Upload
truongngoc
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesejahteraan Masyarakat/Sosial
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,
maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman
lahir batin yang memungkinkan setiap warganegara untuk mengadakan usaha-
usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. (A. Rambe; 2008)
Edi. Suharto (2014) Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga
konsepsi yaitu:
1. Kondisi kehidupan atau keadaan kesejahteraan, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan
sosial dan berbagai profesi kemanusian yang menyelenggarakan usaha
kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang terorganisasi
untuk mencapai kondisi sejahtera.
Secara umum, kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera
(konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan yang terpenuhinya segala bentuk
kebutuhan hidup khusunya yang bersifat mendasar seperti makanan,
pakaian,perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan (Edi Suharto; 2014)
5
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
6
Wardatul Asriyah (2007) Kesejahteraan terdiri dari dua macam di antaranya :
1. Kesejateraan pengorangan
Kesejahteraan perorangan sinonim dengan tingkat terpenuhnya kebutuhan
dari warga bersangkutan, sepanjang terpenuhinya kebutuhan ini tergantung dari
faktor-faktor ekonomis, oleh karena itu kesejahteraan perorangan selalu
merupakan saldo dari “utilities” yang positif dan negatif dalam “utilities” yang
positif termask kenikmatan yang diperoleh sang warga dari semua barang langka
pada asasnya dapat memenuhi kebutuhan manusiawi. Dalam “untilities” negatif
termasuk biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh barang itu (seperti
terbuang waktu senggang) dampak negatif dari perbuatan-perbuatan warga lain
(seperti dampak negatif terhadap lingkungan) dimana kesejahteraan perorangan
terbatas hanya pada kesejahteraan itu sendiri.
2. Kesejahteraan masyarakat
Kesejahteraan masyarakat yang menyangkut kesejahteraan semua
perorangan secara keseluruhan anggota masyarakat, dalam hal ini kesejahteraan
yang dimaksud adalah kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan dari beberapa
individu atau kesejahteraan bersama, adapun tahapan yang harus diperhatikan
dalam meningkatkan kesejahteraan diantaranya :
a. Adanya persedian sumber-sumber pemecahan masalah yang dapat digunakan.
Dalam hal ini memang harus di perhatikan guna menyelesaikan permasalahan
yang ada khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan karena tanpa
adanya sumber pemecahan masalah maka masalah tersebut akan tetap ada.
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
7
b. Pelaksanaan usaha dalam menggunakan sumber-sumber pemecahan masalah
harus efisien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat menyesuaikan
antara masalah dengan sumber pemecahan masalah yang tepat dan dapat
diselesaikan dengan cepat.
c. Pelaksanan usaha meningkatkan kesejahteraan harus bersifat demokratis.
Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat lebih baik
masyarakat tersebut dilibatkan di dalamnya.
d. Mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut hal ini juga harus
diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan. Sebaiknya dalam melakukan
usaha tersebut tidak menimbulkan dampak negative bagi masyarakat , tetapi
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu menimbulkan
dampak positif bagi masyarkat (Wardatul Asriyah; 2007).
B. Indikator Kesejahteraan
Tahapan dan indikator Keluarga Sejahtera berdasarkan data dari BKKBN
(2009) adalah sebagai berikut:
1. Tahapan
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Yaitu keluarga yang tidak memenuhi
salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator
“kebutuhan dasar keluarga” (basic needs).Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)
b. Tahap keluarga sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam)
indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan)
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
8
indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator “kebutuhan psikologis”
(psychological needs) keluarga.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6
(enam) indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak
memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),
atau indikator “kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari keluarga.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6
(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima)
indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator
Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator “aktualisasi diri” (self
esteem) keluarga.
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus Yaitu keluarga yang mampu memenuhi
keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II,
5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.
2. Indikator tahapan keluarga sejahtera
a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator “kebutuhan
dasar keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. Pengertian
makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat,
seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai makanan
pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka yang biasa
makan sagu dan sebagainya.
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
9
2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian pakaian yang berbeda adalah
pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus
memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda beda.
Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain
dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor,
berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian
(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai, lantai dan dinding yang baik.
Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal
keluarga mempunyai, lantai dan dinding dalam kondisi yang layak ditempati,
baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan.
4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.Pengertian sarana
kesehatan adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan
Desa dan sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi secara
modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang berwenang
(Departemen Kesehatan/Badan POM).
5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan
KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan,
Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya,
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
10
yang memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD,
MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur
yang membutuhkan. (Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia
Subur).
6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. Pengertian Semua
anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika
keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9
tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan
aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat
SLTP.
b. Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator “kebutuhan
psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga
sejahtera yaitu:
1) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Pengertian anggota keluarga melaksanakan
ibadah adalah kegiatan keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan
ajaran agama/kepercayaan yang dianut oleh masing masing keluarga/anggota
keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama sama
oleh keluarga di rumah, atau di tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan
menurut ajaran masing masing agama/kepercayaan.
2) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur. Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan
daging atau ikan atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
11
melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga
vegetarian. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru dalam setahun. Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak
pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari
membeli atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim
dipakai sehari hari oleh masyarakat setempat.
3) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Luas
Lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik
tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi,
paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni
rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m2.
4) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Pengertian Keadaan sehat adalah
kondisi kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam batas batas
normal, sehingga yang bersangkutan tidak harus dirawat di rumah sakit, atau
tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke
sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota
keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
kedudukan masing masing di dalam keluarga.
5) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan. Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan adalah keluarga yang paling kurang salah seorang anggotanya
yang sudah dewasa memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dari
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
12
sumber penghasilan yang dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat
memenuhi kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus.
6) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.
Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin
adalah anggota keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga dapat
membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami arti dari kalimat
kalimat dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang
tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
7) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi. Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang masih berstatus
Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan
menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan,
Implan, Kondom, MOP dan MOW.
c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera
yaitu:
1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Pengertian keluarga
berupaya meningkatkan pengetahuan agama adalah upaya keluarga untuk
meningkatkan pengetahunan agama mereka masing masing. Misalnya
mendengarkan pengajian, mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi
anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama Islam atau
sekolah minggu bagi anak anak yang beragama Kristen.
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
13
2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau
barang adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan untuk ditabung
baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan ternak,
sawah, tanah, barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan
berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-
3) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Pengertian kebiasaan keluarga makan
bersama adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama
sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan untuk
komunikasi membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau
untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.
4) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga
dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial
kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan,
pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
5) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet.
Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/
radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memperoleh akses informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun
internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin)
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
14
atau media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut
tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang
bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh
orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.
d. Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator
”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:
1) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan sosial. Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela
memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga yang
memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan sumbangan materiil
secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun
barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu, rumah
ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk membiayai kegiatan
kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) dalam hal ini tidak
termasuk sumbangan wajib.
2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat. Pengertian ada anggota keluarga yang
aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat
adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memberikan
bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus untuk kepentingan
sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada berbagai
organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat,
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
15
kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus
RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
C. Karakteristik Masyarakat Perdesaan
Masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang cenderung bersifat
konservatif, terlalu curiga pada orang asing, hemat, sederhana dan jujur, mereka
mempunyai hubungan yang erat dan mendalam. Hal ini karena mereka cenderung
bersifat homogen, mempunyai persamaan kepentingan pokok, yakni sama-sama
tergantung pada tanaman kelapa sawit bagi desa -desa yang mata pencaharianya
perkebunan kelapa sawit. Masyarakat perdesaan juga dapat diartikan sebagai
masyarakat yang daerah pemukiman penduduknya sangat dipengaruhi oleh
kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola
kehidupan agraris penduduk ditempati tersebut (Moeliono; 2008) dalam (Oki
Istiqomah; 2015).
D. Perkebunan Kelapa Sawit
Sub sektor kelapa sawit dari sektor pertanian dari ekonomi muncul dengan
sendirinya sebagai sektor produktif potensial yang bisa digunakan Untuk
diversifikasi ekonomi setelah bertahun-tahun diabaikan. Secara historis, subsektor
ini telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang stagnan karena Banyak
potensi ekonomi kelapa sawit (Purvis; 1970) dalam (Olagunju, F. I.; 2008)
Kelapa sawit (Elaes guineensis jacq.). merupakan tanaman industri
penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar (biodesel). Selain itu
kelapa sawit merupakan bahan baku sabun, industri lilin, industri pembuatan
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
16
lembaran-lembaran timah, dan industri kosmetik. Produktifitas dari perkebunan
kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan yang terbengkalai di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit
(Rustam Effendi Lubis; 2011).
Perkebunan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 didefinisikan
sebagai segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Pelaksanaan perkebunan
diselenggarakan antara lain dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat, meningkatkan penerimaan negara, penyedia lapangan kerja,
pemenuhan kebutuhan konsumsi, serta pengoptimalan sumberdaya secara
berkelanjutan. Pada pasal 4 disebutkan bahwa usaha perkebunan memiliki fungsi
secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya (E. Ratnawati; 2011).
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat sejak awal
tahun 80-an dan saat ini kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditas
perkebunan yang berperan sangat penting dalam penerimaan devisa negara,
penyerapan tenaga kerja, serta pengembangan perekonomian rakyat dan daerah.
Pada tahun 2002 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai
4,1 juta ha dengan produksi minyak sawit (crude palm oil, CPO) lebih dari 9
juta ton. Diperkirakan pada 2010 Indonesia akan menjadi produsen minyak sawit
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
17
terbesar dunia dengan produksi CPO sebesar 15 juta ton/tahun. (J. Elisabeth;
2003)
Perkebunan kelapa sawit produktif tidak memerlukan banyak waktu kerja,
hanya dibutuhkan aktivitas kerja padat, pemupukan dua kali dalam satu tahun,
penyaingan/pemangkasan satu atau dua kali dalam satu tahun, dan panen dua kali
dalam satu bulan, oleh karena itu tenga kerja keluarga petani memiliki banyak
waktu luang untuk kegiatan, apabila dimanfaatkan dengan produktif, maka akan
meningkatkan pendapatan rumah tangga (zahri; 2004) dalam (lifianthi; 2012).
E. Buruh
Buruh menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk
orang lain dengan mendapat upah.Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan dipadankannya istilah
pekerja dengan buruh merupakan kompromi setelah dalam kurun waktu yang
amat panjang dua istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh masyarakat.
( A Jontang; 2014)
Buruh tani merupakan golongan yang mempunyai posisi paling rendah,
karena buruh tani tidak memiliki lahan sama sekali. Mereka hanya bermodal
tenaga untuk mendapatkan pekerjaan guna memperoleh sesuatu demi
kelangsungan hidupnya. Biasanya mereka hidup dalam keadaan yang miskin.
Buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka tidak
mungkin jatuh lebih rendah lagi Sajogya dan Pudjiwati Sajogya (1990) dalam
(doni; 2012).
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
18
Buruh dalam Pasal 1 angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan memiliki pengertian setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain. Buruh terdiri dari beberapa macam yaitu :
1. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja.
2. Buruh kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak
mempunyai keahlian dibidang tertentu.
3. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu
(misalnya buruh tebang tebu).
4. Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik-pabrik.
5. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan.
6. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di sawah
orang lain.
7. Buruh terampil, buruh yang mempunyai keterampilan di bidang tertentu.
8. Buruh terlatih, buruh yang sudah dilatih untuk keterampilan tertentu (Irmayani;
2011).
F. Kesejahteraan buruh
Kesejahteraan buruh merupakan salah satu unsur pendukung dari unit
produksi yang memegang peran penting dalam menghasilkan suatu produk.
Berbicara tentang produksi tidak akan lepas dari konteks upah dan kebutuhan fisik
minimum buruh. Dalam suatu proses produksi, buruh hanya akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi apabila keadaan fisiknya cukup memadai. Hal itu akan
bisa tercapai apabila upah yang diterimanya dapat memenuhi kebutuhan fisik
minimum.
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
19
Dengan kata lain, membicarakan buruh dalam kaitannya dengan
produktivitas mereka tidak dapat mengabaikan peranan upah dan kebutuhan fisik
minimum. Kesejahteraan buruh kemudian menjadi poin penting ketika kita
membicarakan tentang buruh. Merujuk pada UU ketenagakerjaan No 25 tahun
1997 kesejahteraan buruh meliputi upah, kesejahteraan dan jaminan social tenaga
kerja (Grendi Hendrastomo; 2010).
G. Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1 perbandingan penelitian sebelumnya dengan peneliti
Peneliti /
Tahun
Tujuan Metode Hasil
Dini
Anggraeni
(2015)
Untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan keluarga etani
jamur tiram di Desa
Pegalongan Kecamatan
Patikraja Kabupaten Banyumas
Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode survei. Pengumpulan
data melalui wawancara untuk
memperoleh data kesejahteraan,
populasi berjumlah 10 petani , tekhnik pengambilan sample
menggunakan total sampling
metode analisi data secara analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa petani
jamur tiram di Desa Pegalongan Kecamatan
Patikraja Kabupaten banyumas tergolong
dalam tingkat kesejahteraan keluarga II
(50%) berjumlah 5 petani , tingkat kesejahteraan I (40%) berjumlah 4 petani,
kesejahteraan III (10%) berjumlah 1 petani.
Oki Istiqomah
(2015)
Untuk mengatahui tingkat
kesejahteraan keluarga petani
bunga melati gambir di Desa Penaruban Kecamatan
Bukateja Kabupaten
Purbalingga
Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode survei, pengumpulan
data melalui wawancara untuk memperoleh data kesejahteraan,
poulasi berjumlah 67 petani,
tekhnik pengambilan sample menggunakan total sampling yang
berjumlah 67 petani, metode
analisis data dengan tekhnik
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
pertanian bunga melati gambir di Desa
Penaruban Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga mempu memenuhi kebutuhan
hidup, karena pendapatan rata-rata petani
bunga melati gambir mencapai Rp. 1.109.400,00 perbulan. Petani bunga melati
gambir yang tergolong kesejahteraan tinggi
52 petani (78%) ,kesejahteraan sedang 15
petani (22%).
Intan Iindira
Natalia (2016)
Untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan dan pendidikan anak petani salak pondoh di
Desa Pekandangan
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten banjarnegara
Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode survei. Pengumpulan data menggunakan data kuesioner
atau angket, populasi 47 kepala
keluarga, pengolahan data dilakukan dengan cara skoring.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
kesejahteraan III yaitu berjumlah 32 orang atau 68%, sedangkan yang termasuk dalam
kategori sejahtera II berjumlah 11 orang
atau 23,4 % dan yang termasuk dalam kategori sejahtera III + berjumlah 4 orang
atau 8,5 %.
Bunga sukmawati
(2018)
Untuk mengetahui kesejahteraan buruh tani
kelapa sawit di Desa Tanjung
Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan
Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Pengumpulan
data melalui angket atau kuesioner,
populasi sebanyak 85 keluarga buruh tani yang tidak memiliki
lahan , tekhnik pengambilan sampel
menggunakan total sampling, pengolahan data menggunakan
skoring, metode analisis data
dengan tekhnik deskriptif kualitatif
Hasil penelitian buruh tani kelapa sawit Desa Tanjung Benuang Kecamatan
Pamenang Selatan Kabupaten Merangin
menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan buruh tani menunjukan
kategorimkesejahteraan II yaitu berjumlah
59 orang (69,41%), sedangkan yang masuk dalam kategori sejahtera III berjumlah
sebanyak 26 orang (30,58%).
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018
20
H. Kerangka pikir
Dari landasan teori diatas dapat disusun sebagaimana telah diketahui
berikut adalah kerangka pikir :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Buruh Tani Kelapa Sawit
Desa tanjung benuang
Pendapatan Buruh Tani
Kelapa Sawit
Tingkat kesejahteraan
Tingkat Kesejahteraan Buruh..., Bunga Sukmawati, FKIP, UMP, 2018