22
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Istilah motivasi (Motivation) berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Rumusan motivasi berarti bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu (Winardi, 2007). Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang menuju sebuah tujuan. Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang bermakna bergerak. Namun motivasi melibatkan lebih dari sekedar gerakan fisik. Motivasi melibatkan gerakan fisik dan mental. Motivasi juga mempunyai dua sisi: gerakan dapat dilihat, akan tetapi motif harus disimpulkan (Simamora, 2004). Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Walgito (2002) menyatakan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Nawawi (1998) mendefinisikan motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan seseorang mengerjakan pekerjaan secara sadar. Sementara Robbin (2007) menyebutkan bahwa motivasi sebagai kemampuan berjuang ke tingkat yang lebih tinggi guna mencapai tujuan. Handoko (2008) memberikan penjelasan mengenai motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memlihara perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

  • Upload
    doxuyen

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian

Istilah motivasi (Motivation) berasal dari bahasa Latin, yakni

movere yang berarti menggerakkan (to move). Rumusan motivasi berarti

bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan

timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan

sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu (Winardi,

2007).

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang

menuju sebuah tujuan. Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

bermakna bergerak. Namun motivasi melibatkan lebih dari sekedar

gerakan fisik. Motivasi melibatkan gerakan fisik dan mental. Motivasi juga

mempunyai dua sisi: gerakan dapat dilihat, akan tetapi motif harus

disimpulkan (Simamora, 2004).

Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah suatu

perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan

timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Notoatmodjo, 2003).

Sedangkan menurut Walgito (2002) menyatakan motivasi merupakan

keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku

kearah tujuan.

Nawawi (1998) mendefinisikan motivasi adalah suatu kondisi yang

mendorong atau menjadikan seseorang mengerjakan pekerjaan secara

sadar. Sementara Robbin (2007) menyebutkan bahwa motivasi sebagai

kemampuan berjuang ke tingkat yang lebih tinggi guna mencapai tujuan.

Handoko (2008) memberikan penjelasan mengenai motivasi merupakan

kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memlihara perilaku

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

8

manusia. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi, antara

lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan

(drive). Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan

sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong

yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan

dirinya.

2. Teori-teori motivasi

Menurut Hasibuan (2005) teori-teori motivasi dikelompokkan

menjadi :

a. Teori kepuasan (content theory) pendekatannya atas factor-faktor

kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan

berperilaku dengan cara tertentu. Teori yang memusatkan pada faktor

dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilakunya, yang memotivasi semangat seseorang untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan.

b. Teori motivasi proses (process theory) teori ini merupakan proses

sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang

diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh

baik di hari esok. Jadi hasi yang diperolehnya tercermin dalam

bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini

merupakan kegiatan hari kemarin. Teori motivasi proses ini meliputi

teori harapan, teori keadilan dan teori pengukuhan.

3. Siklus motivasi

Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas (melingkar), yaitu

motivasi timbul, memicu perilaku tertuju pada tujuan dan akhirnya tujuan

tercapai, pada saat ini motivasi akan berhenti. Tetapi hal itu akan kembali

kepada keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi (Walgito,

2002).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

9

4. Hirarki kebutuhan

Teori hirarki kebutuhan ini diungkapkan oleh Abraham Maslow

(dalam Robbin, 2007), yang menyebutkan :

a. Psikologis, antara lain adalah rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian

dan perumahan), seks dan kebutuhan jasmani lainnya.

b. Keamanan, antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian

fisik dan emosional.

c. Sosial, mencakup kasih saying, rasa memiliki, diterima baik dan

persahabatan.

d. Penghargaan, mencakup faktor kehormatan diri seperti harga diri,

otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan adri luar seperti

misalnya status, pengakuan dan perhatian.

e. Aktualisasi diri, berupa dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu

sesuai ambisinya, yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi,

dan pemenuhan kebutuhan.

5. Aspek motivasi

Walgito (2002) memberikan penjelasan mengenai tiga aspek yang

terkait dengan timbulnya motivasi, yaitu :

a. Keadaan terdorong dalam diri individu (a driving state) yaitu kesiapan

bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena

keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berfikir dan

ingatan.

b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan.

c. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

6. Faktor motivasi

Orang – orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan untuk

berbuat, akan tetapi juga berbeda dalam kemauan untuk berbuat atau

motivasi. Motivasi seseorang kepada kekuatan motif mereka. Motif kadang

– kadang didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak

hati dalam individu (Moekijat, 2002).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

10

Tingkah laku manusia tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor,

diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Dengan adanya faktor –

faktor tersebut menjadikan setiap manusia memiliki tingkah laku yang

berbeda – beda.

Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia adalah

sebagai berikut (Walgito, 2002):

a. Faktor Internal

1) Jenis kelamin

Tingkah laku antara pria dan wanita mempunyai perbedaan, hal ini

terjadi karena pengaruh hormonal, struktur fisik maupun norma

pembagian tugas. Oleh karena itu pria cenderung lebih termotivasi

melakukan sesuatu karena fisik yang kuat (Walgito, 2002).

Jenis kelamin merupakan aspek identitas yang sangat berarti, wanita

dan pria mempunyai pengalaman yag berbeda tentang pembentukan

identitas jenis kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk sekitar usia

tiga tahun. Anak laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah

laku dan ciri-ciri kepribadian yaang sesuai bagi masing-masing

jenis kelaminnya (Peek dalam Nungki, 2007)

Wanita dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana

wanita lebih emosional daripada pria karena wanita lebih mudah

tersinggung, mudah terpengaruh, sangat peka, menonjolkan

perasaan, dan mudah meluapkan perasaan. Sementara pria tidak

emosional, sangat objektif, tidak mudah terpengaruh, mudah

memisahkan antara pikiran dan perasaan sehingga terkadang kurang

peka dan mampu memendam perasaannya (Dagun dalam Nungki,

2007).

2) Sifat fisik

Tingkah laku seseorang dikaitkan dengan tipe fisiknya, orang yang

pendek, gemuk adalah tipe piknis yang cenderung senang bergaul,

ramah. Sehingga orang dengan tipe piknis akan lebih mempunyai

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

11

motivasi karena mereka mudah menerima saran dari orang lain

(Walgito, 2002).

3) Sifat kepribadian

Kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam

dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri

terhadap rangsang dari dalam diri maupun lingkungannya, sehingga

corak dan cara kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional

yang khas pada manusia itu. Sehingga orang yang berkepribadian

pemalu akan mempunyai motivasi berbeda dengan orang dengan

kepribadian keras (Walgito, 2002).

Corak kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada

seseorang. Perkembangan kepribadian itu bersifat dinamis artinya

selama individu masih tetap belajar dan bertambah pengetahuan,

pengalaman serta keterampilannya, ia akan semakin matang dan

mantap. Pada usia lanjut yang sehat, kepribadiannya tetap berfungsi

baik, kecuali mereka dengan masalah kesehatan jiwa atau tergolong

patologik. Kepribadian juga dapat diartikan sebagai sesuatu atau

figur diri yang ingin ditunjukkan atau ditampilkan didalam

keseharian yang ditunjunjukkan melalui sikap atau tingkah laku

seseorang. Kepribadian juga dapat dirubah dan dapat juga

tergantung pada presepsi atau pendapat orang. Sesuai dengan apa

yang diinginkan yang akan ditunjukkan dihadapan orang lain.

4) Intelegensia

Intelengensia merupakan seluruh kemampuan individu untuk

berpikir dan bertindak secara terarah serta efektif, sehingga orang

yang mempunyai intelegensia tinggi akan lebih mudah menyerap

informasi, saran dan nasehat dari perawat dalam meningkatkan

kesehatannya (Walgito, 2002).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

12

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial. Lingkungan

sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia.

2) Pendidikan

Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk

interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal

maupun informal. Hasil dari proses belajar adalah seperangkat

perubahan tingkah laku. Seseorang yang berpendidikan tinggi

tingkah lakunya akan berbeda.

3) Pengetahuan

Besar kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan

berpengaruh pada tingkah lakunya

4) Kebudayaan

Kebudayaan antar daerah berbeda – beda dan ini sangat

berpengaruh pada tingkah lakunya.

5) Sosial ekonomi

Lingkungan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap tingkah

laku seseorang. Keadaaan ekonomi keluarga yang relatif

mencukupi akan mampu manyediakan fasilitas dan kebutuhan

untuk keluarganya. Sehingga pasien yang mempunyai tingkat

sosial ekonomi tinggi akan mempunyai motivasi yang berbeda

dengan pasien yang tingkat sosial ekonominya rendah.

Pernyataan lain tentang faktor yang mempengaruhi motivasi

adalah kepribadian, sikap, pengalaman, cita – cita atau harapan,

dorongan orang tua, saudara dan lingkungan sekitar. Sebenaarnya

kedua pernyataan diatas saling mendukung hanya saja pernyataan yang

pertama tadi sudah diklasifikasikan untuk pengaruh internal dan

eksternal. Dari kedua pernyataan tersebut ada komponen yang belum

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

13

dijelaskan yaitu sikap, harapan, dan dorongan keluarga (Notoatmodjo,

2003) sebagai berikut :

1) Sikap

Sikap merupakan penilaian terhadap stimulus atau obyek, sehingga

seseorang tersebut akan menilai atau bersikap enggan stimulus

tersebut. Sikap sering diperoleh dari pengalaman diri sendiri

maupun orang lain.

2) Harapan

Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi

kebutuhan tertentu dari seorang individu yang di dasarkan atas

pengalaman yang telah lampau, baik pengalaman dari sendiri

maupun dari orang lain.

3) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga itu merupakan dukungan – dukungdn sosial

yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diakses untuk keluarga (dukungan sosial disa atau tidak

dugunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak

berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal.

Faktor internal meliputi : jenis kelamin, sifat fisik, sikap, pengalaman,

harapan, kepribadian, intelegensia, sedangkan faktor eksternal meliputi

lingkungan fisik, dukungan keluarga, pendidikan, pengetahuan, agama,

sosial ekonomi, kebudayaan.

7. Motivasi sembuh

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa perilaku yang didorong oleh

kebutuhan (need) yang ada pada individu dan diarahkan pada sasaran

(goals) yang dapat memuaskan kebutuhannya. Sedangkan menurut Chaplin

(dalam Iryani, 2007) menyatakan bahwa sembuh adalah kembalinya

seseorang pada satu kondisi kenormalan setelah menderita suatu penyakit,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

14

penyakit mental, atau luka – luka. Sehingga dapat dikatakan bahwa

motivasi sembuh adalah perilaku yang didorong oleh kebutuhan (need)

yang ada pada individu dan diarahkan pada sasaran (goals) dimana

kembalinya seseorang pada satu kondisi kenormalan setelah menderita

suatu penyakit, penyakit mental, atau luka – luka.

Motivasi sembuh adalah faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu guna memperoleh kesembuhan. Dengan

demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi sembuh pada dasarnya adalah

kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau

activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada

pencapaian kesembuhan. Motivasi sembuh ini pun juga dapat diperoleh

melalui beberapa rangsangan, rangsangan-rangsangan terhadap hal

semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang

telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk

mencapai kesembuhan (Dedewijaya, 2007).

Aspek-aspek motivasi kesembuhan menurut Conger (1997) adalah sebagai

berikut :

a. Memiliki sikap positif

Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan diri yang kuat, perencanaan

diri yang tinggi, serta selalu optimis dalam menghadapi sesuatu hal

b. Berorientasi pada pencapaian suatu tujuan

Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi

tujuan tingkah yang diarahkan pada sesuatu.

c. Kekuatan yang mendorong individu

Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kekuatan akan mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari dalam

diri individu, lingkungan sekitar, serta keyakinan individu akan

kekuatan kodrati

Menurut Syam (2009) motivasi atau kekuatan pasien untuk sembuh

juga dipengaruhi oleh efek plasebo. Efek plasebo ini bekerja berdasarkan

tiga hukum sederhana yaitu kepercayaan pasien, kepercayaan dokter dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

15

kekuatan spiritual yang dibangkitkan oleh rasa saling percaya antara dokter

dan pasien, yang menghubungkan secara emosional dokter dan pasien serta

tim medis lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

kesembuhan disini adalah daya atau kekuatan yang berasal dari dalam diri

individu atau penderita yang mendorong, membangkitkan, menggerakkan,

melatarbelakangi, menjalankan dan mengontrol seseorang serta

mengarahkan pada tindakan penyembuhan atau pulih kembali serta bebas

dari suatu penyakit yang telah dideritanya selama beberapa waktu dan

membentuk keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pasien untuk sembuh

menurut Nadhifah (2009) adalah sebagai berikut :

a. lingkungan rumah sakit

b. dokter

c. perawat dan tim kesehatan lainnya.

Perawat adalah profesi yang sangat dekat dengan pasien yang

memungkinkan perawat selalu berhubungan dengan pasien (Nurjannah,

2001). Hubungan perawat dengan pasien merupakan pengalaman belajar

timbal balik dan pengalaman emosional korektif bagi pasien. Kunci

hubungan aktivitas perawat dan pasien adalah motivasi, memotivasi pasien

agar melakukan aktivitas berdasarkan kebutuhan. Perawat menggunakan

diri dan teknik-teknik klinik tertentu dalam bekerja untuk meningkatkan

penghayatan dan perubahan perilaku pasien (Stuart dan Laraia, 2001).

B. Kepercayaan (Trust)

1. Pengertian

Kata trust berasal dari bahasa Jerman yaitu Trost yang berarti

kenyamanan (comfort) (Shaw, 1997). Dalam beberapa kasus seorang

percaya kepada orang yang menunjukan bahwa dia layak untuk mendapat

kepercayaan, karena kepercayaan sangat penting sebagai jaminan dari

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

16

suatu hubungan dua orang atau lebih dalam menumbuhkan hubungan

interpersonal yang baik (Jalalluddin, 1992). Kepercayaan adalah keinginan

suatu pihak untuk menjadi pasrah atau menerima tindakan dari pihak lain

beerdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan

suatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberi

kepercayaan (Lendra, 2004). Menurut Giffin (Jalalluddin, 1992) secara

ilmiah percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan

dalam situasi penuh resiko. Dari definisi tersebut Jalalluddin menyebutkan

tiga unsur percaya yaitu ada suatu yang menimbulkan resiko, ada orang

menaruh kepecayaan kepada orang lain, dan ada orang yang yakin bahwa

perilaku akan berakibat baik baginya

2. Faktor-faktor Karaktristik Kepercayaan (Wood dan Mc Dermott, 1999):

a. Kredibilitas (Credibility)

Kredibiilitas adalah alasan yang masuk akal untuk bisa

dipercayai. Seseorang yang memiliki kredibilitas berarti kita bisa

mempercayai karakter dan kemampuanya, (Kusumawati, 2007).

Bagian-bagian kredibilitas menurut Gass dan Seiter (1999) yaitu,

1) Ahli (Expert)

Dalam keperawatan tenaga ahli merupakan tenaga

berprofesional. Dalam keprofesional terdapat bebrapa karakteristik

antara lain, suatu profesi memerlukan pendidikan lanjut dari

anggotanya, demikian juga landasan dasarnya. Suatu profesi

memiliki kerangka pengetahuan teoritis yang mengarah pada

keterampilan, kemampuan dan norma-norma tertentu. Suatu

profesi memberikan pelayanan tertentu. Profesi memiliki otonomi

untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan. Dan profesi

sebagai suatu kesatuan memiliki kode etik untuk melakukan

praktik keperawatan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

17

2) Terpercaya (Trustworthy)

Terpercaya adalah tidak ada penolakan sehubungan dengan

ide-ide yang dikeluarkannya. Terpercaya timbul karena seseorang

mempercayai kepada orang lain. Mempercayai artinya rela

menghadapi resiko menerima akibat-akibat yang menguntungkan

atau merugikan dengan menjadikan dirinya rentan kepada orang

lain (Jalalludin, 1992). Munculnya suatu kepercayan ini dipengruhi

oleh pengalaman menguntungkan. Sedangkan orang yang

dipercayai berarti rela menanggapi orang lain yang ambil resiko

dengan cara menunjukan jaminan bahwa orang lain tersebut akan

menerimma akibat-akibat yang menguntungkan (Johnson, 1981).

Untuk menjadi terpercaya perawat harus menumbuhkan

kepercayaan klien dengan membina hubungan saling percaya

perawat pasien. Menurut Budi anna keliat 1992 membina

hubungan saling percaya perawaat terhadap pasien antara lain

meliputi,

a) Hubungan Traupetik

Hubungan traupetik adalah hubungan kerja sama yang

ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, dan

pengalaman dalam membina hubungan intim yang teraupetik

(Budi Anna Keliat, 1992). Hubungan taraupetik perawat pasien

merupakan pengalamamn belajar timbal balik dan pengalaman

emosional korektif bagi pasien. Dalam hubungan ini, perawat

menggunakan diri (self) dan teknik-teknik klinis tertentu dalam

mengani pasien untuk meningkatkan pemahaman dan

perubahan perilaku pasien (Stuart dan Sundeen, 1998).

Menurut Stuart dan Sundeen 1998 hubungan teraupetik

mempunyai dua dimensi yaitu,

(1) Dimensi responsif mencakup kesejatian, hormat, empati,

respek dan kekongkritan. Dimensi ini penting dalam fase

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

18

orientasi hubungan untuk membina hubungan saling percaya

dan komunikasi terbuka.

(a) Kesejatian

Pengiriman pesan kepada orang lain tentang

gambaran diri kita yang sebenarnya (Smith, 1992.

Dikutip Intansari Nurjana, 2005). Kesejatian dapat

ditunjukan dengan kesamaan antara verbal dan non

verbal (kongruen). Kongruen dapat menimbulkan

kepercayaan kepada perawat (Smith, 1992).

(b) Hormat

Menunjkan bahwa pasien diperlakukan sebagai

individu yang berharga dan diterima tanpa syarat.

(c) Empati

Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita

pada diri orang lain dan bahwa kita telah memahami

bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang

menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut

dalam emosi orang lain (Smith, 1992).

Beberapa aspek dari empati adalah sebagai berikut

(Smith, 1992)

1) Aspek Mental

Kekmampuan melihat dunia dengan orang lain

dengan menggunakan paradigma orang lain

tersebut. Aspek mental juga berarti memahami

orang secara emosional dan intelektual

2) Aspek Verbal

Kemampuan mengungkapkan secara verbal

pemahaman terhadap perasaan dan alasan reaksi

emosi klien. Aspek verbal memerlukan keakuratan

(ketepatan), kejelasan dan kealamiaan (naturalnes).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

19

3) Aspek Non Verbal

Diperlukan dalam aspek non verbal adalah

kemampuan menunjukan empati dengan

kehangatan dan kesejatian.

(d) Respek

Menurut Egan (1990), respek adalah mengahargai

orang hanya karena mereka adalah manusia, dan respek

tanpa syarat bukan berarti bahwa penolong sesalu

menyetujui perilaku klien tetapi ia tidak berada dalam

posisi untuk mengahakimi. Resprek merupakan perilaku

yang menunjukan perhatian, rasa suka dan menghargai

klien (Stuart dan Sundeen, 1998)

(e) Kongkret

Perawat menggunakan terminologi yang spesifik

dan bukan abstrak pada saat mendiskusikan dengan

klien mengenai perasaan, pengalaman, dan tingkah

lakunya. Fungsi dari kongkret adalah dapat

mempertahankan resopon perawat terhadap perasaan

klien, penjelasan dengan akuarat tentang masalah dan

mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik

(Stuat dan Sundeen, 1998).

(2) Dimensi yang berorentasi pada tindakan mencakup

konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri perawat, katarsis

emosional, dan bermain peran. Dimensi ini harus

diimlementasikan dalam konteks kehangantan, penerimaan,

dan pengertian yang di hubungan teraupetik dengan

mengidentifikasi hambatan pertumbuhan pasien dan

perubahan perilaku.

(a) Konfrontasi

Konfrontasi adalah proses interpersonal yang

digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

20

memodifikasi dan perluasan dari gambaran orang lain

(Smith, 1992 dikutip Intansari Nurjana 2005). Tujuan

dari konfrontasi adalah agar orang lain sadar adanya

ketidaksesuanan pada dirinya dalam hal perasaan,

tingkah laku dan perasaan (Stuart dan Sundeen, 1998

dikutip Intansari Nurjana 2005)

(b) Kesegaran

Kesegaran mempunyai konotasi sebagai

sensitifitas perawat pada perasaan klien dan kesediaan

untuk mengatasi perasaan dari pada mengacuhkannya

(Stuart dan Sundeen, 1998). Berespon dengan

kesegaran berarti berspon pada apa yang terjadi antara

perawat dan klien saat itu dan di tempat itu. Dimensi ini

melibatkan perasaan dari perawat dan pasien dan

kesegaran dapat menjadi suatu hal yang sulit untuk

dicapai (Wilson dan Kneisel, 1983 dikutip Intansari

Nurjana 2005).

(c) Pengungkapan diri perawat

Pengungkapan diri perawat adalah membuat orang

lain mengetahui tentang pikiran, perasaan dan

pengalaman pribadi perawat (Smith, 1992).

(d) Katarsis emosional

Katarsis emosional merupakan suatu dorongan

perawat kepada klien nuntuk membicarakan hal-hal

yang sangat menganggunya untuk mendapatkan efek

teraupetik (Stuart dan Sundeen, 1998).

(e) Bermain peran

Bermain peran merupakan tindakan untuk

menbangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan

penghayatan klien ke dalam hubungan manusia dan

memperdalam kemampuanya untuk melihat situasi dari

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

21

sudut pandang lain dan juga memperkenankan klien

untuk mencoba situasi baru dalam lingkungan yang

aman (Stuart dan Sundeen, 1998).

b) Komunikasi Terupetik

Komunikasi teraupetik merupakan alat atau cara untuk

membangun hubungan terupetik. Dalam proses komunikasi

terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan

pikiran (Stuart dan Sandeen 1987, dikutip oleh Budi anna keliat

1992). Komunikasi teruputik juga sebagai alat untuk

mempengaruhi perilaku klien dan kemudian untuk

mendapatkan keberhasilan dalam intervensi (Stuart dan

Sandeen 1995, dikutip oleh Intansari Nurjana 2005).

Koizer dan Erb 1983, dikutip oleh Budi anna keliat 1992,

mengidentifikasi sikap untuk menghadirkan diri secara fisik

yaitu,

(1) Posisi

Posisi berhadapan merupakan posisi yang paling ideal

untuk melakukan teknik komunikasi yang teraupertik. Arti

dari posisi berhadapan adalah bahwa perawat siap untuk

mendengarkan pasien.

(2) Vocal

Nada keras atau lembut, kualitas, kecepatan dapat

menunjukan suasana emosi.

(3) Jarak

Jarak dalam berkomunikasi terupetik dengan klien

menggambarkan keintiman.

(4) Memperthankan kontak mata

Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai

klien dan menyatakan keinginan untuk tetap

berkomunikasi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

22

(5) Membungkuk kearah klien

Posisi membungkuk menunjukan keinginan untuk

mengatakann atau mendengar sasuatu.

(6) Mempertahankan sikap terbuka

Tidak melipat tangan dan kaki menunjukan

keterbukaan untuk berkomunikasi.

(7) Tetap rileks

Tetap dapt mengontrol keseimbangan antara

ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada klien

(8) Sentuhan

Sentuhan sangat penting dan mendasar sebagai alat

komunikasi memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang

(Cluun, 1991 dikutip Budi anna keliat 1992).

c) Hubungan Saling Membantu (Helping Relationship)

Carl Rongers (1961, dalam Hidayat, 2008) secara intensif

melakukan penelitian tentang komunikasi teraupetik. Rongers

berpendapat bahwa komunikasi teraupetik bukan bukan tentang

apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu

melakukan komunikasi dengan oaring lain.

Rongers mengidentifikasi tiga faktor dasar dalam

mengembangkan hubungan saling membantu (Helping

Relationship). Yaitu perawat harus benar-benar ikhlas, harus

empati, dan individu yang dibantu harus merasa bebas untuk

mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam

menjalin hubungan. Dengan demikian ada tiga hal mendasar

dalam mengembangkan hubungan saling membantu (Helping

Relationship), yaitu:

(1) Keiklasan (Genuineness)

Untuk membantu klien, perawat harus menyadari

tentang nilai, sikap, dan perasaan yang dimiliki klien. Apa

yang dipikirkan dan dirasakan perawat tentang individu dan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

23

dengan siapa ia berinteraksi perlu selalu di komunikasikan

baik sacara verbal maupun non verbal. Perawat yang

mampu menujukan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran

mengenai sikap yang dipunyai klien sehingga mampu

belajar unutuk mengkomunikasikanya secara tepat. Untuk

menjadi lebih percaya diri tentang perasaan dan nilai-nilai

yang dimiliki membutuhkan pengembangan diri yang dapat

dipertimbangkan untuk dilakukan setiap saat, sehingga

sekali perawat mampu apa yang dia inginkan untuk

membantu memulihkan kondisi pasien dengan cara yang

tidak mengancam, pada saat itu pula kapasitas yang

dimiliki untuk mencapai hubungan yang saling

menguntungkan akan meningkat secara bermakna.

(Mundakir, 2006). Menurut Egan 1990 ada 6 prinsip

ketulusan, yaitu;

(a) Jangan terlalu menekan peran penolong.

(b) Bersikap spontan tapi taktis

(c) Hindari sikap mempertahankan diri

(d) Konsisten

(e) Terbuka

(f) Bersikap nyaman.

(2) Empati (Empathy)

Empati merupakan perasaan (pemahaman dan

penerimaan) perawat terhadap perasaan yang dialami klien,

dan kemampuan merasakan dunia pribadi klien (Kalish

1974 dikutip Mundakir, 2006). Empati merupakan sesuatu

yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (obyektif) yang

didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Sebagai

perawat yang empati, perawat harus berusaha keras untuk

mengertahui secara pasti apa yang sedang dipikirkan dan

dialami klien. Pada kondisi seperti ini, empati dapat di

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

24

ekspresikan, melalui berbagai cara yang dapat dipakai

ketika dibutuhkan, mengatakan sesuatu tentang apa yang

dipikirkan perawat tentang klien, dan memperlihatkan

kesadaran tentang apa yang saat ini sedang dialami klien.

Empati membolehkan perawat untuk berpartisipasi sejenak

terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi klien. Perawat

yang berempati dengan orang lain dapat menghindarkan

penilaian bedasarkan kata hati (inpulsivejudgement) tentang

seseorang dan pada umumnya dengan empati dia akan

menjadi lebih sensitif dan ikhlas.

Secara garis besar orang empati dibagi dalam proses

deteksi keadaan afektif dan respon yang sesuai. Orang yang

berhasil menumbuhkan rasa empati dalam dirinya dapat

merasakan perasaan orang dan mampu memberiakn respon

yang sesuai (Mundakir, 2006)

(3) Kehangatan (Warmth)

Dengan kehangatan, perawat akan mendorong klien

untuk mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya dalam

bentuk perbuatan tanpa rasa cemas. Suasana yang hangat

permisif, dan tanpa ada ancaman menunjukan rasa

penerimaan perawat terhadap klien sehingga klien dapat

mengekspresikan perasaannya secara lebih bebas dan

mendalam. Kondisi ini akan membuat perawat mempunyai

kesempatan yang lebih luas untuk mengetahui kebutuhan

klien.

(4) Eksplorasi Perasaan

Eksplorasi perasaan dilakukan terhadap hubungan

seseorang dengan lingkungan luar atau interaksinya dengan

orang lain.

Bagi perawat eksplorasi perasaan merupakan hal yang

perlu dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

25

perasaanya sehingga dia dapat mengontrol perasaan agar

perawat dapat menggunakan dirinya secara teraupetik

(Stuart dan Sandeen, 1998)

Dalam tahap pra interaksi perawat dapat

mengeksplorasi fantasi, ketakutan, kemampuan dan

perasaanya sendiri sebelum bertemu dengan klien.

Keterbukaan perawat terhadap perasaanya yang dilakukan

pada tahap prainteraksi adalah merupakan suatu yang

penting karena dengan hal terrsebut maka perawat

mempunyai poin penting yaitu bagaimana responnya

kepada klien dan bagaimana penampilannya terhadap klien

sehingga klien percaya terhdap tindakan yang akan

dilakukan terhadapnya (Intansari Nurjana, 2005).

(5) Memberi Nasehat

Dalam banyak situasi tidak hanya pantas tetapi

diharpakan perawat untuk memberikan nasehat kepada

klien. Untuk menjadi efektif dan dirasa sebagai empatik

bukan sebagai pengganggu, maka nasehat harus diberikan

hanya setelah pasien dibiarkan berbicara dengan bebas

mengenai apa masalahnya, sehingga perawat mempunyai

dasar informasi yang adekuat untuk membuat saran-saran

yang mampu menyelesaikan masalah yang dialami pasien

(Kaplan dan Sadock, 1997).

(6) Jujur (honest)

Pada umunnya setiap orang ingin merasa tenang

dalam berhubungan dengan orang lain. Setiap orang ingin

merasa aman dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Perasaan aman dan tenang akan diperolehnya dan ia tidak

perlu curiga dengan orang lain. Ia merasa dirinya aman bila

ia tidak merasa dirinya terancam oleh orang lain. Dengan

kata lain setiap orang ingin kepastian akan sikap kejujuran

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

26

orang lain terhadap dirinya. Jadi dalam merintis

kepercayaan tentunya kejujuran dalam memberikan

informasi tanpa ada yang ditutup-tutupi dan memberikan

informasi sesuai dengan kenyatan real (apa adnya) adalah

sangat pennting.

(7) Peduli (caring)

Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat

menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut,

sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping

klien, dan bersifat caring sebagai media pemberi asuhan

(Cooper & Burroughs, 1999).

Marrner & Tomey (1994), menyatakan bahwa caring

merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktek

keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring

bukan semata-mata perilaku, tapi caring adalah cara yang

memiliki makna dan memotifasi tindakan. Caring juga

didefenisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan

asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth,

1999).

(8) Kerahasiaan

Kerahasiaan merupakan suatu kode etik perawat

dalam jabatannya. Dalam kerahasiaan tentang penyakit

pasien, perawat hendaknya berhati-hati untuk mengatakan

perihal penyakit klien meskipun kepada keluarga terdekat.

Kemungkinan akibat yang tidak baik akan terjadi jika

perawat menceritakan perihal penyakit klien kepada orang

lain. Selain kejadian-kejadian dalam rumah sakit hendaknya

tidak diceritakan kepada orang lain yang tidak

berkepentingan. Terkecuali kerahasiaan itu dapat di

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

27

publikasikan jika ada persetujuan dari beberapa pihak yang

berkepentingan atas dasar keselamatan orang banyak.

C. Kerangka teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber : Wood dan Mc Dermott, 1999

Motivasi sembuh

Kepercayaan

Credibility - Hubungan Terapeutik - Komunikasi Terupetik - Hubungan Saling

Membantu

Memiliki sifat positif

Berorientasi pada pencapaian tujuan

Kekuatan yang mendorong individu

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-saihanbuto... · Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang

28

D. Kerangka konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep

E. Variabel penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan pasien terhadap

perawat

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi sembuh

F. Hipotesis penelitian

Ada hubungan antara kepercayaan pasien terhadap perawat dengan motivasi

sembuh

Motivasi sembuh Kepercayaan

Variabel bebas Variabel terikat