16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan untuk penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Dharmawan, et al (2014).Penelitian tersebut berjudul Strategi Pengembangan Desa Wisata di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaksanakan potensi Desa Belimbing yang dilihat dari empat aspek yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dan juga untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata pedesaan di Desa Belimbing. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki desa wisata di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan ditinjau dari (a). kekuatan (keindahan SDA, keunikan SDA, Kelestarian SDA, atraksi wisata, kondisi lingkungan yang sejuk, berbagai jenis usaha masyarakat lokal, aksesibilitas, sikap masyarakat, pendapatan masyarakat luas, pengamanan pihak aparat), (b). kelemahan (sarana dan prasarana, layanan pegawai pemda, keterampilan masyarakat dalam berbahasa Inggris yang fasih, manajemen pengelolaan objek, dukungan dana, kebersihan lingkungan, pemanfaatan SDM sebagai pemandu wisata, dan penataan lingkungan), (c). peluang (kunjungan wisatawan, letak strategis dengan objek wisata lain, adanya kepastian hukum, konsep pengembangan pariwisata alami, lahan pertanian yang dijadikan objek wisata,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Dharmawan, et al

(2014).Penelitian tersebut berjudul Strategi Pengembangan Desa Wisata di Desa

Belimbing Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melaksanakan potensi Desa Belimbing yang dilihat dari empat aspek

yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dan juga untuk mengetahui

strategi pengembangan pariwisata pedesaan di Desa Belimbing.

Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki desa

wisata di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan ditinjau dari (a). kekuatan

(keindahan SDA, keunikan SDA, Kelestarian SDA, atraksi wisata, kondisi

lingkungan yang sejuk, berbagai jenis usaha masyarakat lokal, aksesibilitas, sikap

masyarakat, pendapatan masyarakat luas, pengamanan pihak aparat), (b).

kelemahan (sarana dan prasarana, layanan pegawai pemda, keterampilan

masyarakat dalam berbahasa Inggris yang fasih, manajemen pengelolaan objek,

dukungan dana, kebersihan lingkungan, pemanfaatan SDM sebagai pemandu

wisata, dan penataan lingkungan), (c). peluang (kunjungan wisatawan, letak

strategis dengan objek wisata lain, adanya kepastian hukum, konsep

pengembangan pariwisata alami, lahan pertanian yang dijadikan objek wisata,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

kebutuhan wisata alternatif, daerah tujuan wisata di Bali, terjalinnya kerjasama,

dukungan pelaku wisata, otonomi daerah yang diberlakukan pemerintah, nilai

budaya masyarakat setempat), (d) ancaman (persaingan dengan daerah lain dalam

pengembangan desa wisata, berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat,

adanya pedagang acung, adanya penduduk pendatang, dan tercemarnya

lingkungan).

Strategi pengembangan desa wisata di Desa Belimbing yaitu

mengembangkan desa wisata dan mempertahankan daya tarik dengan

mempersiapkan paket wisata, mempersiapkan rute/peta tracking, dan penataan

kawasan. Perbedaan penelitian milik I Made Adi Dharmawan, et al (2014)

dengan penelitian ini yaitu strategi yang digunakan dalam penelitian tersebut

melakukan strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), sedangkan penelitian ini

menggunakan metode strategi pengembangan desa wisata menurut Destination

British Columbia (2014).

Penelitian terkait dengan lokus penelitian adalah penelitian yang dilakukan

oleh Reginaldo Ch. Lake (2014) yang berjudul Konsep Ruang Dalam dan Ruang

Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi di Pulau

Timor.Penelitian ini berfokus pada konsep ruang arsitektur tradisional. Konsep ini

diyakini akan dapat melahirkan teori-teori lokal untuk kontribusi pada

perancangan yang dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama atau

dengan kata lain adalah dapat berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis hasil

karya arsitektur (permukiman) tradisional yang telah berumur lebih dari seratus

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

tahun tetapi masih tetap dapat dikatakan permukiman yang mempunyai nilai

arsitektur tinggi sampai sekarang.Alat baca yang digunakan berlandaskan pada

elaborasi paradigma fenomenologi-Schulz dan teori ordering principles-Salura.

Tujuan penelitian adalah menghasilkan pemahaman mendalam (verstehen)

tentang budaya bermukim di kalangan suku Atoni di kampung adat Tamkesi dan

menemukan konsep serta relasi ruang dalam dan ruang luar arsitektur

permukiman tradisional mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi

lingkungan sekitar, tapak, bentuk, sosok, dan siklus alam-budaya dipegaruhi oleh

konsep hirarki atas-bawah serta adanya pengikat (datum) yang didukung oleh

konsep spesifik, yaitu (1) tata suku-tata gender, (2) persaudaraan etnis, (3)

ketaatan tradisi, simbol budaya, spiritual, dan (4) konsep menyatu dengan alam.

Konsep tersebutlah yang membuat arsitektur permukiman adat Tamkesi dapat

terus bertahan sampai saat ini.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian milik Reginaldo Ch. Lake

(2014).yaitu Reginaldo mengambil lokus penelitian mengenai Konsep Ruang

Dalam dan Ruang Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi

di Pulau Timor, sedangkan penelitian ini mengambil lokus mengenai

Pengembangan Data Tarik Wisata Berbasis Budaya di Desa Wisata Tamkesi

Kabupaten Timor Tengah Utara.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

2.2 Landasan Konsep

2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya

Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,

kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Menurut Cooper (1993) daerah tujuan wisata harus didukung empat

komponen utama daya tarik wisata atau yang dikenal dengan ”4A”, yaitu:

1. Attraction

Attraction atau atraksi adalah motivasi utama bagi wisatawan dalam

melakukan perjalanan ke suatu daerah.Atraksi berkaitan dengan what to

see dan what to do, yaitu hal yang dapat dilihat dan dilakukan oleh wisatawan

di destinasi tersebut.Atraksi bisa berupa keindahan dan keunikan alam,

budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi

buatan seperti sarana permainan dan hiburan.Seharusnya sebuah atraksi harus

mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau

wilayah lain.

2. Amenities

Secara umum pengertian amenities (fasilitas) adalah segala macam fasilitas

yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan

wisata.Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti akomodasi (hotel, guest

house, homestay, losmen, perkemahan, villa, toilet umum, rest area, tempat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah) serta usaha makanan dan

minuman (restoran, warung, cafe).Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga

perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan

kebutuhan wisatawan.Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di

daerah utama destinasi.Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya

agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran

dan rest area.

3. Accessibility

Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju

destinasi. Akses infrastruktur (kendaraan umum, air, jalan, listrik, pelabuhan),

ketersediaan sarana transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan

aspek penting bagi sebuah destinasi. Banyak sekali wilayah di Indonesia yang

mempunyai keindahan alam dan budaya yang layak untuk dijual kepada

wisatawan, tetapi tidak mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga ketika

diperkenalkan dan dijual, tak banyak wisatawan yang tertarik untuk

mengunjunginya.Perlu juga diperhatikan bahwa akses jalan yang baik saja

tidak cukup tanpa diiringi dengan ketersediaan sarana transportasi.Bagi

individual tourist, transportasi umum sangat penting karena kebanyakan

mereka mengatur perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent, sehingga

sangat bergantung kepada sarana dan fasilitas publik.

4. Ancilliary

Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau pelaku

pariwisata (stakeholders) yang mengurus sebuah destinasi. Ini menjadi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan

amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke

depannya pasti akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan

melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi sehingga

bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah,

masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.

Dalam penelitian ini, komponen 4A akan digunakan sebagai alat analisis

upaya pengembangan potensi pariwisata di Desa Tamkesi, Kabupaten Timor

Tengah Utara karena dianggap sesuai untuk menganalisis potensi pariwisata

di Desa Tamkesi.

2.2.2 Konsep Desa Wisata

Menurut Chafid Fandeli (2002) secara lebih komprehensif menjabarkan

desa wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan

suasana yang mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial

budaya, adat istiadat, aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur tata

ruang desa, serta potensi yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik wisata,

misalnya: atraksi, makanan dan minuman, cinderamata, penginapan, dan

kebutuhan wisata lainnya.

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi,

dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan

masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Suatu desa

wisata memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa keunikan fisik lingkungan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang dikemas

secara alami dan menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat menggerakkan

kunjungan wisatawan ke desa tersebut (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,

2011).

Masyarakat menjadikan rumah-rumah mereka atau sebagian kamar-kamar mereka

menjadi tempat tinggal tamu sementara (homestay) dalam suatu desa wisata.Akan

menjadi komplit apabila tamu-tamu bisa menikmati keseharian rakyat (live in)

merasakan sajian makan dan jenis atraksi kebudayaan desa. Desa wisata akan

sukses kalau seluruh anggota masyarakat baik kepala keluarga, ibu-ibu rumah

tangga, pemuda, dan anak-anak ikut mendukung keberadaan desa wisata tersebut

(Hasbullah Asyari, 2010).

2.2.3 Konsep Budaya

Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan (1995) menerangkanbahwa

budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun hasil

buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.Potensi budaya yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah budaya yang berwujud kebendaan (tangible) seperti

monumen, arsitektur bangunan, tempat peribadatan, peralatan, kerajinan tangan,

dan budaya yang tidak berwujud kebendaan (intangible) berupa berbagi atribut

kelompok atau masyarakat, seperti cara hidup, folklore, norma daken tata nilai.

2.2.4 Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya

Strategi Pengembangan Desa Wisata yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sebagai usaha-usaha terencana yang disusun secara sistematis yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam usaha

meningkatkan dan memperbaiki desa wisata, sehingga kelangsungan hidup desa

wisata tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan nantinya dan dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak.

Menurut Destination British Columbia (2014), berikut tujuh strategi yang

dapat membantu dalam pengembangan wisata di pedesaan:

1. Identify cultural amenities.

2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others.

3. Use a regional approach to develop visitor experiences.

4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas.

5. Use cooperative marketing tools.

6. Promote a unique rural experience.

7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai strategi yang dapat membantu

pengembangan wisata budaya di pedesaan:

1. Identify cultural amenities (Mengidentifikasi fasilitas pariwisata).

Langkah terpenting yang paling utama adalah mewawancarai orang-

orang di komunitas untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang

jenis fasilitas budaya unik yang ada di wilayah pedesaan.Wawancarailah

partisipasi yang luas seperti stakeholder yang memiliki kepentingan yang

berbeda, bukan hanya mereka yang terlibat dalam kegiatan

pariwisata.Penduduk asli, para tetua, pemuda dan sejarawan merupakan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

contoh kelompok yang bisa memberikan perspektif tentang cerita yang tak

terhitung yang dapat membuat wisatawan tertarik.

Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya

Kategori Potensi

Nilai Fasilitas

(nilai yang

berasal dari

kemudahan)

Peran dalam

Pembangunan

Pariwisata

Budaya

Situs Bangunan:

situs warisan,

museum, situs

arkeologi, situs

suci, rute.

Acara dan kegiatan:

cerita, tradisi,

festival dan acara

warisan terkait.

Koneksi ke

warisan,

patriotisme,

perayaan,

keluarga, dan

masyarakat

obligasi.

Dapat

dipromosikan

dan diakui

sebagai atribut

daerah pedesaan

yang menarik

untuk

mendorong

migrasi,

kunjungan dan

firma, dan harus

dilindungi untuk

mempertahankan

nilai masa depan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

Rekreasi dan

Olah

Raga

Fasilitas yang

dibangun: bukit ski,

jalan, taman,

lapangan golf,

marina, gelanggang

es, pertanian, arena

pertunjukan dan

pusat berkuda.

Acara dan kegiatan:

rekreasi outdoor

dan pariwisata

berbasis alam

(ski,kereta luncur,

balap kereta salju,

berburu,

menunggang kuda ,

memancing, kano,

skating, mendaki,

kayak, satwa liar).

Akses ke

kesempatan

liburan,

kesehatan,

kesejahteraan,

ekspresi,

identitas, gaya

hidup, status,

nilai properti .

Seni

Fasilitas yang

dibangun: galeri,

pusat, bioskop .

Acara dan

kegiatan:

perayaan,

festival,

pertunjukan

(seni, tari,

musik).

Akses ke

kesempatan

liburan,

kesehatan,

kesejahteraan,

ekspresi,

identitas, gaya

hidup, status.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

Pekerjaan

Kehutanan,

perikanan,

pertambangan,

pertanian, energi,

pariwisata, ritel,

jasa, tenaga kerja

mandiri.

Akses ke

pekerjaan yang

berarti, ekspresi

diri, nilai, status,

pendapatan,

rezeki.

Komunitas

Berwujud:

bangunan

bersejarah,

makanan,

arsitektur, ruang

hijau, lansekap,

pemakaman, dan

komunitas

kecantikan.

Tidak berwujud:

suasana, kecepatan,

keramahan,

ketenangan,

semangat, nilai-

nilai, milik, bahasa.

Rasa memiliki,

keterhubungan,

pemandangan,

ekspresi, nilai-

nilai bersama,

keamanan,

warisan dan nilai

properti.

Sumber: Destination British Columbia Corp. 2014. Cultural and Heritage Tourism

Development. Canada: Destination BC Corp.

2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others

(Membuat inisiatif kelompok usaha pariwisata melalui kemitraan dengan

orang lain).

Setelah fasilitas regional telah dipahami dan diprioritaskan dengan lebih

baik untuk digunakan dalam budaya pariwisata, penting untuk terhubung

dengan masyarakat yang berdekatan atau bisnis yang berbagi tujuan yang

sama. Ketika melakukan hal ini, lihat melalui pendekatan sektor tradisional

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

untuk pariwisata; berpikir tentang siapa yang harus berkontribusi, dan

manfaat dari pengembangan pariwisata budaya.

3. Use a regional approach to develop visitor experiences (Menggunakan

pendekatan regional untuk mengembangkan pengalaman wisatawan).

Sejalan dengan hal di atas, ingat bahwa wisatawan berkunjung ke daerah

dan melalui komunitas untuk pengalaman otentik.Sebar dan bagikan tujuan

pariwisata budaya anda dengan kelompok-kelompok regional dan temukan

bagaimana mereka dapat membantu anda.Atau jika diperlukan, buatlah grup

sub-regional yang dapat berkolaborasi dengan anda.

4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas (Menggunakan

treking atau rute untuk menarik wisatawan ke wilayah pedesaan).

Treking atau rute membuat wisatawan jauh lebih mudah dalam

melakukan perjalanan ke daerah pedesaan.Menggabungkan peta, pengalaman

dan informasi membuat perjalanan lebih mudah diakses.Ketika ada kisaran

dari potensi pengalaman pariwisata yang tersedia, bisnis pariwisata pedesaan

dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak.

5. Use cooperative marketing tools (Menggunakan alat pemasaran koperatif).

Banyak pengusaha besar dan usaha skala kecil pariwisata atau non profit

asosiasi pariwisata budaya memiliki anggaran pemasaran yang terbatas.Mirip

dengan dasar pemikiran untuk treking dan rute, bekerjalah dengan asosiasi

regional anda dalam inisiatif pemasaran koperatif untuk membantu dalam

memasarkan profil destinasi anda ke pasar yang tepat.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

6. Promote a unique rural experience. (Mempromosikan pengalaman pedesaan

yang unik).

Terkadang ada kecenderungan untuk mencoba dan meniru pengalaman

perkotaan di tempat pedesaan.Ingat bahwa budaya pedesaan adalah bagian

yang membuat pengalaman wisatawan meenjadi otentik.Menahan diri untuk

meniru standar di daerah perkotaan, gambarkan warna lokal dan budaya

hidup yang otentik di daerah pedesaan anda. Hal ini juga akan memastikan

wisatawan memperoleh apa yang telah dijanjikan, dan warga akan merasa

seperti bagian dari keseluruhan pengalaman.

7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.

(Melakukan riset pasar untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan

pengalaman).

Temukan cara untuk berkolaborasi di kawasan ini untuk memperoleh

informasi wisatawan, seperti dengan melakukan survei, menggunakan

jaringan sosial, atau mengajukan beberapa pertanyaan sederhana pada

wisatawan di situs utama di wilayah ini. Ini merupakan cara untuk lebih

memahami siapa yang datang dan mengapa, apa yang mereka lakukan, dan

yang paling penting, seberapa puas mereka dengan pengalaman mereka.

Dalam penelitian ini, strategi pengembangan desa wisata berbasis budaya

akan digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan yang ada di Desa

Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara, karena dianggap lebih sesuai

untuk menganalisis strategi pengembangan berbasis budaya yang ada di Desa

Wisata Tamkesi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

2.2.5 Konsep Potensi Wisata

Menurut Mariotti (dalam Yoeti 1983) potensi wisata adalah segala sesuatu

yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang

mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Sukardi (1998), juga mengungkapkan

pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh

suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di

daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang

dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.

Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu

potensi alam, budaya, dan potensi manusia.Yang dimaksud dengan potensi alam

adalah keadaan fisik suatu daerah, jenis flora dan fauna suatu daerah, dan bentang

alam suatu daerah, misalnya gunung dan hutan. Kelebihan dan keunikan yang

dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan lingkungan

sekitarnya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. Yang

dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa

manusia baik berupa adat dan istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan

bersejarah nenek moyang berupa bangunan, dan monument.Manusia juga

memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat

pementasan dan pertunjukan seni budaya suatu daerah.

Dalam penelitian ini, potensi yang dimaksud adalah potensi desa yang

berhubungan dengan komponen utama dalam pariwisata atau yang dikenal

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD

dengan 4A (attraction, amenities, accessibilities, dan ancilliary) yang ada di Desa

Tamkesi Kabupaten Timor Tengah Utara.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian ... - UNUD