12
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadi reaksi (Sumartono, 1994). Tekstur tanah dapat diidentifikasikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kuanlitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Partikel partikel tanah yang besar dengan beberapa partikel kecil akan terlihat kasar atau disebut tanah yang bertekstur kasar. Gabungan partikel yang lebih kecil akan memberikan bahan yang bertekstur sedang, dan gabungan partikel yang berbutir halus akan menghasilkan tanah yang bertekstur halus. Dapat diamati pula bahwa bahan bahan berbutir halus dapat dapat memberikan tekstur yang kasar, sehingga kita harus mengkaitkan pula tekstur ini dengan keadaan partikel partikel tanah itu. Tekstur tanah menunjukan ukuran butir tanah dan kasar tidaknya tanah. Tekstur tanah dinyatakan dalam ukuran perbandingan antara pasir, debu, dan lempung. Semakin halus ukuran butir tanah semakin luas permukaan jenis tanah, maka semakin banyak air di dalam tanah, sehingga beban tanah semakin bertambah dan berisiko untuk terjadinya longsorlahan (Joseph dkk,1993). Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sifat Fisik Tanah

Perbandingan relatif antar partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,

yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur

adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh

berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh

tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadi reaksi

(Sumartono, 1994).

Tekstur tanah dapat diidentifikasikan sebagai penampilan visual suatu

tanah berdasarkan komposisi kuanlitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu

massa tanah tertentu. Partikel – partikel tanah yang besar dengan beberapa

partikel kecil akan terlihat kasar atau disebut tanah yang bertekstur kasar.

Gabungan partikel yang lebih kecil akan memberikan bahan yang bertekstur

sedang, dan gabungan partikel yang berbutir halus akan menghasilkan tanah yang

bertekstur halus. Dapat diamati pula bahwa bahan – bahan berbutir halus dapat

dapat memberikan tekstur yang kasar, sehingga kita harus mengkaitkan pula

tekstur ini dengan keadaan partikel – partikel tanah itu. Tekstur tanah

menunjukan ukuran butir tanah dan kasar tidaknya tanah. Tekstur tanah

dinyatakan dalam ukuran perbandingan antara pasir, debu, dan lempung. Semakin

halus ukuran butir tanah semakin luas permukaan jenis tanah, maka semakin

banyak air di dalam tanah, sehingga beban tanah semakin bertambah dan berisiko

untuk terjadinya longsorlahan (Joseph dkk,1993).

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

7

Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang

lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah

yang lebih halus dapat dibedakan menjadi 3 :

Pasir : 2 mm – 50 u

Debu : 50 u – 2 u

Lempung : < 2 u (Sarwono: 2003)

Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Berdasar atas

perbandingan banyaknya butir – butir pasir, debu, dan lempung maka tanah

dikelompokan ke dalam beberapa macam kelas tekstur pada Tabel 2.1.

Tabel : 2.1. pembagian kelas tekstur

No. Tekstur Fraksi

1 Kasar - Pasir

- Pasir berlempung

2 Agak Kasar - Geluh berpasir

- Geluh berpasir halus

3 Sedang - Geluh berpasir sangat halus

- Geluh

- Geluh berdebu

- Debu

4 Agak halus - Geluh

- Geluh berpasir

- Geluh berdebu

5 Halus - Lempung berpasir

- Lempung bedebu

- Lempung

Sumber: Sarwono: 2004.

Klasifikasi tanah (Taksonomi Tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah

ditunjukan dalam sebaran besar butir (particle size distribution ) yang merupakan

penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah

yang lebih kasar dari pasir ( lebih dari 2 mm ). Sebaran besar butir untuk fraksi

kurang dari 2 mm meliputi : berpasir, berlempung kasar berlempung halus,

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

8

berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, berliat sangat halus. Bila fraksi halus (

kurang dari 2 mm ) sedikit sekali dan tanah terdiri dari kerikil, batu – batu dan lain

– lain disebut fragmental (Sarwono Hardjowigeno, 2003).

Tekstur tanah adalah satu faktor penting yang mempengaruhi kapasitas

tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fIsik dan

kimia tanah lainnya. Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas tekstur

menurut sistem USDA seperti tertera pada Gambar 2.1, yaitu : Pasir, debu, pasir

berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung liat berdebu,

liat berpasir, liat berdebu, liat, lempung berliat.

Gambar 2.1. : Diagram Segitiga Tekstur Tanah dan Sebaran Besar Butir

(USDA) (Sarwono, 2003).

Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan

bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah (Dede rohmat, 2009

dalam Indra, 2012). Permeabilitas tanah pada lapisan atas dan bawah berbeda.

Geluh

Geluh

Berdebu

Geluh

Geluh

Geluhan Geluh

% Geluh

% Pasir

% Debu

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

9

Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1),

sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm

jam-1) (Suharta dan Prasetyo, 2008 dalam Indra, 2012).

Kemampuan air untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah suatu

sifat teknis yang disebut permeabilitas. Setiap bahan yang memiliki rongga

disebut berpori, dan apabila rongga tersebut saling berhubungan maka ia akan

memiliki sifat permeabilitas. Batuan, beton, tanah, dan banyak bahan lainnya

kesemuanya merupakan bahan yang berpori dan permeabel (tembus air), bahan

dengan rongga yang lebih besar biasanya mempunyai angka pori yang lebih besar

pula, dan karena itu tanah yang sangat padat sekalipun akan lebih permeabel dari

pada bahan seperti batuan dan beton. Secara alamiah lempung dan lanau memiliki

porositas yang besar, tetapi hampir tidak permiabel (tidak tembus air ), terutama

karena rongganya berukuran sangat kecil, walaupun faktor lain ikut

mempengaruhinya. Semakin lambat air masuk ke dalam tubuh tanah, maka beban

tanah bertambah dan berpotensi terjadinya longsorlahan (Joseph Bowles dan

Johan Hainim, 1993).

Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses

pembentukan tanah. Solum tanah yang di maksud adalah horison A dan B.

Semakin tebal solum tanah, maka semakin banyak air yang dapat masuk ke dalam

tanah dan semakin berpotensi untuk terjadinya longsorlahan (Dibyosaputro, 1992

dalam Suwarno dan Esti sarjanti, 2007).

Kedalaman pelapukan merupakan kedalaman lapisan tak padu. Semakin

dalam lapisan pelapukan, maka semakin banyak air yang dapat meresap ke dalam

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

10

tanah, sehingga semakin banyak air yang dapat tersimpan ke dalam tanah, dan

beban tanah semakin bertambah, maka semakin besar berpotensi untuk

longsorlahan (Dibyosaputro, 1992 dalam Suwarno dan Esti Sarjanti, 2007).

B. Longsorlahan

Longsorlahan merupakan suatu bentuk pergerakan tanah yang

pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume

yang besar. Makin curam lereng makin besar kemungkinan gerakan tanah dari

atas ke bawah lereng (Samsul Arifin, 2006). Longsorlahan sebagai gerakan massa

dari rombakan batuan yeng tipe gerakannya meluncur/menggeser

(sliding/slipping) atau berputar (rotational), yang disebabkan oleh gaya grafitasi

dan dibedakan dari kelompok lainnya dalam hal gerakannya yaitu lebih cepat dan

kandungan airnya lebih sedikit (Thornbury, 1958 dalam Miyah Windiarni, 2008).

Longsorlahan adalah gerakan menuruni lereng dari batuan dan tanah yang

tergelincir sepanjang permukaan. Longsor lahan ini selalu berasosiasi dengan gangguan

dari keseimbangan hubungan yang ada antara tekanan dan kekuatan dalam material di

atas lereng. Hubungan antara tekanan dan kekuatan adalah di tentukan oleh faktor-faktor

seperti ketinggian dan kecuraman dari lereng dan kerapatan, kekuatan kohesi dan

pergeseran dari material di atas lereng (Smith, 1996).

Longsorlahan merupakan suatu bentuk erosi dimana pengangkutan atau

gerakan massa tanah terjadi pada suatu dalam volume yang relatif besar. Peristiwa

longsorlahan dikenal sebagai suatu gerakan massa tanah, batuan atau

kombinasinya. Peristiwa tersebut sering terjadi pada batuan atau lereng-lereng

alam dan merupakan fenomena alam yaitu alam mencari keseimbangan baru

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

11

akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan

terjadinya pengurangan kuat geser atau peningkatan tegangan geser tanah

(Suripin, 2002).

Longsorlahan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun

internal. Faktor internal adalah faktor dari dalam material itu sendiri seperti

tekstur tanah, permeabilitas, solum tanah, lereng, dan kedalaman lapukan.

Sementara faktor eksternal adalah curah hujan, kemiringan lereng dan penutup

lahan (Sukandar, 1991 dalam Zulfiandi, 2008).

Penyebab kejadian longsorlahan adalah gangguan – gangguan internal

yaitu yang datang dari dalam tubuh lereng sendiri terutama ikut sertanya peranan

air dalam tubuh lereng. Kenaikan air tanah akan menurunkan sifat fisik dan

meningkatkan tekanan pori yang berarti memperkecil ketahanan geser dari massa

lereng. Debit air tanah juga memperbesar dan erosi bawah lereg permukaan

(piping atau subaqueous erosion) meningkat. Akibatnya lebih banyak fraksi halus

(lanau) dari massa tanah yang dihanyutkan, lebih jauh katahanan massa tanah

yang akan menurun (Bell, 1984 dalam Zulfialdi, 2008). Faktor penyebab atau

pemicu terjadinya longsoran antara lain :

a. Kemiringan Lereng

b. Solum Tanah

c. Tekstur tanah

d. Permeabilitas tanah

e. Kedalaman

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

12

f. Pelapukan

g. Banyaknya dinding terjal

h. Penggunaan lahan

i. Kerapatan vegetasi (Bell, 1984 dalam Zulfialdi).

Pengertian longsorlahan (landslide) dengan gerakan tanah (mass

movement) memiliki kesamaan. Gerakan tanah ialah perpindahan massa tanah

atau batu pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula. Definisi

inilah diturunkan pengertian longsoran. Definisi longsorlahanan menurut ( Sarpe

,1938 dalam zufialdi 2008, dalam Tetty, tt) adalah luncuran atau gelinciran

(sliding) atau jatuhan (falling) dari massa batuan atau tanah atau campuran

keduannya.

Secara spesifik pengertian pergerakan tanah menurut Zulfialdi (2008)

gerakan perpindahan atau gerakan lereng dari bagian atas atau perpindahan massa

tanah maupun batu pada arah tegak mendatar atau miring dari kedudukan semula.

Longsorlahan merupakan bagian dari gerakan tanah dimana jenisnya terdiri atas

jatuhan (fall),luncuran (slide), mendatan (slump), aliran (flow), gerakan horizontal

atau bentangan lateral (lateral spread), rayapan (creep) dan longsoran majemuk.

Menurut Naryanto, 2002 dalam Zulfiandi 2008 tipe gerak massa

berdasarkan kecepatan gerakannya dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :

a. Aliran; longsoran bergerak serentak/mendadak dengan kecepatan tinggi.

b. Longsoran; material longsoran bergerak lamban dengan bekas longsoranlahan

berbentuk tapal kuda

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

13

c. Runtuhan; umumnya material longsoran baik berupa batu mauun tanah

bergerak cepat sampai sangat cepat pada suatu tebing

d. Majemuk; longsorlahan yang berkembang dari runtuhan atau longsoranlahan

dan berkembang lebih lanjut menjadi aliran.

e. Amblesan (penurunan tanah); terjadi pada penambangan bawah tanah,

penyedotan air tanah yang berlebihan, proses pengikisan tanah serta pada

daerah yang dilakukan proses pemadatan tanah.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang longsorlahan dan penggunaan lahan telah banyak

dilakukan oleh peneliti-peneliti diantaranya Suwarno dan Esti Sarjanti (2007),

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari klasifikasi dan mengetahui

agihan tingkat bahaya longsorlahan di Kecamatan Somagede Kabupaten

Banyumas. Metode dari penelitian ini adalah metode survei lapangan dan analisis

laboratorium, Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 5 land unit di daerah

penelitian, dan kelas bahayanya terdiri dari tidak bahaya: 1 land unit, bahaya

rendah: 1 land unit, bahaya sedang: 2 land unit , bahaya tinggi: 1 land unit.

Suwarno (2004), tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari, bahaya dan

mengetahui agihan tingkat bahaya longsorlahan di daerah Kec. Gumelar, Kab.

Banyumas. Metode yang digunakan adalah Survei lapangan dan Analisa

laboratorium. Penelitian menghasilkan 10 satuan medan di daerah penelitian, dan

kelas bahayanya terdiri dari bahaya rendah 1 satuan medan, bahaya sedang 2

satuan medan, bahaya tinggi 6 satuan medan , bahaya sangat tinggi 1 satuan

medan.

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

14

Indra Perdana (2012) yang berjudul “Kajian laju infiltrasi terhadap

persebaran longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas”,

penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu mengetahui tingkat laju infiltrasi di

Kecamatan Pekuncen dan mengetahui hubungan laju infiltrasi dengan sebaran

longsorlahan di Kecamatan Pekuncen. Metode penelitian yang digunakan Kuota

Sampling dan hasil penelitian berupa peta Infiltrasi berdasarkan penggunaan

lahan.

Tabel 2.2. Perbedaan penelitian sebelumnya Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil

Suwarno dan Esti sarjanti (2007)

Kajian Land Unit untuk Analisis Bahaya Longsorlahan di Kecamatan Somagede kabupaten Banyumas

1. Untuk mempelajari karakteristik land unit yang berpebgaruh terhadap tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian, 2. Untuk mempelajari,

mengklasifikasikan tingkat bahaya longsor lahan pada daerah penelitian, 3. Untuk mengetahui agihan dari ingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian.

Survei lapangan dan analisa laboratorium

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 5 land unit di daerah penelitian, dan kelas bahayanya

terdiri dari tidak bahaya: 1 land unit, bahaya rendah: 1 land unit, bahaya sedang: 2 land unit , bahaya tinggi: 1 land

unit.

Suwarno, (2004)

Pemetaan Bahaya Longsorlahan Di Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.

1. Untuk mempelajari, mengklarifikasikan tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui agihan dari kelas

bahaya longsorlahan di daerah penelitian

Survei lapangan, Analisis laboratorium.

Menghasilkan 10 satuan medan di daerah penelitian, dan kelas bahayanya terdiri dari bahaya rendah 1

satuan medan, bahaya sedang 2 satuan medan, bahaya tinggi 6 satuan medan , bahaya sangat tinggi 1 satuan medan.

Indra Perdana S. (2012)

Kajian laju infiltrasi terhadap persebaran longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten

1. Mengetahui tingkat laju infiltrasi di Kecamatan Pekuncen 2. Mengetahui hubungan laju infiltrasi dengan sebaran

Kuota Sampling Peta Infiltrasi berdasarkan penggunaan lahan

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

15

Banyumas longsorlahan di Kecamatan Pekuncen

Ali Achmad (2014)

Hubungan Sifat Fisik Tanah Dengan Kejadian Longsorlahan

1. Untuk mengetahui hubungan sifat fisik tanah dengan kejadian longsorlahan

Survei lapangan dan analisis laboratorium

Peta hubungan sifat fisik tanah (Solum, tekstur, permeabilitas, dan kedalaman

pelapukan dengan kejadian longsorlahan.

Sumber: Suwarno dan Esti Sarjanti, 2007; Suwarno, 2004; Indra Perdana, 2012,

Peneliti, 2015.

D. Landasan Teori

Longsorlahan merupakan pergerakan massa tanah dan atau batuan dari

kedudukan semula. Faktor pedorong longsorlahan adalah kemiringan lereng,

solum tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah, kedalaman, pelapukan, banyaknya

dinding terjal, penggunaan lahan, kerapatan vegetasi. Faktor lain datang dari

dalam tubuh lereng terutama ikut sertanya peranan air dalam tubuh lereng.

Semakin banyak air yang meresap kedalam tubub tanah juga memperbesar erosi

pada bawah lereg permukaan. Akibatnya lebih banyak material halus dari massa

tanah yang dihanyutkan, menyebabkan ketahanan tanah menurun.

Tekstur tanah menunjukan ukuran relatif partikel tanah. Tekstur tanah

dinyatakan dalam ukuran perbandingan antara pasir, debu, dan lempung. Semakin

halus ukuran butir tanah semakin luas permukaan tanah, maka semakin banyak

air di dalam tanah, sehingga beban tanah semakin bertambah dan berpotensi untuk

terjadinya longsorlahan.

Kecepatan air untuk dapat masuk kedalam tubuh tanah disebut

permeabilitas, semakin lambat air meresap kedalam tubuh tanah, maka semakin

banyak air yang tersimpan dalam tubuh tanah sehingga beban tanah semakin

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

16

tinggi dan berpotensi terjadinya longsorlahan. Makin dalam lapisan lapukan,

semakin banyak air yang meresap ke dalam perlapisan batuan dan semakin besar

berpotensi untuk terjadi longsorlahan.

Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses

pembentukan tanah, solum tanah yang dimaksud adalah horison A dan B. Solum

tanah menunjukan ketebalan lapisan tanah, semakin tebal solum tanah, maka

semakin banyak air yang meresap kedalam tubuh tanah dan beban tubuh tanah

bertambah sehingga berpotensi untuk terjadinya longsor lahan.

Kedalaman pelapukan merupakan kedalaman lapisan tak padu. Makin

dalam lapisan pelapukan, maka semakin banyak air yang dapat meresap ke dalam

tanah, sehingga semakin banyak air yang dapat tersimpan ke dalam tanah, dan

beban tanah semakin bertambah, maka semakin besar berpotensi untuk

longsorlahan.

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanahrepository.ump.ac.id/107/4/BAB II - ALI ACHMAD.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel

17

E. Kerangka pikir

Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat dirumuskan kerangka

berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.3 Diagram alir kerangka pikir.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesisnya adalah “Kejadian

longsorlahan terbanyak terjadi pada tanah yang memiliki sifat fisik tanah dengan

solum tanah sangat tebal >120 cm”.

Sifat fisik tanah

Kejadian Longsorlahan

Faktor – faktor

penyebab longsor lahan

Hubungan sifat fisik tanah terhadap

kejadian longsorlahan

Tekstur Tanah Permeabilita Tanah Solum Tanah KedalamanPelapukan

Kejenuhan Tanah

Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.