32
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2012:138). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, (2012:138-139), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga,

(Notoatmodjo, 2012:138).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2012:138-139), pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah,

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi

tersebut secara benar.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

7

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Faktor-faktor Yang Mempengarui Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

8

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa halhal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut

YB Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi

untuk sikap berpesan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah suatu

keburukan yang harus dilakukan demi menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan tidak diartikan sebagai sumber kesenangan, akan tetapi

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan memiliki

banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan kagiatan yang menyita waktu.

c. Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun . sedangkan

menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

9

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya

dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

e. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari

sikap dalam menerima informasi

B. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih di Sekolah

1. Pengertian

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan oleh

peserta didik,guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

yang sehat, (Maryunani, 2018:150).

2. Manfaat PHBS di Sekolah

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari gangguan dan ancaman

penyakit.

b. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkatkan

sehingga mampu menarik minat orang tua.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

10

d. Meningkatkan citra pendidikan Pemerintah Daerah di bidang

Pendidikan.

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

3. Sasaran Pembinaan PHBS di sekolah

Sasaran pembinaan PHBS di sekolah, ditujukan untuk:

a. Siswa / peserta didik

b. Warga sekolah, antara lain: Kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,

komite sekolah dan orangtua siswa/ peserta didik.

c. Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)

C. Cuci Tangan

1. Pengertian cuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan

dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan

kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-

permukaan lain seperti handuk, gelas, dan lain-lain) (Kementrian Kesehatan RI

2014).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

11

Mencuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang paling penting.

Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan menggunakan

sabun secara bersamaan seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas

kemudian dibilas dibawah air yang mengalir ( Potter 2005 ).

Tangan tenaga pemberi layanan kesehatan seperti perawat merupakan

sarana yang paling lazim dalam penularan infeksi nosokomial, untuk itu salah satu

tujuan primer cuci tangan adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial (Pruss,

2005) serta mengurangi transmisi mikroorganisme (Suratun, 2008). Tangan yang

bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh

lain seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci

dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang

tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan (Kementrian Kesehatan RI 2014).

2. Tujuan Cuci Tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukan cuci tangan yaitu untuk:

a) menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,

b) mencegah infeksi silang (cross infection),

c) menjaga kondisi steril,

d) melindungi diri dan pasien dari infeksi,

e) memberikan perasaan segar dan bersih.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

12

3. Indikasi Cuci Tangan

Indikasi cuci tangan atau lebih dikenal dengan five moments (lima waktu)

cuci tangan menurut SPO gizi adalah: a) Sebelum masuk ke dalam area produksi

dan distribusi, b) Setelah memegang bahan mentah/ kotor, c) Setelah memegang

anggota tubuh, d) Sebelum dan setelah memporsikan makanan di plato/ alat saji

pasien, e) Setelah keluar dari kamar mandi/ toilet.

D. Bakteri yang Ada di Tangan

Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas

dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang

hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan (Sri Maryati, 2007). Namun ada

beberapa bakteri yang terdapat ditangan manusia, diantaranya yaitu :

1. Bakteri Stapylococcus aureus

Bakteri Staphyloccus aureus adalah bakteri patogen utama pada manusia.

Hampir setiap orang pernah mengalami berbagai infeksi Staphylococcus aureus

selama hidupnya, dari keracunan makanan yang berat atau infeksi kulit yang kecil,

sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan (Agus Herdiana, 2015).

Staphylococcus aureus termasuk dalam family Staphylococcaceae,

berukuran diameter 0,5-1,5 μm dan membentuk pigmen kuning keemasan. Bentuk

sel kokus tunggal, berpasangan, tetrad dan berbentuk rantai juga tampak dalam

biakan cair. Bakteri fakultatif anaerob dan tidak membentuk spora (Agus

Herdiana, 2015).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

13

Gambar 2.1 Bakteri Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus tidak membentuk spora sehingga pertumbuhan oleh

Staphylococcus aureus di dalam makanan dapat segera dihambat dengan

perlakuan panas. Namun, kontaminasi Staphylococcus aureus tetap menjadi salah

satu penyebab utama keracunan makanan atau foodborne disease (FBD) karena

Staphylococcus aureus dapat mengkontaminasi produk makanan selama persiapan

dan pengolahan, bakteri ini sendiri ditemukan di dalam saluran pernapasan,

permukaan kulit, tenggorokan, saluran pencernaan manusia serta rambut hewan

berdarah panas termasuk manusia (Agus Herdiana, 2015).

Keracunan makanan dapat disebabkan kontaminasi enterotoksin dari

Staphylococus aureus. Waktu onset dari gejala keracunan biasanya cepat dan

akut, tergantung pada daya tahan tubuh dan banyaknya toksin yang termakan.

Jumlah toksin yang dapat menyebabkan keracunan adalah 1,0 μg/gr makanan.

Gejala keracunan ditandai oleh rasa mual, muntah-muntah dan diare yang hebat

tanpa disertai demam (Agus Herdiana, 2015).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

14

2. Bakteri Streptococcus

Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang

mengandung sel gram positif , berbentuk buat, oval dan membentuk rantai

pendek, panjang atau berpasangan, bakteri ini tidak membentuk spora, bakteri ini

dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan (Andre Tjie Wijaya,

2014).

Gambar 2.2 Bakteri Streptococcus Sp

Perkembangbiakan bakteri streptococcus Sp dapat hidup pada kadar Ph

7,47,6, suhu pertumbuhan berada di 37oC, dan media isolasi primer adalah agar

darah dengan oksigen yang rendah karena oksidasi intraseluler dapat

menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat toksik bagi bakteri (Ika Putri

Sinaga, 2015).

Infeksi Streptococcus dapat menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga

dewasa dan lanjut usia. Bakteri streptococcus menyebabkan infeksi yang

bervariasi dari ringan hingga berat, dari infeksi tenggorokan ringan hingga radang

paru-paru dan selaput otak (Andre Tjie Wijaya, 2014).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

15

Hingga sekarang ada sekitar 20 jenis bakteri Streptococcus yang dibagi

dalam 2 kelompok besar, yaitu:

• Grup A, banyak ditemukan pada permukaan tubuh, seperti kulit, dan

tenggorokan

• Grup B, ditemukan pada saluran pencernaan dan vagina, umumnya

tidak berbahaya dan lebih sering menyerang pada bayi.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi

streptococcus antara lain:

• Usia dibawah 6 bulan, atau usia diatas 75 tahun

• Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti HIV,

kanker, dan kencing manis

• Wanita hamil

• Pengguna obat-obat terlarang atau narkoba dan alkohol

• Pasien yang mendapat pengobatan yang melemahkan sistem

kekebalan tubuh, misal kemoterapi, obat kortikosteroid

Infeksi bakteri streptococcus ditangani dengan penggunaan antibiotik untuk

melawan bakteri. Penggunaan antibiotik dapat melalui oral/mulut, atau suntikan.

Antibiotik diberikan harus dengan teratur dan tepat dosisnya. Bila gejala yang

timbul cukup berat maka diperlukan perawatan di rumah sakit. Obat-obatan lain

yang umum digunakan yaitu obat pendamping, seperti anti demam, anti nyeri, dan

lainnya (Andre Tjie Wijaya, 2014).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

16

3. Bakteri Pseudomonas

Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif yang termasuk dalam famili

Pseudomonadaceae. Lebih dari separuh bakteri ini menghasilkan pigmen

biruhijau, pyocyanin. Pseudomonas memiliki karakteristik bau yang manis (Gus

Adi Suryana, 2012).

Pseudomonas adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul,

mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar

0,5-1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat

menfermentasikan karbohidrat (Gus Adi Suryana, 2012).

Gambar 2.3 Bakteri Pseudomonas

Pseudomonas tidak tumbuh pada kulit yang kering, tetapi pada kulit yang

lembab, green nail syndrome merupakan infeksi pada kuku yang dapat terjadi

pada pasien dengan tangan yang sering terendam air, infeksi sekunder oleh bakteri

ini juga dapat terjadi pada pasien dengan dermatitis, tinea pedis, infeksi ini

memiliki karakteristik eksudat berwarna biru-hijau dengan bau seperti aseton

(Gus Adi Suryana, 2012).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

17

Infeksi Pseudomonas dapat mengenai tiap bagian dari tubuh. Pada sistem

pernapasan, pneumonia dapat ditemui pada pasien dengan sistem pertahanan

tubuh yang terganggu dan pasien dengan penyakit paru lama. Gejala yang

ditimbulkan seperti demam, menggigil, sesak napas berat, batuk berdahak, dll.

Pada jantung, infeksi Pseudomonas dapat menyebabkan radang pada dinding

jantung bagian dalam yang dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan

emboli septik (Gus Adi Suryana, 2012).

Pada sistem saraf pusat, dapat terjadi radang selaput otak dan abses otak.

Pada telinga dapat menyebabkan infeksi telinga luar yang bergejala nyeri, gatal,

dan keluarnya cairan dari telinga yang jika dibiarkan dapat menjalar ke otak.

Infeksi Pseudomonas pada mata dapat menyebabkan kerusakan yang luas dan

progresif. Pseudomonas juga sering menginfeksi tulang dan sendi terutama pada

kolumna vertebra (tulang belakang), pelvis, dan sendi antara tulang sternum dan

klavikula (Gus Adi Suryana, 2012).

Pseudomonas aeruginosa telah menjadi penyebab penting dari infeksi,

terutama pada pasien dengan sistem pertahanan tubuh yang terganggu. Bakteri ini

terdapat luas di alam, menghuni tanah, air, tumbuhan, dan hewan, termasuk

manusia. Bakteri ini menjadi bakteri yang paling sering ditemui (diisolasi) pada

pasien yang telah dirawat di rumah sakit lebih dari 1 minggu (Gus Adi Suryana,

2012).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

18

Selain itu, bakteri ini juga menjadi penyebab infeksi nosokomonial (suatu

infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama dia dirawat di rumah sakit

dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit

serta infeksi itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah

sakit) seperti : pneumonia, infeksi saluran kemih, dan bakteriemia. Infeksi

Pseudomonas dapat berkomplikasi dan mengancam nyawa (Gus Adi Suryana,

2012).

4. Bakteri Shigella

Bakteri Shigella merupakan bakteri gram negatif yang merupakan kuman

berbentuk batang pendek berdiameter 0,4 sampai 0,6 mikron dan panjangnya 1-3

mikron yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora dan tidak berselubung,

umumnya hidup di saluran pencernaan manusia dan hewan primata, membentuk

cocoid atau cocobasil terutama pada biakan muda (Mursalim Achmad, 2014).

Gambar 2.4 Bakteri Shigella

Cara penularan utama adalah secara langsung atau tidak langsung melalui

rute oro fekal dari penderita dengan gejala atau dari asymptomatic carrier jangka

pendek, penularan terjadi setelah menelan organisme dalam jumlah yang sangat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

19

kecil (10-100), mereka bertanggung jawab terjadinya penyebaran penyakit adalah

mereka yang tidak memotong kuku dan tidak mencuci tangan setelah buang air

besar, mereka dapat menularkan penyakit kepada orang lain secara langsung

dengan kontak fisik atau tidak langsung melalui kontaminasi makanan dengan

tinja, air dan susu dapat menjadi sumber penularan karena terkontaminasi

langsung dengan tinja serangga dapat menularkan organisme dari tinja ke

makanan yang tidak tertutup (Mursalim Achmad, 2014).

Tanda dan Gejala Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat

menyerang permukaan usus besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada

dinding usus, dan diare berdarah (Gus Adi Suryana, 2012).

Keparahan diare pada Shigellosis berbeda dari diare biasa. Pada anak-anak

dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar sering dan berair. Kemudian

buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat darah dan lendir di

dalamnya (Gus Adi Suryana, 2012).

Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami

kejang, kaku kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan kebingungan. Shigellosis juga

dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lain yang jarang terjadi, seperti

radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal. Beberapa anak dengan kasus

Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit (Gus Adi Suryana,

2012).

Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak

dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini

termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

20

seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang

terkontaminasi oleh shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan

jari-jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan

dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi

(Gus Adi Suryana, 2012).

Karena tidak membutuhkan banyak bakteri Shigella untuk menyebabkan

infeksi maka penyakit dapat menyebar dengan mudah dalam keluarga dan

penampungan anak. Bakteri mungkin juga tersebar di sumber air di daerah dengan

sanitasi yang buruk. Shigella masih dapat disebarkan dalam 4 minggu setelah

gejala penyakit selesai (walaupun pengobatan antibiotik dapat mengurangi

pengeluaran bakteri Shigella di tinja. (Gus Adi Suryana, 2012). Cara terbaik

untuk mencegah penyebaran Shigella adalah dengan sering mencuci tangan yang

bersih dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum mereka

makan. Hal ini terutama penting dalam perawatan anak (Gus Adi Suryana, 2012).

E. Sabun Cuci Tangan

Sabun dan deterjen merupakan produk pembersih (berbentuk batangan,

cairan, selebaran atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga

membantu membuang kotoran, debu dan mikroorganisme sementara dari kedua

belah tangan. Sabun biasa membutuhkan friksi (penggosokan) untuk membuang

mikroorganisme secara mekanik sedangkan sabun antiseptik juga membunuh atau

menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme. Cuci tangan dengan

sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun biasa

(Dahlan dan Umrah, 2013). Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

21

prosedur/ tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air

yang mengalir atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol). Sedangkan

menurut James (2008), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling

penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi.

Sabun terbuat dari senyawa alkali (natrium hidroksida atau kalium

hidroksida) yang dicampur dengan lemak nabati atau hewani serta pewangi.

Formulasi ini bersifat basa dan berfungsi membersihkan minyak dan kotoran

dipermukaan kulit yang cenderung bersifat sedikit asam. Sayangnya ketika kita

membersihkan kulit menggunakan sabun, sebagian minyak alami yang

diproduksi kulit juga ikut terangkat. Itulah mengapa timbul sensasi kering dan

kesat. Oleh karena itu, sebaiknya pilih sabun yang menggunakan detergen sintetis

dengan pH seimbang, serta mengandung moisturizer.

Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa

Natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani

(SNI 1994). Ditambahkan pula oleh Kirk (2005), komponen utama pembuatan

sabun terdiri dari asam lemak rantai C12 – C18 dan garam sodium atau potasium.

Asam lemak yang berikatan dengan garam sodium (NaOH) dikenal dengan hard

soaps, sedangkan asam lemak yang berikatan dengan garam potasium (KOH)

dikenal dengan soft soaps (SNI 1994).

Sabun dapat dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses

netralisasi minyak. Pada proses saponifikasi minyak akan diperoleh produk

sampingan yaitu gliserol, sedangkan sabun yang diperoleh dengan netralisasi tidak

menghasilkan gliserol proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara

trigliseraldehide dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

22

antara asam lemak dengan alkali (Kirk 2005). Sabun didefinisikan sebagai produk

dari proses saponifikasi atau netralisasi lemak, minyak, lilin, rosin dengan basa

organic, tertentu atau yang anorganik. Kandungan yang terdapat dalam sabun

antara lain yaitu minyak pendukung , Sodium hidroksida, Alcohol, Stearic acid,

Parfum, Humectan, Ultra violet absorbent, Anti oksidan, Sequestering agent .

F. Handsanitizer

Handsanitizer merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol

yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaian tanpa

dibilas dengan air, cairan dengan berbagai kandungan yang sangat cepat

membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan (Benjamin, 2010)

Handsanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan, handsanitizer

mudah dibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air,

handsanitizer sering digunakan ketika dalam keadaan darurat dimana kita tidak

bisa menemukan air, kelebihan ini diutarakan menurut USA (Food and Drug

Administration) dapat membunuh kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik

(Benjamin, 2010)

Hand sanitizer memiliki berbagai macam zat yang terkandung.

Secara umum hand sanitizer mengandung ( Benjamin, 2010): alkohol 60-95%,

benzalkonium chloride, benzethonium chloride, chlorhexidine gluconate ,

chloroxylenol, clofucarban, hexachlorophene, hexylresocarcinol, iodine..

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

23

Menurut CDC (Center for Disease Control) hand sanitizer terbagii

menjadi dua yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol,

hand sanitizer dengan kandungan alkohol antara 60- 95 % memiliki

efek anti mikroba yang baik dibandingkan dengan tanpa kandungan alcohol

( CDC, 2009).

G. Air

Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen

(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk

senyawa H2O, air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini, fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh

senyawa lain, penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah

sebagai air minum, selain digunakan untuk minum, air juga dimanfaatkan oleh

makhluk hidup lainnya sebagai sumber kehidupan baik oleh hewan maupun

tumbuhan (Slamet, 2007).

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia, jauh

lebih penting dari kebutuhan dasar lainnya, karena itu ketersediaan air bersih

disamakan dengan pemenuhan hak asasi manusia, yaitu hak untuk hidup sehat.

Ada dua macam sumber air bersih, yakni air tanah dan air yang didistribusikan

oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam hal ini PDAM dapat

disamakan dengan Perusahaan Air Minum (PAM).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

24

Mencuci tangan meggunakan air mengalir akan membantu menyapu

kotoran dan kuman yang menempel di tangan. Perlu diketahui, mencuci tangan

dengan air kobokan tidak memenuhi syarat serta dapat memungkinkan kuman dan

kotoran menempel kembali ditangan.

H. Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun

Beberapa alasan mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS),

yakni sebagai berikut:

a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat

menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunnya.

b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup

c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-

effective” jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya.

I. Waktu Yang Tepat Harus Cuci Tangan Pakai Sabun

Lima waktu krisis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus

diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut:

a. Sebelum makan

b. Sebelum menyiapkan makanan

c. Setelah buang air besar

d. Setelah menceboki bayi/anak

e. Setelah memegang unggas/ hewan

Beberapa waktu lain yang juga penting dan harus dilakukan cicu tangan

pakai sabun yaitu:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

25

a. Sebelum menyusui bayi

b. Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung

c. Setelah membersihkan sampah.

d. Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)

J. Langkah-Langkah Cuci Tangan

Langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar menurut WHO

adalah sebagai berikut :

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan

memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap

dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.

2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan cara mengatupkan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

26

5. Gosok dan putar kedua ibu jari dengan bergantian.

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan dengan cara

memutar, kemudian akhiri dengan membilas seluruh

bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu

keringkan memakai handuk atau tissu.

Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair

sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal. Pentingnya mencuci

tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga

secara keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke

tubuh,(Priyoto,2015)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

27

K. Manfaat Mencuci Tangan

Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan

yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja, walaupun

perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan

untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini dilakukan

karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan dirasakan

menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak, pada

fasilitasfasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Mencuci tangan bertujuan untuk melepaskan atau membunuh

patogen mikroorganisme (kuman) dalam mencegah perpindahan mereka pada

pasien, penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk

membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak, minyak,

dan protein dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu

para staf medis, khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan

mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia dalam

sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk

profesi-profesi ini pembersihan mikroorganisme tidak hanya diharapkan

"hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang

tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang terkandung

dalam sabun, aksi pembunuhan mikroba ini penting sebelum melakukan

operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme yang kebal terhadap

antibiotik (Kirk 2005).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

28

Menurut Daeng, tangan adalah anggota tubuh yang mampu menjangkau

daerah manapun. Sehingga kebersihan tangan sangat menentukan kesehatan atau

infeksi terhadap tubuh. Itu sebabnya penting untuk memastikan tangan dalam

kondisi bersih ketika hendak menyentuh bagian tubuh yang bisa jadi pintu masuk

kuman maupun virus. Misalnya mata, hidung atau mulut.

Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk

mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama

kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia

meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.

Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing

yang tinggal dalam usus, SARS, dan flu burung (Kementrian Kesehatan RI 2014).

Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris

(British Medical Journal) pada November 2007 menyatakan bahwa mencuci

tangan dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan

pelindung, bisa jadi lebih efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti

flu dan SARS (Kementrian Kesehatan RI 2014). Menurut Kementrian Kesehatan

RI (2014), penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan pakai

sabun antara lain:

a. Diare, menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak

balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar penelitian terkait menemukan

bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare

hingga separuh. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam

penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi

pencegahan adalah mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

29

olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air

(25%), sumber air yang diolah (11%).

b. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak

balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran

pernapasan ini dengan dua langkah dengan melepaskan patogen-patogen

pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan

dengan menghilangkan patogen lainnya terutama virus entrentik yang menjadi

penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya.

Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan

kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan buang air

besar/kecil, dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%.

c. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah

membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan

sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata

seperti trakoma dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

d. Pneumonia adalag radang paru yang disebabkan oleh banteri dengan gejala

panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi napas >50

kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan

berkurang).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

30

L. 10 Kesalahan Umum dalam Mencuci Tangan

( https://bit.ly/34AN7mM Di akses pada tanggal 14 Maret 2020 pukul

10.00)

a. Hanya mencuci tangan setelah keperluan di toilet

Pada umumnya, lakukan cuci tangan setelah membuang sampah, menyentuh

binatang peliharaan, setelah mengganti popok buah hati Anda, dan lain

sebagainya.

b. Pakai sabun dulu

Selalu basahi tangan Anda terlebih dahulu karena kelembaban menciptakan

busa yang lebih baik untuk melawan kontaminan.

c. Hanya mencuci bagian telapak tangan

Mikroba bisa terdapat di semua permukaan tangan, seringkali di bawah

kuku, sehingga seluruh tangan harus digosok. Pastikan Anda menyabuni

punggung tangan Anda, di antara jari-jari, dan di bawah kuku Anda.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

31

d. Terlalu cepat

Gosok setidaknya selama 20 detik. Anda dapat menyenandungkan lagu

"Selamat Ulang Tahun" dua kali, sebagai timer Anda.

e. Tidak menggunakan sabun

Sabun mengangkat mikroba dari kulit. Jika terpaksa tidak menggunakan

sabun dan air mengalir, Anda bisa menggunakan air yang diklorinasi atau hand

sanitizer yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Menggunakan air sabun

atau abu juga dapat membantu menghilangkan bakteri, meski tidak cukup efektif.

Jika terpaksa menempuh cara itu, penting untuk mencuci tangan sesegera

mungkin ketika Anda memiliki akses ke fasilitas cuci tangan, dan selama itu

hindari kontak dengan orang-orang dan permukaan.

f. Tidak mengeringkan tangan

Kuman dapat berpindah dengan mudah ke dan dari tangan yang basah.

Jadi, selalu keringkan tangan Anda dengan handuk bersih atau pengering udara.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

32

g. Tidak cukup sering membersihkan handuk tangan

Bakteri tumbuh subur di handuk lembab. Jadi, pastikan untuk

menggantung handuk tangan Anda agar selalu kering dan jangan segan untuk

sering-sering menggantinya dengan yang bersih.

h. Langsung menyentuh gagang pintu

Untuk menghindari kembali terkan kuman atau virus tepat setelah Anda

mencuci tangan, terutama di kamar mandi umum atau tempat umum lainnya,

gunakan tisu untuk mematikan keran wastafel atau membuka gagang pintu.

i. Menggunakan tisu basah untuk mencuci tangan

Tisu basah mungkin membuat tangan terlihat bersih, tetapi tidak dirancang

untuk menghilangkan kuman dari tangan Anda. Anda harus mencuci dengan

sabun dan air jika memungkinkan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

33

j. Menganggap hand sanitizer lebih efektif dari sabun dan air

Sabun dan air selalu menjadi pilihan terbaik. Sementara hand sanitizer

dapat menjadi pengganti saat bepergian. Perlu diketahui, hand sanitizer tidak

menghilangkan semua jenis kuman dan mungkin tidak menghilangkan bahan

kimia berbahaya dan pestisida. Jika Anda menggunakan hand sanitizer, pastikan

mengandung alkohol dan hindari menggunakan hand sanitizer jika tangan terlihat

kotor.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

34

M. Kerangka Teori

Gambar 2.6 Kerangka Teori

Sumber : (Lawrence Green,1980 dalam Notoatmodjo, 2012)

Perilaku

Status Kesehatan Lingkungan

Keturunan

Pelayanan

Kesehatan

k

Enabling Factors

(ketersediaan

sumber-

sumber/fasilitas)

Reinforcing Factors

(sikap dan perilaku

petugas,peraturan UU dll)

Predisposing Factors

(pengetahuan,sikap,

kepercayaan,tradisi,

nilai dan dsb).

Pemberdayaan

Masyarakat

(pemberdayaan sosial)

Training

Advokasi,dll

Komunikasi

(penyuluhan,

edukasi)

Promosi Kesehatan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

35

N. Kerangka Konsep

Gambar 2.7 Kerangka Konsep

Pengetahuan siswa CTPS

Fasilitas CTPS di Sekolah

Baik/Buruk

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

36

O. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Alat Ukur Skala Ukur

1. Tingkat pengetahuan

tentang CTPS

Kemampuan seseorang

mengingat kembali tentang

tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan

jari jemari dengan

menggunakan air mengalir

dan sabun

Wawancara 1. Buruk apabila skor ≤ rata –

rata

2. Baik apabila skor > rata - rata

Kuisioner Ordinal

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1

37

2. Fasilitas CTPS Tersedianya fasilitas CTPS

yang digunakan oleh siswa

sebagai tempat untuk

mencuci tangan

Observasi 1. Ya

2. Tidak

ceklist Ordinal