28
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan mekanisme yang dilaksanakan secara sukarela oleh perusahaan untuk memasukan isu sosial dan lingkungan ke dalam operasi perusahaan dan mengkomunikasikannya kepada stakeholders. CSR berkembang dari konsep sustainable development. Banyak cara dipergunakan dalam melaksanakan CSR, diantaranya untuk Indonesia melalui program community development (CD). (Akuntan Indonesia, mitra dalam perubahan. Edisi no. 3 /Tahun I / November 2007). Hal 10 Yusuf Wibisono (2007:7) dalam Novi Resturiyani (2012:90) mengartikan definisi CSR menurut Versi Bank Dunia: “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya”. Rawi (2010:7) dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen (JEM) No.2 Vol. 10 September 2013, atas nama Sitti Muniarti. Hal 136, Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

    Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan mekanisme

    yang dilaksanakan secara sukarela oleh perusahaan untuk memasukan isu

    sosial dan lingkungan ke dalam operasi perusahaan dan

    mengkomunikasikannya kepada stakeholders. CSR berkembang dari

    konsep sustainable development. Banyak cara dipergunakan dalam

    melaksanakan CSR, diantaranya untuk Indonesia melalui program

    community development (CD). (Akuntan Indonesia, mitra dalam

    perubahan. Edisi no. 3 /Tahun I / November 2007). Hal 10

    Yusuf Wibisono (2007:7) dalam Novi Resturiyani (2012:90) mengartikan

    definisi CSR menurut Versi Bank Dunia:

    “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia

    usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada

    pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun

    masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup

    pekerjanya beserta seluruh keluarganya”.

    Rawi (2010:7) dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen (JEM)

    No.2 Vol. 10 September 2013, atas nama Sitti Muniarti. Hal 136,

    Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social

  • 7

    Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk

    secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan

    sosial kedalam operasinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung

    jawab organisasi dibidang hukum.

    Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan

    sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan

    sekitarnya. Proses pengambilan keuntungan tersebut perusahaan sering

    sekali menimbulkan kerusakan lingkungan dan dampak sosial lainnya.

    Jurnal Ekonomi dan Manajemen (JEM) No.2 Vol. 10 September 2013,

    atas nama Sitti Muniarti. Hal 136

    Cahya (2010) dalam Ahmad Chuzairi (2013:3) mengungkapkan

    tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu bentuk

    pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas

    dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas

    operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak berpengaruh terhadap

    masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan.

    Menurut definisi yang dikemukakan The Jakarta Consulting

    Group dalam Khilda Holishon (2010) tanggung jawab sosial ini

    diarahkan baik kedalam (internal) maupun keluar (eksternal) perusahaan.

    Ke dalam tanggung jawab ini diharapkan kepada pemegang saham dalam

    bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti diketahui, pemegang

    saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya guna

    mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan oleh

  • 8

    karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta

    pertunbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan

    juga akan mengalami peningkatan. Oleh karenanya perusahaan harus

    berjuang keras agar memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang

    serta senantiasa mencari peluang demi pertumbuhan di masa depan.

    Khilda Holishon (2010:20-21)

    Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai berbagai

    bentuk tergantung pada kebijakan perusahaan. Sen dan Bhattacharya

    (2001) dalam Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011) mengidentifikasi

    enam hal pokok yang termasuk dalam CSR, yaitu:

    1. Community support, antara lain dukungan pada program-program

    pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagainya.

    2. Diversity, Merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak

    membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender (jenis

    kelamin), fisik (cacat), atau ke dalam ras-ras tertentu.

    3. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja,

    insentif, dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

    4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,

    mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang

    ramah lingkungan dan sebagainya.

    5. Non-U.S operations, perusahaan bertanggung jawab untuk

    memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat

  • 9

    kesempatan bekerja antara lain dengan membuka pabrik diluar

    negeri (abroad operations).

    6. Product, perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk

    yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan

    pengembangan produk secara berkelanjutan dan menggunakan

    kemasan yang bisa didaur ulang. Muhadjir dan Gita Fitri Qurani

    (2011:181-182)

    Menurut Bhattacharya (2009) dalam Muhadjir dan Gita Fitri

    Qurani (2011) ketika mempersiapkan kegiatan CSR, perusahaan

    memiliki tujuan untuk meningkatkan persepsi positif terkait dengan

    kualitas pelayanan dan memberikan tanggapan yang positif dari para

    stakeholders perusahaan. Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011:183)

    Holmes (2001) dalam Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011)

    menunjukkan bahwa jika konsumen terlibat langsung dalam kegiatan

    CSR, persepsi konsumen akan lebih positif terhadap perusahaan.

    Kegiatan ini dapat membantu perusahaan dalam menjalin hubungan

    dengan pelanggan dan membangun loyalitas, dan ini telah terbukti

    memiliki substansial positif berpengaruh pada keuntungan. Muhadjir dan

    Gita Fitri Qurani (2011:183)

    2. Undang-undang yang mengatur tanggung jawab sosial

    Undang-undang nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab

    Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PT) khususnya dalam pasal 2

    yang menyebutkan bahwa “Setiap Perseroan selaku subjek hukum

  • 10

    mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan”, kemudian Undang-

    undang ini menjadi pedoman kewajiban PT untuk melaksanakan

    Corporate Social Responsibility (CSR) kemudian dalam pasal 6 yang

    menyebutkan bahwa “Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan

    dimuat dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan

    kepada RUPS.”

    3. Laporan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

    Pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR)

    dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk

    membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan

    dari sisi ekonomi dan politis. Berbagai alasan perusahaan dalam

    melakukan pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility

    (CSR) secara sukarela diantaranya adalah karena untuk mentaati

    peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui

    penerapan Corporate Social Responsibility (CSR), untuk memenuhi

    ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat ,

    untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor.

    (Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Sitti Murniati Pengaruh Pengungkapan

    Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas

    Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, JEM

    No. 2 Vol. 10 September 2013) hal 137.

    Perusahaan selain menerapkan Corporate social Responsibility

    (CSR) juga perlu melakukan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas

  • 11

    CSR yang dilakukan kepada stakeholder. Penerapan Corporate Social

    Responsibility (CSR) adalah suatu perbuatan perusahaan untuk

    menerapkan kegiatan CSR. Pengungkapan Corporate Social

    Responsibility (CSR) merupakan bagian integral dari pelaporan

    keuangan dan secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses

    akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statement keuangan .

    Pengungkapan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus

    memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil

    aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan Chairi, 2007:23). (Jurnal

    Ekonomi dan Manajemen, Sitti Murniati Pengaruh Pengungkapan

    Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas

    Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, JEM

    No. 2 Vol. 10 September 2013)hal 137.

    Golob dan Barlett (2007) dalam William (2012:19) menyatakan

    bahwa laporan CSR (CSR reporting) merupakan upaya perusahaan-

    perusahaan di dalam mempublikasikan segala kegiatan yang telah

    dilakukan sehubungan dengan CSR kepada para stakeholders. Pendapat

    Glob dan Barlett didukung oleh Gruning (1989) dalam William (2012)

    yang menyatakan bahwa publikasi CSR tersebut dapat saling

    menguntungkan bagi kegua belah pihak, baik pihak perusahaan maupun

    pihak stakeholders. Laporan CSR tersebut juga dapat digunakan

    perusahaan sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan semacam

    persetujuan legitimasi sosial dari masyarakat apabila didukung dengan

  • 12

    data-data yang aktual dan relevan tentang kegiatan CSR yang dilakukan

    oleh perusahaan tersebut. William (2012:19)

    Menurut Grunig dan Hunt (1984), CSR digambarkan sebagai

    “public information model”, dimana report CSR harus bisa menjelaskan

    sisi positif dan penyimpangan tanggung jawab sosial dari kegiatan CSR

    mereka. Report CSR dapat bersifat mutlak, wajib jika diminta dan juga

    sukarela (Van der Laan, 2004; Woodward, Edwards & Birkin, 1996)

    dalam William (2012). Ketika report CSR menjadi suatu hal yang mutlak

    bagi perusahaan, maka negara harus membuat regulasi yang bertujuan

    untuk memastikan report CSR berisi informasi yang faktual guna

    melindungi kepentingan warganegaranya Doane (2002) dalam William

    (2012). William (2012:19)

    4. Teori Stakeholder

    Definisi stakeholder menurut Freeman (1984) dalam Moir (2011)

    dalam Diah Febriyanti (2010) adalah setiap kelompok atau individu yang

    dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.

    Kasali (2005) dalam Diah Febriyanti (2010) membagi stakeholders

    menjadi:

    1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal

    Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada

    didalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan

    pemegang saham (shareholder).Sedangkan stakeholder eksternal

    adalah stakeholders yang berada diluar lingkungan organisasi seperti

  • 13

    penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat,

    pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing

    partner dan lain-lain.

    2. Stakeholders primer, sekunder dan marginal

    Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan.

    Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders paling

    sering disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang

    penting disebut stakeholders sekunder dan yang bisa diabaikan

    disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi

    setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini

    juga bisa berubah dari waktu ke waktu.

    3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan

    Karyawan dan konsumen dapat disebut stakeholders

    tradisional. Karena saat kini sudah berhubungan dengan organisasi.

    Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa

    yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada

    organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.

    4. Proponents, oponents, dan uncommitted

    Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak

    organisasi (proponents), menentang organisasi (oponents) dan ada

    yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu

    mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat

  • 14

    permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan

    tindakan yang proporsional.

    5. Silent majority dan vokal minority.

    Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan

    komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan

    pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada juga

    yang menyatakan secara silent (pasif). Diah Febriyanti (2010:17-18)

    Menurut Prasetijo, et al (2004) dalam Indra Jatmiko (2011)

    Stakeholders adalah semua anggota komuniti, atau kelompok individu,

    Masyarakat (tidak semua) yang berasal dari wilayah korporat tersebut

    berdiri, wilayah negara dan bisa juga negara lain (global) yang

    mempunyai pengaruh terhadap jalannya suatu korporat. Indra Jatmiko

    (2011:5)

    Stakeholders menurut kamus Oxford dalam Prasetio, et al (2004)

    dalam Indra Jatmiko (2011:6) memiliki pengertian seseorang atau

    organisasi yang mempunyai bagian dan kepentingan pada bentuk

    korporat atau korporat. Indra Jatmiko (2011:5-6). Solihin (2008) dalam

    Indra Jatmiko (2011) Stakeholders atau pemangku kepentingan sebagai

    orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

    berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

    I Nyoman Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan

    Yasa (2013), Stakeholder theory menyatakan bahwa semua stakeholder

    mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas

  • 15

    perusahaan selama periode tertentu yang mampu mempengaruhi

    pengambilan keputasan. Keberadaan stakeholder disuatu perusahaan

    sangat penting. Menurut Rawi dan Muchlish (2010) dalam I Nyoman

    Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan Yasa (2013),

    Stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat

    mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan,

    maupun operasi perusahaan. Kaitannya dengan CSR adalah segala

    informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahan kepada

    stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. CSR

    mampu memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab

    sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya

    juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan

    perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder dan

    melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan. I

    Nyoman Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan Yasa

    (2013:394)

    Ghozali dan Chairi (2007) dalam Rimba Kusumadilaga (2010)

    Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang

    hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan

    manfaat kepada stakeholdernya. Dengan demikian keadaan suatu

    perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan

    stakeholder kepada perusahaan tersebut. Rimba Kusumadilaga

    (2010:11).

  • 16

    5. Teori Legitimasi

    Barkemeyer (2007) dalam Yosua Rinaldy (2011:14)

    mengungkapkan bahwa terdapat dua bagian penting tentang kekuatan

    teori legitimasi organisasi dalam konteks tanggung jawab sosial

    perusahaan dinegara-negara berkembang; pertama, kapabilitas untuk

    menempatkan motif memaksimalkan keuntungan membuat gambaran

    lebih jelas bagi perusahaan tentang motivasi perusahaan memperbesar

    tanggung jawab sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat

    memasukkan faktor budaya yang membentuk tekanan instisusi yang

    berbeda dalam konteks yang berbeda.

    Menurut Hanafia dan Cooke (2005) dalam Priyatna Bagus

    Susanto dan Imam Subekti (2013:3-4) dalam legitimacy theory

    perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan

    kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan perusahaan menanggapi

    berbagai kelompok kepentingan untuk mendapatkan legitimasi dari

    kelompok tersebut. Oleh karena itu perusahaan semakin menyadari

    bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan

    perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan

    tersebut menjalankan setiap aktivitasnya. Pengungkapan tanggung jawab

    sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan

    legitimasi dari masyarakat.

    Menurut Guthrie, dkk (2007) dalam Fadilla Purwitasari

    (2011:20), legitimacy theory berasal dari konsep legitimasi organisasi.

  • 17

    Kosep legitimasi organisasi didefinisikan oleh Dowling dan Pfeffer

    (1975, h. 122), dalam Guthrie, dkk (2007) dalam Fadilla Purwitasari

    (2011:20), sebagai:

    “...kondisi atau status yang terjadi ketika sistem nilai suatu

    entitas yang digunakan sesuai dengan sistem nilai dari

    sistem sosial yang lebih luas yang merupakan entitas

    bagian. Ketika disparitas, aktual atau potensial, ada antara

    kedua sistem nilai, ada amcaman bagi entitas legitimasi”.

    O‟Donovan (2000) dalam Diah Febriyanti (2010) berpendapat

    legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan

    masyarakat keada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari

    perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian legitimasi memberikan

    manfaat untuk mendukung keberlangsungan hidup suatu perusahaan

    (going concern). Diah Febriyanti (2010:12)

    Dalam Diah Febriyanti (2010:12-13) Teori legitimasi mengatakan

    bahwa organisasi secara terus-menerus mencoba untuk meyakinkan

    bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-

    norma masyarakat dimana mereka berada. Legitimasi mengalami

    pergeseran sejalan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan dan

    masyarakat dimana perusahaan berada, Dowling (1975) dalam Diah

    Febriyanti (2010). Perubahan nilai dan norma sosial dalam masyarakat

    sebagai konsekuensi perkembangan peradaban manusia, juga menjadi

    motivator perubahan legitimasi perusahaan disamping juga dapat menjadi

  • 18

    tekanan bagi legitimasi perusahaan, Lindblom (1994) dalam Diah

    Febriyanti (2010).Teori legitimasi, sama seperti teori lain, yaitu teori

    political economic dan teori stakeholder dipandang sebagai teori

    orientasi system.

    6. Sustainability Reporting (Laporan Berkelanjutan)

    Sustainability Reporting atau laporan berkelanjutan adalah

    praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja

    organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada

    para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. „Laporan

    berkelanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim

    dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak

    ekonomi, lingkungan, dan sosial (misalnya triple bottom line, laporan

    pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya).Suatu laporan

    berkelanjutan mengacu pada suatu pengungkapan terkonsolidasi tunggal

    yang memberikan suatu penyajian yang wajar dan seimbang mengenai

    kinerja selama satu periode yang ditetapkan.

    Sebuah laporan berkelanjutan harus menyediakan gambaran yang

    berimbang dan masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi,

    baik kontribusi yang positif maupun negatif. Laporan berkelanjutan yang

    disusun berdasarkan kerangka pelaporan GRI mengungkapkan keluaran

    dan hasil yang terjadi dalam suatu peride laporan tertentu dalam konteks

    komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya. Laporan

    dapat digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya:

  • 19

    a. Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang

    menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif

    sukarela;

    b. Menunjukan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi

    oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan.

    c. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan diantara

    berbagai organisasi dalam waktu tertentu.

    Tata cara pembuatan laporan tahunan tanggung jawab sosial dapat

    dilihat sebagai berikut :

    1. Sustainability Reporting Guidelines

    Dalam penyusunan laporan tahunan tanggung jawab sosial

    menurut Sustainability Reporting Guidelines harus memuat

    didalamnya tentang :

    a. Strategi dan Analisis

    Strategi dan Analisis yaitu strategi perusahaan yang

    berkelanjutan secara naratif menjelaskan tentang :

    1) Pernyataan Dewan Direksi tentang strategi jangka

    pendek, jangka menengah, dan jangka panjang;

    pandangan tentang trend (baik makro ekonomi maupun

    politik) yang dapat mempengaruhi strategi kesuksesan,

    dan keberlanjutan organisasi; menjelaskan tentang kunci

    kesuksesan kegagalan organisasi dalam satu periode

    pelaporan; review tentang pencapaian dan target

  • 20

    pencapaian indikator kinerja, prediksi atau pandangan

    akan target dan tantangan organisasi 3-5 tahun kedepan.

    2) Penjelasan tentang dampak penting atas keberlanjutan

    organisasi, penjelasan tentang pendekatan dan prioritas

    organisasi dalam menghadapi tantangan dan oportunitas,

    dan penjelasan tentang risiko penting dan oportunitas

    yang dihadapi organisasi.

    3) Menyajikan tabel kinerja dan pencapaian target kinerja,

    dan rencana strategis untuk 3-5 tahun kedepan.

    b. Profil organisasi

    Profil organisasi mencerminkan beberapa informasi

    berikut :

    1) Nama organisasi

    2) Merek dagang, produk, dan/atau jasa yang dihasilkan

    3) Struktur organisasi, termasuk divisi-divisi utama, anak

    perusahaan, dan joint venture

    4) Lokasi tempat operasional organisasi

    5) Jumlah negara tempat operasional organisasi, dan nama

    negara

    6) Sifat kepemilikan dan bentuk hukumnya

    7) Wilayah pemasaran, geografi pemasaran, dan tipe

    konsumen

  • 21

    8) Skala pelaporan, termasuk; jumlah karyawan, jumlah

    operasional atau wilayah operasional, penjualan bersih

    (untuk private sector), pendapatan bersih (untuk public

    sector), Total kapitalisasi yang dibagi ke dalam jumlah

    uang dan ekuitas, kuantitas produk atau jasa yang

    dihasilkan, total aktiva, struktur pemilikan modal,

    informasi tentang penjualan, harga pokok penjualan dan

    karyawan untuk setiap unit/cabang/wilayah/departemen

    organisasi.

    9) Perubahan signifikan selama periode pelaporan, seperti

    ukuran organisasi, struktur, atau kepemilikan

    10) Penghargaan yang diterima organisasi selama periode

    pelaporan

    c. Profil Laporan

    Profil Laporan berisi penjelasan tentang :

    1) Periode laporan (misalnya tahun fiskal atau tahun

    kalender) untuk informasi yang disajikan

    2) Siklus pelaporan (tahunan, semi tahunan dll)

    3) Contac person untuk melayangkan pertanyaan berkaitan

    dengan laporan atau isi laporan

    4) Proses untuk mendefinisikan isi laporan, termasuk;

    menentukan materialitas, prioritas isi laporan, dan

  • 22

    mengidentifikasi stakeholders yang diharapkan

    menggunakan laporan tersebut

    5) Batasan laporan (misalnya negara, divisi, cabang, joint

    venture, dan supplier)

    6) Pernyataan tentang batasan skope atau batasan laporan

    7) Dasar pelaporan pada joint venture, anak perusahaan,

    fasilitas leasing, operasi outsorcing, dan entitas lain yang

    secara signifikan dan dapat mempengaruhi perbandingan

    dari periode ke periode dan/atau antar organisasi

    8) Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan, termasuk

    asumsi dan teknik yang mendasari estimasi untuk

    mengkompilasi indikator dan informasi lain dalam

    laporan tersebut

    9) Penjelasan tentang efek pernyataan kembali dari

    informasi pada laporan sebelumnya, dan alasan mengapa

    diungkapkan kembali

    10) Perubahan penting dari periode pelaporan sebelumnya

    atau metode pengukuran yang diaplikasikan dalam

    laporan tersebut

    11) Tabel yang mengidentifikasi lokasi standar

    pengungkapan dalam laporan; seperti mengidentifikasi

    jumlah halaman atau web links, sehingga dapat

    menemukan dasar strategi dan analisis, profil organisasi,

  • 23

    parameter pelaporan, tata kelola dan komitmen

    manajemen, pengungkapan pendekatan manajemen per

    kategori

    12) Kebijakan dan praktik yang dilaksanakan organisasi

    sekarang untuk meyakinkan pihak luar akan isi laporan

    d. Tata kelola dan Komitmen Manajemen

    Bagian ini berisi penjelasan tentang :

    1) Struktur tata kelola organisasi, tanggung jawab untuk

    masing-masing bagian, penyusunan strategi, pengawasan

    dan pengendalian organisasi

    2) Mekanisme pemberian rekomendasi dan perintah bagi

    para pemegang saham dan karyawan kepada bagian

    diatasnya

    3) Hubungan antara bagian dalam tata kelola organisasi

    untuk mekanisme kompensasi

    4) Proses penempatan dalam struktur tata kelola organisasi

    untuk menghindari terjadi konflik kepentingan

    5) Proses penentuan komposisi, kualifikasi dan

    pengalaman, termasuk pertimbangan gender dalam

    penempatan personal dalam struktur tata kelola

    organisasi

  • 24

    6) Penempatan visi, misi, atau nilai, kode etik, dan prinsip

    yang relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan

    sosial

    7) Prosedur pengawasan dan pengendalian manajemen

    kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial, termasuk

    analisis atas risiko dan oportunitas, kepatuhan terhadap

    standar, prinsip dan kode etik secara internasional

    8) Proses untuk mengevaluasi kinerja manajemen tata

    kelola, terutama yang berkaitan dengan kategori

    ekonomi, lingkungan, dan sosial

    9) Penjelasan tentang apa dan bagaimana prinsip dan

    pendekatan yang dilaksanakan oleh organisasi

    10) Perkembangan charter, prinsip ekonomi , lingkungan

    dan sosial secara eksternal dimana organisasi tersebut

    terdaftar sebagai anggota

    11) Keanggotaan pada suatu asosiasi (seperti asosiasi

    industri) baik nasional maupun internasional

    12) Daftar kelompok stakeholders yang terkait atau terikat

    dengan organisasi, misalnya masyarakat sipil, pelanggan,

    karyawan, buruh, serikat buruh, masyarakat lokal sekitar

    organisasi, pemegang saham, penyedia modal, dan

    supplier

  • 25

    13) Dasar pemilihan dan pengidentifikasian stakeholders

    yang terkait atau terikat dengan organisasi

    14) Pendekatan yang digunakan dalam perjanjian dengan

    stakeholders

    15) Topik kunci dan konsentrasi yang muncul dalam

    perjanjian dengan stakeholders, dan bagaimana respon

    organisasi terhadap topik kunci dan konsentrasi tersebut

    e. Pendekatan Manajemen dan Indikator Kinerja

    Pengungkapan tentang pendekatan manajemen

    seharusnya menyajikan analisis mendalam akan pendekatan

    manajemen organisasi untuk beberapa aspek yang

    didefinisikan dalam setiap kategori indikator. Pengungkapan

    menggambarkan semua aspek yang akan dikaitkan dengan

    setiap kategori. Pelaporan pada indikator kinerja, petunjuk

    berikut digunakan untuk mengkopilasi data :

    1) Trend laporan; informasi seharusnya disajikan untuk

    pelaporan periode sekarang (misalnya untuk satu tahun)

    dan minial 2 tahun sebelumnya, dan target dua tahun

    kedepan yang dimasukan dalam rencana jangka pendek

    dan jangka menengah

    2) Penggunaan protokol (sebagai standar operating

    prosedur/SOP), indikator ketika penyusunan laporan,

  • 26

    sehingga memberikan petunjuk dalam menginterpretasi

    dan mengompilasi informasi

    3) Menyajikan data pada beberapa kasus rasio atau data

    yang dinormalisasi berguna dalam format sementara

    untuk menyajikan data

    4) Data agregasi pelaporan organisasi akan menentukan

    level dari agregasi informasi

    5) Metric data yang dilaporkan sebaiknya disajikan

    menggunakan satuan ukuran internasional yang diterima

    secara umum (misalnya kg, ton, liter) dan dikalkulasi

    menggunakan faktor konversi standar

    2. Indikator Kinerja (GRI)

    Selanjutnya indikator kinerja seperti yang ada di tabel GRI

    menyangkut tiga hal yaitu Indikator kinerja ekonomi, Indikator

    kinerja lingkungan dan Indikator kinerja sosial

    a. Ekonomi

    Dampak organisasi yang menjadi fokus keberlanjutan

    dari dimensi ekonomi adalah pada kondisi ekonomi dari

    stakeholders organisasi dan pada sistem ekonomi tingkat

    lokal, nasional, dan global. Kinerja keuangan adalah

    fundamental untuk memahami suatu organisasi dan

    keberlanjutan organisasi tersebut. Namun informasi ini secara

    normal sudah dilaporkan dalam laporan keuangan. Minimal

  • 27

    apa yang telah dilaporkan, dan yang seringkali dituntut oleh

    pemakai laporan berkelanjutan adalah kontribusi organisasi

    akan keberlanjutan dari sistem ekonomi yang terbesar.

    b. Lingkungan

    Dampak organisasi, dimensi lingkungan keberlanjutan

    memfokuskan pada lingkungan tempat tinggal dan sistem

    alamiah yang bukan tempat tinggal, termasuk ekosistem,

    tanah, udara, dan air. Indikator lingkungan berhubungan

    dengan kinerja untuk input (misalnya material, energi, air)

    dan output (misalnya emisi, limbah, sampah). Selain itu,

    disebutkan juga kinerja yang berkaitan dengan masalah

    keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan, dan informasi

    relevan lainnya seperti pengeluaran untuk reservasi

    lingkungan dan dampak produk dan jasa.

    c. Sosial

    Dimensi sosial berkelanjutan menyangkut dampak

    organisasi terhadap sistem sosial tempat organisasi

    beroperasi. Indikator kinerja sosial GRI (Global Reporting

    Initiative) mengidentifikasi aspek kinerja kunci yang

    berkaitan dengan masalah tenaga kerja, hak asasi manusia,

    masyarakat, dan tanggung jawab produk. GRI (2000-2006:3

    dan 39 diakses tanggal 22 desember 2014)

  • 28

    7. Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corpotrate Social Responsibility

    (CSR)

    Chuck Williams (2001:123) dalam Novi Resturiyani (2012:107)

    menyebutkan bahwa:

    Tujuan perusahaan menerapkan CSR agar dapat memberikan

    manfaat yang terbaik bagi stakeholders dengan cara memenuhi tanggung

    jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan,

    1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit.

    Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah

    pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah

    ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup

    (survive) dan berkembang.

    2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan

    harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak

    boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan

    pemerintah.

    3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk

    menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-

    norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi

    perusahaan. Kata kuncinya: beethical.

    4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh

    laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat

    memberikan kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh

  • 29

    masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas

    kehidupan semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para pemilik

    dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab

    ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal

    dengan istilah non-fiduciary responsibility.

    B. Penelitian Terdahulu

    Melihat dari penelitian terdahulu yang merujuk pada penelitian tentang

    tanggung jawab sosial oleh Marisa Seravina penulis ingin membandingkan

    dengan penelitian yang akan dilakukan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

    tabel berikut :

  • Tabel 1

    Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan dilakukan

    Identitas Peneliti

    Aspek

    Indra Jatmiko

    H24087024

    Institut Pertanian Bogor

    Khilda Kholishoh

    106053002006

    Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah

    Ariandy Gunawan

    A03120034

    Politeknik Negeri Banjarmasin

    Judul Kajian Citra Perusahaan melalui

    kegiatan Corporate Social

    Responsibility Pada Bank X

    Pendayagunaan Dana CSR

    (Corporate Social

    Responsibility) PT. Bank

    Negara Indonesia (Persero)

    Tbk Melalui Program Mitra

    Binaan

    Studi Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    Institusi/Perusahaan yg

    diteliti

    PT. Bank X PT. Bank Negara Indonesia

    (BNI)

    PT. Bank Bukopin, Tbk

    Cabang Banjarmasin

    Permasalahan 1. Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR

    Bank “X” ?

    2. Faktor- faktor manakah yang paling utama dalam

    mencitrakan Bank “X”

    melalui kegiatan CSR ?

    1. Bagaimana pendayagunaan dana

    CSR (Corporate

    Social Responsibility )

    PT. Bank Negara

    Indonesia (Persero)

    Tbk melalui program

    mita binaan ?

    2. Bagaimana tahapan-tahapan program CSR

    (Corporate Social

    Responsibility ) PT.

    1. Bagaimana pedoman PT. Bank Bukopin, Tbk

    Cabang Banjarmasin

    dalam menjalankan

    kegiatan Corporate

    Social Responsibility

    (CSR) ?

    2. Bagaimana kegiatan Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    PT. Bank Bukopin, Tbk

    Cabang Banjarmasin ?

    30

  • Bank Negara

    Indonesia (Persero)

    Tbk dalam

    pendayagunaan pada

    pedagang kaki lima

    Taman Tenda 46

    Jakarta Pusat ?

    3. Bagaimana kisaran dana Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    pada PT. Bank

    Bukopin, Tbk Cabang

    Banjarmasin ?

    Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR

    Bank “X”.

    2. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh

    pada pencitraan Bank

    “X” melalui kegiatan

    CSR.

    1. Untuk mengetahui bagaimana

    pendayagunaan dana

    CSR (Corporate

    Social Responsibility )

    PT. Bank Negara

    Indonesia (Persero)

    Tbk melalui program

    mitra binaan.

    2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan

    program CSR

    (Corporate Social

    Responsibility ) PT.

    Bank Negara

    Indonesia (Persero)

    Tbk dalam

    pendayagunaan pada

    pedagang kaki lima

    Taman Tenda Jakarta

    Pusat.

    1. Untuk mengetahui bagaimana pedoman

    PT. Bank Bukopin, Tbk

    Cabang Banjarmasin

    dalam menjalankan

    kegiatan Corporate

    Social Responsibility

    (CSR).

    2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

    Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    pada PT. Bank

    Bukopin, Tbk Cabang

    Banjarmasin.

    3. Untuk mengetahui bagaimana kisaran dana

    Corporate Social

    Responsibility (CSR)

    pada PT. Bank

    Bukopin, Tbk Cabang

    31

  • Banjarmasin.

    Metode Penelitian Primer dan sekunder Menggunakan pendekatan

    kualitatif

    Tekhnik kepustakaan dan

    penelitian lapangan

    (wawancara dan dokumentasi

    Hasil Penelitian 1. Program CSR Bank “X” termasuk dalam dua

    kategori, yaitu Corporate

    Philanthropy untuk

    program Mega Peduli

    dan Cause Related

    Marketing untuk

    program Mega Berbagi.

    2. Dimensi succesfull memiliki pengaruh

    tertinggi terhadap citra

    Bank “X” sebesar 90,24

    %, dimensi Dynamic

    memiliki pengaruh

    terkecil terhadap citra

    sebesar 66,76 %, dimensi

    Bussines Wise,

    Character dan

    Cooperative masing-

    masing memiliki tingkat

    pengaruh 89,08 %, 88,93

    %, dan 73,85 %.

    1. Pendayagunaan dana CSR yang ada pada

    PT. Bank Negara

    Indonesia (Persero)

    Tbk adalah dana yang

    dialokasikan untuk

    pendayagunaan

    pedagang kaki lima

    taman tenda 46

    Jakarta Pusat adalah

    dana yang diambil

    dari profit

    (keuntungan) yang

    didapat oleh PT. BNI

    (Persero) Tbk.

    2. Tahapan pendayagunaan dana

    CSR PT. BNI

    (Persero) Tbk adalah;

    penetapan visi,

    memformulasikan

    misi, menetapkan

    tujuan, menetapkan

    kebijakan, merancang

    32

  • struktur organisasi,

    merancang program

    operasional, membagi

    wilayah, mengelola

    dana, dan sosialisasi.

    33