Upload
vonhu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembalut Luka
Pembalut luka biasanya dipakai untuk mempercepat berbagai tahap
penyembuhan luka dan dapat menciptakan kondisi yang lebih baik untuk
penyembuhan. Pembalut luka yang dipilih harus memiliki kriteria antara lain
dapat mengatur kelembaban luka, membantu penyembuhan luka (bukan merusak
jaringan kulit), membantu sirkulasi udara dari jaringan luka dan lingkungan
sekitar, mudah untuk diaplikasikan dan dilepas setelah penggunaan dan harus
steril, tidak toksik serta tidak menimbulkan alergi (Selvaraj et al., 2015). Karena
itu, hidrogel yang memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik diharapkan dapat
dipakai menjadi pembalut luka yang berkualitas.
Pembalut luka harus memenuhi persyaratan seperti memiliki permeasi uap
atau gas yang tinggi. Pembalut luka memiliki beberapa fungsi yaitu, sebagai
pelindung fisik luka, mencegah luka terkontaminasi, pengantar obat dan memiliki
pertukaran air (cairan) baik untuk menjaga kelembaban luka tanpa menyebabkan
kehilangan cairan yang berlebih (Ambyah S., 2014). Suatu pembalut luka harus
mempunyai persyaratan dapat ditembus oleh gas (oksigen) dan uap air, agar
terjadi aerasi dan penguapan air untuk mempercepat proses penyembuhan luka (D.
Darwis, 2013).
Tabel 2.1 Tipe Pembalut Luka dan Indikasi Penggunaan
No
Jenis
Pembalut
Luka
Contoh
Produk Deskripsi
Indikasi
Penggunaan
Tingkat
Aplikasi
(%)
1 Films Tegaderm,
Blister, Poly
skin II, Silon-
TSR, Opsite,
Aluderm
Films disintesis
dari poliuretan atau
dari material
polimer lainnya
- Luka
superfisial
- Luka laser
- Luka operasi
- Kulit yang
terkelupas
8
2 Foams Flexzan,
Biopatch,
Crafoams,
Foams disintesis
dari foam (busa)
hidrofilik dan
- Luka kronis
- Luka bakar
- Luka operasi
5
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
18
Biatain,
Cutinova,
Reston,
Lyofoam,
Ivalon
backing
(penyokong)
hidrofobik atau
semi-permeabel
dengan membran
non-absorben,
Contoh:
polioksietilen glikol
dikelilingi
poliuretan atau
silikon atau
poliester
Mohs
- Luka laser
3 Hidrogel Cultinova
Gel,
Biolex,
TegaGel,
Carrasyn,
NuGel,
2nd Skin
Flexderm,
Exu Dry
Dressing,
CarraSorb,
GRX wound
Gel
Hidrogel disintesis
dari polimer
hidrofilik terikat
silang,
Contoh: polivinil
alkohol, polivinil
pirolidon, polietilen
oksida
- Kemoterapi
- Ulkus
- Laser
- Luka dengan
ketebalan rata-
rata
- Luka daerah
donor dan
organ buatan
43
4 Alginat AlgiSite,
AlgiDerm,
Sorbsan,
Kaltostat,
Omiderm
Alginat disintesis
dari alginat alga
natrium dengan
larutan garam Ca,
Mg atau Zn yang
terikat silang secara
kimia
- Luka bakar
- Luka operasi
- Luka dengan
eksudat tinggi
- Ulkus kronis
20
5 Hidrokoloid Iodosorb
(Cadexomer)
, Debrisan
(Dextranome
r), Sorbex,
Duoderm
Hidrokoloid
disintesis dengan
imobomilisasi iodin
ke pati
termodifikasi yang
larut dalam air, gel
- Ulkus kronis
- Luka bakar
- Luka dengan
ketebalan rata-
rata
- Luka daerah
24
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
19
(polymer
blend)
terbentuk dengan
pergantian iodin
diantara material
polimer dan cairan
luka
donor
(Sumber: Elbadawy et al. (2017))
Kandungan air yang tinggi dalam hidrogel (70-90%) sebagai pembalut luka
membantu granulasi jaringan dan epitelium dalam kondisi yang lembab. Sifat
fisik hidrogel yang lembut dan elastis membuat hidrogel mudah diaplikasikan dan
dilepaskan setelah luka sembuh tanpa menimbulkan kerusakan pada luka. Suhu
luka juga dapat turun karena efek dingin dari hidrogel. Pembalut luka hidrogel
memiliki sifat tidak menyebabkan iritasi, tidak reaktif terhadap jaringan biologis
dan permeable (Selvaraj et al., 2015). Adanya kemampuan hidrogel mengabsorbsi
air dapat diaplikasikan pada pemakaian sebagai pembalut luka untuk
mengabsorbsi cairan luka. Hidrogel dikategorikan sebagai medium absorben
karena itu dapat diaplikasi pada luka dengan eksudat luka yang ringan hingga
sedang (D. Darwis, 2013).
Pada beberapa akhir tahun ini, perhatian yang sangat besar telah difokuskan
pada penelitian dan pengembangan polimer hidrogel sebagai biomaterial seperti
untuk kontak lensa, pembalut luka dan sistem pengantar obat (F. Yoshii et al,
1999). Pembalut hidrogel terdiri dari polimer yang tidak larut dengan kandungan
air yang tinggi yang membuatnya menjadi ideal sebagai pembalut luka untuk
menfasilitasi penghilangan bekas penyembuhan luka (T. Abdelrahman & H.
Newton, 2011).
Sebagian besar pembalut luka material polimer seperti hidrogel, foam, film,
hidrokoloid dan alginat memiliki keunggulan masing-masing. Tetapi hidrogel
merupakan pilihan tepat dibanding dengan pembalut luka lain karena memiliki
semua kemampuan yang diperlukan pada pembalut luka ideal. Hanya satu
kekurangan dari hidrogel yaitu stabilitas mekanis yang rendah pada kondisi
menggembung (swelling) (Elbadawy et al., 2017). Pembalut luka tipe hidrogel
dapat dibentuk dengan crosslinking polimer yang larut dalam air seperti polivinil
alkohol, poli pirolidone, poli akrilik dan polietilena oksida (Y. Ikada et al, 1977).
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
20
2.2 Hidrogel
Hidrogel adalah jaringan polimer hidrofilik terikat silang yang memiliki
kapasitas mengembang (swelling) dengan menyerap air atau cairan biologis,
namun tidak larut karena adanya ikatan silang (Hassan dan Peppas, 2000).
Beberapa bahan jika diletakkan bersama air dalam jumlah berlebih mampu
memelar (to swell) secara cepat dan mempertahankan air dalam jumlah cukup
besar dalam struktur pemelaran. Bahan tidak larut dalam air dan mempertahankan
struktur jaringan tiga dimensi. Struktur ikatan silang dapat berupa ikatan kovalen
atau ionik. Sifat tidak larut hidrogel disebabkan oleh adanya ikatan silang antar
rantai molekul polimer, sedangkan sifat dapat menyerap air dan menggembung
disebabkan oleh adanya gugus fungsi seperti -OH,-COOH,-CONH2, -CONH, dan
-S03H (D. Darwis, 2013).
Hidrogel termasuk salah satu material polimer yang relatif masih baru dan
banyak digunakan pada berbagai bidang khususnya material biomedis, farmasi,
obat-obatan dan pertanian. Salah satu dari biomaterial yang sangat menjanjikan
adalah hidrogel. Istilah biomaterial biasanya digunakan untuk material yang
dipakai dalam keperluan biomedis. Selama lebih dari puluhan tahun hidrogel telah
digunakan pada berbagai aplikasi medis seperti pengantar obat, pembalut luka dan
kontak lensa (F. Yoshii et al., 1999).
Hidrogel mempunyai kemampuan menyerap air dan menahannya dari
puluhan persen sampai ribuan persen dari berat keringnya didalam ruang antara
rantai polimer. Hidrogel bisa stabil secara kimia atau bisa juga terdegradasi yang
pada akhirnya terdisintegrasi dan larut (Haryanto, 2016).
Dalam Rachel et al. (2015), hidrogel merupakan material yang penyusun
utamanya adalah polimer hidrofilik jaringan tiga dimensi dengan ikatan silang
(crosslinking) sehingga memiliki sifat yang unik yaitu, memiliki kandungan air
yang tinggi, biokompatibilitas dan fleksibilitas yang baik dan memiliki potensi
yang tinggi untuk aplikasi pengantar obat topikal atau transdermal.
Hidrogel diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu permanen/
kimia gel dan nonpermanen/ fisika gel. Permanen gel adalah jaringan kovalen
(crosslinked), sedangkan nonpermanen/ fisika gel terhubung bersama melalui
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
21
belitan molekuler dan atau melalui interaksi ion, ikatan hidrogen atau interaksi
hidrofobik. Di dalam hidrogel yang ter-crosslinking secara fisik, pelarutan
dicegah dengan adanya interaksi fisik, yang berada diantara rantai polimer yang
berbeda (Haryanto, 2015).
2.2.1 Sintesis Hidrogel
Dalam D. Darwis (2013), secara umum ada dua metode yang dapat
digunakan untuk mensintesis hidrogel yaitu: metode konvensional dan teknik
radiasi. Pada metode konvensional, hidrogel dibuat dengan reaksi polimerisasi
dan reaksi ikatan silang monomer hidrofilik dengan bantuan bifungsional atau
multifungsional crosslinking agent atau pembentukan ikatan silang polimer larut
air dengan reaksi organik khusus yang melibatkan polimer gugus fungsi.
Pembuatan hidrogel dengan teknik radiasi dilakukan dengan meradiasi monomer
atau polimer larut air dengan sinar gamma atau berkas elektron. Dengan teknik
radiasi, tidak diperlukan adanya bahan kimia inisiator atau crosslinking agent.
Hidrogel dapat disintesis secara konvensional melalui beberapa cara yaitu
polimerisasi monomer larut air dengan crosslinking agents bifungsional atau
multifungsional. Hidrogel juga dapat dibuat dari polimer hidrofilik dengan
bantuan crosslinking agents bi- or multifungsional. Ikatan silang rantai pada
hidrogel merupakan ikatan kovalen dalam bentuk struktur jaringan tiga dimensi
sehingga berat molekul hidrogel cenderung menjadi tidak terhingga (infinity).
Jaringan demikian dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 Rongga antar rantai yang
berikatan silang memungkinkan dilalui oleh zat terlarut. Dalam keadaan
menggembung rongga ini biasanya terisi oleh air atau secara umum oleh molekul
pelarut (D. Darwis, 2013).
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
22
Gambar 2.1 Representasi Skematik Struktur Jejaring
Tiga Dimensi Hidrogel
2.2.2 Interaksi Radiasi dengan Polimer
Apabila suatu radiasi pengion mengenai molekul polimer maka akan terjadi
reaksi kimia yang pada akhirnya akan terjadi pembentukan ikatan silang
(crosslinking) atau degradasi. Kedua reaksi ini terjadi secara simultan. Namun
demikian, rasio terjadinya reaksi ikatan silang atau degradasi tergantung pada
struktur kimia polimer, kondisi fisik, dan kondisi iradiasi yang digunakan. Hasil
akhir dari reaksi tersebut menentukan apakah suatu polimer bersifat crosslinking
atau degradasi. Bila reaksi ikatan silang lebih dominan daripada reaksi degradasi,
maka polimer tersebut bersifat ikatan silang (crosslinking), sebaliknya bila
degradasi lebih dominan maka polimer tersebut bersifat degradasi (D. Darwis,
2013).
Teknik radiasi sinar gamma dan elektron beam relatif lebih sederhana untuk
pengembangan dan modifikasi material polimer melalui crosslinking dan reaksi
degradasi. Pada metode iradiasi elektron beam memiliki banyak keunggulan
karena dosis radiasi dapat dengan mudah dikontrol dan produk bebas dari
pengotor kimia yang tidak diinginkan (Haryanto et al., 2014).
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
23
Gambar 2.2 Skema Sintesis Hidrogel Melalui Crosslinking
Reaksi pembentukan ikatan silang (crosslinking) polimer banyak
dimanfaatkan sebagai dasar dalam pembuatan produk biomaterial seperti hidrogel.
Dengan adanya struktur ikatan silang pada hidrogel mengakibatkan mempunyai
sifat tidak larut dalam air, dapat mengabsorbsi air sehingga menggembung
(swelling) bila berkontak dengan air atau cairan tubuh, tidak dapat ditembus oleh
mikroba tetapi permeabel terhadap gas atau uap air, mempunyai sifat mekanik
yang cukup serta elastis (D. Darwis, 2013).
2.3 Polietilena Oksida (PEO)
Etilen oksida merupakan struktur karbon membentuk cincin oksigen yang
bersenyawa tiga dengan rumus struktur –O(CH2-CH2)O-. Meskipun senyawa ini
digunakan sebagai insektisida, sebagai furmigan dan sebagai agen sterilisasi,
namun dalam penggunaan fungsionalnya bervariasi. Kegunaan terpenting etilen
oksida adalah sebagai zat antara kimia yang sangat reaktif. Sebagian besar
senyawa yang mengandung atom hidrogen aktif akan menambah etilen oksida.
Contohnya etilen oksida bereaksi dengan air membentuk etilen glikol, dengan
hidrogen halida membentuk monoalkil etilen glikol dan dengan alkohol
membentuk monoetil etilena glikol. Namun dalam hal ini fokus utamanya
membentuk polimerisasi etilen oksida yaitu dengan penambahan etilen oksida ke
molekul etilen oksida lainnya membentuk poli (etilen oksida).
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
24
Polietilen oksida (PEO) adalah termasuk polimer yang larut dalam air
dengan struktur kimia relatif sangat sederhana, yaitu tersusun dari pengulangan
unit: -CH2-CH2-O-.
Gambar 2.3 Struktur Molekul Polietilen Oksida (PEO)
Polietilen oksida adalah kristal yang termasuk termoplastik dan merupakan
polimer hidrofilik artinya dapat larut dalam air dengan struktur kimia relatif
sangat sederhana, yaitu tersusun dari pengulangan unit: -CH2-CH2-O. Polietilen
oksida tersedia secara komersial dalam berbagai macam berat molekul lebih dari
satu juta. Berat molekul rendah sampai 150 umumnya berupa polietilen glikol,
sedangkan berat molekul yang lebih tinggi dikenal sebagai polietilen oksida, poli
oksietilen atau polioksiran. Berbagai jenis polietilen oksida dilihat dari berat
molekulnya dibagi menjadi dua, yaitu berat molekul yang rendah berwujud cairan
viskos sampai padat seperti lilin sedangkan jika semakin tinngi berupa
termoplastik yang dapat dibentuk sesuai cetakan.
PEO bersifat inert terhadap biopolimer (termasuk protein, darah dan
jaringan sel), maka PEO dapat digunakan sebagai bahan dasar, terutama dalam
bentuk hidrogel untuk pembuatan berbagai jenis alat kedokteran, kesehatan dan
termasuk seperti pembalut luka, ‘suture’, lensa kontak, membran dialisis dan alat
pelepas obat secara terkontrol. Di samping itu, PEO dapat pula digunakan untuk
melapisi beberapa alat kedokteran/ kesehatan yang berhubungan langsung dengan
jaringan tubuh dan darah, misalnya kateter dan vaskuler protese. Salah satu cara
yang mudah untuk menghasilkan hidrogel PEO ialah dengan mengiradiasi larutan
PEO dengan radiasi pengion, baik dengan sinar gamma maupun berkas elektron
(Zainudin, 1996).
Diantara polimer yang larut dalam air seperti polivinil alkohol, poli akrilik
dan polietilena oksida, polietilena oksida (PEO) menunjukkan kelebihannya
dalam hal tingkat toksisitas yang relatif lebih rendah. Bagaimanapun juga, PEO
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
25
hidrogel murni memiliki kuat mekanik yang rendah dan sangat mudah pecah/
hancur (F. Yoshii et al., 1999: Haryanto et al., 2014).
2.4 Karboksimetil Selulosa (CMC)
Karboksimetil selulosa (CMC) adalah eter selulosa yang larut dalam air dan
merupakan asam turunan dari selulosa. Karena harga yang murah,
biodegradabilitas dan non toksik, selulosa dan turunannya merupakan biopolimer
yang sering digunakan untuk aplikasi biomedis sebagai aktioksidan, pembalut
luka, sebagai sistem pengantar obat terkontrol dan pembawa sel. CMC juga
memiliki aplikasi yang luas dalam bidang pangan sebagai zat aditif, kosmetik dan
farmasi sebagai pengatur viskositas produk dan stabilizer (S. Nayak, 2014).
Gambar 2.4 Struktur Molekul Karboksimetil Selulosa (CMC)
CMC memiliki sifat fisik yang lebih baik, yaitu dapat larut dalam air dan
aplikasi pemanfaatannya yang sangat luas (Heydarzadeh et al., 2009). Selain itu,
CMC dapat digunakan sebagai bahan baku polimer superabsorben berbentuk
hidrogel. Umumnya superabsorben dibuat dari polimer berbasis poliakrilamida
yang mempunyai kelemahan dalam menyerap air dan kemampuan pembengkakan
yang terbatas, kemampuan menahan air sangat lemah, tidak ramah lingkungan dan
harganya mahal (Azizah et al., 2012: A. Hadi, 2014). Kelebihan hidrogel jika
dibandingkan dengan bahan absorben lainnya seperti kertas, selulosa dan kapas
adalah kemampuan absorpsinya beberapa kali lipat dibandingkan beratnya, tahan
terhadap tekanan dan 90% bahannya dapat diuraikan sehingga ramah lingkungan
(Swantomo et al., 2008).
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
26
Radiasi ionisasi adalah metode yang potensial untuk memodifikasi CMC,
dimana CMC akan membentuk jaringan tiga dimensi (crosslink) dan membentuk
hidrogel dengan berbagai karakteristik sebagai biomaterial, seperti kemampuan
menyerap air tinggi, biodegradilitas baik dan tidak berbahaya. Tetapi CMC
hidrogel memiliki kuat tarik yang lemah, terutama dalam keadaaan mengembang.
Pencampuran 2 polimer diharapkan dapat mengatasi kuat tarik yang lemah untuk
menghasilkan hidrogel yang baik sebagai pembalut luka (M. Wang et al., 2007).
Oleh karena itu diharapkan co-crosslinking antara PEO dan CMC dengan
menggunakan radiasi elektron beam dapat meningkatkan kekuatan mekanik dan
densitas crosslinking.
Tabel 2.2 Karakteristik Beberapa Polimer sebagai Pembalut Luka
Jenis Polimer Karakteristik
Kolagen Polimer alami, biokompatibel, kebanyakan berasal dari kulit
babi, permeabel yang besar terhadap bakteri dan
mikroorganisme.
Kitosan Polimer alami, antimikroba, bersifat adhesive, antijamur dan
permeabilitas oksigen yang sangat baik, diperlukan biaya
yang tinggi dan sulit ditangani.
Gelatin Polimer alami, dalam membran berdampak kuat dalam
fibroblas dan proliferasi, kebanyakan berasal dari kulit babi.
Karboksimetil
Selulosa (CMC)*
Biomaterial, kemampuan menyerap air tinggi,
biodegradilitas baik dan tidak berbahaya, murah.
Poliuretan Non toksik dan tidak biodegradabel.
Polivinil Pirolidon
(PVP)
Larut dalam air dan biokompatibel / biodegradabel,
toksisitas rendah,
transmisi uap air yang baik, dan kedap air untuk bakteri,
sangat elastis.
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
27
Polietilen Oksida
(PEO)/ Polietilen
Glikol (PEG)
Mudah larut dalam air, non toksik, biokompatibilitas/
biodegradabilitas, transparan dan hemat biaya, tidak ada
hambatan
untuk proliferasi, mempercepat tingkat dan ukuran
penyembuhan luka.
(Sumber: Elbadawy et al. (2017), * M. Wang et al. (2007))
2.5 Analisis Karakteristik Hidrogel
Karakteristik hidrogel yang diukur meliputi fraksi gel, rasio swelling,
kecepatan transmisi uap air dan sifat mekanik. Struktur kimia dan morfologinya
dianalisis menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan
Scanning Electron Microscope (SEM).
2.5.1 Fraksi Gel
Fraksi gel merupakan ukuran jumlah ikatan silang (crosslink) molekul
primer yang terbentuk akibat proses crosslinking dan dinyatakan dalam
persen. Fraksi gel merupakan perbandingan berat hidrogel kering sebelum
dan sesudah pembilasan. Evaluasi fraksi gel dilakukan dengan merendam
basis hidrogel selama 24 jam dalam aquades pada suhu 50°C kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 40°C selama 24 jam untuk melihat fraksi
yang masih tersisa. Metode ini merupakan metode gravimetri. Banyaknya
fraksi yang tidak terlarut menunjukkan ikatan silang yang terbentuk dari
hidrogel (A. Z. Abidin et al., 2012).
2.5.2 Rasio Swelling
Dalam A. Z. Abidin et al. (2012) karakteristik pembengkakan
(swelling) dari sampel diukur dengan mengukur berat air yang bertambah
dalam sampel. Sampel yang benar-benar kering direndam dalam air pada
suhu ruang dan dibiarkan hingga kondisi kesetimbangan kemudian diukur
beratnya. Karakteristik pembengkakan diwakili oleh derajat pembengkakan
setimbang Equilibrium Degree of Swelling (EDS) dan kandungan air
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
28
setimbang Equilibrium Water Content (EWC). Keduanya menunjukkan
daya serap air oleh hidrogel.
2.5.3 Kecepatan Transmisi Uap Air
Laju transmisi uap air diukur dengan cara meletakkan hidrogel dengan
ukuran tertentu sebagai tutup sebuah botol yang berisi air. Kemudian sistem
botol dan hidrogel tersebut didiamkan pada suhu 37°C dan kelembaban
udara ambient selama 12 jam. Laju transmisi uap air menujukkan seberapa
banyak air yang mampu dilewatkan lapisan hidrogel (A. Z. Abidin et al.,
2012).
2.5.4 Uji Kuat Mekanik
Polimer hidrogel khususnya hidrogel film sebagai bahan pembalut luka
memiliki karakteristik salah satunya kuat secara mekanik. Pembalut luka
seharusnya mudah untuk digunakan, tidak menimbulkan rasa sakit pada saat
dilepas dari luka dan lebih sedikit membutuhkan penggantian pembalut pada
saat pemakaian (S. Rajendran & S. C. Anand, 2002). Penentuan kuat
mekanik dilakukan dengan menggunakan mesin kuat tarik dengan
kecepatan 50mm/ menit pada suhu kamar.
2.5.5 Karakterisasi Struktur Kimia dan Morfologi
Menurut A. Z. Abidin et al. (2012) karakterisasi terhadap hidrogel
meliputi struktur dan morfologi hidrogel dapat diuji menggunakan
Spektrofotometer Fourier Transform – Infra Red (FT-IR) dan Scanning
Electrone Microscope (SEM).
Uji spektroskopi IR dilakukan untuk melihat gugus fungsional.
Spektroskopi FT-IR adalah alat untuk mengukur serapan radiasi daerah infra
merah pada berbagai panjang gelombang. Secara kualitatif, spektroskopi
FT-IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang ada
dalam struktur molekul. Data yang dihasilkan dari uji spektrum FT-IR
adalah puncak-puncak spectrum karakteristik yang digambarkan sebagai
kurva transmitansi (%) (A. Ratnawati, 2014).
Uji SEM dilakukan untuk mengetahui bentuk morfologi dari hidrogel.
Dari bentuk morfologi hidrogel dapat diketahui kemungkinan hidrogel dapat
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017
29
menyerap air. Luas permukaan kontak yang besar antara hidrogel dan air
mengakibatkan tempat interaksi antara gugus hidrofilik dengan air menjadi
besar. Menurut A. Z. Abidin et al. (2012), kapasitas absorpsi hidrogel dapat
dinaikkan dengan memperbesar luas kontak baik melalui permukaan
bergelombang maupun jumlah dan ukuran pori. Hal ini dapat dilakukan baik
secara perlakukan fisik maupun secara perlakuan kimia.
Tabel 2.3 Ringkasan Data Analisis Karakteristik Hidrogel dalam Jurnal
Sumber Jenis Polimer Fraksi Gel Rasio Swelling
Kecepatan
Transmisi Uap
Air
Kuat Tarik Elongasi
Haryanto et al.
(2014)
Polietilena
Oksida (PEO) –
Polietilena
Glikol Diakrilat
(PEGDA)
78% (10%
PEGDA)
310% (10%
PEGDA)19 g/m
2jam
0,48 MPa (10%
PEGDA)-
D. Darwis
(2013)
Polivinil
Pirolidon (PVP)
– Polietilena
Glikol (PEG)
95% 160% (24 jam) 147 g/m2jam - -
A. Z. Abidin et
al. (2012)
Polivinil Alkohol
(PVA) - Bentonit
94,48% (15%
Bentonit)
52,17% (15%
Bentonit)
34,42 g/m2jam
(15% Bentonit)
3,48 MPa (15%
Bentonit)-
Erizal & T.
Wikanta (2011)
Polietilena
Oksida (PEO) –
Chitosan
85% (1%
Chitosan)10 g/g - - 145%
M. Kokabi et al.
(2007)
Polivinil Alkohol
(PVA) - Clay85% (10% Clay) 370% 36 – 56 g/m
2jam - 860%
M. Wang et al.
(2007)
Polivinil
Pirolidon (PVP)
– Karboksimetil
Selulosa (CMC)
80% 240% - - -
F. Yoshii et al
(1999)
Polietilena
Oksida (PEO) –
Polivinil Alkohol
(PVA)
- - -
0,2 MPa (20%
PVA) & 0,35
MPa (30% PVA)
500% (20% &
30% PVA)
Pengaruh Penambahan Karboksimetil..., Anissa Nur Aini, Fakultas Teknik UMP, 2017