Upload
others
View
17
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah
Jura dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh kenaikan harga BBM dan jumlah
penumpang terhadap pendapatan sopir angkot di kota Manado tahun 2015 (studi
pada trayek 02/Malalayang). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah
pengaruh kenaikan harga BBM dan jumlah penumpang terhadap pendapatan sopir
angkot di kota Manado. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda. Yang hasilnya bahwa kenaikan harga BBM
dan jumlah penumpang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
Dalam penelitian Chintya & Darsana (2013) yang berjudul “Analisis
pandapatan pedagang di pasar jimbaran, kelurahan jimbaran”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jam kerja, modal kerja, lokasi
serta jenis produk secara simultan terhadap pendapatan pedagang di pasar
jimbaran Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten bandung. Untuk mengetahui jam
kerja, modal kerja, lokasi, jenis produk berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan pedagang di pasar, dan variabel yang berpengaruh dominan terhadap
pendapatan para pedagang di pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis regresi linier berganda. Yang hasilnya bahwa jam kerja, modal
kerja, lokasi, dan jenis produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan para pedagang di Pasar Jimbaran Kecamatan Kuta Selatan.
9
Dalam penelitian Dewi dan Rustariyuni (2014) yang berjudul “Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan buruh di sepanjang muara
sungai ijo gading kabupaten jembrana”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan
musim sepi ikan di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana.
Untuk mengetahui jumlah tanggungan, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pendapatan nelayan buruh, dan
variabel yang berpengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan buruh. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dan regresi linier berganda.
Yang hasilnya bahwa jumlah tanggungan, jam kerja, usia, dan jarak tempuh
melaut berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan buruh di
kawasan muara sungai ijo gading kabupaten jembrana.
Dalam penelitian Dewanti dan Sihombing (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis pendapatan usaha peternakan ayam buras (studi kasus di
kecamatan tegalombo, kabupaten pacitan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh peternak ayam buras dan
pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usaha peternak ayam buras
di Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Yang hasilnya bahwa biaya
pembelian ayam dan biaya listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan. Biaya pakan jagung, biaya obat vitamin, dan biaya tenaga kerja
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan.
10
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi capital, tenaga kerja, teknologi,
managerial skill. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output.
Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah
bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store
utility). Analisis produksi dilakukan dengan membedakan analisis jangka pendek
(short run) dan analisis produksi jangka panjang (long run) (Soeharno, 2006).
2. Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak
dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak dapat
berjalan. Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu
perusahaan, suatu industri, atau suatu perekonomian secara keseluruhan.
Secara umum fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang
produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil
produksi merupakan variabel tidak bebas, sedangkan faktor produksi merupakan
variabel bebas. Fungsi produksi dapat dituliskan sebgai berikut:
Q = (K, L, R, T)
Q = Output
K = Kapital/ modal
L = Labour/ tenaga kerja
11
R = Resource/ sumber daya
T = Tekonologi
Dari persamaan diatas pada dasarnya berarti bahwa besar kecilnya tingkat
produksi sesuatu barang tergantung pada jumlah modal, jumlah tenagakerja,
jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi
yang berbeda-beda tentunya memerlukan faktor produksi yang berbeda-beda pula.
Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh
faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah faktor produksi seperti
modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor
produksi yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja (Nuraini, 2013)
3. Biaya Produksi
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya
produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau
semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu
jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.
Biaya produksi dibedakan menjadi dua yaitu biaya swasta (private cost) dan
biaya sosial (social cost). Pembedaan biaya ini ada hubugannya dengan
penggolongan biaya menjadi internal (private) dan eksternal (social). Dalam
pengertian biaya produksi harus mencakup biaya internal dan eksternal.
Didalam teori produksi biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi
jangka panjang. Biaya produksi janga pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan
biaya berubah (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh
12
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, yang mana biaya
tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan. Biaya seperti
ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari
(unavoidable cost). Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah
tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya ini sering
disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable cost).
a. Biaya produksi dalam jangka pendek
1) Biaya tetap dan biaya variabel
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak
sedikitnya jumlah output. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya
berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin
besar jumlah output semakin besar pula biaya variabel yang harus
dikeluarkan.biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya
merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total
(TFC), biaya variabel total (TC). Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang
besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin
banyak output yang dihasilkan, maka biaya variabel akan semakin tinggi.
2) Biaya rata-rata
Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) dapat dihitung dengan membagi
biaya tetap total (TFC) dengan jumlah output. Dengan demikian biaya rata-rata ini
akan semakin menurun dengan semakin banyaknya output. Biaya variabel rata-
rata menggambarkan besarnya biaya variabel per satuan produk. Biaya total rata-
rata mempunyai perilaku yang sama dengan biaya variabel rata-rata, yaitu
13
menurun dengan cepat pada kuantitas produksi rendah dan kemudian laju
penurunannya semakin lambat sampai pada kuantitas produksi tertentu. Jadi pada
saat hukum kenaikan tambahan produksi (law of increasing returns) berlaku,
produktifitas naik, sedangkan biaya rata-rata menurun. Angka perbandingan
antara tambahan biaya total dibagi dengan tambahan produk disebut dengan biaya
marginal (Marginal Cost). Biaya marginal memegang peranan yang penting bagi
produsen dalam mempertimbangkan penentuan berapa besarnya jumlah output
yang perlu diproduksi.
Dengan memperoduksi output pada tingkat dimana perbedaan antara
penerimaan total dengan biaya total mencapai jumlah yang paling maksimum.
Dengan memproduksi barang sampai pada tingkat dimana penerimaan marginal
(MR) sama dengan ongkos marginal (MC). Sehingga profit maksimum dicapai
pada saat MR = MC, atau pada waktu kemiringan kurva TR sama dengan
kemiringan kurva TC.
3) Biaya produksi jangka panjang
Dalam jangka panjang, skala pabrik dapat dirubah-rubah sehingga semua
biaya juga dapat dirubah-rubah. Jadi biaya merupakan fungsi dari jumlah output
yang dihasilkan atau C = f (Q), dimana C = biaya dan Q = output.
Suatu perusahaan dikatakan berada pada skala ekonomis jika bertambahnya
output mengakibatkan menurunnya biaya rata-rata. Kondisi tersebut dapat terjadi
karena beberapa hal, diantaranya adanya spesialisasi faktor-faktor produksi,
diperolehnya faktor-faktor produksi dengan harga yang rendah, dan jika
14
perusahaan dapat mengembangkan fasilitasnya di luar perusahaan, tapi masih
berkaitan dengan perusahaan tersebut.
Sedangkan skala tidak ekonomis dapat terjadi jika pertambahan output
menyebabkan naiknya biaya rata-rata. Skala tidak ekonomis ini biasanya terjadi
akibat adanya organisasi perusahaan yang sudah menjadi besar, sehingga
menimbulkan kerumitan dalam mengatur dan memimpinnya (Nuraini, 2013).
4. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total (TR) dengan biaya
total (TC). Diasumsikan produsen berusaha mendapatkan keuntungan yang
maksimum. Syarat untuk mendapatkan keuntungan maksimum adalah MR = MC.
Keuntungan yang diperoleh karena harga lebih tinggi dari biaya rata-rata
disebut keuntungan ekonomi (supernormal profit). Baik produsen dalam pasar
yang bersaing maupun dalam pasar monopoli, tidak selalu mendapatkan
keuntungan ekonomi karena hal ini tergantung pada struktur biaya dan permintaan
yang dihadapi (luas pasar) produsen dimana harga produknya sama dengan biaya
rata-rata hanya mendapatkan keuntungan normal. Dalam kondisi ini TC = TR.
Kalau harga lebih rendah daripada biaya rata-rata maka produsen akan menderita
kerugian. Kerugian paling kecil dicapai apabila MR = MC (Soeharno, 2006).
5. Perilaku Perusahaan (Behaviour of the firm)
Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang
pokok, yaitu: perusahaan perseorangan, firma, dan perseroan terbatas. Di samping
itu ada pula perusahaan Negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi
(Sukirno, 2010).
15
Dalam penelitian transportasi berupa jasa angkutan kota ini termasuk dalam
perusahaan perseorangan karena perusahaan perseorangan adalah organisasi
perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap perekonomian. Tetapi
sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu besar (jauh
lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas) karena kebanyakan dari usaha
tersebut dilakukan secara kecil-kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan
begitu pula halnya dengan hasil produksi dan penjualannya. Contoh-contoh dari
perusahaan yang seperti itu adalah penjual sate, restoran, toko kelontong, dan toko
makanan dan minuman. Keuntungan terpenting dari perusahaan perseorangan
adalah kebebasan yang tidak terbatas yang dimiliki pemiliknya. Ia sepenuhnya
menguasai perusahaan tersebut dan dapat melakukan apapun tindakan yang
dianggapnya akan menguntungkan usahanya. Kelemahan utama dari perusahaan
perseorangan adalah modalnya kecil dan sukar untuk memperoleh pinjaman.
6. Perilaku Kosumen (Behaviour of the consumen)
Teori perilaku konsumen merupakan penggambaran bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan diantara berbagai barang dan jasa yang tersedia untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka. Kita akan melihat bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan mereka pada beragam barang dan menjelaskan
bagaimana keputusan alokasi tersebut menentukan permintaan atas berbagai
barang dan jasa. Pada gilirannya, memahami keputusan belanja konsumen akan
membantu kita dalam memahami seberapa besar perubahan pendapatan dan harga
mempengaruhi permintaan atas barang dan jasa dan mengapa permintaan atas
16
sebagian produk lebih sensitif terhadap harga dan pendapatan ketimbang produk
lain (Pindyck & Rubinfeld, 2012).
Perilaku konsumen paling mudah dipahami salah satunya adalah:
a. Preferensi/selera konsumen
Dengan banyaknya barang dan jasa yang disediakan oleh perekonomian
industri kita untuk dibeli dan beragamnya selera individu. Akan terlihat
bagaimana preferensi konsumen atas berbagai barang dapat digambarkan secara
grafis dan aljabar.
1) Kendala anggaran
Tentu saja konsumen juga mempertimbangkan harga. Mempertimbangkan
faktanya adalah bahwa konsumen memiliki batasan pendapatan yang membatasi
kuantitas barang yang mereka beli.
2) Pilihan konsumen
Dengan selera dan pendapatan terbatas yang ada, konsumen memilih untuk
membeli kombinasi barang yang memaksimumkan kepuasan mereka. Kombinasi
ini bergantung pada harga berbagai barang. Oleh karena itu, memahami pilihan
konsumen akan membantu dalam memahami permintaan yaitu berapa kuantitas
barang yang konsumen pilih untuk dibeli bergantung pada harganya.
7. Struktur Pasar
Kita mengenal berbagai macam bentuk pasar dengan batasan ektrim.
Pertama adalah bentuk persaingan murni (pure competition). Kedua, adalah
bentuk monopoli murni (pure monopoly). Akan tetapi kedua bentuk yang ekstrim
ini pada kenyataannya saat ini boleh dibilang tidak pernah ada. Yang ada adalah
17
bentuk-bentuk menengah atau bentuk persaingan tidak sempurna (imperfect
competition), seperti bentuk persaingan monopolistik dan oligopoli (Nuraini,
2013).
a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna pada umumnya mengandung arti terdapatnya
mobilitas sempurna dari sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna
baik pembeli maupun penjual. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu pertama
harus terdapat banyak penjual dan pembeli. Seorang penjual tidak dapat
mempengaruhi pasar. Satu-satunya unsur yang dikuasainya hanyalah kuantitas
barang yang ditawarkan. Yang kedua barang yang dihasilkan bersifat homogeny,
artinya barang yang diproduksi oleh seorang produsen merupakan barang
substitusi sempurna dari barang yang sama yang diproduksi oleh produsen lain.
Yang ketiga, adanya kebebasan keluar masuk industry (free entry dan free exit)
baik bagi konsumen maupun bagi produsen.
Agar menjadi persaingan sempurna maka harus ditambah persyaratan lagi
yaitu, pertama informasi mengenai pasar (seperti perubahan harga dan
permintaan) mudah diperoleh. Yang kedua tidak adnya hambatan dalam mobilitas
sumber-sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain atau dari lokasi satu ke
lokasi yang lain.
b. Ciri-ciri pasar monopoli
Pasar monopoli mempunyai bebrapa ciri, diantaranya yaitu:
1) Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual.
18
2) Jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya (no substitutes) “yang
mirip”.
3) Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan
masuk dalam pasar monopoli.
4) Penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta
output dari produk-produk lain yang dijual dalam perekonomian.
5) Price maker.
c. Ciri-ciri pasar oligopoli
Pasar oligopoli mempunyai beberapa ciri-ciri, di antaranya yaitu:
1) Terdapat sedikit penjual.
2) Terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli.
3) Keputusan harga yang diambil oleh satu perusahaan harus dipertimbangkan
oleh perusahaan yang lain dalam industry.
d. Ciri-ciri persaingan monopolistik
Persaingan monopolistik merupakan bentuk campuran antara persaingan
sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada
unsur kebebasan bagi perusahaan untuk masuk pasar (free entry) dan keluar dari
pasar. Akan tetapi barang yang dijual mempunyai corak yang berbeda
(differentiated) dan tidak homogeny seperti pada persaingan sempurna. Jadi,
model persaingan monopolistik pada dasarnya sama dengan persaingan sempurna,
hanya ada di dalam persaingan monopolistik diperkenalkan adanya diferensiasi
produk (product diffrerentiation). Istilah diferensiasi produk disini ditentukan
19
secara riil dua barang yang tidak berbeda, namun dapat dianggap berbeda oleh
konsumen.
8. Competitive Firm
Competitive firm termasuk ke dalam pasar persaingan sempurna. Pasar
persaingan sempurna memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan struktur
pasar lainnya. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah banyak penjual/
produsen, barang dijual/ dihasilkan homogeny, ada kebebasan masuk dalam pasar/
industry, penjual dan pembeli secara individu tidak dapat mempengaruhi harga
(price-taker), harga ditentukan melalui mekanisme pasar (permintaan dan
penawaran) (Nuraini, 2013).
Pada pasar yang bersaing sempurna ada kebebasan supir angkutan kota
untuk keluar masuk pasar. Artinya supir angkutan bebas untuk bekerja pada waktu
tertentu atau tidak bekerja pada waktu itu. Jika supir angkutan kota memandang
bahwa bekerja sebagai supir angkutan menguntungkan, maka akan bebas
memasuki pasar, tanpa rintangan (restriksi) apa pun. Kalau keuntungan yang
diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut pandangan supir
angkutan, maka akan tetap bekerja sebagai supir angkutan. Sebaliknya, kalau
penghasilan yang didapat tidak memberikan keuntungan bagi supir angkutan,
maka akan bebas untuk tidak bekerja lagi sebagai supir angkutan.
Persaingan yang timbul antar pemilik angkutan kota adalah salah satu
pemilik angkutan kota yaitu trayek Batu Landungsari akan bersaing dengan
angkutan kota trayek Batu Torongrejo Landungsari karena sama-sama menuju
terminal yang akan dituju. Sehingga supir angkutan akan berlomba-lomba untuk
20
mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya guna untuk meningkatkan
pendapatan supir angkutan kota di Kota Batu.
9. Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat
lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan
tertentu. Karena dalam pengertian di atas terdapat kata-kata usaha, berarti
transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah, proses
mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak bisa dilepaskan dari
keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan
sesuai dengan waktu uang diinginkan (Fidelmiro, 2004). Alat pendukung apa
yang dipakai untuk melakukan proses pindah, gerak, angkut dan alih ini, bisa
bervariasi tergantung pada bentuk objek yang akan dipindahkan, jarak antara
suatu tempat dengan tempat lain, maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.
Ini berarti, alat-alat pendukung yang digunakan untuk proses pindah harus
cocok dan sesuai dengan objek, jarak, dan maksud objek, baik dari segi
kuantitasnya maupun dari segi kualitasnya.
10. Teori Pendapatan
Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan
yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu
bangsa dalam periode tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh pada anggota
21
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor
produksi yang telah disumbangkan (Danil, 2013).
Pendapatan memiliki hubungan yang positif terhadap barang normal,
sedangkan barang inferior memiliki hubungan yang negatif terhadap pendapatan
karena jika kenaikan pendapatan maka permintaan terhadap barang inferior akan
menurun. Dengan menganggap pendapatan tetap sebenarnya tidak dapat
ditafsirkan bahwa pendapatan tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah barang
yang diminta, karena masih ada faktor-faktor lain yangjuga tidak kurang penting
yaitu barang lain dan selera.
Pendapatan seseorang atau individu dapat diartikan sebagai jenis pendapatan
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun, yang diterima oleh penduduk. Pendapatan pribadi merupakan pendapatan
dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi
maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila
baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi
tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat
suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah
tersebut tinggi pula.
22
11. Hubungan antara variabel dependen dan variabel independen
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen, serta berbagai teori yang bersumber dari penelitian
sebelumnya.
a. Hubungan antara curahan jam kerja terhadap pendapatan
Menurut Mubyarto dalam Dwi (2013) tingkat pencurahan jam kerja adalah
presentase banyaknya jam kerja yang dicurahkan terhadap jumlah kerja yang
tersedia. Jam kerja dan pendapatan merupakan variabel yang sulit dipisahkan.
Pendapatan dan upah diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan melalui
pencurahan jam kerja untuk bekerja yang menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
upah pada sektor ini, umumnya dipengaruhi oleh curahan jam kerja, karena
tingkat upah yang ditentukan dalam sektor ini bukan tingkat upah target
melainkan oleh unit barang dan jasa yang dihasilkan. Jumlah orang yang bekerja
dipengaruhi oleh tingkat produktifitas kerja. Banyak yang bekerja keras tetapi
banyak juga yang bekerja dengan sedikit usaha atau curahan jam kerja tetapi hasil
yang diperoleh dari kedua cara itu tidak sama.
b. Hubungan antara jumlah penumpang terhadap pendapatan
Jura dkk (2016) bahwa jumlah penumpang akan sangat mempengaruhi
tinggi rendahnya pendapatan supir angkutan kota, karena dalam sehari saja tidak
dapat dipastikan pendapatan supir angkutan kota. Jika keadaan ramai maka
penumpang yang akan diangkut juga banyak, hal tersebut akan mempengaruhi
pendapatan supir begitu juga dengan sebaliknya. Dengan banyaknya transportasi
23
yang semakin mudah, maka supir angkutan kota sangat bergantung memperoleh
penumpang yang banyak.
c. Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan
Menurut Simanjutak dalam Dimas (2015) suatu keluarga yang memiliki
jumlah tanggungan keluarga banyak dan pendapatan rendah akan menghadapi
berbagai masalah dengan tingginya biaya hidup. Keluarga yang biaya hidupnya
besar dan pendapatannya relatif kecil cenderung akan memacu anggota
keluarganya untuk lebih giat bekerja sehingga produktifitas akan lebih tinggi,
sebaliknya apabila beban tanggungan keluarga kecil maka biaya hidup juga kecil,
jadi motivasi untuk bekerja rendah.
d. Hubungan antara biaya operasional terhadap pendapatan
Menurut Sudarman dalam Dwi (2013) biaya operasional berpengaruh
terhadap pendapatan supir angkutan kota. Bahwa semakin banyak kerusakan
angkutan, maka biaya operasional yang ditimbulkan juga banyak. Dan apabila
angkutan kota mengalami banyak kerusakan maka akan menurunkan pelayanan
terhadap konsumen. Teori pilihan konsumen (preferences of the consumer)
menjelaskan bahwa konsumen akan memilih barang dan jasa sesuai dengan selera
dan tingkat kepuasan (satisfaction) yang akan diperoleh konsumen dan konsumen
akan mendapatkan guna (utility) karena mengkonsumsi sejumlah komoditi selama
periode waktu tertentu.
24
C. Perumusan Hipotesis
Pada penelitian ini variabel independen adalah jumlah tanggungan keluarga,
curahan jam kerja, jumlah penumpang, dan biaya operasional sedangkan variabel
dependen adalah pendapatan sopir.
1. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Menurut Erlina dalam jura dkk (2016) kerangka teoritis adalah suatu model
yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang
penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hubungan yang
dijelaskan adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan juga
jika ada variabel yang lain yang menyertainya.
Curahan jam kerja
(X1)
Jumlah
penumpang(X2)
Jumlah tanggungan
keluarga (X3)
Biaya Operasional
(X4)
Pendapatan (Y)
25
2. Rumusan Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina dalam jura dkk (2016) adalah proporsi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi adalah
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan.
2. Diduga jumlah penumpang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan.
3. Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan.
4. Diduga biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan.