Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama
beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan itu didirikan sampai dengan
saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang
sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan
meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga
akan meningkat (Sukirni, 2012). Pemahaman meningkatnya nilai
perusahaan tersebut adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan
mampu memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan
tersebut masuk ke pasar (Fahmi, 2014). Dalam mengambil keputusan
keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus
dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai
perusahaan sehingga mampu meningkatkan kemakmuran pemilik
perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur melalui harga saham di
pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar,
yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja
perusahaan secara riil (Harmono, 2017).
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
13
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan PBV (price
book value), menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku saham suatu perusahan. Perusahaan yang berjalan dengan baik,
umumnya memiliki rasio price book value diatas satu, yang
mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
Price book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para
pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham
merupakan tujuan utama dari perusahaan (Sukirni, 2012).
Teori yang mendasari nilai perusahan ini adalah teori Stakeholder
dari Freeman (1983), perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung
jawab terhadap pemilik saham sebagaimana terjadi selama ini, namun
bergeser lebih luas yaitu sampai ranah sosial kemasyarakatan,
selanjutnya disebut dengan bertanggung jawab sosial. Fenomena
seperti ini terjadi karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat
negatif eksternalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang
terjadi. Untuk itu, tanggung jawab perusahan yang semula hanya
diukur sebatas pada indikator ekonomi dalam laporan keuangan, kini
harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap
stakeholder, baik internal maupun eksternal. Stakeholder adalah
semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan
baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi ataupun bersifat
langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Yang dimaksud
pihak internal maupun eksternal seperti, pemerintahan, perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
14
pesaing, masyarakat sekitar lingkungan internasional, lembaga luar
perusahaan, lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan,
kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan Stakeholder
tersebut diatas mengisyaratkan bahwa persusahaan hendaknya
memperhatikan stakeholder karena mereka adalah pihak yang
mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan
perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan
tidak mungkin akan menuai proses dan dapat mengeliminasi
legitimasai stakeholder.
2. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga
berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada
suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer dalam hal ini
memegang peranan penting karena manajer melaksanakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta
pengambilan keputusan (Sukirni, 2012). Kepemilikan manajerial
adalah proporsis pemegang saham dari pihak manajemen dalam
menjalankan perusahaan serta pengambilan keputusan perusahaan
oleh direktur dan komisaris (Apriada dan Suardikha, 2016).
Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan indikator
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
15
jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
manajemen dari seluruh jumlah modal saham yang beredar (Sukirni,
2013).
Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu Teori
Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),
perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori
keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)
dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan
perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering terjadi
konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang saham
(investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen (direksi).
Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan selalu
memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi.
Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham atau yang
bisa disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan dengan
sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)
sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan
saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen oleh
manajemen.
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
16
yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperi perusahaan asuransi,
bank, perusahan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan
institusinal memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena
dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut
tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pmemegang saham,
pengrauh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan
melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator
jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar (Sukirni,
2012).
Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu Teori
Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),
perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori
keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)
dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan
perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering terjadi
konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang saham
(investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen (direksi).
Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan selalu
memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi.
Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham atau yang
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
17
bida disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan dengan
sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)
sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan
saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen oleh
manajemen.
4. Struktur Modal
Menurut Weston dan Copeland bahwa capital structure or the
capitalization of the firm is the permanent financing represented by
long –term debt, preferred stock and shareholder’s equity. Sedangkan
Joel G. Siegel dan Jae Shim mengatakan Capital Structure (Strktur
Modal) adalah komposisi saham biasa, saham preferen, dan berbagai
kelas seperti itu, laba yang ditahan, dan utang jangka panjang yang
dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga
dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari
bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki
yang bersumber dari hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan
modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiyaan
suatu perusahaan. Dan ini dipertegas oleh Jones bahwa struktur modal
suatu perusahaan terdiri dari long-term debt dan shareholder’s equity,
dimana stockholder equity terdiri dari preferred stok dan common
equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari commond
stock dan retained earnings.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
18
Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur modal suatu
perusahaan dapat bersumber dari internal dan eksternal, dengan
ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari
tempat-tempat yang dianggap aman (safety position) dan jika
dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur modal
keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana itu dipakai untuk
memperkuat struktur modal perusahaan, maka perusahaan mampu
mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien tepat sasaran.
Secara garis besar struktur modal dibedakan menjadi dua yaitu
simple capital structure (jika perusahaan hanya menggunakan modal
sendiri saja dalam struktur modalnya) dan complex capital structure
(jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga
menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya). Adapun
rasio yang dipergunakan dalam struktur modal ini George Foster
mengatakan ada bebarapa rasio yang representatif yaitu hutang jangka
panjang dibagi modal sendiri dan hutang lancar dijumlahkan dengan
hutang jangka panjang dibagi dengan modal sendiri. Disisi lain, Smith,
Skousen and Stice menjelaskan tentang bentuk rumus struktur modal
ialah Debt to Equity Ratio (DER), total hutang dibagi dengan modal
sendiri, Number of Times Interest ios Earned atau pendapatan sebelum
bunga dan pajak dibagi dengan bebean bunga, dan Book Value
Pershare.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
19
Bagi sebuah perusahaan yang bersifat profit oriented keputusan
pencarian sumber pendanaan dalam rangka memperkuat struktur
modal menjadi keputusan penting yang harus dikaji dengan mendalam
serta berbagai dampak pengaruh yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang (future effect). Secara umum sumber modal ada 2 yaitu
modal yang bersumber dari modal sendiri atau dari eksternal seperti
pinjaman. Pendanaan modal sendiri dapat dilakukan dengan
menerbitkan saham (stock), sedangkan pendanaan dengan hutang
(debt) dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), right
issue atau berhutang ke bank, bahkan ke mitra bisnis. Dalam
pemenuhan kebutuhan keuangan yang dipergunakan perusahaan
tersebut tentunya akan menimbulkan biaya, baik bersifat eksplisit
(biaya yang nampak) maupun biaya implisit yang harus dibayar
perusahaan atau opportunistic yang diisyaratkan oleh pemodal. Biaya
oppoortunistic ini adalah total pengembalian yang diharapkan oleh
investor jika uang mereka diinvestasikan dalam bentuk saham atau
obligasi. Jadi biaya modal suatu perusahaan bukanlah biaya tunai,
karena merupakan ongkos kesempatan (opportunistic cost). Semakin
tinggi resiko perusahaan yang ditanggung investor, maka semakin
tinggi pula total pengembalian yang diharapkan. Risiko suatu
perusahaan salah satunya dapat dilihat dari struktur modal yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat hutang (financial
leverage) yang dimiliki perusahaan, maka semakin beresiko
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
20
perusahaan tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian
hutangnya maka resikopun semakin rendah. Struktur modal adalah
bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya
digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan akan mampu
memakisimumkan nilai perusahaan. Bagi sebuah perusahaan sangat
dirasa penting untuk memperkuat kestabilan keuangan yang
dimilikinya, karena perubahan dalam struktur modal diduga bisa
menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Turunnya nilai perusahaan
bisa mempengaruhi pada turunnya nilai saham perusahaan tersebut.
Nilai perusahaan diperoleh dari hasil kualitas kinerja suatu perusahaan
khususnya kinerja keuangan (financial performance), tentunya tidak
bisa dikesampingkan dengan adanya dukungan dari kinerja non
keuangan juga, sebagai sebuah sinergi yang saling mendukung
pembentukan nilai perusahaan.
Right issue adalah pemberian hak pemegang saham lama untuk
memesan terlebih dahulu saham emiten yang akan dijual dengan harga
nominal tertentu. Perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal ada
kalanya membutuhkan dana segar, jika sumber internal maupun
pinjaman dari bank dianggap kurang memadai atau menguntungkan
sehingga perusahaan mengambil sikap melakukan right issue. Artinya
perusahaan memperoleh tambahan dana yang bukan berasal dari luar
(eksternal). Perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri
sebagai modal permanen ketimbang modal asing yang hanya
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
21
digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurang
mencukupi. Secara umum teori yang membahas tentang struktur modal
ada 2 yaitu :
A. Balancing Theories
Balancing Theories merupakan suatu teori yang menjelaskan
tentang kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari dana
tambahan dengan cara mencari pinjamn baik keperbankan atau juga
dengan menerbitkan obligasi (bonds). Obligasi adalah sebuah surat
berharga yang mencantumkan nilai nominal, tingkat suku bunga, dan
jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun
government untuk kemudian dijual kepada publik.
B. Pecking Order Theory
Pecking order theories merupakan teori yang menjelaskan tentang
suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari
tambahan dengan cara menjual aset yang dimilkinya. Seperti menjual
gedung, tanah, peralatan yang dimilkinya dan lain-lainnya. Pada
kebijakan pecking order theories artinya perusahaan melakukan
kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset yang dimlikinya
karena dilakukan kebijakan penjualan. Dampak lebih jauh perusahaan
akan mengalami kekurangan aset karena dipakai untuk membiayai
rencana aktifitas perusahaan baik yang sedang maupun yang akan.
Menurut Modigliani dan Miller bahwa penggunaan hutang akan selalu
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
22
lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan penggunaan
modal sendiri, terutama dengan meminjam ke perbankan. Namun
packing order theory tersebut dapat diterapkan dalam kondisi
perusahaan ekonomi berada dalam keadaan yang cenderung tidak
begitu menguntungkan atau instabilitas, aset perusahaan berada dalam
keadaan yang cukup untuk dijual dan penjualan itu tidak
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara jangka pendek,
stabilitas keuangan perusahaan secara jangka pendek dan panjang
cenderung stabil, dan perusahaan menjual dan menerbitkan right issue
berdasarkan besarnya kebutuhan saja. (Fahmi, 2014)
5. Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk
membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang
ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau
internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan
laba yang diperoleh, maka kemampuan membentuk dana intern akan
semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa
dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan
struktur modal secara keseluruhan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
23
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen
adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya
modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima
pendapatan saat ini atau menerimanya di masa datang. Dan ini akan
ditunjukkan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi dan
mempengaruhi nilai perusahaan.
a. Dividen Adalah Tidak Relevan
Pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran
pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama
dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam
kondisi keputusan inevstasi yang given, maka apabila perusahaan
membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus
mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran
dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari
pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga
saham sebagai akibat penjualan saham baru. Jadi apakah laba yang
diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang
saham.
b. Bird-in the Hand Theory
Salah satu asumsi dalam pendekatan Modigliani-Miller ini
adalah bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
24
keuntungan yang diisyaratkan oleh investor ke. Sementara itu
Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa ke akan
meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor
lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa
pembayaran dividen daripada menunggu capital gain.
c. Tax Differential Theory
Modigliani-Miler berpendapat bahwa kebijakan dividen
tidak relevan berarti bahwa tidak ada kebijakan dividen yang
optimal karena kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai
perusahaan ataupun biaya modal. Gordon-Lintner mempunyai
pendapat lain bahwa dividen lebih kecil resikonya dibanding
capital gain, sehingga Gordon-Lintner menyarankan perusahaan
untuk menentukan dividen payout ratio atau bagian laba setelah
pajak yang dibagikan dalam bentuk dividen yang tinggi dan
menawarkan dividend yield yang tinggi untuk meminimumkan
biaya modal-the-bird-in-the-hand fallacy. Kelompok ketiga
berpendapat bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak
yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka investor akan
meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan
dividend yield yang tinggi. Kelompok terakhir ini menyarankan
bahwa perusahaan lebih baik menentukan divident payout ratio
yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen sama sekali
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
25
untuk meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai
perusahaan.
d. Information Content Hypothesis
Reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak berarti
sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding
dengan laba ditahan. Kenyataan bahwa harga saham berubah
mengikuti perubahan dividen semata-mata karena adanya
information content dalam pengumuman dividen. Sudah banyak
penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis ini, namun demikian
hingga saat ini masih sulit untuk menentukan apakah perubahan
harga saham yang mengikuti perubahan dividen disebabkan karena
kebijakan dividen dilihat sebagai satu tanda bagi investor disebut
juga dengan signalling effect, atau karena memang investor lebih
menyukai dividen dari pada capital gain disebut juga dengan
preference effect, atau karena kombinasi keduanya. Ketidakjelasan
ini menjadikan perhatian khusus untuk dilakukan studi secara
mendalam.
e. Clientile Effect
Pembagian dividen digunakan untuk memberi sinyal ke
pasar tentang prospek perusahaan. Harapannya adalah bahwa
perusahaan kemudian dapat menjual obligasinya dengan harga
yang lebih baik. Hal penting lainnya bahwa pembagian dividen itu
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
26
dimaksudkan untuk mengurangi agency conflict antara manajer
dengan pemegang saham. Pemegang saham tidak ingin manajer
mengelola cash flow dalam jumlah yang besar. Apabila cash flow
dan laba tersebut dibagi sebagai dividen maka manajer terpaksa
harus mencari pendanaan dari luar. Hal itu berarti bahwa manajer
harus siap-siap untuk dievaluasai pihak eksternal dan secara tidak
langsung akan memperkecil agency conflict.
Namun kebijakan dividen dalam praktiknya apabila perusahaan
mempertimbangkan akan menginvestasikan keuntungan yang
diperoleh, sementara pemegang saham mengehendaki untuk menerima
dividen maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru.
Pembicaraan kebijakan dividen sejauh ini hanya dari aspek teoritisnya
saja, tetapi belum melihat pertimbaangan manajerial dalam praktik yang
sesungguhnya. Faktor-faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus
dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan dividen, yaitu kebijakan
dana perusahaan, likuiditas, kemampuan meminjam, keadaan pemegang
saham dan stabilitas dividen. (Sartono, 2014)
6. Profitabilitas
Profitabilitas adalah efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik profitabilitas makan semakin baik menggambarkan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
27
kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi,
2014). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi
pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin
besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividennya, dan
hal ini berdampak pada kenaikkan nilai perusahaan. Dengan rasio
profitabilitas yang tinggi yang dimiliki sebuah perusahaan akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor dan
investor ekuitas. Bagi kreditor, laba merupakan sumber pembayaran
bunga dan pokok pinjaman. Sedangkan bagi investor ekuitas, laba
merupakan salah satu faktor penentu perusahan nilai efek. Hal
terpenting bagi perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa
memaksimalkan pemegang saham bukan seberapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013). Dalam anilis
rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan
penjualan, aset atau modal. Pemilihan rasio tergantung dari mana kita
akan melihat. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam
penilaian perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar
perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba.
a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum
dikurangi oleh beban-beban yang lain. Sudah seharusnya rasio ini
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
28
menghasilkan angka positif. Apabila perusahaan pada laba
kotornya saja sudah negatif, lalu dari mana lagi perusahaan akan
menanggung beban-beban lainnya? Perubahan rasio laba kotor bisa
saja terjadi karena perubahan dalam kebijakan penjualan, misalnya
tingkat ptotongan atau adanya produk baru. Walaupun rasio ini
hanya menghitung laba kotor, akan tetapi dalam perhitungan sering
dilakukan, karena mudak dan praktis. Dengan berpedoman pada
beban pokok, perusahaan dapat menentukan laba kotor (marjin)
setiap produk. Rasio ini hanya ditemui pada perusahaan yang
menghitung beban pokok penjualan, yaitu perusahaan yang
menjual produk. Kebanyakan perusahaan jasa tidak bisa
menghitung rasio laba kotor.
b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama
perusahaan. Sebagai hasil utama, sudah seharusnya laba ini
memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan
utama. Hal ini tidak berarti pendapatan lain-lain tidak boleh.
Pendapatan lain-lain boleh saja, akan tetapi fokus kegiatan usaha
terletak pada besarnya laba usaha. Baik perusahaan jasa ataupun
non jasa dapat menghitung rasio ini dengan nuansa berbeda.
Perusahaan jasa akan menghitung rasio ini tanpa bisa menghitung
beban pokok. Marjin yang diperoleh perusahaan jasa tertentu bisa
sangat tinggi dibandingkan perusahaa retail yang terkesan stagnam.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
29
c. Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Margin Before Interest and
Tax)
EBIT (earning before interest and tax) adalah laba sebelum
dibebani dengan bunga dan pajak. EBIT mencerminkan laba
perusahaan sebelum dipengaruhi oleh struktur modalnya, yaitu
komposisi utang dan ekuitas. Jadi perusahaan dengan utang yang
lebih besar atau kecil, beban bunganya belum mempunyai dampak
pada EBIT. Cara cepat menghitung EBIT adalah menambahkan
beban bunga kedalam laba sebelum pajak (EBT, earning before
tax).
d. Rasio Laba Sebelum Pajak (Pretax Margin)
EBT (earning before tax) mencerminkan laba setelah
dipengaruhi oleh struktur modal, berupa beban bunga, tetapi
sebelum beban pajak. Perusahaan dengan beban bunga besar akan
sangat terbebani. Kadang-kadang perusahaan dengan beban bunga
yang sangat besar akan memperoleh EBT negatif. Sifat beban
bunga adalah tetap, sedangkan kinerja perusahaan dalam bentuk
laba berubah-ubah.
e. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya
bagi pemilik. Bagi pemilik pada akhirnya adalah sangat penting
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
30
untuk mengetahui berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini
mengukur hasil akhir dari sebuah kegiatan perusahaan. Selisih laba
bersih dengan laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yang
ditanggung perusahaan untuk beban-beban non operasional.
f. Rasio Laba Atas Aset (Return On Asset, ROA)
Istilah laba atas aset adalah tingkat pengembalian atas aset.
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai
seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba, dalam
hal ini EBIT. EBIT adalah laba sebelum beban bunga. Dengan
demikian rasio ini untuk mengetahui keseluruhan hasil sebelum
beban bunga utang di banding dengan keseluruhan aset.
g. Rasio Laba Atas Ekuitas (Return on Equity)
Bagi pemilik modal rasio ini lebih penting dari rasio laba
bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh
hasil yang diperoleh dari penanaman modalnya. Oleh karena yang
diandingkan adalah laba bersih dengan ekuitas atau modal
sendiri.Pengertian ekuitas adalah seluruh ekuitas yang tertanam di
perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan).
Dengan rasio tersebut, pemilik dapat membandingkan antara hasil
di perusahaan satu dengan perusahan lainnya (Prihadi, 2012).
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
31
Teori yang membahas mengenai profitabilitas yaitu teori
Signalling Theory dari Ross (1977), menyatakan bahwa perusahaan
yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal
pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Signalling Theory
berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan
perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan
perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat
dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu
emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik
turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan
pengumuman.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini pengembangan penelitian dari Apriada dan
Suardhika (2016) "Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan". Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian Apriada dan Suardhika (2016) :
1. Penambahan 1 variabel yaitu variabel kebijakan dividen.
2. Menggunakan data pada tahun 2012-2016, sedangkan Apriada dan
Suardhika (2016) 2011-2012.
3. Hasil penelitian dari Apriada dan Suardhika (2016) : kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
72
4. institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan,
struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti kali ini mengambil judul
"Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan” pada Sektor Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada Tahun 2012-2016" Penelitian terdahulu yang
mendukung penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
73
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Metode
Penelitian
Variabel Kesimpulan
1 Kadek Apriada dan
Made Sadha
Suardhika
(2016)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Saham, Struktur
Modal dan
Profitabilitas pada
Nilai Perusahaan
Regresi Linier
Berganda
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
2011-2012
Struktur Kepemilikan
Saham, Struktur Modal,
Profitabilitas,Nilai
Perusahaan
Kepemilikan Institusional
berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan, Kepemilikan
Manajerial berpengaruh negatif
terhadap Nilai Perusahaan,
Struktur Modal berpengaruh
negatif terhadap Nilai Perusahaan,
dan Profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap Nilai Perusahaan
2 Ni Putu Wida P. D
dan I Wayan
Suartana
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial dan
Metode
Purposive
Sampling
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, dan Nilai
Perusahaan
Kepemilikan Manajerial tidak
berpengaruh pada Nilai
Perusahaan sedangkan
Kepemilikan Institusional
berpengaruh positif pada Nilai
Perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
74
Kepemilikan
Institusional pada
Nilai Perusahaan
yang terdaftar di
BEI 2009-2013
3 Sri Hermuningsih
(2013)
Pengaruh
Profitabilitas,
Growth
Opportunity,
Struktur Modal
Terhadap Nilai
Perusahaan
Structural
Equation
Modelling
Profitabilitas, Growth
Opportunity, Struktur
Modal da Nilai
Perusahaan
Variabel Profitabilitas, Growth
Opportunity dan Struktur Modal
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan,
variabel Struktur Modal merupakan
variabel intervening bagi Growth
Opportunity dan tidak bagi
Profitabilitas, Profitabilitas
mempunyai pengaruh yang
berlawanan dengan Struktur Modal
(Struktur Modal akan memperbesar
pengaruh positif Profitabilitas
perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan.
4 Dwi Sukirni
(2012)
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kebijakan Dividen
dan Kebijakan
Hutang Analisis
Terhadap Nilai
Analisis
Deskriptif dan
Analisis Regresi
Berganda
Populasi dan
Sampel
Perusahaan yang
terdaftar di BEI
tahun 2008-
2010
Kepemilikan
Manajerisal,
Kepemilikan
Institusional, Kebijakan
Dividen, Kebijakan
Hutang dan Nilai
Perusahaan
Kepemilikan Manajerial
berpengaruh negatif terhadap
Nilai Perusahaan, Kepemilikan
Institusional bepengaruh positif
secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan, Kebijakan Hutang
berpengaruh positif positif secara
signifikan terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
75
Perusahaan
5 Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary
Wirajaya
(2013)
Pengaruh Struktur
Modal,
Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan
pada Nilai
Perusahaan
Metode Purposive
Sampling
Populasi dan
Sampel Industri
Manufaktur
yang tercatat di
BEI tahun 2009-
2011
Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Nilai
Perusahaan
Struktur Modal berpengaruh
negatif dan signifikan pada Nilai
Perusahaan, Profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan
pada Nilai Perusahaan, Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh pada
Nilai Perusahaan
6 Umi Mardiyati,
Gatot Nazir Ahmad
dan Ria Putri
(2012)
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang
Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) Periode
Metode Kausal
Komparatif
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
BEI Periode
2005-2010
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang,
Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Kebijakan Dividen secara parsial
memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap Nilai Perusahaan,
Kebijakan Hutang berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan
terhadap Nilai Perusahaan dan
Profitabilitas memiliki pengaruh
yang positif signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
76
2005-2010
7 Sri Ayem dan
Ragil Nugroho
(2016)
Pengaruh
Profitabilitas,
Struktur Modal,
Kebijakan Dividen
dan Keputusan
Investasi Terhadap
Nilai Perusahaan
Teknik analisis
Regresi Linier
Berganda
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
yang Go Publik
di BEI periode
2010-2014
Profitabilitas, Struktur
Modal, Kebijakan
Dividen, Keputusan
Investasi dan Nilai
Perusahaan
Profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, Struktur Modal tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, Kebijakan dividen
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, Kebijakan
investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan,
secara serentak profitabilitas,
struktur modal, kebijakan dividen
dan kebijakan investasi berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
8 Nguyen Thanh
Cuong
(2014)
Threshold Effect Of
Capital Structure
On Firm Value :
Evidence From
Seafood Processing
Enterprises In The
South Central
Region Of Vietnam
Panel Threshold
Regression
Estimation
90 unlisted
Seafood
Processing
Enterprises in
the South
Central region
of Vietnam
(SEARCRs)
during 2005-
2011 period
Capital Structure and
Firm Value Struktur Modal dan Nilai
Perusahaan memiliki hubungan
non linier yang merupakan bentuk
paritol cembung. Selain itu, temuan
tersebut menyarankan implikasi
untuk SEAECR pada penggunaan
leverage keuangan secara fleksibel.
Secara khusus, SEASCR tidak boleh
menggunakan pinjaman lebih dari
57,39%. Untuk memastikan dan
meningkatkan nilai perusahaan,
ruang lingkup rasio hutang optimal
harus kurang dari 57,39%.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
77
9 Dr. Robesrt Kisavi
Mule, Prof.
Mohammed
Suleiman Mukras,
Onesmus Mutunga
Nzioka, Ms
Mwimali Halima
Maloba
(2015)
Capital Structure,
Ownership
Structure And Firm
Value : An
Econometric Panel
Analysis Of Firms
Listed In Kenya
Panel
Correlation and
Multiple
Regression
Methods
The companies
that were active
in Nairobi
Securities
Exchange (NSE)
between the
years 2007 to
2012
Capital Structure,
Ownership Structure and
Firm Value
Struktur modal secara signifikan
mempengaruhi nilai pasar
perusahaan, Struktur kepemilikan
merupakan prediktor positif nilai
pasar yang tidak signifikan,
Ukuran Perusahaan adalah prediktor
positif yang signifikan terhadap nilai
pasar.
10 Fania Yuliariskha
(2017)
Pengaruh
Keputusan
Pendanaan,
Keputusan
Investasi serta
Kebijakan Dividen
terhadap Nilai
perusahaan
Metode
Purposive
Sampling
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar di
BEI 2008-20110
Keputusan Pendanaan,
Keputusan Investasi serta
Kebijakan Dividen dan
Nilai perusahaan
Keputusan pendanaan tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, keputusan investasi
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, kebijakan dividen
memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
78
11 Titin Herawati
(2013)
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang
dan Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Metode
Purposive
Sampling
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Indeks Kompas
100 di BEI
2009-2011
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan,
kebijakan hutang berpengaruh tidak
signifikan dan positif terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas
berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap nilai perusahaan.
12 Faradila Wily
Rakasiwi, Ari
Pranaditya, Rita
Andini
(2017)
Pengaruh EPS,
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, Sales
Growth dan
Kebijakan Dividen
terhadap Nilai
Perusahaan
Metode
Purposive
Sampling
Populasi dan
Sampel Industri
Makanan dan
Minuman di BEI
2010-2015
EPS, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage,
Sales Growth dan
Kebijakan Dividen dan
Nilai Perusahaan
EPS berpengaruh negatif signifikan,
ukuran perusahaan berpengaruh
negatif tidak signifikan,
profitabilitas berpengaruh negatif
tidak signifikan, leverage, sale
growth berpengaruh negatif tidak
signifikan dan kebijakan dividen
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
13 Nurul Hidayah
(2015)
Metode
Purposive
Sampling
Investment Opportunity
Set (IOS), Kepemilikan
Manajerial dan Nilai
IOS berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan, kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
79
Pengaruh
Investment
Opportunity Set
(IOS) dan
Kepemilikan
Manajerial
terhadap Nilai
Perusahaan pada
Perusahaan
Property dan Real
Estate di BEI
Populasi dan
Sampel
Perusahaan
Property dan
Real Estate di
BEI 2010-2013
Perusahaan signifikan terhadap nilai
perusahaaan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
80
D. Kerangka Pemikiran
Menurut teori Stakeholder dari Freeman (1983), perusahaan tidak
hanya sekedar bertanggung jawab terhadap pemilik saham
sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser lebih luas yaitu
sampai ranah sosial kemasyarakatan, selanjutnya disebut dengan
bertanggung jawab sosial. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya
tuntutan dari masyarakat akibat negatif eksternalities yang timbul
serta ketimpangan sosial yang terjadi. Untuk itu, tanggung jawab
perusahan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi
dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan
memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap stakeholder, baik
internal maupun eksternal.
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal
yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun
dipengaruhi ataupun bersifat langsung maupun tidak langsung oleh
perusahaan. Yang dimaksud pihak internal maupun eksternal seperti,
pemerintahan, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar lingkungan
internasional, lembaga diluar perusahaan, lembaga pemerhati
lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain
sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi perusahaan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
81
Batasan Stakeholder tersebut diatas mengisyaratkan bahwa
persusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder karena mereka
adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang
diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak
memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai proses
dan dapat mengeliminasi legitimasai stakeholder.
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu
Teori Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),
perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar
teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik
(pricipal) dengan manajemen (agent). Dengan adanya
perkembangan perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar,
maka sering terjadi konflik antara principal dalam hal ini adalah
para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang diwakili
oleh manajemen (direksi). Asumsi bahwa manajemen terlibat
dalam perusahaan akan selalu memaksimumkan nilai perusahaan
ternyata tidak selalu terpenuhi. Konflik yang timbul antara manajer
dan pemegang saham atau yang bida disebut dengan masalah
keagenan dapat meminimkan dengan sesuatu mekanisme
pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan tersebut
sehingga timbul biaya keagenan (agency cost) sehingga dengan
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
82
adanya agency cost, diantaranya adanya kepemilikan saham oleh
institusional dan kepemilikan manajemen oleh manajemen.
Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang
juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer
dalam hal ini memegang peran penting karena manajer
melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, serta pengambilan keputusan Sukirni (2012).
Dalam penelitian oleh Apriada dan Suardhika (2016)
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur kepemilikan merupakan
prediktor positif nilai pasar yang tidak signifikan. Hidayah (2015)
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Wida dan Suartana (2014) Kepemilikan
Manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Susanti
dan Mildawati (2014) kepemilikan manajemen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Teori yang membahas mengenai struktur kepemilikan yaitu
Teori Keagenan (Agency Theory) dari Jensen dan Meckling (1976),
perlunya jasa independen auditor dapat dijelaskan dengan dasar teori
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
83
keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (pricipal)
dengan manajemen (agent). Dengan adanya perkembangan
perusahaan atau entitas bisnis yang semakin besar, maka sering
terjadi konflik antara principal dalam hal ini adalah para pemegang
saham (investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen
(direksi). Asumsi bahwa manajemen terlibat dalam perusahaan akan
selalu memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu
terpenuhi. Konflik yang timbul antara manajer dan pemegang saham
atau yang bida disebut dengan masalah keagenan dapat meminimkan
dengan sesuatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost)
sehingga dengan adanya agency cost, diantaranya adanya
kepemilikan saham oleh institusional dan kepemilikan manajemen
oleh manajemen.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam
memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran
untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan intstitusional sebagai
agen pengawasan ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
84
dalam pasar modal Sukirni (2012).
Dalam penelitian oleh Apriada dan Suardhika (2016)
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur kepemilikan merupakan
prediktor positif nilai pasar yang tidak signifikan. Wida dan Suartana
(2014) Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan. Susanti dan Mildawati (2014) kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sukirni (2012)
kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pecking order theories merupakan teori yang menjelaskan
tentang suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk
mencari tambahan dengan cara menjual aset yang dimilkinya.
Seperti menjual gedung, tanah, peralatan yang dimilkinya dan lain-
lainnya. Pada kebijakan pecking order theories artinya perusahaan
melakukan kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset
yang dimlikinya karena dilakukan kebijakan penjualan.
Dampaklebih jauh perusahaan akan mengalami kekurangan aset
karena dipakai untuk membiayai rencana aktifitas perusahaan baik
yang sedang maupun yang akan .
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
85
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari
hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri
(shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiyaan suatu
perusahaan. Dan ini dipertegas oleh Jones bahwa struktur modal
suatu perusahaan terdiri dari long-term debt dan shareholder’s
equity, dimana stockholder equity terdiri dari preferred stok dan
common equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari
commond stock dan retained earnings. Kebutuhan dana untuk
memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari
internal dan eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang
dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap
aman (safety position) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong
dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Dalam
artian ketika dana itu dipakai untuk memperkuat struktur modal
perusahaan, maka perusahaan mampu mengendalikan modal
tersebut secara efektif dan efisien tepat sasaran (Fahmi, 2014).
Penelitian terdahulu, Apriada dan Suardhika (2016) struktur
modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ayem dan
Nugroho (2016) struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Mule dkk (2015) Struktur modal secara signifikan
mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Cuong (2014) struktur
modal dan nilai perusahaan memiliki hubungan non linier. Dewi
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
86
dan Wirajaya (2013) struktur modal berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hermuningsih (2013) struktur
modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Teori yang membahas mengenai kebijakan dividen yaitu
teori Tax Differential Theory dari Litzenberger dan Ramaswamy
(1979), kebijakan dividen tidak relevan berarti bahwa tidak ada
kebijakan dividen yang optimal karena kebijakan dividen tidak
mempengaruhi nilai perusahaan ataupun biaya modal. Gordon-
Lintner mempunyai pendapat lain bahwa dividen lebih kecil
resikonya dibanding capital gain, sehingga Gordon-Lintner
menyarankan perusahaan untuk menentukan dividen payout ratio
atau bagian laba setelah pajak yang dibagikan dalam bentuk
dividen yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi
untuk meminimumkan biaya modal-the-bird-in-the-hand fallacy.
Kelompok ketiga berpendapat bahwa karena dividen cenderung
dikenakan pajak yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka
investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk
saham dengan dividend yield yang tinggi. Kelompok terakhir ini
menyarankan bahwa perusahaan lebih baik menentukan divident
payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen
sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan
memaksimumkan nilai perusahaan.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
87
Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi
laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih
untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan membentuk
dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan
dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan
pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan
(Sartono, 2014).
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan yaitu Rakasiwi,
Pranaditya dan Andini (2017), kebijakan dividen berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Herawati (2013),
Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Yuliariskha (2012), kebijakan dividen memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Mardiyati, Ahmad dan Putri (2012)
Kebijakan dividen memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan manufaktur.
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
88
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Teori yang membahas mengenai profitabilitas yaitu teori
Signalling Theory dari Ross (1977), menyatakan bahwa perusahaan
yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada
pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Signalling Theory
berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan
perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan
perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat
dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu
emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik
turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan
pengumuman(Sukirni, 2012).
Profitabilitas adalah efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan
maupun investasi. Semakin baik profitabilitas makan semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan (Fahmi, 2014). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang
tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikkan nilai
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
89
perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013).
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Apriada dan Suardhika (2016) profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ayem dan Nugroho
(2016) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Dewi dan Wirajaya (2013) profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.
Hermuningsih (2013) profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Herawati (2013) profitabilitas
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan.
Mardiyati, Ahmad dan Putri (2012) profitabilitas memiliki
pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan hubungan antar variabel diatas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018
90
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
H1 = Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Negatif terhadap Nilai
Perusahaan
H2 = Kepemilikan Institusional Berpengaruh Positif terhadap Nilai
Perusahaan
H3 = Struktur Modal Berpengaruh Negatif terhadap Nilai Perusahaan
H4 = Kebijakan Dividen Berpengaruh Positif terhadap Nilai
Perusahaan.
H5 = Profitabilitas Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan
STRUKTUR MODAL
(X3)
KEBIJAKAN
DIVIDEN (X4)
NILAI
PERUSAHAAN
(Y)
KEPEMILIKAN
MANAJERIAL (X1)
KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL
(X2)
PROFITABILITAS
(X5)
H2+
H3-
H4+
H5+
H1-
Pengaruh Struktur Kepemilikan... Seli Astuti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ump, 2018