai tindakan antisipasi pada proses

persalinan seandainya terjadi komplikasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(2). Pemeriksaan protein urin

Pemeriksaan protein urin bertujuan untuk mengetahui

komplikasi adanya pre eklamsi pada ibu hamil yang sering

kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun

persalinan.

Standar kadar kekeruhan protein urin adalah:

(a). Negatif : urin jernih.

(b). Positif 1 (+) : ada kekeruhan.

(c). Positif 2 (++) : kekeruhan mudah terlihat dan ada

endapan.

(d). Positif 3 (+++) : Urin lebih keruh dan endapan yang

lebih jelas.

(e). Positif 4 (++++) : Urin sangat keruh dan disertai

endapan yang menggumpal.

(3). Pemeriksaan urin reduksi

Pemeriksaan urin reduksi bertujuan untuk melihat adanya

glukosa dalam urin. Urin normal biasanya tidak

mengandung glukosa.

g Kunjungan Ulang

1) Kunjungan I

Dilakukan pada 16 minggu, dilakukan untuk :

a) Penapisan dan pengobatan anemia

b) Perencanaan persalinan

c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu),

dilakukan untuk :

a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b) Penapisan preeklamsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan

saluran perkemihan

c) Mengulang perencanaan persalinan

3) Kunjungan IV pada 36 minggu sampai lahir

a) Sama seperti kegiatan kunjungan I dan II

b) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c) Memantapkan rencana persalinan

d) Mengenali tanda – tanda persalinan. (Djoko Waspodo. 2009.

h;98)

h Bahaya / Komplikasi Ibu dan Janin dalam kehamilan

Pada umunya kehamilan akan berlangsung normal dan ada

sebagian kahamilan yang disertai dengan penyulit atau

perkambangan janin menjadi patologi. Kehamilan patologis sendiri

tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya

terhadap organ tubuh berlangsung bertahap dan berangsur – angsur.

(Prawirohardjo. 2009. h; 281).

1) Tidak mau makan dan muntah terus

Biasanya terjadi pada ibu hamil dengan umur kehamilan 1 – 3

bulan sering merasa mual dan muntah. Keadaan ini akan hilang

sendirinya pada kkehamilan lebih dari 3 bulan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Berat badan wanita hamil

Selama kehamilann peningkatan berat badan ± 9 – 12 kg karena

pertumbuhan janin dan bertambahnay jaringan tubuh ibu karena

kehamilan. Kenaikan pada bulan ke 4 sampai menjelang

persalinan. Bila berat badan naik pada akhir bulan keempat

kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam, pertumbuhan

mungkin terganggu.

3) Perdarahan

Perdarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan disebabkan

keguguran , nyeri perut bagian bawah yang hebat pada kehamilan

1 – 2bulan. Perdarahan 7 – 9 bulan meskipun hanya sedikit

ancaman bagi ibu dan janin.

4) Odema

Bengkan tangan, wajah, pusing dapat diikuti kejang. Sedikit

bengkak pada kaki/tungkai bwah pada umur kehamilan 6 bulan

keatas masih dikatan normal.

5) Kelainan letak didalam rahim

Dalam keadaan normal kepaja janin ada dibagian bawah rahim

ibu dan menghadap ke punggung ibu menjelang persalinankepala

turun dan masuk ke rongga panggul ibu hamil, kelainan letak janin

antara lain:

Letak SU : kepala janin berada dibagian atas rahim

Letak LI : letak janin melintang didalam rahim

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

6) Ketuban pecah sebelum waktunya

ketuban pecah normalnya menjelang persalinan setelah ada

tanda-tanda persalinan. Bila ketuban pecah dan cairan keluar

sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan janin mudah

terinfeksi. Penyakit ibu

Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan

ibu, apabila ibu mempunyai penyakit yang berlangsung lama/

merugikan kehamilan maka kesehatan dan kehidupan janin

terancam.(Ai Yeyeh, 2009, h;174)

2. Persalinan

a Definisi

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks

dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kahamilan cukup

bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Icemi Sukarni. dkk.

2013. h;187)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan

atau tanpa bantuan (tenaga sendiri). (Manuaba. 2010. h; 164)

Persalinan adalah proses dari pengeluaran hasil konsepsi

yang sudah aterm dari intauteri ke ekstrauteri. Dengan menggunakan

bantuan ataupun tanpa bantuan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b Klasifikasi atau jenis persalinan

Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia

kehamilan.

1) Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan

a) Persalinan normal (spontan)

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK)

dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat 0 alat serta

tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang

dari 24 jam.

b) Persalinan buatan

Adalh proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar

c) Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan

dari luar dengan jalan rangsangan.

2) Menurut usia kehamilan dan berat janin dilahirkan

a) Abortus (keguguran)

Berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan

tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum

mampu untuk hidup di luar kandungan.

b) Persalinan prematur

Persalinan dengan usia kehamilan 28 – 36 minggu dengn

berat janin kurang dari 2499 gram

c) Persalinan mature (aterm)

Persalinan dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu dan berat

janin di ats 2500 gram.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

d) Persalinan serotinus

Persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu atau 2

minggu lebih dari waktu partus yang ditaksir. (Asrinah,dkk.

2010. h; 2)

c Sebab mulainya persalinan

Perlu diketahui bahwa selama kehamilan, dalam tubuh wanita

terdaoat dua hormon yang dominan yaitu estrogen dan progesteron.

Estrogen berfungsi meningkatkan sensivitas otot rahim serta

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, prostaglandin dan mekanis. Sedangkan progesteron dapat

menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangandari luar

seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis, seerta

menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. (Ari Sulistyawati.

2010. h; 4)

Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya persalinan

belum diketahui benar, yang ada hanya berupa teori – teori yang

kompleks antara lain faktor hormon, struktur rahim, sirkulasi rahi,

pengaruh tekanan syaraf dan nutrisi.

Teori kemungkinan terjadinya persalinan

1) Teori penurunan hormon

Saat 1 – 2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi

penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja

sebagai penenang otot – otot rahim, jika kadar progesteron turun

akan menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan mneimbulkan

his.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Teori plasenta menjadi Tua

Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta

mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya

kadar estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangan

pembuluh darah sehingga akan menimbulkan kontraksi.

3) Teori Distensi rahim

a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu

b) Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai

4) Teori iritasi mekanis

5) Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus

frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misanya

kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.

6) Teori oksitosin

a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisi posterior.

b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks

c) Menurunnya konsentrasi progesteron karena matangnya usia

kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya

dalam merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan

akhirnya persalinan dimulai.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

7) Teori Hipotalamus – Pituitari dan Glandula Suprarenalis

a) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya

persalinan.

b) Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi

anenssefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena

tidak terbentuknya hipotalamus.

8) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilakn oleh desidua disangka sebagai

salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa prostaglanding F2 atau E2 yang diberikan

secar intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap

usia kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar

prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah

perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama proses

persalinan.

9) Teori berkurangnya nutrisi

Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan

segera dikeluarkan. (Asrinah,dkk. 2010. h; 3)

d Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

a) His (kontaksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah

kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan

relaksasi.

b) Tenaga mengejan

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang

mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh

kontraksi otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan

peninggian tekanan intraabdominal.

(1). Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita

buang air besar, tapi jauh lebih kuat lagi.

(2). Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang

mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan

otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah.

(3). Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan

sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu ada his.

(4). Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya,

pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan

harus dibantu dengan forceps.

(5). Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah

terlepas dari dinding rahim.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Faktor Passeger

Faktor lain yang berpengaruh tehadap persalinan adalah faktor

janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian

terbawah, dan posisi janin.

a) Sikap (Habitus):

Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu

janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya

berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung,

dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

b) Letak (Situs)

Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,

misalnya Letak Lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada

sumbu ibu. Letak, membujur, yaitu sumbu janin sejajar dengan

sumbu ibu, ini bisa berupa letak kepala atau letak sungsang.

c) Presentasi:

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian

bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan

dalam. Misalnya preentasi kepala, presentasi bokong,

presentasi bahu, dan lain-lain.

d) Bagian terbawah janin:

Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas istilahnya.

e) Posisi janin

Untuk indikator, atau menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan, kiri, depan, belakang terhadap sumbu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

ibu (material-pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala

(LBK) ubun-ubun kecil (uuk) kiri depan, uuk kanan belakang.

3) Faktor Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi: (a) Bagian keras:

Tulang-tulang panggul (Rangka panggul), (b) Bagian Lunak: Otot-

otot, jaringan-jaringan dan ligament ligament.

e Tanda persalinan sudah dekat

1) Lightening

Menjelang minggu ke -36 pada primigravida, terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masi=uk ke dalam panggul.

Penyebab dari proses inni adalah sebagai berikut :

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Keteganagn dinding perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus.

Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh

wanita hamil dengan tanda – tanda sebagai berikut :

a) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang

b) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal

c) Kesulitan saat berjalan

d) Sering berkemih.

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan

normal antara power, pasage, dan passeger. Pada multipara

gambarannya menjadi tidak jelas karena masuknya kepala janin

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

ke dalam panggul terjadi bersamaan dengan proses persalinan.

(Ari Sulistyawati,dkk. 2010. h;6)

2) Terjadinya His permulaan

Dengan makin tua usi kehamilan, pengeluaran estrogen dan

progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his palsu :

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tida teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah jika beraktivitas. (Asrinah,dkk.2010. h;5)

f Tanda Masuk persalinan

1) Terjadinya his persalinan

Sifat his persalinan :

a) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin

besar

c) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan

pada serviks yang akan menimbulakn:

1) Pendataran dan pembukaan

2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis lepas.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3) Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus perselinan akan terjadi pecah ketuban.

Sebagian besar keadaan ini terjadi menjelang pembukaan

lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses

persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam. (Jenny J.S 2013.

h; 3)

g Asuhan Persalinan Normal

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan

aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya

pencegahan komplikasi. ( Prawirohardjo. 2009. h; 334)

a. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II

1) Melihat adanya tanda Persalinan Kala II

a) Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.

b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum.

c) Perineum tampak menonjol.

d) Vulva dan sfingter ani membuka.

b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

1) Memastikan kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan tata laksana

komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia -> tempat

datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu

sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

a) Meletakkan kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi,

serta ganjal bahu bayi.

b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai dalam di dalam partus set.

2) Memakai celemek plastik.

3) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian

keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

4) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan

digunakan untuk periksa dalam.

5) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril (pastikan

tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)).

c. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik.

1) Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati (jari tidak

menyentuh vulva dan perineum) dari depan ke belakang

dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

a) Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi

feses, membersihkan dengan seksama dari arah depan ke

belakang.

b) Membuang kapas atau kasa pembersih yang telah

digunakan.

2) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

a) Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah

lengkap, maka melakukan amniotomi.

3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan

terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua

tangan dengan air mengalir setelah sarung tangan dilepaskan.

4) Memeriksa detak jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat

uterus relaksasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas

normal (120-160 x/menit)

a) Melakukan tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ,

dan semua hasil penilaian, serta asuhan lainnya pada

partograf.

d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses

Bimbingan Meneran

1) memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik, serta bantu ibu dalam menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

a) Menunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janun (ikuti

pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan

seua temuan yang ada.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b) Menjelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana

peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu untuk meneran secara benar.

Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.

(Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat,

bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang

diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

5) melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran.

a) Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan

efektif.

b) Mendukung dan beri semangat pada saat meneran dan

perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya ( kecuali posisi berbaring telentang dalam waktu

yang lama).

d) Mengajurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat

untuk ibu.

f) Memberikan cukup asupan makan dan cairan per oral

(minum).

g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

h) Merujuk bila bayi belum atau tidak segera lahir setelah 120

menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)

meneran (multigravida).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

6) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan

untuk meneran dalam 60 menit.

e. Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi

7) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-

6 cm.

8) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

9) Membuka tutup partus set dan memeprhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan.

10) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

f. Mempersiapkan Pertolonga Kelahiran Bayi

11) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm

membuka vulva, maka melindungi perineum dengan satu

tangan yang dilapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain

menahan kepala bayi untuk menahan posisi kepala bayi tetap

fleksi agar tidak defleksi dan membantu lahirnya kepala.

Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas

cepat dan dangkal saat 1/3 bagian bayi telah keluar dari

vagina.

12) Memerikasa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan

mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera

lanjutkan proses kelahiran bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, melepaskan

melalui bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di

dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.

13) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi secara

spontan.

Lahirnya Bahu

14) Setelah kepala melakukan putar paksi luar, memegang secara

biparietal. menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal

hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang.

Lahirnya Badan dan Tungkai

15) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke atas arah perineum

ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah

bawah. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

16) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan ke atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Memegang

kedua mata kaki (memasukkan telunjuk di antara kaki dan

pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari

lainnya).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

g. Penanganan Bayi Baru Lahir

17) Melakukan penilaian (selintas):

a) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan?

b) Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap,

melakukan resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada

asfiksia bayi baru lahir).

18) Mengeringkan tubuh bayi

a) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian

tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Mengganti handuk basah dengan handuk/kain

yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.

19) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi

bayi dalam uterus (hamil tunggal).

20) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik.

21) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Menyuntikkan

oksitosin 10 unit IM (intramaskular) di 1/3 paha atas bagian

distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan

oksitosin).

22) Setelah 2 menit pasca-persaliinan, menjepit tali pusat dengan

klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke

arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari

klem pertama.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

23) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat

di antara 2 klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu

sisi kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

24) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan

bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga

menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di

antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting

payudara ibu.

25) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di

kepala bayi.

h. Penatalaksanaan Aktif Kala III

26) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

27) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, pada tepi

atas simfisis, untuk mendeteksi adanya kontraksi. Tangan lain

memegang tali pusat.

28) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah

bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah

belakang-atas (donso kranial) secara hati-hati ( untuk

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

mencegah inversio uteri). Pertahankan posisi tangn dorso

kranial selama 30-40 detik. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-

40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga

timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.

a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami,

atau anggota keluarga untuk melakuka stimulasi puting

susu.

Mengeluarkan plasenta

29) Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik

tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah

atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso kranial).

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan

tali pusat:

(1). Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.

(2). Lakukan keteterisasi (aseptik) jika kandung kemih

penuh.

(3). Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4). Ulangi penanganan tali pusat 15 menit berikutnya.

(5). Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi

lahir atau bila terjadi pendarahan, segera lakukan

plasenta manual.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

30) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta (searah

jarum jam) hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan

dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

a) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau

steril untuk melakukan eksporasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

31) Segera lepas plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan

mamase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga

uterus berkontraksi ( fundus teraba keras ).

a) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak

berkontraksi setelah 15 detik masase.

i. Menilai Pendarahan

32) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi, dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan

plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.

33) Evaluasi kemungkinan leserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan.

(Bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif, segera

lakukan penjahitan).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

j. Melakukan Prosedur-Pasca Persalinan

34) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

pendarahan per vaginam.

35) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu minimal

1 jam.

a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi

menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama

biasanya berlangsung selama 10-15 menit. Bayi cukup

menyusu dari satu payudara.

b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun

bayi sudah berhasil menyusu.

36) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri

tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg

intramaskular di paha kiri anterolateral.

37) Setelah satu jam pemberiak vitamin K1 berikan suntikan

imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

a) Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu

bisa disusukan.

b) Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum

berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil menyusu.

Evaluasi

38) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan

per vaginam:

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca-persalinan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca-persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca-persalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan

asuhan yang sesuai untuk tata laksana atonia uteri.

39) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

40) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

41) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama pasca-persalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca-persalinan.

a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama

2 jam pertama pasca-persalinan.

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan tidak

normal.

42) Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bahi bernapas

dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-

37,50C).

Kebersihan dan Keamanan

43) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah didekontaminasi.

44) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

45) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.

46) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkan.

47) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

48) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit.

49) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi

50) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV.

h Mekanisme persalinan normal

Mekanisme persalinan normal terbagi dalam bebrapa tahap

gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya

seluruh anggota badan bayi :

1) Engagement (penguncian),

Pada minggu – minggu akhir kehamilan atau pada saat

persalinan dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan

presentasi biparietal (diameter lebar yang paling panjang berkisar

8,5 – 9,5 cm) atau 70% pada panggul ginekoid. Masuknya kepada

pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan, pada multi terjadi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

pada permulaan persalinan. Kepala masuk panggul dengan

sumbu kepala janin tegak lurus dengan pintu atas panggul

(sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas

panggul (asinklitismus anterior/posterior).(Asri hidayat,dkk. 2010.

h; 23 )

2) Desent (Penurunan kepala)

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari

kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan menean dari

pasien (Ari Sulistyawati, dkk. 2010. h; 110)

3) Fleksi

Terjadi fleksi penuh/semprna sumpu panjang kepala sejajar

sumbu panggul sehingga membantupenurunan kepala senjutnya.

Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempelke toraks, posisi kepala

berubah dari diameter oksipito – frontalis (puncak kepala) menjadi

diameter suboksipito –bregmatikus (belakang kepala). Dengan

majunya kepala maka fleksi bertamabah sehingga ukuran kepala

yang melalui jalan lahir lebih kecil (diameter suboksipito –

bregmatika menggantikan suboksipito – frontalis). Fleksi terjadi

karena anak didorong maju, sebaliknya juga mendapat tahanan

dari PAP, serviks, dinding panggul/dasar panggul.(Asri

hidayat,dkk. 2010. h; 24 )

4) Internal Rotation (Putaran paksi dalam)

Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya

kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan

diameter biparietalis.

Perputaran kepala (penunjuk) dari samping ke depan atau kearah

posterior (jarang) disebabkan; his selaku tenaga/gaya pemutar;

ada dasar penggul beserta otot-otot dasar panggul selaku

tahanan. Bila tidak terjadi putaran paksi dalam umumnya kepala

tidak turun lagi dan persalinan diakhiri dengan tindakan vakum

ekstraksi.

Pemutaran bagian depan anak sehingga bagian terendah

memutar ke depan ke bawah simfisis.

a) Mutlak perlu terjadi, karena untuk menyesuaikan dengan

bentuk jalan lahir.

b) Terjadi dengan sendirinya, selalu bersamaan dengan majunya

kepala.

c) Tidak terjadi sebelum sampai Hodge III

d) Sebab-sebab putaran paksi dalam : Pada letak fleksi -> bagian

belakang kepala merupakan bagian terendah; Bag terendah

mencari tahanan paling sedikit, yaitu di depan atas (terdapat

hiatus genitalis); Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul

-> diameter anteroposterior.

5) Extension

Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin

turun dan menyebabkan perincum distensi. Pada saat ini puncak

kepala berada di simfisis dan dalam keadaan begini kontraksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

perut ibu yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati

introitus vaginae.

a) Defleksi dari kepala

b) Pada kepala bekerja 2 kekuatan, yaitu yang mendesak kepala

ke bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas -

> resultantenya kekuatan ke depan atas.

c) Pusat pemutaran : hipomoklion

d) Ekstensi terjadi setelah kepala bawah mencapai vulva, terjadi

ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian

posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung,

mulut, dagu.

6) External Rotation (Restitution)

Setelah seluruh kepala sudah lahir terjadi putaran kepala ke posisi

pada saat engagement. Dengan demikian bahu depan dan

belakang dilahirkan lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong

dan seluruh tungkai.

a) Setelah kepala lahir -> memutar kembali ke arah punggung

untung menghilangkan torsi pada leher (putaran restitusi).

b) Selanjutnya putaran dilanjutkan sampai belakang kepala

berhadapan dengan tuber ischiadikum sefihak -> putaran

paksi luar sebenarnya.

c) Putaran paksi luar disebabkan ukutan bahu menempatkan diri

dalam diameter anteroposterior dari PAP.

d) Setelah putaran paksi luar -> bahu depan di bawah simfisis

menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

e) Bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak.

7) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar -> bahu depan dibawah simfisis

menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan

menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak : badan (toraks,

abdomen) dan lengan, pinggul/tronkanter depan dan belakang,

tungkai dan kaki

i Tahap – tahap persalinan

1) Kala I Persalinan

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatan), hingga serviks

membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase,

yaitu fase laten dan fase aktif.

a) Fase laten

(1). Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan

penipisan, dan pembukaan serviks secara bertahap.

(2). Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm.

(3). Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau

hingga 8 jam.

b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yakni :

(1). Fase akselerasi

Dalam waktu 3 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

(2). Fase dilatasi maksimum

Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 4 cm.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(3). Fase Deselerasi

Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi pembukaan lengkap atau

10 cm.

Pada primi, berlangsung selama 12 jam dan pada

multigravida, sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan serviks

1 cm perjam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1

cm hingga 2 cm (multipara). (Ari Sulistyawati, 2010, h; 7)

2) Kala II (pengeluaran Bayi)

Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan

lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya

ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir.

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1

jam pada multigravida. Diagnosa persalinan kala II ditegakkan

dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di

vulva dengan diameter 5 – 6 cm. Dalam kala II his semakin kuat

dengan interval 2 – 3 menit, dengan durasi 50 – 100 detik.

Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak, ketuban pecah pada

pembukaan mendekati lengkap mengikuti keinginan meneran

karena tertekan fleksus frankenhouser.

Dua kekuatan his dan meneran akan mendorong kepala

bayi sehinggakepala membuka pintu suboksiput bertindak sebagai

hipomochilion, berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

hidung dan muka, serta kepala seluruhnya. Kepala lahir

seluruhnya diikuti putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala

pada punggung. (Ari Sulistyawati, 2010, h ; 7)

3) Kala III (Pelepasan plasenta)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit

lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan

Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda – tanda berikut :

a) Uterus menjadi bundar

b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim

c) Tali pusat bertambah panjang

d) Terjadi perdarahan

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorngan ringan secara

crede pada fundus uterus. (Manuaba, 1998, h; 166)

4) Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1 – 2 jam. Pada kala

IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan,

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan adala sebagai berikut :

1) Tingkat kesadaran pasien

2) Pemeriksaan tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

pernafasan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3) Kontraksi uterus

Terjadi perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila

jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc ( Ari Sulistyawati,

2010, h; 9)

Tabel 2.1 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida

Kala persalinan Primigravida Multigravida

I 10-12 jam 6-8 jam

II 1-1,5 jam 0,5-1 jam

III 10 menit 10 menit

IV 2 jam 2 jam

Sumber: Manuaba, 2010

j Komplikasi pada dalam Masa Persalinan

Menurut Marmi, dkk tahun 2011 terdapat bebrapa komplikasi,

kelainan atau penyakii dalam persalinan yang meliputi :

1) Pada kala I dan kala II

a) Kelainan pesentasi dan posisi

(1). Presentassi pucak kepala

Dalam keadaan tertentu fleksi kepala tidak terjadi,

sehingga kepala dalam keadaan defleksi, tergantung

padaaajat defleksi maka terjadi presentasi puncak kepala,

presentasi dahi atau muka.

(2). Presentasi dahi

(3). Presentasi muka

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(4). Posisi oksipitalis Posterior Persisten

Keadaan UUK tidak berputar ke depan, sehingga tetap di

belakang.

b) Distosia karena kelainan tenaga atau His

(1). His Hipotonik (inersia uteri)

(2). His Hipertonik (his terlampau kuat)

(3). His yang tidak terkoordinasi

His yang sifatnya berubah – ubah, tidak ada koordinasi

antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah. Sehingga

his tidak efisien dan mengadakan pembukaan.

c) Distosia kelainan Alat Kandungan (Traktus Genitalis)

a) Vulva

Kelaianan yang dapat menyebabkan distosia yaitu edema,

stenosisi dan tumor

b) Vagina

Terjadinya septum dan tumor

c) Uterus/ serviks

(1). Kondisi serviks abnormal karena kelainan kongenital,

jaringan parut, stenosis atau serviks tidak berkembang

(2). Dalam uterus terdapat mioma uteri yang menghalangi

jalan lahir, mioma uteri dapat menyebabkan inersia

uteri

d) Distosia karena kelainan letak

a) Bayi besar

b) Hydrocephalus

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c) Anencephalus

d) Kembar siam

e) Distosia kelainan jalan lahir

2) Pada kala III dan kala IV

a) Atonia uteri

Uterus tidak berkontraksi dengan baik setelah persalinan

b) Retensio plasenta

Plasenta dan bagiannya tetepa berapa di dalam uterus setelah

bayi lahir

c) Emboli air ketuban

Karena his terlalu kuat sehingga air ketuban dengan mekonium,

rambut lanugo, dan vernik caseosa masuk dalam sinus – sinus

dinding uterus dan dibawa ke paru – paru.

d) Robekan jalan lahir

e) Inversio uteri

Bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri

sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri

k Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada fase aktif

dalam persalinan yang berupa cairan grafik kemajuan persalinan

untuk memantau keadaan ibu dan janin. Partograf dapat dianggap

sebagai sistem peringatan awal yang membantu pengambilan

keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk. Partograf telah

terbukti efektif dalam pencegahan persalinan lama, menurunkan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

tindakan bedah kebidanan yang pada gilirannya meningkatkan

kesejahteraan janin secara efektif. (Asri Hidayat. 2010. h;51)

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ubu,

kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan

medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang

diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status

atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir. (JNPK-KR.

2008.h;54)

3. Bayi Bari Lahir

a Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan

2500 – 4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Ai Yeyeh

Rukiyah,dkk. 2012. h;2)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Bayi baru lahir normal adalah bayi pada usia kehamilan 37 – 42

minggu dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram. (Jenny J.S,

2013, h; 150)

b Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir harus dapat beradaptasi dari keadaan yang sangat

tergantung menjadi mandiri. Periode ini berlangsung 1 bulan atau

lebih setelah bayi kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. (Ai Yeyeh R

dkk, 2012; h.38)

1) Perubahan sistem pernapasan

Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan

jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

2) Perubahan sistem peredaran darah

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2

dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang

baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2

perubahan besar, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium

jantung dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru

dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan

tekanan pada seluruh sistem pembuluh tubuh. Oksigen

menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan

cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga

mengubah aliran darah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3) Sistem pengaturan tubuh.

a) Pengaturan suhu

Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama

seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali

panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk

produksi panas.

b) Mekanisme kahilangan panas

c) Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir:

(Prawirohardjo, 2010; h. 367)

(1). Konduksi, kehilangan panas melalui benda-benda padat

yang berkontak dengan kulit bayi.

(2). Konveksi, kehilangan panas dengan pendinginan melalui

aliran udara disekitar bayi.

(3). Evaporasi, kehilangan panas melalui penguapan air

ketuban pada kulit bayi yang basah.

(4). Radiasi, kehilangan panas melalui benda padat dekat bayi

yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi.

d) Metabolisme glukosa

Pada BBL glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2

jam). Koreksi penggunaan kadar gula darah dapat dilakukan

dengan 3 cara:

(1). Melalui penggunaan ASI

(2). Melalui penggunaan cadangan glikogen

(3). Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama

lemak

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

e) Perubahan sistem gastrointestional

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk

pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai

menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan

mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.

Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc.

f) Perubahan sistem kekebalan tubuh

sistem imunitas pada BBL belum matang sehingga rentan

terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi

diantaranya:

(1). Perlindungan oleh kulit membran mukosa.

(2). Fungsi jaringan saluran pernapasan.

(3). Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

(4). Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

(5). Kekebalan alami yang di sediakan pada tingkat sel oleh sel

darah merah yang membantu membunuh organisme

asing.

c Kriteria Bayi baru lahir normal

1) Berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram

2) Panjang badan bayi 48 – 50 cm

3) Lingkar dada bayi 32 – 34 cm

4) Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian

turun sampai 140 – 120 kali/menit pada saat bayi berumur 30

menit

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

6) Pernafasan cepat pada menit – menit pertama kira – kira 80

kali/menit disertai penafasan cuping hidung, retraksi suprasternal

dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit.

7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik

9) Kuku telah agak panjang dan lemas

10) Genetalia :testis sudah turun (pada bayi laki – laki) dan labia

mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)

11) Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk

12) Eliminasi, urun, dan mekonium normalnya keluar 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

4) Tanda Bayi Baru Lahir Tidak Normal

Setiap bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda kegawatan/kelainan

yang menunjukkan suatu penyakit. winknjosastro, 2002; h. 139

1) Sesak napas

2) Frekuensi pernapasan 60 kali/menit

3) Gerakan retraksi dada

4) Malas minum

5) Panas atau suhu badan bayi rendah

6) Kurang efektif

7) Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

5) Jadwal kunjungan BBL

Tabel 2.2 jadwal kunjungan bayi baru lahir

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah persalinan

1. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil dilakukan.

2. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi bru lahir.

3. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, harus tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir minimal 2 jam pertama sesudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil.

2 6 hari setelah persalinan

1. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.

2. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi untuk menjaga kebersihan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3 2 minggu setelah persalinan

1. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi untuk menjaga kebersihan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

Sumber : Winkjosastro. 2009. h;123

6) Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

Hal ini ditujukan untuk merawat bayi baru lahir pada menit-menit

pertama kehidupan. (Varney, 2001; h. 274)

1) Pertahankan kebersihan jalan napas

2) Jaga bayi tetap hangat

Suhu tubuh bayi baru lahir menurun 1,50C segera setelah lahir,

karena hilangnya panas secara sepat dari kulit yang basah, tetapi

kembali normal dalam beberapa jam. (Derek, 2001; h.195)

3) Perlihatkan bayi pada orang tua dan yang lain, tempatkan pada

perut ibu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

4) Klem dan potong tali pusat

Penanganan tali pusat di kamar bersalin harus dilakukan secara

asepsis untuk mencegah infeksi tali pusat dan tetanus

neonatorum. (Prawirohardjo, 2010; h. 370)

5) Catat nilai APGAR pada 1 dan 5 menit pertama

Tabel 2.3 Cara menentukan nilai APGAR

Tanda 0 1 2

Frekuensi jantung

Tidak ada <100 ≥100

Usaha bernapas

Tidak ada Lambat-tidak teratur Menangis dengan baik

Tonus otot Lumpuh Beberapa ekstremitas fleksi

Gerakan aktif

Refleks mudah terjadi

Tidak ada Gerakan sedikit Reaksi melawan

Warna biru pucat Tubuh kemerahan, ekstremitas biru

Seluruh tubuh merah muda

Sumber : Varney.2008. h;891

7) Masalah Bayi Baru Lahir

a. Asfiksia

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai untuk memulai dan

melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur pada saat

bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir. Bayi mungkin

lahir dalam kondisi asfiksia (asfiksia primer) atau mungkin dapat

bernafas tetapi kemudian mengalami asfiksia beberapa saat

setelah lahir (asfiksia sekunder).(Sudarti, dkk. 2013. H;64)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

b. Gangguan Pernafasan

Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh

berbagai sebab. Apabila gangguan pernafasan tersebut disertai

dengan tanda-tanda hipoksia (kekurangan O2), maka

prognosisnya buruk merupakan penyebab kematian bayi baru

lahir; atau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko

tinggi terjadinya kelainan neurologis di kemudian hari. Banyak

gangguan pernafasan pada bayi baru lahir yang ditandai dengan

distres pernafasan.

Penyebab gangguan pernafasan pada bayi baru lahir antara

lain sebagai berikut,

1) Obstruksi jalan nafas, misalnya atresia khoana, makroglosia,

higroma kolo kistik, trakeomalasia.

2) Penyakit parenkhim paru-paru, misalnya penyakit membran

hialin, MAS, atelektasis, transient tachypneu of the newborn

(TTN), BPD, pneumonia.

3) Kelainan perkembangan organ, misalnya agenesis paru-paru,

hernia diafragmatika, kista intratoraks, TOF, pendarahan paru-

paru.

4) Di luar paru-paru (non pulmonary), misalnya payah jantung,

kelainan Susunan Saraf Pusat, asidosis metabolik, dan

asfiksia.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c. Hipotermia dan Hipertermia

Mengeringkan bayi baru lahir segera setelah lahir.

Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara

melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya

penguapan dan bati lebih cepat kehilangan panas tubuh.

Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang

merupakan gajala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak

memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya

belum sempurna. Hal ini menyebabkan gelaja awal hipotermia

seringkali tidak terdeteksi oleh ibu/keluarga bayi atau penolong

persalinan. Gejala hipotermia terjadi bila suhu tubuh (aksila) bayi

turun dibawah 36o C. Nilai normal 36,5oC sampai 37,5o.

d. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat

lahir rendah dibedakan dalam:

1) Bayi berat lahir rendah ( BBLR ), berat lahir 1500-2500 gram.

2) Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ), berat lahir <1500

gram.

3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir kurang

dari 1000 gram.

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin

juga cukup bulan (dismatur).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:

1) Sindrom gangguan yang pernafasan idiopatik (penyakit

membram hialin).

2) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum

sempurna.

3) Pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat

anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan).

4) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.

5) Hipotermia.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:

1) Sindrom aspirasi mekoneum.

2) Hipoglikemia.

3) Hiperbilirubinemia.

4) Hipotermia.

Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai risiko kematian

tinggi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mungkin prematur (kurang

bulan), mungkin juga cukup bulan. BBLR sangat rentan terhadap

hipotermia dan infeksi.

e. Dehidrasi

Gejala/tanda-tanda dehidrasi pada bayi antara lain meliputi: bayi

mengantuk, tampak kehausan, kulit, bibir dan lidah kering, saliva

menjadi kental, mata dan ubun-ubun cekung, warna kulit pucat

atau sianosis, turgor kulit berkurang, ekstremitas dingin,

banyaknya air kemih berkurang, apatik, gelisah, kadang-kadang

kejang kemudian syok, asidosis dan pernafasan Kusmaull.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Klasifikasi :

1) Dehidrasi ringan apabila kekurangan cairan berkisar 5% berat

badan.

2) Dehidrasi sedang apabila kehilangan cairan antara 5-10%

berat badan.

3) Dehidrasi berat apabila kehilangan cairan lebih 10% berat

badan.

f. Ikterus

Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala

fisiologis atau dapat merupakan hal yang patologis.

Ikterus fisiologis ialah:

1) Ikterus yang timbul pada hari kedua atau ketiga

2) Tidak mempunyai dasar patologis

3) Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan

4) Tidak mempunyai potensi menjadi kern – ikterus

5) Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi

Ikerus patologi ialah :

1) Ikterus yang mempunyai dasar patologi

2) Kadar billirubinnya mencapai nilai hiperbilirubin

Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis sesudah pengamatan

dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukkan dasar

patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang menjadi

kern-ikterus. Kern –ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat

perlengketan bilirubin indirek pada otak.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

g. Infeksi/sepsis

Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering ditemukan pada

BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di

Rumah Sakit. Bayi baru lahir mendapat kekebalan (imunitas)

transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya.

Sesudah lahir, bayi terpapar dengan kuman yang juga berasal

dari orang lain dan terhadap kuman dari orang lain, dalam hal

ini bayi tidak mempunyai imunitas.

Bayi baru lahir beresiko tinggi terinfeksi apabila ditemukan:

Riwayat kehamilan

1) Infeksi pada ibu selama kehamilan antara lain TORCH

2) Ibu menderita eklamsia

3) Ibu dengan diabetes militus

4) Ibu mempunyai penyakit bawaan

Riwayat kelahiran

1) Persalinan lama

2) Persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, seksio

sesarea)

3) Ketuban pecah dini

4) Air ketuban hijau dan kental

Riwayat bayi baru lahir

1) Trauma lahir

2) Lahir kurang bulan

3) Bayi kurang mendapat cairan dan kalori

4) Hipotermia pada bayi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

h. Tetanus Neonatorum

Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yag terjadi

pada neonatus (bayi berusia kurang dari 1 bulan) yang

disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang

mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang syaraf pusat.

Faktor resiko untuk terjadinya tetanus neonatorum :

1) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil tidak

dilakukan, atau tidak lengkap, atau tidak sesuai dengan

ketentuan program

2) Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat

3) Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

i. Kejang

Kejang pada bayi baru lahir sering tidak dikenali karena bentuknya

berbeda dengan kejang pada anak atau orang dewasa. Hal ini

disebabkan karena ketidakmatangan organisasi korteks pada bayi

baru lahir.

j. Gangguan saluran cerna/perut buncit

Bayi baru lahir dengan perut buncit disertai atau tanpa gejala

tambahan seperti muntah – muntah atau diare cukup sering

ditemukan. Kondisi demikian menunjukkan adanya gangguan

saluran cerna. Jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak

dehidrasi, syok hingga kematian.

k. Cedera lahir

Cedera lahir merupakan kelainan pda bayi baru lahir yang terjadi

karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 68: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologik

persalinan.

4. Nifas

a Definisi

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat

– alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira – kira 6 minggu. (Juraida Roito, 2013, h;1).

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai

setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6

minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera

setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada

waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang

normal. (Marmi, 2011, h;11)

b Tahapan Masa Nifas

Beberapa tahapan masa nifas sebagai berikut.

a. Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan,

serta menjalankan aktifitasnya layaknya wanita normal lainnya.

b. Puerperium intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya sekitar 6-8 minggu.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 69: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c. Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

(Bahiyatun. 2009.h; 4)

c Perubahan yang terjadi pada masa nifas

Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan pada organ yang

kembali seperti sebelum hamil. (Bobak, 2004; h. 493)

1) Sistem Reproduksi

a) Involusi Rahim

Uterus berangsung-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

b) Involusi tempat plasenta

Pada permulaan masa nifas bekas plasenta mengandung

banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.

Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut.

c) Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut

lokia, mula-mula berwarna merah kemudian berubah menjadi

merah tua atau merah coklat. Rabas ini dapat mengandung

bekuan darah kecil. Selama 2 jam pertama setelah lahir,

jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari

jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Selatah itu,

aliran darah yang keluar harus semakin berkurang. (Bopak,

2004; h. 494)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 70: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(1). Lokia rubra, mengandung darah dan debris desidua serta

debris trofoblastik.

(2). Lokia serosa, terdiri dari darah lama (old blood), serum,

leukosit, dan debris jaringan. Biasanya terjadi pada harike

3 sampai 4 dan darah berwarna merah muda atau coklat.

(3). Lokia alba, mengandung leukosit, desidua, sel epitel,

mukus, serum, dan bakteri. Warna cairan kuning sampai

putih. Keluar pada hari ke 10 dan bisa bertahan selama 2

sampai 6 minggu setelah bayi lahir.

d) Serviks

Servik menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam

pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi

lebih padat dan kembali ke bentuk semula.. muara serviks

yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara

bertahap.

e) Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam

penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang

sebelumnya teregang akan kembali secara bertahap ke

ukuran sebelum hamil, enam sampai delapan minggu setelah

bayi lahir.

f) Topangan otot panggul

Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera

sewaktu melahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul.

Relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 71: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

melemahnya topangan permukaan struktur panggul. Struktur

ini terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas, uretra,

kandung kemih dan rektum.

2) Sistem endokrin

a) Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon-

hormon yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan

hormon human placental lactogen (hPL), estrogen dan

kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek

diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun

secara bermakna pada masa puerperium.

Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok

setelah plasenta keluar, kadar terendahnya mencapai satu

minggu pascapartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan

dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan

ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.

Pada wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai

meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih

tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum hari

ke 17.

b) Hormon hipofisis dan fungsi ovarium

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita

menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum

yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam

menekan ovulasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 72: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa

hamil. Pada wanita hamil kadar prolaktin meningkat sampai

minggu keenam setelah melahirkan.

3) Abdomen

Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen akan

rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen

kembali semula. Pengembalian tonus otot bergantung pada

kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yag tepat dan jumlah

jaringan lemak. Akibat dari penegangan otot-otot dinding abdomen

yang memisah yang dinamakan diastasis rekti abdominalis.

4) Sistem urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi)

turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan

penurunan kadar steroid setelah melahirkan sebagian

menjelaskan penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum.

Dibutuhkan 2 sampai 8 minggu supaya hipotonia dan dilatasi

ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.

5) Sistem cerna

a) Nafsu makan

Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan dan

setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anastesia dan

keletihan.

b) Motilitas

Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap

selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 73: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian

tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c) Defekasi

Buang air besar secara spontan dapat tertunda selama dua

sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini

disebabkan karena tonus otot usus menurun selama

persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang nafsu makan,

atau dehidrasi.

6) Payudara

Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara

selama hamil (estrogen, progesteron, human chorionic

gonadotropin, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun dengan

cepat setelah bayi lahir.

7) Sistem kardiovaskuler

8) Sistem neurologi

Perubahan neurologi saat puerpurium merupakan kebalikan

adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan

karena trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.

9) Sistem musculoskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal mencakup hal-hal yang

membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan

pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 74: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

10) Sistem integument

Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang

saat kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi areola dan linea nigra

tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.

11) Sistem kekebalan

Kebutuhan ibu untuk mendapatkan imunisasi rubella atau untuk

mencegah Rh ditetapkan.

d Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas dilakukan minimal 4 kali untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang terjadi. (Yetti Anggraeni, 2010; h. 4)

Tabel 2.4 Kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah persalinan

4. Mencegah perdarahan masa nifas. 5. Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan, rujuk bila perdarahan lanjut. 6. Memberikan konseling pada ibu dan

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas.

7. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil dilakukan.

8. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi bru lahir.

9. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, harus tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir minimal 2 jam pertama sesudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil.

2 6 hari setelah persalinan

3. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

4. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam atau perdarahan abnormal.

5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 75: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

pada bagian payudara ibu. 6. Memberikan konseling pada ibu mengenai

asuhan pada bayi untuk menjaga kebersihan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3 2 minggu setelah persalinan

2. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

3. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam atau perdarahan abnormal.

4. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.

6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi untuk menjaga kebersihan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4 6 minggu setelah persalinan

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.

2. Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.

Sumber: Yetti Anggraeni, 2010

e Komplikasi Masa Nifas

Asuhan masa nifas harus dilakukan sesuai dengan kebijakan program

pemerintah untuk mencegah adanya komplikasi masa nifas dengan

mendetaksi tanda bahaya masa nifas. (Yetti Anggraeni, 2010; h. 89)

1) Perdarahan pasca perslinan

Perdarahan biasanya terjadi segera setelah ibu melahirkan atau

kejadian yang paling sering yaitu perdarahan pada 2 jam pertama

setelah bersalin.

Perdarahn postpartum merupakan perdarahan yang melebihi 500

ml setelah bayi lahir. Perdarahan pospartum yaitu perdarahan

berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir

dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 76: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

kematian ibu disamping perdarahan karena kehamilan ektopik dan

abortus. (Prawirohardjo, 2009; h. 523)

Perdarahan postpartum yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24

jam setelah persalinan berlangsung. (Manuaba, 2010; h. 395)

1) Klasifikasi perdarahan postpartum

Perdarahan postpartum dibagi menjadi 2 macam yaitu perdarahan

postpartum primer dan sekunder. (Manuaba, 2010; h. 395)

a) Perdarahan postpartum primer terjadi pada 24 jam pertama.

Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia

uteri, retensio plasenta, retesio sisa plasenta, dan robekan

jalan lahir.

b) Perdarahan postpartum sekunder terjadi setelah 24 jam

pertama.

penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah

robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.

2) Penyebab perdarahan postpatum

a) Atonia Uteri

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim

yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan

terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan

plasenta lahir. (Prawirohardjo, 2009; h. 525)

Perdarahan atonia uteri disebabkan karena kegagalan

kontraksi otot rahim yang menyebabkan pembuluh darah pada

bekas implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan

perdarahan. (Manuaba, 2010; h. 395)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 77: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Faktor predisposisi atonia uteri, antara lain: (Prawirohardjo,

2009; h. 524)

(1) Regangan rahim yang berlebihan karena kehamilan

gemeli, polihidramnion, atau anak terlalu besar.

(2) Kelelahan karena persalinan lama.

(3) Kehamilan grandemultipara.

(4) Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis atau

menderita penyakit menahun.

(5) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim.

(6) Infeksi intrauterin (korioamnionitis).

(7) Riwayat atonia uteri sebelumnya.

Apabila setelah bayi dan plasenta lahir terjadi perdarahan

yang masih aktif dan perdarahan lebih dari 500 ml serta pada

palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih

dengan kontraksi yang lembek. Langkah-langkah yang

dilakukan untuk menangani perdarahan atonia uteri, yaitu:

(Manuaba, 2010; h. 397)

(1) Meningkatkan upaya preventif :

(a) Meningkatkan gerakan keluarga berencana sehingga

memperkecil jumlah grandemultipara dan

memperpanjang jarak hamil.

(b) Melakukan konsultasi atau merujuk kehamilan dengan

overdistensi uterus hidramnion dan kehamilan kembar.

(c) Mengurangi peranan pertolongan oleh bidan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 78: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(2) Segera melakuka rujukan dengan didahului tindakan

ringan :

(a) Memasang infus untuk memberikan cairan pengganti.

(b) Memberikan uterotonika intramuskular, intravena atau

dengan drip.

(c) Melakukan massase fundus uteri sehingga kontraksi

otot rahim makin cepat dan kuat.

(d) Melakukan rujukan.

b) Robekan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir dapat terjadi pada persalinan dengan

trauma. Robekan jalan lahir yang terjadi bisa ringan (lecet,

laserasi), luka episiotomi, robekan perineum spontan derajat

ringan sampai ruptur perinei totalis (sfingter ani terputus),

robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah

sekitar klitoris dan uretra serta yang terberat yaitu ruptur uteri.

(Prawirohardjo, 2009; h. 526)

c) Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah belum lahirnya plasenta setengah

jam setelah bayi lahir. (Yetti Anggraeni, 2010; h. 93)

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta

selama setengah jam setelah persalinan bayi. Kejadian

retensio plasenta dapat berulang pada persalinan berikutnya.

Macam-macam retensio plasenta : (Manuaba, 2010; h. 399)

(1) Plasenta akreta, bila implantasi plasenta menembus

desidua basalis dan Nitabuch layer.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 79: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(2) Palsenta inkreta, bila plasenta sampai menembus

miometrium.

(3) Plasenta perkretas, bila vili korialis sampai menembus

perimetrium.

d) Inversio Uterus

Inversio uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus

(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum

yang dapat bersifat inkomplit sampai sampai komplit. Tanda-

tanda terjadinya inversio uteri: (Prawirohardjo, 2010; h.

527)

(1) Syok karena kesakitan

(2) Perdarahan banyak bergumpal

(3) Divulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa

plasenta yang masih melekat.

(4) Bila beru terjadi maka prognosis cukup baik akan tetapi

bila kejadiannya cukup lama, maka jepitan serviks yang

mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia,

nekrosis dan infeksi.

2) Infeksi masa nifas

Infeksi pada masa nifas yaitu infeksi peradangan pada semua alat

genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan

meningkatnya suhu badan melebihi 380C tanpa menghitung hari

pertama dan berturut-turut selama 2 hari. (Yetti Anggraeni, 2010;

h. 97)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 80: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3) Keadaan abnormal pada payudara

Penyebab abnormalitas pada masa nifas yaitu: (Manuaba, 2010;

h. 420)

a) Bendungan ASI

Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran ASI,

tidak dikosongkan seluruhnya.

b) Mastitis dan abses payudara

Mastitis merupakan kondisi terjadinya bendungan ASI yang

terinfeksi. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi payudara

yaitu stapilokokus aureus yang masuk melalui luka putting

susu. Luka mastitis dapat berkelanjutan menjadi abses

dengan ditandai kulit menjadi merah, terdapat rasa nyeri dan

pada pemeriksaan terjadi pembengkakan serta dibawah kulit

teraba cairan.

4) Demam

Demam pada masa nifas menunjukan adanya infeksi, yang

tersering infeksi kandungan dan saluran kemih. Demam pada

masa nifas juga dapat disebabkan karena ASI yang tidak keluar

terutama pada hari ke 3 sampai ke 4.

5) Eklamsi dan pre eklamsi

Gejala eklamsia dan pre eklamsia biasanya selama masa nifas

pada hari ke 1 sampai 28. Gejala pre eklamsia ditandai dengan

tekanan darah tinggi, oedema atau pembengkakan pada tungkai,

dan hasil laboratorium urinnya mengandung protein, dan tanda

dari eklamsi bila disertai kejang.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 81: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

6) Infeksi dari vagina ke Rahim

Gejala infeksi dari vagina ke rahim yaitu:

a) Keputihan

b) Keluarnya cairan seperti nanah

c) Keluarnya cairan disertai bau dan rasa nyeri

d) Ibu mengalami demam

e) Nyeri diperut

f) Tiba-tiba perdarahan menjadi banyak

5. Akseptor KB

a Definisi

Keluarga berencana merupakan keputusan sebuah keluarga

untuk menetapkan ukuran keluarga, jarak antar anak dan pemilihan

serta penggunaan metode pengendalian kehamilan. (Varney. 20007.

h;414)

Keluarga brencana menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan kelurga sejahtera

adalah upaya peningkatan kepedulian dan persan serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera.

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra”, artinya melawan dan

“konsepsi”, artinya pembuahan. Jadi kontrasepsi berarti “mencegah

bertemunya sperma dan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan

yang mengakibatkan kehamilan” (Koes Irianto, 2012; h.15). Dalam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 82: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

memilih metode kontrasepsi jika makin rendah pendidikan

masyarakat, metode KB yang efektif yaitu kontap, suntikan KB, susuk

KB atau AKBK, dan IUD/AkDR (Manuaba, 2012).

b Konsep Keluarga Berencana

Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan sosial perlu diperhatikan

dalam pemilihan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien supaya

program Keluarga Berencana dapat memberikan manfaat pada setiap

keluarga. Proses kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya

meminimalkan risiko yang terjadi pada ibu dan anak antara usia 20

sampai 35 tahun, sedangkan persalinan pertama dan kedua paling

rendah risikonya bila jarak antara dua kelahiran adalah 2 sampai 4

tahun. (Prawirohardjo, 2011)

a Fase menunda/mencegah kehamilan

Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari

20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

Alasan menunda/mencegah kehamilan:

1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak

memunyai anak terlebih dahulu karena berbagai alasan.

2) Prioritas pengguna kontrasepsi Pil oral karena peserta masih

muda.

3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena

pasangan muda masih tinggi frekuensi senggamanya

sehingga mempunyai kegagalan tinggi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 83: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

4) Penggunaan IUD-Mini bagi yang belum yang belum

mempunyai anak pada masa in dpat dianjurkan, terlebih bagi

calon peserta yang kontraindikasi dengan Pil oral.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

1) Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat

terjamin hampir 100%, karena pada masa ini peserta belum

mempunyai anak.

2) Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan

terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi dan kegagalan ini

merupakan kegagalan program.

b Fase menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20-30 atau 35 tahun merupakan

periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2

orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.

Alasan menjarangkan kehamilan :

1) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk

mengandung dan melahirkan.

2) Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk

memakai IUD sebagai pilihan utama.

3) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun

disini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan

berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 84: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

1) Efektivitas cukup tinggi.

2) Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih

mengharapkan punya anak lagi.

3) Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun sesuai dengan jarak

kehamilan anak yang direncanakan.

4) Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah

makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan

mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.

c Fase mengehentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

Periode umur istri di atas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun,

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang

anak. Alasan mengakhiri kesuburan :

1) Ibu-ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak

hamil/tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan alasan

lainnya.

2) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan

mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan

komplikasi.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

1) Efektivitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadinya

kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 85: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

itu akseptor tersebut memang tidak mengharapkan punya

anak lagi.

2) Dapat dipakai untuk jangka panjang.

3) Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia

tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan

dan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya

tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan

tersebut. (Hartanto, 2004)

c Sasaran program KB

1) Menururunnya rata – rata laju pertumbuhan penduduk (LPP)

secara nassional menjadi satu, 14% per tahun

2) Menurunkan angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR) menjadi

2,2 per perempuan

3) Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5%

4) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan

efisien

5) Meningkatnya patisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh

kembang anak.

6) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga

sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

7) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 86: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

d Macam metode kontrasepsi

a. Metode sederhana

1) Tanpa alat

a) KB alamiah

(1). Ibu harus tahu masa suburnya berlangsung

(2). Efektif bila dipakai dengan tertib

(3). Tidak ada efek samping

(4). Pasangan secara sukarela menghindari senggama

pada masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapat

menjadi hamil). Atau senggama pada masa subur

untuk mencapai kehamilan

b) Macam KB alamiah

(1). Teknik pantang berkala

Senggama dihindari pada masa subur, yaitu dekat

peretengahan siklus haid atau terdapat tanda – tanda

kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang

vagina.

(2). Metode kalender

Metode kalender atau dikenal sebagai metode Knaus –

ogino bergantung pada perhitungan hari untuk

mengkira – kira kapan jauhnya fase subur.

(3). Metode suhu basal

Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah

ovulasi sampai sehari setelah sebelum menstruasi

sebelumnya.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 87: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(4). Metode lendir serviks

Pengamatan dilakukan pada lendir yang melindungi

serviks (mulut rahim) dari bakteri penyebab penyakit

dan dari sperma sebelum masa subur. Pada saat

menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung lebih

banyak air (menjadi encer) sehingga mudah dilalui

sperma. Setelah ovulasi lendir akan kembali menjadi

lebih padat. Perubahan bentuk lendir ini bervariasi bagi

setiap wanita dan pada setiap siklus.

(5). Metode simtomtermal

Ibu harus mendapat instruksi untuk metode lendir

serviks dan suhu basal. Ibu dapat menentukan masa

subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir

serviks. (Dyah Noviawati,dkk. 2011. h;51-75)

(6). Metode amenore laktasi (MAL)

Metode ini merupakan alat kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). Metode

MAL dapat dijadikan sebagai alat kontrasepsi bila

memenuhi syarat, yaitu menysui secara penuh, belum

menstruasi, usia bayi kurang dari 6 bulan. Metode ini

efektif sampai 6 bulan, dan harus dilanjutkan metode

kontrasepsi yang lainnya. ( Ratna Hidayati. 2009. h;2

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 88: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Dengan alat

a) Kondom

Kondom adalah suatu selubung atau karet yang terbuat

dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plasttik

(vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang

pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita)

pada saat hubungan seksual.Kondom cukup efektif bila

dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan

seksual. Angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan

per 100 perempuan per tahun.

b) Spermiside

Spermiside yaitu zat kimia yang bekerja melumpuhkan

sperma didalam vagina wanita sebelum spermtozoa

bergerak kedalam traktus genetalia interna.

Spermisida menyebabkan selaput sel sperma pecah, yang

akan mengurangi gerak sperma (keaktifan dan mobilitas)

serta kemampuannya untuk membuahi sel telur.

Keberhasilan penggunaan spermiside sedang yaitu 6-26

kehamilan per 100 wanita per tahun.

c) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat

dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina

sebelum melakukan hubungan seksual dan menutupi

serviks.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 89: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Diafragma digunakan untuk menahan sperma agar tidak

mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi

bagian atas (uterus dan tuba fallopi) dan sebagai alat

tempat spermisida.

d) Kap Serviks

Kap serviks yaitu alat kontrasepsi yang hanya menutupi

serviks saja.Dalam penggunaan Kap servik harus

menguasai prosedur yang benar dalam pemasangan dan

pelepasan alat. Supaya mendapatkan efektifitas yang

tinggi dan mencengah kehamilan perlu menggunakan

spermisida. (Varney, 2010; h. 152)

b. Metode modern

1) Kontrasepsi hormonal

a) Oral kontrasepsi

(1). Pil kombinasi

(a). Efektif dan refersibel

(b). Harus diminum stiap hari

(c). Pada bulan – bulan pertama efek samping berupa

mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya

dan segera akan hilang

(d). Efek samping serius jarang terjadi

(e). Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduktif, baik

yang sudah mempunyai anak maupun belum.

(f). Dapat mulai minum setiap saat bila yang sedang

tidak hamil

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 90: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(g). Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui

(h). Dapat dipakai untuk kontrasepsi darurat.

(2). Pil progestin

(a). Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin

memakai KB

(b). Sangan efektif pada masa laktasi

(c). Dosisi rendah

(d). Tidak menurunkan produksi ASI

(e). Tidak memberikan efek samping estrogen

(f). Efek samping utama adalah gangguan perdarahan

bercak atau perdarahan tidak teratur

(g). Dapat dipakai kontrasepsi darurat

b) Suntikan

(1). Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik

yang berisi hormon estrogen dan progesterin. (Sri

Handayani, 2010; h. 106)

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

Medroksiprogestreron asetat dan 5 mg estrogen

sipionat yang dibeikan injeksi IM, sebulan sekali

(Cyloferm dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg

estrodiol valerat yang diberikan injeksi IM, sebulan

sekali

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 91: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(2). Kontrasepsi suntikan progestin

Merupakan kontrasepsi suntik yang mengandung

hormon progesteron.

Tersedia 2 jenis suntikan progestin

(a). Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo provera),

mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap

3 bulan dengan disuntikan IM (daerah bbokong)

(b). Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). Yang

mengandung 200 mg Neretdron Enantat, diberikan

setiap 2 bulan denagn disuntikan IM.

Suntikan progestin Sangat efektif, aman, dapat

dipakai oleh semua perempuan dalam usia

reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat rata

– rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena

tidak menekan produksi asi. (Dyah Noviawati,dkk.

2011. h;123)

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik :

(a). Menekan ovulasi

(b). Menghambat transportasi gamet oleh tuba

(c). Mempertebal lendir mukus serviks

(d). Mengganggu pertumbuhan endometrium,

sehingga menyulitkan proses implantasi. (Sri

Handayani, 2010; h. 106)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 92: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c) Implan

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang

terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,

dipasang pada lengan atas. (Sri Handayani, 2010; h. 116)

Keuntungan penggunaan KB susuk atau implan :

(Manuaba, 2010; h. 603)

(1). Dipasang selama 5 tahun.

(2). Kotrol medis singkat.

(3). Dapat dilayani didaerah pedesaan.

(4). Penyulit medis tidak terlalu tinggi.

(5). Biaya murah.

Kerugian penggunaan metode KB susuk atau implan :

(Manuaba, 2010; h. 603)

(1). Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak

mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang

tidak teratur

(2). Berat badan bertambah.

(3). Menimbulkan akne, ketegangan payudara.

(4). Liang senggama terasa kering.

Yang boleh menggunakan Implan

(1). Usia reproduksi

(2). Telah memiliki anak ataupun yang belum

(3). Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas

tinggi, dan mencegah kehamilan jangka panjang

(4). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 93: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(5). Pascapersalinan dan tidak menyusui

(6). Pasca keguguran

(7). Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak steril

(8). Riwayat kehamilan ektopik

(9). Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah

pembekuan darah, atau anemia bulan sabit.

Tidak boleh menggunakan kontrasepi hormonal yang

mengandung estrogen

Sering lupa minum pil (Saifudin. 2006. h; MK-55)

Yang tidak boleh menggunakan Implan

(a). Hamil atau diduga hamil

(b). Perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya

(c). Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker

payudara

(d). Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang

terjadi

(e). Miom uterus dan kanker payudara

(f). Gangguan toleransi glukosa (Saifudin. 2006. h; MK-55)

Efek samping implan

(a). Amenore atau tidak haid

(b). Perdarahan bercak

(c). Ekspulsi

(d). Infeksi pada daerah insersi

(e). Berat badan naik/turun. (Saifudin. 2006. h; MK-58-59)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 94: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Intra uterin Devices

Alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian

rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi

kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha

kontrasepsi, menghalangi fertilitas, dan menyulitkan telur

berimplantasi dalam uterus

Jenis-jenis IUD :

a) IUD non-hormonal

Menurut bentuknya IUD dibedakan menjadi 2 :

(1) Bentuk terbuka

Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7.Marguiles, Spring

Coil, Multiload, Nova-T

(2) Bentuk tertutup

Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring

Menurut tambahan atau metal

(1) Medicated IUD

Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220

(daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu

T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja

5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun)

(2) Un Medicated IUD

Misalnya : LippesLoop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.

b) IUD yang mengandung hormonal

(1) Progertasert-T = Alza T

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 95: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

(a) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan lebar 2

lembar benang ekor warna hitam.

(b) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat,

melepaskan 65 mcg progesteron per hari.

(c) Tabung insersinya berbentuk lengkung.

(d) Daya kerja : 18 bulan.

(e) Teknik insersi:plunging (modified withdrawal)

(2) LNG-20

(a) Mengandung 46-60 mg Levonogastrel dengan

pelepasan 20 mcg perhari.

(b) Angka kegagalan/ kehamilan terendah yaitu 0,5 per

100 wanita per tahun.

(c) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-

persoalan perdarahan lebih tinggi dibandingkan

dengan IUD lainnya, karena 25% mengalami

amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.

e Waktu yang Tepat Memakai KB (manuaba, 2010; h. 592)

Postpartum KB suntik Norplant (KB susuk)/implanon AKDR Kontap Metode sederhana

Postmentrual regulation KB suntik Pasca-abortus KB susuk/implan Saat menstruasi AKDR

Kontap Metode sederhana

Masa interval KB suntik KB susuk/ implan AKDR

Post-koitus Metode sederhana KB darurat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 96: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

B. Aspek Hukum

1. Standar Kompetensi Bidan

a. Area kompetensi 1 : Etik Legal dan Keselamatan Pasien

Kompetensi Inti :

Berperilaku profesional, memiliki etika dan bermoral terhadap

issue etik maupun aspek legal dalam praktik kebidanan yang

berorientasi pada keselamatan ibu, bayi & anak termasuk perempuan

dalam konteks keluarga dan masyarakat.

b. Area kompetensi 2 : Komunikasi efektif

Kompetensi inti :

Mampu berkomunikasi efektif secara verbal dan non verbal dengan

pasien/ perempuan, keluarganya, masyarakat, sesama profesi,

antar profesi kesehatan, dan stakeholder.

c. Area kompetensi 3 : Pengembangan diri dan profesionalisme

Kompetensi inti :

Mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan

ilmu dan teknologi terkini, menyadari keterbatasan diri berkaitan

dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi komitmen

terhadap profesi bidan.

d. Kompetensi 4: Landasan ilmiah praktek kebidanan

Kompetensi Inti :

Bidan memiliki pengetahuan tentang ilmu kebidanan, neonatologi,

ilmu-ilmu sosial, ilmu kesehatan masyarakat, etika, budaya, dan

asuhan yang tepat untuk ibu, bayi & anak termasuk perempuan,

dalam konteks keluarga dan masyarakat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 97: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

e. Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan

Kompetensi Inti :

Bidan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu

kebidanan/midwifery dan ilmu lain yang menunjang dalam

memberikan asuhan kebidanan yang tepat kepada perempuan

sepanjang siklus reproduksinya, bayi, balita, anak usia prasekolah

dengan melibatkan keluarga dan masyarakat

f. Area kompetensi 6: Promosi kesehatan dan konseling

Kompetensi Inti :

Mampu melakukan promosi kesehatan dan konseling mengenai

kesehatan masyarakat pada umumnya, dan kesehatan perempuan

sesuai dengan tahap perkembangan siklus reproduksinya

g. Area kompetensi 7: Manajemen, kepemimpinan dan kewirausahaan

Kompetensi Inti:

Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya dibawah

tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif

sumber daya di wilayah kerjanya dengan memanfaatkan IPTEK

untuk menghasilkan langkah-langkah strategis pengembangan

profesi dan organisasi.

2. Standar kompetensi Diploma III Kebidanan

a. Area Kompetensi 1: Etik legal dan keselamatan pasien

Kompetensi Inti:

Berperilaku profesional, memiliki etika dan bermoral dalam

melaksanakan praktik kebidanan yang berorientasi pada

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 98: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

keselamatan ibu, bayi & anak termasuk perempuan dalam

konteks keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan

aspek legal.

b. Area Kompetensi 2: Komunikasi efektif

Kompetensi Inti :

Mampu berkomunikasi efektif secara verbal dan non verbal

dengan pasien/ perempuan, keluarganya, masyarakat, sesama

profesi, antar profesi kesehatan, dan stakeholder.

c. Area Kompetensi 3: Pengembangan diri dan profesionalisme

Kompetensi inti :

Mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan

ilmu dan teknologi terkini, menyadari keterbatasan diri

berkaitan dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi

komitmen terhadap profesi bidan.

d. Area kompetensi 4 : Landasan ilmiah praktik kebidanan/

Midwifery

Kompetensi Inti :

Bidan memiliki pengetahuan tentang ilmu kebidanan/midwifery,

ilmu kesehatan anak termasuk neonatologi, ilmu-ilmu sosial,

ilmu kesehatan masyarakat, etika, budaya, dan asuhan yang

tepat kepada perempuan sepanjang siklus reproduksinya,

bayi, balita, anak usia prasekolah dengan melibatkan keluarga

dan masyarakat dalam konteks keluarga dan masyarakat.

e. Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan

Kompetensi Inti:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 99: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Bidan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu

kebidanan/midwifery dan ilmu lain yang menunjang dalam

memberikan asuhan kebidanan yang tepat kepada perempuan

sepanjang siklus reproduksinya, bayi, balita, anak usia

prasekolah dengan melibatkan keluarga dan masyarakat

f. Area kompetensi 6 : Promosi kesehatan dan konseling

Kompetensi Inti :

Mampu melakukan promosi kesehatan dan konseling mengenai

kesehatan masyarakat pada umumnya, dan kesehatan

perempuan sesuai dengan tahap perkembangan siklus

reproduksinya.

g. Area kompetensi 7 : Manajemen, kepemimpinan dan

kewirausahaan

Kompetensi inti:

Mampu mengelola dan mengevaluasi sumber daya dibawah

tanggung jawabnya secara komprehensif dalam melaksanakan

pelayanan kebidanan/midwifery

3. Praktik Bidan

Bidan dalam praktiknya memiliki batasan atau wewenang yang diatur

dalam Keputusan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

900/MENKES/SK/VII/2002 pada Bab V

BAB V

PRAKTIK BIDAN

Pasal 14

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 100: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi :

a. pelayanan kebidanan;

b. pelayanan keluarga berencana;

c. pelayanan kesehatan masyarakat.

Pasal 15

1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a

ditujukan kepada ibu dan anak.

2) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa

kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara

(periode interval).

3) Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan pada masa bayi baru

lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.

Pasal 16

1) Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :

a penyuluhan dan konseling;

b pemeriksaan fisik;

c pelayanan antenatal pada kehamilan normal;

d pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu

hamil dengan abortus iminens,hiperemesis gravidarum

tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan;

e pertolongan persalinan normal;

f pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak

sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 101: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum,

laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,

post term dan pre term;

g pelayanan ibu nifas normal;

h pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio

plasenta, renjatan dan infeksi ringan;

i pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang

meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan

penundaan haid.

2) Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :

a pemeriksaan bayi baru lahir;

b perawatan tali pusat;

c perawatan bayi;

d resusitasi pada bayi baru lahir;

e pemantauan tumbuh kembang anak;

f pemberian imunisasi;

g pemberian penyuluhan.

Pasal 17

Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada

wilayah tersebut, bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan

pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan

kemampuannya.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 102: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Pasal 18

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 berwenang untuk :

a memberikan imunisasi;

b memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan

dan nifas;

c mengeluarkan placenta secara manual;

d bimbingan senam hamil;

e pengeluaran sisa jaringan konsepsi;

f episiotomi;

g penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat

II;

h amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm;

i pemberian infus;

j pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan

sedativa;

k kompresi bimanual;

l versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan

seterusnya;

m vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul;

n pengendalian anemi;

o meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu;

p resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia;

q penanganan hipotermi;

r pemberian minum dengan sonde /pipet;

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 103: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

s pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan

obat sesuai dengan Formulir VI terlampir;

t pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.

Pasal 19

Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana

sebagaimana dimaksud dalam pasal 14

huruf b, berwenang untuk :

a memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan

alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit

dan kondom;

b memberikan penyuluhan/konseling pemakaian

kontrasepsi;

c melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim;

d melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa

penyulit;

e memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan,

keluarga berencana dan kesehatan masyarakat.

Pasal 20

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam pasal

14 huruf c, berwenang untuk :

a pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu

dan anak;

b memantau tumbuh kembang anak;

c melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 104: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

d melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan

pertama, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi

Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit

lainnya.

Pasal 21

(1). Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan

pelayanan kebidanan selain kewenangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14.

(2). Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan

untuk penyelamatan jiwa.

Pasal 22

Bidan dalam menjalankan praktik perorangan harus memenuhi

persyaratan yang meliputi tempat dan ruangan praktik, tempat

tidur, peralatan, obat-obatan dan kelengkapan administrasi.

Pasal 23

(1). Bidan dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-

kurangnya harus memiliki peralatan dan kelengkapan

administratif sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

Keputusan ini.

(2). Obat-obatan yang dapat digunakan dalam melakukan praktik

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 105: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Pasal 24

Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program

pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.

Pasal 25

(1). Bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan

kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan

pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berdasarkan

standar profesi.

(2). Di samping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bidan dalam melaksanakan praktik sesuai dengan

kewenangannya harus :

a menghormati hak pasien;

b merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;

c menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

d memberikan informasi tentang pelayanan yang akan

diberikan;

e meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;

f melakukan catatan medik (medical record) dengan baik.

Pasal 26

Petunjuk pelaksanaan praktik bidan sebagaimana tercantum

dalam Lampiran III Keputusan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 106: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

C. Tinjauan Asuhan Kebidanan

1. Teori Asuhan Kebidanan

Pengkajian

Data Subjektif

1. Biodata

a. Nama

Identitas dimulai dengan Nama pasien, yang harus lengkap: Nama

depan, Nama tengah (bila ada), Nama keluarga dan Nama

panggilan akrab. (Matondang, 2009; h.4)

b. Umur

Penting dikaji karena salah satu hal yang dapat mempengaruhi

kondisi ibu. USIA ibu kurang dari 19 tahun dan USIA ibu lebih dari

35 tahun termasuk resiko tinggi dalam kehamilan (Manuaba,

2010; h.243)

c. Pendidikan

Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pendidikan pasien dan

memudahkan dalam pemberian informasi dan pedekatan

selanjutnya yang berhubungan dengan kehamilan.

d. Pekerjaan

Perlu dikaji karena ibu yang bekerja cenderung lelah fisik atau

stress, sehingga berpotensi mengalami persalinan preterm.

(Cuningham GF, et al 2006 h.771).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 107: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

e. Suku bangsa

Perlu dikaji karena prilaku seseorang tentang kesehatan dan

penyakit sering berhubungan dengan agama dan suku

bangsa.(Matondang, 2009; h.6)

f. Agama

Kepercayaan dan tradisi dapat menghambat perilaku hidup sehat.

(Matondang, 2009; h.6)

g. Alamat

Perlu dikaji untuk mengetahui tentang keadaan dan kondisi tempat

tinggalnya. (Varney, 2006; h.11)

2. Alasan Datang

Perlu dikaji untuk mengetahui alasan datang ke petugas kesehatan,

(Davey, 2005 h.5)

3. Keluhan Utama

Perlu dikaji merupakan dasar utama untuk memulai evaluasi masalah

pasien. (Wlliams, 2005 h.23)

a. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan dahulu

Data yang perlu dikaji adalah penyakit yang pernah di derita

baik itu pada masa kanak-kanak dan masa dewasa, penyakit

Spesifik seperti diabetes mellitus, penyakit jantung dan

penyakit menular HIV/AIDS, tuberkolosis. Yang dapat

berakibat terjadinya resiko tinggi pada kehamilan. (Varney, et

al 2006 h.32)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 108: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Riwayat Kesehatan sekarang

Data yang perlu dikaji ibu mempunyai penyakit

3) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan anggota keluarga yang mempunyai

hubungan darah. Yaitu penyakit sistemik yang terdiri dari

penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi. Karena

penyakit-penyakit tersebut merupakan terjadinya resiko tinggi

pada kehamilan.

4. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Haid

Perlu dikaji untuk mengetahui tentang usia saat menarche,

frekuensi, lamanya, sifat darah yang keluar, dismenorhe, HPHT

dan HPL (Varney, 2006; h.33) Umur kehamilan dapat diketahui

berdasarkan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan HPL

digunakan untuk mengetahui perkiraan persalinan (Varney, 2006;

h.790)

b. RiwayatKehamilan,persalinan, nifas yang lalu

Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu selama

hamil, ada atau tidaknya penyakit, upaya mengatasi penyakit

tersebut. Pada persalinan penyulit dalam persalinan,

caramelahirkan, siapa yang menolong dalam persalinan. Dan

penyulit-penyulit dalam nifas. (Matondang, 2009; h.13)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 109: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c. Riwayat Kehamilan sekarang

Perlu dikaji untuk mendeteksi komplikasi, beberapa

ketidaknyamanan dan keluhan yang dialami pasien. (Varney, 2006

h.525)

9. Riwayat Perkawinan

10. Riwayat KB

Perlu dikaji karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi penetapan

tanggal perkiraan kelahiran EDD (Estimated date of delivery). (Wheleer,

2010; h.37)

11. Pola Kebutuhan Sehari- hari

a. Nutrisi

Untuk mengetahui pola makan dan minum selama hamil dan

makanan apasaja yang dikonsumsi. Pada dasarnya dianjurkan mkan

empat sehat Lima sempurna. Nilai gizi dapat ditentukan dengan

bertambahnya berat badan 6,5 sampai 15 kg selam hamil. Karena

bertambahnya berat badan terlalu besar dan kurang Akan berakibat

terjadinya penyulit pada kehamilan. (Manuaba, 2010; h 117)

b. Eliminasi

Untuk mengetahui kebiasaan buang air kecil maupun buang air besar,

Pada ibu hamil TM I dan TM III Akan terjadi sering kencing (Nekturia)

karena semakin membesarnya uterus sehingga menekan kandung

kemih.(Varney, 2006 h.538)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 110: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c. Istirahat

Perlu dikaji jadwal tidur dan istirahat, Karena istirahat dan tidur teratur

dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan

perkembangan dan pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010; h.122)

d. Pola Aktifitas

Perlu dikaji, Karena semakin tua kehamilan aktifitas bekerja harus

makin dikurangi dan bekerjalah sesuai dengan kemampuan.

(Manuaba, 2010; h.117).

e. Olahraga saat hamil dianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari

untuk ketenangan dan mendapatkan udara Segar (Manuaba 2010;

h.120)

f. Personal Hygiene

Perlu Dikaji untuk menegtahui apakah ibu menjaga Personal hygiene

atau tidak, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan ibu. (Varney

2006; h.646)

Perlu pengawasan gigi saat hamil, karena sering terjadi karies gigi

yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis gravidarum, hopersalivasi

dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. (Manuaba 2010;

h.122)

g. Hubungan seksual

Perlu dikaji, Hamil bukan halangan untuk melakukan hubungan

seksual.Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan apabila ada

indikasi. (Manuaba 2010; h.120)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 111: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Data Objektif

Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum

Keadaan umum pasien dapat diketahui dengan Cara kesan keadaan

sakit, posisi pasien, kesadaran dan kesan status gizi. (Matondang,

2009; h.22)

2. Tingkat Kesadaran

Menilai kesdaran ibu yaitu dengan melihat

Composmentis : Sadar penuh

Apatis : Acuh tak acuh

Salmnolen : Selalu ingin tidur, mengantuk tetapi dapat

mengikuti perintah sederhana ketika

dirangsang.

Delirium : Kesadaran menurun serta kacau motoric,

berontak, teriak.

Sopor : Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak konsisiten

Semikomatosa : Reaksi terhadap nyeri saja, tidak

mengikuti perintah atau tidak berbicara koheren

Koma : Kesadaran hilang dan tidak

berespon pada setiap stimulus (Matondang

2009; h.33)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 112: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3. Tanda-tanda Vital

a Tekanan Darah

Tekanan Darah pada ibu hamil Akan menurun selama 24 minggu

pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer

vaskuler resistence yang di sebabkan oleh peregangan otot halus

oleh progesterone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg

dan diastolic pada 10-15 mmHg.(Kusmiyati et al, 2009; h 60).

Pada kehamilan normal tekanan darah dibawah 140/90

mmHg.(Prawirohardjo, 2009 h.94)

b Berat Badan

Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu. Pada wanita

hamil normalnya 6,5 kg sampai 15 kg (Manuaba,2010; h.117)

c Tinggi Badan

Untuk Mengetahui tinggi badan pasien normal atau tidak,

normalnya lebih dri 145 cm. Apabila ibu mempunyai tinggi badan

kurang dari 145 cm dapat dicurigai ibu memiliki panggul sempit

(Manuaba,2008; h.30)

d LILA

Ukuran normalnya adalah 23,5 cm atau lebih, perlu ditanyakan

untuk mengetahui status gizi ibu. Apabila ibu mempunyai LILA

kurang dari 23,5 cm maka dapat dicurigai bahwa ibu mengalami

kekurangan energy kronik. (Matondang 2009; h.33)

e Status Present

1) Bentuk kepala : Untuk mengetahui bentuk kepala ibu

mesochepal

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 113: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

2) Muka : Pada ibu hamil biasanya akan muncul

cloasma gravidarum (Sarwono 2008; h 179)

3) Mata : Untuk mengetahui keadaan sclera normal

atau tidak dan keadaan mata normal.

4) Hidung : Untuk mengetahui keadaan dan bentuk

hidung.

5) Mulut : Melihat keadaan bibir, gigi dan gusi, lidah.

Selama hamil sering terjadi karies berkaitan dengan emesis-

hipergravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan

kalsium disekitar gigi. (Manuaba 2010; h.122)

6) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga luar,

saluran telinga, gendang telinga, dan pendengaran, pada ibu

hamil TM III

7) Leher : Untuk mengetahui adan pembesaran

kelenjar thyroid atau tidak,

8) Payudara : Pada kehamilan payudara akan membesar

dan tegang dan tampak lebih kehitaman, areola

hiperpigmentasi, glandula montgomeri tampak lebih jelas,

putting susu menonjol.(Kusmiyati et al, 2009; h.57)

9) Abdomen : Untuk mengetahui ada strie gravidarum

dan linea nigra. Melihat bentuk uterus apakah sesuai dengan

usia kehamilan.Serta menentukan TFU pada ibu hamil TM III.

(Kusmiyati et al, 2009; h.67)

10) Genetalia : Melihat bentuk, warna, pembengkakan,

luka, varises, pengeluaran cairan (warna, konsistensi, jumlah).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 114: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Pada kehamilan TM III keadaan genetalia normal. (Kusmiyati

et al, 2009; h.57)

11) Ekstermitas :

Atas : Untuk melihat adanya oedem pada jari.

Bawah : Untukmelihat adanya oedem pada pergelangan

kaki, refleks tendon dalam kuadrisep (kedutan lutut), Varises

dan tanda homans jika ada indikasi. (Varney, 2006; h.530)

f Status Obstetri

Proses observasi untuk mengetahui bagian tubuh untuk

mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan

dan palpasi untuk menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu

pengukuran (Mutaqin, 2011, h; 12-14).

Observasi atau palpasi untuk merasakan gerakan janin, mengukur

TFU dan menentukan letak, presentasi, posisi. (Varney, 2006;

h.527)

1) TFU

TFU memberi manfaat untuk mengukur tinggi janin dan

memberikan informasi tentang pertumbuhan progesif janin dan

untuk mendeteksi masalah yang terkait dengan tinggi fundus

(Varney, 2006; h.527). Memperkirakan usia kehamilan dengan

menggunakan Mc.Donald (Manuaba, 2008; h.163)

2) Palpasi

Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian

janin dalam fundus, letak kepala atau bokong dengan satu

tangan difundus dan tangan lain di atas simfisis.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 115: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

Leopold II : Untuk menentukan bagian apa yang berada

disamping, punggung teraba rata seperti papan, ektermitas

teraba kecil-kecil.

Leopold III : Untuk Menentukan bagian terbawah janin apakah

sudah masuk atau masih bisa digoyang.

Leopold IV : Untuk mementukan bagian terbawah janin dan

berapa jauh janin sudah masuk pintu atas panggul. (Manuaba,

2010; h.116-117)

3) Auskultasi

Untuk mendengarkan denyut jantung janin, normalnya 120

sampai 160 detak permenit Prawirohardjo, 2009; h.95)

4) Taksiran Berat Janin

Janin aterm saat usia kehamilan 38 minggu sampai 42

mingggu dan memiliki berat janin normal sekitar 2500 sampai

3000 gram. (Manuaba, 2010; h.100). Jika berat janin kurang

dari 2500 termasuk berat badan lahir rendah/premature

(Varney, 2006; h.523)

5) Umur Kehamilan

Untuk menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan

menghitung hari pertama haid terakhir dengan rumus naegle,

menghitung dengan TFU, menghitung gerakan janin pertama

kali dirasakan, mendengarkan denyut jantung janin,

memperhitungkaan masuknya kepala ke pintu atas panggul

dan mempergunakan USG.(Manuaba, 2010; h.128)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 116: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

g Pemeriksaan Penunjang

1) Darah Hb

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan

pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami

anemia. Hasil pemeriksaan darah dengan Hb sahli dapat

digolongkan sebagai berikut:

Hasil Pemeriksaan Hb Sahli

Hb 11 gr % tidak anemia

9- 10 gr % anemia ringan

7- 8 gr % anemia sedang

<7 gr % anemia berat

Manuaba, 2010; h.239

2) Pemeriksaan Urine

Untuk mengetahui kandungan protein atau glukosa di

dalamnya (Varney, 2006; h.531). Pada pemeriksaan urin

menggunakan reagen dipstick jika ditemukan hasil positif

maka itu menandakan terjadi pre eklmapsi sedangka

pemeriksaan glukosa di lakukan untuk mendiagnosa adanya

diabetes pada kehammilan. (Walsh et al, 2007; h.133)

3) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostic

dengan menggunakan gelombang ultrasonic untuk

mempelajari fungsi dan morfologi suatu organ. Pada

kehamilan TM I digunakan untuk penentuan adanya kehamilan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 117: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

intrauterine, penentuan adanya denyut jantung janin,

pepentuan usai kehamilan, penentuan kehamilan kembar,

terduga kehamilan mola. Pemeriksaan USG pada TM II dan

TM III yaitu untuk Penentuan usia kehamilan,evaluasi

pertumbuhan janin dan kesejahteraasn janin, terduga kelainan

volume cairan amnion, ketuban pecah dini atua

persalinanpreterm, terduga solusio plasenta atau plasenta

previa. Pemeriksaan USG diagnostic Cara scanning bersifat

aman dan noninvasive. Sejauh ini tidka ada kontraindikasi

untuk pemeriksaan USG dalam kehamilan.Prawirohardjo,

2009; h.252)

Assesment

Diagnosa kebidanan dari data dasar hasil analisis dan interpretasi

dari data subjektif dan objektif yang akan diproses menjadi masalah

atau diagnosis.(Varney 2006; h.27)

NY_G_P_A umur_tahun, hamil_minggu janin tunggal hidup

intrauterine letak memanjang dalam kehamilan cukup bulan.

1. Masalah

2. Diagnosa Potensial

Untuk mengetahui komplikasi yang dapat di alai seorang

wanita hamil TM II yaitu terjdai persalinan preterm, kehamilan

ganda, perdarahan pervaginam, perdarahan solutis plasenta,

kehamilan dengan ketubanpecah dini, kehamilan dengan

preklampsi-eklampsi.(Manuaba, 2009; h 93-108)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 118: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3. Identifikasi Kebutuhna Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi

dan Konsultasi. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera

oleh bidan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan dokter sesuai dengan kondisi klien. (Varney, 2006;

h.27)

Planning

Menurut Varney (2006; h.531) pengembangan rencana asuhan yang

komprehensif pada ibu hamil mencakup komponen berikut:

1. Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau

tes penunjang lain untuk menyingkirkan, atau membedakan

antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.

2. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan

dokter.

3. Menentukan tindakan intruksional untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran.

4. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan

atau upaya terapi lain.

5. Penentuan kebutuhan pengobatan.

6. Penentuan untuk melakukan konseling

7. Penentuan tindakan intruksional untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran.

8. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.

Implementasi Menurut Varney (2006; h.513) Langkah-langkah penatalaksanaan

bergantung pada data dasar yang di peroleh dan assessment. Pada

proses penatalaksanaan mencakup hal-hal berikut:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 119: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

1. Menentukan normal tidaknya kondisi kehamilan dari data

yang diperoleh.

2. Membedakan antara ketidaknyamanan yang umum dialami

pada saat hamil dan komplikasi yang mungkin terjadi.

3. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan yang

mungkin dari kondisi normal atau komplikasi.

Evaluasi

Evaluasi merupakan proses tahap akhir dari rangkaian proses

asuhan kebidanan Menurut Varney. Pada langkakh ini untuk

memeriksa apakah rencana asuhan yang dilakukan benar-benar

mencapai tujuan. Yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang

diidentifikasi pada diagnosis. (Varney, 2006; h.27)

2. Tinjauan Varney

Langkah –langkah manajemen kebidanan

a. Pengumpulan Data

Yaitu pengumpulan suatu data dasar lengkap untuk evaluasi pasien.

Data dasar meliputi sejarah, fisik dan pungujian, tinjauan ulang atau

arsip rumah sakit, tinjauan ulang data laboratorium dan laporan studi

tambahan dalam jangka pendek, semua informasi bersangkutan dari

semua sumber yang berhubungan erat dengan kondisi pasien.

b. Interpretasi data

Yaitu peningkatan dari data dasar yang berupa penafsiran data ke

dalam permasalahan atau diagnose spesifik yang sudah diidentifikasi

oleh bidan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 120: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

c. Diagnosa Kebidanan

Dirumuskan berdasarkan analisa data yang telah dikumpulkan dan

dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh pasien atau

keadaan psikologi yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan

wewenang bidan dan kebutuhan pasien.

d. Identifikasi diagnose potensial

Identifikasi permasalahann potensial berdasarkan pada rangkaian

masalah yang sekarang untuk mengantisipasi atau pencegahan

overdistension. Antisipasi Kelanjutan proses manajeman sejak masa

kehamilan dengan melakukan pemeriksaan secara berskala sampai

pada prose persalinan.

e. Merencanakan asuhan secara menyeluruh

Suatu perkembangan berdasarkan data – data yang sudah terkumpul

dari langkah- langkah sebelumnya. Rencana yang menyeluruh harus

disepakati anatar bidan dan pasien supaya efektif sebab pasiein yang

akhirnya akan melaksanakan rencana tesebut.

f. Implementasi

Bidan bekerja dengan dokter dan pasien untuk melaksanakan

rencana asuhan yang menyeluruh dan kolaboratif.

g. Evaluasi

Mengevaluasi tindakan asuhan secara menyeluruh sesuai dengan

yang dibutuhkan pasien. Apabila tindakan yang telah dilakukan

dianggap tidak efektif, maka dilakukan penyesuaian rencana asuhan

sel

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 121: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

3. Dokumentasi SOAPI

Metode SOAP terdiri dari S adalah Subjektif, O adalah data Objektif, A

adalah Analyisis/Assesment dan P adalah planning. Merupakan catatan

yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode

SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen

kebidanan. (Muslihatun.dkk.2009.)

1. S (Data Subjektif)

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Helen varney langkah pertama (pengkajian data), teutama

data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini

berhubungan dnegan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi

yang dikhawatirkan dan keluhan klien. Sehingga akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

2. O (Data Objektif)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan

daignostik lain. Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

3. A (Assesment)

A (Analysis/ Assessment), merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interpretasi dari data subjektif dan objektif.

Pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney

langkah kedua, ketiga dan ke empat sehingga mencakup hal- hal

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 122: BAB II TINJAUAN PUSTKA A. Tinjauan Teorirepository.ump.ac.id/1570/3/Hilda Andriani BAB II.pdf · berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, ... tetapi konsentrasi rata- rata adalah

berikut; diagnose masalah kebidanan, diagnosis/ masalah potensial

serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk

antisipasi diagnosis/ masalah potensial dan kebutuhan tindakan

segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan yang meliputi:

tindakan mandiri, tindakan kolaborasi, dan tindakan merujuk.

4. P(Planning)

Planning / perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat itu

juga dan yang akan datang. Rencana asuhan yang disusun

bedasarkan hasil analisis dan interpertasi data, Yang bertujuan untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. P dalam SOAP meliputi

pendokumentasian manajemen kebidanan menurut kebidanan

menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

Pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai

dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien.

Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila

tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan

pasien. Dalam planning mencantumkan evaluasi, yaitu menilai

efektivitas asuhan/ hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi

analisis hasil yang telah dicapai. Proses evaluasi menjadi dasar untuk

mengembangkan tindakan alternative sehingga tercapai tujuan yang

diharapkan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Hilda Andriani, Kebidanan DIII UMP, 2014