Upload
lamphuc
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu. Status gizi dapat pula diatikan sebagai gambaran kondisi fisik
seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang masuk dan
yang dikeluarkan oleh tubuh.19
Status gizi adalah keadaan kesehatan yang
berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, status gizi
normal, dan status gizi lebih .20
2. Prinsip Gizi Pada Remaja
Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi, sehingga
mempengaruhi komposisi tubuh, perubahan itu berlangsung sangat cepat
baik pertumbuhan tinggi maupun berat badanya. Remaja sering merasa
lapare dan sering juga tidak memikirkan jenis makanan yang mereka
makan asalkan mengenyangkan.19
Rentang usia pertumbuhan remaja biasanya yaitu:
a. Anak laki-laki usia 10-13 tahun
b. Anak prempuan usia 9-15 tahun
Rentang usia di atas tidak selalu sama pada masing-masing
individu, ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat
bergantung pada kecepatan aktivitas hormonal mereka. Semakin cepat
pertumbuhan dapat mempengaruhi aktivitas fisik mereka sehingga jiga
berpengaruh pada asupan gizi yang mereka butuhkan. Untuk itu status gizi
remaja harus dinilai secara perorangan, baik secara klinis, antropometri,
maupun secara psikososial.20
http://repository.unimus.ac.id
8
3. Gangguan Gizi pada Remaja
Ada tiga alasan mengapa remaja dikatagorikan rentan terhadap
masalah gizi. Pertama percepatan pertumbuhan dan perkembangan
memerlukan energi lebih banyak. Kedua perubahan gaya hidup dan
kebiasaan makan menurut penyesuaian masukan energi dan zat gizi.
Berbagai faktor yang memicu terjadinya gangguan gizi pada usia remaja
antara lain:19
a. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan
makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil dan
akan terus terjadi pada usia remaja.21
b. Pemahaman gizi yang keliru di tubuh yang langsing sering menjadi
Hidangan bagi para remaja terutama wanita remaja. Hal itu sering
menjadi penyebab masalah, karena untuk melihara kelangsingan tubuh
mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru,
sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi.21
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makan tertentu
Kesukaan yang berlebihan pada makanan tertentu saja
menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu
biasanya terkait dengan “ mode” yang tengah marak dikalangan
remaja. Kebiasaan itu kemudian menjalar ke remaja-remaja di berbagai
negara lain termasuk Indonesia 19
d. Promosi yang berlebihan melalui media masa
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada
hal-hal baru, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan
untuk mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat
mempengaruhi remaja.21
Masuknya produk–produk makanan baru yang berasal dari negara
lain secara bebas mempengaruhi kebiasaan makan para remaja. Jenis–
jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara barat
disebut hot dog, pizza, hamburger, fried chiken. Berbagai jenis
http://repository.unimus.ac.id
9
makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap sebagai lambang
kehidupan modern oleh remaja pada berbagai jenis fast food itu
mengandung kadar lemak jenuh dan kolestrol yang tinggi disamping
kadar garam dimana zat–zat gizi itu memicu terjadinya berbagai
penyakit kardiovaskuler pada usia muda.19
4. Standar Status Gizi
a. Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total
asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung
tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong
untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja makanan
merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
perkembagan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh
tergangu.21
b. Gizi Kurang
Prevalensi IMT kurang atau kurus berkisar antara 30%-40%.
Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan
pada remaja wanita. Karena ada motto bahwa kurus itu indah, bagi
remaja wanita maka remaja wanita sering melakukan diet tanpa
pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat penting tidak
dapat dipenuhi. Pada hal masa remaja merupakan masa rawan gizi,
karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya.21
Kurang energi protein ini mempengaruhi produksinya keja dan
kualitas sesseorang untuk mengatasi masalah ini dianjurkan bertahap
diberikan makan yinggi energi, tinggi protein sesui kebutuhan gizinya
untuk menambah berat badan secara bertahap.22
c. Gizi Lebih
Penderita gizi lebih bayak ditemukan pada remaja dan eksekutif
muda di perkotaan karena konsumsi makanan berlebihan, kurang
http://repository.unimus.ac.id
10
aktivitas fisik dan berolahraga selain itu penampilan penderita gizi lebih
juga kurang menrik, gerkan tidaj lincah dan cenderung lambat.22
Umumnya penyebab gizi lebih adalah ketidak seimbangan antara
energi yang masuk dengan energi yang keluar dan akibatnya timbul
energi dalam tubuh ni akan berubah menjadi lemak.21
5. Pengukuran Status Gizi
Penilaian satatus gizi Penilaian status gizi dengan pengukuran
langsung berupa: antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik, dan
pengukuran tidak langsung berupa surveikonsumsi, statistik vital, dan
faktor ekologi.23
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia,
ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropomerti gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.23
1). Berat badan
Berat badan dijadikan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain: pengukuran atau standar yang paling
baik, kemudahan dalam melihat perubahan dan dalam waktu yang
relatif singkat yang disebabkan perubahan kesehatan dan pola
konsumsi, dapat mengecek status gizi saat ini dan bila dilakukan
secara berkala dapat memberikan gambaran pertumbuhan. Alat
yang digunakan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
mudah dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain dan mudah
digunakan, harganya relatif murah dan mudah diperoleh, skalanya
mudah dibaca dan ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg .23
2). Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi
keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang. Selain itu, faktor
umur dapat dikesampingkan dengan menghubungkan berat badan
terhadap tinggi badan (Quac stick). Pengukuran tinggi badan dapat
http://repository.unimus.ac.id
11
dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tinggi mikrotoa
(microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm .22
b. Indikator Antropometri
Indikator antropomerti adalah pengukuran dari beberapa
parameter. Indikator antropometri bisa merupakan rasio satu
pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur.24
Indikator antropometri yang sering
digunakan yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan
Umur (TB/U), dan Berat Badan Menurut Tinngi Badan (BB/TB).
Perbedaan pengunaan indikator tersebut akan memberikan gambaran
prevalensi status gizi yang beda.25
Berikut penjelasan dari indikator
antropometri tersebut:
1) Indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah
gizi yang sifatnya kronis atau pun berat badan berkorelasi positif
dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata itu berat badan yang
rendah dapat disebabkan karena anknya pendek kronis atau karena
diare, penyakit infeksi lainya akut.26
Indikator BB/U ini memiliki kekurangan yaitu sesitif
terhadap perubahan kecil, kadang umur secara akurat sulit didapat,
indilator status gizi kurang saat sedang. Sedangkan kelebihaanya
yaitu growth monitoring, pengukuran yang berulang dapat
mendekati grwoth pailure karena indikasi atau KEP.24
2) Indikator Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama,
misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh atau
pemberian makan yang kurang baik dari sejak lahir yang
mengakibatkan anak menjadi pendek. 26
http://repository.unimus.ac.id
12
Indikator TB/U memiliki kekurangan kadang umur secara
akurat sulit didapat. Sedangkan kelebihan indikator ini dapat
dijadikan indikator status gizi masa lalu dan indikator sejahtera
serta kemakmuran suatu bangsa .24
3) Indikator Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indikator BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya akurat sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam
waktu yang tidak lama (singkat), misalnya terjdi wabah penyakit
dan kekurangan makanan (kelaparan) yang mengakibatkan anak
menjdi kurus. Disamping itu indikasi masalah kekurusan, indikator
ini dapat juga memberikan indikasi kegemukan.26
Indikator BB/U merupakan indikator status gizi saat ini,
indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui proposi badan
(gemuk,normal,kurus) dan kelebihan umur tidak diketahui.24
c. IMT (Indeks Massa Tubuh)
Status gizi remaja dapat ditentukan beberapa, cara salah satunya
menghitung indeks masa tubuh (IMT), untuk remaja pengukuran IMT
diperoleh berdasarkan perhitungan berat badan kg dibagi dengan tinggi
badan m kuadrat, sehingga diperoleh satuan untuk IMT adalah kg/m².27
Salah satu pengukuran antropometri yang digunakan untuk
mengetahui keadaan gizi orang dewasa adalah dengan menghitung
indeks massa tubuh (IMT) seseorang diperoleh dengan :
IMT
Keterangan :
IMT = Indeks Masa Tubuh
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi
berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara
http://repository.unimus.ac.id
13
berkembang. Akhirnya diambil kesimpulan ambang batas IMT untuk
Indonesia.
Dalam penelitian ini pengukuran status gizi remaja
menggunakan IMT menurut umur. Pengukuran IMT menurut umur
digunakan untuk menentukan status anak usia 5-18 tahun. Data yang
diperlukan adalah berat badan, tinggi badan serta umur.
Cara menghitung Z score :
Nilai simpang baku rujukan disini maksudnya adalah selisih
kasus standar +1 SD atau -1 SD
Tabel 2.1 Kategori Status Gizi Usia 5-18 tahun
Nilai Z-skor Klasifikasi
Z-skor ≥ +2SD Obesitas
+1 ≤ Z-skor < +2 Gemuk
-2 ≤ Z-skor < +1 Normal
-3 ≤ Z-skor < -2 Kurus
Z-skor < -3 Sangat Kurus
Sumber : 28
6. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi
a. Faktor Keturunan (Genetik)
Faktor keturunan juga berperan dalam mempengaruhi status
gizi remaja. remaja yang mempunyai orang tua gemuk, maka
kemungkinan remaja tersebut juga bisa mengalami kegemukan
(obesitas). Ataupun sebaliknya, bila orang tua kurus, maka remaja
tersebut juga mengalami hal sama.29
Faktor genetik adalah merupakan model dasar pencairan hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkunagn secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.30
Hasil penelitian menunjukan bahwa Genetik memainkan
peranan penting dalam status gizi dari segi psikologi dan kadar
metabolik badan. Setiap orang mempunyai pola makanan tersendiri
http://repository.unimus.ac.id
14
disebabkan cara hidup dan faktor lingkungan tersendiri. Faktor
genetik tidak menunjukkan perubahan status gizi yang drastik 29
b. Faktor Gaya Hidup (Life Style)
Banyaknya tayangan media massa tentang berbagai makana
cepat saji, dapat memicu remaja untuk mengikuti gaya hidup tersebut.
Yang saat ini lagi trend adalah fast food. Padahal dinegara maju, fast
food sudah mulai ditinggalkan dan beralih kedalam (back to nature).
Akibat konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya obesitas.31
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan dan latihan
fisik yang teratur meningkatkan massa otot dan mengurangkan massa
lemak tubuh. Kekurangan latihan fisik menyebabkan kurangnya massa
otot dan meningkatnya seperti menonton tv. Bagi orang obes, kegiatan
fisik meningkatkan pengeluaran tenaga lebih dari food intake, dan
mengakibatkan penurunan berat badan yang jelas. konklusinya,
aktivitas fisik adalah cara efektif untuk mengurangkan simpanan
lemak 29
c. Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan tak salah pentingnya terhadap perilaku
remaja. kebiasaan ikut-ikutan dengan teman sekelompoknya atau
teman sebayanya merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi
pada remaja. Bila biasanya remaja buruk seperti minum-minuman
beralkohol, merokok, begadang tiap malam sangatlah mempengaruhi
keadaan gizi remaja tersebut, kebiasan minum-minuman alkohol dapat
menimbulkan ganguan pada hati, kebiasaan merokok dapat
menimbulkan ISPA kronis bukan TB paru atau pun kanker paru,
kebiasaan begadang tiap malam dapat menyakibatkan daya tahan
tubuh menjadi menurun sehingga mudah terkena infeksi.31
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lingkungan
memainkan peranan dalam peningkatan obesitas di negara
perindustrian kerana terdapat banyak makanan yang mengandungi
http://repository.unimus.ac.id
15
lemak yang tinggi dan cara hidup moden dan senang. Cara hidup ini
menyebabkan aktivitas fizikal masyarakat menurun.29
d. Umur Dan Jenis Kelamin
Umur adalah masa hidup responden dalam tahun dengan
pembulatan kebawah atau umur pada waktu ulang tahun terakhir.32
Umur mempunyai peran penting pemilihan makanan pada remaja,
sedangkan saat dewasan seseorang mulai mempunyai kontrol terhadap
makanan apa saja yang mereka mau makan.33
Jenis kalamin
menetukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena
pertumbuhan dan perkembangan individu sangat berdeda antara laki-
laki dan perempuan, dalam kelurga biasanya remaja laki-laki
mendapat prioritas yang tinggi dalam distribusi makan dari pada
remaja prempuan.34
Keadaan gizi remaja prempuan lebih baik dibandingkan laki-
laki. Perbedaan prevalensi antara jenis kelamin belum bisa dijelaskan
dengan pasti, apakan faktor genetik atau perbedaan dalam hal
perawatan dalam pemberi asupan makanan dan kebiasaan diet serta
kebiasaan sarapan .8
e. Pendidikan
Pendidikan orang tua mempengaruhi status gizi remaja.
semakin tinggi pendidikan orang tua cenderung mempunyai remaja
dengan status gizi yang baik dalam memperoleh asupan makan,
kebiasaan makan. Tinggkat pendidikan biasanya sejalan dengan
pengetahuan, semakin tinggi pengetahun gizi samakin baik dalam hal
pemilihan bahan makanan.8
Menunjukan ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan remaja dengan status gizi .32
Juga
menunjukan adanya hubungan antara penegtahuan remaja dengan
status gizi. pengetahuan gizi sebaiknya diberikan sejak dini sehingga
dapat meberikan kesan yang mendalam dan dapat menurunkan remaja
dalam memilih makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
http://repository.unimus.ac.id
16
f. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangan, seorang yang gemuk mengunakan lebih
banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan dari pada seorang
yang kurus, karena orang yang gemuk membutuhkan usaha yang lebih
besar untuk mengerakan berat badan tambahan dan kebiasan diet.33
Dalam prinsip gizi seimbang, aktivitas fisik diperlukan remaja untuk
menjaga berat badan yang ideal dan kebugaran tubuh serta konsep
diri.35
g. Asupan
Asupan makan yang tidak memadai dan penyakit infeksi
merupakan penyebab langsung terjadi masalah gizi kurang .36
h. Infeksi
Status gizi didapatkan hasil yang tidak signifikan tidak
mempengaruhi status gizi remaja, dapat menimbulkan remaja
kekurangan makan dan akhirnya berat badan menurun dan akhirnya
status gizi menjadi kurang bahkan bisa menjadi buruk. Kemungkinan
lain tidak ada hubungan antara infeksi dengan status gizi,
mengkonsumsi makan secara baik.36
i. Faktor eksternal 19
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi
kelurga, yang berhubungan tentang status gizi.
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi
yang baik.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya, bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhasap kehidupan keluarga.
http://repository.unimus.ac.id
17
4) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku
dan kebiasaan.
j. Faktor internal ( life style)
1). Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang
dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak dan remaja
2). Kondisi fisik
Seseorang yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pengan khusus karena status
kesehatan mereka yang buruk. Anak dan remaja periode hidup ini
kebutuhan zat digunakan untuk pertubuhan cepat.
3). Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan
atau menimbulkan kesulitan manelan dan mencerna makanan.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhannya Zat Gizi Usia Remaja
a. Penyakit dan kelainan bawaan sejak lahir (genetik).
b. Penyalahgunaan obat-obatan, kecenderungan alkohol, dan rokok,
hubungan seksual terlalu dini.
c. Konsumsi makanan seperti tablet fe atau makanan mengandung zat
besi (defisiensi Fe).
d. Ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran.
e. Kemampuan daya beli keluarga.
f. Pengetahuan tentang gizi.
g. Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan
anak dalam pemberian makanan.
h. Pekerjaan atau aktivitas fisik
i. Lingkungan
j. Pengobatan
k. Depresi,stress dan kondisi mental21
http://repository.unimus.ac.id
18
8. Hubungan Kebiasaan Sarapan Dengan Status Gizi
Hasil penelitian di Bogor menujukkan bahwa sarapan yang sehat
bisa mengurangi rasa lapar sepanjang hari dan akan membantu seseorang
untuk membuat pilihan yang baik untuk makan siang selanjutnya. Hal
yang perlu dicatat bahwa sebagian besar studi yang mengatakan manfaat
sarapan pagi untuk menurunkan berat badan, adalah sarapan sehat yang
mengandung protein atau biji-bijian sebagai makanan sehat untuk diet,
bukan makanan yang sarat dengan lemak dan kalori. Banyak penelitian
yang juga menunjukkan bahwa ketika mengkonsumsi sarapan sereal setiap
hari, merupakan pola hidup sehat keseluruhan, yang berperan dalam
menjaga berat badan yang sehat.37
9. Hubungan Diet Dengan Status Gizi
Hasil penelitian di Depok menunjukkan bahwa diet mempengaruhi
ketidak cukupan asupan gizi khususnya kalsium dan besi. Pada remaja
putri yang sedang berdiet banyak yang berhenti menumun susu dan asupan
makanan lain juga dibatasi sehingga tubuh mengalami defiensi kalsium
dan proses pertumbuhan tulang tidak optimal. Bagi remaja yang
melakukan diet penurunan berat badan mereka menghindari makanan yang
berprotein tinggi, berkalori tinggi dan berlemak. 38
B. Remaja
Remaja adalah usia 12-19 tahun dalam usia tersebut lajut
pertumbuhan wanita mengalami percepatan terlebih dahulu karena tubuhnya
memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi.8
1. Ciri-ciri Perubahan Masa Remaja
Masa remaja, menurut ciri perkembangan ada 3 tahap:
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebayanya, muali berfikir
abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubunhya.
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Mencari identitas sendiri, timbul keinginan untuk berkencan, berakal
tentang aktivitas seksual, mempunyai rasa cinta mendalam.
http://repository.unimus.ac.id
19
c. Masa remaja akhir (16-19)
Mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,
mempumyai citra jasmani dirinya,daoat mewujudkan rasa cinta,
pengungkapan kebebasan diri.
2. Mengetahui Kebutuhan Gizi Remaja
a. Kebutuhan Energi
Ada banyak cara yang bisa anda gunakan untuk menghitung kebutuhan
gizi remaja, antara lain:39
Cara pertama : Menggunakan Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan Berat Badan
b. Kebutuhan Protein
Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu
sebagai berikut:
Cara pertama : Menggunakan table angka kecukupan gizi (AKG)
Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut
c. Kebutuhan Lemak Dan Karbohidrat
Kebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori,
sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari keturunan kalori.
d. Kebutuhan Vitamin Dan Mineral
Remaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup
karena sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta
kondisi pubertas yang dialami saat ini.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi dari pada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remja prempuan dan laki-laki jelas berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual,
perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan
aktivitas fisik. Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi total
kebutuhan energi akan tetap mengakibatkan pembesaran ukuran tubuh.
Kebutuhan nutrisi yang meningkatkan masa remaja adalah energi,
protein, kalsium, besi dan zinc.39
http://repository.unimus.ac.id
20
1) Energi adalah kebutuhan energi pada individu remaja yang sangat
tumbuh sulit untuk ditemukan secara cepat. Kebutuhan gizi remaja
yaitua ktivitas fisik seperti olah raga, remaja yang aktif dan banyak
melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih
dibandingkan remaja yang kurang aktif.
2) Protein adalah kebutuhan protein juga meningkat pada masa
remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada
akhir masa remaja, kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-
laki, karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus
memenuhi 12-14% dari pemasukan energi.
3) Mineral adalah kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat
besi juga meningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk
kesehatan tulang, khususnya dalam menambah masa tulang.
4) Vitamin adalah kebutuhan vitamin tiamin (thiamin), riboflavin, dan
niasin (niacin)pada remaja akan meningkat
C. Kebiasaan Sarapan
1. Pengertian Sarapan
Sarapan adalah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan energi selama beraktivitas terutama pada remaja
sekolah.40
Sehingga memberi kontribusi besar kepada energi harian dan
asupan nutrisi.41
Dengan demikian, kebutuhan zat besi didapatkan pada
waktu sarapan pagi, bagi remaja sekolah makan pagi atau sarapan dapat
meningkatkan konsentrasi belajar dan memudakan penyerapan pelajaran,
sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.42
2. Proposi Sarapan
Proporsi asupan pangan pagi hari berkorelasi negatif dengan asupan
pangan total selama sehari. Asupan makanan yang banyak pada malam
hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai
glikogen. Aktivitas fisik pada malam hari yang rendah menyebabkan
glikogen disimpan dalam bentuk lemak.37
Berikut disajikan daftar
kandungan gizi beberapa jenis makanan sarapan
http://repository.unimus.ac.id
21
Tabel 2.2 Kandungan gizi sarapan per 100 g
Sarapan Energi (kkal) Protein (g)
Beras 335 6.2
Mie 339 10.0
Ayam goreng 300 34.2
Abon 212 18.0
Telur dadar 251 16.3
Burger 276 12.8
Kornet 241 16.0
Sosis 452 14.5
Tahu 68 7.8
Tempe 149 18.3
Sumber :37
Proporsi asupan pangan pagi hari berkorelasi negatif dengan asupan
pangan total selama sehari. Asupan makanan yang banyak pada malam
hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai
glikogen. Aktivitas fisik pada malam hari yang rendah menyebabkan
glikogen disimpan dalam bentuk lemak.37
Hal inilah yang menyebabkan
makan dilakukan secara frekuentif yakni 3 kali sehari termasuk makan
pagi. Pembagian waktu makan utama dalam sehari meliputi makan pagi
(sarapan), siang, dan malam.43
Konsep makan pagi yang mengacu pada gizi seimbang dapat
dipenuhi dengan pemberian makanan sebagi berikut: 1) Sumber
karbohidrat, yaitu nasi, roti, makaroni, kentang, tepung beras, tepung
maizena, tepung kacang hijau, jagung, singkong, dan ubi. 2) Sumber
protein, yaitu susu, daging, ikan, ayam, hati, tahu, tempe, keju, kacang
hijau, dan lain-lain. 3) Sumber vitamin dan mineral, yaitu dari sayuran
seperti wortel, bayam, kangkung, labu siam, buncis, buah-buahan:
misalnya pepaya, jambu biji, air jeruk, melon, alpukat, dan lain-lain.44
3. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Sarapan
1. Jenis Kelamin
Anak perempuan akan lebih cenderung memperhatikan makanan yang
dimakan karena takut tubuh mereka akan menjadi gemuk oleh sebab
itu banyak perempuan memiliki tidak makan. Namun, alasan ini tidak
http://repository.unimus.ac.id
22
terlihat pada perempuan tidak sarapan adalah tidak suka sarapan,
malas, tidak terbiasa dan takut terlambat sekolah.45
2. Pendidikan Ibu
Hal ini dapat terjadi karena ibu dengan pendidikan sekolah menengah
frekuensinya lebih sedikit dan pada penelitian ini ibu yang lebih sering
meyuruh anak untuk sarapan atau menasehati agar sarapan adalah ibu
dengan pendidikan terakhir sekolah menengah, sedangkan ibu dengan
pendidikan terakhir sekolah tinggi ada yang sering menasehati dan ada
yang jarang menasehati sarapan atau pun memberikan anaknya tidak
sarapan.46
3. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan ibu akan mempengaruhi dalam ketrampilan sarapan pagi
hari. Ibu yang tidak bekerja cendrung memiliki waktu yang banyak
untuk menyiapkan sarapan dibandingkan dengan ibu yang bekerja di
pagi hari cendrung tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak
dipagi hari sehingga akan mempengaruhi kebiasaan sarapan anak.
Namun ditemukan bahwa sebagian besar ibu menyediakan sarapan
tiap pagi, baik ibu yang bekerja naupun tidak bekerja. Akan tetapi
pada ibu yang bekerja dan sarapan pagi selalu tersedia, anak tetap
tidak sarapan dengan berbagai alasan.47
D. Kebiasaan Diet
1. Pengertian Diet
Kebiasaan diet adalah merupakan makanan yang ditentukan dan
dikendalikan untuk tujuan tertentu.48
Dalam pengertian awam, remaja
seringkali mengrtikan sebagian pengurangan porsi makan dengan tujuan
menurunkan berat badan untuk mencapai bentuk tubuh ideal. Namun
sayangnya cara-cara yang dilakukan remaja seringkali tidak tepat.49
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Diet
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan diet pada
orang, untuk ini perlu dikaji luas faktor-faktor apakah itu dan bagaimana
http://repository.unimus.ac.id
23
solusi yang bisa dilakukan agar kebiasaan diet yang kita berikan dapat
berhasil. adapun faktor-faktor tersebut antara lain:50
a. Sosial Ekonomi
Ini melipu kebiasaan, kesukaan, pola makan, kepercayan, dan kelas
perawatan. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, maka perlu
diterapkan penggunaan bahan makanan yang di sesuaikan dengan
kesukaan, pola makan, atau kepercayaan. Selain itu berikan
motivasi, peyuluhan, dan konseling pada remaja dan keluarga.49
b. Pengobatan
Obat-obatan tertentu menyebabkan nafsu makan turun. Untuk
mengatasi turunya nafsu makan ini makan dapat dilakukan
pengaturan pemberian makanan 3-4 kali sehari, pembaerian makan
yang tepat, dan makan yang menarik nafsu makan.50
c. Psikis
Penyakit ini yang diderita remaja dapat menyebabkan ganguan psikis
pada remaja seperti turun nafsu makan, rasa takut, merasa
melakukan diet ketat. Untuk itu diperlukan dan motivasi kepada
remaja.51
d. Makan Luar
Ada kalanya keluarga dan remaja memwabakan makan diluar
rumah,tetapi makan ini jistru tidak sesuai dengan diet remaja dan
akan berpengaruh pada proses penyembuhan, untuk mencegahnya
hal ini sebauknya penyajian makan yang tepat waktu, diberikan
penyuluhan dan pengertian pada remaja dan keluarga, dan berikan
makan yang mendeteksi kebiasaan makan remaja tiap hari.49
3. Diet Lebih Remaja
a. Pola makan dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan kalori
total remaja disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan
sayur, serta menambah gula dan lemak. Jika kesulotan mengerahui
kalori ditubuh maka remaja dapat membicarakan dengan dokter atau
ahli gizi.52
http://repository.unimus.ac.id
24
b. Remaja kadang mencoba diet yang secara ekstrim, hai ini sangat tidak
disarankan karena dapat mengurangi asupan nutrisi yang sehatusnya
diperlukan dalam masa remaja, misal dengan definisi vitamin puasa
terus juga bukan suatu jawaban karena berat badat badan yang
kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, namun
tubuh akan terasa lemas.44
c. Diet yang tidak sehat menimbulkan banyak resiko ganguan kesehatan,
menyatakan bahwa remaja yang melakukan diet tidak sehat
seharusnya akan mengalami kenaikan berat badan paada lima tahun
kedepan, meskipun satu ini dilakukan remaja yang telah memiliki
berat badan yang mereka inginkan.52
4. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Diet
a. Jenis Kelamin
Diet merupakan kegiatan membatas dan mengontrol makanan yang
dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat
badan 53
perilaku diet lebih cenderung pada anak prempuan ketimbng
laki-laki.berdasarkan hasil penelitian dalam pada usia 15 tahun ,lebih
dari setengah remaja dienam belas melakukan diet atau berfikir
mereka harus melakukan hal tersebut, pada umumnya prempuan
memiliki lemak tubuh bebih banyak dari pada laki-laki.48
b. Status Berat Badan
Mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih
perhartian terhadap berat badan yang ringan dari pada orang lain.54
c. Kelas Sosial
Perilaku diet dan perhatikan berat badan cendrung terjadi pada orang
yang kelas sosialnya tinggi ketimbang kelas sosial rendah54
E. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah individu dalam melihat pribadinya secara utuh
didalam konsep diri dalam hal beberapa penting prestasi individu trntang
sifat dan potensi yang dimilikinya orang lain mampu dengan pengalaman
http://repository.unimus.ac.id
25
dan objek serta tujuan, harapan dan keinginan. 55
Konsep body image
yang negatif akan berdampak pada status gizi remaja sebab body image
merupakan salah satu faktor penting yang berkaitan dengan status gizi
seseorang.56
Terbentuknya konsep diri berupa body image pada remaja
merupakan salah satu faktor dampak pada status gizi yang menyebabkan
kebanyakan remaja kekurangan asupan makanan karena melakukan diet
yang salah.57
Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa faktor
risiko dari eating disorder yang meliputi body image atau ketidakpuasan
terhadap bentuk tubuh, pengaruh media, pengetahuan yang kurang dan
perilaku seperti diet yang terlalu ketat, perhatian berlebih terhadap berat
badan, haltersebut yang dapat mempengaruhi hubungan antara perilaku
makan dengan status gizi.58
Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah gangguan citra
tubuh seperti perubahan persepsi tentang tubuh baik fungsi, ukuran dan
bentuk, gangguan ideal diri, gangguan harga diri, hilang kepercayaan
diri, gangguan peran seperti proses penuaan, putus sekolah, putus
hubungan kerja, gangguan identitas pastian memandang diri sendiri
penuh keragu-raguan, dan tidak mampu mengambil keputusan.59
2. Komponen Konsep Diri
a. Identitas Diri
Identitas diri yaitu kesadaran akan diri pribadinya bersumber dari
pengalaman dan nilai, sebagai sintesis konsep diri dan menjadi satu
kesatuan utuh41
b. Ideal Diri
Ideal diri yaitu persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan
dengan standar pribadi yang dalam harapan dan keinginian.
c. Harga Diri
Harga diri merupakan penilaian individu dalam hasil dicapai dalam
menganalisis sebagai jumlah perilaku individu. Harga diri dapat
diperolah dari orang lain atau diri sendiri. Aspek utama dalam harga
http://repository.unimus.ac.id
26
diri yaitu dicintai,disayangi dan mendapatkan penghargaan dari orang
lain.
d. Peran Diri
Peran diri merupakan pola perilaku, sikap, niali dan aspirasi yang
diharapkan oleh dindividu dan masyarakat
e. Gambaran Tubuh
Gambaran tubuh sikap individu terhadap tubunya baik secara sadar
maupun tidak sadar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian menyatakan bahwa
konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi
individu, yaitu dengan semakin baik konsep diri seseorang, maka akan
semakin baik perilaku konsumsi orang tersebut. Pada Penelitian lebih
lanjut mengenai gaya hidup remaja lainnya yaitu body image dan
aktivitas fisik serta variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti keadaan sosiobudaya, pengetahuan gizi, penyakit infeksi, genetik,
dan hormonal juga perlu dilakukan.60
3. Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsep Diri
a. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja
yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa
salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung
berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.59
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara
bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya
dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri
yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan
tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
http://repository.unimus.ac.id
27
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi
potensi yang nyata.61
b. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik
merupakan sumber yang memalukan dan mengakibatkan perasaan
rendah diri. Sebaliknya daya tarik fisik dapat menimbulkan penilaian
yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan
sosial.50
c. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
seseorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan
orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila
tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan
konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.60
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk
konsep diri anak. Perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak
akan membekas hingga anak menjelang dewasa dan membawa
pengaruh terhadap konsep diri anak baik konsep diri ke arah positif
atau ke arah negatif.61
d. Teman-Teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari
anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia
berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian
yang diakui oleh kelompok.60
Kelompok teman sebaya menduduki posisi kedua setelah orang tua
dalam mempengaruhi konsep diri anak. Dalam hal ini masalah
penerimaan danpenolakan dari teman sebaya akan mempengaruhi
konsep diri anak.60
http://repository.unimus.ac.id
28
4. Hubungan Status Gizi Dengan Konsep Diri
Terdapat perbedaan proposi antara responden yang memiliki
konsep diri positif dengan responden yang memiliki konsep diri negatif
pada status gizi. menyatakan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap
perilaku konsumsi individu, dengan semakin baik konsep diri seseorang,
maka akan semakin baik perilaku konsumsi orang tersebut .61
Responden merasa bahwa mereka perlu melakukan diet dengan
membatasi porsi makan agar mendapatkan bentuk tubuh yang mereka
inginkan, Hal ini memperhatikan bahwa meskipun responden telah
mempunyai tubuh yang ideal namun responden merasa tubuhnya lebih
besar dari ukuran yang sebelumnya.73
http://repository.unimus.ac.id
38
j. Kerangka Teori
Kerangka teori atau kerangka berfikir atau landasan teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisis tentang
konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan peneliti yang akan dilaksanakan.
Gambar 1.1 Kerangka Teori
Konsep diri Usia
Kebiasaan sarapan
Aktivitas fisik
Gaya hidup
Jenis kelamin
Kebiasaan diet
Status gizi infeksi
29
http://repository.unimus.ac.id
39
k. Kerangka Konsep
Variabel bebas variabel terikat
l. Hipotesis
1. Ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada remaja
putri di SMK Karya Bhakti Brebes Kelas XI Tahun 2018.
2. Ada hubungan antara kebiasaan diet dengan status gizi pada remaja putri
di SMK Karya Bhakti Btrebes Kelas XI Tahun 2018.
Kebiasaan diet Status gizi
Kebiasaan sarapan
Konsep diri
30
http://repository.unimus.ac.id