Upload
vuongmien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Loyalitas Pelanggan
1. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Menurut Fandy Tjiptono (2000) adalah loyalitas pelanggan sebagai
komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang
sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Loyalitas
sebagai perilaku dan loyalitas sebagai sikap. Dengan kata lain, loyalitas dapat
ditinjau dari merek produk/jasa apa yang dibeli konsumen dan bagaimana perasaan
(sikap konsumen) terhadap merek tersebut (Tjiptono, 2008).
Menurut Sutisna (2001) Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan
kedalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko
(store loyalty). Loyalitas konsumen dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi
terhadap suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten
terhadap merek itu sepanjang waktu.
Menurut Ali Hasan (2008), menyatakan bahwa loyalitas pelanggan
sebagai orang yang membeli, khususnya yang membeli secara teratur dan berulang
–ulang. Loyalitas berarti pelanggan yang terus melakukan pembelian secara
berkala. Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan
pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan yang loyal sangat berarti
bagi badan usaha
12
karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara
pelanggan lama (Peter dan Olson, 2010).
Loyalitas menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2005) lebih mengacu pada
wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Sedangkan menurut Oliver (dalam Hurriyati, 2005), loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan bertahun-tahun secara mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten
dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Menurut Amin Widjaja (2008) menyatakan bahwa customer loyalty adalah
kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pembelian jasa, atau entitas
lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti
membeli ulang. Sedangkan menurut Griffin (2005) menyatakan pendapatnya
tentang loyalitas pelanggan adalah konsep loyalitas pelanggan lebih banyak
dikaitkan dengan perilaku (Behavior) dari pada dengan sikap. Bila seseorang
merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian yang
didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke
waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan.
Pelanggan merekomendasikan loyalitas mereka pada suatu perusahaan
atau merek dengan membeli berulang kali, membeli produk atau jasa tambahan
perusahaan tersebut, dan merekomendasikannya pada orang lain. Hal tersebut
diperkuat dengan pernyataan dari Griffin (2005), yang menyatakan bahwa
13
karakteristik pelanggan yang loyal antara lain: 1. Melakukan pembelian berulang
secara teratur. 2. Membeli antar lini produk atau jasa. 3. Menunjukan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing. 4. Mereferensikan kepada orang lain. Untuk menjadi
pelanggan yang loyal seorang harus melalui beberapa tahapan, pelangan yang loyal
timbul secara bertahap. Proses ini dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih
sayang, dan dengan perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan.
Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap dan
memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih
besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal.
Berdasarkan beberapa definisi loyalitas pelanggan diatas dapat
disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah kesetiaan untuk tetap menjadi
pelanggan dari perusahaan tertentu, dimana pelanggan itu mempunyai sikap positif
terhadap suatu perusahaan, mempunyai komitmen pada perusahaan tersebut dan
bermaksud meneruskan untuk terus menggunakan di masa mendatang. Serta ada
sikap yang baik untuk merekomendasikan orang lain untuk membeli produk.
Indikasi loyalitas yang sesungguhnya diperlukan suatu pengukuran terhadap sikap
yang dikombinasikan dengan pengukuran terhadap perilaku.
2. Aspek-aspek Loyalitas Pelanggan
Memiliki pelanggan yang loyal adalah suatu hal yang sangat berharga bagi
perusahaan. Beberapa karakteristik konsumen yang loyal menurut Jill Griffin
(2005) yaitu :
14
a. Makes regular reperat purchase. (melakukan pembelian secara teratur).
Pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk atau jasa
sebanyak dua kali atau lebih.
b. Purchase across product or service lines. (membeli diluar lini produk atau
jasa). Membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan mereka
butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama serta membuat mereka tidak
terpengaruh oleh produk pesaing.
c. Refers other (menarik pelanggan baru untuk perusahaan atau menciptakan
prospek bagi perusahaan dengan merekomendasikan produk atau jasa
kepada orang lain). Membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang
mereka butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu,
mereka mendorong orang lain agar membeli barang atau jasa perusahaan
tersebut. Secara tidak langsung, mereka telah melakukan pemasaran untuk
perusahaan dan membawa konsumen kepada perusahaan.
d. Demonstrate immunity to the pull of the competition (tidak terpengaruh daya
tarik pesaing atau menolak produk pesaing).
Rusman (2013) dalam penelitiannya mengemukakan indikator loyalitas
pelanggan sebagai berikut:
a. Frekuensi penggunaan jasa. Konsumen yang loyal akan menggunakan jasa
atau produk tertentu secara berturut-turut minimal 3 kali, loyalitas
konsumen juga dinilai berdasarkan perbandingan pembelian atau
15
penggunaan jasa yang dilakukan konsumen terhadap produk tersebut
dengan produk lainnya.
b. Merekomendasikan pada orang lain. Loyalitas konsumen dapat dilihat
pada sejauh mana konsumen tersebut mau merekomendasikan orang lain
untuk melakukan pembelian atau penggunaan jasa sebuah produk tertentu
tanpa didasari tujuan yang berlandaskan keuntungan atau laba, namun
lebih pada keyakinan dan kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk.
c. Tidak tertarik menggunakan jasa dari perusahaan lain. Konsumen yang
loyal tidak memiliki keinginan untuk berpindah menggunakan produk lain,
selama produk yang disukai dapat ditemukan atau tidak mengalami
hambatan yang bersifat incidental.
d. Setia terhadap merek. Kesetian terhadap merek ditujukan dengan
keinginan untuk senantiasa menggunakan produk tersebut sesuai dan
mampu memenuhi kebutuhan konsumen.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang
mendukung dalam loyalitas pelanggan adalah Makes regular reperat purchase atau
seberapa sering atau teratur pelanggan membeli produk N Skin Care, Purchase
across product or service lines, Refers other atau bagaimana seorang pelanggan
menciptakan prospek yang positif untuk merekomendasikan produk kepada orang
lain, dan Demonstrate immunity to the pull of the competition atau bagaimana
pelanggan tetap bertahan dan tidak membeli produk selain N Skincare.
16
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan
Menurut Robinette (2001) faktor‐faktor yang mempengaruhi loyalitas
pelanggan adalah :
1) Faktor pertama, yaitu perhatian (caring), perusahaan harus dapat melihat
dan mengatasi segala kebutuhan, harapan, maupun permasalahan yang
dihadapi oleh pelanggan. Dengan perhatian itu,pelanggan akan menjadi puas
terhadap perusahaan dan melakukan transaksi ulang dengan perusahaan,dan
pada akhirnya mereka akan menjadi pelanggan perusahaan yang loyal.
Semakin perusahaan menunjukkan perhatiannya, maka akan semakin besar
loyalitas pelanggan itu muncul.
2) Faktor kedua, yaitu kepercayaan (trust), kepercayaan timbul dari suatu
proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Apabila
kepercayaan sudah terjalin di antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha
untuk membinanya akan lebih mudah, hubungan perusahaan dan pelanggan
tercermin dari tingkat kepercayaan (trust) para pelanggan. Apabila tingkat
kepercayaan pelanggan tinggi, maka hubungan perusahaan dengan pelanggan
akan menjadi kuat. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam
membina hubungan dengan pelanggan, yaitu segala jenis produk yang
dihasilkan perusahaan harus memiliki kualitas atau kesempurnaan seperti yang
seharusnya atau sebagaimana dijanjikan, sehingga pelanggan tidak merasa
tertipu, yang mana hal ini dapat mengakibatkan pelanggan berpindah keproduk
pesaing.
17
3) Faktor ketiga, yaitu perlindungan (length of patronage), perusahaan harus
dapat memberikan perlindungan kepada pelanggannya, baik berupa kualitas
produk, pelayanan, komplain ataupun layanan purna jual. Dengan demikian,
pelanggan tidak khawatir perusahaan dalam melakukan transaksi dan
berhubungan dengan perusahaan, karena pelanggan merasa perusahaan
memberikan perlindungan yang mereka butuhkan.
4) Faktor keempat, yaitu kepuasan akumulatif (overall satisfaction), kepuasan
akumulatif adalah keseluruhan penilaian berdasarkan total pembelian dan
konsumsi atas barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Kepuasan akumulatif
ditentukan oleh berbagai komponen seperti kepuasan terhadap sikap agen
(service provider) dan kepuasan terhadap perusahaan itu sendiri. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat memberikan rasa puas kepada pelanggan dalam
melakukan segala transaksi dengan perusahaan, sehingga dalam hal ini
perusahaan harus memperhatikan dan meningkatkan fungsi dan kegunaan dari
segala fasilitas dan sumber daya yang dimiliki agar pelanggan dapat
memanfaatkannya kapan saja dan dimana saja.
Menurut Dharmmesta (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas
adalah:
a. Harga
Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi
pelanggan untuk menentukan apakah tetap melakukan pembelian di
masa yang akan datang atau tidak.
18
b. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan dengan sebaik-baiknya diharapkan dapat
memuaskan konsumen dalam menggunakan jasa yang ditawarkan. Pada
tahap selanjutnya dapat meningkatkan pelanggan pengguna jasa tersebut
sebanyak mungkin serta mampu mempertahankan pelanggan yang sudah
ada. Kotler (1994) mengatakan bahwa biasanya jasa pelayanan kepada
pelanggan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan bertaraf
tinggi pula serta pembelian yang berulang pula yang akhirnya
menimbulkan loyalitas.
c. kualitas produk
Kotler (2000) mengatakan bahwa produk secara luas didefinisikan
sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk
memuaskan sesuatu kebutuhan atau keinginan. Jadi produk yang
ditawarkan kepada pelanggan, termasuk kualitas, penampilan, gaya,
ukuran, jenis atau macam, dapat digunakan untuk membuat menarik
pelanggan agar melakukan pembelian ulang yang akhirnya menjadi
loyal.
d. Promosi
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang
sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi
pembeli dan mengingat produk tersebut.
19
Menurut Vanessa Gaffar (2007), loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh lima
faktor, yaitu:
a. Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan
pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan.
b. Ikatan emosi (Emotional bonding)
Dimana konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki
daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam
sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik
konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika
konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang
menggunakan produk atau jasa yang sama.
c. Kepercayaan (Trust)
Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah
merek untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.
d. Kemudahan (Choice reduction and habit)
Konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah kualitas produk dan
merek ketika situasi merek melakukan transaksi memberikan kemudahan.
Bagian dari loyalitas konsumen seperti pembelian produk secara teratur
dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat.
20
e. Pengalaman dengan perusahaan (History with company)
Sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk
perilaku. Ketika mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka
akan mengulangi perilaku pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pada konsumen antara lain : faktor
perhatian (caring), faktor kepercayaan (trust), faktor perlindungan (length of
patronage), dan kepuasan akumulatif (overall satisfaction). Dengan
mempertimbangkan adanya keterbatasan-keterbatasan, peneliti memfokuskan pada
faktor perlindungan yaitu perusahaan harus dapat memberikan perlindungan
kepada pelanggannya. Salah satu unsur atau hal yang harus dilindungi sebuah
perusahaan adalah kualitas produk.
B. Kualitas Produk
1. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah kemampuan
sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan
durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk
juga atribut produk lainnya. Mowen dan minor (2002) mendefinisikan kualitas
produk sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan barang dan jasa.
Menurut Goetsch dan Davis (2002) bahwa kualitas produk adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa, manusia, produk, dan
21
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa: (a) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah; (b)
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan; (c) Kualitas
meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Kualitas produk adalah keseluruhan gabungan karakteristik barang dan
jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang memuat produk
dan jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan (Feignbaum, 2000).
Sedangkan menurut Lupiyoadi (2008) kualitas produk adalah sejauh mana produk
memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Nilai yang diberikan oleh pelanggan diukur
berdasarkan kepercayaan (reliability), ketahanan (durability), dan kinerja
(performance) terhadap bentuk fisik dan citra produk. Konsumen akan merasa puas
apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas.
Berdasarkan definisi kualitas diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk adalah suatu kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang
mencakup daya tahan, kehandalan, kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam
pengemasan sebuah produk. Kualitas produk juga memiliki peranan penting karena
kualitas produk adalah hal pertama yang dinilai konsumen dan menjadikan suatu
pengalaman yang dapat menarik pelanggan potensial apabila mereka merasa
terpuaskan dengan produk tersebut. Kualitas didasarkan pada pengalaman aktual
pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan,
artinya bahwa dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau hanya dirasakan,
22
secara teknis atau bersifat subjektif, dapat mewakili sasaran yang bergerak dalam
pasar yang penuh persaingan.
2. Aspek-aspek Kualitas Produk
Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari
sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya
produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh
mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu
dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap
produk.
5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
23
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta
kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus
mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk
membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Masing-masing dimensi mempengaruhi konsumen dengan kontribusi yang
berbeda-beda tergantung jenis industri dan produk. Performance dan reliability
pada umumnya dianggap penting, tetapi sebagian usaha bisnis terutama pada
merek-merek yang mapan sudah melakukan tugasnya dengan baik dalam hal
memenuhi harapan pelanggan terhadap dimensi ini. Feature, durability,
consistency, dan design memiliki ruang yang lebih lebar bagi usaha bisnis untuk
membangun keunggulan bersaing dalam perlombaan di dunia bisnis.
C. Hubungan Antara Kualitas Produk Dengan Kepuasan Konsumen
Kualitas Produk sangat berhubungan dengan loyalitas pelanggan, jika
barang dan jasa dibeli cocok dengan apa yang diharapkan oleh konsumen, maka
akan terdapat kepuasan atau loyalitas dan sebaliknya. Menurut (Goestch dan Davis,
2010) kualitas produk merupakan suatu kondisi dinamis yang dihubungkan dengan
24
barang dan jasa, manusia, proses dari lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Kualitas produk memiliki 8 aspek yaitu Performance (kinerja), Durability
(daya tahan), Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi),
Features (fitur), Reliability (reliabilitas), Aesthetics (estetika), Perceived quality
(kesan kualitas), Serviceability Tjiptono (2008).
Aspek pertama performance (kinerja), yang berhubungan dengan
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Bagaimana produk itu berfungsi dan
bagaimana hasilnya ini akan membuat seseorang akan terus mempercayai dan
melakukan pembelian secara berulang. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler &
Keller (2009) yang mengatakan bahwa dalam membeli suatu produk, konsumen
akan mengarahkan pada fungsi dan manfaat produk tersebut. Jika konsumen
merasakan fungsi dan manfaat produk tersebut dengan positif maka akan cenderung
untuk membeli produk secara berulang sehingga menimbulkan loyalitas pada
pelanggan.
Aspek kedua Durability atau daya tahan, yang berarti berapa lama atau
umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
Ukuran suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara ekonomis,
daya tahan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dapat dilihat dari jumlah
kegunaan yang diperoleh sebelum terjadinya kerusakan dan keputusan untuk
pergantian produk. Secara teknis daya tahan suatu produk didefinisikan sebagai
sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan
kualitas. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar daya tahan produk. Dikuatkan dengan teori Garvin (1994) semakin
25
lama daya tahan suatu produk tentu semakin awet dan produk yang awet akan
dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat
diganti. Produk kosmetik yang tahan lama dan berkualitas akan menimbulkan suatu
kecenderungan untuk menggunakan produk tersebut kembali sehingga
menimbulkan loyalitas pada pelanggan.
Aspek ketiga Conformance to specifications (kesesuaian dengan
spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk. Apabila produk yang ditawarkan perusahaan memenuhi standar produk
yang baik atau tidak cacat produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
oleh perusahaan maka konsumen atau pelanggan akan menimbulkan perasaan
senang untuk mengetahui lebih lanjut tentang kualitas produk tersebut sehingga
akan menimbulkan kecenderungan konsumen untuk membeli produk secara
berulang dan tidak terpengaruh dengan produk lain. Sejalan dengan pendapat
Swastha (1999) bahwa konsumen yang memperoleh kepuasan dalam produk yang
dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama.
Aspek keempat Reliability (reliabilitas), probabilitas bahwa produk akan
bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Reliabilitas
suatu produk menandakan tingkat kualitas yang sangat berarti bagi pelanggan
dalam memilih produk. Produk yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
harapan pelanggan akan menimbulkan rasa puas sehingga pelanggan akan
menggunakan produk tersebut secara berulang yang dapat menciptakan suatu
loyalitas pada pelanggan. Sesuai dengan pendapat Nuraini (2009) bahwa kualitas
26
produk yang baik menciptakan, mempertahankan serta menjadikan konsumen yang
loyal.
Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan. Apabila produk yang dihasilkan perusahaan
memberikan hasil yang sesuai dan menimbulkan kesan yang positif maka
pelanggan akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Sehingga
akan mempengaruhi loyalitas pelanggan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan
sangat dpipengaruhi oleh bagaimana kualitas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dengan adanya persepsi pelanggan terhadap keseluruhan suatu produk
yang positif maka pelanggan akan menentukan nilai dari produk tersebut dan dapat
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Jadi semakin tinggi kualitas produk yang
dihasilkan maka semakin tinggi pula loyalitas pada pelanggan. Pelanggan yang
membeli produk secara berulang akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai
produk tersebut kepada orang lain. Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan.
27
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang peneliti ajukan adalah: terdapat
hubungan positif antara kualitas produk dengan loyalitas pelanggan N Skin Care di
Yogyakarta. Semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi loyalitas
pelanggan N Skin Care di Yogyakarta. Sebaliknya semakin rendah kualitas produk
maka semakin rendah loyalitas pelanggan N Skin Care di Yogyakarta.