Upload
tranthu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang
dalammelaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan
ataskecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.menurutHasibuan
(2006) sedangkan menurut Mangkunegara (2009), Kinerja atau prestasi
kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Menurut Sudarmanto (2009), menyatakan bahwa kinerja adalah
pencapaian atau efektifitas pada tingkat karyawan atau pekerjaan. Kinerja
pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan dan
manajemen pekerjaan serta karakteristik individu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, kinerja merupakan
hasil kerja dari kualitas dan kuantitas dari karyawan maupun kelompok
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan
dan kemampuan yang dimiliki karyawan untuk memperoleh suatu prestasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
8
2.1.2 Macam – Macam Kinerja
Menurut Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa pada umumnya
kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi :
a. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan.
b. kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan
kinerja kelompok.
2.1.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
a. Terdapat beberapa pendapat yang mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan.Menurut Sugiono (2009) Kinerja
karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
1. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)
Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan
yang diterima bagi seorang karyawan yang dapat dilihat dari segi
ketelitian dan kerapihan kerja, keterampilan dan kecakapan.
2. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work)
Merupakan seberapa besarnya beban kerja atau sejumlah
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang karyawan. Diukur
dari kemampuan secara kuantitatif didalam mencapai target atau
hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
9
3. Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge)
Merupakan proses penempatan seorang karyawan yang
sesuai dengan background pendidikan atau keahlian dalam suatu
pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam
memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka
lakukan.
4. Kerjasama Tim (Teamwork)
Melihat bagaimana seorang karyawan bekerja dengan orang
lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya
sebatas secara vertikal ataupun kerjasama antar karyawan, tetapi
kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu
kehidupan organisasi yaitu dimana antar pimpinan organisasi
dengan para karyawan terjalin suatu hubungan yang kondusif dan
timbal balik yang saling menguntungkan.
5. Kreatifitas(Creativity)
Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan cara atau inisiatif sendiri yang
dianggap mampu secara efektif dan efisien serta mampu
menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan
kemajuan organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
10
6. Inovasi (Inovation)
Kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna
perbaikan dan kemajuan organisasi.Hal ini ditinjau dari ide-ide
cemerlang dalam mengatasi permasalahan organisasi.
7. Inisiatif(initiative)
Beberapa aspek seperti kemampuan untuk mengambil
langkah yang tepat dalam menghadapi kesulitan, kemampuan
untuk melakukan sesuatu pekerjaan tanpa bantuan, kemampuan
untuk mengambil tahapan pertama dalam kegiatan.
b. Sedangkan menurut Harbani Pasolong (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
1. Kejelasan tujuan, yaitu tujuan yang harus dicapai oleh
pegawaiumumnya seseorang yang merasa aman dalam melakukan
pekerjaannya, akan berpengaruh kepada kinerjanya.
2. Tujuan ini harus jelas agar pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan dapat terarah dan berjalan lebih efektif dan efisien.
3. Keamanan, yaitu kebutuhan manusia yang fundamental, karena
pada Kemampuan, yaitu kemampuan dalam suatu bidang yang
dipengaruhi oleh bakat, intelegensi (kecerdasan) yang mencukupi
dan minat.
4. Kemauan, yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi untuk tujuan organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
11
5. Energi, yaitu sumber kekuatan dari dalam diri seseorang. Dengan
adanya energi, seseorang mampu merespon dan bereaksi terhadap
apapun yang dibutuhkan, tanpa berpikir panjang atau perhatian
secara sadar sehingga ketajaman mental serta konsentrasi dalam
mengelola pekerjaan menjadi lebih tinggi.
6. Teknologi, yaitu penerapan pengetahuan yang ada untuk
mempermudah dalam melakukan pekerjaan.
7. Kompensasi, yaitu sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai
balas jasa atas kinerja dan bermanfaat baginya.
c. Menurut Mathis dan Jackson (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan, yaitu:
a. Kemampuan mereka.
b. Motivasi.
c. Dukungan yang diterima.
d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
e. Hubungan mereka dengan organisasi.
2.1.4 Evaluasi Kinerja atau Penilaian Kinerja
Kinerja karyawan terbentuk setelah merasa mendapatkan kepuasan
atas kerjanya, karena apabila kebutuhannya terpenuhi maka kepuasan kerja
akan tercapai begitu sebaliknya apabila kebutuhannya tidak terpenuhi maka
kepuasan kerjapun tidak akan tercapai. Apabila kepuasan kerja tidak tercapai,
maka dari itu akan sulit terbentuk suatu prestasi kinerja.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
Penilaian harus berakar pada realitas kinerja karyawan. Penilaian
bersifat nyata, bukan abstrak dan memungkinkan pemimpin dan karyawan
untuk mengambil pendangan yang positif tentang bagaimana kinerja bisa
menjadi lebih baik di masa depan dan bagaimana masalah-masalah yang
timbul dalam memenuhi standar dan sasaran kinerja dapat dipecahkan.
Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Leon
C. Mengginson dalam Mangunegara, (2011) adalah sebagai berikut “Penilaian
prestasi kerja (performance appraisal) adalah suatu proses yang digunakan
pimpinan untuk menentukan apakah seseorang karyawan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya” (Leon Dalam
Mangkunegara, 2009).
Berdasarkan pendapat di atas, penilaian prestasi kerja adalah suatu
proses dimana seorang pemimpin mempunyai wewenang dalam menentukan
para karyawan apakah karyawan tersebut melakukan tugas dan pekerjaannya
sesuai dengan tanggung jawabnya.
Sejalan dengan penilaian kerja, Andrew E. Sikula yang dikutip oleh
Mangkunegara mengungkapkan bahwa: “Penilaian Karyawan merupakan
evaluasi yang sistematis dari pekerjaan karyawan dan potensi yang dapat
dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai,
kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu
(barang)”.Mangkunegara, (2009).
Evaluasi kinerja adalah dasar bagi penilaian dalam memenuhi standar
dan sasaran yaitu bagaimana kinerja karyawan dapat memecahkan masalah
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
yang dihadapi dalam mencapai sasaran.Sasaran dari evaluasi kinerja menurut
Dharma, (2009) terdiri dari motivasi, pengembangan dan
komunikasi.Motivasi,maksudnya yaitu untuk merangsang orang untuk
meningkatkan kinerja dan mengembangkan keahlian.Pengembangan, untuk
memberikan dasar untuk mengembangkan dan memperluas atribut dan
kompetensi yang relevan atas peran yang dijalani maupun peran yang akan
dijalankan pada masa depan terutama pada karyawan yeng memiliki potensi
untuk melakukannya. Pengembangan dapat difokuskan kepada peran yang
dipegang saat ini, memungkinkan orang untuk memperbesar dan memperkaya
keahlian yang mereka perlukan untuk mendapatkan peran yang sebagaimana
mestinya.Komunikasi, untuk berfungsi sebagai saluran komunikasi dua arah
tentang peran, sasaran, hubungan, masalah kerja dan aspirasi antara
komunikator sebagai pemimpin dan komunikan sebagai karyawan, hal
tersebut dilakukan agar dapat mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan
kinerja karyawan.
Selanjutnya menurut Dharma (2009), kriteria bagi penilaian kinerja
harus berimbang di antara :
a. pencapaian dalam hubungannya dengan berbagai sasaran.
b. perilaku dalam pekerjaan sejauh mempengaruhi peningkatan kinerja.
c. efektifitas sehari-hari.
Jadi dengan memperhatikan kriteria bagi penilaian kinerja diharapkan
akan menghasilkan karyawan-karyawan yang bisa bertanggungjawab dan
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
dapat meningkatkan kinerja karyawan baik di lingkungan organisasi
pemerintahan maupun di lingkungan swasta.
2.1.5 Kriteria Kinerja
Ada tiga kriteria – kriteria atau standar kinerja karyawan yang berlaku
dalam organisasi. Adapun tujuan kinerja karyawan menurut Rivai (2009),
yaitu:
a. Untuk perbaikan hasil kinerja karyawan, baik secara kualitas ataupun
kuantitas.
b. Memberikan pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dalam
memecahkan masalah yang kompleks, dengan serangkaian aktifitas yang
terbatas dan teratur, melalui tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
organisasi.
c. Memperbaiki hubungan antar karyawan dalam aktivitas kerja dalam
organisasi.
2.2 Kepemimpinan
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi aktivitas suatu
kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.MenurutSutrisno (2010). Sedangkan menurut Hasibuan (2011),
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Sutrisno(2010), kepemimpinan adalah kemampuan untuk
memengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan
penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti
kehendak pimpinan. Salah satu tantangan yang cukup berat yang sering
harus dihadapi oleh pemimpin adalah bagaimana ia dapat menggerakkan
para bawahannya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan
kemampuannya yang terbaik untuk kepentingan kelompok atau
organisasinya. Sering kali menjumpai adanya pemimpin yang
menggunakan kekuasaannya secara mutlak dengan memerintahkan para
bawahannya tanpa memperhatikan keadaan yang ada pada bawahannya.
Hal ini jelas akan menimbulkan suatu hubungan yang tidak harmonis
dalam organisasi. Sutrisno(2010).
Menurut Dubrin (2005), mengemukakan bahwa kepemimpinan itu
adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk
mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau
perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon
dan menimbulkan perubahan positif.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
2.2.2 Teori kepemimpinan
Menurut Mulyadi dan Rivai (2009) dikemukakan beberapa teori
kepemimpinan, yaitu:
a. Teori Sifat,
Teori ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi
sifat-sifat yang tampak dari pemimpin.Asumsi dasar dari teori ini
adalah keberhasilan pemimpin disebabkan karena sifat atau
karakteristik, dan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki seorang
pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang dirasa layak untuk memimpin.
Adapun sifat atau karakteristik, dan kemampuan yang luar biasa yang
dimiliki seorang pemimpin,antara lain:
1. Inteligensia.
Seorang pemimpin memiliki kecerdasan diatas para
bawahannya. Pemimpin dengan kecerdasannya itulah dapat
mengatasi masalah yang timbul dalam organisasi, dengan cepat
mengetahui permasalahan apa yang timbul dalam organisasi,
menganalisis setiap permasalahan, dan dapat memberikan solusi
yang efektif, serta dapat diterima semua pihak.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
2. Kepribadian.
Seorang pemimpin memiliki kepribadian yang menonjol yang
dapat dilihat dan dirasakan bawahannya, seperti:
a) Memiliki sifat percaya diri, dan rasa ingin tau yang besar.
b) Memiliki daya ingat yang kuat.
c) Sederhana, dan dapat berkomunikasi dengan baik kepadasemua
pihak.
d) Mau mendengarkan masukan (ide), dan kritikan daribawahan.
e) Peka terhadap perubahan globalisasi, baik ituperubahan
lingkungan, teknologi, dan prosedur kerja.
f) Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang timbul.
g) Berani dan tegas dalam melaksanakan tugas pokoknya,dan
dalam mengambil sikap, serta mengambil keputusanbagi
kepentingan organisasi dan pegawainya.
h) Mampu menyatukan perbedaan-perbedaan yang adadalam
organisasi.
3. Karakteristik fisik.
Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi pemimpin
dengan melihat karakteristik fisiknya, yaitu: usia, tinggi badan,
berat badan, dan penampilan.
b. Teori Perilaku
Dalam teori perilaku ini pemimpin menerapkan sesuatu yang
bisa dipelajari. Jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
tepat akan meraih keefektifan dalam memimpin. Teori ini memutuskan
perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu: fungsi
kepemimpinan, gaya kepemimpinan. Terdapat dua fungsi
kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Gorda (2006), fungsi kepemimpinandalam
hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan
efisiensiperusahaan, yaitu :
a. Fungsi kepemimpinan sebagai innovator
Sebagai inovator, pemimpin dituntut untuk
mengadakanberbagai inovasi-inovasi baik yang
menyangkutpengembangan produk, sistem manajemen yang
efektif danefisien, maupun bidang konseptual yang
keseluruhannyadilaksanakan dalam upaya mempertahankan
dan ataumeningkatkan kinerja perusahaan.
b. Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator
sebagai komunikator,maka pimpinan harus,
1. Mampu menyampaikan maksud dan tujuan dari komunikasi
yang dilakukan secara baik kepada seseorang atau
sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian mereka
(komunikasi).
2. Pemimpin harus mampu memahami, mengerti dan
mengambil inti sari pembicaraan-pembicaraan orang lain.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
c. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator
Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan
melaksanakanberbagai kebijakan yang mengarah kepada upaya
mendorongkaryawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan
tertentu sesuaidengan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler
Sebagai kontroler (pengendali), pemimpin melakukan
fungsipengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan
agarterhindari dari penyimpangan baik terhadap pemakaian
sumberdaya maupun didalam pelaksanaan rencana atau
program kerjaperusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi
efektif danefisien.
2. Gaya Kepemimpinan
Menurut Gorda (2006), ada 4 gaya kepemimpinan yaitu :
a. Kepemimpinan direktif, pada gaya kepemimpinan
inimemungkinkan bawahan mengetahui apa yangdiharapkan,
memberikan arahan tentang apa yang harusdilakukan dan
bagaimana caranya, menjadwalkanpekerjaan yang akan
dilakukan, mempertahankanstandar-standar kinerja tertentu,
memperjelas perananpemimpin dalam kelompok.
b. Kepemimpinan supportif, pada gaya ini pemimpinmelakukan
berbagai usaha untuk membuat pekerjaanmenjadi lebih
menyenangkan, memperlakukan anggota-anggotakelompok
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
secara adil, bersahabat dan mudahbergaul, memperhatikan
perhatian terhadapkesejahteraan para bawahan.
c. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi, padagaya ini
pimpinan menentukan tujuan-tujuan yangmenantang,
mengharapkan tingkat kinerja tertinggi,menekankan
peningkatan berkelanjutan dalam kinerja,menampikan
keyakinan dalam memenuhi standar-standaryang tinggi.
d. Kepemimpinan partisipatif, pada gaya ini pimpinanmelibatkan
bawahan, meminta sugesti-sugerti dari parabawahan,
menggunakan sugesti-sugesti tersebut pada waktu membuat
keputusan.
2.2.3 Tugas - tugas Kepemimpinan
Pemimpin adalah suatu lakon atau peran atau ketua dalam suatu
organisasi atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang- orang
lain agar bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran. Adapun beberapa
tugas-tugas kepemimpinan menurut Sutrisno (2009) adalah sebagai berikut
:SebagaiKonselor
Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit
kerja dengan membantu atau menolong bawahan mengatasi masalah yang
dihadapinya dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada bawahan
tersebut.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
a. Sebagai Intruktur
Sebagai instruktur atau pengajar yang baik terhadap
bawahannya dengan menjadi guru bijaksana yang memungkinan
setiap bawahan semakin pintar dan professional dalam melaksanakan
tugas.
b. Pemimpin Rapat
Suatu rencana yang akan disusun didahului oleh rapat agar
pelaksanaannya lebih mudah. Pemimpin perlu mengadakan rapat dan
memimpin dengan mengikutsertakan seluruh potensi yang terkait
melaksanakan rencana tersebut.
c. Pengambil Keputusan
Keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh
keterampilan mengambil keputusan di saat kritis sekalipun. Karena
pengambilan keputusan mempunyai dampak luas terhadap
mekanisme organisasi yang dipimpinnya dan cenderung mempunyai
risiko yang tinggi jika tidak didasarkan pada aturan yang berlaku.
d. Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang bijaksana harus mendelegasikan sebagian
tugas dan wewenang kepada bawahannya. Pendelegasian ini
diperlukan untuk meminimalisir hambatan.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
2.2.4 Peran Kepemimpinan
Menurut Thoha dalam Rivai (2005), bahwa ada tiga peranan dalam
kepemimpinan yaitu :
a. Peranan hubungan antar pribadi ( Interpersonal Role)
Ada dua gambaran umum yang dihubungakan dengan peranan
ini, yaitu hal yang berkaitan dengan status dan otoritas pimpinan dan
hal–hal yang berkaitan dengan pengembangan hubungan antar pribadi.
Peranan ini dibagi atas tiga anatara lain :
1. Peranan sebagai (Figurehead)
Yakni suatu peranan yang dilakukan untuk mewakili
organisasi yang dipimpinnya didalam setiap kesempatan dan
persoalan yang timbul secara formal. Peranan ini sangat dasar dan
sederhana, karena otoritas formalnya, maka pimpinan dianggap
sebagai symbol, dan berkewajiban untuk melaksanakan serangkaian
tugas-tugas.Kesemuanya itu melibatkan aktifitas–aktifitas
interpersonal.Contoh menghindari upacara pembukaan, peresmian,
pengguntingan pita,pemukulan gong, dan lain- lainnya.
2. Peran sebagai pemimpin (leader)
Dalam peranan ini pimpinan bertindak sebagai pemimpin.Ia
melakukan hubungan interpersonal dengan yang dipimpin, dengan
melakukan fungsi-fungsi pokoknya diantaranya memimpin,
memotivasi, mengembangakan, dan mengendalikan. Dalam
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
organisasi informal biasanya, pemimpin diikuti karena
mempeunyai kekuasaan karismatik atau kekuatan fisik.
3. Peran sebagai pejabat perantara (liaison)
Pimpinan melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman
sejawat,staf, dan orang-orang lain yang berada diluar
organisasinya, untuk mendapatkan informasinya. Oleh karena
organisasi yang dipimpin pimpinan itu tidak berdiri sendirian,
maka pimpinan meletakkan peranan perantara dengan
carabanyak berhubungan dengan sejumlah individu atau
kelompok-kelompok tertentu yang berada diluar organisasinya.
b. Peranan yang Berhubungan dengan Informasi (Informational Role)
Peranan interpersonal di atas meletakkan pimpinan pada
posisi yang unik dalam hal mendapatkan informasi.Hubungan-
hubungan keluar membawa padanya mendapatkan informasi yang
spesial dari lingkungan luarnya, dan kegiatan-kegiatan
kepemimpinannya membuat pimpinan sebagai pusat informasi bagi
organisasinya.
1. Sebagai monitor, peranan ini mengidentifikasikan seorang
pimpinan sebagai penerima dan pengumpul informasi, agar ia
mampu untuk mengembangkan suatu pengertian yang baik dari
organisasi yang dipimpinnya, dan mempunyai pemahaman yang
komplit tentang lingkungannya.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
2. Sebagai disseminator, peranan ini melibatkan pimpinan untuk
menangani proses transmisi dari informasi-informasi kedalam
organisasi yang dipimpinnya. Ia melakukan penyampaian
informasi dari luar ke dalam organisasinya, dan informasi yang
berasal dari bawahan atau stafnya ke bawahan atau staf lainnya.
3. Sebagai jurubicara (spokesman)
Peranan ini dimainkan pimpinan untuk menyampaikan
informasi ke luar lingkungan organisasinya.Bedanya dengan
disseminator ialah spokesman ini pemberian informasinya
keluar, untuk lingkungannya sedangkan disseminator hanya ke
dalam organisasi.
c. Peranan Pembuat Keputusan (Decisional Role)
Peranan ini membuat pimpinan harus terlibat dalam suatu
proses pembuatanstrategi di dalam organisasi yang dipimpinnya.
Proses pembuatan strategi ini secarasederhana dinamakan sebagai
suatu proses yang menjadikan proses yang menjadikeputusan-
keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan.
Ada empat peranan pimpinan yang dikelompokkan ke
dalam pembuatankeputusan, yakni:
1. Peranan sebagai entrepreneur
dalam peranan ini pimpinan bertindak sebagaipemrakarsa dan
perancang dari banyak perusahaan-perusahaan yang terkendali
dalam organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
2. Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbance handler)
Peranan ini membawa pimpinan untuk bertanggung jawab
terhada organisasinya terancam bahaya misalnya: akan
dibubarkan, terkena gosip, isu-isu kurang sedap dan lain
sebagainya.
3. Peranan sebagai pembagi sumber (resource allocator)
Membagi sumber dana adalah suatu proses pembuatan
keputusan. Pimpinan diminta memainkan peranan untuk
memutuskan ke mana sumber dana akan didistribusikan ke
bagian-bagian dari organisasinya. Strategi harus ditetapkan,
pandangan-pandangan yang jauh dan positif harus dilihat oleh
pimpinan, sehingga alokasi sumber dana dapat diberikan sebaik
mungkin. Sumber dana ini meliputi sumber yang berupa uang,
waktu, perbekalan, tenaga kerja, dan reputasi. Tiap sumber
tersebut dimanfaatkan secara positif lewat suatu proses
pembuatan keputusan.
4. Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada
pimpinan untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi. Dari
waktu ke waktu organisasi akan mendapatkan dirinya lain di
luar organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
26
2.3 Komitmen Organisasional
2.3.1 Pengertian Komitmen Organisasional
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan
perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.Hal ini
mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan
organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada
kepentingan pribadi Soekidjan (2009).Menurut Meyer dan Allen (1991,
dalam Soekidjan, 2009), komitmen dapat juga berarti penerimaan yang
kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu
berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap
bertahan di organisasi tersebut.
Menurut Robbins (2008), komitmen organisasi adalah suatu
keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu oraganisasi dan
tujuan- tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya itu.
Keterlibatan seseorang yang tinggi dalam suatu pekerjaan memihak pada
pekerjaan tertntu seorang individu, sementara komitmen organisasi yang
tinggi berarti memihak oraganisasi yang merekrut individu
tersebut.Sedangakan menurut Luhans (2006) menyatakan bahwa
komitmen organisasi adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota
organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan
keinginan organisasi dan kenyakinan tertntu juga penerimaan nilai dan
tujuan organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
27
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana suatu individu
memiliki dorongan atau keinginan untuk tetap berada didalam suatu
organisasi dan percaya pada nilai-nilai organisasi.
2.3.2 Komponen-komponen Komitmen Organisasional
Menurut Robbins (2008) mengemukakan tiga komponen
modelkomitmen organisasi, yaitu:
a. Affective commitment, merupakan keikatan emosional, identifikasi dan
keterlibatan dalam suatu organisasi. Anggota menetap dalam suatu
organisasi berdasarkan kesesuaian dengan pemikiran, tujuan, serta
nilai organisasi. Komitmen ini muncul dan berkembang oleh dorongan
adanya kenyamanan, keamanan, dan manfaat lain yang dirasakan
dalam suatu organisasi tempat anggota bekerja.
b. Continuance commitment, komitmen anggota yang didasarkan pada
pertimbangan tentang apa yang yang harus dikorbankan bila akan
meninggalkan organisasi. Pertimbangan ini di dasarkan pada biaya
yang akan ditanggung bila anggota keluar dari organisasi. Anggota
memutuskan untuk menetap pada suatu organisasi karena menganggap
sebagai suatu pemenuhan kebutuhan dan juga ada tidaknya peluang
pekerjaan di luar organisasi. Anggota akan cenderung memiliki daya
tahan atau komitmen yang tinggi dalam keanggotaan jika pengorbanan
akibat keluar organisasi semakin tinggi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
28
c. Normative commitment, keyakinan individu tentang tanggungjawab
moral terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi
karena merasa wajib untuk loyal kepada organisasi tersebut. Sesuatu
yang mendorong anggota untuk tetap berada dan memberikan
sumbangan pada keberadaan suatu organisasi, baik itu materi maupun
non-materi, adalah adanya kewajiban moral, yang mana seseorang
akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika tidak melakukan sesuatu.
2.3.3 Aspek-aspek Komitmen Organisasional
Menurut Luthans (2008) untuk dapat menumbuhkan komitmen
organisasi, maka ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
a) keinginan yang kuat untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi.
b) kemauan untuk mengerahkan segenap kemampuannya bagi suksesnya
organisasi.
c) penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
2.3.4 Kriteria Komitmen Organisasional
Ada tiga kriteria menurut Mowday et. al. (dalam Joo, 2010)
mengidentifikasikan tiga kriteria komitmen organisasi, yaitu :
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai
organisasi.
b. Kemauan untuk mengarahkan usaha yang cukup atas nama organisasi.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
29
c. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi.
2.4 Kompensasi
2.4.1 Pengertian Kompensasi
Kompensasi yaitu semua balas jasa yang diterima oleh seorang
karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang
telah diberikan pada perusahaan.Singodomedjo (2000). menyatakan
kompensasi semua bentuk bayaran atau hadiah bagi karyawan dan berasal
dari pekerjaan merekamenurut Dessler (2007), Sedangkan Menurut
Handoko (2010),bahwa kompensasi penting bagi karyawan sebagai
indivdu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka
diantaranya para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat.
Menurut Thomas dalam Suwanto (2011), kompensasi adalah setiap
bentuk pembayaran diberikan pada karyawan sebagai pertukaran
pekerjaan yang mereka berikan kepada majikan.Kompensasi menurut
Rivai (2009) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan
sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kompensasi merupakan imbalan atau ganjaran yang diberikan kepada
karyawan sebagai bentuk balas jasa atas dasar kegiatan bekerja.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
30
2.4.2 Komponen Kompensasi
Menurut Dessler (2009), kompensasi mempunyai tiga komponen
sebagai berikut:
a. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam
bentuk gaji, dan intensif atau bonus/komisi.
b. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk
tunjangan dan asuransi.
c. Ganjaran non financial ( non financial rewards) seperti jam kerja yang
luwes dan kantor yang bergengsi.
2.4.3 Tujuan Pemberian Kompensasi
Menurut Hasibuan (2012), tujuan pemberian kompensasi antara
lain adalah:
a. Ikatan kerja sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-
tugas dengan baik, sedangakan pengusaha/majikan wajib membayar
kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
b. Kepuasan kerja
Dengan balas kerja, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
31
c. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
e. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta ekternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turn-over relative kecil.
2.4.4 Sistem Kompensasi
Menurut Rivai (2009), Ada beberapa system pembayaran
kompensasi yang umum ditetapkan adalah:
a. Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji,upah) ditetapkan
berdasarkan waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
b. Sistem hasil
Dengan sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas
kesatuan unit yang dihasilakan pekerja, seperti perpotong, meter, liter,
dan kilogram.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
32
c. Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang dipenetapan
besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakannya.
2.4.5 Jenis Jenis Kompensasi
Menurut Sutrisno (2009), kompensasi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Kompensasi Langsung adalah kompensasi yang langsung dirasakan
oleh penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, insentif merupakan
hak karyawan dan kewajiban perusahaan untuk membayarnya.
1) Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodic kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.
2) Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada
para karyawannya, karena karyawannya tersebut dianggap telah
ikut berpatisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan.
3) Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan
tertentu, karena keberhasilan prestasinya di atas standar.
b. Kompensasi tidak langsung adalah kompensasi yang tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni benefit dan servis
(tunjangan pelayanan). Benefit dan services adalah kompensasi
tambahan (financial atau non financial) yang diberikan berdasarkan
kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
33
meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang
pension, pakaian dinas, olah raga dan darma wisata ( family
gathering).
2.5 Penelitian Terdahulu
No Judul / Pengarang Hasil Variabel Yang Signifikan
1 Kabupaten Bandung (Wiratama
Pengaruh kepemimpinan, Diklat, dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PDAM Tirta Mangutama
dan Sintaasih 2013)
Menunjukkan bahwa variabel
kepemimpinan, Diklat, dan Disiplin
Kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan.
2 Pengaruh Motivasi, Kepuasan, dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan ( Studi Khasus dilingkungan
Pegawai Kantor PDAM Surakarta)
(Tony dan Bambang)
Menunjukkan bahwa variabel
Motivasi, Kepuasan, dan Disiplin
Kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan.
3 Pengaruh Kompensasi, dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Tunas Hijau Samarinda (Yuli
2013)
Menunjukkan bahwa variabel
Kompensasi, dan Motivasi Kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
4 Peningkatan Kinerja Karyawan melalui
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja,
Komitmen Organisasi dan Motivasi
(Studi Kasus Pada PT. Tossa Shakti
Kaliwungu. ( Theo dan Amron 2014)
Menunjukkan bahwa variabel
Kinerja Karyawan melalui
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja,
Komitmen Organisasi dan Motivasi
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
34
2.6Kerangka Pemikiran
Beberapa penelitian telah menemukan bukti-bukti terhadap kinerja
karyawan variabel kepemimpinan, komitmen organisasi, kompensasi dapat
dipaparkan sebagi berikut diantaranya berpengaruh secara signifikan oleh
kepemimpinan penelitian yang dilakukan oleh Wiratama dan sintaasih
(2013), serta komitmen organisasi dipengaruhi secara signifikan terhadap
kinerja karyawan yang diteliti oleh Theo (2014), dan kompensasi juga
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan yang diteliti oleh
Yuli (2013).
Menurut Dubrin (2005),kepemimpinan itu adalah upaya
mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan
perubahan positif.
Menurut Robbins (2008), komitmen organisasi adalah suatu
keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu oraganisasi dan
tujuan- tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya itu.
Menurut Thomas dalam Suwanto (2011), kompensasi adalah setiap
bentuk pembayaran diberikan pada karyawan sebagai pertukaran
pekerjaan yang mereka berikan kepada majikan.
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
35
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
2.7 Hipotesis Penelitian
berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan
telah dituangkan dalam kerangka pemikiran, maka dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H2 : Komitmen Organisasional secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
H3 : Kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H4 : Kepemimpinan, Komitmen Organisasional dan Kompensasi secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Kepemimpinan
(X1)
Komitmen
Organisasional
(X2)
Kinerja
karyawan (Y)
Kompensasi
(X3)
Pengaruh Kepemimpinan Komitmen..., Bayu Adhitya. P, Fakultas Ekonomi UMP, 2015