16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosial Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan setiap warganegara untuk mengadakan usaha- usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. (A. Rambe; 2008) Edi. Suharto (2014) Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu: 1. Kondisi kehidupan atau keadaan kesejahteraan, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial 2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusian yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang terorganisasi untuk mencapai kondisi sejahtera. Secara umum, kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan yang terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup khusunya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan (Edi Suharto; 2014) 5 Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosial

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,

maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman

lahir batin yang memungkinkan setiap warganegara untuk mengadakan usaha-

usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. (A. Rambe; 2008)

Edi. Suharto (2014) Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga

konsepsi yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan kesejahteraan, yakni terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan

sosial dan berbagai profesi kemanusian yang menyelenggarakan usaha

kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang terorganisasi

untuk mencapai kondisi sejahtera.

Secara umum, kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera

(konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan yang terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup khusunya yang bersifat mendasar seperti makanan,

pakaian,perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan (Edi Suharto; 2014)

5

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

6

Wardatul Asriyah (2007) Kesejahteraan terdiri dari dua macam di antaranya :

1. Kesejateraan pengorangan

Kesejahteraan perorangan sinonim dengan tingkat terpenuhnya kebutuhan

dari warga bersangkutan, sepanjang terpenuhinya kebutuhan ini tergantung dari

faktor-faktor ekonomis, oleh karena itu kesejahteraan perorangan selalu

merupakan saldo dari “utilities” yang positif dan negatif dalam “utilities” yang

positif termask kenikmatan yang diperoleh sang warga dari semua barang langka

pada asasnya dapat memenuhi kebutuhan manusiawi. Dalam “untilities” negatif

termasuk biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh barang itu (seperti

terbuang waktu senggang) dampak negatif dari perbuatan-perbuatan warga lain

(seperti dampak negatif terhadap lingkungan) dimana kesejahteraan perorangan

terbatas hanya pada kesejahteraan itu sendiri.

2. Kesejahteraan masyarakat

Kesejahteraan masyarakat yang menyangkut kesejahteraan semua

perorangan secara keseluruhan anggota masyarakat, dalam hal ini kesejahteraan

yang dimaksud adalah kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan dari beberapa

individu atau kesejahteraan bersama, adapun tahapan yang harus diperhatikan

dalam meningkatkan kesejahteraan diantaranya :

a. Adanya persedian sumber-sumber pemecahan masalah yang dapat digunakan.

Dalam hal ini memang harus di perhatikan guna menyelesaikan permasalahan

yang ada khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan karena tanpa

adanya sumber pemecahan masalah maka masalah tersebut akan tetap ada.

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

7

b. Pelaksanaan usaha dalam menggunakan sumber-sumber pemecahan masalah

harus efisien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat menyesuaikan

antara masalah dengan sumber pemecahan masalah yang tepat dan dapat

diselesaikan dengan cepat.

c. Pelaksanan usaha meningkatkan kesejahteraan harus bersifat demokratis.

Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat lebih baik

masyarakat tersebut dilibatkan di dalamnya.

d. Mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut hal ini juga harus

diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan. Sebaiknya dalam melakukan

usaha tersebut tidak menimbulkan dampak negative bagi masyarakat , tetapi

dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu menimbulkan

dampak positif bagi masyarkat (Wardatul Asriyah; 2007).

B. Indikator Kesejahteraan

Tahapan dan indikator Keluarga Sejahtera berdasarkan data dari BKKBN

(2009) adalah sebagai berikut:

1. Tahapan

a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Yaitu keluarga yang tidak memenuhi

salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator

“kebutuhan dasar keluarga” (basic needs).Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)

b. Tahap keluarga sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam)

indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan)

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

8

indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator “kebutuhan psikologis”

(psychological needs) keluarga.

c. Tahapan Keluarga Sejahtera II Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6

(enam) indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak

memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),

atau indikator “kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari keluarga.

d. Tahapan Keluarga Sejahtera III Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6

(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima)

indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator

Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator “aktualisasi diri” (self

esteem) keluarga.

e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus Yaitu keluarga yang mampu memenuhi

keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II,

5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.

2. Indikator tahapan keluarga sejahtera

a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator “kebutuhan

dasar keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:

1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. Pengertian

makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat,

seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai makanan

pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka yang biasa

makan sagu dan sebagainya.

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

9

2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian pakaian yang berbeda adalah

pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus

memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda beda.

Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain

dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor,

berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian

(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan

sebagainya).

3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai, lantai dan dinding yang baik.

Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal

keluarga mempunyai, lantai dan dinding dalam kondisi yang layak ditempati,

baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan.

4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.Pengertian sarana

kesehatan adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan

Desa dan sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi secara

modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang berwenang

(Departemen Kesehatan/Badan POM).

5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.

Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan

KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan,

Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya,

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

10

yang memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD,

MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur

yang membutuhkan. (Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia

Subur).

6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. Pengertian Semua

anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika

keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9

tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan

aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat

SLTP.

b. Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator “kebutuhan

psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga

sejahtera yaitu:

1) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing. Pengertian anggota keluarga melaksanakan

ibadah adalah kegiatan keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan

ajaran agama/kepercayaan yang dianut oleh masing masing keluarga/anggota

keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama sama

oleh keluarga di rumah, atau di tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan

menurut ajaran masing masing agama/kepercayaan.

2) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan

daging/ikan/telur. Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan

daging atau ikan atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

11

melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga

vegetarian. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun. Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak

pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari

membeli atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim

dipakai sehari hari oleh masyarakat setempat.

3) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Luas

Lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik

tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi,

paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni

rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m2.

4) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Pengertian Keadaan sehat adalah

kondisi kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam batas batas

normal, sehingga yang bersangkutan tidak harus dirawat di rumah sakit, atau

tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke

sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota

keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan

kedudukan masing masing di dalam keluarga.

5) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh

penghasilan. Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh

penghasilan adalah keluarga yang paling kurang salah seorang anggotanya

yang sudah dewasa memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dari

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

12

sumber penghasilan yang dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat

memenuhi kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus.

6) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.

Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin

adalah anggota keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga dapat

membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami arti dari kalimat

kalimat dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang

tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.

7) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat

kontrasepsi. Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih

menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang masih berstatus

Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan

menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan,

Implan, Kondom, MOP dan MOW.

c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan

pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera

yaitu:

1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Pengertian keluarga

berupaya meningkatkan pengetahuan agama adalah upaya keluarga untuk

meningkatkan pengetahunan agama mereka masing masing. Misalnya

mendengarkan pengajian, mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi

anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama Islam atau

sekolah minggu bagi anak anak yang beragama Kristen.

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

13

2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.

Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau

barang adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan untuk ditabung

baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan ternak,

sawah, tanah, barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan

berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-

3) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Pengertian kebiasaan keluarga makan

bersama adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama

sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan untuk

komunikasi membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau

untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.

4) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga

dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial

kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan,

pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.

5) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet.

Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/

radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk

memperoleh akses informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun

internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin)

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

14

atau media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut

tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang

bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh

orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.

d. Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator

”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:

1) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil

untuk kegiatan sosial. Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela

memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga yang

memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan sumbangan materiil

secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun

barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu, rumah

ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk membiayai kegiatan

kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) dalam hal ini tidak

termasuk sumbangan wajib.

2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan

sosial/yayasan/ institusi masyarakat. Pengertian ada anggota keluarga yang

aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat

adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan

bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus untuk kepentingan

sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada berbagai

organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat,

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

15

kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus

RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).

C. Karakteristik Masyarakat Perdesaan

Masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang cenderung bersifat

konservatif, terlalu curiga pada orang asing, hemat, sederhana dan jujur, mereka

mempunyai hubungan yang erat dan mendalam. Hal ini karena mereka cenderung

bersifat homogen, mempunyai persamaan kepentingan pokok, yakni sama-sama

tergantung pada tanaman kelapa sawit bagi desa -desa yang mata pencaharianya

perkebunan kelapa sawit. Masyarakat perdesaan juga dapat diartikan sebagai

masyarakat yang daerah pemukiman penduduknya sangat dipengaruhi oleh

kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola

kehidupan agraris penduduk ditempati tersebut (Moeliono; 2008) dalam (Oki

Istiqomah; 2015).

D. Perkebunan Kelapa Sawit

Sub sektor kelapa sawit dari sektor pertanian dari ekonomi muncul dengan

sendirinya sebagai sektor produktif potensial yang bisa digunakan Untuk

diversifikasi ekonomi setelah bertahun-tahun diabaikan. Secara historis, subsektor

ini telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang stagnan karena Banyak

potensi ekonomi kelapa sawit (Purvis; 1970) dalam (Olagunju, F. I.; 2008)

Kelapa sawit (Elaes guineensis jacq.). merupakan tanaman industri

penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodesel). Selain itu

kelapa sawit merupakan bahan baku sabun, industri lilin, industri pembuatan

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

16

lembaran-lembaran timah, dan industri kosmetik. Produktifitas dari perkebunan

kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan

perkebunan yang terbengkalai di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit

(Rustam Effendi Lubis; 2011).

Perkebunan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 didefinisikan

sebagai segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau

media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan

barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi

pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Pelaksanaan perkebunan

diselenggarakan antara lain dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat, meningkatkan penerimaan negara, penyedia lapangan kerja,

pemenuhan kebutuhan konsumsi, serta pengoptimalan sumberdaya secara

berkelanjutan. Pada pasal 4 disebutkan bahwa usaha perkebunan memiliki fungsi

secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya (E. Ratnawati; 2011).

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat sejak awal

tahun 80-an dan saat ini kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditas

perkebunan yang berperan sangat penting dalam penerimaan devisa negara,

penyerapan tenaga kerja, serta pengembangan perekonomian rakyat dan daerah.

Pada tahun 2002 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai

4,1 juta ha dengan produksi minyak sawit (crude palm oil, CPO) lebih dari 9

juta ton. Diperkirakan pada 2010 Indonesia akan menjadi produsen minyak sawit

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

17

terbesar dunia dengan produksi CPO sebesar 15 juta ton/tahun. (J. Elisabeth;

2003)

Perkebunan kelapa sawit produktif tidak memerlukan banyak waktu kerja,

hanya dibutuhkan aktivitas kerja padat, pemupukan dua kali dalam satu tahun,

penyaingan/pemangkasan satu atau dua kali dalam satu tahun, dan panen dua kali

dalam satu bulan, oleh karena itu tenga kerja keluarga petani memiliki banyak

waktu luang untuk kegiatan, apabila dimanfaatkan dengan produktif, maka akan

meningkatkan pendapatan rumah tangga (zahri; 2004) dalam (lifianthi; 2012).

E. Buruh

Buruh menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk

orang lain dengan mendapat upah.Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan dipadankannya istilah

pekerja dengan buruh merupakan kompromi setelah dalam kurun waktu yang

amat panjang dua istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh masyarakat.

( A Jontang; 2014)

Buruh tani merupakan golongan yang mempunyai posisi paling rendah,

karena buruh tani tidak memiliki lahan sama sekali. Mereka hanya bermodal

tenaga untuk mendapatkan pekerjaan guna memperoleh sesuatu demi

kelangsungan hidupnya. Biasanya mereka hidup dalam keadaan yang miskin.

Buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka tidak

mungkin jatuh lebih rendah lagi Sajogya dan Pudjiwati Sajogya (1990) dalam

(doni; 2012).

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

18

Buruh dalam Pasal 1 angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan memiliki pengertian setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain. Buruh terdiri dari beberapa macam yaitu :

1. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja.

2. Buruh kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak

mempunyai keahlian dibidang tertentu.

3. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu

(misalnya buruh tebang tebu).

4. Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik-pabrik.

5. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan.

6. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di sawah

orang lain.

7. Buruh terampil, buruh yang mempunyai keterampilan di bidang tertentu.

8. Buruh terlatih, buruh yang sudah dilatih untuk keterampilan tertentu (Irmayani;

2011).

F. Kesejahteraan buruh

Kesejahteraan buruh merupakan salah satu unsur pendukung dari unit

produksi yang memegang peran penting dalam menghasilkan suatu produk.

Berbicara tentang produksi tidak akan lepas dari konteks upah dan kebutuhan fisik

minimum buruh. Dalam suatu proses produksi, buruh hanya akan menghasilkan

produktivitas yang tinggi apabila keadaan fisiknya cukup memadai. Hal itu akan

bisa tercapai apabila upah yang diterimanya dapat memenuhi kebutuhan fisik

minimum.

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

19

Dengan kata lain, membicarakan buruh dalam kaitannya dengan

produktivitas mereka tidak dapat mengabaikan peranan upah dan kebutuhan fisik

minimum. Kesejahteraan buruh kemudian menjadi poin penting ketika kita

membicarakan tentang buruh. Merujuk pada UU ketenagakerjaan No 25 tahun

1997 kesejahteraan buruh meliputi upah, kesejahteraan dan jaminan social tenaga

kerja (Grendi Hendrastomo; 2010).

G. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 perbandingan penelitian sebelumnya dengan peneliti

Peneliti /

Tahun

Tujuan Metode Hasil

Dini

Anggraeni

(2015)

Untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan keluarga etani

jamur tiram di Desa

Pegalongan Kecamatan

Patikraja Kabupaten Banyumas

Metode penelitian yang digunakan

yaitu metode survei. Pengumpulan

data melalui wawancara untuk

memperoleh data kesejahteraan,

populasi berjumlah 10 petani , tekhnik pengambilan sample

menggunakan total sampling

metode analisi data secara analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa petani

jamur tiram di Desa Pegalongan Kecamatan

Patikraja Kabupaten banyumas tergolong

dalam tingkat kesejahteraan keluarga II

(50%) berjumlah 5 petani , tingkat kesejahteraan I (40%) berjumlah 4 petani,

kesejahteraan III (10%) berjumlah 1 petani.

Oki Istiqomah

(2015)

Untuk mengatahui tingkat

kesejahteraan keluarga petani

bunga melati gambir di Desa Penaruban Kecamatan

Bukateja Kabupaten

Purbalingga

Metode penelitian yang digunakan

yaitu metode survei, pengumpulan

data melalui wawancara untuk memperoleh data kesejahteraan,

poulasi berjumlah 67 petani,

tekhnik pengambilan sample menggunakan total sampling yang

berjumlah 67 petani, metode

analisis data dengan tekhnik

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

pertanian bunga melati gambir di Desa

Penaruban Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga mempu memenuhi kebutuhan

hidup, karena pendapatan rata-rata petani

bunga melati gambir mencapai Rp. 1.109.400,00 perbulan. Petani bunga melati

gambir yang tergolong kesejahteraan tinggi

52 petani (78%) ,kesejahteraan sedang 15

petani (22%).

Intan Iindira

Natalia (2016)

Untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan dan pendidikan anak petani salak pondoh di

Desa Pekandangan

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten banjarnegara

Metode penelitian yang digunakan

yaitu metode survei. Pengumpulan data menggunakan data kuesioner

atau angket, populasi 47 kepala

keluarga, pengolahan data dilakukan dengan cara skoring.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kesejahteraan III yaitu berjumlah 32 orang atau 68%, sedangkan yang termasuk dalam

kategori sejahtera II berjumlah 11 orang

atau 23,4 % dan yang termasuk dalam kategori sejahtera III + berjumlah 4 orang

atau 8,5 %.

Bunga sukmawati

(2018)

Untuk mengetahui kesejahteraan buruh tani

kelapa sawit di Desa Tanjung

Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan

Kabupaten Merangin

Provinsi Jambi

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Pengumpulan

data melalui angket atau kuesioner,

populasi sebanyak 85 keluarga buruh tani yang tidak memiliki

lahan , tekhnik pengambilan sampel

menggunakan total sampling, pengolahan data menggunakan

skoring, metode analisis data

dengan tekhnik deskriptif kualitatif

Hasil penelitian buruh tani kelapa sawit Desa Tanjung Benuang Kecamatan

Pamenang Selatan Kabupaten Merangin

menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan buruh tani menunjukan

kategorimkesejahteraan II yaitu berjumlah

59 orang (69,41%), sedangkan yang masuk dalam kategori sejahtera III berjumlah

sebanyak 26 orang (30,58%).

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosialrepository.ump.ac.id/8046/3/BAB II.pdfKesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, ... dampak negatif

20

H. Kerangka pikir

Dari landasan teori diatas dapat disusun sebagaimana telah diketahui

berikut adalah kerangka pikir :

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Buruh Tani Kelapa Sawit

Desa tanjung benuang

Pendapatan Buruh Tani

Kelapa Sawit

Tingkat kesejahteraan

Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018