17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungannya tnpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Direja, 2011) Halusinasi adalah salah satu gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa.Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2005). Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometris, gambar kartun, dan gambar atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan atau menakutkan (Stuart, 2007). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi atau pendapat pasien gangguan jiwa oleh panca indera tanpa ada rangsangan nyata dari luar maupun dalam. Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

  • Upload
    buihanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungannya tnpa ada objek atau

rangsangan yang nyata (Direja, 2011)

Halusinasi adalah salah satu gangguan sensori persepsi yang dialami

oleh pasien gangguan jiwa.Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2005).

Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk

pancaran cahaya, gambaran geometris, gambar kartun, dan gambar atau

panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang

menyenangkan atau menakutkan (Stuart, 2007).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa halusinasi

adalah persepsi atau pendapat pasien gangguan jiwa oleh panca indera tanpa ada

rangsangan nyata dari luar maupun dalam.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

B. Penyebab

1. Faktor Predisposisi menurut Yosep (2011)

a. Faktor perkembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya

mengontrol emosi dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien

tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi dan hilan

percaya diri

b. Faktor sosiologi

Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi

akan membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasa

disingkirkan kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.

c. Faktor biokimia

Adanya stress yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka

didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat

halusinogenik neurokimia buffofenom dan dimetytranfenaze

sehingga terjadi keseimbangan acetrycolin dan dofamine.

d. Faktor psikologis

Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab akan

mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif , klien lebih

memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam

khayal

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

e. Faktor genetik dan pola asuh

Hasil studi menunjukan bahwa factor keluarga menunjukan

hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor Presipitasi

Faktor – faktor penyebab dari halusinasi menurut Stuart (2007) adalah

sebagai berikut:

a. Biologis

Gangguan dalam berkomunikasi dan putaran baik otak , yang

mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu

masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara

selektif menanggapi stimulus.

b. Stress dan lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor

lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping

Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman tentang

pengaruh gangguan otak pada perilaku.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

C. Proses Terjadinya Masalah

Halusinasi berkembang melalui empat fase, menurut Direja (2011), yaitu

sebagai berikut :

1. Fase pertama

Disebut juga sebagai fase comforting yaitu fase yang

menyenangkan.Pada tahap ini msuk dalam golongan nonpsikkotik.

Karateristik: klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa

bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai

melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya

menolong sementara.

Perilaku klien: tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakan

bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika

sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

2. Fase kedua

Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi

menjadi menjijikan, termasuk dalam psikotik ringan. Karateristik:

pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan meningkat,

melamun, dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang

tidak jelas.nklien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap mengontrolnya.

Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda sitem saraf otonom seperti

peningkatan denyut jantung.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

3. Fase ketiga

Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori

menjadi berkuasa.Termsuk dalam gangguan psikotik. Karateristik: bisikan,

suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien.

Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian

hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat,

tremor dan tidak mematuhi perintah.

4. Fase keempat

Adalah fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan

halusinasinya.Termasuk dalam psikotik berat. Karateristik: halusinasinya

berubah menjadi mengancam, memerintah, dan memarahi klien. Klien

menjadi takut, tidak berdaya, hilang control, dan tidak dapat berhubungan

secara nayat dengan orang lain di lingkungan.

Perilaku klien: perilaku terror akibat panic, potensi bunuh diri,

perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau kakatonik, tidak mampu

merespon terhadap perintah kompleks, dan tidk mampu berespons lebih dari

satu orang.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

D. Psikopatologi

Proses terjadinya halusinasi menurut Stuart (2007) :

a. Faktor predisposisi : faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan

jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stres

b. Stressor presipitasi : stimulus yang dipersepsikan oleh individu

sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan yang membutuhkan

energi ekstra untuk koping

c. Penilaian terhadap stresor : evaluasi tentang makna stressor bagi

kesejahteraan individu yang didalamnya stresor memiliki arti,

intensitas, dan kepentingan

d. Sumber koping : evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi individu

e. Mekanisme koping : tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan

stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme

pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri.

f. Rentang respon koping- rentang : respon manusia yang adaptif sampai

maladaptif

g. aktivitas tahap pengobatan : rentang fungsi keperawatan yang

berhubungan dengan tujuan pengobatan, pengkajian keperawatan,

intervensi keperawatan, dan hasil yang diharapkan.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

Faktor predisposisi

Biologis Psikologi lingkungan Sosial budaya

Stressor Persepsi Halusinasi

Biologi Pemicu gejala

Penilaian terhadap stressor

Penurunan koping

Mekanisme Koping

Menarik diri Proyeksi Regresi penyangkal/denial

Konstruktif Destruktif

Rentang respon

Respon adaptif Respon maladaptive

Gambar 1.1 Rentang respon neurobiologi (Stuart, 2007)

- Pikiran logis

- Persepsi akurat

- Emosional

konsisten dengan

pengalaman

- Perilaku cocok

- Hubungan social

harmonis

- Gangguan pikiran

atau waham

- Halusinasi

- Kerusakan

Proses emosi

- Perilaku tidak

terorganisasi

- Isolasi sosial

- Pikiran kadang

menyimpang

- Ilusi

- Emosional

berlebihan

- Perilaku

aneh

- Menarik diri

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

E. Tanda dan Gejala

1. Manifestasi klinik

Tanda dari halusinasi penglihatan menurut Keliat (2005) yaitu :

menunjuk-nunjuk kearah tertentu, ketkutan pada objek yang tidak jelas,

melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau

monster.

Tanda-tanda halusinasi penglihatan meliputi : stimulus visual dalam

bentuk kilatan atau cahaya, gambar atau bayangan yang rumit dan kompleks.

Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan (Kusumawati, 2010)

Tanda dari halusinasi penglihatan menurut Yosep (2011) yaitu : meliht

seseorang yang sudah meninggal, melihat mahluk tertentu, melihat bayangan,

melihat hantu atau sesuatu yang menakutkan, cahaya, monster yang

memasuki perawat, tatapan mata pada tempat tertentu, dan ketakutan pada

objek tertentu.

2. Pemeriksaan penunjang

Untuk mengetahui struktur otak, jenis alat yang dapat digunakan yaitu

Elektroencephalogram (EEG), CT scan, Single Photon Emission

Tomography (SPECT), Magnetic Resonance Imaging (MRI) (Direja, 2011)

Pemeriksaan Magnetik Resonance Imaging (MRI), Positif Emission

Tomography (PET), dan Tomography Terkomputerisasi (CT) telah

memperlihatkan abnormalitas dalam simetrisitas, kepadatan jaringan, atrofi

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

sebagian serebral dan pelebaran ventrikel serebral lateral didalam otak

penderita skizofrenia (Stuart, 2007)

F. Mekanisme koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari pengalaman yang

menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis maladaptif Stuart, (2006):

1. Regresi berhubungan dengan masalh proses informasi dan upaya untuk

mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup

sehari-hari.

2. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi

3. Menarik diri

G. Sumber koping

Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh

gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti intelegensi

atau kriativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan

dewasa muda tentang ketrampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya

belajar dari pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang

penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

H. Pohon masalah

Risiko perlaku kekerasan Akibat

Gangguan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial Penyebab

Penyebab Gambar II.3 Pohon masalah (Direja, 2011)

K. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

2. Isolasi sosial

3. Risiko perilaku kekerasan.

I. Penatalaksanaan

1. Psikofarmakologi

Terapi termasuk identifikasi kondisi medis umum atau medis tertentu

yang terlibat.Pada saat tersebut terapi diarahkan kepada kondisi yang

mendasari dan pengendalian perilaku pasien dengan segera.Perawatan

dirumah sakit mungkin diperlukan untuk menilai pasien secara menyeluruh

dan untuk memastikan keamanan pasien.Obat anti psikotik atau perilaku

Core problem

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

agresif dengan segera dan jangka pendek, walaupun Benzodiasepindapat juga

berguna untukmengendalikan agitasi dan kecemasan.

Pemakaian anti depresan dalam pengobatan gangguan depresif pasca

psikotik dari skizofrenia telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Kira-

kira setengah penelitian telah melaporkan adanya efek dari hilangnya gejala

depresif pada beberapa pasien, tetapi hasil campuran dari beberapa penelitian

mencerminkan ketidakmampuan sekarang ini untuk membedakan pasien

yang mana akan berespon dan pasien mana yang tidak berespon terhadap anti

depresan.

Obat-obatan antipsikotik konvensional ( seperti Klorpromazin,

Flufenzin, Haloperidol, Loksapin, Prefenzin, Trifluoperazin, Tiotiksen, dan

Tioridaksin) terbukti mengurangi gejala positif skizofrenia dan secara

signifikan menurunkan risiko relaps simtomatik dan dirawat inap pulang.

Namun, efek samping neurologis yang serius menyebabkan obat ini sulit

ditpleransi oleh banyak pasien skizofrenia.

Kelompok obat-obatan antipsikotik terbaru (seperti Klozapin,

Risperidon, Olanzapin, Quetiapin, Ziprasidon) telah menunjukan efektivitas

yang dapat dibandingkan atau lebih baik untuk mengatasi gejala skizofrenia

yang secara signifikan menurunkan resiko gangguan neurologis yang

merugikan. Obat-obat ini terutama efektif dalam mengatasi gejala negative

skizofrenia (Stuart, 2007)

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

J. Intervensi

. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

a. Tum : Klien dapat mengontrol halusinasi.

b. Tuk : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

2) Klien dapat mengenal halusinasi.

3) Klien dapat mengontrol halusinasi.

4) Klien memilih cara mengatasi seperti yang telah didiskusikan.

5) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.

6) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

c. intervensi :

1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi

terapeutik.

2) Sapa klien dengan ramah.

3) Perkenalkan diri dengan sopan.

4) Tanyakan nama lengkap klien.

5) Jelaskan tujuan pertemuan.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

6) Jujur dan tepat janji.

7) Tunjukan sikap empati.

8) Beri perhatian kepada klien.

9) Observasi tingkah laku klienterkait dengan halusinasi.

10) Bantu klien mengenal halusinasi.

11) Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi.

12) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi.

13) Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.

14) Diskusikan cara lain untuk memutus mengontrol halusinasi.

15) Bantu klien melatih cara memutus halusinasi.

16) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih.

17) Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi.

18) Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang gejala halusinasi

yang dialami.

19) Cara yang dapat dilakukan klien untuk memutuskan halusinasi.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

20) Cara merawat halusinasi dirumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri.

21) Beri reinforcement karena sudah berinteraksi.

22) Diskusikan dengan klien keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.

23) Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan merasakan manfaat.

24) Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat, efek samping obat.

25) Bantu klien minum obat.

(Sumber : Yosep, 2011)

2. Isolasi sosial

a. Tum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

b. Tuk : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2) Klien dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berhubungn dengan orang

lain.

3) Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.

4) Klien dapat berkenalan.

5) Klien dapat menentukan topik pembicaraan.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

6) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap berkenalan dengan

orang pertama (perawat).

7) Klien dapat berinteraksi dengan secara bertahap berkenalan dengan orang

kedua (pasien lain).

c. intervensi :

1) Beri salam dan panggil nama klien.

2) Sebutkan nama perawat dan sambil berjabat tangan.

3) Jelaskan tujuan interaksi.

4) Jelaskan kontrak yang akan dibuat.

5) Beri rasa aman dan tunjukkan sikap empati.

6) Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya.

7) Bantu klien mengungkapkan alasan klien dibawa ke rumah sakit.

8) Beri kesempatan klien mangatakan keuntungan berhubungan atau berinteraksi.

9) Beri kesempatan klien untuk mengatakan kerugian berhubungan atau

berinteraksi dengan orang lain.

10) Beri kesempatan klien mencontohkan teknik berkenalan.

11) Beri kesempatan klien menerapkan teknik berkenalan.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

12)Beri kesempatan klien dan bantu klien menentukan topik pembicaraan.

13) Latih berhubungan sosial secara bertahap dengan perawat.

14) Masukkan dlam jadwal kegiatan klien.

15) Latih cara berkenalan dengan dua orang atau lebih dengan teman satu ruangan

atau sesama pasien.

16) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.

(Sumber : Yosep, 2011)

3. risiko perilaku kekerasan

a. Tum : Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan baik secara

fisik, sosial, verbal, spiritual.

b. Tuk : 1) Bina hubungan saling percaya.

2) Klien dapat mengidentifikasi perilku kekerasan.

3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

4) klien dapat mengontrol perilaku kekerasan.

c. intervensi :

1) Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan komunikasi terapeutik.

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1385/3/LISA ANDRIANI NANGIN BAB II.pdf · Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang

2) Bantu klien mengungkapkan perasaan.

3) Bantu klien untuk mengungkapkan tanda perilaku kekerasan.

4) Diskusikan dengan klien keuntungan dan kerugian perilaku kekerasan.

5) Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan.

6) Anjurkan klien mempraktekan latihan.

(Sumber : Yosep, 2011)

Asuhan Keperawatan Pada..., LISA ANDRIANI NANGIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015