26
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan ini dikembangkan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling (1976) dalam Bukhori (2012). Teori keagenan merupakan sebuah teori yang berkaitan dengan hubungan principal (investor) dengan agent (manajer). Teori keagenan ini membuat sebuah model mengenai suatu hubungan kontraktual antara agent dengan principal. Principal mendelegasikan suatu tanggung jawab pengambilan keputusan kepada manajer (agent) sesuai dengan kontrak kerja. Tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab agent dan principal diatur dalam kontrak kerja yang disepakati bersama. Agency Theory memfokuskan pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mempengaruhi hubungan principal dan agent. Teori agensi memberikan pandangan yang terbaru terhadap GCG, yaitu para pendiri perseroan dapat membuat perjanjian yang seimbang antara pemegang saham dengan direksi. Eisenhardt dalam Bukhori (2012) menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan tiga asumsi yaitu (1) asumsi tentang sifat manusia (human assumptions), asumsi ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu : pertama, self-interest yaitu sifat manusia yang mengutamakan kepentingan diri sendiri, kedua, bounded-rationality yaitu sifat manusia yang memiliki keterbatasan rasionalitas, ketiga, risk aversion yaitu sifat manusia yang Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

  • Upload
    lamkiet

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan ini dikembangkan oleh Michael C. Jensen dan

William H. Meckling (1976) dalam Bukhori (2012). Teori keagenan

merupakan sebuah teori yang berkaitan dengan hubungan principal

(investor) dengan agent (manajer). Teori keagenan ini membuat sebuah

model mengenai suatu hubungan kontraktual antara agent dengan

principal. Principal mendelegasikan suatu tanggung jawab pengambilan

keputusan kepada manajer (agent) sesuai dengan kontrak kerja. Tugas,

wewenang, hak dan tanggung jawab agent dan principal diatur dalam

kontrak kerja yang disepakati bersama. Agency Theory memfokuskan pada

penentuan kontrak yang paling efisien yang mempengaruhi hubungan

principal dan agent. Teori agensi memberikan pandangan yang terbaru

terhadap GCG, yaitu para pendiri perseroan dapat membuat perjanjian

yang seimbang antara pemegang saham dengan direksi.

Eisenhardt dalam Bukhori (2012) menyatakan bahwa teori

keagenan menggunakan tiga asumsi yaitu (1) asumsi tentang sifat manusia

(human assumptions), asumsi ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

pertama, self-interest yaitu sifat manusia yang mengutamakan kepentingan

diri sendiri, kedua, bounded-rationality yaitu sifat manusia yang memiliki

keterbatasan rasionalitas, ketiga, risk aversion yaitu sifat manusia yang

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

12

cenderung memilih menghindari resiko, (2) asumsi tentang keorganisasian

(organizational assumptions), asumsi ini dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu : konflik sebagai tujuan antar partisipan, efisiensi sebagai suatu

kriteria efektifitas, dan asimetri informasi antara principal dan agent, (3)

asumsi tentang informasi (information assumptions).

Jensen dan Meckling (1976) dalam Bukhori (2012) prinsip utama

dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang

memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima

wewenang yaitu manajer. Dan ini berarti hubungan keagenan adalah suatu

kontrak dimana salah satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang

lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang

melibatkan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.

2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Teori legitimasi berfokus pada interaksi perusahaan dan

masyakarat. Menurut Dowling dan Peffer (1975) dalam Jumini (2017),

legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang

ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap

batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi

dengan memperhatikan lingkungan.

Retno dan Priantinah (2012) dengan definisi tersebut

mengisyaratkan, bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan

perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

13

(society), pemerintah, individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu,

sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society,

operasi perusahaan harus kongruen dalam masyarakat.

3. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Menurut Lako (2011) dalam Pradipta dan Supriyadi (2015) secara

umum dalam teori stakeholder menunjukkan bahwa perusahaan tidak

hanya bertanggung jawab pada kesejahteraan perusahaan saja melainkan

harus memiliki tanggung jawab sosial dengan mempertimbangkan

kepentingan semua pihak yang terkena dampak dari tindakan atau

kebijakan strategi perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan sangat

tergantung pada kemampuannya dalam menyeimbangkan beragam

kepentingan dari para stakeholder atau pemangku kepentingan.

Donaldson dan Preston (1995) dalam Muzakki (2015) dalam

stakeholder theory mengatakan bahwa kinerja sebuah organisasi

dipengaruhi oleh semua stakeholder organisasi, oleh karena itu merupakan

tanggung jawab manajerial untuk memberikan benefit kepada semua

stakeholder yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Stakeholders merupakan orang atau kelompok orang yang dapat

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan,

maupun operasi perusahaan. Menurut Jones dalam Indrawan (2011)

menjelaskan bahwa stakeholders dibagi dalam dua kategori, yaitu :

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

14

a. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki

kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta

berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk

dalam kategori inside stakeholders adalah pemegang saham

(stockholders), manajer, dan karyawan.

b. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak

yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, dan

bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan

terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan

yang dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam

kategori outside stakeholders adalah pelanggan (customers), pemasok

(supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat secara

umum.

Menurut Freeman et al (2004) dalam Indrawan (2011)

dikemukakan bahwa teori stakeholder itu dimulai dengan asumsi nilai

secara eksplisit dan tidak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan

usaha. Semakin kuat stakeholder, maka perusahan harus semakin

beradaptasi dengan stakeholder. Pengungkapan sosial kemudian

dipandang sebagai dialog antara perusahaan dengan stakeholder.

4. Definisi Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance Indonesia (2001) dalam Silvia

(2014) Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat peraturan

yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

15

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang

kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang

mengendalikan perusahaan.

Sutedi (2011) dalam Rofina (2013) GCG pertama kali

diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang

menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report).

Menurut Cadbury, GCG adalah mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan

perusahaan.

CGPI (2009) dalam Rofina (2013) setiap kata dari GCG yaitu baik

(Good) adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang

memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan

operasional perusahaan sesuai dengan konsep Corporate Governance.

“Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan GCG sebagai

kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang

dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi

secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar

keseluruhan” Effendi (2009) dalam Rofina (2013).

Dari berbagai definisi GCG di atas dapat disimpulkan bahwa GCG

merupakan sebuah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

16

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada

shareholder dan stakeholder.

Di Indonesia penerapan GCG perusahaan dievaluasi dan diberi

nilai oleh IICG. IICG melakukan riset yang menghasilkan Corporate

Governance Perception Index (CGPI). CGPI adalah riset dan

pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan publik yang tercatat di BEI.

Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya

mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan

GCG. GCG pertama kali diselenggarakan pada tahun 2001. Pembobotan

penilaian CGPI dilakukan untuk mendapatkan tingkat kepentingan dan

hubungan antar aspek, lingkup dan fokus serta tahapan penilaian yang

digunakan metodologi CGPI. Penentuan skor total untuk GCG terbaik

didasarkan pada perhitungan rata-rata tertimbang, dengan rincian bobot

per kriteria sebagai berikut :

Tabel 2.1

Bobot Tahapan Penilaian CGPI

No Aspek Bobot (%)

1 Self Assessment 30%

2 Kelengkapan Dokumen 26%

3 Penyusunan Makalah 15%

4 Observasi 29%

Sumber : Laporan CGPI, 2015

5. Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance

FCGI (2001) dalam Rofina (2013) mengungkapan bahwa

corporate governance memiliki banyak manfaat bagi perusahaan antara

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

17

lain: (1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada

stakeholder, (2) Mempermudah dana pembiayaan yang lebih murah dan

tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan

meningkatkan corporate value. Mengembalikan kepercayaan investor

untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (3) Pemegang saham akan

merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan

meningkatkan shareholders’s value dan deviden. Khususnya bagi BUMN

akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil

privatisasi. Tujuan dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah

(value added) bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders),

secara teoritis pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan

dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

6. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

prinsip-prinsip dasar GCG adalah (1) Keterbukaan (Transparency), yaitu

perusahaan harus menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, serta

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang

mudah di akses dan dipahami oleh pemangku kepentingan, (2)

Akuntabilitas (Accountability), yaitu perusahaan harus dapat

mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar, (3)

Responsibilitas (Responsibility), yaitu perusahaan harus mematuhi

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

18

peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab

terhadap masyarakat dan lingkungan, (4) Independensi (Independency),

yaitu perusahaan harus dikelola secara independen, sehingga masing-

masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak lain, (5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness),

dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

7. Corporate Social Responsibility

Widjaja dan Yani (2006) dalam Mustafa (2014) tanggung jawab

sosial dan lingkungan, yaitu merupakan komitmen perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik

bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya.

Anggraini, 2006 (dalam Mustafa, 2014) pertanggungjawaban sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah

mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan

interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab

organisasi di bidang hukum.

Corporate Social Resposibility adalah mekanisme bagi suatu

perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

19

lingkungan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan

stakeholder, yang melebihi tanggungjawab sosial di bidang hukum

(Rachmadi, 2014). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di

dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability

Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan

sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks

pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability

Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan

pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi ACCA, 2004 (dalam

Rachmadi, 2014).

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan mekanisme

bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian

terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

dengan stakeholders. Corporate Social Responsibility menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan karena salah satu dasar

pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility yang pada saat

ini dianggap sebagai inti etika bisnis adalah kesadaran bahwa perusahaan

tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan legal terhadap pemegang

saham (shareholder) saja, tetapi juga memiliki kewajiban sosial terhadap

stakeholder (pemangku kepentingan) seperti pemerintah, customers,

investor, masyarakat, pegawai dan bahkan kompetitor. Pengungkapan

tanggungjawab sosial perusahaan terbagi ke dalam tujuh kategori

Sembiring (2005) dalam Susanto (2016), yaitu : lingkungan, energi,

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

20

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,

keterlibatan masyarakat, umum.

Hendriksen dan Widjajant (1991:203) dalam Jumini (2017)

mendefinisikan pengungapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah

informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar

modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory)

dan ada yang bersifat sukarela (voluntary). Agustien (2014) dalam Jumini

(2017) Konsep pelaporan CSR digagas dalam Global Reporting Inisiative

(GRI). Dalam GRI Guidelines disebutkan bahwa perusahaan harus

menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan,

dan sosial pada bagian standard disclosures.

8. Manfaat Corporate Social Responsibility

Menurut Darwin, 2004 (dalam Rachmadi, 2014) perusahaan dapat

memperoleh banyak manfaat dari praktik dan pengungkapan CSR apabila

dipraktekkan dengan sungguh-sungguh, diantaranya: dapat mempererat

komunikasi dengan stakeholders, meluruskan visi, misi, dan prinsip

perusahaan terkait dengan praktik dan aktivitas bisnis internal perusahaan,

mendorong perbaikan perusahaan secara berkesinambungan sebagai wujud

manajemen risiko dan untuk melindungi reputasi, serta untuk meraih

competitive advantage dalam hal modal, tenaga kerja, supplier, dan pangsa

pasar. Manfaat CSR bagi perusahaan antara lain:

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi citra merek perusahaan.

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

21

b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.

c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.

e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.

g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.

i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.

j. Peluang mendapatkan penghargaan.

9. Prinsip Corporate Social Responsibility

Menurut Crowther David dalam Rachmadi (2014) terdapat tiga

prinsip-prinsip yang mendasari tanggung jawab sosial (social

responsibility), yaitu Sustainability, Accountability, dan Transparency.

Sustainability. Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam

melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan

sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan

bagaimana penggunaan sumber daya sekarang tetap memperhatikan

kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian, sustainability

berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan

sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa datang.

Accountability. Merupakan upaya perusahaan terbuka dan

bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas

dibutuhkan ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

22

oleh lingkungan eksternal. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai sarana

bagi perusahaan dalam membangun image dan network terhadap para

pemangku kepentingan.

Transparency. Merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.

Transparansi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan

berikut dampak terhadap pihak eksternal. Transparansi merupakan hal

yang sangat penting dan berperan untuk mengurangi asimetri informasi,

kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai

dampak dari lingkungan.

10. Konsep Triple Bottom Line

Menurut John Elkington dalam Silvia (2014), konsep triple bottom

line merupakan perluasan dari konsep akuntansi tradisional yang hanya

memuat bottom line tunggal yakni hasil-hasil keuangan dari aktivitas

ekonomi perusahaan. Selanjutnya konsep ini mengakui bahwa jika

perusahaan ingin sustain maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan

Cuma keuntungan (profit) yang diburu, namun juga harus memberikan

kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam

menjaga kelestarian lingkungan (planet).

11. Ukuran Perusahaan

Machfoedz (1994) dalam Kurniasih dan Sari (2013) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat

mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil

menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total aset perusahaan, nilai

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

23

pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan jumlah penjualan. Ukuran

perusahaan umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large firm, medium

firm,dan small firm.

Menurut Sobirin (2007) dalam Berliani (2017) ukuran perusahaan

bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, jumlah karyawan dan total

penjualan dari perusahaan tersebut. Apabila ukuran perusahaan besar maka

pasar relatif akan membayar lebih mahal dengan harapan akan

mendapatkan keuntungan yang lebih besar juga.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar

total aktiva maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan, Semakin

besar total aktiva maka semakin besar modal yang ditanam, sementara

semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang

dalam perusahaan. Dengan demikian ukuran perusahaan merupakan

ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan.

12. Kinerja Keuangan

Jumingan (2006:239) dalam Silvia (2014) Kinerja keuangan

merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran

dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas,

profitabilitas. Sawir (2005) dalam Rofina (2013) Kinerja keuangan adalah

untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis

memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks,

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

24

yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain.

Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh

para pemakai laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh

mana kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui

laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut,

dapat diketahui keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai

perusahaan selama periode tertentu.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan

dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan

investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari keputusan lain.

Selain itu pengukuran dilakukan memperlihatkan kepada penanam modal

maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan

memiliki kredibilitas yang baik.

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian

bagi perusahaan. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing

measurement” yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau

keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan

demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan

perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas

perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Secara

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

25

formal, produk akhir dari hasil pengukuran kinerja diwujudkan dalam

suatu laporan yang disebut laporan kinerja.

Kinerja keuangan dalam penelitian ini di proksikan menggunakan

Return On Equity (ROE). Menurut Brigham and Gapenski (1996) dalam

Silvia (2014) ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam

menggunakan modalnya untuk memperoleh laba.

13. Tujuan Penilaian Kinerja

Darmawati (2004) dalam Jumandani (2012) Penilaian perusahaan

khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan-tujuan tersebut di bawah

ini:

a. Untuk keperluan merger dan akuisisi.

Perusahaan akan melakukan merger (penggabungan usaha) atau

mengakuisisi perusahaan lain, jelas memerlukan kegiatan penilaian

untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari

masing-masing perusahaan.

b. Untuk kepentingan restrukturisasi dan kepentingan usaha.

Perusahaan yang bermasalah seringkali memerlukan penilaian untuk

mengimplementasikan program pemulihan usaha atau restrukturisasi,

untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai

likuiditasnya.

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

26

c. Untuk keperluan divestasi sebagai saham perusahaan dari mitra

strategis (beberapa saham harus dilepas kepada mitra baru). Contoh:

privatisasi BUMN.

d. Untuk Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan menjual sahamnya pada umum atau bursa, harus

dinilai dengan menggunakan penilaian yang wajar untuk ditawarkan

kepada masyarakat atau publik.

e. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu

perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari

apa yang ada di dalam neraca. Memperoleh pembelanjaan penetapan

besarnya pinjaman atau tambahan modal.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silvia (2014)

menyatakan bahwa Good Corporate Governance dan Corporate Social

Responsibility berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Secara empiris penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat nilai

Good Corporate Governance yang dihasilkan perusahaan akan diikuti dengan

peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut dan semakin baik nilai

pengungkapan Corporate Social Responsibility suatu perusahaan akan diikuti

dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Rofina (2013) menyatakan bahwa penerapan Good Corporate

Governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan

yang diproksikan dengan return on investment (ROI), net profit margin

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

27

(NPM) dan return on equity (ROE) secara linier. Secara parsial pengaruh

GCG terhadap ROI berpengaruh signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan GCG yang sesuai dengan peraturan yang berlaku akan

mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh GCG terhadap NPM berpengaruh signifikan, penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat

pengelolaan kegiatan operasi perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih

yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. Pengaruh GCG

terhadap ROE berpengaruh signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal

yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin

dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan.

Bukhori (2012) yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance

(dewan direksi dan dewan komisaris) dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa GCG menyebabkan kesulitan dalam mengawasi dan

mengendalikan tindakan manajemen, serta kesulitan dalam mengambil

keputusan yang berguna bagi perusahaan. Selain itu, ukuran perusahaan yang

besar belum tentu menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik. Semakin

besar asset yang dimilki perusahaan, semakin kompleks pula masalah agensi

yang dihadapi.

Mustafa (2014) menyataka bahwa pengungkapan CSR tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahan manufaktur makanan dan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

28

minuman. Hasil dari penelitian ini CSR tidak mempunyai pengaruh signifikan

secara parsial terhadap ROA, CSR tidak mempunyai pengaruh signifikan

secara parsial terhadap ROE, CSR tidak mempunyai pengaruh signifikan

secara parsial terhadap Operating Profit Margin, CSR tidak mempunyai

pengaruh signifikan secara parsial terhadap NPM.

Tisna dan Agustami (2016) menyatakan bahwa GCG dan ukuran

perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan ketika pengelolaan perusahaan

baik, dan ukuran perusahaan yang besar akan meningkatkan karena dengan

adanya good corporate governance perusahaan atau pengelolaan yang baik

perusahaan akan menjalankan segala akivitas usahanya dengan baik, selain itu

ukuran perusahaan yang besar, dengan total aset yang besar akan berhati-hati

dalam memanfaatkan dan mempertanggung-jawabkan total aset yang dimiliki,

sehingga perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang baik, dan nantinya

akan memberikan keuntungan yang panjang bagi perusahaan.

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

29

Tabel 2. 2

Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu

Peneliti Variabel

Hasil Penelitian Independen Dependen

Nora Silvia

(2014)

Good Corporate

Governance,

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility

Kinerja

Keuangan

Good Corporate

Governance,

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

keuangan

Maria

Rofina

WPPW

(2013)

Penerapan Good

Corporate

Governance

Kinerja

Keuangan

Perusahaan

Penerapan Good

Corporate Governance

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

keuangan perusahaan

yang diproksikan

dengan ROI,NPM dan

ROE secara linier

Cut Cintya

Mustafa

(2014)

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility

Kinerja

Keuangan

Perusahaan

Manufaktur

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility tidak

berpengaruh terhadap

kinerja keuangan

perusahaan manufaktur

Gita

Andriani

dan

Silviana

Agustami

(2016)

Good Corporate

Governance dan

ukuran

perusahaan

Kinerja

Keuangan

Perusahaan

Good Corporate

Governance dan

ukuran perusahaan

berpengaruh secara

parsial dan simultan

terhadap kinerja

keuangan perusahaan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

30

Iqbal

Bukhori,

Raharja

(2012)

Good Corporate

Governance dan

ukuran

perusahaan

Kinerja

Perusahaan

Good Corporate

Governance (dewan

direksi dan dewan

komisaris) dan ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

kinerja keuangan

perusahaan

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah

diuraikan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah adanya

indikator penerapan good corporate governance, pengungkapan corporate

social responsibility dan ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh

terhadap baik atau tidaknya kinerja keuangan yang ada dalam suatu

perusahaan. Dengan adanya pelaksanaan GCG yang sesuai dengan peraturan

yang berlaku akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan. Wardani (2008) dalam Rofina (2013) Penerapan GCG

merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari

krisis ekonomi yang melanda Indonesia.peran dan tuntutan investor dan

kreditor asing mengenai penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor

dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Prinsip-

prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan

kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

CSR menjadi sangat penting akhir–akhir ini karena banyak investor

yang mulai peduli terhadap lingkungan dan bagaimana sebuah perusahaan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

31

dapat menjalankan usahanya tanpa merusak lingkungan. Perusahaan dengan

pengungkapan CSR yang baik tentunya juga memiliki tingkat pengungkapan

yang lebih baik. Makin baiknya tingkat pengungkapan oleh perusahaan

merupakan sinyal positif yang diberikan oleh perusahaan kepada stakeholder

maupun shareholder (Kurnianto, 2011). Dan apabila perusahaan

mengungkapkan CSR maka akan semakin baik nilai pengungkapan Corporate

Social Responsibility suatu perusahaan akan diikuti dengan peningkatan

kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Demikian pula apabila dalam perusahaan terdapat ukuran perusahaan

yang besar, dengan total aset yang besar akan berhati-hati dalam

memanfaatkan dan mempertanggung-jawabkan total aset yang dimiliki,

sehingga perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang baik, dan nantinya

akan memberikan keuntungan yang panjang bagi perusahaan. Kinerja

keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan return on equity (ROE).

Berdasarkan uraian teoritis dan hasil penelitian maka model penelitian

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(H+)

(H+)

(H+)

Gambar 2.3 Model Penelitian

Penerapan Good

Corporate Governance

Pengungkapan Corporate

Social Responsibility

Ukuran Perusahaan

Kinerja Keuangan

(ROE)

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

32

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (ROE)

Penerapan GCG di Indonesia mulai menarik banyak investor,

sehingga banyak perusahaan bersaing untuk memperbaiki sistem tata

kelola perusahaan mereka. Jika perusahaan menerapkan GCG maka

investor akan bersedia menanamkan modalnya sehingga kinerja keuangan

perusahaan akan meningkat. Perusahaan perbankan memerlukan GCG

sesuai dengan aturan yang ada. Aturan tersebut tentunya dengan

menerapkan prinsip-prinsip perbankan yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Dani dan Hasan (2005)

dalam Tisna dan Agustami (2016) mengatakan “Karena prinsip-prinsip

dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan

kemajuan kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Semakin baik

corporate governance yang dimiliki suaut perusahaan maka diharapkan

semakin baik pula kinerja dari suatu perusahaan tersebut”.

Dasar GCG ini dilatarbelakangi oleh agency theory yaitu

permasalahan agen yang muncul pada pengelolaan suatu perusahaan

terpisah dari pemiliknya. Pemilik perusahaan yang hakikatnya memiliki

modal atau memberikan kewenangan kepada seorang manajer professional

untuk mengelola perusahaannya dengan baik demi mendapatkan

keuntungan yang tinggi. Dalam hal ini yang lebih mengetahui perusahaan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

33

atau kegiatan usaha yaitu seorang manajer dibandingkan dengan

pemiliknya, dengan adanya kewenangan tersebut manajer bisa saja

menmanfaatkan kewenangannya untuk memperkaya diri sendiri atau

menguntungkan dirinya sendiri dengan beban yang ditanggung oleh

perusahaan. Hal ini akan mendatangkan kerugian bagi pemilik perusahaan

atau pemegang saham dan kehilangan kepercayaan dari investor atau

konsumen. Kerugian tersebut diakibatkan karena tidak menerapkannya

prinsip-prinsip GCG pada perusahaan, yaitu transparansi, akuntabilitas,

independen, bertanggung jawab dan kewajaran.

Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Rofina (2013) menyatakan

bahwa penerapan Good Corporate Governance berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan

return on investment (ROI), net profit margin (NPM) dan return on equity

(ROE) secara linier. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H1 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

2. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROE)

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 yang

mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

34

sumber daya alam, membuat perusahaan harus mengungkapkan kegiatan

tersebut dalam laporan tahunan perusahaan. Dengan begitu para penanam

modal akan merespon positif apa yang dilakukan perusahaan, sehingga

citra perusahaan akan baik dimata para penanam modal yang

mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut meningkat (Silvia,

2014). Kusuma (2014) dalam Pamestri (2016) Para manajer juga ingin

mendapatkan legitimasi. Sesuai dengan teori legitimasi peusahaan harus

peduli terhadap lingkungan sekitarnya, karena dengan hal tersebut dapat

menjaga eksistensi perusahaan dan keberlangsungan kegiatan perusahaan

dimasa mendatang dapat diterima oleh masyarakat. Dalam laporan CSR

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu mendapat

legitimasi dari masyarakat dan meningkatkan keuntungan perusahaan di

masa yang akan datang. Cheers (2011) dalam Yoehana (2013) menurut

teori stakeholder, meningkatkan CSR membuat perusahaan lebih menarik

bagi konsumen. Oleh karena itu, CSR harus dilakukan oleh semua

perusahaan.

Menurut Heal dan Garret (2004) dalam Indrawan (2011)

menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang

menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi

kepada manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat

memberikan keuntungan jangka panjang perusahaan, sehingga

berdasarkan stakeholder theory peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh

CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

35

Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Silvia (2014) menyatakan

bahwa Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (ROE)

Besarnya ukuran perusahaan yang terdapat diperusahaan jasa atau

dagang, khususnya di perusahaan perbankan dapat dipastikan semakin

besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pengelolaannya, dan

resiko perusahaan semakin tinggi, sehingga perusahaan akan terus

meningkatkan kinerja keuangannya demi mempertangungjawabkan

kegiatan operasionalnya. Hal ini sama dengan yang dikatakan Darmawati

(2004) dalam Tisna dan Agustami (2016) menyatakan “perusahaan besar

pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam

menunjang kinerja, tetapi disisi lain perusahaan dihadapkan pada masalah

keagenan yang lebih besar”.

Semakin kecil ukuran perusahaan maka akan semakin sulit dalam

menjalankan usahanya karena kepercayaan investor dan konsumen lebih

memilih perusahaan yang besar dengan total asetnya besar dibanding

perusahaan yang kecil, perusahaan kecil cenderung kesulitan bertahan

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/7672/3/RISMA HANDAYANI BAB II.pdf · dari teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

36

untuk menjalankan bisnisnya dalam dunia persaingan. Dengan demikian

besar kecilnya perusahaan secara tidak langsung dapat melihat kinerja

keuangan perusahaan perbankan, dilihat dari total aktiva yang dimiliki.

Besarnya total aktiva yang dimiliki satu perusahaan merupakan cerminan

hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan tersebut (Tisna dan

Agustami, 2016). Sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki ukuran

perusahaan yang besar di perusahaan akan sangat menguntungkan dimasa

mendatang.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tisna dan Agustami

(2016) menyatakan bahwa GCG dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif secara parsial dan simultan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

Pengaruh Penerpan Good..., Risma Handayani Putri, FEB UMP 2018