17
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 Pengertian gerakan sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan sekelompok masyarakat yang disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada. Dalam sosiologi, gerakan tersebut di atas diklarifikasikan sebagai suatu bentuk perilaku kolektif tertentu yang diberi nama gerakan sosial. Sejumlah ahli sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan kesinambungan. Sebagai sebuah aksi kolektif, umur gerakan sosial tentu sama tuanya dengan perkembangan peradaban manusia. Perubahan suatu peradaban ke peradaban lain tidaklah selalu melalui jalan “damai” bahkan sejarah membuktikan perubahan peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolektif atau yang lebih dikenal dengan istilah gerakan sosial sekarang ini (Situmorang, 2007). Gerakan sosial lahir dari situasi dalam masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap masyarakat. Dengan kata lain, gerakan sosial lahir dari raksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan rakyat atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil. Gerakan secara Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

  • Upload
    lythien

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gerakan sosial

2.1.1 Pengertian gerakan sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan

atau agitasi terencana yang dilakukan sekelompok masyarakat yang disertai

program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan

perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada.

Dalam sosiologi, gerakan tersebut di atas diklarifikasikan sebagai suatu

bentuk perilaku kolektif tertentu yang diberi nama gerakan sosial. Sejumlah ahli

sosiologi menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan

diantara mereka ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan

kesinambungan. Sebagai sebuah aksi kolektif, umur gerakan sosial tentu sama

tuanya dengan perkembangan peradaban manusia. Perubahan suatu peradaban ke

peradaban lain tidaklah selalu melalui jalan “damai” bahkan sejarah membuktikan

perubahan peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolektif

atau yang lebih dikenal dengan istilah gerakan sosial sekarang ini (Situmorang,

2007).

Gerakan sosial lahir dari situasi dalam masyarakat karena adanya

ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap masyarakat. Dengan kata

lain, gerakan sosial lahir dari raksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan rakyat

atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil. Gerakan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

merupakan gerakan yang lahir dari prakarsa masyarakat dalam menuntut

perubahan dalam institusi,kebijakan atau struktur pemerintahan. Disini terlihat

tuntutan perubahan itu lahir karena melihat kebijakan yang ada tidak sesuai

dengan konteks masyarakat yang ada maupun bertentangan dengan kepentingan

masyarakat scara umum.

Gerakan sosial itu dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan

bagi gerakan itu. Jadi ada sekelompok besar rakyat yang terlibat secara sadar

untuk menuntaskan sebuah proses perubahan sosial. Selanjutnya gerakan sosial ini

gelombang pergerakan dari individu-individu, kelompok yang mempunyai tujuan

yang sama yaitu suatu perubahan sosial

Indikasi awal untuk menangkap gejala sosial tersebut adalah dengan

mengenali terjadinya perubahan-perubahan pada semua elemen arena publik dan

ditandai oleh kualitas “aliran” atau “gelombang”. Dalam prakteknya suatu

gerakan sosial dapat diketahui terutama lewat banyak organisasi baru yang

terbentuk, dan bertambahnya anggota dalam suatu organisasi gerakan.

Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris gelombang yang perlu

diperhatikan adalah Pertama aliran tersebut cenderung berumur pendek antara

lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati umur itu gerakan akan melemah

dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah mengalami proses ‘cooled

down’. Kedua, banyak organisasi gerakan atau protes yang berubah menjadi

gerakan sosial atau setidaknya bagian dari gerakan-gerakan tersebut diatas.

Organisasi-organisasi ini cenderung selalu berupaya menciptakan gerakan sosial

atau jika organisasinya berbeda maka mereka akan dengan sabar menunggu

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

pergeseran struktur makro yang akan terjadi (misalnya krisis kapitalis) atau

pertarungan yang akan terjadi antara yang baik dan yang jahat, atau kedua hal

tersebut. Serta menunggu kegagalan fungsi lembaga sentral, kala itulah gerakan

itu bisa dikenali sebagai gerakan pinggiran, gerakan awal dan embrio gerakan.

(Lofland, 2003 : 50)

Menurut John Lofland, ada 17 variabel yang berpengaruh terhadap

gerakan sosial, yaitu :

a. Perubahan dan ketimpangan sosial

b. Kesempatan politik

c. Campur tangan negara terhadap kehidupan warga

d. Kemakmuran (yang menimbulkan deprivasi ekonomi)

e. Konsentrasi geografis

f. Identitas kolektif

g. Solidaritas antar kelompok

h. Krisis kekuasaan

i. Melemahnya kontrol kelompok yang dominan

j. Pemfokusan krisis

k. Sinergi gelombang warga negara (penduduk)

l. Adanya pemimpin

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

m. Jaringan komunikasi

n. Integrasi jaringan di antara para pembentuk potensial

o. Adanya situasi yang memudahkan para pembentuk potensial

p. Kemampuan mempersatukan

Perlu diperhatikan juga ada beberapa faktor pengaruh terhadap jalannya

gerakan sosial, gagasan ini dapat digambarkan pada tabel dibawah ini.

Aspek mikro

(Internal diri aktor)

Aspek makro

(Eksternal diri aktor)

Ideologi diri Kondusivitas structural

Nilai-nilai diri Ketegangan structural

Perspektif memandang suatu fenomena

Penyelenggaraan pemerintah

Sumber daya diri Strategi pembangunan

Komitmen diri Situasi dan kondisi yang sedang

berlangsung

Sumber : (Wahyudi,2005 : 198)

Maka dari itu, gerakan sosial dapat dikategorikan sebagai sebuah

manifestasi kepentingan orang-orang yang tidak mendapatkan jaminan dari

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

adanya kekuasaan secara struktural negara. Sehingga mengambil jalan untuk

mewujudkan tuntutan dengan berbagai macam metode perlawanan yang disajikan,

mulai dari yang bersifat taat asas hukum sampai kepada sebuah usaha yang

radikal progresif dalm payung hukum yang abnormal dalam implementasinya.

Walaupun nantinya konsekuensinya yang terjadi harus melibatkan semua potensi

material yang dimiliki oleh para pelaku gerakan sosial itu sendiri. Baik harta,

tenaga maupun nyawa sekalipun untuk mewujudkan harapan keadilan bagi semua

orang.

2.1.2 Pendekatan melalui teori Marxist

Dalam perspektif Marxisme tradisional perjuangan kelas ditempatkan pada

titik sentral dan faktor esensial dalam menentukan suatu perubahan sosial.

Masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu kelas proletar (kelas

yang dieksploitasi) dan kelas kapitalis/Borjuis (kelas yang mengeksploitasi). Oleh

karena itu, dalam perspektif ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial, yaitu

dasar dan superstruktur.

Unsur dasar (base) adalah faktor ekonomi, dianggap sebagai landasan

yang secara esensial menentukan dalam perubahan sosial. Sedangkan

superstruktur, adalah faktor pendidikan, budaya, dan ideologi yang berada di

tempat kedua, karena faktor tersebut ditentukan oleh kondisi perekonomian.

Dengan demikian, menurut pendekatan ini, perubahan sosial terkaji dikarenakan

adanya perjuangan kelas, yaitu kelas yang dieksploitasi (buruh) berjuang melawan

kelas yang mengeksploitasi (kelas kapitalis).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

Pendekatan yang digunakan dalam Marxisme tradisional tersebut di atas

mendapatkan kritikan dari beberapa tokoh antiesensialisme dan nonreduksionis,

termasuk Antonio Gramsci. Mereka menolak pendekatan bahwa kompleksitas

yang terjadi di masyarakat hanya direduksi secara sederhana dengan hubungan

sebab dan akibat. Setiap sebab itu sendiri merupakan sebuah akibat dan demikian

pula sebaliknya. Inti pemikiran Antonio Gramsci adalah konsep hegemoni, yang

kaitan dengan studi tentang gerakan sosial dan perubahan sosial.

Dalam perspektif Gramscian, konsep organisasi gerakan sosial

dikategorikan sebagai masyarakat sipil terorganisir. Konsep tersebut didasarkan

pada analisis tentang kepentingan konfliktual dan dealektika atau kesatuan dalam

keberbedaan antara Negara (State) dengan Masyarakat Sipil (Civil Socoety).

Masyarakat sipil terdiri dari berbagai bentuk masyarakat voluntir dan merupakan

dunia politik utama, dimana semuanya berada dalam aktivitas ideologi dan

intelektual yang dinamis maupun konstruksi hegemoni. Masyarakat sipil

merupakan konteks dimana seseorang menjadi sadar dan seseorang pertama kali

ikut serta dalam aksi politik. Dengan demikian, masyarakat sipil adalah suatu

agregasi atau percampuran kepentingan, dimana kepentingan sempit

ditransformasikan menjadi pandangan yang lebih universal sebagai ideologi dan

dipakai atau diubah. Dalam konteks ini, bagi Gramsci masyarakat sipil adalah

dunia dimana rakyat membuat perubahan dan menciptakan sejarah dengan dahulu

menciptakan kesadaran kelas bagi mereka. (Fakih, 2004 : 23).

Menurut pernyataan Gramsci “semua orang adalah intelektual, maka

seseorang dapat mengatakannya demikian; tetapi tidak semua orang memiliki

fungsi intelektual dalam masyarakat”. Definisi intelektual tersebut adalah orang-

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

orang yang memberikan homogenitas dan kesadaran fungsinya kepada kelompok

sosial utama. Intelektual memainkan peran dalam menyebarkan ideologi

hegemonik kelas dominan yang dibentuk melalui informasi dan lembaga formal

(misalnya sekolah dan perguruan tinggi). Selanjutnya Gramsci berpendapat bahwa

perjuangan kelas harus dilakukan dengan dua strategi utama, yaitu pertama, apa

yang disebut dengan “perang manuver”, yaitu perjuangan mencapai perubahan

jangka pendek dalam mengubah kondisi dalam rangka memenuhi kebutuhan

praktis; kedua, “perang posisi” yang ditandai sebagai perjuangan kultural dan

ideologis jangka panjang. Bagi Gramsci, tugas utama pendidikan adalah

meyakinkan kelas bawah bahwa “yang dalam kepentingannya bukan tunduk

kepada disiplin tetap dari kultur, tetapi mengembangkan konsepsi dunia dan

sistem hubungan manusia, ekonomi, dan spiritual yang kompleks yang

membentuk kehidupan sosial global”. Dengan demikian, peran kependidikan

organisasi gerakan sosial, pendidik, dan pemimpin adalah mencakup pencapaian

tujuan jangka pendek (bersifat praktis) dan tujuan jangka panjang (bersifat

ideologi) untuk menghasilkan transformasi sosial. Upaya untuk memunculkan

kesadaran dan pendidikan kritis (termasuk yang dilakukan oleh organisasi gerakan

sosial) merupakan bagian terpenting dalam seluruh proses perubahan sosial atau

transformasi sosial.

Robert Mirsel menambahkan dari dua pendekatan diatas, bahwa dalam

perkembangan teori-teori gerakan sosial selain adanya stimulus sebab-akibat dan

organisasi sosial jua perlu adanya mobilisasi sumber daya dan rasionalitas dari

setiap tindakan dalam gerakan kemasyarakatan. Serta menekankan perlunya

menganalisa struktur-struktur didalam gerakan-gerakan itu berjalan. Lebih jauh

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

paradigma ini juga menaruh perhatian terhadap organisasi-organisasi gerakan.

Namun paradigma marxis berbeda dari paradigma mobilisasi sumber daya dalam

tiga hal. Pertama, paradigma ini lebih menaruh perhatian pada struktur-struktur

yang ada, tidak semata-mata sebagai ruang lingkup sebuah gerakan tetapi lebih

sebagai penyebab utama lahirnya gerakan kemasyarakatan. Sebuah gerakan tidak

semata-mata merupakan cara-cara yang rasional dalam hubunganya dalam ruang

lingkup gerakan sebagai sumber dari sumber-sumber daya atau dari perlawanan,

tetapi juga merupakan tujuan yang rasional dalam upaya membaharui atau

merubah struktur-struktur tersebut. Kedua, teori-teori marxis dalam analissi

akhirnya menghubungkan struktur-struktur ini dengan kapitalisme sebagai bentuk

sosial. Juga ketika membuat analisis tentang para elite kekuasaan Negara ataupun

lokal, para haluan marxis ini mengaitkan struktur dengan sistem kapitalisme

sebegitu luas. Ketiga, para penganut teori marxis cenderung menaruh perhatian

kepada gerakan-gerakan yang bersifat revolusioner, sementara para penganut teori

mobilisasi sumber daya cenderung mempelajari gerakan-gerakan pembaharuan.

(Mirsel, 2006 : 74)

Oleh karena itu, kepentingan mendasar dalam sebuah aktivitas gerakan

sosial ini diakibatkan oleh segelintiran orang dalam kelas tertindas yang tidak

mendapatkan keadilan yang absolut dalam praktek kenegaraan, sehingga muncul

suatu kontradiksi sikap untuk melawan semua hal yang diberi label ketidakadilan.

Karena konsepsi dasar gerakan sosial ini berorientasi pada perubahan bentuk-

bentuk struktural secara radikal. Keadaan ini menjadi opsi dari gerakan sosial

yang melihat bahwa terjadi proses eksploitasi dalam struktur yang ada di

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

2.1.3 Pendekatan interaksionisme simbolik

Teori interaksionisme simbolik (Simbolyc interactionism) dari mazhab

Chicago mengadopsi pendekatan serupa untuk mempelajari perilaku kolektif dan

gerakan sosial. Berangkat dari asumsi bahwa individu dan kelompok bertindak

berdasarkan eksperimen bersama, mereka berpendapat bahwa gerakan sosial

muncul dari sesuatu yang tidak terstruktur. Ini adalah situasi dimana hanya ada

sedikit pedoman kultural bersama atau pedoman itu berantakan dan didefenisikan

kembali. Gerakan sosial adalah ekspresi kolektif dan rekonstruksi situasi sosial

tersebut. Gerakan sosial adalah perilaku kolektif yang bertujuan untuk

membangun tatanan kehidupan yang baru. (Outwaite, 2008:784).

Pendekatan ini pada studi gerakan sosial tidak berhasil mengembangkan

paradigma teoritis yang memadai. Secara keseluruhan, pendekatan ini masih

mendapat perhatian, sebab pendekatan ini di satu sisi menekankan pada aspek

sosial-psikologis dari aksi kolektif seperti emosi, perasaan solidaritas, prilaku

ekspresif dan komunikasi sedangkan di sisi lain menempatkan pada kemunculan

gerakan sosial didalam proses relasi dan interaksi yang terus berjalan.

2.1.4 Pendekatan struktural fungsionalisme

Pendekatan struktural adalah konsep pertama yang relatif sering

dipergunakan oleh para akademisi studi gerakan sosial dalam menjelaskan

fenomena gerakan sosial. Konsep ini sangat populer diantara akademisi ilmu

pengetahuan sosial, bukan karena kata struktural menjadi kata penting dalam

pembendaharaan kata dalam ilmu pengetahuan sosial sekarang ini, tetapi karena

istilah struktural telah berkembang menjadi eponymous school seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

fungsionalisme struktural, strukturalisme dan pasca-strukturalisme. (Situmorang,

2007:17)

Dalam fungsionalisme struktural, istilah struktural dan fungsional tidak

selalu perlu dihubungkan, kita dapat mempelajari struktur masyarakat tanpa perlu

mengetahui fungsinya begitu juga sebaliknya. Fungsionalisme kemasyarakatan

(societal fungsionalism), sebagai salah satu pendekatan fungsionalisme struktural,

paling dominan dipakai oleh fungsionalis structural. Perhatian utama dari

fungsionalisme struktural ini adalah struktur sosial dan intitusi masyarakat secara

luas, hubungannya dan pengaruhnya terhadap anggota masyarakat.

2.2 Kesejahteraan sosial

Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu

kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran

sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli

yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah

yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang

miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru

lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya

orang kaya.

Wilensky dan Lebeaux merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem

yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang

dirancang untuk mrmbantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta

hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada

individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya

dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

masyarakat. (Suud, 2006:7).

Pengertian kesejahteraan sosial dapat dikembangkan dari hasil Pre-

Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare,

yakni Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan

mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan

pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam

masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, pendidikan dan lain

sebagainya. (Huda, 2009:73).

Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan dapat dimaknai

terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal

material,spiritual maupun sosial. Ini seperti tertuang dalam Undang-undang

tentang Kesejahteraan sosial yang baru disahkan pada 18 desember tahun 2008

yaitu Undang-Undang No. 11 than 2009 sebagai pengganti terhadap Undang-

undang No. 6 tahun 1974 juga tentang kesejahteraan sosial. Dalam pasal 1 ayat 1

disebutkan bahwa, “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

Dari sini dapat dipahami bahwa kesejahteraan sosial lebih mudah

dipahami sebagai sebuah kondisi. Tetapi kesejahteraan sosial pada dasarnya juga

dapat dipahami dalam dua konteks lain, yakni sebuah institusi (institution) dan

sebagai sebuah disiplin akademik (academic discipline). Sebagai institusi,

kesejahteraan sosial dapat dipahami sebagai sebuah program pelayanan maupun

pertolongan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sedangkan sebagai sebuah

disiplin ilmu kesejahteraan sosial mengacu kepada suatu studi terhadap lembaga,

program maupun kebijakan yang fokus kepada pelayanan pada masyarakat.

(Zastrow, 2004:5).

Secara definisi, kesejahteraan sosial banyak diperdebatkan oleh para ahli,

karena beda ahli beda pula cara menafsirkan tentang apa itu kesejahteraan sosial.

Gambaran besar tentang definisi ini tidak lari dari, bahwa kesejahteraan sosial itu

merupakan kondisi, kesejahteraan sosial itu merupakan ilmu dan kesejahteraan

sosial itu merupakan upaya untuk merubah fakta sosial.

Kalau dilihat dari gambaran definisi yang dibangun oleh para tokoh atau

UU yang dipaparkan diatas, sebenarnya kesejahteraan sosial memiliki tiga

orientasi besar, Berikut 3 orientasi ilmu kesejahteraan sosial yaitu :

Kesejahteraan sosial dari segi akademis

Dari beberapa dispilin ilmu murni yang ada, kesejahteraan sosial ini

menjadi ketertarikan sendiri untuk dibahas dari pendekatan teoritis. Karena

dengan banyaknya fenomena-fenomena sosial yang ada taraf pemenuhan

kebutuhan masyarakat belum sampai pada hal yang membanggakan. Inilah

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

mengapa sub kajian ini dapat melahirkan sintesis baru dalam penaggulangan

masalah-masalah sosial.

Kesejahteraan sosial dari segi klinis

Aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang kental dengan

pelayanan-pelayanan sosial yang ada menjadi bagian tak terpisahkan dari

kesejahteraan sosial. Ini bisa dilihat beberapa metode pekerja sosial yang menjadi

enabler, educator, advocate, activist, broker etc. memakai semua ilmu

kesejahteraan sosial untuk dapat mengintervensi masalah- masalah klien. Ini juga

sebenarnya bagian dari manifestasi seorang pekerja sosial. Selain itu sistem klien

dan sistem sumber juga dijadikan alat untuk membangun interaksi dalam

peneyelesaian masalah klien.

Kesejahteraan sosial dari segi strategis

Seorang pekerja sosial juga mengambil peranan penting dalam membuat

suatu rumusan pemenuhan kebutuhan yang bersifat publik. Biar bagaimanapun

ikut berpartisipasi dalam pembangunan publik juga dapat menjadi konsentrasi

sendiri bagi seorang pekerja sosial. Seperti misalnya yang dilakukan oleh

seoarang CD Worker, sosial planning maupun lain-lain yang masih berkonsentrasi

pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

(Suud, 2006 : 2)

Kegandaan arti, orientasi, dan konteks tersebutberhak mendapat perhatian

dari pemangku dan pemerhati kesejahteraan sosial agar memeperoleh pemahaman

yang tepat dan bulat.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

2.2.1 Pengembangan masyarakat dalam ilmu kesejahteraan sosial

Dalam disiplin ilmu kesejahteraan sosial, pengembangan masyarakat

merupakan dari praktik makro (macro practice) ataupun praktik tidak langsung

(indirect practice). Istilah pengembangan masyarakat sering disepadankan dengan

Community organization, social administration, community practice ataupun

social work with community. (Hardcastle, 2004:3). Namun demikian, istilah-

istilah tersebut mempunyai pengertian dan maksud yang sama, yakni proses

pertolongan yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah dengan

menggunakan pendekatan masyarakat (community).

Pengembangan masyarakat juga dapat dilihat dari beberapa cara pandang :

1. Sebagai sebuah Proses

2. Sebagai sebuah Metode

3. Sebagai sebuah Program

4. Sebagai sebuah Gerakan

Dengan demikian, sejak awal memang pengembangan masyarakat

diterapkan sebagai sebuah proses, metode, program dan gerakan untuk membantu

masyarakat dalam menigkatkan kesejahteraan sosialnya.

2.3 Kerangka pemikiran

Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia Sumatera Utara

melaksanakan pola pengorganisasian untuk kelompok-kelompok tani yang

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

terkena imbas dari ketidakadilan dari sebuah sistem yang ada khususnya di daerah

tanggungjawabnya yaitu di provinsi Sumatera Utara. Selain itu mampu

memberikan kesadaran petani untuk melakukan perjuangan secara kolektif dan

melakukan kaderisasi petani itu sendiri. Sehingga dengan suatu metode organisasi

yang dipakai mampu mewujudkan semangat perjuangan tani untuk menuju

tatanan sosial petani yang lebih ideal bagi petani dan memberi atmosfir keadilan,

semangat perjuangan ini lebih popular dikalangan aktivis petani adalah reforma

agraria sejati.

Reforma agraria adalah suatu upaya korektif untuk menata ulang struktur

agraria yang timpang, yang memungkinkan eksploitasi manusia atas manusia,

menuju tatanan baru dengan struktur yang bersendi kepada keadilan agraria.

Keadilan agraria itu sendiri adalah suatu keadaan dimana tidak ada konsentrasi

berlebihan dalam penguasaan dan pemanfaatan atas sumber-sumber agraria pada

segelintir orang. Pelaksanaan pembaruan agraria sendiri harus dapat menciptakan

proses perombakan dan pembangunan kembali struktur sosial masyarakat,

khususnya masyarakat pedesaan. (Ahmad Yakub,2007 : 10). Tetapi secara umum,

tujuan yang lebih besar lagi dapat dibagi dalam tiga hal, yaitu tujuan sosial-

ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya bagi petani yang ada di SPI

Mencita-citakan suatu perubahan bagi kondisi petani merupakan hal yang

wajar karena petani makinterhimpit oleh derasnya arus kapitalisasi di dunia

pertanian tersebut. Maka dari itu, selain dari pola pengorganisasian, bentuk-

bentuk perjuangan tani sebagai wujud konkrit dari semangat reforma agraria tadi

juga menentukan hasil dari orientasi awal petani bergerak. Kesemuanya itulah

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

terangkum dalam nafas gerakan sosial yang ada, sehingga keadilan bagi petani

dapat terwujud.

Tabel I

Bagan kerangka pemikiran

Kelompok Tani

Kelompok Tani

Kelompok Tani

Kelompok Tani

Kelompok Tani

DPW SERIKAT PETANI INDONESIA SUMUT

GERAKAN SOSIAL

TUJUAN SOSIAL-

EKONOMI

TUJUAN SOSIAL-BUDAYA

TUJUAN SOSIAL-POLITIK

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan sosial 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29540/4/Chapter II.pdf · Sehingga mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai

 

2.4 Definisi Konsep

Konsep adalah elemen dari proposisi, seperti kata adalah elemen dari

kalimat. Konsep adalah abstrak di mana dapat menghilangkan perbedaan dari

segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik.

Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk

setiap extensinya. (Wikipedia.org)

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Gerakan secara garis besar adalah suatu tindakan persatuan yang

mengarah pada satu kesatuan unit fungsional. Pada dasarnya gerakan itu

timbul akibat ada keresahan masyarakat akan kondisi yang ada untuk

menuju perubahan yang diinginkan.

2. Organisasi adalah wadah atau tempat berkumpulnya dua orang atau lebih

karena memiliki tujuan, kepentingan dan cita-cita bersama untuk

menyelesaikan atau mencapai tujuan bersama itu. Sedangkan,

Pengorganisasian adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus bersama masyarakat dengan sistematis dan terencana untuk

mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama yakni perubahan kearah yang

lebih baik.

3. Petani adalah manusia yang memelihara dan mengembangkan tanaman

dan hewan untuk memperoleh produksi yang berguna.. Petani juga identik

dengan kemiskinan dan level kaum bawah.

Universitas Sumatera Utara