27
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal ada akhir, dan umumnya berjangka pendek (Ervianto,2002). Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi yaitu: 1. Bersifat unik Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek yang bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda- beda. 2. Dibutuhkan sumber daya (resource) Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metode, material). Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajemen proyek. dalam kenyataanya mengkordinasikan pekerja lebih sulit daripada sumber daya lainnya, apalagi pengetahuan yang dipelajari oleh manajer proyek bersifat teknis, seperti mekanika rekayasa, fisika bangunan, pengetahuan komputer, manajemen konstruksi 3. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan yang didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan keterlibatan, kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah menetapkan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam proses mencapai tujuan dari suatu proyek ditentukan batasan yaitu besar biaya yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi (Soeharto,1995).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

  • Upload
    donga

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

dilaksanakan, ada awal ada akhir, dan umumnya berjangka pendek (Ervianto,2002).

Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga

dimensi yaitu:

1. Bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan

yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis),

proyek yang bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-

beda.

2. Dibutuhkan sumber daya (resource)

Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan

“sesuatu” (uang, mesin, metode, material). Pengorganisasian semua sumber daya

dilakukan oleh manajemen proyek. dalam kenyataanya mengkordinasikan

pekerja lebih sulit daripada sumber daya lainnya, apalagi pengetahuan yang

dipelajari oleh manajer proyek bersifat teknis, seperti mekanika rekayasa, fisika

bangunan, pengetahuan komputer, manajemen konstruksi

3. Organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan yang didalamnya terlibat

sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan keterlibatan,

kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus

dilakukan oleh manajer proyek adalah menetapkan visi menjadi satu tujuan yang

ditetapkan oleh organisasi.

Dalam proses mencapai tujuan dari suatu proyek ditentukan batasan yaitu besar

biaya yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi (Soeharto,1995).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

5

Ketiga batasan tersebut sering disebut Tiga Kendala (Triple Constraint) dengan

masing-masing pembahasan sebagai berikut:

1. Biaya (Cost)

Anggaran/biaya proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi

anggaran, untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah yang besar

dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya untuk total proyek tetapi

dipecah menjadi komponen-komponennya, atau periode tertentu (misalnya per

kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,

penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per

periode.

2. Waktu (time)

Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir

yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahan

tidak boleh melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

3. Mutu (Quality)

Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria

yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi

tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intented use.

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana

sasaran tersebut dapat dipenuhi.

2.2 Biaya Konstruksi

Pada proyek konstruksi, penawaran harus dilakukan sebelum proses produksi

terjadi. Hal ini menyebabkan industri jasa konstruksi memuat resiko yang cukup

tinggi. Untuk membuat harga penawaran yang cukup rendah, tetapi masih

mendapatkan cukup keuntungan (profit) maka diperlukan seorang estimator

(penaksiran biaya). Penaksiran anggaran biaya adalah proses penghitungan volume

pekerjaan, harga, dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada

suatu konstruksi. Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya pembangunan maka

nilai harga yang diperoleh adalah “taksiran biaya” atau estimation cost, bukan “biaya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

6

sebenarnya” atau actual cost. Tentang cocok atau tidaknya suatu taksiran biaya

dengan biaya yang sebenarnya sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang

diambi oleh estimator berdasarkan pengalamannya.

Terdapat banyak metode dan tingkat kecermatan untuk mempersiapkan biaya

modal suatu proyek konstruksi. Setiap metode mempunyai segi keunggulan dan

keterbatasannya, tetapi adalah penting untuk mengenal dan menekankan bahwa ke

semua perkiraan merupakan suatu ancar-ancar yang didasarkan suatu penilaian dan

pengalaman. Bahkan perincian angka-angka rampung, dari perincian biaya yang

sebenarnya. Hal itu terjadi karena memang dibutuhkan adanya suatu cara penilaian

yang bijaksana dalam pencatatan dan pengalokasian angka-angka biaya tatkala

operasi itu sedang berlangsung.

Perkiraan penawaran kontraktor didasarkan pada seperangkat rencana dan

spesifikasi yang relatif lengkap, dan lebih daripada hanya menggunakan biaya satuan

historis terhadap kuantitas yang diperhitungkan. Tentu saja, suatu perkiraan yang

sangat terperinci, cermat, dan serba lengkap, terutama pada konstruksi berat dan

industry, merupakan sesuatu konsepsi yang jauh lebih luas dari hanya sekedar

penetapan biaya saja. Untuk mendapatkan biaya itu, pihak penaksir dalam prakteknya

harus membangun proyek itu di atas kertas.

Jenis-Jenis Biaya Proyek

Biaya proyek terdiri dari biaya langsung, biaya tak langsung dan total biaya

proyek.

1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan

fisik proyek. yang termasuk biaya langsung adalah:

1) Biaya bahan/material, dihitung dengan memperhatikan spesifikasi,

kualitas dan kuantitas bahan yang diperlukan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

7

2) Biaya tenaga kerja, biaya ini diperhitungkan dengan memperkirakan

jumlah, keahlian dan jumlah yang dipakai untuk melaksanakan setiap

kegiatan proyek.

3) Biaya sub-kontraktor, adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-

kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh pihak lain.

4) Biaya peralatan, pada proyek umumnya biaya peralatan digolongkan

sebagai jenis biaya tersendiri, biaya ini dapat merupakan sewa ataupun

terhitung dengan biaya penyusutan.

2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tak langsung adalah pengeluaran untuk manajemen, dimana biaya ini

dikeluarkan untuk dapat melancarkan pelaksanaan proyek. Biaya-biaya

tersebut antara lain:

1) Biaya umum proyek, misalnya biaya pembangunan fasilitas sementara,

gaji karyawan, penyediaan transportasi, listrik air, sewa kantor dan

lainnya. Biaya ini sering disebut biaya overhead.

2) Keuntungan (profit), yang biasanya diperhitungkan untuk melengkapi

penawaran proyek. dimana dalam memenangkan suatu tender dengan

tingkat persaingan yang cukup besar, diperlukan keberanian untuk

menurunkan harga penawaran dengan mengurangi tingkat keuntungan

yang diperoleh.

3. Total Biaya Proyek

Adalah penjumlahan biaya langsung dan biaya tak langsung. Kedua-duanya

berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Pada umumnya makin

lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tidak langsung diperlukan.

2.3 Pelelangan (Tender)

Pelelangan, yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka (untuk

umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan

pengumuman resmi sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan

membubuhi kualifikasinya dapat mengikutinya. Bila calon penyedia barang atau jasa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

8

terbatas jumlahnya karena karakteristik, kompleksitas dan kecanggihan teknologi

pekerjaan, kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu

mengerjakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang atau jasa tetap dilakukan dengan

cara pelelangan.

2.3.1 Jenis-jenis pelelangan

Berdasarkan PP. No. 4 Tahun 2015. Pemilihan penyedia jasa konstruksi

dilakukan dengan:

1) Pelelangan umum

Adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya

untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia

barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.

2) Pelelangan terbatas

Adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi dengan

jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk

pekerjaan yang kompleks.

3) Pemilihan langsung

Adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan

yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

4) Penunjukan Langsung

Adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk 1

(satu) penyedia barang/jasa

5) Pengadaan Langsung

Adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa

melalui pelelangan/seleksi/penunjukkan langsung.

6) Pengadaan secara elektronik atau E-procurement adalah pengadaan

barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan

transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

9

2.3.2 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan sistem E-

Procurement yang mengoperasikan sistem bernama Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) yang dikembangkan dengan basic free licence untuk diterapkan di

seluruh instansi pemerintah di Indonesia. Sehingga instansi pemerintah dengan

anggaran yang terbatas tetap dapat menerapkan SPSE karena tidak diperlukan biaya

lisensi kecuali pembelian server dan sewa akses internet. Selain itu LPSE merupakan

unit yang dibentuk oleh sebuah instansi untuk mengoperasikan system E-

Procurement SPSE. Pada proses pengadaan LPSE hanya berfungsi sebagai fasilitator

yang tidak ikut dalam proses pengadaan. Pelaksanaan proses pengadaan sepenuhnya

dilakukan oleh panitia pengadaan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP).

2.3.3 Pihak Yang Terlibat dalam Proses Pelelangan

Dalam proses pelelangan ada beberapa pihak yang terlibat, berdasarkan PP. no

4 tahun 2015 pihak yang terlibat dalam pelelangan yaitu:

1) Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, yang

selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2) Pengguna barang/jasa adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan

barang dan atau jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.

3) Lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah selanjutnya disebut

LKPP adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengembangkan dan

merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Presiden nomor 106 tahun 2007 tentang lembaga kebijakan

pengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan

Presiden nomor 157 tahun 2014 tentang perubahan atas Peraturan Presiden

nomor 106 tahun 2007 tentang lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa

pemerintah.

4) Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

10

5) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang

kewenangan penggunaan anggaran Kementrian/Lembaga/Satuan kerja

perangkat daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi pengguna

APBN/APBD.

6) Kuasa pengguna anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang

ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh kepala

daerah untuk menggunakan APBD.

7) Pejabat pembuat komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

8) Unit layanan pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi

Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah /Institusi yang berfungsi

melaksanakan Pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri

sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

9) Pejabat pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan

pengadaan langsung, penunjukkan langsung, dan E-Purchasing.

10) Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan adalah panitia/pejabat yang

ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil

pekerjaan.

11) Aparat pengawas intern pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain

yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain

terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

12) Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang

menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya.

Didalam mengajukan penawarannya penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan

pengadaan barang/jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan

kegiatan/usaha

b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk

menyediakan barang/jasa

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

11

c. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia barang/jasa

dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah

maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak

d. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi penyedia

barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun

e. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang

diperlukan dalam pengadaan barang/jasa

f. Dalam hal penyedia barang/jasa akan melakukan kemitraan, penyedia

barang/jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan yang

memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan

tersebut

g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro,

usaha kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan

yang sesuai untuk usaha non-kecil.

h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk

pengadaan barang dan jasa konsultasi

i. Khusus untuk pelelangan dan pemilihan langsung pengadaan pekerjaan

konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank

j. Khusus untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, harus

memperhitungkan sisa kemampuan paket (SKP) sebagai berikut:

SKP = KP – P

KP = nilai kemampuan paket, dengan ketentuan:

a) Untuk usaha kecil, nilai kemampuan paket (KP) ditentukan sebanyak 5

(lima) paket pekerjaan; dan

b) Untuk usaha non kecil, nilai kemampuan paket (KP) ditentukan sebanyak

6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N

P = jumlah paket yang sedang dikerjakan

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat

bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

12

k. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak

sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama

perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan

dengan surat pernyataan yang ditandatangani penyedia barang/jasa

l. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban

perpajakan tahun terakhir

m. Secara hukum mempunyai kapasitas mengikatkan diri pada kontrak

n. Tidak masuk dalam daftar hitam

o. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman

dan

p. Menandatangani pakta integritas

Kelompok kerja ULP/pejabat pengadaan menyusun dan menetapkan metode

pemasukan dokumen penawaran terdiri atas:

a. Metode satu sampul

Metode satu sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang sederhana,

dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah

ditetapkan pemerintah

2) Pengadaan jasa konsultasi dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang

sederhana; atau

3) Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifikasi

teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen

pengadaan

b. Metode dua sampul

Metode dua sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi

teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk:

1) Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang menggunakan

evaluasi system nilai atau system biaya selama umur ekonomis

2) Pengadaan jasa konsultasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

13

a) Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan

harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi penilaian

teknis

b) Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang

lebih mendalam

c. Metode dua tahap

Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan

konstruksi/jasa lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pekerjaan bersifat kompleks

2) Memenuhi Kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk

pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan

peralatannya

3) Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan

teknologi yang berbeda

4) Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama

5) Membutuhkan penyetaraan teknis

2.3.4 Proses Pelelangan

Pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya berdasarkan

PP. No. 4 Tahun 2015 dengan metode pelelangan umum meliputi tahapan

sebagai berikut :

1. Persiapan pengadaan

a. PA/KPA menetapkan Rencana Umum Pengadaan (RUM)

b. PPK menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang

meliputi: spesifikasi teknis, HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dan

rancangan kontrak

c. Panitia/Pokja ULP pengadaan memasukkan ke dalam SPSE :

1) Kategori paket pekerjaan

2) Metode pemilihan penyedia barang/jasa dan penyampaian

dokumen penawaran yang meliputi :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

14

a. E-lelang umum Pra Kualifikasi dua file

b. E-lelang umum Pasca Kualifikasi satu file

c. E-lelang umum Pasca Kualifikasi dua file

3) Metode Evaluasi pemilihan penyedia barang/jasa

4) Harga Perkiraan Sendiri

5) Persyaratan Kualifikasi

6) Jenis Kontrak

7) Jadwal pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan

8) Dokumen pemilihan

2. Pengumuman pengadaan barang/jasa

a. setelah mendapatkan penetapan PPK, paket pekerjaan yang

bersangkutan akan tercantum dalam website LPSE dan

panitia/pokja ULP pengadaan mengumumkan paket pengadaan

barang/jasa sesuai dengan keperluan yang berlaku

b. Masyarakat umum dapat melihat pengumuman pengadaan di

website LPSE yang bersangkutan

3. Pendaftaran peserta pengadaan barang/jasa

a. Penyedia barang/jasa yang sudah mendapat hak akses dapat

memilih dan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa

pada paket-paket pekerjaan yang diminati

b. Dengan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa pada

paket pekerjaan yang diminati maka penyedia barang/jasa

dianggap telah menyetujui pakta integritas

c. Dengan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa pada

paket pekerjaan yang diminati penyedia barang/jasa dapat

mengunduh (mendownload) dokumen pengadaan/lelang paket

pekerjaan tersebut

4. Penjelasan pengadaan barang/jasa

a. proses penjelasan pengadaan barang/jasa dilakukan secara online

tanpa tatap muka melalui website LPSE yang bersangkutan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

15

b. dalam hal waktu penjelasan pengadaan barang/jasa telah berakhir,

panitia/pokja ULP pengadaan masih mempunyai waktu untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum terjawab

c. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan

informasi lapangan ke dalam dokumen pemilihan, panitia/pokja

ULP pengadaan dapat melaksanakan proses penjelasan di

lapangan/lokasi pekerjaan

5. Penyampaian penawaran

a. Pada tahap penyampaian penawaran, penyedia barang/jasa yang

sudah menjadi peserta pengadaan barang/jasa dapat mengirimkan

dokumen (file) penawarannya dengan terlebih dahulu melakukan

enkripsi/penyandian terhadap file penawaran dengan menggunakan

Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO) yang tersedia dalam

website LPSE

b. Pengguna wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan

pengguna APENDO yang tersedia dan dapat diketahui pada saat

mengoperasikan APENDO

6. Proses Evaluasi

a. Pada tahap pembukaan file penawaran, panitia/pokja ULP

pengadaan dapat mengunduh (download) dan melakukan deskripsi

file penawaran tersebut dengan menggunakan APENDO

b. Terhadap file penawaran yang oleh tidak dapat dibuka

c. Panitia/pokja ULP pengadaan wajib menyampaikan file

penawaran terenkripsi yang tidak dapat dibuka (dekripsi) kepada

LPSE untuk dilakukan analisa dan bila dianggap perlu LPSE dapat

menyampaikan file penawaran tersebut kepada direktorat e-

procurement LKPP

d. Terhadap penyampaian file penawaran terenkripsi yang tidak

dapat dibuka (dekripsi), LKPP melakukan analisa terhadap file

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

16

penawaran tersebut dan dapat merekomendasikan langkah-langkah

yang perlu diambil oleh panitia/pokja ULP pengadaan

e. Dengan adanya proses penyampaian informasi sebagaimana huruf

b diatas panitia/pokja ULP pengadaan dimungkinkan melakukan

pemunduran jadwal pada paket pekerjaan tersebut

f. Proses evaluasi (administrasi dan teknis, harga, kualifikasi)

terhadap file penawaran dilakukan secara manual (off line) diluar

SPSE, dan selanjutnya hasil evaluasi tersebut dimasukkan kedalam

SPSE

g. Proses evaluasi kualifikasi dapat dilakukan dengan meminta dan

memeriksa semua dokumen penawaran asli calon pemenang

pengadaan barang/jasa

7. proses pengadaan barang/jasa gagal dan diulang

a. dalam hal panitia/pokja ULP pengadaan memutuskan untuk

melakukan proses pengadaan barang/jasa ulang, maka terlebih

dahulu panitia/pokja ULP pengadaan harus membatalkan proses

pengadaan barang/jasa paket yang sedang berjalan (pada tahap

apapun) pada SPSE dan memasukkan alasan penyebab proses

pengadaan barang/jasa harus di ulang

b. informasi tentang proses pengadaan barang/jasa ulang ini secara

otomatis akan terkirim melalui email kepada semua peserta lelang

paket pekerjaan tersebut

c. Termasuk dalan SPSE gagal karena teknik operasional LPSE

8. Pengumuman calon pemenang pengadaan barang/jasa

Pada tahap pengumuman pemenang dan PPK telah

menetapkan pemenang pengadaan barang/jasa suatu paket pekerjaan,

SPSE secara otomatis akan menampilkan informasi pengumuman

pemenang paket pekerjaan dimaksud, dan juga mengirim informasi ini

melalui email kepada seluruh peserta pengadaan barang/jasa paket

pekerjaan tersebut

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

17

9. Sanggah

a. Peserta pengadaan barang/jasa hanya dapat mengirimkan 1 (satu)

kali sanggahan kepada PPK suatu paket pekerjaan yang dilakukan

secara online melalui SPSE

b. SPSE memungkinkan PPK untuk melakukan jawaban terhadap

sanggahan peserta pengadaan barang/jasa yang dikirimkan setelah

batas akhir waktu sanggah

c. Dalam hal terdapat sanggah banding, proses tersebut dilakukan

diluar SPSE dan peserta pengadaan barang/jasa mengirimkan

kepada pejabat terkait

d. Proses sanggah banding menghentikan tahapan pengadaan

barang/jasa selanjutnya kepada SPSE

10. Pasca proses pengadaan

a. proses pengadaan suatu paket selesai apabila PPK telah

menetapkan pemenang pengadaan barang/jasa dan panitia/pokja

ULP pengadaan mengirimkan pengumuman pemenang pengadaan

barang/jasa kepada peserta pengadaan barang/jasa melalui SPSE

serta masa sanggah telah dilalui

b. SPSE secara otomatis akan mengirim pemberitahuan kepada

pemenang pengadaan barang/jasa dan meminta untuk

menyelesaikan proses selanjutnya yang pelaksanaannya diluar

SPSE

c. Dengan selesainya proses pengadaan melalui SPSE, PPK wajib

membuat dan menyampaikan surat penetapan pemenang kepada

pemenang pengadaan barang/jasa secara tertulis

d. Disertai dengan asli dokumen penawaran paket pekerjaan tertentu,

pemenang pengadaan barang/jasa melakukan penandatanganan

kontrak dengan pejabat terkait yang dilakukan diluar SPSE

e. Proses pengadaan belum resmi/sah menjadi transaksi pengadaan

apabila masing-masing pihak belum melakukan kewajiban dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

18

haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ditetapkan oleh

kementrian/lembaga/pemerintah daerah terkait

f. Pemenang proses pengadaan barang/jasa wajib untuk

menyelesaikan proses pengadaan barang/jasa diluar SPSE dengan

pejabat kementrian/lembaga/pemerintah daerah terkait

g. Setelah pemenang ditetapkan melalui website LPSE, pejabat

kementrian/lembaga/pemerintah daerah terkait dapat menghubungi

pemenang untuk menyelesaikan transaksi pengadaannya segera

setelah berakhirnya pengadaan

h. Pengguna dan masyarakat pada akhir proses pengadaan dapat

mengetahui pemenang pengadaan barang/jasa paket pekerjaan

tertentu melalui website LPSE terkait

11. Pembatalan/pemutusan

Panitia Pokja ULP pengadaan berhak/dapat membatalkan/

memutuskan proses pengadaan apabila memenuhi pasal 28 Keppres

Nomor 80 Tahun 2003 dan dalam hal sedang berlangsungnya proses

pengadaan barang/jasa, karena suatu hal dan lain hal yang

mengakibatkan proses pengadaan barang/jasa tidak dapat

melaksanakan dengan sempurna (terjadi gangguan teknis dan

nonteknis, keadaan kahar)

12. Penilaian

Apabila penyedia barang/jasa memiliki catatan kinerja (track record)

yang buruk, maka panitia/pokja ULP pengadaan berhak/dapat

mengugurkan penawaran penyedia dan atau memasukkan kedalam

daftar hitam (black list) dalam kurun waktu tertentu. Untuk keperluan

ini panitia/pokja ULP pengadaan memberitahukan secara tertulis

kepada LPSE agar diumumkan dalam website LPSE.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

19

2.4 Penawaran

Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi

pihak lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati bersama

(Patmadjaja,1999). Penawaran diajukan dalam suatu pelelangan atau tender. Bila

calon penyedia barang atau jasa terbatas jumlahnya karena karakteristik,

kompleksitas, dan atau kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan atau kelangkaan

tenaga ahli, atau terbatasnya perusahaan yang mampu mengerjakan pekerjaan

tersebut, pengadaan barang atau jasa tetap dilakukan dengan cara pelelangan.

Penawaran memuat harga pekerjaan yang diajukan oleh kontraktor terhadap

pemilik dan bersifat mengikat atas dasar dokumen kontrak lainnya (gambar rencana,

spesifikasi, syarat umum kontrak, dan risalah penjelasan pekerjaan).

Berdasarkan PP. No.4 tahun 2015 terdapat tiga metode yang digunakan dalam

mengevaluasi penawaran, yang terdiri dari :

1. Sistem gugur

Metode evaluasi penawaran untuk pengadaan barang/pekerjaan

konstruksi/jasa lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur

2. Sistem nilai

Evaluasi sistem nilai digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan

konstruksi/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan

dengan harga, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi oleh kualitas

teknis

Sistem nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Besaran bobot biaya antara 70% (tujuh puluh perseratus) sampai dengan

90%(Sembilan puluh perseratus) dari total bobot keseluruhan.

b. Unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat

dikuantifikasikan

c. Tata cara dan kriteria penilaian harus dicantumkan dengan jelas dan rinci

dalam dokumen pengadaan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

20

3. System penilaian biaya selama umur ekonomis

Evaluasi sistem penilaian biaya selama umur ekonomis digunakan untuk

pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memperhitungkan

faktor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan,

dan jangka waktu operasi tertentu.

2.4.1 Strategi Penawaran

Yang dimaksud strategi adalah suatu upaya yang dapat digunakan oleh pemakai

dalam mendekatkan permasalahan pada kondisi yang nyata. Konsep dasar dalam

menentukan strategi penawaran sebenarnya cukup sederhana yaitu hanya ada satu

penawar terbaik dalam mengkombinasikan dua hal (Ervianto,2004), yaitu:

1. Memperoleh profit dari harga penawaran yang diajukan.

2. Kemungkinan untuk mendapatkan proyek dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan lelang banyak cara peserta lelang berusaha memenangkan

lelang dengan menerapkan berbagai strategi (Ervianto,2004), antara lain:

1) Strategi kompetitif, merupakan strategi penawaran yang paling ideal dengan

mengasumsikan seluruh pesaing menggunakan strategi yang jujur dalam

kompetisi

2) Strategi menurunkan harga, digunakan oleh peserta lelang untuk

memenangkan lelang dengan cara menurunkan harga dan rela mendapat

keuntungan minimal

3) Strategi merugi, bertujuan untuk memperoleh simpati dari owner dengan

harapan untuk mendapatkan proyek berikutnya

4) Strategi pembayaran dengan kelonggaran, bertujuan memberikan kelonggaran

kepada owner dalam hal pembayaran termin

5) Strategi perundingan bawah meja, bertujuan mendapatkan nilai OE dalam

suasana tidak normal

Berbagai metode pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan strategi

penawaran, dengan tujuan agar kontraktor dapat membuat penawaran menjadi lebih

akurat dan efektif terhadap suatu proyek. Dipahami dan diaplikasikannya salah satu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

21

metode pendekatan dalam pengajuan harga penawaran akan lebih baik dibandingkan

tidak sama sekali. Metode yang sering digunakan sebagai alat untuk mendapatkan

harga penawaran yang kompetitif dan profit yang optimum adalah Metode Friedman,

Metode Gates, dan Metode Ackoff & Sasieni.

2.4.2 Metode-metode Strategi Penawaran

Ada banyak metode penawaran yang biasa digunakan sebagai strategi dalam suatu

penawaran pada tender proyek konstruksi diantaranya adalah:

1. Metode Gates

Gates (Patmadjaja,1999) mengusulkan dua metode penawaran, yaitu:

1) Probabilitas mengalahkan tawaran untuk satu pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = 1

1+∑1−𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑖)

𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑖)𝑛𝑖=0

……….………...………..(2.1)

Dimana:

P(CoWin / Bo) = Probabilitas menang terhadap satu pesaing

P(Bo<Bi) = Probabilitas menang terhadap pesaing i

2) Probabilitas mengalahkan tawaran dua/lebih pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = 1

1+𝑛1−𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

……….………...…………....(2.2)

Dimana:

P(CoWin / Bo) = Probabilitas menang terhadap dua/lebih pesaing

Ba = Harga penawaran rata-rata

n = Jumlah pesaing

Dilanjutkan dengan menghitung nilai expected profit dengan perumusan

sebagai berikut:

E(P) = [(Bo-C)P(Cowins / Bo)………………………………………..(2.3)

Dimana:

E(P) = Expected profit

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

22

Bo = Harga penawaran kontraktor

C = Biaya estimasi proyek

2. Metode Ackoff & Sasieni

Ackoff dan Sasieni (Patmadjaja,1999) menganggap bahwa biaya actual

proyek adalah sesuai dengan biaya estimasi proyek sesuai dengan Gates.

Probabilitas menang hanya terdapat pesaing terendah saja:

P(CoWin / Bo) = P ( Bo < Bi )……………………………………………(2.4)

Dimana:

P(CoWin/Bo) = Probabilitas menang terhadap penawar terendah

P(Bo<Bi) = Probabilitas menang terhadap pesaing i

dan dilanjutkan menghitung expected profit dengan perumusan yang sama

dengan persamaan (2.3)

3. Metode Friedman

Metode Friedman (Patmadjaja,1999) menggunakan dua buah perumusan

probabilitas untuk menang sebagai berikut:

1) Probabilitas mengalahkan tawaran untuk satu pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = P ( Bo < B1 ) x P (Bo < Bi) x …xP(Bo < Bn) …..…(2.5)

Dimana :

P(CoWin / Bo) = Probabilitas menang terhadap satu pesaing

P(Bo<Bi) = Probabilitas menang terhadap pesaing i.

2) Probabilitas mengalahkan tawaran dua/lebih pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = P ( Bo<Ba)n ………………………………….…….(2.6)

Dimana :

P(CoWin / Bo) = Probabilitas menang terhadap dua/lebih pesaing

Ba = Harga penawaran rata-rata

n = Jumlah pesaing

dilanjutkan dengan menghitung nilai expected profit perumusan sebagai

berikut:

E(P) = (Bo – Us.C) x P (CoWin/Bo)…...……………………………..(2.7)

Dimana:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

23

E(P) = Expected Profit

Us = Ratio biaya actual terhadap biaya estimasi

Bo = Harga Penawaran Kontraktor

C = Biaya Estimasi Proyek

Tahap Perhitungan Metode Gates

Adapun tahap perhitungan metode gates adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan mark-up dari sejumlah proyek, dimana sebelumnya dilakukan

perhitungan biaya proyek dengan rumus:

Biaya Proyek = 75% x OE ………………………………………………..(2.8)

Mark-up (mo) =(𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛(𝑅𝑝)− 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 (𝑅𝑝))

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 x 100%......................(2.9)

2. Pengurutan mark-up dari nilai terendah hingga tertinggi untuk memperoleh

distribusi frekuensi dan frekuensi kumulatif dari pesaing.

3. Perhitungan Probabilitas mengalakan tawaran satu pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = 1

1+∑1−𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑖)

𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑖)𝑛𝑖=0

………………………………(2.10)

4. Perhitungan Probabilitas mengalakan tawaran dua / lebih pesaing, dengan

rumus:

P(CoWin / Bo) = 1

1+𝑛1−𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

………………...…………………(2.11)

5. Perhitungan keuntungan haraoan bila mengalahkan satu pesaing, dengan

rumus : E(P) = [mo x P(CoWin / Bo)]…………………………………...(2.12)

6. Perhitungan keuntungan harapan bila mengalahkan dua/lebih pesaing, dengan

rumus:

E(P) = mo x 1

1+𝑛1−𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

𝑃(𝐵𝑜<𝐵𝑎)

………………………..………………(2.13)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

24

Tahap Perhitungan Metode Friedman

Adapun tahap perhitungan metode gates adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan mark-up dari sejumlah proyek, dimana sebelumnya dilakukan

perhitungan biaya proyek dengan rumus:

Biaya Proyek = 75% x OE ………………………………………………(2.14)

Mark-up (mo) =(𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛(𝑅𝑝)− 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 (𝑅𝑝))

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 x 100%......................(2.15)

2. Pengurutan mark-up dari nilai terendah hingga tertinggi untuk memperoleh

distribusi frekuensi dan frekuensi kumulatif dari pesaing.

3. Perhitungan Probabilitas mengalakan tawaran satu pesaing, dengan rumus:

P(CoWin / Bo) = 𝑘𝑢𝑚𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛 x100%……………………...……(2.16)

4. Perhitungan Probabilitas mengalakan tawaran dua / lebih pesaing, dengan

rumus:

P(CoWin / Bo) = [P ( Bo<Ba)]n ………………...………………………(2.17)

5. Perhitungan keuntungan harapan bila mengalahkan satu pesaing, dengan

rumus: E(P) = mo x P ( Bo<Ba) ……………………………………….(2.18)

6. Perhitungan keuntungan harapan bila mengalahkan dua/lebih pesaing, dengan

rumus:

E(P) = mo x [P ( Bo<Ba)]n …………………………………………...…(2.19)

2.4.3 Penawaran Dengan Satu Kompetitor

Pada gambar 2.1 diperlihatkan pengaruh dari harga penawaran dengan

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan/proyek, dalam kondisi hanya ada satu

kompetitor. Kontraktor pasti menjadi penawar terendah jika mengajukan penawaran

yang terdiri dari komponen biaya langsung saja. Jika mengajukan harga penawaran

dengan kenaikan 10% dari biaya langsung, maka harapan untuk menjadi penawaran

terendah 60%, jika mengajukan harga penawaran dengan kenaikan sebesar 20% dari

biaya langsung, maka kesempatan menjadi penawar terendah adalah 20%, dan jika

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

25

dengan kenaikan sebesar 25%, maka hilang kesempatan untuk menjadi penawar

terendah.

Dapat diperlihatkan berbagai keadaan antara keuntungan yang dapat dicapai

dengan harga penawaran sebagai berikut:

1. Jika menawar dari komponen biaya langsung saja, maka pasti akan

mendapatkan pekerjaan tetapi tidak mendapatkan keuntungan.

2. Jika menawar 5% di atas biaya langsung, kesempatan menjadi penawar

terendah adalah 80%, maka keuntungan yang dapat dicapai adalah 5% dari

80%=4%.

3. Jika menawar 10% di atas biaya langsung, kesempatan menjadi penawar

terendah adalah 60%, maka keuntungan yang dapat dicapai adalah 10% dari

60%=6%.

4. Jika menawar 12.5% diatas biaya langsung, kesempatan menjadi penawar

terendah adalah 50%, maka keuntungan yang dapat dicapai adalah 12.5% dari

50%=6.25%

5. Jika menawar 15% di atas biaya langsung, kesempatan menjadi penawar

terendah adalah 40%, maka keuntungan yang dapat dicapai adalah 15% dari

40%=6%

6. Jika menawar 20% di atas biaya langsung, kesempatan menjadi penawar

terendah adalah 20%, maka keuntungan yang dapat dicapai adalah 20% dari

20%=4%

7. Jika menawar 25% di atas biaya langsung, maka tidak akan mendapatkan

proyek dengan sendirinya tidak mendapatkan keuntungan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

26

Gambar 2.1 Hubungan antara mark-up dengan probabilitas menjadi penawar terendah

(Ervianto, 2004)

Dalam gambar 2.2 diperlihatkan estimasi besarnya keuntungan yang

diharapkan dengan cara mengkombinasikan antara mark-up dan probabilitas menjadi

penawar terendah (dengan satu kompetitor). Dalam contoh ini kontraktor dapat

menghasilkan keuntungan dengan melakukan penawaran sebesar 12.5% di atas biaya

langsung, atau dengan mark-up di bawah 12.5%. Maka 12.5 % adalah angka

optimum yang dapat digunakan sebagai dasar penawaran, dengan kata lain

kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dengan probabilitas 60% dan dengan

mark-up 10% akan lebih realistis disbanding dengan probabilitas mendapatkan

pekerjaan 40% dan dengan mark-up 15%. Akan tetapi, dengan semakin besarnya

mark-up dalam suatu penawaran akan memperkecil resiko yang akan ditanggung oleh

kontraktor.

0

5

10

15

20

25

30

0 20 40 60 80 100 120

Mar

k-u

p[%

]

Probabilitas menang [%]

Hubungan antara mark-up dengan probabilitas

menjadi pemenang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

27

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara mark-up dengan expected profit

(Ervianto, 2004)

2.4.4 Probabilitas Menjadi Penawar Terendah

Dalam usaha menempatkan harga penawaran yang kompetitif dapat dilakukan

perhitungan probabilitas dari competitor yang mengajukan penawaran dalam proyek

tersebut. Dalam gambar 2.1 diperlihatkan grafik antara probabilitas dengan besarnya

mark-up yang ditunjukkan berupa garis linier. Rentang probabilitas dimulai dari

100% hingga 0% sedangkan rentang perubahan mark-up berturut-turut dari 0%

sampai dengan 25%.

Jika peserta pelelangan (tender) menempatkan harga penawaran berdasarkan

mark-up mengikuti distribusi normal seperti diperlihatkan dalam gambar 2.3. Dalam

contoh ini frekwensi harga penawaran kompetitor berkisar antara 100-105% dari

estimasi biaya langsung adalah 5%, antara 105-110% sebanyak 25%, antara 110-

115% sebanyak 40% antara 115-120% sebanyak 25%, dan dari 120-125% sebanyak

5%.

0

5

10

15

20

25

30

0 1 2 3 4 5 6 7

mar

k-u

p[%

]

Expected profit[%]

Hubungan antara mark-up dengan expected profit

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

28

Gambar 2.3 Distribusi dari Kompetitor Mengikuti Distribusi Normal

(Ervianto,2004)

2.4.5 Expected Profit

Keuntungan yang diharapkan dapat digambarkan berdasarkan kurva

probabilitas. Kurva keuntungan ini diperlihatkan dalam gambar 2.4 tentang hubungan

antara expected profit dengan mark-up adalah dengan nilai mark-up 10% yang akan

memberikan profit yang maksimum.

Rumusan dari expected profit adalah:

E ( P ) = p ( b – c ) ………………………………………………………(2.20)

P = Probabilitas menang

b = Penawaran

c = Biaya Estimasi

Dengan mencoba-coba besaran mark-up maka akan didapatkan nilai

maksimum dari expected profit, dimana besarnya mark-up yang menghasilkan

expected profit yang maksimum disebut mark-up optimum, yang nantinya dipakai

dalam penawaran suatu tender dan akan cukup terlihat berapa besarnya profit yang

akan digunakan. Keuntungan yang diharapkan dapat digambarkan berdasarkan kurva

0

5

10

15

20

25

30

35

40

5 10 15 20 25

Ko

mp

eti

tor[

%]

Mark-up [%]

Distribusi normal peserta lelang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

29

probabilitas dan gambar di bawah ini menunjukkan nilai mark-up 10% yang akan

memberikan profit maksimum.

Gambar 2.4 Expected Profit berdasarkan distribusi normal (Ervianto, 2004)

2.4.6 Mark Up

Bentuk-bentuk penyelewengan biaya proyek yang menyebabkan biaya

ekonomi tinggi biasanya disepakati oleh semua pihak (terutama masyarakat luas)

sebagai bentuk “mark-up” proyek konstruksi. Mark-up proyek ini diartikan

dipertanggungjawabkan secara hukum, sehingga bentuk apapun biaya penyelewengan

proyek biasanya selalu dikaitkan dengan mark-up yang terjadi. Bila dipandang dari

kacamata manajemen proyek, ternyata ada ketidaksamaan persepsi tentang kalimat

mark-up proyek konstruksi yang selama ini dipahami oleh masyarakat dengan

konsepsi manajemen proyek itu sendiri, sehingga perlu dilakukan pengkajian ulang

agar didapat persepsi mark-up proyek konstruksi secara fair dan benar. Dalam dunia

manajemen proyek istilah mark-up merupakan istilah biasa dan memiliki nilai normal

dalam artian tidak menjadikan suatu istilah yang menggambarkan suatu pemolesan

biaya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. mark-up merupakan sejumlah biaya

yang ditambahkan ke dalam biaya langsung proyek pada harga penawaran untuk

menutupi biaya tidak langsung yang meliputi biaya overhead perusahaan, biaya

resiko dan keuntungan proyek. Jumlah dan rincian mark-up dari suatu kontraktor

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 5 10 15 20 25 30

Exp

ect

ed

pro

fit[

%]

Mark-up[%]

Hubungan antara expected profit dengan mark-up

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi II.pdf · yang sesuai untuk usaha non-kecil. h. Memiliki kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, ... Untuk usaha kecil, nilai kemampuan

30

biasanya merupakan sesuatu yang sifatnya rahasia. Oleh karena itu pada penawaran,

rincian biaya tak langsung tidak ditampakkan melainkan tersebar kedalam harga

satuan tiap item pekerjaan.

Di Negara-negara maju seperti Amerika besaran mark-up berkisar antara 4%-

10% dan hal ini diwadahi dalam bentuk peraturan jasa konstruksi yang berlaku.

Aturan pelelangan yang berlaku di Negara kita dalam hal mencantumkan biaya

overhead dan keuntungan, sehingga dengan ketentuan tersebut, pihak kontraktor

biasanya merubah harga satuan dengan sejumlah biaya overhead dan keuntungan

tersebut. Dengan demikian telah terjadi perubahan harga dari harga satuan menjadi

harga penawaran dan hal ini lumrah dan biasa terjadi dalam dunia bisnis, dalam

konsep mencari keuntungan.

Mark-up adalah harga penawaran dibagi dengan biaya estimasi dalam besaran

persen (Mark-up = Bid Price/Estimated Cost). Umumnya kontraktor ingin

menemukan suatu mark-up yang sebesar-besarnya, namun dengan harapan tetap ingin

sebagai penawar terendah. Dalam menentukan besarnya mark-up kontraktor

membutuhkan hasil kumpulan data penawaran yang lalu (historical data) dari

pesaing-pesaing sebagai petunjuk dalam penawaran.