22
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA SD Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah interpretasi dari pengalaman manusia tentang alam yang diperoleh melalui suatu kegiatan yang melibatkan proses saintifik. Menurut Samatowa (2010: 11), IPA merupakan terjemahan kata dalam bahasa inggris yaitu natural science. Natural artinya alamiah berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi IPA/ natural science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentng alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Trianto (2010: 136-137) IPA merupakan suatu kumpulan teori mengenai gejala alam yang lahir dan berkembang melalui metode ilmiah yang menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur seperti observasi dan ekseperimen yang tersusun secara sistematis. Menurut Leo Sutrisno, Hery kresnadi, dan Kartono (2008: 32) menyatakan bahwa IPA merupakan pengetahuan dan konsep tentang alam yang dihasilkan oleh manusia melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Dari beberapa definisi dari para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis berhubungan dengan gejala- gejala alam, prodek ilmiah,proses ilmiah dan sikap ilmiah. IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman 1980 ( dalam Susanto 2013: 170), meliputi : 1. IPA `merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2. Proses ilmiah dapat berupakan fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam.

BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat IPA SD

Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah interpretasi dari

pengalaman manusia tentang alam yang diperoleh melalui suatu kegiatan yang

melibatkan proses saintifik. Menurut Samatowa (2010: 11), IPA merupakan

terjemahan kata dalam bahasa inggris yaitu natural science. Natural artinya

alamiah berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi

IPA/ natural science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentng alam,

ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Trianto (2010: 136-137) IPA merupakan suatu kumpulan teori

mengenai gejala alam yang lahir dan berkembang melalui metode ilmiah yang

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur seperti observasi

dan ekseperimen yang tersusun secara sistematis.

Menurut Leo Sutrisno, Hery kresnadi, dan Kartono (2008: 32)

menyatakan bahwa IPA merupakan pengetahuan dan konsep tentang alam

yang dihasilkan oleh manusia melalui kegiatan yang dilakukan manusia.

Dari beberapa definisi dari para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis berhubungan dengan gejala-

gejala alam, prodek ilmiah,proses ilmiah dan sikap ilmiah.

IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.

Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman 1980 ( dalam Susanto

2013: 170), meliputi :

1. IPA `merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.

2. Proses ilmiah dapat berupakan fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam.

Page 2: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

10

4. IPA tidak dapat membuktikian semua akan tetapi hanya sebagian atau

beberapa saja.

5. Keberanian IPA bersifat Subjektif dan bukan kebenarannya yang

bersifat objektif.

2.1.1.1 Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA SD

Susanto (2013: 167) menyatakan bahwa pembelajaran IPA meliputi tiga

hal yaitu pengetahuan sains, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Kompetensi

dasar dari IPA sendiri juga meliputi ketiga hal tersebut. Kompetensi dasar

merupakan suatu komponen yang terdapat pada silabus yang berisikan tentang

keterampilan, pengetahuan yang harus dicapai oleh peserta didik, untuk

melihat kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik.

Dibawah ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

akan dilakukan dalam penelitian.

Tabel 2.1

SK dan KD IPA Semester 2

Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator

11. Memahami hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

11.1 Menjelaskan

hubungan antara

sumber daya alam

dalam lingkungan.

1. Menjelaskan pengertian Sumber

Daya Alam (SDA).

2. Menyebutkan jenis SDA.

3. Menyimpulkan pengertian dari

SDA hayati beserta contoh.

4. Menyimpulkan pengertian dari

SDA non hayati beserta contohnya.

5. Mengklasifikasikan sifat-sifat

SDA.

6. Mendiskusikan pengertian SDA

yang dapat diperbarui beserta

contohnya.

7. Mendiskusikan pengertian SDA

yang tidak dapat diperbarui beserta

contohnya.

8. Mencotohkan kerusakan yang

dapat mengurangi mutu SDA.

Page 3: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

11

2.1.1.2 Pembelajaran IPA

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan

NasionalStandar Pendidikan BNSP,2006 (dalam Susanto 2013: 171),

dimaksudkan untuk :

1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan, memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5. Meningkatkan kesadarannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Berdasarkan uraian diatas pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat

melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan dari siswa serta

pengetahuan dari siswa yang bertujuan untuk melatih siswa untuk dapat

berpikir kritis dan rasional untuk menghadapi permasalahan di lingkungan.

2.1.1.3 Penilaian IPA SD

Penilaian IPA SD merupakan bagian dari hasil dari proses pembelajaran

yang dilakukakan. Penilaian pembelajaran IPA SD diperoleh melalui

pengetahuan sains dari siswa dengan cara tes dan menghasilkan hasil belajar

dari siswa. Selain itu dalam pembelajara IPA tidak hanya dalam pengetahuan

yang diperoleh oleh siswa melainkan juga melalui ketrampilan proses dari

siswa saat mengikuti pembelajaran. Pembelajaran IPA akan lebih bermakna

apabilla siswa memperoleh pengalaman secara langsung. Jadi penilaian IPA

diperoleh berdasrakan pengetahuan sains dari siswa, ketrampilan proses

Page 4: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

12

ilmiah yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran, serta sikap ilmiah

yang ditunujukan siswa setelah pembelajaran dilakukan.

2.1.2 Model Pembelajaran

Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 104-106) menyebutkan bahwa sebuah

model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model,

komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi

kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan

alat yang diperlakukan untuk melaksanakan model, serta dampak

instruksional yaitu hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat terciptanya suasana belajar

dalam model tertentu. Menurut Chatib, (2011: 128) model pembelajaran

merupakan suatu sistem dalam proses pembelajaran yang utuh mulai dari awal

hingga akhir yang melingkupi pendekatan pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Berdasarkan

pendapat yang dinyatakan oleh Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 104-106) dan

Chatib (2011: 128) mengenai model pembelajaran dapat dikatakan bahwa

model pembelajaran kerangka yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan tertentu serta membantu seorang guru untuk

menyampaikan materi dengan lebih menarik.

2.1.2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Hosnan (2014: 295) menyatakan PBL (Problem Based Learning)

ialah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran pada

suatu masalah autentik sehingga siswa bisa merangkai pengetahuannya

sendiri, mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi, membuat siswa

lebih mandiri dan membuat siswa percaya diri. Menurut Naniek Sulistya

Wardani (2010: 27) model pembelajaran berbasis masalah dapat menyajikan

masalah autentik dan bermakna sehingga mahasiswa dapat melakukan

penyelidikan dan menemukan sendiri.

Page 5: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

13

Menurut Sugiyanto (2010: 157) sebuah situasi masalah yang baik harus

memenuhi lima kriteria penting, yaitu yang pertama, situasi mestinya

autentik. Hal ini berarti masalah yang diberikan harus berkaitan dengan

kehidupan nyata siswa. Kedua, masalah itu harus berisikan teka teki dan

misteri. Dalam hal ini masalah harus dibuat agar siswa mencari solusi,

jawaban yang yang sistematis. Ketiga, masalah yang disajikan harus

bermakna bagi siswa. Keempat, masalah itu cakupannya harus luas sehingga

dapat memberikan kesempatan guru untuk memenuhi tujuan intruksionalnya,

tetapi tetap dibatasi dari segi waktu, ruang, dan keterbatasan sumber daya.

Kelima, masalah yang baik harus bisa memberikan manfaat dari usaha

kelompok.

Berdasarkan pendapat Hosnan (2014: 295), Naniek Sulistya Wardani

(2010: 27) dan Sugiyanto (2010: 157) dapat diartikan bahwa model

pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran

yang diawali dengan pemeberian masalah kepada siswa serta masalah yang

diberikan merupakan masalah yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan

sehari-hari siswa. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah dengan

menemukan sendiri solusinya atau pengetahuan baru siswa. Serta masalah

yang diberikan kepada siswa harus autentik.

b. Ciri-ciri model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Hosnan (2014: 300) Problem Based Learning mempunyai 5 ciri-

ciri yaitu:

a. Pengajuan masalah atau Pertanyaan

b. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu

c. Penyelidikan yang Autentik

d. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya

e. Kolaborasi

Page 6: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

14

c. Sintaks/Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

Menurut Hosnan (2014: 301) langkah-langkah model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) mempunyai 5 langkah yaitu :

a. Orientasi siswa pada masalah.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.

Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning menurut Arends

(2008: 57) yaitu:

Tabel 2.2 Sintaksis Model Pembelajaran PBL

Fase Perilaku Guru

Fase 1 Memberikan orientasi tentang permasalahnnya kepada siswa

Guru membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan memecahkan masalah.

Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permaslahannya

Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan mencari solusi.

Fase 4 Mengembangkan dan mempreesentasikan artefak dan exhibit

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefakyang tepat, seperti rekaman video, laporan

Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses masalah-masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

Page 7: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

15

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning mempunyai kelebihan

yaitu pada prmbelajaran Problem Based Learning adalah menggunakan masalah

nyata yang tidak struktur dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik

untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis

sekaligus juga memperoleh pengetahuan baru. Dalam pembelajaran ini juga

membantu siswa untuk memperoleh pengalaman langsung dan mengubah tingkah

laku siswa baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dapat membangun

pengetahuan sendiri atau melatih siswa aktif mengembangkan kemandirian belajar

dan keterampilan sosial.

Selain itu proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning juga memiliki kelemahan yaitu guru harus bisa

membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi

kesalahan proses atau langkah-langkah pemecahan suatu masalah yang diberikan

kepada siswa, membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang

kompleks, sulitnya mencari masalah yang relevan, sering terjadi miskonsepsi,

memerlukan waktu yang cukup lama.

e. Komponen Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

1. Sintagmatis

Menurut Hosnan (2014: 302) penerapan model pembelajaran PBL harus

melalui 5 tahap yaitu:

a. Tahap 1 : mengorientasikan peserta didik terhadap masalah.

Pada tahap ini guru menjelaskn tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik

yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas

pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.

b. Tahap 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

Pada tahap ini pendidik membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan

pada tahap sebelumnya.

c. Tahap 3 : Membimbing penyelidik individual maupun kelompok.

Page 8: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

16

Pada tahap ini pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

kejelasan yang diperlukan untuk menyelasaikan masalah.

d. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Pada tahap ini pendidik membantu siswa untuk berbagi tugas dan

merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan

masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.

e. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevluasi proses pemecahan masalah.

Pada tahap ini pendidik/guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

2. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana perilaku guru terhadap siswa

ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada pembelajaran Problem Based

Learning adalah seorang guru menyajiakan suatu masalah dalam pembelajaran,

kemudian guru membantu siswa untuk mengorganisasikan suatu masalah, guru

membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan, guru membantu siswa

merencanakan dan menyiapkan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan,

selanjutnya guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan dan proses-proses pembelajaran.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial yang terdapat pada model pembelajaran Problem Based

Learning ini adalah kerja sama. Dalam hal ini siswa saling membantu menemukan

pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru mengenai materi yang

diajarkan. Dalam pembelajaran ini siswa saling membantu utnutk memecahkan

suatu masalah yang dihadapinya, selain itu karena dalam suatu kelompok terdiri

dari beberapa siswa maka dalam menyelasaikan suatu masalah siswa harus

bersikap saling menghargai pendapat dari masing-masing individu.

4. Daya Dukung

Sistem pendukung yang diperlukan/ dibutuhkan dalam pembelajaran

Problem Based Learning adalah situasi dan kondisi kelas, kenyamanan serta

fasilitas yang ada dikelas seperti meja, kursi, papan tulis, dll. Selain itu guru

Page 9: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

17

dalam proses pembelajaran ini juga harus mempersiapkan bahan ajar dan materi

yang lengkap agar siswa dapat memahami materi dengan benar dan jelas.

Pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan sebelum pembelajaran berlangsung untuk

memancing siswa aktif dalam proses pembelajaran. Serta Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran juga harus disiapkan dengan baik agar dalam proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan sistematis dan terstruktur.

5. Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring

Dampak intruksional adalah hasil belajar yang harus didapat atau

dipahami oleh siswa berupa pemahaman dan pengetahuan dari siswa setelah

menerima / mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Dampak pengiring

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning setelah mengikuti pembelajaran ini siswa diharapkan dapat memahami

materi dan meningkatkan kerjasama dengan duru serta dengan siswa lainnya,

siswa belajar untuk bisa bertoleransi menghargai pendapat orang lain, siswa

berani mengungkapakan pendpatnya didepan umum, siswa dapat berpikir kritis

dalam pembelajaran.

Dampak instruksional dan dampak pengiring dalam model pembelajaran

PBL digambarkan dalam bagan 2.1.

Page 10: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

18

Gambar 2.1 Dampak intruksional dan dampak pengiring Model

Pembelajaran PBL

2.1.2.2 Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Menurut Hosnan (2014 : 319) Project Based Learning atau model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Menurut B. Baron 1998 (dalam

Hosnan , 2014: 320) PjBL yaitu pendekatan cara pembelajaran secara

kondusif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset

terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi

kehidupan.

Disiplin

Percaya diri

Dapat memecahkan

masalah yang

diberikan oleh guru

mengenai SDA

Kerja sama

toleransi

Tanggung

jawab

Berpikir

kritis

Problem

Based

Learning

Mampu menemukan

pengalaman baru

mengenai sumber

daya alam

Mampu menemukan

solusi pemecahan

masalah mengenai

sumber daya alam

Keterangan

Dampak Intruksional :

Dampak Pengiring :

Page 11: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

19

b. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Menurut Buck Institute For education 1999 (dalam Hosnan, 2014: 321)

belajar berbasis proyek PjBL memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah

ditentukan bersama sebelumnya.

2. Siswa berusaha memecahkan masalah atau tantangan yag tidak memiliki

satu jawaban pasti.

3. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.

4. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi,

serta mencoba berbagai macam bebtuk komunikasi.

5. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang

mereka kumpulkan.

6. Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang dijalankan

sering diundang menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu untuk untuk

memberi pencerahan bagi siswa.

7. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek berlangsung.

8. Siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka

lakukan, baik proses maupun hasilnya.

9. Produk akhir dari proyek dipresentasikan di depan umum dan dievaluasi

kualitasnya.

10. Di dalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terhadap kesalahan

dan perubahan, serta mendorong bermunculannya umpan balik serta revisi.

c. Sintak / langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning

(PjBL)

Langkah- langkah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

menurut Hosnan (2014: 325) yaitu:

1. Penentuan Proyek,

2. Perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek,

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek,

4. Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru,

5. Penyusunan laporan dan peresentasi / publikasi hasil proyek,

Page 12: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

20

6. Evaluasi proses dan hasil proyek.

d. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Project Based

Learning (PjBL)

Kelebihan dari model pembelajaran Project Based Learning adalah

1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

2. Meningkatkan keterampilan memecahkan suatu masalah.

3. Memacu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

4. Memacu siswa untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan

komunikasi.

5. Memberikan pengalaman baru kepada peserta didik.

6. Memacu siswa untuk dapat berpikir kritis dan melatih siswa memecahkan

suatu masalah dalam kehidupan.

7. Melibatkan peserta didik untuk mengambil informasi dan menunjukkan

pengetahuannya.

8. Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Selain memiliki kelebihan dalam pembelajaran Problem Based Learning

juga memiliki kelemahan seperti siswa yang kurang memahami prinsip dari

Pembelajaran Project Based Learning siswa akan mengalami kesulitan untuk

menghasilkan suatu karya atau hasil. Selain itu siswa dalam kelompok hanya

mengandalkan salah satu dari siswa yang pandai untuk mengerjakan tugas.

Dalam proses pembelajaran ini yang dilakukan dalam kelompok juga harus

mengharuskan siswa dapat memahami pendapat masing-masing individu,

Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran lebih lama, membutuhkan biaya

yang cukup banyak, membutuhkan peralatan yang banyak.

Page 13: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

21

e. Komponen Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

1. Sintagmatis

Menurut Hosnan (2014: 325) menjelaskan fase-fase pembelajaran Project

Based Learning sebagai berikut.

Tabel 2.3

Fase-Fase Pembelajaran PjBL

Fase Kegiatan Guru Fase 1 Penentuan proyek

Pada fase ini pendidik memberikan tugas kepada peserta didik.

Fase 2 Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Pada fase ini guru membagi tugas-tugas peserta didik dalam menyelesaikan masalah

Fase 3 Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Pada fase ini guru mendampingi siswa melakukan penjadwalan semua kegiatan

Fase 4 Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

Pada fase ini guru memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek.

Fase 5 Penyusunan laporan dan presentasi / publikasi hasil proyek

Guru membimbing siswa melakukan presentasi suatu karyanya

Fase 6 evaluasi proses dan hasil proyek

Guru melakukan refleksi bersama peserta didik.

2. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi menggambarkan perilaku guru terhadap siswa ketika

berlangsungnya proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran Project Based

Learning adalh guru bertindak sebagai fasilitator dan memonitoring;

menjelaskan bagaimana aturan kegiatan pembelajaran, membagi tugas-tugas

yang harus dilakukan oleh siswa, mendampingi kegiatan siswa agar tidak

terjadi kesalahan pemahaman, memantau kegiatan dari siswa, guru

mendampingi siswa untuk menyusun laporan atau publikasi proyek, guru

memberikan evaluasi dengan cara refleksi, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan pengalaman yang telah didapatnya.

3. Sistem Sosial

Sistem dalam model pembelajaran ini adalah kerjasama dalam kelompok.

Siswa saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini siswa

diharapkan dapat menghargai pendapat dari masing-masing individu.

Page 14: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

22

Membentuk siswa untuk dapat bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah

dibagi setiap individu dalam kelompok, untuk dapat memahami materi serta

menghasilkan proyek yang terbaik.

4. Daya Dukung

Bahan pendukung dalam proses pemebelajaran ini adalah bahan ajar,

lembar kerja siswa (LKS), sarana prasarana seperti; meja, kursi, papan tulis,

dll. Selain itu kenyamanan dan kebersihan kelas juga ikut mempengaruhi

kegiatan proses belajar mengajar karena apabila kelas bersih dan nyaman

maka siswa tidak terganggu atau aktif mengikuti kegiatan pembelajaran yang

dilakukan.

5. Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring

Dampak intruksional setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu

aktivitas siswa, peningkatan hasil belajar siswa. Dampak intruksional dan

dampak pengiring dalam model pembelajaran Project based learning

digambarkan dalam bagan 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring Model

Pembelajaran PjBL. Berdasarkan gambar 2.2 dampak pengiring setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu meningkatkan kerja

sama antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa lainnya, sehingga

Tanggung

jawab

Dapat membuat

suatu karya

mengenai SDA

Dapat menemukan

pengalaman baru

mengenai SDA Disipiln

Jujur

Percaya diri

Kerja sama

Project

Based

Learning

Keterangan

Dampak Intruksional :

Dampak Pengiring :

Page 15: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

23

dapat memberikan manfaat meningkatkan keaktifan pembelajaran,

menumbuhkan sikap kerja sama, toleransi, disiplin, jujur dan percaya diri.

2.1.5 Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Perlakuan Model

Pembelajaran PBL dan PjBL

Strategi untuk dapat mencapai tujuan dalam belajar adalah menggunakan

model pembelajaran dalam kegiatan prmbelajaran. Dalam penggunaan model

pembelajaran tidaklah mudah memerlukan perencanaan yang matang,

terstruktur dan sistematis. Dalam perencanaan tersebut sebelumnya harus

menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Adapun

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran PBL dan PjBL

adalah sebagai berikut.

Tabel 2.4

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Model

Pembelajaran PBL

Kegiatan guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siswa 1. Menjelaskan tujuan

pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan, guru memotivasi dalam kegiatan pemecahan masalah.

1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah

Siswa mendengarkan penjelasan dan motivasi dari guru saat pembelajaran pemecahan masalah.

2. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugasnya yang berhubungan dengan masalah.

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Siswa mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk pemecahan masalah

4. Guru membantu merencanakan atau menyiapkan karya.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai pemecahan masalah dalam bentuk laporan.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dengan cara evaluasi.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Siswa mengerjakan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

Page 16: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

24

Tabel 2.5

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran

PjBL

Kegiatan Guru Tahapan pelaksanaan Kegiatan Siswa

1. Guru memberikan

tugas kepada siswa.

1. Penemuan Proyek 1. Siswa menentukan

tema/topik proyek yang

telah diberikan oleh guru.

2. Guru membimbing

merancang langkah-

langkah penyelesaian

proyek.

2. Perencangan langkah-

langkah penyelesaian

proyek.

2. Siswa merancang

langkah-langkah kegiatan

penyelesaian proyek dari

awal sampai akhir.

3. Guru mendampingi

siswa melakukan

penjadwalan

pelaksanaan proyek.

3. Penyusunan jadwal

pelaksanaan proyek

3. Siswa melakukan

penjadwalan semua

kegiatan yang akan

dilakukan dalam

pelaksanaan proyek.

4. Guru memonitoring

peserta didik.

4. Penyelesaian proyek

dengan fasilitas dan

monitoring guru.

4. siswa melakukan

kegiatan penyelesaian

proyek yang telah

diberikan oleh guru.

5. Guru mendampingi

siswa

mempresentasikan

hasil karyanya.

5. Penyusunan laporan

dan presentasi /

publikasi hasil

proyek.

5. Siswa menyusun

laporan yang akan

dipresentasikan atau

dipublikasikan kepada

siswa lainnya atau guru.

6. Guru melakukan

refleksi dengan cara

memberikan evaluasi.

6. Evaluasi proses dan

hasil proyek.

6. Siswa diberi

kesempatan

mengemukakan

pengalamannya selama

menyelesaikan tugas

proyek yang diberikan

oleh guru yang

berkembang menjadi

diskusi.

Page 17: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

25

2.1.6 Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009: 22) adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima belajarnya. Dimyati

(dalam Setyorini ,2014: 9 ) berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil dari

suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar.

Dimyati dan Mujiono (2009: 20) hasil belajar adalah suatu pencapaian

akhir dari suatu proses pembelajaran. Hasil belajar ini diperoleh melalui

evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Menurut Suprijono (2099: 5-6) hasil belajar adalah suatu pola-pola

perbuatan, sikap, nilai-nilai, pengertian –pengertian apresiasi dan keterampilan

yang dimiliki oleh siswa setelah menerima proses pembelajaran.

Rusman (2012: 123) mengatakan hasil belajar merupakan pengalaman

belajar yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan proses kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahawa hasil belajar

merupakan hasil atau tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran atau tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah

dibelajarkan.

Keafektivitasan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project

Based Learning dalam penelitian ini dapat dilihat dari ketuntasan perolehan

hasil belajar IPA pada materi. Pengukuran hasil belajar diperoleh melalui tes.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan terlebih dahulu

yang relevan dilaksanakan saat ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Prametasari, Merinda menunjukan

ada efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ( Problem

Based Learning) pada mata pelajaran IPA siswa Kelas 5, dengan adanya

perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan perolehan rata-rata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada

rata-rat nilai tes siswa kelas eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan

perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 8,851. Perbedaan tersebut

Page 18: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

26

ditinjau dari ke signifikannya nampak t hitung > t tabel (3.201 > 1.674)

dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 < 0,05 . hal tersebut terlihat

adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

di SD Gugus Hasanudin Salatiga.

Penelitian yang dilakukan oleh Chitika, Prisky. 2012. Menunjukan bahwa

penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil penelitian nilai t hitung

> t tabel (5.345 > 4,660). Signifikansi (0,000 < 0,005). Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti Ha diterima. Dengan

demikian terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran

berbasis masalah dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas SD Negeri 3

Jepon Semester II tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugraeni, Veronica Yasinta pada tahun

2013 menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based

Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD

Negeri 01 Gandulan semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan

hasil yang diperoleh siswa dalam pra siklus 11 siswa (52,38%) belum tuntas

KKM dan 10 siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan setelah adanya

penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontektual Melalui

Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum

tuntas KKM dan 16 siswa (72,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari

siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa

(90,5%) tuntas KKM.

2.3 Kerangka Pikir

Keberasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai

salah satu sumber belajar. Peran dari seorang guru sangatlah penting, dengan

kata lain guru harus benar-benar menguasai materi pelajaran. Tidak hanya itu

seorang guru harus mempunyai bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar

guru memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan

diajarkan.

Page 19: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

27

Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri

pengetahuannya sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-

hari.penemuan pengetahuan sendiri oleh siswa diperoleh melalui pengalaman

belajar langsung yang dialami siswa di sekolah maupun dilingkungan

sekitarnya.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project

Based Learning diharapkan menjadikan siswa lebih mudah memperoleh

informasi dan memahaminya, karena siswa dapat melihat langsung,

menemukan sendiri dan memecahkan suatu masalah sendiri. Selain itu siswa

dilatih untuk berdiskusi / kerja sama dengan individu lain.

1. Model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai beberapa

sintak/langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan dapat

memberiakan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

2. Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai beberapa

sintak/langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan dapat

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

Page 20: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

28

sintak/ langkah-langkah

Bagan 2.3. Kerangka Pikir Model Pembelajaran PBL

Dampak Intruksional :

Dampak Pengiring :

Penghargaan

Model PBL

Orientasi siswa pada

masalah

Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Membimbing

penyelidikan individual

dan kelompok

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Menganalisa dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Minat siswa

muncul

Rasa ingin

tahu

Kerja sama

Tanggung

jawab

Disiplin

Rasa bangga/

dihargai

Hasil Belajar

siswa

Page 21: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

29

sintak/ langkah-langkah

Bagan 2.4. Kerangka Pikir Model Pembelajaran PjBL

Keterangan bagan 2.4 :

Model PjBL

Penentuan Proyek

Perancangan Langkah-

langkah penyelesaian

masalah

Penyusunan jadwal

pelaksanaan proyek

Penyelesaian proyek

dengan fasilitas dan

monitoring guru

Penyusunan laporan

dan

presentasi/publikasi

hasil proyek

Minat siswa

muncul

Rasa ingin

tahu

Kerja sama

Komunikatif

Tanggung

jawab

Disiplin

Evaluasi proses dan

hasil proyek

Rasa

bangga/

dihargai

Hasil Belajar

siswa

Pemberian

Penghargaan

Dampak Intruksional :

Dampak pengiring :

Page 22: BAB II Menurut Semiawan (2008: 103) IPA adalah ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10942/2/T1_292012150_BAB II... · fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan

30

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka akan dirumuskan suatu hipotesis

sebagai berikut.

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA

siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL

di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA kelas 4

SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus

Joko Tingkir Salatiga.