14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan 1. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan GTSL adalah suatu protesa yang menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang tetapi tidak semua gigi yang dapat dipasang dan dilepaskan oleh pemakainya tanpa bantuan dokter gigi (Gunadi, 1991:14). GTSL dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengganti gigi dan jaringan pendukung yang telah hilang dengan menggunakan piranti tiruan yang di desain dapat dilepas pasang sendiri oleh penggunanya (Dangkeng Zulkarnain, 2016:1). GTSL merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi (Wahjuni Sri, 2017:76-77). 2. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan GTSL memiliki fungsi sebagai berikut : a. Pemulihan fungsi estetik Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya gigi geligi, perubahan bentuk wajah, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi (Siagian Krista, 2016:5). b. Peningkatan fungsi bicara Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara penderita seperti pasien yang kehilangan gigi depan. Kesulitan bicara dapat timbul meskipun hanya bersifat sementara. Gigi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya pasien mampu kembali mengucapkan kata-kata dengan jelas (Siagian Krista, 2016:5).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

  • Upload
    others

  • View
    43

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

GTSL adalah suatu protesa yang menggantikan satu atau lebih gigi yang

hilang tetapi tidak semua gigi yang dapat dipasang dan dilepaskan oleh

pemakainya tanpa bantuan dokter gigi (Gunadi, 1991:14).

GTSL dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengganti gigi dan jaringan

pendukung yang telah hilang dengan menggunakan piranti tiruan yang di desain

dapat dilepas pasang sendiri oleh penggunanya (Dangkeng Zulkarnain, 2016:1).

GTSL merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya

yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi

(Wahjuni Sri, 2017:76-77).

2. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

GTSL memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Pemulihan fungsi estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya

karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya gigi geligi, perubahan

bentuk wajah, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi (Siagian Krista,

2016:5).

b. Peningkatan fungsi bicara

Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi

suara penderita seperti pasien yang kehilangan gigi depan. Kesulitan bicara dapat

timbul meskipun hanya bersifat sementara. Gigi tiruan dapat meningkatkan dan

memulihkan kemampuan bicara, artinya pasien mampu kembali mengucapkan

kata-kata dengan jelas (Siagian Krista, 2016:5).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

5

c. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan

Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya

mengalami perubahan. Kehilangan beberapa gigi di kedua rahang pada sisi yang

sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi asli pada

sisi lainnya, sehingga tekanan kunyah akan dipikul oleh satu sisi atau sebagian

saja. Setelah pasien memakai protesa, terjadi perbaikan karena tekanan kunyah

dapat disalurkan lebih merata keseluruh bagian jaringan pendukung (Siagian

Krista, 2016:5).

d. Mempertahankan jaringan mulut

Pasien yang menggunakan gigi tiruan dapat mencerna makanan dengan

baik, menjaga gigi yang masih ada dan mencegah resorpsi tulang alveolar

(Siagian Krista, 2016:5).

e. Pencegahan migrasi gigi

Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak

memasuki ruangan yang kosong. Migrasi ini menyebabkan renggangnya gigi-gigi

sehingga menimbulkan plak pada interdental dan menyebabkan peradangan

periodontal. Bila pasien menggunakan gigi tiruan, migrasi dan overeruption gigi

antagonis akan dapat diatasi (Siagian Krista, 2016:6).

3. Macam-Macam Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Terdapat tiga jenis gigi tiruan sebagian lepasan yang dibedakan menurut

bahan basis gigi tiruannya, yaitu :

a. Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam

Kobalt kromium merupakan bahan untuk pembuatan gigi tiruan berbasis

logam. Basis gigi tiruan logam ini diperkenalkan oleh E. Haynes pada tahun 1907,

tetapi baru populer setelah tahun 1937 karena cukup tipis, harga cukup murah,

tahan terhadap noda atau korosi, dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi.

Kekurangan GTSL kerangka logam adalah tidak bisa digunakan pada

pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap nikel dan kesulitan dalam

penyesuaian (Dangkeng Zulkarnain, 2016:10-1).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

6

b. Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik

Polymethyl methacrylate (PMMA) atau yang biasa disebut akrilik

merupakan bahan pembuat basis gigi tiruan lepasan yang paling banyak

digunakan saat ini. PMMA diperkenalkan oleh Rohm & Hass pada tahun 1936

dalam bentuk sediaan lembaran dan Nemours pada tahun 1937 dalam bentuk

sediaan bubuk.

Pada tahun 1937 Dr. Walter Wright memperkenalkan PMMA sebagai

bahan pembuatan basis gigi tiruan dan menjadi polimer yang paling banyak

digunakan 10 tahun kemudian. Bahan ini dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan cara

aktivasinya yaitu Heat-activited PMMA atau akrilik heat curing dan Chemical

activated PMMA atau akrilik self curing (Dangkeng Zulkarnain, 2016:10-11).

c. Gigi tiruan sebagian lepasan flexi

Gigi tiruan sebagian lepasan flexi merupakan gigi tiruan dengan basis yang

biokompatibel. Bahan ini memiliki sifat fisik bebas monomer sehingga tidak

menimbulkan reaksi alergi dan tidak ada unsur logam yang dapat mempengaruhi

estetika (Soesetijo Ady, 2016:59).

B. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Flexi

Gigi tiruan sebagian lepasan flexi merupakan basis gigi tiruan yang terbuat

dari bahan thermoplastic, cengkram menyatu dengan basis gigi tiruan serta warna

yang menyerupai jaringan mulut (Gilang, 2010:88). Gigi tiruan sebagian lepasan

flexi memiliki derajat fleksibelitas yang sangat baik, dapat dibuat lebih tipis sesuai

rekomendasi, ringan dan tidak mudah patah. Desain gigi tiruan ini sangat simpel

tanpa menggunakan cengkram kawat atau logam sebagai retensinya (Soesetijo

Ady, 2016:59).

Retainer diperoleh dari perluasan basis nilon termoplastik kearah gigi

penyangga berupa resin clasp, sehingga secara estetika menyenangkan bagi

pasien. Retensi GTSL flexi juga diperoleh dari perluasan basis pada daerah

undercut gigi penyangga atau memanfaatkan undercut pada alveolar ridge

(Soesetijo Ady, 2016:59-60).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

7

1. Indikasi Dan Kontra Indikasi GTSL Flexi

GTSL flexi relatif lebih murah dibandingkan GTSL kerangka logam,

restorasi cekat dan implant, sehingga secara ekonomis lebih efisien. Nilai estetik

baik, ringan dan nyaman dipakai, sehingga merupakan pilihan ideal sebagai basis

protesa. Pada pasien yang memiliki sensitivitas terhadap bahan akrilik dan logam,

maka GTSL flexi merupakan alternatif yang tepat. Pada kasus mahkota klinis

yang tinggi, ada undercut, dan eksostosis ekstrim atau pertumbuhan tulang jinak

yang menyulitkan insersi akrilik atau logam, maka gigi tiruan flexi menjadi

pilihan yang sesuai (Soesetijo Ady, 2016:60).

Kontra indikasi dari GTSL flexi adalah pada pasien yang tidak kooperatif

dan memiliki oral hygiene (OH) yang buruk. Pada kasus dimana gigi asli yang

tersisa memiliki mahkota klinis pendek, jarak antara oklusal kurang dari 4mm,

deep bite lebih dari 4mm, dan kasus berujung bebas yang disertai penyusutan

ridge serta bentuk ridge yang tajam juga merupakan kontra indikasi (Soesetijo

Ady, 2016:61).

2. Komponen GTSL Flexi

Komponen GTSL flexi adalah sebagai berikut :

a. Basis gigi tiruan

Basis atau plat protesa adalah salah satu komponen dari gigi tiruan

sebagian lepasan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum, labial, bukal

dan lingual. Plat dasar gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan yang

berkontak dengan mukosa mulut, tepat menempel dan mendukung anasir gigi

tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung yang memberi retensi

dan stabilisasi pada gigi tiruan (Sari Mesyia, 2014:4).

Basis gigi tiruan flexi adalah basis gigi tiruan yang bebas monomer,

bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi alternatif

bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel atau kobalt

(Said Siska, 2015:23).

b. Elemen gigi tiruan

Elemen gigi tiruan merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang

berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Elemen gigi tiruan memerlukan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

8

retensi mekanik untuk dapat menyatu dengan plat flexible denture. Secara

laboratories diperlukan pengeburan pada elemen gigi tiruan berupa retentive hole,

yaitu lubang-lubang retensi pada bagian lingual/palatal (Soesetijo Ady, 2016:62).

c. Cengkram

Macam-macam jenis cengkram pada flexi denture:

1) Clasp standar atau clasp utama

Desain clasp ini dibuat besar dan tebal, penempatan cengkram sangat

penting untuk menambah retensi dan stabilisasi serta tidak perlu menutup seluruh

permukaan gigi pejangkaran (Kaplan, 2008:5).

Gambar 2.1 Cengkram Bulky

(Sumber : Kaplan, 2008:5)

2) Clasp circumferential

Clasp Circumferential mengelilingi gigi yang berdiri sendiri.

Gambar 2.2 Clasp Circumferential

(Sumber : Kaplan, 2008:5)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

9

3) Clasp continuous circumferential

Clasp Circumferential melibatkan semua permukaan gigi yang masih ada

pada gigi abutment molar.

Gambar 2.3 Clasp Continuous Circumferential

(Sumber : Kaplan, 2008:5)

4) Clasp kombinasi

Clasp ini merupakan kombinasi dari clasp circumferential dan clasp

conventional. Komponennya adalah rest-seat yang memberikan stabilitas dan

kekuatan pada gigi tiruan sebagian lepasan fleksibel dengan menghubungkan

komponen palatal (lingual) ke buccal.

Gambar 2.4 Clasp kombinasi

(Sumber : Kaplan, 2008:6)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

10

3. Jenis Bahan Gigi Tiruan Flexi

Jenis-jenis bahan gigi tiruan flexi adalah sebagai berikut :

a. Nilon termoplastik

Nilon termoplastik diperkenalkan oleh Arpas F. Nagy dan Tibor F. Nagy

pada tahun 1950-an. Sejak saat itu masyarakat tertarik pada bahan-bahan gigi

termoplastik yang terbuat dari bahan nilon yang tersedia dalam varian warna pink

dan bening (Septiawan Dodi, 2018:17).

Nilon thermoplastik disuntikkan kedalam mould space pada suhu 274 -

293º C. Adanya bahan nilon untuk pembuatan gigi tiruan flexi dapat menjadi

alternatif selain gigi tiruan logam maupun akrilik (Nandal S, 2013:140).

Nilon termoplastik adalah poliamida, merupakan polimer yang terdiri dari

monomer amida yang tergabung dalam ikatan peptida. Poliamida dapat terbentuk

secara alami ataupun sintetis. Poliamida sintetis dapat dibuat melalui polimerisasi

atau fasa padat yang menghasilkan bahan nilon. Umumnya digunakan pada

tekstil, otomotif, karpet dan pakaian olah raga karena daya tahan yang tinggi

(Nandal S, 2013:140).

b. Asetal termoplastik

Asetal termoplastik memiliki karakter yang sangat kuat, tahan aus dan

patah serta cukup flexible sehingga ideal digunakan sebagai cengkram pada gigi

tiruan sebagian lepasan (Nandal S, 2013:141).

c. Polikarbonat termoplastik

Polikarbonat sangat kuat, tahan patah dan cukup flexible, memiliki sifat

tembus pandang yang alami serta menghasilkan estetika yang sangat baik.

Polikarbonat tidak cocok digunakan untuk gigi tiruan lengkap lepasan atau

sebagian lepasan tetapi ideal untuk mahkota dan jembatan sementara (Nandal S,

2013:141).

d. Termoplastik akrilik

Termoplastik akrilik atau sering disebut thermosens adalah campuran

khusus dari polimer yang merupakan tingkatan tertinggi dari resin akrilik dan

tidak retak bila jatuh sehingga sangat populer untuk perawatan bruxism.

Termoplastik akrilik tersedia dalam warna gigi dan gingival, tembus cahaya dan

memberikan estetika yang sangat baik (Nandal S, 2013:141).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

11

C. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Flexi dengan Bahan Thermosen

Thermosens adalah bahan baru untuk pembuatan gigi tiruan yang memiliki

fleksibelitas yang dapat dikontrol dan mengalami shringkage yang sangat kecil di

bandingkan akrilik. Bahan akrilik mengalami shrinkage sebesar 8%, sedangkan

Thermosens hanya mengalami shrinkage kurang dari 1%.

Thermosens merupakan bahan jenis polyamide yang lebih unggul,

memiliki tingkat kekuatan dan kenyamanan yang baik, tingkat biokompatibel baik

karena tidak menggunakan cairan kimia saat pembuatan hingga proses finishing.

Thermosens merupakan bahan basis yang memiliki struktur kimia dasar berupa

polyamide. Polyamid diproduksi melalui reaksi kondensasi antara diamine NH2-

(CH2)6-NH2 dan asam adipat CO2H-(CH2)4-COOH. Thermosens mempunyai

kepadatan yang tinggi dan cairan tidak dapat berpenetrasi sehingga meminimalkan

perubahan warna yang sering terjadi pada gigi tiruan akrilik (Dangkeng

Zulkarnain, 2016:18-19).

1. Desain

Desain gigi tiruan ini sangat simpel tanpa menggunakan retainer berupa

cengkram kawat atau logam sebagai retensinya. Retainernya adalah perluasan

basis ke arah gigi penyangga berupa resin clasp sehingga secara estetika

menyenangkan bagi pasien (Soesetijo Ady, 2016:60).

Dalam pembuatan desain perlu memperhatikan empat tahap yaitu

menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (saddle), menentukan

macam dukungan dari setiap saddle, menentukan macam penahan, dan konektor

(Gunadi, 1995:309).

2. Retensi dan Stabilisasi

Retensi diperoleh dari perluasan basis kearah gigi penyangga sebagai

cengkram atau resin clasp. Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan melawan

gaya-gaya pemindah yang cenderung memindahkan protesa kearah oklusal.

Stabilisasi gigi tiruan flexi diperoleh dari sifat bahan yang fleksibel sehingga

mudah menyesuaikan pada permukaan mukosa. Stabilisasi merupakan gaya untuk

melawan pergerakan gigi tiruan kearah horizontal. (Soesetijo Ady, 2016:61).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

12

3. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan bahan thermosens adalah sebagai berikut:

a. Memiliki estetik dan kenyamanan yang baik.

Tingkat estetik dan kenyamanan bahan thermosens lebih baik

dibandingkan dengan bahan basis gigi tiruan lainnya. Thermosens dapat dibuat

lebih tipis, pas dan nyaman digunakan oleh pasien (Dangkeng Zulkarnain,

2016:19). Kelebihan ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pembuatan snap-

on smile menggunakan bahan thermosens. Snap-on smile adalah sebuah restorasi

gigi tanpa mengubah bentuk gigi atau bisa disebut tanpa preparasi gigi asli. Snap-

on smile dibuat sangat tipis dan sangat kuat (Wulandari Gading, 2018:5).

b. Memiliki kekuatan yang lebih dari bahan akrilik.

Basis thermoplastik akan meredam benturan yang terjadi untuk

menghindari patahnya basis gigi tiruan. Kekuatan thermoplastik lebih baik

dibandingkan akrilik juga dapat dibuktikan dari laporan kasus seorang pasien

wanita berusia 73 tahun yang mengalami keluhan utama kesulitan dalam

pengunyahan karena gigi tiruannya fraktur. Dokter menyarankan untuk

melakukan pembuatan gigi tiruan dengan bahan thermosens. Setelah perawatan

selesai dan pasien rutin melakukan pemeriksaan berkala selama 1 bulan, 3 bulan,

dan 6 bulan, tidak terjadi fraktur pada gigi tiruan thermosens yang telah digunakan

(Sumarsongko dan Sari, 2018:8-11).

c. Sistem pewarnaan yang lebih baik.

Pencampuran warna pada thermosens dilakukan pada setiap beads (biji

thermosens) sehingga distribusi warna lebih merata dan konsisten serta mencegah

kekeliruan pewarnaan (Dangkeng Zulkarnain, 2016:19).

d. Biokompatibel.

Selama penggunaan thermosens hingga proses finishing tidak ada cairan

kimia yang ditambahkan ataupun di gunakan, sehingga dapat menjadi alternatif

bagi pasien yang alergi terhadap cairan kimia ataupun resin akrilik. Thermosens

bebas monomer dan sangat cocok untuk pasien yang tidak mau atau tidak dapat

menerima gigi palsu yang terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan reaksi

alergi atau masalah sensitivitas lainnya (Dangkeng Zulkarnain 2016:19).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

13

e. Volume shrinkage yang rendah.

Tidak seperti gigi tiruan berbahan akrilik yang mengalami shrinkage

sebesar 8%, thermosens hanya mengalami shrinkage sebesar <1%. Gigi tiruan

akan memiliki tingkat presisi yang sangat baik dalam mulut.

f. Non-absorbable.

Bahan thermosens mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi sehingga

cairan dan partikel sisa makanan tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan ini. Hal

ini akan meminimalkan perubahan warna, bahkan pada pasien yang memiliki

kebiasaan minum kopi, perokok atau penikmat minuman asam.

Kekurangan dari bahan thermosens adalah:

a. Gigi artificial akrilik melekat secara mekanis sehingga ada

kemungkinan akan lepas dari basis gigi tiruan.

b. Gigi tiruan flexible akan gagal digunakan jika tidak diinsersi secara

adekuat. Teknik insersi dan penyesuaian bahan thermosens berbeda

dengan bahan pada umumnya sehingga dibutuhkan pengetahuan

tambahan.

c. Dibutuhkan alat yang berbeda dalam pembuatan gigi tiruan flexible

sehingga biayanya relatif lebih besar.

d. Gigi tiruan flexi tidak dapat memberikan sensasi panas dan dingin

(Dangkeng Zulkarnain, 2016:19-20).

4. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Thermosens

Prosedur dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan thermosens adalah

sebagai berikut :

a. Persiapan model kerja

Model kerja dibersihkan dari nodul dan sisa bahan cetak untuk

memperlancar proses pembuatan gigi tiruan.

b. Pemasangan model pada artikulator

Rahang atas dan rahang bawah dipasang pada artikulator yang mewakili

sendi rahang dan bagian-bagiannya (Gunadi, 1995:273)

c. Survey

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

14

Survey merupakan prosedur penentuan letak undercut dan garis luar

(outline) dari kontur terbesar gigi dan jaringan sekitarnya pada model kerja.

Tujuannya untuk menunjukkan daerah undercut yang menguntungkan dan tidak

menguntungkan, serta membantu menentukan desain gigi tiruan (Septian Dodi,

2018:19).

d. Block out

Block out adalah proses penutupan undercut yang tidak menguntungkan

menggunakan gips agar tidak menghalangi pemasangan serta pelepasan gigi tiruan

saat digunakan pasien.

e. Desain

Proses menentukan bentuk basis gigi tiruan dan cengkram berupa gambar

pada model kerja. Dalam pembuatan desain perlu memperhatikan empat tahap

yaitu menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (saddle),

menentukan macam dukungan dari setiap sadel, menentukan macam penahan, dan

konektor (Gunadi, 1995:309).

f. Penyusunan elemen gigi

Penyusunan elemen gigi adalah proses yang paling penting untuk

menentukan faktor estetik. Elemen gigi tiruan dipasang dengan cara memberi

lubang pada bagian mesial, distal dan dasar sebagai retensi mekanik yang

berdiameter 0,9-1,3 mm berbentuk seperti koneksi T (Singh dan Gupta,

2012:304).

Gambar 2.5 Pemberian retensi pada gigi

(Sumber: Singh dan Gupta, 2012:304 )

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

15

g. Flasking

Flasking adalah proses penanaman model pola malam dan elemen gigi

tiruan pada kuvet untuk mendapatkan mould space. Flasking menggunakan

metode pulling the cast (Singh dan Gupta, 2012:304).

h. Pemasangan sprue

Pemasangan sprue dilakukan sebelum bahan tanam pada kuvet atas diisi

untuk mengalirkan bahan thermosens ke dalam mould space pada cuvet. Sprue

menggunakan diameter 6-8 mm (Alkhinani Ghazwan, 2014:29).

i. Boiling out

Boiling out adalah proses pembuangan pola malam dengan cara

memasukkan kuvet kedalam panci yang berisi air mendidih 70ºC selama 3-5

menit. Setelah wax bersih olesi mould space dengan separator ThermoFlow

(Singh dan Gupta, 2012:304).

j. Injection

Injection merupakan proses memasukkan bahan thermosens cair kedalam

mould space. Caranya cairkan beads atau biji thermosens pada catridge terlebih

dahulu dengan menghidupkan mesin catridge furnace, masukkan catridge ke

dalam mesin catridge furnace dengan suhu 290ºC selama 18 menit. Tunggu

hingga thermosens mencair, letakkan cuvet ke dalam mesin injection system,

setelah siap bahan thermosens diinjeksikan dengan tekanan 6,5 bar. Kemudian

tunggu selama 1 menit, keluarkan kuvet dari mesin injection system dan biarkan

dingin (Singh dan Gupta, 2012:304).

Gambar 2.6 Injection

(Sumber: Singh dan Gupta, 2012:304)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

16

k. Deflasking

Deflasking adalah proses melepaskan gigi tiruan 15-20 menit setelah

proses injection (Singh dan Gupta, 2012:304).

l. Pemotongan sprue

Setelah protesa lepas dari bahan tanam, potong saluran injeksi dengan

diamond disc (Singh dan Gupta, 2012:304).

m. Finishing

Finishing adalah proses menghaluskan gigi tiruan yang telah dilepaskan

dari kuvet setelah dilakukan pemotongan sprue. Finishing dilakukan

menggunakan Thermo Silicon Polisher (Singh dan Gupta, 2012:304).

n. Polishing

Polishing adalah proses mengkilapkan gigi tiruan dan siap dipasangkan

pada pasien. Proses polishing menggunakan thermogloss dan sikat pemoles serat

mikro (Singh dan Gupta, 2012:304).

D. Ruang Gigitan Yang Sempit

Hubungan rahang atas dan rahang bawah merupakan hal yang sangat

penting dalam pembuatan gigi tiruan. Free way space atau jarak interoklusal

adalah jarak diantara permukaan oklusal gigi-gigi rahang atas dan bawah ketika

mandibula dalam keadaan posisi istirahat (Karolina Yunita;dkk,2014:229).

Idealnya jarak interoklusal pada posisi istirahat sekitar 2-4mm (Amiruddin

Maqhfirah; dkk,2019:28).

Kehilangan gigi menyebabkan migrasi dan rotasi gigi. Hilangnya

kesinambungan lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring atau

berputarnya gigi. Gigi tidak menempati posisi yang normal untuk menerima

beban pada saat pengunyahan dan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal

(Siagian Krista,2016:3).

Pergerakan vertikal gigi ada dua jenis yaitu pergerakan intrusi dan

ekstrusi. Intrusi merupakan pergerakan gigi ke dalam alveolus. Ekstrusi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/132/3/6. BAB II.pdf · bersifat hypoallergenic atau tidak menyebabkan alergi sehingga menjadi

17

merupakan pergerakan gigi yang keluar dari alveolus dimana akar mengikuti

mahkota (Sya’bani Dini,2018:8-9).

Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis, maka akan terjadi erupsi berlebih

(overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan

tulang alveolar. Bila erupsi berlebih terjadi disertai pertumbuhan tuang alveolar

berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika suatu saat penderita ingin

dibuatkan gigi tiruan. Bila erupsi berlebih terjadi tanpa perubahan tulang alveolar,

maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai

ekstrusi (Siagian Krista,2016:3).

Penyebab paling umum pada kasus ekstrusi gigi posterior rahang atas

adalah hilangnya gigi antagonis dalam jangka waktu yang lama, sehingga ruang

tak bergigi mengecil dan dipenuhi oleh gigi antagonis yang menyebabkan ruang

gigitan menjadi sempit (Suminy Dewi : 3).

Gambar 2.7 Pergerakan vertikal ekstrusi

(Sumber: Sya’bani Dini,2018:9)

Gambar 2.8 Pergerakan ekstrusi pada gigi posterior

(Sumber: Sya’bani Dini,2018:9)