16
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Kieso, et al (2010, p80) “An accounting information system collets and processes transaction data and then disseminates the financial information to interested parties”, yang terjemahannya adalah Sistem informasi akuntansi mengumpulkan dan memproses data transaksi dan kemudian menyebarkan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Menurut Nejadhosseini Siamak (The Usefulness of an Accounting Information System for Effective Organizational Performance, 2012) “Accounting Information Systems (AIS) are a tool which, when incorporated into the field of Information and Technology systems (IT), are designed to help in the management and control of topics related to organization’ economic-financial area”, yang terjemahannya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah alat yang termasuk dalam bidang Teknologi Informasi (IT), yang dirancang untuk membantu dalam pengelolaan dan pengendalian yang terkait dengan bidang ekonomi-finansial organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang dirancang untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi, serta membantu dalam pengelolaan dan pengendalian dalam bidang finansial organisasi. 2.1.2 Pengertian Analisis Sistem Menurut Rainer dan Cegielski (2011, p405) “Systems analysis is the examination of the business problem that the organization plans to solve with an information system”, yang terjemahannya Analisis sistem adalah pemeriksaan masalah bisnis bahwa organisasi berencana untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan sistem informasi. Menurut O’brien dan Marakas (2010, p414) “Systems analysis is an in-depth study of end-user information needs that produces functional requirements that are used as the basis for the design of a new information systems”, yang terjemahannya adalah Analisis sistem merupakan studi tentang kebutuhan informasi

BAB II Progre,,ss (5)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

, ..

Citation preview

Page 1: BAB II Progre,,ss (5)

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Kieso, et al (2010, p80) “An accounting information system collets and processes transaction data and then disseminates the financial information to interested parties”, yang terjemahannya adalah Sistem informasi akuntansi mengumpulkan dan memproses data transaksi dan kemudian menyebarkan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan.

Menurut Nejadhosseini Siamak (The Usefulness of an Accounting Information System for Effective Organizational Performance, 2012) “Accounting Information Systems (AIS) are a tool which, when incorporated into the field of Information and Technology systems (IT), are designed to help in the management and control of topics related to organization’ economic-financial area”, yang terjemahannya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah alat yang termasuk dalam bidang Teknologi Informasi (IT), yang dirancang untuk membantu dalam pengelolaan dan pengendalian yang terkait dengan bidang ekonomi-finansial organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang dirancang untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi, serta membantu dalam pengelolaan dan pengendalian dalam bidang finansial organisasi.

2.1.2 Pengertian Analisis SistemMenurut Rainer dan Cegielski (2011, p405) “Systems analysis is the examination of the business problem that the organization plans to solve with an information system”, yang terjemahannya Analisis sistem adalah pemeriksaan masalah bisnis bahwa organisasi berencana untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan sistem informasi.

Menurut O’brien dan Marakas (2010, p414) “Systems analysis is an in-depth study of end-user information needs that produces functional requirements that are used as the basis for the design of a new information systems”, yang terjemahannya adalah Analisis sistem merupakan studi tentang kebutuhan informasi pengguna akhir yang menghasilkan kebutuhan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk mendesain sistem informasi baru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Analisis Sistem adalah studi untuk memecahkan masalah dengan menggunakan sistem informasi sehingga menghasilkan kebutuhan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk mendesain sistem informasi baru.

2.1.3 Pengertian Perancangan SistemMenurut Rainer dan Cegielski (2011, p405) “Systems design describes how the system will resolve the business problem. The deliverable of the system design phase is the set of technical system specifications, which specifies the following: system outputs, inputs, and user interfaces; hardware, software, database, telecommunications, personnel, and procedures; a blueprint of how these components are integrated”, yang terjemahannya adalah Perancangan sistem menjelaskan bagaimana sistem akan menyelesaikan masalah bisnis. Hasil dari fase

Page 2: BAB II Progre,,ss (5)

perancangan sistem adalah serangkaian spesifikasi sistem, yang menentukan hal - hal berikut: output sistem, input sistem, dan user interface; hardware, software, database, telekomunikasi, orang, dan prosedur; cetak biru bagaimana komponen ini terintegrasi.

Menurut O’brien dan Marakas (2010, p416) “Systems design consists of design activities that ultimately produce physical system specifications satisfying the functional requirements that were developed in the systems analysis process”, yang terjemahannya adalah Perancangan sistem terdiri dari kegiatan desain yang menghasilkan spesifikasi sistem fisik untuk memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Perancangan Sistem adalah kegiatan desain yang menghasilkan spesifikasi sistem dalam mengembangkan proses analisis sistem.

2.2 Teori Khusus2.2.1 Pengertian Computer Integrated Manufacturing

Menurut Raiborn dan Kinney (2009, p693) “Computer Integrated Manufacturing is the integration of two or more flexible manufacturing systems through the use of a house computer and an information networking system”, yang terjemahannya Computer Integrated Manufacturing adalah integrasi dari dua atau lebih sistem manufaktur yang fleksibel melalui penggunaan komputer dan sistem jaringan informasi.

2.2.2 Pengertian ProduksiMenurut Horngren, Datar, Rajan (2012, p28) “Production is procuring, transporting and storing (also called inbound logistics), coordinating, and assembling (also called operations) resources to produce a product or deliver a service”, yang terjemahannya Produksi adalah pengadaan, pengangkutan dan penyimpanan (disebut juga masuk logistik), pengkoordinasian, dan perakitan (disebut juga operasional) sumber daya untuk menghasilkan suatu produk atau memberikan pelayanan.

2.2.3 Pengertian Proses ProduksiMenurut Mardi (2011, p97) Proses produksi merupakan aktivitas untuk menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.

2.2.4 Pengertian BiayaMenurut Raiborn dan Kinney (2009, p49) “Cost is the cash or cash equivalent value necessary to attain an objective such as acquiring goods and services, complying with a contract, performing a function, or producing and distributing a product”, yang terjemahannya Biaya adalah uang tunai yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti memperoleh barang dan jasa, memenuhi kontrak, melakukan tugas, atau memproduksi dan mendistribusikan produk.

2.2.5 Pengertian Akuntansi BiayaMenurut Raiborn dan Kinney (2009, p26) “Cost accounting is a discipline that focuses on techniques or methods for determining the cost of a project, process, or thing through direct measurement, arbitary assingment, or systematic and rational allocation”, yang terjemahannya Akuntansi biaya adalah disiplin yang berfokus

Page 3: BAB II Progre,,ss (5)

pada teknik atau metode untuk menentukan biaya dari proyek, proses, atau hal melalui pengukuran langsung, penugasan, atau alokasi yang sistematis dan rasional.

2.2.6 Pengertian Biaya ProduksiMenurut Martusa dan Nasa (Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi: Studi Kasus pada C.V Sejahtera Bandung, 2012) “Dalam sebuah perusahaan pabrik (manufacturing firm) biaya produksi merupakan faktor utama dalam perusahaan untuk mengolah produk. Biaya produksi merupakan faktor biaya yang sangat penting senantiasa perlu diukur, dikendalikan dan dianalisa, karena usaha motivasi pengendalian dan akuntansi terhadap faktor biaya produksi ini merupakan salah satu masalah penting yang memepengaruhi pengelolaan dari suatu perusahaan”.

2.2.7 Klasifikasi BiayaMenurut Carter (2009, p40 dan p42) Biaya manufaktur - juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik - biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.Overhead pabrik – disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik – tediri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk.Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi.

2.2.8 Sistem Akumulasi BiayaMenurut Raiborn dan Kinney (2009, p140) “Job order and process costing are the two primary cost accumulation systems.Job Order Costing is a method of product costing used by an entity that provides limited quantities of products or services unique to a customers needs; focus of recordkeeping is on individual jobs. Process Costing is a method of accumulating and assigning costs to units of production in companies producing large quantities of homogeneus products; accumulates costs by cost component in each production department and assigns costs to units using equivalent units of production”, yang terjemahannya Job order dan process costing adalah 2 sistem utama dalam akumulasi biaya.Job Order Costing adalah metode perhitungan biaya produk yang digunakan oleh perusahaan dalam menyediakan produk atau jasa yang unik dalam jumlah terbatas untuk kebutuhan pelanggan, fokus pada pencatatan pekerjaan individu.Process costing adalah metode mengumpulkan dan menetapkan biaya unit produksidi perusahaan yang memproduksi produk sejenis dalam jumlah yang besar biaya terakumulasi dengan komponen biaya di setiap departemen produksi dan memberikan biaya menggunakan unit equivalent produksi.

Page 4: BAB II Progre,,ss (5)

2.2.9 Pengertian Harga Pokok ProduksiMenurut Batubara Helmina (Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium Manado, 2013) “Harga Pokok Produksi adalah menentukan harga jual produk serta menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Dalam penentuan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi memgenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Ketiga jenis kegiatan ini harus ditentukan secara cermat baik dalam pencatatan maupun penggolongannya. Sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat dihandalkan baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi periodik”.

2.2.10 Pengertian Activity Base CostingMenurut Horngren, Datar, Rajan (2012, p168) “Activity-based costing (ABC) refines a costing system by identifying individual activities as the fundamental cost object. An activity is an event, task, or unit of work with a specified purpose-for example, designing products, setting up machines, operating machines, and distributing products”, yang terjemahannya Activity-based costing merupakan sistem perhitungan biaya dengan mengidentifikasi aktivitas individual sebagai dasar objek biaya. Sebuah aktivitas adalah sebuah kejadian, tugas, atau pekerjaan dari sebuah unit dengan contoh kebutuhan spesifik, mendesain produk, menyiapkan mesin, menjalankan mesin, dan mendistribusikan produk.

2.2.11 Pengertian UML (Unified Modelling Language)Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p48) “The diagram created to show system models are drawn according to the notation defined by the Unified Modelling Language (UML). UML is a standard set of model constructs and notations developed specifically for object-oriented development” yang terjemahannya adalah diagram yang dibuat untuk menunjukan model sistem digambar sesuai notasi yang didefinisikan oleh Unified Modelling Language (UML). UML adalah seperangkat standar model konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi obyek.

2.2.12 Pengertian Activity DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p144) “An Activity diagram is simply a workflow diagram that describes the various user (or system) activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these activities” , yang terjemahannya Activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai user atau sistem dari kegiatan, orang yang melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial dari kegiatan ini.

2.2.13 Events and Classes2.2.13.1 Pengertian Event Table

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p174) “An event table includes rows and columns, representing events and their details, respectively. Each row in the event table records information about one event and its usecase. Each column in the table represents a key piece of information about the event and usecase”, yang terjemahannya

Page 5: BAB II Progre,,ss (5)

adalah Event table meliputi baris dan kolom, mewakili kejadian dan rinciannya masing-masing. Setiap baris dalam event table menginformasikan tentang catatan satu peristiwa dan use case. Setiap kolom dalam tabel merupakan bagian kunci dari informasi tentang peristiwa dan use case.

2.2.13.2 Domain Model Class Diagram2.2.13.2.1 Pengertian UML Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p185) “The diagram used to define the problem domain classes is called a UML class diagram” yang terjemahannya adalah diagram yang digunakan untuk mendefinisikan masalah kelas-kelas domain disebut dengan UML class diagram.

2.2.13.2.2 Pengertian Domain Model Class DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p184) “The domain model class diagram is a UML diagram that shows the things that are important in the users work: the problem domain classes, their associations, and their attributes”, yang terjemahannya Domain model class diagram adalah diagram UML yang menunjukkan hal-hal penting dalam kegiatan user: masalah domain class, asosiasinya, dan atributnya.

2.2.13.2.3 Pengertian ClassMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p63) “The class defines what all objects, you can refer to the objects as instances of the class”, yang terjemahannya adalah sebuah kelas mendefinisikan seluruh object, anda bisa mengacu pada obyek sebagai sebuah kelas.

2.2.13.2.4 Pengertian AttributeMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p183) “The specific pieces of information are called attributes”, yang terjemahannya adalah potongan-potongan spesifik dari informasi disebut atribut.

2.2.13.2.5 Pengertian MethodMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p183) “We explained that the methods of a class are the behaviors all objects in the class are capable of doing“, yang terjemahannya adalah kami menjelaskan bahwa metode kelas adalah perilaku yang mampu dilakukan semua objek dalam kelas.

2.2.13.3 Pengertian State Machine DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p214) “Statechart diagram is a diagram showing the life of an object in states and transitions”, yang terjemahannya Statechart diagram adalah diagram yang menunjukkan kehidupan objek dalam state dan transisi.

Page 6: BAB II Progre,,ss (5)

2.2.14 Use Cases2.2.14.1 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2009, p242) “Use Case is an activity of the system carries out, usually in response to a request by a user of the system”, yang terjemahannya Use Case adalah aktifitas yang dilaksanakan oleh sistem, biasanya dalam menaggapi permintaan oleh pengguna sistem.

2.2.14.2 Pengertian Use Case DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p213) “The use case diagram serves as a kind of table of contents for the business events activities that must be supported by the system. It is used to identify the “uses,” or use cases, of the new system – in other words, to identify how the system will be used and which actors will be involved in which use cases”, yang terjemahannya adalah Use case diagram berfungsi sebagai semacam daftar isi untuk proses bisnis yang harus didukung oleh sistem. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi penggunaan atau use case dari sistem yang baru, dengan kata lain untuk mengidentifikasi bagaimana sistem akan digunakan dan aktor yang akan terlibat dalam kasus-kasus yang digunakan.

2.2.14.3 Pengertian Use Case DescriptionMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p220-221) “Use case descriptions are written at three separate levels of detail:Brief Description can be used for very simple use cases, especially when the system to be developed is also a small, well-understood application.Intermediate Description is the intermediate-level use case description expands the brief description to include the internal flow activities for the use case.Fully Developed Description is the most formal method for documenting a use case. Even though it takes a little more work to define all the components at this level, it is the preferred method of describing the internal flow of activities for a use case”Yang terjemahannya adalah use case description ditulis pada tiga tingkat detail secara terpisah:Brief Description dapat digunakan untuk use case yang sangat sederhana, terutama ketika sistem yang akan dikembangkan kecil, aplikasi dipahami dengan baik.Intermediate Description adalah use case description tingkat menengah memperluas brief description untuk menyertakan kegiatan aliran internal untuk use case.Fully Developed Description adalah metode yang paling formal untuk mendokumentasikan use case. Meskipun dibutuhkan sedikit lebih banyak pekerjaan untuk mendefinisikan semua komponen pada tingkat ini, ini adalah metode yang disukai untuk menggambarkan aliran internal kegiatan untuk use case.

2.2.14.4 Pengertian Actor

Page 7: BAB II Progre,,ss (5)

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p214) “In use case analysis, we identify another entity, called the actor, which is similar to the source for an event, but has slightly different definition. The actor is the person or thing that actually touches or interacts with the system”, yang terjemahannya adalah didalam analisa use case, kami mengidentifisikan entitas lain, yang kami sebut aktor, yang mana sama dengan sumber dari sebuah kejadian, tapi sedikit berbeda definisinya. Aktor adalah seseorang atau sebuah obyek yang benar-benar menyentuh atau berinteraksi dengan sistem.

2.2.14.5 Pengertian CRUD MatrixMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p199) “The letter C means the use case creates new data, R means the use case reads data. U means the use case updates data, and D means the use case might delete data. The acronym CRUD (create, read, update, and delete) is often used to describe this type of matrix”, yang terjemahannya adalah huruf C berarti use case membuat (creates) data baru, R berarti use case membaca (Reads) data, U berarti use case memperbaharui (updates) data, dan D berarti use case boleh menghapus (delete) data. Akronim CRUD (create, read, update, delete) sering dipakai untuk mendeskripsikan tipe matriks ini.

2.2.14.6 Pengertian System Sequence DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p213) “System sequence diagram (SSDs) are used to define the inputs and outputs and the sequential order of the inputs and outputs. SSDs are used in conjunction with detailed descriptions or with activity diagrams to show processing steps and interactions between the actors and the system. In a sequence diagram, these information flows in and out of a system are called messages”, yang terjemahannya adalah System Sequence Diagram (SSD) digunakan untuk menentukan input dan output serta urutan dari input dan output. SSD digunakan dalam hubungannya dengan deskripsi rinci atau dengan activity diagram untuk menunjukkan langkah-langkah pengolahan dan interaksi antara aktor dan sistem. Dalam sequence diagram, informasi ini mengalir masuk dan keluar dari sistem yang disebut dengan messages.

2.2.15 Design Network2.2.15.1 Pengertian Network Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p284) “Network diagram is a model that shows how application layers are distributed across locations and computer systems”, yang terjemahannya Network diagram adalah model yang menunjukkan bagaimana lapisan aplikasi didistribusikan di lokasi dan sistem komputer.

2.2.16 Use Case Realization2.2.16.1 Pengertian First-Cut Design Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p309) “The first-cut design class diagram is developed by extending the domain model class diagram. It requires two steps: (1) elaborating the attributes with type

Page 8: BAB II Progre,,ss (5)

and initial value information and (2) adding navigation visibility arrows”, yang terjemahannya adalah First-cut design class diagram dikembangkan dengan memperpanjang domain model diagram kelas. Hal ini membutuhkan dua langkah: (1) menguraikan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal dan (2) menambahkan navigasi visibilitas panah.

2.2.16.2 Pengertian Communication DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p334) “Communication diagrams and sequence diagram are both interaction diagrams, and they capture the same information. The process of designing is the same wheter you are using communication diagrams or sequence diagrams. Which model is used for design is primarily a matter of a designer’s personal preference”, yang terjemahannya adalah Communication diagrams and sequence diagram keduanya merupakan diagram interaksi, dan mereka menyimpan informasi yang sama. Proses perancangan kedua diagram sama apakah anda menggunakan communication diagrams atau sequence diagram. Model yang mana yang akan digunakan untuk desain semua tergantung pada preferensi pribadi seorang desainer.

2.2.16.3 Pengertian Package DiagramMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p339-340) “A package diagram in UML is simply a high level diagram that allows designer to associate classes of related groups. The preceding sections illustrated three-layer design, which includes the view layer, the domain layer, and the data access layer”, yang terjemahannya Package diagram dalam UML adalah diagram level tinggi yang membuat designer dapat mengasosiasikan banyak class dari group yang berhubungan. Bagian pendahuluan diilustrasikan dengan desain tiga layer, termasuk layer view, layer domain, dan layer data akses.

2.2.17 Database2.2.17.1 Pengertian Database

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p398) “A database (DB) is an integrated collection of stored data that is centrally managed and controlled. A database typically stores information about dozens or hundreds of classes. The information strored includes class attributes (for example, names, prices, and account balances) as well as associations among the classes (for example, which order belong to which customers)”, yang terjemahannya Database (DB) adalah data koleksi terpadu yang tersimpan dikelola secara terpusat dan dikendalikan. Sebuah database biasanya menyimpan informasi tentang puluhan atau ratusan kelas. Informasinya meliputi kelas atribut (misalnya, nama, harga, dan saldo rekening) serta asosiasi antara kelas-kelas (misalnya, pesanan milik pelanggan).

2.2.17.2 Primary Key and Foreign KeyMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p408) “Primary key is a key used to uniquely identify a row of a relational database table. A foreign

Page 9: BAB II Progre,,ss (5)

key is an attribute that duplicates the primary key of a different (or foreign) table”, yang terjemahannya Primary key adalah kunci yang digunakan secara unik mengidentifikasi baris dari relasional tabel database. Foreign key adalah atribut duplikat dari kunci primer yang berbeda tabel.

2.2.17.3 Pengertian SQLMenurut Deliana, et al (2009, p6), SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional.

2.2.17.4 Pengertian Tahap Pengembangan SQLMenurut Taylor (2011, p130) “In developing any system, you start at the beginning and go through to the end, and it's no different with SQL. The following list shows you what to consider at each phase of the SQL development lifecycle:

1) Definition Phase: Precisely define the problem to be solved, its magnitude, and who will work on it

2) Requirements Phase: Develop a detailed description of exactly what the development effort will produce. Gather all relevant information and put it into a requirements document (Statement of Requirements). Get client signoff

3) Evaluation Phase: Determine exactly how you will meet the requirements. What tools will you use? How will you deploy your development team? Determine whether the job is doable within time and budget constraints

4) Design Phase: Create a database model and then design a database and database application that satisfy the terms of the requirements document

5) Implementation Phase: Build the database and the database application. Include copious documentation within the code and in external documents

6) Final Documentation and Testing Phase: Give the database and application a tough workout. Hit the system with every conceivable input condition and a few inconceivable ones. Try to overload it. See where it breaks. When it breaks, send it back to the implementers or even back to the designers. Document everything

7) Maintenance Phase: Fix latent bugs as they arise. Provide updates and enhancements called for by the client”, yang terjemahannya adalah Dalam mengembangkan sistem, dimulai dari awal sampai akhir, dan begitu pula pada pengembangan SQL. Berikut ini menunjukkan tahap dalam mengembangkan SQL:

1) Tahap DefinisiMengidentifikasi masalah yang akan diselesaikan, pengukuran masalah, dan siapa yang akan mengerjakannya

2) Tahap KebutuhanMengembangkan penjelasan secara rinci tentang apa yang akan dikembangkan. Mengumpulkan informasi yang relevan dan memasukkannya kedalam laporan kebutuhan

Page 10: BAB II Progre,,ss (5)

3) Tahap EvaluasiMenentukan bagaimana memenuhi kebutuhan. Alat apa yang digunakan? Bagaimana membentuk tim dalam pengembangan? Tentukan apakah pengembangan ini memiliki batasan waktu dan anggaran

4) Tahap DesainMembuat model dan kemudian merancang sebuah aplikasi database yang memenuhi kebutuhan

5) Tahap PelaksanaanMembangun database dan aplikasi database. Termasuk dokumentasi dan dokumen eksternal

6) Tahap Dokumentasi dan PengujianPengujian database dan aplikasi. Menekan sistem dengan berbagai kondisi. Cobalah memberikan beban yang berlebih. Kemudian dilihat bagian mana yang terdapat error. Ketika error, kirimkan kembali kepada yang membangun atau ke desainer

7) Tahap PemeliharaanMemperbaiki error. Memberikan update dan kerangka tambahan kepada klien

2.2.18 Interface2.2.18.1 Pengertian User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p442) “The parts of an information system requiring user interaction to create inputs and outputs”, yang terjemahannya adalah Bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat masukan dan keluaran.

2.2.18.2 Pengertian StoryboardsMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p460) “A technique to document dialog designs by showing a sequence of sketches of the display screen”, yang terjemahannya adalah Sebuah teknik untuk mendokumentasikan desain dialog dengan menunjukkan urutan dari sketsa tampilan layar.

2.2.18.3 Pengertian System OutputMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p497) “The primary objective of system output is to present information in the right place at the right time to the right people. Historically, the most common form of output information has been printed textual reports”, yang terjemahannya adalah Tujuan utama dari keluaran sistem adalah untuk memberikan informasi di tempat yang tepat diwaktu yang tepat untuk orang yang tepat. Secara historis, kebanyakan bentuk dari keluaran informasi telah dicetak sebagai tulisan.

2.2.18.4 Pengertian System InterfaceMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p442) “The parts of information system involving inputs and outputs that require minimal human intervention”, yang terjemahannya adalah Bagian dari sistem

Page 11: BAB II Progre,,ss (5)

informasi yang melibatkan masukan dan keluaran yang membutuhkan sedikit intervesi manusia.

2.2.19 System Security and Control2.2.19.1 Pengertian Integrity Control

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p507) “Mechanisms and procedures that are built into an application system to safeguard information contained within it”, yang terjemahannya adalah Mekanisme dan prosedur dibangun didalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang ada didalamnya.

2.2.19.2 Pengertian Security ControlMenurut Satzinger, Jackson, Burd (2005, p513) “Mechanisms usually provided by the operating system or environment to protect the data and processing systems from malicious attac.”, yang terjemahannya adalah Mekanisme biasanya diberikan oleh sistem operasi atau lingkungan untuk melindungi data dan proses sistem dari serangan jahat.