26
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada dibagian timur Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Luas Wilayah Kecamatan Sumbergempol adalah 39,10 km 2 , dengan batas - batasnya yaitu sebelah utara adalah Kecamatan Ngantru, sebelah timur Kecamatan Ngunut sebelah selatan Kecamatan Kalidawir dan sebelah barat adalah Kecamatan Boyolangu dan Kecamatan Kedungwaru. Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang diperlukan dalam proses pembangunan. Penduduk Kecamatan Sumbergempol akhir tahun 2015 sebanyak 66.256 jiwa, yang terbagi atas laki-laki 31.776 jiwa dan perempuan 34.480 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1.694 jiwa/km 2 . Desa yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu desa Sumberdadi sebesar 62.369 jiwa, yang paling sedikit desa Sambidoplang sebanyak 1.850 jiwa. Tingkat pemerataan penduduk belum terjadi di Kecamatan Sumbergempol. Pendidikan merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan kualitas SDM. Keberhasilan bidang pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain, fasilitas pendidikan dan program - program pemerintah yang terkait dengan pendidikan. Fasilitas pendidikan yang berada di wilayah kecamatan Sumbergempol antara lain 27 sekolah Taman Kanak - kanak dengan jumlah murid 898 orang yang dibimbing oleh 129 guru. Untuk pendidikan dasar ada 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Profil Wilayah

Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada

dibagian timur Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Luas Wilayah

Kecamatan Sumbergempol adalah 39,10 km2, dengan batas - batasnya yaitu

sebelah utara adalah Kecamatan Ngantru, sebelah timur Kecamatan Ngunut

sebelah selatan Kecamatan Kalidawir dan sebelah barat adalah Kecamatan

Boyolangu dan Kecamatan Kedungwaru.

Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang diperlukan

dalam proses pembangunan. Penduduk Kecamatan Sumbergempol akhir tahun

2015 sebanyak 66.256 jiwa, yang terbagi atas laki-laki 31.776 jiwa dan

perempuan 34.480 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1.694

jiwa/km2. Desa yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu desa

Sumberdadi sebesar 62.369 jiwa, yang paling sedikit desa Sambidoplang

sebanyak 1.850 jiwa. Tingkat pemerataan penduduk belum terjadi di

Kecamatan Sumbergempol.

Pendidikan merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan kualitas

SDM. Keberhasilan bidang pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara

lain, fasilitas pendidikan dan program - program pemerintah yang terkait

dengan pendidikan. Fasilitas pendidikan yang berada di wilayah kecamatan

Sumbergempol antara lain 27 sekolah Taman Kanak - kanak dengan jumlah

murid 898 orang yang dibimbing oleh 129 guru. Untuk pendidikan dasar ada 3

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

6

Sekolah Dasar Swasta dengan total murid sebanyak 5.024 orang dengan

jumlah guru 443 orang guru. Selain itu juga terdapat 8 sekolah Madrasah

Ibtidaiah dengan murid 1.272 orang dan 89 guru. Di kecamatan ini juga

tedapat 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri, 2 Sekolah Menengah Pertama

Swasta, 3 Madrasah Tsanawiyah Swasta dan 3 Madrasah Aliyah Swasta

(Anonimus, 2016).

Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Tulungagung yang mempunyai potensi di bidang pertanian. Pada

tahun 2016, luas panen tanaman padi seluas 2490 Ha dengan produksi 66

Kw/Ha atau 17.012 Ton, luas panen tanaman jagung seluas 723 Ha dengan

produksi 64 Kw/Ha atau 4627 Ton, luas panen ketela pohon seluas 3 Ha

dengan produksi 1.75 Kw/Ha atau 52 Ton, luas panen kedelai seluas 144 Ha

dengan produksi 32 Kw/Ha atau 473 Ton dan luas panen kacang tanah seluas

19 Ha dengan produksi 23 Kw/Ha atau 44 Ton.

Untuk sub sektor peternakan di kecamatan ini terdapat 4.762 peternak

sapi dengan populasi sapi mencapai 11.796 ekor dan 3.242 orang peternak

kambing dengan populasi 10.694 ekor kambing. Jika dilihat perbandingan

jumlah peternak dan ternak yang diusahakan adalah 1 : 3 (Anonimus, 2016).

Sejarah Dan Perkembangan Ternak Sapi Potong

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu,

tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50%

kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

7

Sapi berasal dari famili bovidae seperti halnya bison, banteng, kerbau

(bubalus), kerbau Afrika (syncherus), dan anoa (Savitri, 2013).

Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi

diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika

dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari

India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan

tempat pembiakan sapi Ongole murni.

Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (bos) yang terdapat didunia ada

dua, yaitu kelompok sapi zebu (bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk,

yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta kelompok bos primigenius

sapi tanpa punuk, yang tersebar di daerah sub tropis atau dikenal bos taurus

(Savitri, 2013).

Seiring perkembangan teknologi sampai sekarang diperkirakan

terdapat lebih dari 300 bangsa sapi potong. Klasifikasi sapi secara zoologis

adalah Phylum : Chordata ; Clas : Mamalia ; Ordo : Artiodactyla ; Sub Ordo

: Ruminansia ; Family : Bovidae ; Genus : Bos dan Species : Bos Taurus dan

Bos indicus (Savitri, 2013).

Dalam menyediakan kebutuhan daging sapi secara nasional. Strategi

dan implementasi pola pengembangan sapi potong secara metodologi harus

memperhatikan karakteristik sistem produksi (Devendra, 2007; Sodiq dan

Setianto, 2007; King, 1997). Faktor kunci pengembangan peternakan sapi

potong adalah perbaikan sistem produksi yang telah ada (Sodiq dan Setianto,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

8

2005a) berbasis kelembagaan kelompok yang memberdayakan ekonomi

peternak (Sodiq dan Setianto, 2005b).

Budidaya menurut bahasa peternakan dapat diartikan sebagai sektor

produksi hewan ternak. Aktivitas budidaya ternak dibutuhkan manajemen

pemeliharaan yang baik. Selain itu, ternak juga menjadi sumber pendapatan

petani ternak, lapangan kerja, tenaga kerja dan sumber devisa yang potensial

serta perbaikan kualitas tanah. Sapi potong mempunyai fungsi sosial yang

penting dimasyarakat sehingga merupakan komoditas yang sangat penting

untuk dikembangkan (Sumadi et al., 2004). Menurut Rustijarno dan

Sudaryanto (2006), kebijakan pengembangan ternak sapi potong ditempuh

melalui dua jalur. Pertama, ekstensifikasi usaha ternak sapi potong dengan

menitikberatkan pada peningkatan populasi ternak yang didukung oleh

pengadaan dan peningkatan mutu bibit serta penanggulangan parasit ternak,

peningkatan penyuluhan, bantuan perkreditan, pengadaan dan peningkatan

mutu pakan atau hijauan dan pemasaran. Kedua, intensifikasi atau

peningkatan produksi per satuan ternak melalui penggunaan bibit unggul,

pakan ternak, penerapan manajemen yang baik.

Bangsa – bangsa Sapi Potong

A. Bangsa Sapi Potong Tropis

Bangsa sapi potong tropis adalah bangsa sapi potong yang berasal dari

belahan dunia beriklim tropis. Bos indicus (sapi bangsa Zebu) merupakan

bangsa sapi potong berpunuk dari daerah tropis di Asia yang kita kenal

sekarang ini. Bangsa sapi potong tropis merupakan salah satu bangsa yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

9

menjadi bibit sapi potong. Bibit ternak merupakan salah satu faktor yang

harus diperhatikan dalam usaha peternakan sapi potong, selain faktor pakan,

perkandangan, penyakit, limbah dan penanganan panen (Sudarmono dan

Sugeng, 2008).

1. Sapi Bali

Sapi Bali adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang

terbentuk dari banteng (bos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad

yang lalu. Sapi Bali mempunyai angka reproduksi yang tinggi, tingkat

adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek dan lingkungan

yang panas serta mempunyai presentase karkas dan kualitas daging yang

baik. Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana serta

tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 - 20 %.

2. Sapi Ongole

Sapi Ongole merupakan sapi potong impor yang berasal dari India,

dibudidayakan di Indonesia secara murni di pulau Sumba, sapi ini dikenal

pula sebagai sapi Sumba Ongole. Pada perkembangannya selain di pulau

Sumba, saat ini sapi Ongole telah tersebar di Sulawesi Utara, Kalimantan dan

Jawa. Di pulau Jawa, sapi ini dikenal sebagai sapi Benggala. Bangsa sapi

yang dikenal di Eropa sebagai sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan

performa produksi sebagai berikut : Pertambahan Berat Badan (PBB) bisa

mencapai 0,47 kg – 0,81 kg per hari, Berat Badan jantan dewasa rata-rata 550

kg – 600 kg dan betina 350 kg – 450 kg, tahan terhadap panas dan parasit,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

10

daya hidup pedet sangat baik, daya produksi yang tetap baik meskipun dalam

kondisi yang buruk, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak.

3. Sapi Peranakan Ongole

Sapi Peranakan Ongole atau sapi PO adalah sapi potong hasil grading-

up antara sapi lokal setempat dengan sapi Ongole. Pada perkembangannya

sapi ini banyak ditemukan di Grobogan, Wonogiri dan Gunung Kidul (Jawa

Tengah), di Magetan, Nganjuk dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta di Aceh

dan Tapanuli Selatan. Bangsa sapi yang diyakini populasinya jauh lebih

banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki keunggulan dan

performa produksi sebagai berikut : – BB dewasa mencapai 584 kg – 600 kg,

masa fattening 3 bulan – 5 bulan, PBB 0,8 kg – 1 kg, persentase karkas 45%,

tahan terhadap panas dan parasit, mampu berproduksi dengan baik meskipun

dalam kondisi yang buruk, daya hidup pedet sangat baik, dapat dimanfaatkan

juga sebagai sapi pekerja dan jinak.

4. Sapi Brahman

Sapi Brahman (sapi pedaging) impor, berasal dari India dan

berkembang dengan sangat baik di Amerika Serikat, sehingga dikenal pula

sebagai sapi American Brahman. Pada perkembangannya sapi Brahman telah

tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Australia dan Indonesia.

Bangsa sapi yang termasuk sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa

produksi sebagai berikut : masa fattening 3 bulan – 4 bulan, PBB bisa

mencapai 0,83 kg – 1,5 kg per hari, bahkan ada juga yang menyebut dapat

1,5 kg – 2 kg per hari, BB jantan dewasa mencapai 800 kg dan betina 550

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

11

kg, persentase karkas 48,6% – 54,2%, tingkat fertilitas yang tinggi, mampu

tumbuh sama baiknya di daerah tropis dan subtropis, mampu tumbuh cepat di

daerah yang kurang subur dengan pakan yang sederhana, tahan terhadap

panas dan parasit, bobot pasca sapih dan daya hidup pedet yang baik.

B. Bangsa Sapi Potong Sub Tropis

Bangsa sapi potong subtropis (bos taurus) adalah bangsa sapi potong

yang berasal dari kawasan beriklim subtropis.

1. Sapi Shorthorn

Sapi Shorthorn adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris,

namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873.

Bangsa sapi yang termasuk sapi terberat di antara bangsa sapi yang berasal

dari Inggris ini dapat mencapai bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada

jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu

bangsa sapi potong subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai

bibit sapi potong.

2. Sapi Hereford

Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle adalah sapi potong

impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika

Serikat sejak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford banyak

dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan

Afrika Selatan. Bangsa sapi yang sangat baik jika digemukan dengan sistem

pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya yang baik ini

memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1) Mutu

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

12

daging sangat baik 2) Daya adaptasi tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu

rendah 3) Pakan sederhana 4) BB jantan dewasa rata-rata 850 kg dan 650 kg

pada betina.

3. Sapi Charolais

Sapi Charolais adalah sapi potong import yang berasal dari Perancis,

namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yang

didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi

Brahman dan sapi lainnya ini memiliki bobot badan dewasa rata-rata 1.000

kg pada jantan dan 750 kg pada betina.

4. Sapi Aberdeen Angus

Sapi ini termasuk kedalam sapi potong dengan bentuk tubuh yang

panjang dan kompak, karkasnya menghasilkan daging yang sangat baik

mutunya dan terkenal terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam

daging. Sapi Aberdeen Angus adalah sapi potong impor yang berasal dari

Skotlandia, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun

1873. Bangsa sapi potong ini didatangkan ke Indonesia sejak tahun 1973,

dengan memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1)

Pertumbuhan cepat dan serasi 2) Mampu tumbuh dengan pakan yang

sederhana 3) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini) 4) Karkas

bermutu tinggi dengan persentase yang tinggi jika dipotong pada umur 2,5

tahun 5) Daging tebal dan empuk pada umur 18 bulan 6) bobot badan dewasa

rata - rata 900 kg pada jantan dan 700 kg pada betina.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

13

5. Sapi Simmental

Bangsa sapi simmental ini berasal dari negara Switzerland dan

merupakan salah satu bangsa sapi yang paling terkenal di Eropa, dengan ciri-

ciri sebagai berikut : 1) Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi

mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya

berwarna putih. 2) Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan

kompak. 3) Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya

dengan baik serta pertumbuahan yang cepat dengan penimbunan lemak di

bawah kulit rendah. 4) Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat

kelahiran, penyapihan maupun saat mencapai dewasa.dengan pertumbuhan

yang baik. 5) Berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina

sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg. 6) Bangsa sapi

simmental ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Batang dan

hasil silangannya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai

sebesar 1,0 kg/hari.

6. Sapi Limousin

Sapi Limousin dikembangkan di Perancis. Sapi ini digunakan sebagai

tenaga kerja dan sebagai sapi pedaging. Warna bulu merah coklat / coklat

hitam, kecuali pada ambingnya. Pada jantan tanduknya mencuat keluar dan

sedikit melengkung. Sapi ini termasuk sapi potong berkualitas baik, bentuk

tubuhnya panjang dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Sapi Limousin

mempunyai perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara

genetik Sapi Limousin berasal dari wilayah beriklim dingin, tipe besar,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

14

volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah

konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan pertumbuhan

yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi

jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar - pasar sapi di

Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena

perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bobot badannya bisa sampai 1,1

kg/hari saat masa pertumbuhannya (Khairdin, 2012).

Potensi Ternak Sapi Potong

Potensi sapi potong lokal sebagai penghasil daging belum

dimanfaatkan secara optimal melalui perbaikan manajemen pemeliharaan.

Sapi potong lokal memiliki beberapa kelebihan, yaitu daya adaptasi tinggi

terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan berkualitas

rendah, dan mempunyai daya reproduksi yang baik (Suryana, 2009). Menurut

Priyanto (2011), kebutuhan akan daging sapi di Indonesia menunjukkan

kenaikan yang meningkat setiap tahunnya, demikian pula impor terus

bertambah dengan laju yang semakin tinggi, baik impor daging maupun

impor sapi bakalan. Kondisi yang demikian menuntut pemerintah untuk

segera menerapkan suatu pengembangan peternakan sapi potong nasional

untuk mengurangi ketergantungan pada impor, dan secara bertahap serta

berkelanjutan mampu berswasembada.

Beternak sapi potong merupakan kegiatan yang sudah tidak asing lagi

bagi masyarakat peternak di Indonesia. Usaha peternakan sapi ini sudah

dilakukan secara turun - temurun, namun masih sebagai usaha sampingan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

15

yang dikelola secara tradisional dan bersifat ekstensif. Potensi

pengembangan ternak sapi di daerah - daerah masih cukup besar, topografi

yang mendukung, juga lahan kosong masih tersedia cukup luas atau dapat

pula memanfaatkan areal perkebunan yang banyak dikelola peternak sebagai

tempat penggembalaan dan sumber pakan ternak sapi (Alam et al., 2014).

Sistem Pemeliharaan Ternak Sapi Potong

Sistem pemeliharaan sapi potong dapat dibedakan menjadi 3, yaitu

sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem ekstensif

semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama. Sistem

semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara

digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan dari sistem

ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah sapi-sapi

dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak (Susilorini, 2008).

Perkandangan

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung

dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi

dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe

ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan

atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya

dibuat jalur untuk jalan. Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan

(kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang

dipelihara hanya sedikit.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

16

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah

timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan

mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami

kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan

peralatan yang pernah dipakai harus disterilkan terlebih dahulu dengan

desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan lainnya. Ukuran kandang yang

dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m,

sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi

cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari tanah. Temperatur

di sekitar kandang 25°C dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat

dilakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m)

(Ngadiyono, 2007).

Pakan Sapi Potong

Bahan pakan untuk sapi pada pokoknya bisa digolongkan menjadi tiga

yaitu pakan hijauan, pakan penguat, dan pakan tambahan.

Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman

berupa daun - daunan termasuk batang, ranting dan bunga. Ditambahkan pula

oleh Ngadiyono (2007) bahwa yang termasuk kelompok pakan hijauan

adalah bangsa rumput (kolonjono, gajah, rumput lapangan, raja), legume atau

kacang – kacangan (turi, lamtoro, kaliandra, glirisidi), daun – daunan atau

ramban dan limbah pertanian (jerami padi, jerami kacang tanah, jerami

jagung). Semuanya bisa diberikan dalam dua macam bentuk yakni hijauan

segar atau kering. Yang termasuk hijauan segar adalah hijauan yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

17

diberikan dalam keadaan masih segar atau silase. Sedangkan hijauan kering

bisa berupa hay ataupun jerami kering. Hijauan sebagai bahan pakan tinggi

serat di Indonesia memegang peran yang sangat penting karena hijauan

mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan, sehingga bahan ini

diberikan dalam jumlah yang besar.

Jerami adalah hasil ikutan pertanian yang dikeringkan dan diberikan

pada ternak. Jerami merupakan salah satu bahan makanan ternak yang

mutunya rendah, karena zat-zat yang terkandung didalamnya seperti selulosa

terselubung oleh dinding yang keras yaitu silika dan lignin. Pemanfaatan

jerami padi sebagai pakan sangat terbatas karena hanya mampu

menggantikan tidak lebih dari 25% kebutuhan ternak akan hijauan, hal ini

disebabkan jerami merupakan produk pertanian yang hasil utamanya telah

diambil sehingga kadar gizinya rendah (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Penyebaran Ternak Sapi Potong

Permintaan daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan dari

tahun 2011 berkisar 1,87 kg menjadi 1,98 kg per kapita pada tahun 2012.

Namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi

yang memadai, hal ini juga sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk di

tahun 2011 berjumlah 241.940.857 jiwa, jika dibandingkan pada tahun 2012

berjumlah 245.234.132 jiwa, mengalami peningkatan sebanyak 3.293.275

jiwa (Susilo dan Nina, 2012).

Permintaan daging sapi diprediksi akan mengalami laju peningkatan

sebesar lima persen per tahun dan pada tahun 2010 meningkat menjadi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

18

366.739 ton, sedangkan penawaran daging sapi domestik diperkirakan

mengalami penurunan (Ilham et al., 2001). Dinamika populasi sapi potong di

Indonesia selama 10 tahun terakhir relatif berfluktuaksi dan ada

kecenderungan menurun, terutama pada tahun 1997 disaat terjadi krisis

moneter (Anonimus, 2005).

Konsep Pengembangan Wilayah

Hasil penelitian di Blora yang dilaporkan oleh Sumarjono et al.,

(2008), bahwa pengembangan sapi potong dapat dilakukan melalui

peningkatan potensi lahan, sumber daya manusia, pakan dan pola pakan.

Hasil lain yang dilakukan di Rembang oleh Mukson et al., (2008), bahwa

faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan ternak sapi potong sebesar

92,3% dipengaruhi oleh luas lahan, ketersediaan hijauan pakan ternak, tenaga

kerja, dan modal. Hal ini menunjukkan bahwa luasnya ketersediaan lahan

dan potensi limbah pertanian yang dihasilkan merupakan peluang yang dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ternak sapi potong. Peternakan

merupakan salah satu penghasil utama protein hewani yang sangat

dibutuhkan masyarakat, yang dalam pembudidayaannya membutuhkan

tanah/lahan dan air. Penatagunaan tanah dan air untuk berbagai kegiatan

pembangunan, termasuk untuk kegiatan usaha peternakan, sangat diperlukan

agar dapat dicapai optimalisasi dalam pemanfaatan tanah/lahan dan air serta

mengurangi konflik dalam penggunaan tanah/lahan dan air untuk berbagai

kegiatan pembangunan (Sitorus et al., 1997).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

19

Menurut Setyono (1995), konsep tata ruang dalam suatu usaha

peternakan adalah konsep pengelompokkan aktifitas usaha ternak dalam

ruang, sehingga setiap wilayah memiliki pusat - pusat usaha ternak yang

didukung oleh daerah - daerah sekitarnya. Pengelompokkan aktifitas

peternakan dalam suatu wilayah yang didukung oleh wilayah sekitarnya dan

partisipasi masyarakat dinamakan kawasan peternakan. Pengembangan

kawasan peternakan berbasis peternakan rakyat dapat meningkatkan

pendapatan peternak sehingga dapat memberi kontribusi terhadap pendapatan

asli daerah (PAD), menyerap tenaga kerja dan memeratakan pendapatan, dan

mengaplikasikan teknologi untuk meningkatkan produktivitas (Suyitman et

al., 2009).

Dalam rangka mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan

hewani secara berkelanjutan dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan

peternak dan daya saing produk peternakan, Indonesia harus mampu

mengembangkan model yang sesuai dengan karakteritik sistem produksi dan

kondisi agroekosistem masing - masing wilayah. Untuk itu dibutuhkan

identifikasi dan strategi pengembangan kawasan wilayah peternakan agar

kawasan peternakan yang telah berkembang di daerah dapat dioptimalkan

pemanfaatannya, sehingga mampu menumbuhkan investasi baru untuk

budidaya sapi potong. Demikian pula, lahan sebagai basis ekologi pendukung

pakan dan lingkungan budidaya ternak harus dioptimalkan pemanfaatannya

untuk pengembangan kawasan peternakan (Sodiq dan Hidayat, 2014).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

20

Usaha Ternak Sapi Potong

Menurut Saragih dalam Mersyah (2005), ada beberapa pertimbangan

perlunya mengembangkan usaha ternak sapi potong, yaitu: 1) budidaya sapi

potong relatif tidak bergantung pada ketersediaan lahan dan tenaga kerja

yang berkualitas tinggi, 2) memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang

luas, 3) produk sapi potong memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan

pendapatan yang tinggi, dan 4) dapat membuka lapangan pekerjaan.

Menurut Fauziyah (2007), tenaga kerja dalam usaha ternak sapi potong

bekerja mencari rumput untuk pakan ternak, membersihkan kotoran,

memberikan minum, memandikan ternak dan mengawasi kesehatan dan

keamanan ternak. Keberadaan subsektor peternakan dapat memberikan

alternatif dalam penyerapan tenaga kerja. Menurut Firman (2007), terkait

dengan penyediaan lapangan kerja, sampai saat ini sektor pertanian masih

merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu

kurang lebih 40% tenaga kerja bisa terserap disektor ini. Hal ini

membuktikan bahwa Indonesia masih tergolong sebagai Negara agraris yang

menjadikan sektor pertanian sebagai basis pekerjaan sebagian besar

penduduk Indonesia. Namun bila dilihat dari tingkat output per tenaga kerja,

subsektor peternakan hanya memberikan kontribusi sebesar 4,69 juta

rupiah/orang. Artinya bahwa setiap tenaga kerja yang berada di sektor ini

memberikan sumbangan sebesar Rp. 4,69 juta pada tahun 2000. Nilai output

per tenaga kerja pada subsektor peternakan menempati urutan ketiga dari

seluruh subsektor pertanian (Firman, 2007).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

21

Modal pertanian dapat berupa bibit, alat - alat pertanian, ternak dan

sebagainya. Modal yang demikian merupakan modal fisik atau modal

material. Modal tidak terlepas dari masalah kredit, karena kredit adalah

modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman. Modal merupakan langkah

awal dalam suatu usaha termasuk peternakan. Satu - satunya modal milik

petani adalah tanah dan tenaga kerja (Hidayati, 2009).

Sumber Daya Manusia

SDM merupakan hal yang sangat mendukung terhadap keberhasilan

usaha apabila dikelola secara baik. Dalam meningkatkan SDM, khususnya

dalam peternakan dapat dilakukan melalui pembinaan berupa penyuluhan,

pelatihan dan cara lain yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan peternak (Hidayati, 2009).

Pengelola tidak kalah penting sebagai pengawas dalam pembimbing

jalanya peternakan sapi. Kualitas sumber daya dicerminkan dari ilmu,

keterampilan yang dilengkapi dengan pengalaman dan belajar sendiri. Faktor

ransum makanan yang dikonversikan sebagai konsumsi makanan sehari -

hari untuk ternak, hendaknya harus benar - benar diperhatikan jangan sampai

mutu makanan menjadi rusak, kehilangan gizi dan terancam penyakit

(Mulyono,2007).

Menurut Fauziyah (2007), ketersediaan jumlah penduduk merupakan

sumber tenaga kerja yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha ternak

sapi potong. Biasanya peternak memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

22

karena mereka menganggap usaha tersebut dapat dikelola sendiri oleh

keluarga peternak.

Karakteristik adalah ciri - ciri atau sifat - sifat yang dimiliki oleh

seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola tindakan

terhadap lingkungannya (Mislini, 2006). Setiap orang mempunyai

pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan ini akan terbawa ke dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan

kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun bekerja

ditempat yang sama.

Ciri - ciri atau sifat - sifat yang dimiliki meliputi beberapa faktor atau

unsur - unsur yang melekat pada diri seseorang dapat dikatakan sebagai

karakteristik. Faktor karakteristik individu merupakan ciri yang dimiliki

peternak tersebut. Faktor karakteristik individu meliputi : umur, pendidikan,

pengalaman beternak, dan jumlah tanggungan keluarga.

a) Umur

Umur merupakan salah satu indikator yang menunjukan kemampuan

fisik seseorang. Orang yang memiliki umur yang lebih tua fisiknya lebih

lemah dibandingkan dengan orang yang berumur lebih muda. Umur seorang

peternak dapat berpengaruh pada produktifitas kerja mereka dalam kegiatan

usaha peternakan. Umur juga erat kaitannya dengan pola pikir peternak

dalam menentukan sistem manajemen yang akan diterapkan dalam kegiatan

usaha peternakan (Karmila, 2013).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

23

Wahid (2012), menyatakan bahwa umur penduduk dikelompokkan

menjadi tiga yaitu (1) umur 0 - 14 tahun dinamakan usia muda / usia belum

produktif, (2) umur 15 - 64 tahun dinamakan usia dewasa / usia kerja / usia

produktif, dan (3) umur 65 tahun ke atas dinamakan usia tua / usia tak

produktif / usia jompo. Ditambahkan oleh Saediman (2011) bahwa tingkat

produktifitas kerja seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan

pertambahan umur, kemudian akan menurun kembali menjelang usia tua.

b) Pendidikan

Menurut Murwanto (2008) bahwa tingkat pendidikan peternak

merupakan indikator kualitas penduduk dan merupakan kunci dalam

pengembangan sumber daya manusia. Dalam usaha peternakan faktor

pendidikan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya

peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat

pendidikan yang memadai akan berdampak pada peningkatan kinerja dan

kemampuan manajemen usaha peternakan yang dijalankan.

Tingkat pendidikan suatu penduduk atau masyarakat sangat penting

artinya, karena dengan tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh

terhadap kemampuan berfikir seseorang, dalam artian mengembangkan dan

meningkatkan taraf hidup melalui kreatifitas berfikir dan melihat setiap

peluang dan menciptakan suatu lapangan pekerjaan (Sari, 2014).

Tingkat tinggi rendahnya pendidikan petani akan menanamkan sikap

yang menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern. Mengenai

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

24

tingkat pendidikan petani, dimana mereka yang berpendidikan tinggi relatif

lebih cepat dalam melaksanakan suatu usaha (Ibrahim et al., 2003).

Dalam usaha peternakan faktor pendidikan tentunya sangat diharapkan

dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan

produktifitas ternak yang dipelihara atau diternakkan. Tingkat pendidikan

yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan manajemen usaha

peternakan yang digeluti (Citra, 2010).

c) Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak sangat berperan dalam menentukan keberhasilan

peternak dalam meningkatkan pengembangan usaha ternak dan sekaligus

upaya peningkatan pendapatan peternak. Pengalaman beternak adalah guru

yang baik, dengan pengalaman beternak sapi yang cukup peternak akan lebih

cermat dalam berusaha dan dapat memperbaiki kekurangan di masa lalu

(Murwanto, 2008).

Pengalaman merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan

dari suatu usaha, dengan pengalamannya peternak akan memperoleh

pedoman yang sangat berharga untuk memperoleh kesuksesan usaha di masa

depan. Umur dan pengalaman beternak akan mempengaruhi kemampuan

peternak dalam menjalankan usaha, peternak yang mempunyai pengalaman

yang lebih banyak akan selalu hati - hati dalam bertindak dengan adanya

pengalaman buruk di masa lalu (Iskandar dan Arfa’i, 2007).

Umumnya pengalaman beternak diperoleh dari orang tuanya secara

turun - temurun. Pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

25

bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen

pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pengalaman

beternak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Semakin lama

seseorang memiliki pengalaman beternak akan semakin mudah peternak

mengatasi kesulitan - kesulitan yang dialaminya (Febrina dan Liana, 2008).

Wati dkk. (2010) menyatakan bahwa peternak yang memiliki

pengalaman beternak yang cukup lama umumnya memiliki pengetahuan

yang lebih banyak dibandingkan peternak yang baru saja menekuni usaha

peternakan. Sehingga pengalaman beternak menjadi salah satu ukuran

kemampuan seseorang dalam mengelola suatu usaha peternakan.

d) Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi petani dalam

pengembangan usaha. Karena semakin banyak jumlah tanggungan keluarga

maka semakin banyak pula beban hidup yang harus dipikul oleh seorang

petani yang dapat mendorongnya untuk melakukan pengembangan usaha.

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor ekonomi yang perlu

diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya

(Sumbayak, 2006).

Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi

keluarganya apabila tidak bekerja. Kegagalan peternak dalam berusaha

sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Semakin

banyak jumlah anggota keluarga merupakan beban disatu sisi, akan tetapi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

26

dari sisi lain merupakan sumber tenaga kerja keluarganya (Soekartawati et

al., 1986).

Semakin banyaknya jumlah orang yang harus ditanggung

menyebabkan jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi semakin banyak. Hal

ini akan berakibat pada makin tingginya jumlah pengeluaran, sehingga ada

tuntutan jumlah pemasukan yang semakin tinggi pula. Hal ini tidak bisa

dipenuhi jika individu bekerja disektor yang menawarkan tingkat upah yang

rendah. Individu akan cenderung mempertimbangkan besarnya pendapatan

yang bisa didapatkan dalam memilih pekerjaan untuk bisa memenuhi

kebutuhan (Afifah, 2014).

Sumber Daya Alam

Menurut Soeprapto dan Abidin (2006), suhu lingkungan yang ideal

untuk pertumbuhan dan perkembangan sapi potong di Indonesia adalah 17

sampai 270C. Suhu yang terlalu tinggi sepanjang hari akan berpengaruh

negatif bagi pertumbuhan sapi. Saat terjadi cekaman panas, sapi akan lebih

banyak minum daripada makan. Selain itu, energi yang seharusnya diubah

menjadi daging akan dialokasikan untuk mempertahankan suhu tubuh.

Menurut Tafal (2001), air sangat penting untuk mengatur suhu tubuh, untuk

distribusi zat - zat makanan keseluruhan jaringan tubuh, penguapan air dari

kulit dan paru - paru akan mengurangi panas badan.

Iklim merupakan faktor yang menentukan ciri khas dari seekor ternak.

Ternak yang hidup didaerah yang beriklim tropis berbeda dengan ternak yang

hidup yang beriklim subtropis. Selain itu berbeda dengan faktor lingkungan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

27

yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau dikuasai

sepenuhnya oleh manusia. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang

efesien, manusia harus menyesuaikan dengan iklim setempat (Ora, 2014).

Suhu dapat mempengaruhi produksi ternak selain panas dari udara,

ternak juga menerima panas dari benda - benda sekitar seperti panas dari

permukaan tanah. Radiasi memanaskan tanah kering dengan cepat, pada

siang hari ternak – ternak yang merumput berkontak langsung dengan

permukaan tanah bersuhu 40ºC. Suhu ini menyebabkan permukaan tubuh

bagian bawah menyerap panas dalam jumlah yang signifikan, meskipun

tanah berangsur dingin saat matahari tenggelam. Keadaan ini memberi

kesempatan ternak untuk menghilangkan panas yang tersimpan secara cepat

melalui konduksi tanah (Ora, 2014).

Menurut Irawan (2005), lahan pertanian memiliki potensi yang cukup

besar sebagai sumber pakan. Oleh karena itu evaluasi hijauan pakan yang

ditunjukan untuk memprediksi potensi ternak di wilayah yang diteliti perlu

dilakukan untuk mendukung kapasitas peningkatan populasi ternak

ruminansia berkaitan dengan perencanaan pengembangan wilayah sesuai

dengan potensi. Salah satu faktor yang diperlukan untuk menganalisis

kapasitas tampung ternak ruminansia di suatu wilayah adalah dengan

menghitung potensi hijauan pakan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

28

Hijauan Makanan Ternak

Makanan hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari

tanaman dalam bentuk daun - daunan. Kelompok tanaman ini adalah rumput

(graminae), leguminosa dan tumbuh - tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan

biasanya disebut makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam

bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang

berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan

hijauan kering adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering

(hay) atau disebut juga jerami kering.

Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia,

sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh

peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik dalam jumlah

maupun kualitas. Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak

ruminansia adalah rumput - rumputan yang berasal dari padang

penggembalaan atau kebun rumput, tegalan, pematang serta pinggiran jalan.

Peranan hijauan sebagai pakan adalah :

1) Mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan;

2) Khususnya di Indonesia, bahan pakan hijauan memegang peranan sangat

penting, karena bahan tersebut diberikan dalam jumlah yang besar.

Masing - masing ternak ruminansia, setiap harinya membutuhan

konsumsi pokok berupa hijauan pakan ternak ± 10% dari bobot badannya.

Dalam ransum ternak ruminansia, rumput lebih banyak digunakan. Hal ini

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

29

dikarenakan selain harganya lebih murah juga untuk memperolehnya relatif

lebih mudah (Edo, 2012).

Limbah Pertanian

Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau

bagian pucuk, batang yang tersisa setelah panen atau diambil hasil utamanya.

Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat disimpulkan sebagai

bahan yang dibuang dari sektor pertanian. Beberapa contoh dari limbah

pertanian antara lain adalah; jerami padi, jerami jagung, jeramai kacang tanah

dan jerami kedelai dan lain sebagainya (Sasse et al., 1995).

Ramban

Ramban merupakan jenis lain hijauan pakan yaitu selain rumput dan

legum. Kelompok tumbuhan lain ini mencakup tumbuhan tahunan, serta

tumbuhan semak dan pohon berkayu. Suminar (2011) menyatakan bahwa

hijauan yang termasuk jenis ramban yaitu daun kedondong kecil (Spondias

lutea LINN.), daun kelor (Moringa oleifera LAMK.), daun singkong

(Manihot utilissima POHL.), daun jambu air (Eugenia aquena BURM.f.),

daun randu (Ceiba petandra GAERTN.), daun nangka (Artocarpus

heterophyllus LAMK.) dan daun mangga (Mangifera indica L.)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Profil Wilayaheprints.mercubuana-yogya.ac.id/1065/2/BAB II.pdf · Profil Wilayah Kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu kecamatan yang ada ... Afrika

30

Carrying Capacity

Carrying Capacity (CC) adalah kemampuan untuk menampung ternak

per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimum atau daya

tampung padang penggembalaan untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan

yang dihitung dalam animal unit (AU) (Winarto, 2009). Perhitungan

mengenai kapasitas tampung (Carrying Capacity) suatu lahan terhadap

jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan

makanan ternak yang tersedia (Luthan, 2010).