39
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan itu didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat (Sukirni, 2012). Pemahaman meningkatnya nilai perusahaan tersebut adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan mampu memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan tersebut masuk ke pasar (Fahmi, 2014). Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai perusahaan sehingga mampu meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur melalui harga saham di pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil (Harmono, 2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai

oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat

terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama

beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan itu didirikan sampai dengan

saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang

sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan

meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga

akan meningkat (Sukirni, 2012). Pemahaman meningkatnya nilai

perusahaan tersebut adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan

mampu memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan

tersebut masuk ke pasar (Fahmi, 2014). Dalam mengambil keputusan

keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus

dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai

perusahaan sehingga mampu meningkatkan kemakmuran pemilik

perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur melalui harga saham di

pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar,

yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja

perusahaan secara riil (Harmono, 2017).

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

13

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price

book value), menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham suatu perusahan. Perusahaan yang berjalan dengan baik,

umumnya memiliki rasio price book value diatas satu, yang

mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.

Price book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para

pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham

merupakan tujuan utama dari perusahaan (Sukirni, 2012).

Teori yang mendasari nilai perusahan ini adalah teori Stakeholder

dari Freeman (1983), perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung

jawab terhadap pemilik saham sebagaimana terjadi selama ini, namun

bergeser lebih luas yaitu sampai ranah sosial kemasyarakatan,

selanjutnya disebut dengan bertanggung jawab sosial. Fenomena

seperti ini terjadi karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat

negatif eksternalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang

terjadi. Untuk itu, tanggung jawab perusahan yang semula hanya

diukur sebatas pada indikator ekonomi dalam laporan keuangan, kini

harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap

stakeholder, baik internal maupun eksternal. Stakeholder adalah

semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan

baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi ataupun bersifat

langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Yang dimaksud

pihak internal maupun eksternal seperti, pemerintahan, perusahaan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

14

pesaing, masyarakat sekitar lingkungan internasional, lembaga luar

perusahaan, lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan,

kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan Stakeholder

tersebut diatas mengisyaratkan bahwa persusahaan hendaknya

memperhatikan stakeholder karena mereka adalah pihak yang

mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak

langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan

perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan

tidak mungkin akan menuai proses dan dapat mengeliminasi

legitimasai stakeholder.

2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga

berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada

suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer dalam hal ini

memegang peranan penting karena manajer melaksanakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta

pengambilan keputusan (Sukirni, 2012). Kepemilikan manajerial

adalah proporsis pemegang saham dari pihak manajemen dalam

menjalankan perusahaan serta pengambilan keputusan perusahaan

oleh direktur dan komisaris (Apriada dan Suardikha, 2016).

Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan indikator

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

15

jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak

manajemen dari seluruh jumlah modal saham yang beredar (Sukirni,

2013).

Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu Teori

Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),

perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori

keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)

dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan

perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering terjadi

konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang saham

(investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen (direksi).

Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan selalu

memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi.

Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham atau yang

bisa disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan dengan

sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan

kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)

sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan

saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen oleh

manajemen.

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

16

yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperi perusahaan asuransi,

bank, perusahan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan

institusinal memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena

dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut

tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pmemegang saham,

pengrauh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan

melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.

Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator

jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak

institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar (Sukirni,

2012).

Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu Teori

Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),

perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori

keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)

dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan

perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering terjadi

konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang saham

(investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen (direksi).

Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan selalu

memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi.

Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham atau yang

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

17

bida disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan dengan

sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan

kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)

sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan

saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen oleh

manajemen.

4. Struktur Modal

Menurut Weston dan Copeland bahwa capital structure or the

capitalization of the firm is the permanent financing represented by

long –term debt, preferred stock and shareholder’s equity. Sedangkan

Joel G. Siegel dan Jae Shim mengatakan Capital Structure (Strktur

Modal) adalah komposisi saham biasa, saham preferen, dan berbagai

kelas seperti itu, laba yang ditahan, dan utang jangka panjang yang

dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga

dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari

bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki

yang bersumber dari hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan

modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiyaan

suatu perusahaan. Dan ini dipertegas oleh Jones bahwa struktur modal

suatu perusahaan terdiri dari long-term debt dan shareholder’s equity,

dimana stockholder equity terdiri dari preferred stok dan common

equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari commond

stock dan retained earnings.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

18

Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur modal suatu

perusahaan dapat bersumber dari internal dan eksternal, dengan

ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari

tempat-tempat yang dianggap aman (safety position) dan jika

dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur modal

keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana itu dipakai untuk

memperkuat struktur modal perusahaan, maka perusahaan mampu

mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien tepat sasaran.

Secara garis besar struktur modal dibedakan menjadi dua yaitu

simple capital structure (jika perusahaan hanya menggunakan modal

sendiri saja dalam struktur modalnya) dan complex capital structure

(jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga

menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya). Adapun

rasio yang dipergunakan dalam struktur modal ini George Foster

mengatakan ada bebarapa rasio yang representatif yaitu hutang jangka

panjang dibagi modal sendiri dan hutang lancar dijumlahkan dengan

hutang jangka panjang dibagi dengan modal sendiri. Disisi lain, Smith,

Skousen and Stice menjelaskan tentang bentuk rumus struktur modal

ialah Debt to Equity Ratio (DER), total hutang dibagi dengan modal

sendiri, Number of Times Interest ios Earned atau pendapatan sebelum

bunga dan pajak dibagi dengan bebean bunga, dan Book Value

Pershare.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

19

Bagi sebuah perusahaan yang bersifat profit oriented keputusan

pencarian sumber pendanaan dalam rangka memperkuat struktur

modal menjadi keputusan penting yang harus dikaji dengan mendalam

serta berbagai dampak pengaruh yang mungkin terjadi di masa yang

akan datang (future effect). Secara umum sumber modal ada 2 yaitu

modal yang bersumber dari modal sendiri atau dari eksternal seperti

pinjaman. Pendanaan modal sendiri dapat dilakukan dengan

menerbitkan saham (stock), sedangkan pendanaan dengan hutang

(debt) dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), right

issue atau berhutang ke bank, bahkan ke mitra bisnis. Dalam

pemenuhan kebutuhan keuangan yang dipergunakan perusahaan

tersebut tentunya akan menimbulkan biaya, baik bersifat eksplisit

(biaya yang nampak) maupun biaya implisit yang harus dibayar

perusahaan atau opportunistic yang diisyaratkan oleh pemodal. Biaya

oppoortunistic ini adalah total pengembalian yang diharapkan oleh

investor jika uang mereka diinvestasikan dalam bentuk saham atau

obligasi. Jadi biaya modal suatu perusahaan bukanlah biaya tunai,

karena merupakan ongkos kesempatan (opportunistic cost). Semakin

tinggi resiko perusahaan yang ditanggung investor, maka semakin

tinggi pula total pengembalian yang diharapkan. Risiko suatu

perusahaan salah satunya dapat dilihat dari struktur modal yang

dimiliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat hutang (financial

leverage) yang dimiliki perusahaan, maka semakin beresiko

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

20

perusahaan tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian

hutangnya maka resikopun semakin rendah. Struktur modal adalah

bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya

digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan akan mampu

memakisimumkan nilai perusahaan. Bagi sebuah perusahaan sangat

dirasa penting untuk memperkuat kestabilan keuangan yang

dimilikinya, karena perubahan dalam struktur modal diduga bisa

menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Turunnya nilai perusahaan

bisa mempengaruhi pada turunnya nilai saham perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan diperoleh dari hasil kualitas kinerja suatu perusahaan

khususnya kinerja keuangan (financial performance), tentunya tidak

bisa dikesampingkan dengan adanya dukungan dari kinerja non

keuangan juga, sebagai sebuah sinergi yang saling mendukung

pembentukan nilai perusahaan.

Right issue adalah pemberian hak pemegang saham lama untuk

memesan terlebih dahulu saham emiten yang akan dijual dengan harga

nominal tertentu. Perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal ada

kalanya membutuhkan dana segar, jika sumber internal maupun

pinjaman dari bank dianggap kurang memadai atau menguntungkan

sehingga perusahaan mengambil sikap melakukan right issue. Artinya

perusahaan memperoleh tambahan dana yang bukan berasal dari luar

(eksternal). Perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri

sebagai modal permanen ketimbang modal asing yang hanya

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

21

digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurang

mencukupi. Secara umum teori yang membahas tentang struktur modal

ada 2 yaitu :

A. Balancing Theories

Balancing Theories merupakan suatu teori yang menjelaskan

tentang kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari dana

tambahan dengan cara mencari pinjamn baik keperbankan atau juga

dengan menerbitkan obligasi (bonds). Obligasi adalah sebuah surat

berharga yang mencantumkan nilai nominal, tingkat suku bunga, dan

jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun

government untuk kemudian dijual kepada publik.

B. Pecking Order Theory

Pecking order theories merupakan teori yang menjelaskan tentang

suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari

tambahan dengan cara menjual aset yang dimilkinya. Seperti menjual

gedung, tanah, peralatan yang dimilkinya dan lain-lainnya. Pada

kebijakan pecking order theories artinya perusahaan melakukan

kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset yang dimlikinya

karena dilakukan kebijakan penjualan. Dampak lebih jauh perusahaan

akan mengalami kekurangan aset karena dipakai untuk membiayai

rencana aktifitas perusahaan baik yang sedang maupun yang akan.

Menurut Modigliani dan Miller bahwa penggunaan hutang akan selalu

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

22

lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan penggunaan

modal sendiri, terutama dengan meminjam ke perbankan. Namun

packing order theory tersebut dapat diterapkan dalam kondisi

perusahaan ekonomi berada dalam keadaan yang cenderung tidak

begitu menguntungkan atau instabilitas, aset perusahaan berada dalam

keadaan yang cukup untuk dijual dan penjualan itu tidak

mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara jangka pendek,

stabilitas keuangan perusahaan secara jangka pendek dan panjang

cenderung stabil, dan perusahaan menjual dan menerbitkan right issue

berdasarkan besarnya kebutuhan saja. (Fahmi, 2014)

5. Kebijakan Dividen

Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan

investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk

membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang

ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau

internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan

laba yang diperoleh, maka kemampuan membentuk dana intern akan

semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa

dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan

struktur modal secara keseluruhan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

23

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen

adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya

modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima

pendapatan saat ini atau menerimanya di masa datang. Dan ini akan

ditunjukkan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi dan

mempengaruhi nilai perusahaan.

a. Dividen Adalah Tidak Relevan

Pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran

pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama

dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam

kondisi keputusan inevstasi yang given, maka apabila perusahaan

membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus

mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran

dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari

pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga

saham sebagai akibat penjualan saham baru. Jadi apakah laba yang

diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam

bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang

saham.

b. Bird-in the Hand Theory

Salah satu asumsi dalam pendekatan Modigliani-Miller ini

adalah bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

24

keuntungan yang diisyaratkan oleh investor ke. Sementara itu

Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa ke akan

meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor

lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa

pembayaran dividen daripada menunggu capital gain.

c. Tax Differential Theory

Modigliani-Miler berpendapat bahwa kebijakan dividen

tidak relevan berarti bahwa tidak ada kebijakan dividen yang

optimal karena kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai

perusahaan ataupun biaya modal. Gordon-Lintner mempunyai

pendapat lain bahwa dividen lebih kecil resikonya dibanding

capital gain, sehingga Gordon-Lintner menyarankan perusahaan

untuk menentukan dividen payout ratio atau bagian laba setelah

pajak yang dibagikan dalam bentuk dividen yang tinggi dan

menawarkan dividend yield yang tinggi untuk meminimumkan

biaya modal-the-bird-in-the-hand fallacy. Kelompok ketiga

berpendapat bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak

yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka investor akan

meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan

dividend yield yang tinggi. Kelompok terakhir ini menyarankan

bahwa perusahaan lebih baik menentukan divident payout ratio

yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen sama sekali

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

25

untuk meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai

perusahaan.

d. Information Content Hypothesis

Reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak berarti

sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding

dengan laba ditahan. Kenyataan bahwa harga saham berubah

mengikuti perubahan dividen semata-mata karena adanya

information content dalam pengumuman dividen. Sudah banyak

penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis ini, namun demikian

hingga saat ini masih sulit untuk menentukan apakah perubahan

harga saham yang mengikuti perubahan dividen disebabkan karena

kebijakan dividen dilihat sebagai satu tanda bagi investor disebut

juga dengan signalling effect, atau karena memang investor lebih

menyukai dividen dari pada capital gain disebut juga dengan

preference effect, atau karena kombinasi keduanya. Ketidakjelasan

ini menjadikan perhatian khusus untuk dilakukan studi secara

mendalam.

e. Clientile Effect

Pembagian dividen digunakan untuk memberi sinyal ke

pasar tentang prospek perusahaan. Harapannya adalah bahwa

perusahaan kemudian dapat menjual obligasinya dengan harga

yang lebih baik. Hal penting lainnya bahwa pembagian dividen itu

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

26

dimaksudkan untuk mengurangi agency conflict antara manajer

dengan pemegang saham. Pemegang saham tidak ingin manajer

mengelola cash flow dalam jumlah yang besar. Apabila cash flow

dan laba tersebut dibagi sebagai dividen maka manajer terpaksa

harus mencari pendanaan dari luar. Hal itu berarti bahwa manajer

harus siap-siap untuk dievaluasai pihak eksternal dan secara tidak

langsung akan memperkecil agency conflict.

Namun kebijakan dividen dalam praktiknya apabila perusahaan

mempertimbangkan akan menginvestasikan keuntungan yang

diperoleh, sementara pemegang saham mengehendaki untuk menerima

dividen maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru.

Pembicaraan kebijakan dividen sejauh ini hanya dari aspek teoritisnya

saja, tetapi belum melihat pertimbaangan manajerial dalam praktik yang

sesungguhnya. Faktor-faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus

dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan dividen, yaitu kebijakan

dana perusahaan, likuiditas, kemampuan meminjam, keadaan pemegang

saham dan stabilitas dividen. (Sartono, 2014)

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah efektivitas manajemen secara keseluruhan

yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.

Semakin baik profitabilitas makan semakin baik menggambarkan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

27

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi,

2014). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi

pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin

besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividennya, dan

hal ini berdampak pada kenaikkan nilai perusahaan. Dengan rasio

profitabilitas yang tinggi yang dimiliki sebuah perusahaan akan

menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor dan

investor ekuitas. Bagi kreditor, laba merupakan sumber pembayaran

bunga dan pokok pinjaman. Sedangkan bagi investor ekuitas, laba

merupakan salah satu faktor penentu perusahan nilai efek. Hal

terpenting bagi perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa

memaksimalkan pemegang saham bukan seberapa besar laba yang

dihasilkan oleh perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013). Dalam anilis

rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan

penjualan, aset atau modal. Pemilihan rasio tergantung dari mana kita

akan melihat. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam

penilaian perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar

perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba.

a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum

dikurangi oleh beban-beban yang lain. Sudah seharusnya rasio ini

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

28

menghasilkan angka positif. Apabila perusahaan pada laba

kotornya saja sudah negatif, lalu dari mana lagi perusahaan akan

menanggung beban-beban lainnya? Perubahan rasio laba kotor bisa

saja terjadi karena perubahan dalam kebijakan penjualan, misalnya

tingkat ptotongan atau adanya produk baru. Walaupun rasio ini

hanya menghitung laba kotor, akan tetapi dalam perhitungan sering

dilakukan, karena mudak dan praktis. Dengan berpedoman pada

beban pokok, perusahaan dapat menentukan laba kotor (marjin)

setiap produk. Rasio ini hanya ditemui pada perusahaan yang

menghitung beban pokok penjualan, yaitu perusahaan yang

menjual produk. Kebanyakan perusahaan jasa tidak bisa

menghitung rasio laba kotor.

b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama

perusahaan. Sebagai hasil utama, sudah seharusnya laba ini

memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan

utama. Hal ini tidak berarti pendapatan lain-lain tidak boleh.

Pendapatan lain-lain boleh saja, akan tetapi fokus kegiatan usaha

terletak pada besarnya laba usaha. Baik perusahaan jasa ataupun

non jasa dapat menghitung rasio ini dengan nuansa berbeda.

Perusahaan jasa akan menghitung rasio ini tanpa bisa menghitung

beban pokok. Marjin yang diperoleh perusahaan jasa tertentu bisa

sangat tinggi dibandingkan perusahaa retail yang terkesan stagnam.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

29

c. Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Margin Before Interest and

Tax)

EBIT (earning before interest and tax) adalah laba sebelum

dibebani dengan bunga dan pajak. EBIT mencerminkan laba

perusahaan sebelum dipengaruhi oleh struktur modalnya, yaitu

komposisi utang dan ekuitas. Jadi perusahaan dengan utang yang

lebih besar atau kecil, beban bunganya belum mempunyai dampak

pada EBIT. Cara cepat menghitung EBIT adalah menambahkan

beban bunga kedalam laba sebelum pajak (EBT, earning before

tax).

d. Rasio Laba Sebelum Pajak (Pretax Margin)

EBT (earning before tax) mencerminkan laba setelah

dipengaruhi oleh struktur modal, berupa beban bunga, tetapi

sebelum beban pajak. Perusahaan dengan beban bunga besar akan

sangat terbebani. Kadang-kadang perusahaan dengan beban bunga

yang sangat besar akan memperoleh EBT negatif. Sifat beban

bunga adalah tetap, sedangkan kinerja perusahaan dalam bentuk

laba berubah-ubah.

e. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya

bagi pemilik. Bagi pemilik pada akhirnya adalah sangat penting

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

30

untuk mengetahui berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini

mengukur hasil akhir dari sebuah kegiatan perusahaan. Selisih laba

bersih dengan laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yang

ditanggung perusahaan untuk beban-beban non operasional.

f. Rasio Laba Atas Aset (Return On Asset, ROA)

Istilah laba atas aset adalah tingkat pengembalian atas aset.

Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai

seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba, dalam

hal ini EBIT. EBIT adalah laba sebelum beban bunga. Dengan

demikian rasio ini untuk mengetahui keseluruhan hasil sebelum

beban bunga utang di banding dengan keseluruhan aset.

g. Rasio Laba Atas Ekuitas (Return on Equity)

Bagi pemilik modal rasio ini lebih penting dari rasio laba

bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh

hasil yang diperoleh dari penanaman modalnya. Oleh karena yang

diandingkan adalah laba bersih dengan ekuitas atau modal

sendiri.Pengertian ekuitas adalah seluruh ekuitas yang tertanam di

perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan).

Dengan rasio tersebut, pemilik dapat membandingkan antara hasil

di perusahaan satu dengan perusahan lainnya (Prihadi, 2012).

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

31

Teori yang membahas mengenai profitabilitas yaitu teori

Signalling Theory dari Ross (1977), menyatakan bahwa perusahaan

yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal

pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Signalling Theory

berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan

perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan

perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat

dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu

emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik

turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan

pengumuman.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini pengembangan penelitian dari Apriada dan

Suardhika (2016) "Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal

Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan". Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Apriada dan Suardhika (2016) :

1. Penambahan 1 variabel yaitu variabel kebijakan dividen.

2. Menggunakan data pada tahun 2012-2016, sedangkan Apriada dan

Suardhika (2016) 2011-2012.

3. Hasil penelitian dari Apriada dan Suardhika (2016) : kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

kepemilikan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

72

4. institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan,

struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti kali ini mengambil judul

"Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan” pada Sektor Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada Tahun 2012-2016" Penelitian terdahulu yang

mendukung penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

73

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penulis Metode

Penelitian

Variabel Kesimpulan

1 Kadek Apriada dan

Made Sadha

Suardhika

(2016)

Pengaruh Struktur

Kepemilikan

Saham, Struktur

Modal dan

Profitabilitas pada

Nilai Perusahaan

Regresi Linier

Berganda

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

2011-2012

Struktur Kepemilikan

Saham, Struktur Modal,

Profitabilitas,Nilai

Perusahaan

Kepemilikan Institusional

berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial berpengaruh negatif

terhadap Nilai Perusahaan,

Struktur Modal berpengaruh

negatif terhadap Nilai Perusahaan,

dan Profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap Nilai Perusahaan

2 Ni Putu Wida P. D

dan I Wayan

Suartana

(2014)

Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial dan

Metode

Purposive

Sampling

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan

Institusional, dan Nilai

Perusahaan

Kepemilikan Manajerial tidak

berpengaruh pada Nilai

Perusahaan sedangkan

Kepemilikan Institusional

berpengaruh positif pada Nilai

Perusahaan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

74

Kepemilikan

Institusional pada

Nilai Perusahaan

yang terdaftar di

BEI 2009-2013

3 Sri Hermuningsih

(2013)

Pengaruh

Profitabilitas,

Growth

Opportunity,

Struktur Modal

Terhadap Nilai

Perusahaan

Structural

Equation

Modelling

Profitabilitas, Growth

Opportunity, Struktur

Modal da Nilai

Perusahaan

Variabel Profitabilitas, Growth

Opportunity dan Struktur Modal

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Nilai Perusahaan,

variabel Struktur Modal merupakan

variabel intervening bagi Growth

Opportunity dan tidak bagi

Profitabilitas, Profitabilitas

mempunyai pengaruh yang

berlawanan dengan Struktur Modal

(Struktur Modal akan memperbesar

pengaruh positif Profitabilitas

perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan.

4 Dwi Sukirni

(2012)

Kepemilikan

Manajerial,

Kepemilikan

Institusional,

Kebijakan Dividen

dan Kebijakan

Hutang Analisis

Terhadap Nilai

Analisis

Deskriptif dan

Analisis Regresi

Berganda

Populasi dan

Sampel

Perusahaan yang

terdaftar di BEI

tahun 2008-

2010

Kepemilikan

Manajerisal,

Kepemilikan

Institusional, Kebijakan

Dividen, Kebijakan

Hutang dan Nilai

Perusahaan

Kepemilikan Manajerial

berpengaruh negatif terhadap

Nilai Perusahaan, Kepemilikan

Institusional bepengaruh positif

secara signifikan terhadap Nilai

Perusahaan, Kebijakan Hutang

berpengaruh positif positif secara

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

75

Perusahaan

5 Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary

Wirajaya

(2013)

Pengaruh Struktur

Modal,

Profitabilitas dan

Ukuran Perusahaan

pada Nilai

Perusahaan

Metode Purposive

Sampling

Populasi dan

Sampel Industri

Manufaktur

yang tercatat di

BEI tahun 2009-

2011

Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan dan Nilai

Perusahaan

Struktur Modal berpengaruh

negatif dan signifikan pada Nilai

Perusahaan, Profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan

pada Nilai Perusahaan, Ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh pada

Nilai Perusahaan

6 Umi Mardiyati,

Gatot Nazir Ahmad

dan Ria Putri

(2012)

Pengaruh

Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang

Dan Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

(BEI) Periode

Metode Kausal

Komparatif

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

yang Terdaftar

BEI Periode

2005-2010

Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang,

Profitabilitas dan Nilai

Perusahaan

Kebijakan Dividen secara parsial

memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap Nilai Perusahaan,

Kebijakan Hutang berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan

terhadap Nilai Perusahaan dan

Profitabilitas memiliki pengaruh

yang positif signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

76

2005-2010

7 Sri Ayem dan

Ragil Nugroho

(2016)

Pengaruh

Profitabilitas,

Struktur Modal,

Kebijakan Dividen

dan Keputusan

Investasi Terhadap

Nilai Perusahaan

Teknik analisis

Regresi Linier

Berganda

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

yang Go Publik

di BEI periode

2010-2014

Profitabilitas, Struktur

Modal, Kebijakan

Dividen, Keputusan

Investasi dan Nilai

Perusahaan

Profitabilitas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, Struktur Modal tidak

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, Kebijakan dividen

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan, Kebijakan

investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan,

secara serentak profitabilitas,

struktur modal, kebijakan dividen

dan kebijakan investasi berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

8 Nguyen Thanh

Cuong

(2014)

Threshold Effect Of

Capital Structure

On Firm Value :

Evidence From

Seafood Processing

Enterprises In The

South Central

Region Of Vietnam

Panel Threshold

Regression

Estimation

90 unlisted

Seafood

Processing

Enterprises in

the South

Central region

of Vietnam

(SEARCRs)

during 2005-

2011 period

Capital Structure and

Firm Value Struktur Modal dan Nilai

Perusahaan memiliki hubungan

non linier yang merupakan bentuk

paritol cembung. Selain itu, temuan

tersebut menyarankan implikasi

untuk SEAECR pada penggunaan

leverage keuangan secara fleksibel.

Secara khusus, SEASCR tidak boleh

menggunakan pinjaman lebih dari

57,39%. Untuk memastikan dan

meningkatkan nilai perusahaan,

ruang lingkup rasio hutang optimal

harus kurang dari 57,39%.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

77

9 Dr. Robesrt Kisavi

Mule, Prof.

Mohammed

Suleiman Mukras,

Onesmus Mutunga

Nzioka, Ms

Mwimali Halima

Maloba

(2015)

Capital Structure,

Ownership

Structure And Firm

Value : An

Econometric Panel

Analysis Of Firms

Listed In Kenya

Panel

Correlation and

Multiple

Regression

Methods

The companies

that were active

in Nairobi

Securities

Exchange (NSE)

between the

years 2007 to

2012

Capital Structure,

Ownership Structure and

Firm Value

Struktur modal secara signifikan

mempengaruhi nilai pasar

perusahaan, Struktur kepemilikan

merupakan prediktor positif nilai

pasar yang tidak signifikan,

Ukuran Perusahaan adalah prediktor

positif yang signifikan terhadap nilai

pasar.

10 Fania Yuliariskha

(2017)

Pengaruh

Keputusan

Pendanaan,

Keputusan

Investasi serta

Kebijakan Dividen

terhadap Nilai

perusahaan

Metode

Purposive

Sampling

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

yang terdaftar di

BEI 2008-20110

Keputusan Pendanaan,

Keputusan Investasi serta

Kebijakan Dividen dan

Nilai perusahaan

Keputusan pendanaan tidak

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, keputusan investasi

tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, kebijakan dividen

memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

78

11 Titin Herawati

(2013)

Pengaruh

Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang

dan Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Metode

Purposive

Sampling

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Indeks Kompas

100 di BEI

2009-2011

Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang dan

Profitabilitas dan Nilai

Perusahaan

Kebijakan dividen berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan,

kebijakan hutang berpengaruh tidak

signifikan dan positif terhadap nilai

perusahaan, profitabilitas

berpengaruh signifikan dan

negatif terhadap nilai perusahaan.

12 Faradila Wily

Rakasiwi, Ari

Pranaditya, Rita

Andini

(2017)

Pengaruh EPS,

Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas,

Leverage, Sales

Growth dan

Kebijakan Dividen

terhadap Nilai

Perusahaan

Metode

Purposive

Sampling

Populasi dan

Sampel Industri

Makanan dan

Minuman di BEI

2010-2015

EPS, Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage,

Sales Growth dan

Kebijakan Dividen dan

Nilai Perusahaan

EPS berpengaruh negatif signifikan,

ukuran perusahaan berpengaruh

negatif tidak signifikan,

profitabilitas berpengaruh negatif

tidak signifikan, leverage, sale

growth berpengaruh negatif tidak

signifikan dan kebijakan dividen

berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan.

13 Nurul Hidayah

(2015)

Metode

Purposive

Sampling

Investment Opportunity

Set (IOS), Kepemilikan

Manajerial dan Nilai

IOS berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan, kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

79

Pengaruh

Investment

Opportunity Set

(IOS) dan

Kepemilikan

Manajerial

terhadap Nilai

Perusahaan pada

Perusahaan

Property dan Real

Estate di BEI

Populasi dan

Sampel

Perusahaan

Property dan

Real Estate di

BEI 2010-2013

Perusahaan signifikan terhadap nilai

perusahaaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

80

D. Kerangka Pemikiran

Menurut teori Stakeholder dari Freeman (1983), perusahaan tidak

hanya sekedar bertanggung jawab terhadap pemilik saham

sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser lebih luas yaitu

sampai ranah sosial kemasyarakatan, selanjutnya disebut dengan

bertanggung jawab sosial. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya

tuntutan dari masyarakat akibat negatif eksternalities yang timbul

serta ketimpangan sosial yang terjadi. Untuk itu, tanggung jawab

perusahan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi

dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan

memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap stakeholder, baik

internal maupun eksternal.

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal

yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun

dipengaruhi ataupun bersifat langsung maupun tidak langsung oleh

perusahaan. Yang dimaksud pihak internal maupun eksternal seperti,

pemerintahan, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar lingkungan

internasional, lembaga diluar perusahaan, lembaga pemerhati

lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain

sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan

dipengaruhi perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

81

Batasan Stakeholder tersebut diatas mengisyaratkan bahwa

persusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder karena mereka

adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang

diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak

memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai proses

dan dapat mengeliminasi legitimasai stakeholder.

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu

Teori Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),

perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar

teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik

(pricipal) dengan manajemen (agent). Dengan adanya

perkembangan perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar,

maka sering terjadi konflik antara principal dalam hal ini adalah

para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang diwakili

oleh manajemen (direksi). Asumsi bahwa manajemen terlibat

dalam perusahaan akan selalu memaksimumkan nilai perusahaan

ternyata tidak selalu terpenuhi. Konflik yang timbul antara manajer

dan pemegang saham atau yang bida disebut dengan masalah

keagenan dapat meminimkan dengan sesuatu mekanisme

pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan tersebut

sehingga timbul biaya keagenan (agency cost) sehingga dengan

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

82

adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan saham oleh

institusional dan kepemilikan manajemen oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang

juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari

pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer

dalam hal ini memegang peran penting karena manajer

melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengawasan, serta pengambilan keputusan Sukirni (2012).

Dalam penelitian oleh Apriada dan Suardhika (2016)

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur kepemilikan merupakan

prediktor positif nilai pasar yang tidak signifikan. Hidayah (2015)

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. Wida dan Suartana (2014) Kepemilikan

Manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Susanti

dan Mildawati (2014) kepemilikan manajemen berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu

Teori Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),

perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

83

keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)

dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan

perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering

terjadi konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang

saham (investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen

(direksi). Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan

selalu memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu

terpenuhi. Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham

atau yang bida disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan

dengan sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan

kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)

sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya

kepemilikan saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen

oleh manajemen.

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan

institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam

memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran

untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan intstitusional sebagai

agen pengawasan ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

84

dalam pasar modal Sukirni (2012).

Dalam penelitian oleh Apriada dan Suardhika (2016)

kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur kepemilikan merupakan

prediktor positif nilai pasar yang tidak signifikan. Wida dan Suartana

(2014) Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan. Susanti dan Mildawati (2014) kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sukirni (2012)

kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Pecking order theories merupakan teori yang menjelaskan

tentang suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk

mencari tambahan dengan cara menjual aset yang dimilkinya.

Seperti menjual gedung, tanah, peralatan yang dimilkinya dan lain-

lainnya. Pada kebijakan pecking order theories artinya perusahaan

melakukan kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset

yang dimlikinya karena dilakukan kebijakan penjualan.

Dampaklebih jauh perusahaan akan mengalami kekurangan aset

karena dipakai untuk membiayai rencana aktifitas perusahaan baik

yang sedang maupun yang akan .

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

85

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial

perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari

hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri

(shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiyaan suatu

perusahaan. Dan ini dipertegas oleh Jones bahwa struktur modal

suatu perusahaan terdiri dari long-term debt dan shareholder’s

equity, dimana stockholder equity terdiri dari preferred stok dan

common equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari

commond stock dan retained earnings. Kebutuhan dana untuk

memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari

internal dan eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang

dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap

aman (safety position) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong

dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Dalam

artian ketika dana itu dipakai untuk memperkuat struktur modal

perusahaan, maka perusahaan mampu mengendalikan modal

tersebut secara efektif dan efisien tepat sasaran (Fahmi, 2014).

Penelitian terdahulu, Apriada dan Suardhika (2016) struktur

modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ayem dan

Nugroho (2016) struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur modal secara signifikan

mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Cuong (2014) struktur

modal dan nilai perusahaan memiliki hubungan non linier. Dewi

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

86

dan Wirajaya (2013) struktur modal berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Hermuningsih (2013) struktur

modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Teori yang membahas mengenai kebijakan dividen yaitu

teori Tax Differential Theory dari Litzenberger dan Ramaswamy

(1979), kebijakan dividen tidak relevan berarti bahwa tidak ada

kebijakan dividen yang optimal karena kebijakan dividen tidak

mempengaruhi nilai perusahaan ataupun biaya modal. Gordon-

Lintner mempunyai pendapat lain bahwa dividen lebih kecil

resikonya dibanding capital gain, sehingga Gordon-Lintner

menyarankan perusahaan untuk menentukan dividen payout ratio

atau bagian laba setelah pajak yang dibagikan dalam bentuk

dividen yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi

untuk meminimumkan biaya modal-the-bird-in-the-hand fallacy.

Kelompok ketiga berpendapat bahwa karena dividen cenderung

dikenakan pajak yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka

investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk

saham dengan dividend yield yang tinggi. Kelompok terakhir ini

menyarankan bahwa perusahaan lebih baik menentukan divident

payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen

sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan

memaksimumkan nilai perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

87

Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang

diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham

sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna

pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih

untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi

laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana

intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih

untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan membentuk

dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan

dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan

pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan

(Sartono, 2014).

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan yaitu Rakasiwi,

Pranaditya dan Andini (2017), kebijakan dividen berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Herawati (2013),

Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Yuliariskha (2012), kebijakan dividen memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Mardiyati, Ahmad dan Putri (2012)

Kebijakan dividen memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan manufaktur.

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

88

5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Teori yang membahas mengenai profitabilitas yaitu teori

Signalling Theory dari Ross (1977), menyatakan bahwa perusahaan

yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada

pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Signalling Theory

berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan

perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan

perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat

dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu

emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik

turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan

pengumuman(Sukirni, 2012).

Profitabilitas adalah efektivitas manajemen secara

keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat

keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan

maupun investasi. Semakin baik profitabilitas makan semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan

perusahaan (Fahmi, 2014). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang

tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang

diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk

membayar dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikkan nilai

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

89

perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013).

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Apriada dan Suardhika (2016) profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ayem dan Nugroho

(2016) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan. Dewi dan Wirajaya (2013) profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.

Hermuningsih (2013) profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Herawati (2013) profitabilitas

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan.

Mardiyati, Ahmad dan Putri (2012) profitabilitas memiliki

pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan penjelasan hubungan antar variabel diatas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. …repository.ump.ac.id/8941/3/SELI ASTUTI_BAB II.pdf13 Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price book value), menggambarkan

90

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

H1 = Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Negatif terhadap Nilai

Perusahaan

H2 = Kepemilikan Institusional Berpengaruh Positif terhadap Nilai

Perusahaan

H3 = Struktur Modal Berpengaruh Negatif terhadap Nilai Perusahaan

H4 = Kebijakan Dividen Berpengaruh Positif terhadap Nilai

Perusahaan.

H5 = Profitabilitas Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan

STRUKTUR MODAL

(X3)

KEBIJAKAN

DIVIDEN (X4)

NILAI

PERUSAHAAN

(Y)

KEPEMILIKAN

MANAJERIAL (X1)

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL

(X2)

PROFITABILITAS

(X5)

H2+

H3-

H4+

H5+

H1-

Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018