39
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Masa 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang mempunyai arti “sama” atau communico,communicatio, atau communicare yang mempunyai arti membuat sama. Sedang kan dalam bahasa inggris adalah communication. Asal usul kata komunikasi atau istilah pertama yang digunakan adalah yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang miriip. Menurut beberapa ahli seperti dedy mulyana(2005:4) menyatakan bahwa komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan komunikasi merupaka proses penyampaian pesan dimana pesan dapat berupa ide, informasi dan dapat berupa simbol, suara, lambang dan kemudian dapat menimbulkan efek pada media. Adapun kesimpulan diatas diperkuat oleh oleh Effendy( 2007: 5) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui sebuah media. Cara yang baik untuk berkomunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom with what effect demikian efendi (2007:5) menyatakan kutipan dari harold lasswell didalam karya The Structure and Function of Communication in Society.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Kabar sebagai Media ...eprints.umm.ac.id/52413/3/BAB II.pdf · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Masa 1. Pengertian

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Masa

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang mempunyai

arti “sama” atau communico,communicatio, atau communicare yang

mempunyai arti membuat sama. Sedang kan dalam bahasa inggris adalah

communication. Asal usul kata komunikasi atau istilah pertama yang

digunakan adalah yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang

miriip. Menurut beberapa ahli seperti dedy mulyana(2005:4) menyatakan

bahwa komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu

pesan dianut secara sama. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan

komunikasi merupaka proses penyampaian pesan dimana pesan dapat berupa

ide, informasi dan dapat berupa simbol, suara, lambang dan kemudian dapat

menimbulkan efek pada media. Adapun kesimpulan diatas diperkuat oleh oleh

Effendy( 2007: 5) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung

melalui sebuah media.

Cara yang baik untuk berkomunikasi adalah menjawab pertanyaan

sebagai berikut: who says what in which channel to whom with what effect

demikian efendi (2007:5) menyatakan kutipan dari harold lasswell didalam

karya The Structure and Function of Communication in Society.

8

Yang dikemukan oleh Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur segabai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

Komunikator ( communicator, source, sender )

- Pesan ( message )

- Media ( channel, media )

- Komunikan ( communican, communicatee, receiver, recipient )

- Efek (effect, impact, influence)

Kemudian dapat disimpulkan bahwa apa yang telah dikemukan oleh

lasswell komunikasi merupakan proses meyampaikan pesan dari

siapa(komunikator) kepada siapa (komunikan) melalui media dan kemudian

menimbulkan sebuah efek tertentu.

2. Macam-Macam Komunikasi Massa

Dalam kaitan dengan definisi makan berlanjut kepada klasifikasi dalam

komunikasi. Akan ada banyak versi menurut berbagai pakar tergantung dari

bidang studi dan pengalamannya. Ada banyak sudut pandang yang muncul

ketika banyak pakaryang membahas karena diyakini bahwa masing – masing

mempuyai sumber dan dasar tersendiri. Kemudian didalam kelompok buku

human communication dibagi lima (5) macam komunikasi yaitu Komunikasi

Antarpribadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok Kecil

(Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational

Communication), Komunkasi Massa (Mass Communication), dan Komunikasi

Publik (Public Communicatioon).

Joseph A. de Vito seorang pakar komunikasi di City University of new

York dalam bukunya Comminicology (1982 dalam Cangara, Hafied. 2005:

9

29) membagi komunikasi atas empat macam, yakni Komunikasi Antarpribadi,

Komunikasi Kelompok, Komunikasi Publik dan Komunikasi Massa.

a. Komunikasi Antarpribadi

sebuah kegiatan komunikasi antara individu seacara langsung atau

bertatap muka dimana dapat dilihat langsung reaksi orang lain saat

berbicara. Dan dapat menangkap pesan secara verbal dan non verbal.

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi

diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang. Ciri-

ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunkasi berada

dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikaasi mengirim

pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal

(Mulyana, 2005: 73).

b. Komunikasi Kelompok

Kumpulan para individu yang mempunyai tujuan bersama sehingga

saling berinteraksi antar satu derngan yang lain untuk mencapai tujuan

bersama dan mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut.Sehinggakomunikasi kelompok

biasanya merujuk pada komunikasi yangdilakukan kelompok kecil.

Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar

pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku

juga bagi komunikasi kelompok(Mulyana, 2005: 74).

c. Komunikasi Publik

Kegiatan berkomunikasi yang terjadi diantara pembicara dengan

sejumlah orang pada sebuah forum dimana orang – orang tersebut tidak

10

dapat dikenali satu persatu (khalayak).Contoh komunikasi seperti ini

adalah pidato, ceramah, atau kuliah umum.Beberapa pakar menggunakan

istilah komunikasi kelompok besar (large-group communication) untuk

komunikasi ini(Mulyana, 2005: 74)

Komunikasi publik berbeda dengan komunikasi antar pribadi dan

komunikasi kelompok karena komunikasi publik lebih formal dan dan

banyak kesulitan dalam pengaplikasiannya. Dalam berbicara di publik

dibutuhkan keberanian, daya tarik dan seni berbicara agar perhatian

orang terpusat kepada pembicara sangat dibutuhkan sehingga persiapan

harus cermat dalam melakukan komunikasi publik. Daya tarik fisik

pembicara bahkan dipertimbangkan sebagai faktor penting untuk

menentukan tersampainya pesan atau tidak. Komunikasi antarpribadi

melibatkan pihak-pihak yang sama-sama aktif.Sedangkan satu pihak

(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung pasif.

d. Komunikasi Massa

Kegiatan komunikasi dengan menggunakan media massa. Bias

menggunakan media cetak atau media elektronik. Pesan pesan yang

disampaikan bersifat umum dan ditujukan kepada masyarakat dengan

tujuan jangkauan luas karena fungsi media adalah sebagai sarana dalam

penyebaran berita. Media massa yang digunakan adalah media yang

dikelola oleh lembaga atau perseorangan yang dilembagakan.

Komunikasi massa merupakan gabungan dari komunikasi

antarpribadi,kelompok dan public (Mulyana, 2005: 75).

11

Menurut pakar diatas terdapat empat (4) tipe komunikasi yaitu komunikasi

dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik dan komunikasi

massa.

3. Macam-Macam Media Komunikasi Massa

Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya dibatasi pada tiga

jenis media, sehingga dapat dibedakan dengan bentuk media komunkasi yang

bersifat masal, tetapi tidak memilki kaitan dengan aktivitas jurnalistik. Dalam

jurnalistik, media dikategorikan ke dalam tiga jenis berikut:

1) Media cetak yang berupa surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid,

2) Media elektronik berupa radio dan televisi.

3) Media online berupa media yang menggunakan internet, seperti website,

blog, dan lain sebagainya

Keberadaan media massa tidak dapat dipungkiri karena akan selalu ada

dalam kehidupan sehari – hari di seluruh aktivitas kehidupan. Tiada hari tanpa

berita. Secara subtansial, media massa dapat dibedakan berdasarkan proses

pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran berita yang dilakukan.

Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa ciri – ciri yang menentukan perbedan

antara media cetak, media elektronik, dan media online, antara lain terletak

padapenyajian berita, Positioning, teknis pengelolaan, target audiens (pembaca/

pendengar/ pemirsa).

Apabila melihat ciri diatas maka pada akhirnya akan menentukan

proses kerja tim redaksi, periode penerbitan, kecepatan penyajian berita, dan

kedalaman informasi yang dipublikasikan (Yunus, 2012: 27).

12

B. Surat Kabar sebagai Industri

1. Pengertian Industri

Secara luas industri yaitu mencakup semua usaha dan kegiatan

dibidang ekonomi bersifat produktif. Sedangkan secara sempit industri adalah

kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat

kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk produk akhir dan

konsumen akhir. Dikatakan dalam KBBI pengertian industri

(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/industri; diakses tanggal 25 febuari 2019)

adalah kegiatan memperoses atau mengolah barang dengan menggunakan

sarana peralatan. Sedangkan Media (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media;

diakses tanggal 25 febuari 2019 ) adalah alat, sarana, bisa seperti koran,

majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan menurut Badan

Pusat Statistik (2008), industri mempunyai dua pengertian, Selain pengertian

diatas, pada tahun 2002 Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Tambunan (2002 :

49), membagi industri berdasarkan aspek tenaga kerja. Industri dibagi menjadi

empat yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, industri rumah

tangga (usaha mikro).

2. Ciri-Ciri Industri

Menurut Badan Pusat Statistik, skala industri dibedakan menajdi empat

lapisan berdasarkan jumlah tenaga per unit usaha, yaitu sebagai berikut :

1) Industri besar : pekerja antara 100 orang atau lebih

2) Industri sedang : pekerja antara 20 sampai 99 orang

3) Industri kecil : pekerja antara 5 sampai 19 orang

4) Indsutri rumah tangga : pekerja antara 1 sampai 4 orang

13

Demi keperluan kalangan perbankan Bank Indonesia menetapkan

batasan tersendiri mengenai besar kecilnya skala usaha suatu industri.Dasar

kriteria Bank Indonesia adalah besar kecilnya assets (kekayaan) yang dimiliki.

Klasifikasinya berdasarkan penetapan pada tahun 1990 adalah sebagai berikut :

1) Industri Besar : Industri yang memiliki asset (tidak termasuk nilai tanah

dan bangunan) ≥ Rp. 600 juta

2) Industri Kecil : Industri yang memiliki asset (tidak termasuk nilai tanah

dan bangunan) < Rp. 600 juta

3. Industri Media

Di indonesia sistem ekonomi politik selalu berkaitan dengan

pertumbuhan industri media. Industri media yang begitu dinamis menjadi

bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat dalam kehidupan maka tidak

dipungkiri perkembangan dalam media sangat penting menurut masyarakat.

Begitu pentingnya media bagi masyarakat maka perlu sebuah langkah praktis

agar media selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan menjalankan

fungsinya, sehingga media tidak terjerumus kepada kepentingan industri bisnis

semata.

Bernard (1994: 43) Bernard (1994: 43) mengatakan bahwa didalam

media sebagai bisnis keuntungan sebagian besar didapat dari konten melalui

iklan. Efek dari kestabilan ekonami terlihat dari tumbuhnya iklan dan semakin

konsumtif konsumen dan permintaan. Semakin banyak konten yang

dikonsumsi oleh pemirsa, semakin besarkeuntungan yang akan diperoleh oleh

media. Peraturannya sangat jelas, operator media harus berusaha sebisa

mungkin, untuk dapat menciptakan konten yang, menarik sebanyak mungkin

14

pemirsa. dalam bisnis media dan sepertinya tidak menimbulkan masalah yang

serius. Tetapi hal ini terus berlanjut, untuk menjaga permintaan konten yang

menguntungkan agar rating tetap tinggi dilakukan dengan cara memanipulasi

kebutuhan konsumen. Untuk meraih keuntungan lebihkonten harus diproduksi

dan didistribusikan, dengan cara yang lebih ekonomis. Pemikiran seperti diatas

seharusnya, tidak terjadi diindonesia namun pada dasarnya bisnis adalah

menghasilkan profit maka pemikiran tersebut sudah benar, namun hal ini tidak

dibenarkan apabila sebuah media hanya memikirkan konten dan profit

sehingga lupa bahwa media ada untuk kepentingan tetapi inilah yang sedang

terjadi pada media di Indonesia.

Dalam perkembangan bisnis media penyedia konten dan iklan turut

berkembang pula. Iklan dalam bisnis memang menggiurkan dan merupakan

salah satu cara untuk mencari keuntungan. Diharapkan bisa meraih keuntungan

besar maka pemilik media lokal berusaha untuk mendirikan hal serupa,

misalnya stasiun tv lokal, surat kabar lokal. Menjadi salah satu faktor

pendorong diawal kemunculan media lokal.

4. Isu utama dalam industri media di Indonesia (Curtis ,

James,1996: 89)

Pertama, Konten. Isu utama yang telah dibahas dibahas diawal menjadii

isu utama yang menghubungkan aspek aspek yang berada di media mulai dari

awal hingga distribusi. Dalam industri media tentu saja bisnis menjadi nafas

media untuk bertahan dan agar perannya sebagai penyampai berita demi

kepentingan publik tetap berjalan.

15

Produksi konten harus didasarkan pada dan cerminan dari kebutuhan

warga negaara.Namun, gagasan tentangkebutuhan itu sendiri banyak

disalahartikansebagai keinginan dimana tidak semua yang diinginkan adalah

yang dibutuhkan.Namun karrena adanya profit yang ingin dikejar maka

keinginan selalu di balut dengan kata kebutuhan agar dalam praktiknya dapat

terlihat benar. Padahal hal ini tidaklah benar dari seperti yang dilihat.

Secara teoritis, satu salah satu hal baik yang didapatkan dari media

adalah mempunyai kekuatan untuk mendidik warga mengenai apa yang mereka

butuhkan, bukan sekedar apa yang mereka inginkan. Media harus dan sudah

seharusnya, mendidik danmensosialisaikanpublikmelalui kontennya.

Kedua, Perkembangan Tekno-ekonomi. Sementara keuntungan sudah

secara jelas menjadi pendorong utama perkembangan industri media saat ini,

inovasi dalam teknologi media juga menjadi faktor yang tidak kalah

pentingnya.Kemajuan teknologi, khususnya internet dan media baru, telah

mengubah struktur dan model bisnis media. Kemajuan teknologi tidak hanya

menyediakan platform baru untuk distribusi konten seperti saat ini, tetapi juga

strategi digitalisasi yang akan datang. Tetapi, kebijakan media sepertinya tidak

mampu mengimbangi kecepatanperkembangan teknologi dan ekonomi. Ketika

kebijakan-kebijakan yang ada saat ini tidak dijalankan untuk membatasi

kepemilikan media,belum ada kebijakan yang disiapkan untuk mengantisipasi

dampak dari modelmodel bisnis baru yang berkembang, sebagai konsekuensi

dari digitalisasi media yang akan datang. Sebagian besar peraturan media

hanya terfokus pada konten (terlepas dari ketidakmampuannyaa untuk

16

menjamin keberagaman), dan mengabaikan cara-cara di mana praktik-praktik

bisnis baru akan berdampak terhdap hak warga dalam bermedia.

Ketiga, Kebijakan Media. Dalam perkembangan bisnis di indutri media

yang semakin maju beberapa kebijakan sudah tidak sesuai dan beberapa sudah

sangat bagus dan mengikuti perkembangan namun dalam pengaplikasian nya

sangat buruk. Beberapa kebijakan juga terlihat tidak jelas dan menguntungkan

satu pihak saja demi menguntungkan bisnis media.KIDP (koalisi independen

untuk demokratisasi) mengajukan tuntutan mengenai UU Penyiaran no.

32/2002 Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (4). Meskipun kedua pasal

tersebut mengatur kepemilikan dan membatasi jumlah izin yang diberikan

kepada institusi penyiaran tunggal, tidak ada pernyataan yang jelas bagaimana

efek yang diberikan oleh pembatasan ini.Interpretasi yang tidak jelas dari

pasal-pasal ini di interpretasikan oleh KIDP sebagai dukungan legal atas

konglomerasi di bisnis media yang telah memiliki dampak sangat besar dalam

hal akses media dan kontenn.

Keempat, Bias Keterwakilan. terlihat bahwa media mulai

mengesampingkan kepentingan publik dan lebih mementingkan pasar.

Terkadang terlihat dari sebuah kemakluman dari kegagalan yang dilakukan

terhadap badan – badan publik namun kurang tanggap apabila terjadi

kegagalan serupa pada pasar. Apalagi yang berkaitan dengan sektor korporasi

swasta.

5. Surat Kabar sebagai Industri Bisnis

Media memainkan peran penting dalam kehidupan publik saat ini.Bahkan

secara etimologis, kata media memiliki makna locus publicus adalah sebuah

17

ranah publik. Akan tetapi seperti yang mungkin juga terjadi di negara-negara

lain, media di Indonesia tampak semakin digerakkan oleh motif keuntungan.

Meskipun demikian, pemahaman lebih lanjut melihat bahwa media tetaplah

sebuah ranah yang diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan, mulai

dari politik dan bisnis hingga blok-blok religius-fundamentalis, yang bersaing

untuk meraih kendali dan pengaruh, meskipun terlihat jelas satu pihak

memiliki kekuasaan lebih dibanding lainnya. Media terlihat dikendalikan oleh

pemegang modal, sehingga industri dapat mengelak dari peraturan-peraturan

yang ada, dan pada gilirannya menyebabkan diperbolehkannya penguatan

bisnis media melalui akuisisi maupun perusahaan media lain, dengan jumlah

yang tidak terbatas.

Pertumbuhan industri media di manapun berkaitan erat dengan sistem

ekonomi politik begitupun yang terjadi di Indonesia.industri media di

Indonesia sangatlah dinamis. Media terus menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia, oleh karena itu perkembangan industri

media selalu penting bagi masyarakat.Meskipun begitu, ada langkah-langkah

yang perlu diambil untuk memastikan bahwa industri mengutamakan

pelayanan pada kepentingan masyarakat.Agar kita tidak ikut dalam permainan

media bisnis.

Akan tetapi, perkembangan berikutnya memperlihatkan bahwa surat

kabar telah menjadi institusi produk bisnis yang menjual informasi. Di

Amerika, menjelang abad ke-19, koran The New York Sun sudah menjadi

institusi ekonomi. Banyak perusahaan penerbit surat kabar yang kemudian

menjelma menjadi korporasi besar.

18

Di Indonesia, di masa-masa prakemerdekaan, banyak koran yang

didirikan dan disubsidi oleh pemerintah kolonial Belanda. Koran menjadi alat

propaganda pemerintah kolonial ketika itu, di samping koran-koran kaum

nasionalis yang menjadi media politik yang memberitakan kritik atau

perlawanan terhadap pemerintah kolonial.

Titik awal pers Indonesia memasuki era industri adalah ketika

diterbitkannya Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada Juli

1968. Undang-undang ini memasukkan pers sebagai industri yang berhak

mendapat pinjaman pemerintah, insentif pajak, dan insentif barang impor

(kertas koran). Media terus berkembang dan berubah seiring peubahan dari

ekonomi dan teknologi. Aktivitas ini melibatkan produksi barang dan layanan

seringkali bersifat individu (konsumsi kepuasan pribadi individu dan publik

dipandang perlu bagi bekerjanya masyarakat sebagai keseluruhan dan juga

pada ranah publik). Media massa tumbuh dengan citra yang kuat dan meluas

sebagai pemain penting dalam kehidupan publik, media dapat menarik

perhatian pemerintah untuk alasan membuat bisnis pribadai menjadi subjek

dalam berbagai bentuk regulasi hukum dan ekonomi(McQuail, 2011:244-245)

C. Macam-Macam Rubrikasi Surat Kabar

Pengertian dari rubrik adalah tempat didalam surat kabar yang memuat

isi dan berita. Dibuat khusus untuk periode tertentu entah harian atau

mingguan, maka dari itu Rubrik menjadi kepala karangan dalam media cetak

surat kabar. Rubrik berisi informasi baik berita, opini, dan iklan. Di dalam

penempatan teks maupun gambar di dalam rubrik juga mempunyai kriteria

19

diantaranya pangsa pasar yang jelas, memiliki konten beragam, memiliki dumi,

memiliki nama dan kop (dikutip dari library.unisba.ac.id)

“News is the timely report of facts or opinion of either interest or

importance, or both, to a considerable number of people”. (Berita adalah

laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang

menarik minat atau penting, atau keduanya, bagi masyarakat). (Effendy,

1993; 67)

Berita merupakan adalah hasil laporan. Namun apa yang membedakan

laporan dengan laporan lainnya adalah kecepatan dari hadirnya berita tersebut

dan berkaitan dengan kepntingan umum.seorang penulis jurnalistik kenamaan

bernamah Frank Luther Mott dalam bukunya, News Survey of Jurnalism

menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan kosep berita yang meminta

perhatian kita, yaitu:

1) Berita sebagai laporan tercepat (News as Timely Report)

Konsep berisi bahwa faktor utama dari berita adalah waktu kapan terjadinya.

Namun dengan munculnya radio dan televisi maka hal ini menjadi relatif.

Kenyataan menunjukkan bahawa seseorang yang pada malam harinya

mendengar berita dari radio ataupun televisi, keesokan harinya

menyempatkan diri untuk membaca berita yang sama dari surat kabar. Hal

ini adalah berkat jurnalistik surat kabar yang tetap dapat memikat khalayak.

2) Berita sebagai rekaman (News as Record)

Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi

sering menjadi catatan bersejarah yang sangat berharga. Pernah New

York Times, sebuah surat kabar di Amerika memperoleh Pulitzer Prizes

sebagai penghargaan atas pemuatan berita yang merupakan bahan yang

bersifat documenter.

20

3) Berita sebagai fakta objektif (News as objective facts)

Sebuah berita harus faktual dan objektif. Tetapi nilai objektif untuk suatu

fakta merupakan hubungan yang membingungkan karena tergantung

sudut pandang, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak.

Bagi para wartawan berita objektif adalah laporan mengenai fakta yang

diamatinya tanpa pandangan memihak salah satu pihak, ini berarti

laporan yang jujur.

4) Berita-berita interpretasi (News as Interpretation)

Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi,

atau ilmu pengetahuan. suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca

mengerti. Mereka perlu diberi penjelasan mengenai sebab-sebabnya, latar

belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal

yang lain. Ini adalah berita dibalik beritta. Untuk menggali dan

menyajikannya diperlukan kepandian dan kejujuran. Tetapi bahayanya

dalam interpretation reporting seperti dapatmenimbulkan faktor

prasangka terhadap suatu soal atau seseorang.

5) Berita sebagai sensasi (News as Sensation)

Disini terdapat unsur subyektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan

dan yang menggetarkan atau mengharukan bagi pembaca yang lain. Hal-

hal seperti ini terdapat dalam pemberitaan yang serius mengenai kejadian-

kejadian penting seperti bencana atau perang, dan yang lebih ringan

seperti skandal dan desas-desus.

21

6) Berita sebagai minat insani (News as Human Interest)

Disini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang di-

laporkan tapi karena sifatnya yang menyentuh perasaan insan,

menimbulkan iba, terharu, gembira, prihatin, dan sebagainya.

7) Berita sebagai ramalan (News as Prediction)

Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian pada masa depan

daripada masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca

terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan

dari berita, disamping yang merupakan informasi kejadian kini, juga

ramalan yang masuk akal mengenai masa depan.

8) Berita sebagai gambaran (News as Picture)

Gambaran-gambaran yang disajikan dalam halaman surat kabar

jumlahnya semakin banyak. Ilustrasi hal surat kabar, selain sifatnya

semata-mata hiburan, juga mengandung nilai berita. Banyak kejadian

yang dilaporkan dalam bentuk gambaran yang sering kali lebih efektif

daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.

a. Struktur Berita atau Unsur-Unsur Kelayakan Berita

Unsur-unsur kelayakan berita terdiri dari;

1) Berita yang akurat

Seorang jurnalis harus memiliki kewaspadaan dan kecermatan yang

tinggi dalam melakukan peliputan karena dampak yang akan

ditimbulkan dari berita yang diliputnya akan berdampak pada

masyarakat

22

2) Berita yang lengkap, adil serta berimbang

Jurnalis tidak dapat berbohong atau melaporkan kejadian yang tidak

sungguhnya dengan kata lain jurnalis harus senantiasa berusaha untuk

menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta.

3) Berita harus obyektif

Jurnalis harus membuat berita yang sesuai dengan kenyataan serta

tidak memihak dan bebas prasangka. Termasuk pula keharusan

wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak

terpotong-potong oleh kecenderugan subyektif.

4) Berita harus ringkas dan jelas

Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat, artinya

suatu tulisan yang ringkas, jelas, dan sederhana. Tulisan berita harus

tidak banyak menggunakan kata-kata, harus langsung, dan padu.

5) Berita harus hangat

Berita adalah padanan kata News dalam bahasa Inggris. apa yang baru,

yaitu lawan dari lama (Kusumaningrat, 2005; 47-58).

Sedangkan Dja’far Assegaf (1998; 29-38) menyimpulkan unsur-unsur

berita dari para ahli publisistik dan jurnalistik sebagai berikut:

1) Berita haruslah termasa (aktual)

2) Jarak (dekat-jauhnya) lingkungan yang terkena berita

3) Penting (ternama) orang yang diberitakan

4) Keluarbiasaan dari berita

5) Akibat yang mungkin ditimbulkan berita

6) Ketegangan yang ditimbulkan oleh beritaitu

23

7) Pertentangan (konflik) yang terkandung di dalamnya

D. Jurnalistik dan Bentuk-Bentuknya

1. Pengertian Jurnalistik

Menurut Romly, (2003:2) dalam buku Jurnalistik Terapan, mengatakan

bahwa: Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan informasi

berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. Dari definisi tersebut

didapati empat unsur yang membangun dunia jurnalistik:

a. Informasi adalah keterangan, pesan, gagasan, atau pemberitahuan tentang

suatu masalah atau peristiwa.

b. Penulisaninformasi adalah aktivitas penulisan atau penyusunan berita,

opini, feature, untuk dipublikasikan di media massa.

c. Penyebarluasan informasi yaitu penyebarluasan media massa yang berisikan

berita, opini, dan feature yang ditulis oleh wartawan atau penulis.

d. Media massa merupakan singkatan dari media komunikasi massa yaitu

saluran, alat atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi.

Seorang jurnalis tentu berhubungan dengan kegitan jurnalistik. Jurnalis

yang profesional harus menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk

dinikmati merupakan sebuah kewajiban sehingga dibutuhkan sikap

profesional dalam setiap kegiatan seorang jurnalis. Masyarakat sendiri dapat

menilai dan memperhatikan kinerja dari jurnalis dengan membaca dan

membeli surat kabar. Sumadiria (2006:3) dalam buku Jurnalistik Indonesia,

mengatakan bahwa jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari,

mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui

media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-

24

cepatnyadengan demikian dapat dipahami bahwa jurnalis harus mempunyai

sikap profesional dalam dirinya agar segala kegiatan jurnalistik menghasilkan

berita yang faktual

Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan jurnalistik itu

meliputi tahap -tahap tertentu dalam pencarian informasi untuk dijadikan sebuah

berita. Sedangkan jurnalistik berfungsi untuk mengarahkan pers pada fungsinya

sebagai pembawa dan penyalur informasi, fakta, data, keterangan,, dan hiburan

bagi semua orang yang meminatinya, oleh karena itu berbicara pers atau surat

kabra mau tidak mau kita harus pula mempelajari ilmu tentang jurnalistik.

Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengolah berita yang

dimulai dari mendapatkan informasi hingga menyebarluaskan informasi

kepada khalayak Menurut Effendy(1993:94) dalam buku Ilmu, Teori dan

Filsafat Komunikasi Maksud dari pengertian tersebut menyebutkan bahwa

dalam kegiatan jurnalistik meliputi sebuah peristiwa yang dianggap menarik.

Karena bahan untuk dijadikan untuk sebuah pemberitaan adalah suatu yang

menarik, sesuatu yang dianggap tidak biasa atau sedang hangat –

hangatnyadiperbincangkan oleh semua orang. Peristiwa yang bisa menarik

perhatian semua orang, bisa untuk bahan berita juga karena hal tersebut

mengundang mitan atau perhatian orang.

2. Macam-Macam Bentuk Jurnalistik

Ada tiga (3) bagian besar dalam menulis berita dan feature menurut

Sumadiria (2006:4-5) dalam buku Jurnalistik Indonesia:

25

1) Jurnalistik Media Cetak

Ada dua faktor yang mempengaruhi Jurnalistik media cetak

yaituverbal dan visual. Visual menekankan kepandaian dalam hal

menata, menempatkan, dan mendesain tata letak agar lebih mudah

dipahami dan akan selaras dengan berita yang akan di tulis pada media

cetak.. Verbal menekankan keefektifan dalam pemilihan dan

menyusun kata dalam setiap rangkain kalimat sehingga menjadi lebih

mudah dipahami

2) Jurnalistik Media Elektronik Auditif

Berkaitan dengan audio. Teknologi berkaitan dengan frekuensi

sehingga dapat menyebarkan berita lebih jauh. daya pancar radio dapat

ditangkap jelas dan jernih oleh pendengar apabila pendengar

mempunyai alat untuk menangkap frekuensi tersebut misalnya

radio.Sedangkan tingkat penyebaran berita dengan audio lebih cepat

ketimbang distribusi media cetak.

3) Jurnalistik Media Elektronik Audio Visual

Gabungan dari verbal, visual, tekhnologi dan tata. Verbal berhubungan

dengan kata-kata yang disusun singkat, padat, dan efektif.menekankan

keefektifan dalam pemilihan dan menyusn kata dalam setiap rangkain

kalimat sehingga menjadi lebih komunikatif sedangkan Visual lebih

banyak menekankan bahasa gambar yang tajam, hidup, memikat dan

selaras dengan verbal.. Teknologimerupakan sarana menyediakan

26

barang-barang yang diperlukan dimana hal ini berkaitan dengan daya

jangkau siaran, kualitas suara, dan gambar yang dihasilkan serta

diterima oleh pesawat televisi penerima.

3. Produk Jurnalistik

Produk jurnalistik menurut Sumadiria (2006:7) dalam buku Jurnalistik

Indonesia. Menulis berita dan Featuremenjelaskan bahwa produk jurnalistik

adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti

radio, televisi, dan media on line Internet. Namun tidak semua surat kabar

disebut produk jurnalstik. Diantaranya produk jurnalistik tersebut yaitu

meliputi:

1) Tajuk rencana

Berisi opini tentang pendapaat atau sikap resmi sebagai suatu media

sebagai lembaga penerbitan terhadap persoalan yang sedang terjadi,

fenomenal atau kontroversial yang sedang berkembang di masyarakat.

2) Karikartural.

Secara etimologis, karikartur berasal dari bahasa Italia, caricare, artinya

melebih-lebihkan.Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata carattere, juga

bahasa Italia, yang berarti wajah.Jadi karikartur dapat diartikan sebagai

opini redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik

sosial dengan memasukan unsur kelucuan, anekdot, atau

humor agar siapa pun yang melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh

atau objek yang dikarikarturkan itu sendiri.

3) Pojok.

27

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa

tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial, untuk kemudian

dikomentari oleh pihak redaksidengan kata-kata atau kalimat yang

mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif.Tujuannya untuk

mencubit, mengingatkan, atau menggugat sesuai dengan fungsi kontrol

sosial yang dimiliki pers, kritis tetapi tetap etis.

4) Artikel.

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu

masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau konroversial dengan tujuan

untuk memberitahu (informatif), memepengaruhi dan meyakinkan (persuasive

argumentatif), atau menhibur khalayak pembaca (rekreatif).

5) Kolom.

Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan

pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan yang terdapat dalam

masyarakat.

6) Surat Pembaca.

Surat pembaca berisi opini yang berisi keluhan atau komentar singkat yang

ditulis oleh pembaca yang berkaitan dengan kepentingan dirinya atau

masyarakat. Surat pembaca di muat pada rubrik khusus untuk pembaca.

Semua produk jurnalistik yang disebut diatas mengandung isi yang

berbeda – beda beserta kelebihannya pula. Semua produk jurnalistik diatas

dapat ditemukan di surat kabar.

E. Peran Wartawan dalam Meliput Berita

1. Gambaran umum tentang Wartawan

28

Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Tentang Pers mengatakan wartawan

ialah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, wartawan diartikan sebagai orang yang

pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar,

majalah, radio, atau televise (Depdikbud, 1990). Menurut jakob oetomo

(2001) penegrtian dari wartawan adalah pekerja yang melakukan jenis

pekerjaan tidak hanya berhubungan dengan perusahaan namun juga

berhubungan dengan pembaca. jurnalis sama dengan kaum professional

lainnya seperti dokter, pengacara, akuntan dan dosen. Untuk menekuni

profesi-profesi tersebut, harus memiliki keahlian khusus yang didasari pada

ilmu pengetahuan dan keterampilan. Untuk jurnalis, disyaratkan memiliki

kemampuan dan keterampilan menulis (bagi wartawan media cetak dan

media online) serta kemampuan berbicara (bagi wartawan elektronik)

(Zaenuddin, 2011).

Dalam persepsi diri para wartawan sendiri istilah professional

memiliki tiga arti: pertama, professional adalah kebalikan dari amatir, kedua,

sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus, ketiga, norma-norma

yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada kepentingan publik

pembaca. Selanjutnya, terdapat dua norma yang dapat diidentifikasikan,

yaitu: pertama, norma teknis (keharusan menghimpun berita dengan cepat,

keterampilan menulis dan menyunting dan sebagainya) dan kedua, norma etis

(kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai seperti tanggungjawab, sikap

tidak memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif yang semuanya harus

tercermin dalam produk penulisannyaa).

29

Maka dari itu agar menjadi wartawan yang profesional dalam

menjalankan tugasnya perlu memahami kode etik.Sama seperti dokter,

pengacara, akuntan semua berpegang pada kode etik masing –masing saat

menjalankan pekerjaan mereka.PWI ( persatuan wartawan indonesia) adalah

lembaga yang mengeluarkan kode etik atau kode etik jurnalistik. Bagi

wartawam yang menjalani karir jurnalistik di surat kabar yang memiliki

reputasi dan senantiasa berpedoman kepada kode etik, maka surat kabar

tersebutmemiliki kepercayaan masyarakat sehingga meringankan pekerjaan di

lapangan. Reputasi baik ini sudah tentu tidak didapat begitu saja. Reputasi

sebuah surat kabar diperoleh karena sikap, perilaku dan peforma yang

diperlhatkan kepada publik pembacanya. Hal ini tidak akan ada apabila tidak

terlebih dahulu ditanamkan dengan konsisten selama bertahun-tahun oleh

para wartawan senior surat kabar bersangkutan sejak awal pendiriannyaa.

2. Organisasi Wartawan

Persatuan wartawan indonesia (PWI) merupakan organisasi bagi

wartawan, diketahui bahwa banyak profesi yang mempunyai mempunyai

organisasi pula. Melalui PWI para wartawan Indonesia mengatur berbagai

masalah yang terkait dengan profesinya. Misalnya, memecahkan masalah

atau kasus-kasus pers yang dialami wartawan, melindungi dan membela

wartawan yang mengalami kasus kekaryawanan di media tempatnya bekerja,

serta meningkatkan keahliandan kemampuan profesi para anggota PWI.

Organisasi PWI berpusat di Jakarta dengan sejumlah cabangnya.

PWI merupakan organisasi tunggal bagi wartawan indonesia pada

masa orde baru. Maka apabila bukan anggota dari PWI tidak diakui sebagai

30

wartawan. Namun, sejak masa reformasi PWI tidak lagi menjadi organisasi

tunggaldilakukan deregulasi pers. Hal ini dilancarkan oleh Menteri

Penerangan (ketika itu) Junus Yosfiah, yang salah satunya telah mengubah

tatanan organisasi pers. Melalui SK Menpen No.133/SK/Menpen/1998,;

kedudukan PWI yang semasa Orde Baru ditetapkan sebagai wadah tunggal

untuk organisasi wartawan,telah berakhir. Dengan demikian, terbuka peluang

bagi masyarakat pers untuk membangun organisasi pers diluar PWI.

Setelah mulai muncul organisasi wartawan baru bagi

wartawan.Berdasarkan inventarisasi Departemen Penerangan (kini dibawah

naungan Menteri Komunikasi dan Informasi, Menkominfo), hingga 7 April

1999, tercatat 24 organisasi wartawan berdiri. Wartawan televisi, yang pada

era tunggal bergabung dengan PWI, kini mendirikan organisasi sendri, Ikatan

Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Pengelompokan wartawan tidak hanya

didasarkan pada perbedaan jenis media massa, tetapi juga pada bidang

liputannya.

Kelompok wartawan yang biasa meliput masalah-masalah ekonomi

mendirikan Assosiasi Wartawan Ekomomi (AWE). Muncul pula organisasi

wartawan dengan dasar keagamaan yaitu Himpunan Wartawan Muslim

Indonesia (Himawi) dan Asosiasi Wartawan Muslim (Awam) Indonesia,.

Kalangan wartawan fotto tidak mau ketingalan dengan membentuk Persatuan

Wartawan Foto Republik Indonesia (PWFI) dan Pewarta Foto Indonesia

(PFI). Para penyiar pun membentuk Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia

(HPPI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). PWI sendiri kemudian

mendapat tandingan organisasi yang berasal dari pecahan PWI tunggal, yakni

31

PWI Reformasi, meski organisasi tandingannya itu kini tak terdengar lagi

kabar beritanya (Zaenuddin, 2011).

3. Manajemen wartawan untuk membekali diri dalam mencari berita

Menurut Eni Setiati (2005), strategi wartawan untuk membekali diri

dalam mencari berita, adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan liputan, wartawan harus memiliki bekal tentang apa

saja yang akan dilakukanya. Wartawan bisa membuat kerangka acuan dan

pertanyaan.

b. Wartawan juga harus menguasai topik pembicaraan. Dengan demikian,

wartawan tidak buta sama sekali terhadap pokok persoalan yang akan

ditanyakan kepada narasumber.

c. Pelajari dulu peristiwa dalam konteks pemberitaan. Apakah peristiwa itu

memiliki nilai berita sehingga layak untuk diangkat sebagai berita.

d. Sebelum melakukan liputan, perlu diamati dahulu apakah berita itu sesuai

dengan kode etik media massa tempat wartawan bekerja

e. Jika berita tersebut sudah dianggap layak untuk diangkat,

pertimbangkanlah apakah berita tersebut mendatangkan keuntungan bagi

media. Keuntungan disini memiliki arti, berita tersebut nantinya banyak

dibaca orang sehingga media laku keras.

f. Apakah berita yang diliput memiliki nilai “prominence” (kemahsyuran

atau popularitas) kalau mengandung itu, bisa saja mendongkrak oplah

penjualan media tersebut

Seperti diungkap di atas, suatu peristiwa patut diangkat menjadi

sebuah berita jika memang memiliki nilai berita. Nilai berita itu antara lain:

32

a. Kebermaknaan

Kejadian yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak atau

pembaca. Contoh: Kenaikan BBM, Kenaikan tarif angkutan, dan lain-lain.

b. Besaran

Kejadian menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang

banyak. Contoh: Kasus korupsi triliyunan yang merugikan Negara.

c. Kebaruan

Suatu kejadian menyangkut peristiwa yang baru terjadi. Contoh: Gempa

bumi dan Tsunami

d. Kedekatan

Suatu kejadian yang berada di dekat pembaca. Kedekatan itu bisa secara

geografis atau emosional. Contoh: Peristiwa kecelakaan mobil, kebakaran

atau pembunuhan yang berada di dekat

e. Kemasyuran

Suatu kejadian yang memberi sentuhan rasa kepada para pembaca.

Mengungkap peristiwa orang terkenal, figure publik, atau masyarakat

biasa dalam peristiwa luar biasa. Contoh: Seorang artis mengalami

kecelakaan

4. Wartawan mencari ide dan menentukan bahan berita di sumber berita

Wartawan dituntut untuk dapat mencari berita setiap hari.Hal ini

disebabkan oleh tenggat waktu dari perusahaan.Namun tidak setiap hari

terjadi suatu hal yang menggermparkan.Wartawan perlu mencari ide dan

menentukan bahan berita.

33

Untuk memudahkan dalam mencari berita adalah dengan kekayaan ide

yang dimiliki dan dicari oleh wartawan. Karenanya berita wartawan dapat

dikatakan berbobot dan nantinya diakui masyarakat. Maka dari mencari ide

itu perlu mendapatkan perhatian serius untuk segera memilih ide dan

mengembangkanya (Yunus Hanis Syam, 2006).

Berita diperoleh wartawan tidak saja dari peristiwa yang dilihat

dengan mata kepalanya sendiri. Tapi juga diperoleh dari banyak sumber.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan berbagai masalah juga terdapat berbagai

macam berita misalnya berita politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita

olahraga, berita militer, berita pendidikan, dan berita keagamaan.Masing-

masing macam berita itu mempunyai sumber-sumber tersendiri. (Sutirman

Eka Ardhana, 1995) Wartawan dapat mencari bahan berita di sumber

beritanya yaitu sebagai berikut:

a. Sumber informasi

Sumber informasi atau narasumber misalnya petugas kepolisian, petugas

pemadam hingga preman sekali pun .wartawan harus mempunyai

aksesmuntuk menemui atau mempunyai kontak.

b. Saluran radio

Salah satu sumber informasi yang tidak dapat diabaikan adalah salura radio

milik lembaga yang bertuga menanggulangi keadaan darurat atau milik

kepolisian.

c. Saksi mata

34

Sebaiknya diupayakan untuk mendapatkan saksi mata lebih dari satu supaya

keterangan yang diperoleh mendapatakan akurasi yang setinggi-tingginya

dan terhindar dari kemungkinan dramatiisasi yang bisaa dibuat saksi mata.

d. internet

salah satu cara mencari rujukan dan referensi bagi wartawan adalah

internet.guna melengkapi beritanya. Karena di internet juga terdapat

sejumlah kantor berita on ine yang melakukan pembaharuanberita secara

berkala dan cepat Salah satu yang terkenal di Indonesia adalah detik.com.

e. kantor berita

contoh kantor berita adalah kantor berita antara. Merupakan kantor berita

indonesia. Kantor berita seperti ini menjual layanan berita kepada lembaga

media massa yang membayar biaya langganan dalam jumlah tertentu

f. Freelance

Mereka mengirimkan laporan apabila ada hal-hal khusus yang tidak

mungkin diliput sendiri oleh wartawan, atau karena latar belakang keahlian

di bidang yang mereka laporkann.

g. Sindikasi atau Jaringan

Memperkerjakan sejumlah wartawan yang bertugas mengumpulkan bahan

di lapangan dan kemudian mengolahnya sebagai berita disebut sindikasi

atau jaringan. Semua berita dikumpulkan dan dipersiapkan di kantor pusat

untuk kemudian disebarluaskan melalui di daerah yang berada di jaringan

tersebut.

35

h. Jumpa pers

Merupakan sebuah acara untuk memperjelas acara atau kegiatan yang sudah

terselenggara. Biasanya wartawan mendapatkan akseskhusus melalui

undangan

i. Press Release

Berita ini datang sendirinya ke kantor sebagai permintaan dari

penyelenggara acara untuk memuat acara yang akan mereka

selenggaraakan.

j. Pejabat

Pejabat membutuhkan publikasi dimedia Karena pejabat pasti lebih

mengerti ada acara apa saja yang akan terselenggara,.

k. korban

di katakan oleh dalam(Torben Brandt, 2002) korban merupakan orang yang

mengalami peristiwa tersebut secara langsung dan pasti tahu dengan baik

kejadiannya. Korban merupakan salah satu cara untuk mendapatkan berita

metode diatas dapat membantu wartawan dalam mengumpulkan

informasi dengan mudah dan cepat. wartawan memahami mana ide berita

yang bisa di pilih, liput dan tulis lalu mana informasi yang layak untuk

dimuat. Namun khusus untuk para informan, para wartawan harus selalu

menjaga hubungan yang baik dengan para informan tersebut, agar selalu

terjaga kerja samanya sehingga wartawan bisa mendapatkan berita dengan

optimal.

36

F. Newsroom Study

Newsroom merupakan ruang redaksi dimana tempat utama wartawan, staf

redaksi,editor bekerja . tempat kerja yang digunakan untuk mengumpulkan berita

yang kemudian akan dipublikasikan disurat kabar. Konsep ruang redaksi

merupakan dapur yang dugunakan untuk mengolah bahan mentah hingga layak

untuk publikasikan.Sebelum melakukan publikasi sebuah data yang dikumpulkan

oleh wartawan harus dioleh sedemikian rupa sehingga menjadi informatif dan

pesan yang di sampaikan kepada pembaca bisa terbaca dan juga menjadi ruang

kontrol agar kegiatan jurnalistik dapat berjalan dengan baik. Hal ini lah yang

mempengaruhi newsroom menjadi jantung dari sebuah suratkabar sekaligus dapur

dengan banyak bumbu rahasia.Menurut suhadang (2004:23) adapun aktifitas

jurnalistik antara lain mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan

menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari hari secara inah dalam

rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya sehingga bisa

mengubah sikap,sifat, dan tingkah laku khalayaknya.

Newsroom study adalah studi tentang peran personil dalam ruan redaksi

untuk membangun publiknya dalam mempelajari dan menganalisa semua berita

yang masuk keruang redaksi, yaitu suatu berita yang ptensial yang layak untuk

disiarkan keseluruh penjuru dunia,baik lokal maupun nasional ( Gaye Tuchmann

dalam OliverBoyd 1995:294)

Dalam ruang redaksi diharuskan steril agar dapat menghasilkan berita

yang sesuai dengan kepentingan masyarakat.Sehingga sangat penting dalam

penerapannya ruang redaksi harus steril dari ikut campur pihak luar. Pihak luar

yang dapat mempengaruhi kinerja dari ruang redaksi bisa dari pemilik modal,

37

intervensi negara dan pihak pihak yang berkepentingan didalam lembaga tempat

ruang redaksi bernaung seddangkan dari pihak dalam ruang redkasi sendiri bisa

dari wartawan yang menerima suap sehingga data dan fakta yang seharusnya di

sampaikan kepada masyarakat tidak maksimal. Efeknya adalah fungsi dan kinerja

ruang redaksi tidak maksimal.

Dalam prakteknya ruang redaksi merupakan nafas dari lembaga tempatnya

bernaung.Dari sini dimunculkan berita yang dibutuhkan oleh masyakat.

G. Manajemen Peliputan Berita Investigasi

Berita yaitu laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki

nilai penting, menarik bagi sebagian masyarakat, masih baru dan

dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Berdasarkan

penjelasan definisi berita diatas, kesimpulannya berita adalah laporan tentang

fakta peristiwa atau pendapat dalam tuliusan/narasi, audio visual, gambar

foto, peta, grafis, baik direkam atau live yang actual, menarik, bermanfaat,

dan dipublikasikan melalui media massa periodik seperti surat kabar,

majalah, radio, dan televisi. (Fachruddin: 2012. 48).

Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu

hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative news

(laporan penyelidikan).Pembedaan terhadap ketiga kategori tersebut

didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data.

1. Hard News

Hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi

masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi.

2. Soft News

38

Soft news seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang

tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.

Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitik beratkan pada hal-hal

yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsanya.

3. Investigative Reports

Investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan adalah

jenis berita yang eksklusif atau berita investigasi. Datanya tidak

bisadiperoleh di permukaan, tetapi dilakukan berdasarkan penyelidikan.

(Deddy Iskandar, 2005;40).

Dalam upaya peliputan berita investigasi dibutuhkan upaya yang lebih

untuk mendapatkan informasi. Misalnya adalah menggunakan informan,

pemantauan secara tersembunyi dan pemeriksaan data yang telah dicari dari

berbagai refernsi. Adapun karakteristik dari peliputan berita investigasi

adalah karya asli (bukan dari hasil investigasi yang telah dilakukan

pemerintah atau lembaga lain), sebuah isu atau perkara yang belum

terungkap (tugas wartawan untuk mengungkap berita dibalik berita) dan

hasil dari peliputan bergunauntuk kepentingan pembaca.

Gambaran umum dari tahapan berita investigasi di media cetak malang

postrapat besar yang berisi leader, manajemen semua divisi lalu dilanjutkan

dengan rapat redaktur yang berisi para redaktur didalam media cetak

tersebut dan penetapan angle lalu pembentukan kru dan eksekusi.

Di Indonesia sendiri untuk peliputan berita investigasi belum banyak

dan merata. Dengan kata lain tidak banyak media cetak yang melakukan

peliputan berita investigasi dalam praktiknya.. malang post menjadi salah

39

satu media cetak di indonesia yang aktif dalam melakukan peliputan berita

investigasi, dimana wartawan dalam peliputan berita investigasitentang

kasus Sindikat Penipuan Ritual Gunung Kawi.

Peliputan berita sendiri adalah sebuah proses mengumpulkan data dan

informasi yang dilakukan oleh wartawan yang berada di lapangan. Adapun

diketahui tahapan sistematis dalam peliputan berita adalahdimulai rapat

redaktur yang berisi para redaktur didalam media cetak tersebut, peliputan

berita dalam mencari informasi adalah dengan observasi di lapangan,

wawancara, berlangganan kantor berita dan internet, riset dokumen atau

informasi tertulis. Dalam tahapan yang telah diuraikan diatas tentu

dibutuhkan sebuah langkah sistematis agar hasil peliputan menjadi akurat

dan terpercaya.yang dimaksud dengan langkah sistematis adalah dengan

manajemen peliputan berita.

Manajemen Peliputan berita berasal dari manajemen adalah merupakan

ilmu yang fungsinya diterapkan didalam sebuah organisasi. Agar dapat

mencapai tujuan tertentu dan dalam perjalanan tersebut dapat diorganisir

dengan baik. Sedangkan manajemen peliputan berita adalah pengorganisiran

data dan informasi dilapangan yang dikumpulkan oleh wartawan agar dapat

diolah menjadi berita.peliputan berita investigasi bisa dilakukan dengan

manajemen sebagai berikut:

1. Fact Findinguntuk Peliputan Berita Investigasi

Fact Findinguntuk peliputan berita investigasi. Pada tahap ini

pencarian dan menganalisis data atau informasi yang tersedia yang

didapatkan dari riset dan referensiyang dilakukan oleh koordinator atau

40

redaktur. Berdasarkan informasi dan data yang tersedia kemudian dapat

diperoleh pemahaman - pemahaman baru. Pemahaman baru ini sangat

berguna bagi redaktur pelaksana atau koordinator memutuskan atau

menentukan langkah-langka yang harus dilakukan untuk memecahkan

permasalahan dan mengambil keputusan apakah peliputan akan dilanjutkan

atau tidak.

2. Planningatau Penyusunan Perencanaan Peliputan

. Planning dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai penetapan

tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana dalam peliputan berita

investigasi yang dilakukan koordinator atau redaktur pelaksana.

Jika dalam forum pada tahap ini adalah memberikan sikap, opini, ide

dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan dalam peliputan berita

investigasi. Dilakukan juga penetapan program peliputan, kerja wartawan

yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak

berkepentingan.apabila planning telah tersusun maka akan berlanjut pada

tahap berikutnya agar tujuan dapat tercapai.

3. Organizingdalam pembentukan tim peliputan

Organizing meliputi pembentukan bagian-bagian, pembagian

tugas, mengelompokkan wartawan dan sebagainya dalam melakukan

kegiatan peliputan berita oleh redaktur. Tahap ini diperlukan

komunikasiagar diperoleh hasil yang diharapkan. Dalam pembentukan tim

peliputan berita investigasi maka dibutuhkan wartwan yang berkompeten

dan berpengalaman serta harus mematuhi dan menjunjung kode etik yang

telah ada. agar berita yang dihasilkan valid dan wartawan terhindar dari

41

pelanggaran. Dalam setiap indikator penetapan wartwan yang terjun sudah

dibahas di planning. Sehingga organizing adalah cara untuk menyaring

wartawan yang akan meliput.Wartawan juga harus baik dari segi

penguasaan materi berita yang akan diliputnya, penguasaan medan, maupun

teknik ketika melakukan pengambilan gambar dan melakukan wawancara

dengan narasumber.

4. Actuatingdalam Peliputan Berita Investigasi

Actuating merupakan aksi dari redaktur dan wartawan yangterdiri atas

melaksanakan tugas liputan, memproduksi, mengemas produk sehingga

akan menjadi sebuah berita. Dengan demikian dalam pengolahan dan

pengemasan data wartawan seharusnya dapat menjalankan fungsinya

dengan baik sedangkan pada tahap ini fungsi dari redaktur sendiri adalah

sebagai pengarah bagi wartawan agar sesuai dengan planning diawal atau

ada perubahan. Dalam kaitan dengan actuating data dilapangan harus fakta

sehingga akan menghasilkan berita yang berimbang dan faktual, sesuai

dengan fakta dan dapat dipercaya bukan suatu hal yang bersifat mengada-

ada atau bohong. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar

dan jelas.

5. ControlingDalam Peliputan Berita Investigasi

Controling meliputipengawasan oleh redaktur pada wartawan dalam

menyeleksi produk berita, dan mengevaluasi wartawan saat pengolahan data

menjadi berita. Hal ini memang dapat dilakukan oleh redaktur yang

memiliki kepekaan. Redaktur bagai ujung tombak dalam sebuah peliputan

berita. Terutama dalam peliputan berita investigasi dimana wartawan juga

42

harus berpengalaman seperti yang disebutkan didalam organizing.

Kemudian harus melakukan langkah – langkah peliputan dengan sistematis

dan membutuhkan keputusan yang tepat dengan arahan redaktur agar berita

yang dihasilkan memiliki bobot.Wartawan juga harus baik dari segi

penguasaan materi berita yang akan diliputnya, penguasaan medan, maupun

teknik ketika melakukan pengambilan gambar dan melakukan wawancara

dengan narasumber.

6. EvaluatingPeliputan Berita Investigasi

Dalam kaitan peliputan berita investigasi evaluating merupakan hal vital .

ini adalah fase terakhir dalam pembuatan berita investigasi yang akan di

sebarkan kepada masyarakat.

Evaluating diartikan sebagai aktivitas untuk meneliti dan mengetahui

sejauhmana pelaksanaan peliputan yang dilakukan dalam rangka mencapai

tujuan. Tahap ini, dimana peliputan kasus Sindikat Penipuan Ritual Gunung

Kawi harus dievaluasi atau dilakukan perbaikan-perbaikan agar

permasalahan atau hambatan yang ada dapat diatasi dan dipecahkan dengan

baik(Naratama, 2004).

Sebelum disebarluaskan kepada masyarakat. Berita yang dibuat oleh

wartawan harus di check dan recheck segala komponen yang ada dalam

berita investigasi misalnya nama, jabatan, nama tempat, istilah asing dan

sebagainya kepada informan atau narasumber kembali. Berita investigasi

merupakan berita penyelidikan dan berkaitan dengan hukum karena

mengungkap sisi lain dalam sebuah berita. Maka redaktur juga harus

43

berperan sebagai editor juga adar dapat meminimilisir kesalahan yang akan

mempermalukan lembaga.

Adapun tujuan wartawan dalam mengungkap informasi yang belum

terungkap adalah untuk memberitahu masyarakat tentang informasi yang

terkait dan bahkan akan berpengaruh kepada kehidupan sehari – hari.

Seorang jurnalis melakukan riset dan menyiapkan laporan.Melalui

investigasi dapat mengungkap berita didalam berita demi kepentingan

publik.

Sehingga seperti yang sering disebutkan dalam penelitian ini,

wartawan yang profesional tidak hanya yang mematuhi kode etik namun

seorang wartawan yang memiliki kompetensi melalui Standar Kompetensi

Wartawan (SKW). Dalam peliputan investigasi, wartawan berkompeten;

bukan hanya penting sebagai syarat peliputan, melainkan juga wartawan

profesional memahami hak dan kewajiban sebagai peliput. Karena itu, perlu

sejumlah cara tersendiri untuk melakukan pengujian bagi wartawan

berkompeten yaitu, penerapan SKW memerlukan pedoman sebagai tolak

ukur pengujian kompetensi seorang wartawan.

Tolak ukur utama profesi berkaitan dengan kompetensi. Wartawan

menjalani profesi sebagai pihak penyampai isi berita kepada manusia lain

melalui medium komunikasii media massaa. Dalam hal ini, wartawan yang

baik dan benar menjadi syarat utama wartawan berkompeten. Untuk itu,

wartawan memerlukan panduan, pegangan, atau pedoman standar

kompetensi. Pedoman ini dapaat digunakan oleh wartawan di seluruh

Indonesia. Berdasarkan pedoman SKW bagian rumusan kategori

44

keterampilan terdapat kemampuan wartawan untuk melakukan investigaasi.

Wartwan yang melakukan peliputan investigasi berarti memiliki

keterampilan tertentu.

G. Definisi Konseptual

1. Peliputan Berita

Peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di

lapangan yang dilakukan jurnalis atau wartawan. Sedangkan tahapan

peliputan berita adalah rapat redaksi, peliputan berita seperti observasi di

lapangan, wawancara, berlangganan kantor berita dan internet, riset dokumen

atau informasi tertulis.

2. Peliputan Investigasi

Peliputan investigasi merupakan praktik kegiatan jurnalistik dengan

menggunakan metode investigasi. Dalam penggalian informasi. Peliputan

investigasi berbeda dengan kegiatan jurnalismepada umumnya. Kisah-kisah

peliputan investigasi juga memiliki perbedaan dengan pola kisah jenis

pemberitaanyang lain. Liputan investigasi buukan lagi hanya berdasarkan

agenda pemberitaan yang terjadwal di ruang redksi, melainkan

peliputanyangjuga tidak lagi dibatasi oleh tekanan-tekanan waktu atau

tenggat (deadline) dan bukan dari hasil investigasi yang pernah dilakukan

pemerintah atau lembaga lain.

Dalam melakukan peliputan investigasi wartawan memaparkan

kebenaran yang ditemukan , lalu melaporkan adanya kesalahan dan kemudian

mempublikasikan kepda publik tentang persoalan yang ada.Adapun tujuan

45

dari peliputan investigasi adalah memberikan informasi kepada publik

apabila ada pihak yang menutupi dan memanipulasi kebenaran atau dengan

ada lain adalah mengungkapkan berita didalam berita.. Publik diharapkan

wasapada terhadap pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh berbagai

pihaak.

3. Manajemen Peliputan berita

Manajemen adalah merupakan ilmu yang fungsinya diterapkan didalam

sebuah organisasi. Agar dapat mencapai tujuan tertentu dan dalam perjalanan

tersebut dapat diorganisir dengan baik. Sedangkan manajemen peliputan

berita adalah pengorganisiran data dan informasi dilapangan yang

dikumpulkan oleh wartawan agar dapat diolah menjadi berita.