12
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Di dalam kamus besar bahasa indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Menurut pendapat dari Rivai tentang peran ialah, Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin didalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran berperilaku.8) Menurut pendapat Fadli tentang peran ialah, “Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. 9) 8) Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, hal 148 9) http://rinalwahyu42.wordpress.com/2011.06/07/teori-peran-rhole-theory/ di unggah pada 23 september 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

  • Upload
    ngokien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran

2.1.1 Pengertian Peran

Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak.

Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek dinamis

dari kedudukan atau status. Di dalam kamus besar bahasa indonesia peran ialah

perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat.

Menurut pendapat dari Rivai tentang peran ialah,

“Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan

diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin

didalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan

membawa serta harapan bagaimana penanggung peran

berperilaku.”8)

Menurut pendapat Fadli tentang peran ialah,

“Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya

dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial

baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil”.9)

8) Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, hal 148

9) http://rinalwahyu42.wordpress.com/2011.06/07/teori-peran-rhole-theory/ di unggah

pada 23 september 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

10

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran adalah

suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang

terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.

1.2 Kepemimpinan

1.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung dari kemampuannya untuk

membangun orang orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat

tergantung kepada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Dalam

sebuah organisasi atau masyarakat yang memiliki banyak anggota dengan kualitas

pemimpin yang baik maka organisasi atau masyarakat tersebut akan berkembang

dengan baik.

Beberapa defisini yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut :

1. “Koontz & O’donnel (1986), mendefinisikan kepemimpinan

sebagai proses memengaruhi sekelompo orang sehingga mau

bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan

kelompoknya.

2. Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti

memengaruhi ornag lain untuk lebih berusaha mengarahkan

tenaga, dalam tugasnya atau mengubah tingkah laku mereka.

3. Georger R. Terry ( 1983), kepemimpinan adalah kegiatan

memengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai

tujuan bersama.

4. Robbins (2001), kepemimpinan adalah kemampuan untuk

memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.

5. John Pfiffner (1953), kepemimpinan adalah kemampuan

mengoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

11

6. Davis (1977), mendefinisikan kepemimpian adalah kemampuan

untuk mengajak oang lain mencapai tujuan yang sudah

ditentukan dengan penuh semangat.

7. Slamet Santosa (2004) mendefiniskan kepemimpinan sebagai

“usaha untuk memengaruhi anggota kelompok agar mereka

bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam

mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati”.10)

Dari beberapa definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi

aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang

untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi

kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

1.2.2 Unsur-unsur Kepemimpinan

Unsur unsur yang mendasari kepemimpinan dari beberapa definisi

yang telah dikemukakan diatas adalah:

1. “Kemampuan mempengaruhi orang lain ( kelompok atau

bawahan ).

2. Kemampuan mengarahkan atau memotvasi tingkah laku

orang lain atau kelompok.

3. Adanya unsur kerjasama untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.”11)

10) Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA pemimpin dan kepemimpinan dalam orgnisasi

rajawali pers. Jakarta.2013. hal 3-4

11) Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA pemimpin dan kepemimpinan dalam orgnisasi

rajawali pers. Jakarta.2013. hal 5

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

12

Dari rumusan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa unsur unsur yang

mendasari kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang

lain agar bisa bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan.

1.2.3 Fungsi Kepemimpinan

Fungsi seorang pemimpin beserta teknik kepemimpinannya berbeda menurut

situasi dimana seorang pemimpin melakukan kegiatannya. Dalam hal ini ada

beberapa fungsi kepemimpinan yang dijelaskan sebagai berikut.

1. “Mendefinisikan misi dan peranan organisasi Dalam hal ini tugas seorang pemimpin adalah mampu

mendefinisakn misi serta peranannya didalam sebuah

organisasi, sebelum menjelaskan kepada angota dalam

organisasinya pemimpin terlebih dahulu memahami apa

yang akan dikerjakan dalam organisasi sehingga sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengejawantahan tujuan organisasi

Dalam fungsi ini pemimpin harus menciptakan

kebijaksanaan kedalam tatanan atau kputusan terhadap

sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan

3. Mempertahankan keutuhan organisasi

Dalam fungsi ini tugas seorang pemimpin adalah

mempertahankan keutuhan organisasinya agar

organisasi tersebut tidak terpcah-pecah dan tidak aktif,

sehigga semuanya dapat berjalan dengan baik dan lebih

terarah.

4. Mengendalikan konflik yang terjadi didalam organisasi

Dalam organisasi konflik tidak bisa dihindari hal itu

disebabkan karena didalam organisasi akan ditemukan

karakter yng berbeda-beda dari masing-masing orang

sehingga diperlukan suatu pemimpin yang dapat

mempengaruhi dan memotivasi dari karakter-karakter

yang berbeda-beda tersebut menjadi satu kesatuan

uuntuk saling bekerja sama dalam satu organisasi”.12

)

12)Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal 42-47

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

13

Dari beberapa fungsi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan

sangat penting bagi organisasi karena dengan adanya kepemimpinan kegiaatan

organisasi akan lebih terarah hal itu dapat dilihat dari kebijaksanaan tanggung jawab

dalam mengatasi berbagai konflik yang ada sehingga kegiatan dari orgaanisasi dapat

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama.

1.2.4 Ciri-ciri Kepemimpinan

Ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri

intelektual, dan ciri-ciri kepribadian, diantaranya:

1. Persepsi Sosial

Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan

memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini

sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama

diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam

memberikan pandangan dan patokan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam

dan diluar kelompok.

2. Kemampuan Berpikir Abstrak

Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikan indikasi bahwa seseorang

mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya

merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang

pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan didalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

14

kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya dengan tujuan

kelompok..

3. Keseimbangan Emosional

Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri

seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran

yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam

perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang

harmonis. Dan itu bukanlah suatu kepribadian harmoni yang beku dan statis,

melainkan suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu

keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai

dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini diperlukan oleh seorang

pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok

dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan sukses.

Dari ciri-ciri diatas peneliti dapat menyimpulkan kepemimpinan meliputi ciri-

ciri fisik intelektual dan ciri kepribadian. Seorang pemimpin harus memiliki

kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan anggota dari kelompoknya. Tidak

hanya itu seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan menganalisis fakta-fakta

yang ada didalam maupun diluar organisasi, disamping itu emosional seorang

pemimpin harus stabil sehingga pemimpin dapat turut merasakan keinginn dan cita-

cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan

baik.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

15

1.2.5 Hambatan dalam Kepemimpinan

Kualitas pendidikan yang baik dipengaruhi oleh kepemimpinan yang baik,

seorang pemimpin dalam mencapai proses kepemimpinannya yang baik pasti akan

mengahadapi berbagai permasalahan atau hambatan-hambatan diantaranya yaitu:

1. Faktor Internal Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri, emosi yang

tidak stabil, tidak percaya diri, takut dalam mengambil resiko,

terbatasnya kecakapan pemimpin. 2. Faktor Eksternal

Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya

dukungan dari bawahan, terlalu banyak tekanan.”13)

Dari hambatan-hambatan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk

mencapai suatu kepemimpinan yang baik dimana seorang pemimpin akan

menghadapi berbagai permasalahan baik dari faktor internal dari pemimpin itu sendiri

maupun faktor eksternal yaitu lingkungan sekitar.

1.3 Sekolah

2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Setiap sekolah dalam proses mencapai visi misi sekolah yang telah ditetapkan

akan ditunjang oleh seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan dalam

menjalankan kepemimpinannya di sekolah. Dalam proses pelaksanaannya pekerjaan

seorang kepala sekolah merupakan pekerjaan yang berat, sebagai seorang pemimpin

kepala sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang bisa mewujudkan visi

misi sekolah.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

16

Menunjang proses kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah memiliki

tugas pokok dan fungsi yang harus dikerjakan, tugas pokok dan fungsi dari kepala

sekolah diantaranya pendidik (educator), pemimpin (leader), pengelola (manager),

administrator, wirausahawan, pencipta iklim kerja, dan penyelia (supervisor).

1. “Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa

berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor

pengalaman akan sangat mempengaruhi

profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam

mendukung terbentuknya pemahaman tenaga

kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya”.

2. “Kepala sekolah sebagai leader harus mampu

memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan

kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah, dan mendelegasikan tugas”.

3. “Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya

sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki

strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif,

member kesempatan kepada para tenaga

kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan

mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan

dalam berbagai kegiatan yang menunjang program

sekolah”.

4. “Kepala sekolah sebagai administrator memiliki

hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas

pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,

penyusunan dan pendokumenan, seluruh program

sekolah”.

5. “Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu

mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai

pembaharuan di sekolah”.

6. “Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki

strategi yang tepat untuk memberikan motivasi

kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan

berbagai tugas dan fungsinya”.

7. “Kepala sekolah sebagai supervisor harus

diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

17

melaksanakan program supervise pendidikan, serta

memanfaatkan hasilnya”.

2.3.2 Hambatan Sekolah

Disetiap sekolah pasti didalamnya memiliki suatu organisasi administrasi

pendidikan lengkap dengan seksi-seksinya, setelah dibuat organisasi administrasi

pendidikan kemudian harus diadakan pengawasan oleh kepala sekolah. Sebab tanpa

adanya pengawasan ada kemungkinan timbulnya situasi yang menghambat jalannya

pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu semakin lama semakin banyak, maka ada

kemungkinan tujuan tidak dapat tercapai dalam waktu yang telah direncanakan.

Situasi yang menghambat itu dapat berasal dari berbagai pihak diantaranya:

a. Dari pihak guru:

1. Kurang adanya semangat kerja;

2. Kurang kesediaan bekerja sama dan berkomunikasi;

3. Kurang kecakapan dalam melaksanakan tugas;

4. Kurang menguasai metode belajar;

5. Kurang memahami tujuan dan program kerja;

6. Kurang mentaati peraturan ketertiban.

13)E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Hal 97-122

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

18

b. Dari pihak murid:

1. Kurang kerajinan, ketekunan;

2. Kurang mentaati ketertiban;

3. Kurang kesadaran perlunya belajar.

c. Dari pihak prasarana pendidikan:

1. Kurang terpenuhinya syarat-syarat tentang gedung, halaman,

kesehatan, keamanan, dan sebagainya;

2. Kurang tersedianya alat-alat pelajaran, seperti bangku, kursi, lemari,

papan tulis dan sebagainya.

d. Dari pihak Kepala Sekolah:

1. Kurang adanya tanggung jawab pengabdian;

2. Kurang kewibawaan, pengetahuan, dan sebagainya:

3. Terlalu otoriter:

4. Terlalu lunak, bersikap masa bodoh.

Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan kualitas pendidikan

disekolah biasa akan menghadapi berbagai permasalahan antara lain dari pihak guru

yang kurang memahami tujuan dan program kerja karena hal tersebut guru menjadi

kurang bersemangat dan menguasai metode belajar, dari pihak murid kurangnya

semangat murid dalam belajar, sarana prasarana yang kurang memadai dapat

menghambat kegiatan belajar mengajar, dari pihak kepala sekolah yang kurang

bertanggung jawab dalam tugas dan kewajibannya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

19

1.4 Kerangka Berfikir

Adapun skema dari kerangka pemikiran di atas adalah sebagai berikut:

Sekolah dalam menjalankan aktivitas tentunya menginginkan kepala sekolah

yang berkualitas dan bekerja dengan baik yang mampu bekerja dengan benar dan

dapat menyelesaikan pekerjaannya secara maksimal sesuai dengan tanggung jawab

serta wewenangnya masing masing.

Kepala sekolah merupakan salah satu sumber daya yang paling penting bagi

sebuah sekolah. Dalam proses bekerja, peran kepemimpinan kepala sekolah sangat

penting karena dari peran yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat menentukan cara

sikap dan perilaku kepala sekolah dalam menjalankan kewajiban dan tanggung

jawabnya disekolah. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah memiliki tanggung

jawab dan kebijaksanaan didalam menyelesaikan setiap konflik dan persoalan yang

ada disekolah yang dapat menghambat proses kepemimpinannya sebagai kepala

SEKOLAH

Fungsi Kepemimpinan

KEPALA

SEKOLAH

Peran Kepemimpinan

Kualiatas Pendidikan

Hambatan

Kepemimpinan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9704/2/T1_162010015_BAB II.pdf · untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,

20

sekolah dalam bekerja, sehingga dari hambatan-hambatan yang ada akan menjadi

tolak ukur keberhasilan kualitas pendidikan disekolah.