Upload
lamthien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sifat Fisik Tanah
Perbandingan relatif antar partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,
yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur
adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh
berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh
tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadi reaksi
(Sumartono, 1994).
Tekstur tanah dapat diidentifikasikan sebagai penampilan visual suatu
tanah berdasarkan komposisi kuanlitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu
massa tanah tertentu. Partikel – partikel tanah yang besar dengan beberapa
partikel kecil akan terlihat kasar atau disebut tanah yang bertekstur kasar.
Gabungan partikel yang lebih kecil akan memberikan bahan yang bertekstur
sedang, dan gabungan partikel yang berbutir halus akan menghasilkan tanah yang
bertekstur halus. Dapat diamati pula bahwa bahan – bahan berbutir halus dapat
dapat memberikan tekstur yang kasar, sehingga kita harus mengkaitkan pula
tekstur ini dengan keadaan partikel – partikel tanah itu. Tekstur tanah
menunjukan ukuran butir tanah dan kasar tidaknya tanah. Tekstur tanah
dinyatakan dalam ukuran perbandingan antara pasir, debu, dan lempung. Semakin
halus ukuran butir tanah semakin luas permukaan jenis tanah, maka semakin
banyak air di dalam tanah, sehingga beban tanah semakin bertambah dan berisiko
untuk terjadinya longsorlahan (Joseph dkk,1993).
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
7
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang
lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah
yang lebih halus dapat dibedakan menjadi 3 :
Pasir : 2 mm – 50 u
Debu : 50 u – 2 u
Lempung : < 2 u (Sarwono: 2003)
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Berdasar atas
perbandingan banyaknya butir – butir pasir, debu, dan lempung maka tanah
dikelompokan ke dalam beberapa macam kelas tekstur pada Tabel 2.1.
Tabel : 2.1. pembagian kelas tekstur
No. Tekstur Fraksi
1 Kasar - Pasir
- Pasir berlempung
2 Agak Kasar - Geluh berpasir
- Geluh berpasir halus
3 Sedang - Geluh berpasir sangat halus
- Geluh
- Geluh berdebu
- Debu
4 Agak halus - Geluh
- Geluh berpasir
- Geluh berdebu
5 Halus - Lempung berpasir
- Lempung bedebu
- Lempung
Sumber: Sarwono: 2004.
Klasifikasi tanah (Taksonomi Tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah
ditunjukan dalam sebaran besar butir (particle size distribution ) yang merupakan
penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah
yang lebih kasar dari pasir ( lebih dari 2 mm ). Sebaran besar butir untuk fraksi
kurang dari 2 mm meliputi : berpasir, berlempung kasar berlempung halus,
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
8
berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, berliat sangat halus. Bila fraksi halus (
kurang dari 2 mm ) sedikit sekali dan tanah terdiri dari kerikil, batu – batu dan lain
– lain disebut fragmental (Sarwono Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah adalah satu faktor penting yang mempengaruhi kapasitas
tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fIsik dan
kimia tanah lainnya. Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas tekstur
menurut sistem USDA seperti tertera pada Gambar 2.1, yaitu : Pasir, debu, pasir
berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung liat berdebu,
liat berpasir, liat berdebu, liat, lempung berliat.
Gambar 2.1. : Diagram Segitiga Tekstur Tanah dan Sebaran Besar Butir
(USDA) (Sarwono, 2003).
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan
bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah (Dede rohmat, 2009
dalam Indra, 2012). Permeabilitas tanah pada lapisan atas dan bawah berbeda.
Geluh
Geluh
Berdebu
Geluh
Geluh
Geluhan Geluh
% Geluh
% Pasir
% Debu
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
9
Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1),
sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm
jam-1) (Suharta dan Prasetyo, 2008 dalam Indra, 2012).
Kemampuan air untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah suatu
sifat teknis yang disebut permeabilitas. Setiap bahan yang memiliki rongga
disebut berpori, dan apabila rongga tersebut saling berhubungan maka ia akan
memiliki sifat permeabilitas. Batuan, beton, tanah, dan banyak bahan lainnya
kesemuanya merupakan bahan yang berpori dan permeabel (tembus air), bahan
dengan rongga yang lebih besar biasanya mempunyai angka pori yang lebih besar
pula, dan karena itu tanah yang sangat padat sekalipun akan lebih permeabel dari
pada bahan seperti batuan dan beton. Secara alamiah lempung dan lanau memiliki
porositas yang besar, tetapi hampir tidak permiabel (tidak tembus air ), terutama
karena rongganya berukuran sangat kecil, walaupun faktor lain ikut
mempengaruhinya. Semakin lambat air masuk ke dalam tubuh tanah, maka beban
tanah bertambah dan berpotensi terjadinya longsorlahan (Joseph Bowles dan
Johan Hainim, 1993).
Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses
pembentukan tanah. Solum tanah yang di maksud adalah horison A dan B.
Semakin tebal solum tanah, maka semakin banyak air yang dapat masuk ke dalam
tanah dan semakin berpotensi untuk terjadinya longsorlahan (Dibyosaputro, 1992
dalam Suwarno dan Esti sarjanti, 2007).
Kedalaman pelapukan merupakan kedalaman lapisan tak padu. Semakin
dalam lapisan pelapukan, maka semakin banyak air yang dapat meresap ke dalam
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
10
tanah, sehingga semakin banyak air yang dapat tersimpan ke dalam tanah, dan
beban tanah semakin bertambah, maka semakin besar berpotensi untuk
longsorlahan (Dibyosaputro, 1992 dalam Suwarno dan Esti Sarjanti, 2007).
B. Longsorlahan
Longsorlahan merupakan suatu bentuk pergerakan tanah yang
pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume
yang besar. Makin curam lereng makin besar kemungkinan gerakan tanah dari
atas ke bawah lereng (Samsul Arifin, 2006). Longsorlahan sebagai gerakan massa
dari rombakan batuan yeng tipe gerakannya meluncur/menggeser
(sliding/slipping) atau berputar (rotational), yang disebabkan oleh gaya grafitasi
dan dibedakan dari kelompok lainnya dalam hal gerakannya yaitu lebih cepat dan
kandungan airnya lebih sedikit (Thornbury, 1958 dalam Miyah Windiarni, 2008).
Longsorlahan adalah gerakan menuruni lereng dari batuan dan tanah yang
tergelincir sepanjang permukaan. Longsor lahan ini selalu berasosiasi dengan gangguan
dari keseimbangan hubungan yang ada antara tekanan dan kekuatan dalam material di
atas lereng. Hubungan antara tekanan dan kekuatan adalah di tentukan oleh faktor-faktor
seperti ketinggian dan kecuraman dari lereng dan kerapatan, kekuatan kohesi dan
pergeseran dari material di atas lereng (Smith, 1996).
Longsorlahan merupakan suatu bentuk erosi dimana pengangkutan atau
gerakan massa tanah terjadi pada suatu dalam volume yang relatif besar. Peristiwa
longsorlahan dikenal sebagai suatu gerakan massa tanah, batuan atau
kombinasinya. Peristiwa tersebut sering terjadi pada batuan atau lereng-lereng
alam dan merupakan fenomena alam yaitu alam mencari keseimbangan baru
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
11
akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan
terjadinya pengurangan kuat geser atau peningkatan tegangan geser tanah
(Suripin, 2002).
Longsorlahan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun
internal. Faktor internal adalah faktor dari dalam material itu sendiri seperti
tekstur tanah, permeabilitas, solum tanah, lereng, dan kedalaman lapukan.
Sementara faktor eksternal adalah curah hujan, kemiringan lereng dan penutup
lahan (Sukandar, 1991 dalam Zulfiandi, 2008).
Penyebab kejadian longsorlahan adalah gangguan – gangguan internal
yaitu yang datang dari dalam tubuh lereng sendiri terutama ikut sertanya peranan
air dalam tubuh lereng. Kenaikan air tanah akan menurunkan sifat fisik dan
meningkatkan tekanan pori yang berarti memperkecil ketahanan geser dari massa
lereng. Debit air tanah juga memperbesar dan erosi bawah lereg permukaan
(piping atau subaqueous erosion) meningkat. Akibatnya lebih banyak fraksi halus
(lanau) dari massa tanah yang dihanyutkan, lebih jauh katahanan massa tanah
yang akan menurun (Bell, 1984 dalam Zulfialdi, 2008). Faktor penyebab atau
pemicu terjadinya longsoran antara lain :
a. Kemiringan Lereng
b. Solum Tanah
c. Tekstur tanah
d. Permeabilitas tanah
e. Kedalaman
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
12
f. Pelapukan
g. Banyaknya dinding terjal
h. Penggunaan lahan
i. Kerapatan vegetasi (Bell, 1984 dalam Zulfialdi).
Pengertian longsorlahan (landslide) dengan gerakan tanah (mass
movement) memiliki kesamaan. Gerakan tanah ialah perpindahan massa tanah
atau batu pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula. Definisi
inilah diturunkan pengertian longsoran. Definisi longsorlahanan menurut ( Sarpe
,1938 dalam zufialdi 2008, dalam Tetty, tt) adalah luncuran atau gelinciran
(sliding) atau jatuhan (falling) dari massa batuan atau tanah atau campuran
keduannya.
Secara spesifik pengertian pergerakan tanah menurut Zulfialdi (2008)
gerakan perpindahan atau gerakan lereng dari bagian atas atau perpindahan massa
tanah maupun batu pada arah tegak mendatar atau miring dari kedudukan semula.
Longsorlahan merupakan bagian dari gerakan tanah dimana jenisnya terdiri atas
jatuhan (fall),luncuran (slide), mendatan (slump), aliran (flow), gerakan horizontal
atau bentangan lateral (lateral spread), rayapan (creep) dan longsoran majemuk.
Menurut Naryanto, 2002 dalam Zulfiandi 2008 tipe gerak massa
berdasarkan kecepatan gerakannya dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :
a. Aliran; longsoran bergerak serentak/mendadak dengan kecepatan tinggi.
b. Longsoran; material longsoran bergerak lamban dengan bekas longsoranlahan
berbentuk tapal kuda
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
13
c. Runtuhan; umumnya material longsoran baik berupa batu mauun tanah
bergerak cepat sampai sangat cepat pada suatu tebing
d. Majemuk; longsorlahan yang berkembang dari runtuhan atau longsoranlahan
dan berkembang lebih lanjut menjadi aliran.
e. Amblesan (penurunan tanah); terjadi pada penambangan bawah tanah,
penyedotan air tanah yang berlebihan, proses pengikisan tanah serta pada
daerah yang dilakukan proses pemadatan tanah.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang longsorlahan dan penggunaan lahan telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti diantaranya Suwarno dan Esti Sarjanti (2007),
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari klasifikasi dan mengetahui
agihan tingkat bahaya longsorlahan di Kecamatan Somagede Kabupaten
Banyumas. Metode dari penelitian ini adalah metode survei lapangan dan analisis
laboratorium, Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 5 land unit di daerah
penelitian, dan kelas bahayanya terdiri dari tidak bahaya: 1 land unit, bahaya
rendah: 1 land unit, bahaya sedang: 2 land unit , bahaya tinggi: 1 land unit.
Suwarno (2004), tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari, bahaya dan
mengetahui agihan tingkat bahaya longsorlahan di daerah Kec. Gumelar, Kab.
Banyumas. Metode yang digunakan adalah Survei lapangan dan Analisa
laboratorium. Penelitian menghasilkan 10 satuan medan di daerah penelitian, dan
kelas bahayanya terdiri dari bahaya rendah 1 satuan medan, bahaya sedang 2
satuan medan, bahaya tinggi 6 satuan medan , bahaya sangat tinggi 1 satuan
medan.
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
14
Indra Perdana (2012) yang berjudul “Kajian laju infiltrasi terhadap
persebaran longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas”,
penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu mengetahui tingkat laju infiltrasi di
Kecamatan Pekuncen dan mengetahui hubungan laju infiltrasi dengan sebaran
longsorlahan di Kecamatan Pekuncen. Metode penelitian yang digunakan Kuota
Sampling dan hasil penelitian berupa peta Infiltrasi berdasarkan penggunaan
lahan.
Tabel 2.2. Perbedaan penelitian sebelumnya Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
Suwarno dan Esti sarjanti (2007)
Kajian Land Unit untuk Analisis Bahaya Longsorlahan di Kecamatan Somagede kabupaten Banyumas
1. Untuk mempelajari karakteristik land unit yang berpebgaruh terhadap tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian, 2. Untuk mempelajari,
mengklasifikasikan tingkat bahaya longsor lahan pada daerah penelitian, 3. Untuk mengetahui agihan dari ingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian.
Survei lapangan dan analisa laboratorium
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 5 land unit di daerah penelitian, dan kelas bahayanya
terdiri dari tidak bahaya: 1 land unit, bahaya rendah: 1 land unit, bahaya sedang: 2 land unit , bahaya tinggi: 1 land
unit.
Suwarno, (2004)
Pemetaan Bahaya Longsorlahan Di Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
1. Untuk mempelajari, mengklarifikasikan tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui agihan dari kelas
bahaya longsorlahan di daerah penelitian
Survei lapangan, Analisis laboratorium.
Menghasilkan 10 satuan medan di daerah penelitian, dan kelas bahayanya terdiri dari bahaya rendah 1
satuan medan, bahaya sedang 2 satuan medan, bahaya tinggi 6 satuan medan , bahaya sangat tinggi 1 satuan medan.
Indra Perdana S. (2012)
Kajian laju infiltrasi terhadap persebaran longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten
1. Mengetahui tingkat laju infiltrasi di Kecamatan Pekuncen 2. Mengetahui hubungan laju infiltrasi dengan sebaran
Kuota Sampling Peta Infiltrasi berdasarkan penggunaan lahan
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
15
Banyumas longsorlahan di Kecamatan Pekuncen
Ali Achmad (2014)
Hubungan Sifat Fisik Tanah Dengan Kejadian Longsorlahan
1. Untuk mengetahui hubungan sifat fisik tanah dengan kejadian longsorlahan
Survei lapangan dan analisis laboratorium
Peta hubungan sifat fisik tanah (Solum, tekstur, permeabilitas, dan kedalaman
pelapukan dengan kejadian longsorlahan.
Sumber: Suwarno dan Esti Sarjanti, 2007; Suwarno, 2004; Indra Perdana, 2012,
Peneliti, 2015.
D. Landasan Teori
Longsorlahan merupakan pergerakan massa tanah dan atau batuan dari
kedudukan semula. Faktor pedorong longsorlahan adalah kemiringan lereng,
solum tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah, kedalaman, pelapukan, banyaknya
dinding terjal, penggunaan lahan, kerapatan vegetasi. Faktor lain datang dari
dalam tubuh lereng terutama ikut sertanya peranan air dalam tubuh lereng.
Semakin banyak air yang meresap kedalam tubub tanah juga memperbesar erosi
pada bawah lereg permukaan. Akibatnya lebih banyak material halus dari massa
tanah yang dihanyutkan, menyebabkan ketahanan tanah menurun.
Tekstur tanah menunjukan ukuran relatif partikel tanah. Tekstur tanah
dinyatakan dalam ukuran perbandingan antara pasir, debu, dan lempung. Semakin
halus ukuran butir tanah semakin luas permukaan tanah, maka semakin banyak
air di dalam tanah, sehingga beban tanah semakin bertambah dan berpotensi untuk
terjadinya longsorlahan.
Kecepatan air untuk dapat masuk kedalam tubuh tanah disebut
permeabilitas, semakin lambat air meresap kedalam tubuh tanah, maka semakin
banyak air yang tersimpan dalam tubuh tanah sehingga beban tanah semakin
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
16
tinggi dan berpotensi terjadinya longsorlahan. Makin dalam lapisan lapukan,
semakin banyak air yang meresap ke dalam perlapisan batuan dan semakin besar
berpotensi untuk terjadi longsorlahan.
Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses
pembentukan tanah, solum tanah yang dimaksud adalah horison A dan B. Solum
tanah menunjukan ketebalan lapisan tanah, semakin tebal solum tanah, maka
semakin banyak air yang meresap kedalam tubuh tanah dan beban tubuh tanah
bertambah sehingga berpotensi untuk terjadinya longsor lahan.
Kedalaman pelapukan merupakan kedalaman lapisan tak padu. Makin
dalam lapisan pelapukan, maka semakin banyak air yang dapat meresap ke dalam
tanah, sehingga semakin banyak air yang dapat tersimpan ke dalam tanah, dan
beban tanah semakin bertambah, maka semakin besar berpotensi untuk
longsorlahan.
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.
17
E. Kerangka pikir
Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat dirumuskan kerangka
berpikir sebagai berikut :
Gambar 2.3 Diagram alir kerangka pikir.
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesisnya adalah “Kejadian
longsorlahan terbanyak terjadi pada tanah yang memiliki sifat fisik tanah dengan
solum tanah sangat tebal >120 cm”.
Sifat fisik tanah
Kejadian Longsorlahan
Faktor – faktor
penyebab longsor lahan
Hubungan sifat fisik tanah terhadap
kejadian longsorlahan
Tekstur Tanah Permeabilita Tanah Solum Tanah KedalamanPelapukan
Kejenuhan Tanah
Kajian Prestasi Belajar...,Ali Achmad ,FKIP UMP, 2015.