38
AIRWAY BREATHING MANAGEMENT A. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Saluran pernapasan terbagi atas beberapa bagian yaitu: 1. Saluran Nafas Bagian Atas a. Rongga hidung Merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi (terdiri dari: Psedostrafied ciliated columnar epithelium) yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke: b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius). c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah). d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan). Normalnya, manusia akan berusaha bernapas melalui hidung, dan pada keadaan tertentu akan bernapas melalui mulut. Udara yang masuk akan mengalami proses penghangatan dan pelembapan. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan

BAB II Managemen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

managemen airway

Citation preview

AIRWAY BREATHING MANAGEMENT

A.ANATOMI SISTEM PERNAPASANRespirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Saluran pernapasan terbagi atas beberapa bagian yaitu:1.Saluran Nafas Bagian Atasa.Rongga hidungMerupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi (terdiri dari:Psedostrafied ciliated columnar epithelium)yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung,sel golbetdan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu denganconcha. Kemudian udara akan diteruskan ke:b.Nasofaring(terdapatpharyngeal tonsildanTuba Eustachius).c.Orofaring(merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah).d.Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan).Normalnya, manusia akan berusaha bernapas melalui hidung, dan pada keadaan tertentu akan bernapas melalui mulut. Udara yang masuk akan mengalami proses penghangatan dan pelembapan. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan terjatuh kebelakang rongga mulut. hal ini dapat menyebabkan gangguan pada airway. Lidah pada bayi lebih besar secara relatif sehingga lebih mudah menyumbat airway.

2.Saluran Nafas Bagian Bawaha.Laring: Terdiri dari Tulang rawankrikoid,Selaput/pita suara,Epilotis, Glotis.b.Trakhea: Merupakan pipa silider dengan panjang 11 cm, berbentuk cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan olehmembran fibroelasticmenempel pada dinding depanusofagus.Pada bayi, trakea berukuran lebih kecil, sehingga tindakan mendongakan kepala secara berlebihan (hiperekstensi) akan menyebabkan sumbatan pada airway.c.Bronkhi: Merupakan percabangantrakheakanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebutcarina.Brochuskanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengantrachea. Bronchuskanan bercabang menjadi: lobus superior, medius, inferior. Brochuskiri terdiri dari: lobus superiordaninferiord.Epiglotis:Trakea dilindungi oleh sebuah flap berbentuk daun yang berukuran kecil yang dinamakan epiglotis. Normalnya, epiglotis menutup laring pada saat makanan atau minuman masuk melalui mulut, sehingga akan diteruskan ke esofagus. Tetapi, pada keadaan tertentu seperti trauma atau penyakit, refleks ini tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, sehingga dapat terjadi masuknya benda padat atau cair ke laring yang dapat mengakibatkan tersedak.

3.AlveoliTerdiri dari:membran alveolardan ruanginterstisial.Membran alveolar:a.Small alveolar celldenganekstensi ektoplasmikke arah rongga alveolib.Large alveolar cellmengandunginclusion bodiesyang menghasilkansurfactant.c.Anastomosing capillary, merupakan systemvenadanarteriyang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari :sel endotel,aliran darah dalam ronggaendoteld.Interstitial spacemerupakan ruangan yang dibentuk oleh:endotel kapiler,epitel alveoli, saluranlimfe, jaringankolagen dansedikit serum.Aliran pertukaran gas: Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut:alveoli epitel alveoli membrandasar endotel kapiler plasma eitrosit.Membran sitoplasma eritrosit molekul hemoglobin.Surfactant: Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normalsurfactantini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehinggakolaps alveolidapat dihindari.

4.Sirkulasi ParuMengatur aliran darahvena-venadariventrikelkanan kearteri pulmonalisdan mengalirkan darah yang bersifatarterialmelauluivena pulmonaliskembali keventrikelkiri.

5.Bronkus dan paruMerupakan jalinan atau susunanbronhus bronkhiolus,bronkhiolus terminalis,bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasiparu, syaraf, sistemlimfatik .Pada alveolus akan terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

6.Rongga dan Dinding DadaRongga ini terbentuk oleh:a.Otot-ototinterkostalisb.Otot -ototpektoralis mayordanminorc.Otot- otottrapeziusd.Otot-ototseratus anterior/posteriore.Kosta- kosta dan kolumna vertebralisf.Keduahemi diafragma.Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi.

B.JALAN NAPAS (AIRWAY)Airway merupakan komponen yang penting dari sistem pernapasan adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan paru.Sehingga Penilaian jalan napas (Airway) pada korban yang pertama kali adalah:1.Mendengarkan apakah ada suara nafas tambahan?2.Apakah jalan nafas terbuka3.Lindungi C-spin

Tanda-tanda sumbatan pada jalan nafas yaitu:1.Bagian atasa.Snoring: suara seperti orang ngorok dimana pangkal lidah yang jatuh ke belakang.b.Gurgling: seperti orang berkumur dimana dikarenakan adanya cairan atau darah.c.Stridor: terjadi karena uap panas atau gas yang mengakibatkan mukosa bengkak ataupun jalan nafanya menjadi kasar.2.Bagian bawaha.Ralesb.Wheezing: seperti suara biola dimana mengalami penyempitan di bronkusnya.c.Stridor

C.PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT1.Oropharyngeal TubeAda yang menyebutnya sebagai oropharingeal airway, ada yang menyebutnya mayo tube, atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah gudel.a.PengertianMemasang oropharingeal tube adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan membebaskan jalan nafas melalui pemasangan oropharingeal tube melalui rongga mulut ke dalam pharing.b.Tujuan1)Membebaskan jalan nafas2)Mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing3)Memudahkan penghisapan lendirc.Langkah-langkah Pelaksanaan1)Persiapan pasien dan keluargaa)Menjelaskan maksud dan tujuan tindakanb)Menjelaskan prosedur tindakan termasuk selama pemasangan oropharing tube pasien tidak diperbolehkan makan dan minumc)Memberikan posisi sesuai kebutuhan2)Alat-alata)Oropharingeal tube sesuai kebutuhanb)Kassa steril 2 buahc)Plester dan guntingd)Nierbekkene)Spatel lidahf)Handschoen3)LingkunganMenjaga privacy pasien.4)Perawata)Mencuci tanganb)Menilai keadaan umum pasienc)Mengukur tanda-tanda vitald)Mengobservasi pola nafas5)Pelaksanaana)Perawat memakai handschoenb)Membuka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan tongue spatelc)Bersihkan mulut dengan kassa sterild)Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung mengarah ke palatum, setelah masuk dinding belakang pharing lalu putar oropharingeal tube 180 sampai posisi ujung mengarah ke oropharinge)Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa menutup lubang oropharing tubef)Berikan posisi yang nyamang)Rapikan pasien dan alat-alath)Buka handschoen dan cuci tangani)Membuat catatan keperawatan meliputi:Keadaan umum pasienTindakan dan hasil setelah dilakukanTanda-tanda vitalPola nafasCATATAN:1)Oropharingeal tube tidak boleh dipasang pada pasien sadar.2)Oropharingeal tube dipasang pada pasien yang tidak sadar atau pada pasien dengan penurunan kesadaran.3)Pada pasien yang dilakukan pemasangan oropharing tube harus dilakukan oral hygiene.4)Ukuran oropharingeal: disesuaikan dengan mengukur panjang oropharingeal dari mulut ke mandibula atau sesuai ukuran:a)Kode 00 untuk bayi kecil/premature.b)Kode 0 untuk bayi.c)No. 1 untuk anak usia 1-3 tahun.d)No. 2 untuk anak usia 3-8 tahun.e)No. 3 untuk usia 8 tahun.f)No. 4 dan 5 untuk dewasa.

Gambar Oropharingeal TubGambarPemasangan Oropharingeal Tube2.Suctioninga.PengertianSuctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.( Ignativicius, 1999).

b.IndikasiIndikasi dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya secret yang menyumbat jalan nafas, ditandai dengan:1)Terdengar adanya suara pada jalan nafas.2)Hasil auskultasi : ditemukan suara crackels atau ronkhi.3)Kelelahan.4)Nadi dan laju pernafasan meningkat.5)Ditemukannya mukus pada alat bantu nafas.6)Permintaan dari klien sendiri untuk disuction.7)Meningkanyapeak airway pressurepada mesin ventilatorc.ProsedurHudak (1997) menyatakan persiapan alat scara umum untuk tindakan penghisapan adalah sebagai berikut:1)Kateter suction steril yang atraumatik2)Sarung tangan3)Tempat steril untuk irigasi4)Spuit berisi cairan NaCl steril untuk irigasi trachea jika diindikasikan(Ignativicius, 1999) menuliskan langkah-langkah dalam melakukan tindakan penghisapan adalah sebagai berikut:1)Kaji adanya kebutuhan untuk dilakukannya tindakan penghisapan. (usahakan tidak rutin melakukan penghisapan karena menyebabkankerusakan mukosa, perdarahan, dan bronkospasme)2)Lakukan cuci tangan, gunakan alat pelindung diri dari kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui secret3)Jelaskan kepada pasien mengenai sensasi yang akan dirasakan selama penghisapan seperti nafas pendek, , batuk, dan rasa tidak nyaman4)Check mesin penghisap, siapkan tekanan mesin suction pada level 80-120 mmHg untuk menghindari hipoksia dan trauma mukosa5)Siapkan tempat yang steril6)Lakukan preoksigenasi dengan O2 100% selama 30 detik sampai 3 menit untuk mencegah terjadinya hipoksemia7)Secara cepat dan gentle masukkan kateter, jangan lakukan suction saat kateter sedang dimasukkan8)Tarik kateter 1-2 cm, dan mulai lakukan suction.Lakukan suction secara intermitten, tarik kateter sambil menghisap dengan cara memutar.Jangan pernah melakukan suction lebih dari 10=15 9)Hiperoksigenasi selama 1-5menit atau bila nadi dan SaO2 pasien normal10)Ulangi prosedur bila diperlukan (maksimal 3 x suction dalam 1 waktu)11)Tindakan suction pada mulut boleh dilakukan jika diperlukan, lakukan juga mouth care setelah tindakan suction pada mulut12)Catat tindakan dalan dokumentasi keperawatan mengenai karakteristik Sputum (jumlah, warna, konsistensi, bau, adanya darah) dan respon pasien.Gambar Suction

3.Intubasi Endotracheal (ETT)a.PengertianETT adalah tindakan untuk memasukan pipa endotracheal ke dalam trachea, yang biasa digunakan sebagai pembebasan jalan nafas, pemberian nafas buatan dengan bag and mask dan lain sebagainya.b.Tujuan1)Pembebasan jalan nafas2)Pemberian nafas buatan dengan bag and mask3)Pemberian nafas buatan secara mekanik (respirator)4)Memungkinkan penghisapan sekret secara adekuat5)Mencegah aspirasi asam lambung (dengan adanya balon yang dikembangkan6)Mencegah distensi lambung7)Pemberian oksigen dosis tinggic.Indikasi1)Ada obstruksi jalan nafas bagian atas2)Pasien yang memerlukan bantuan nafas dengan respirator3)Pemberian anestesi4)Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat mengeluarkan sendiri)d.Jenis Intubasi1)Intubasi oral2)Intubasi nasale.Keuntungan dan kerugian intubasi nasal dan oral1)Intubasi NasalKeuntungana)Pasien merasa lebih enak / nyamanb)Lebih mudah dilakukan pada pasien sadarc)Tidak akan tergigitKerugiana)Pipa ETT yang digunakan lebih kecilb)Penghisapan sekret lebih sulitc)Dapat terjadi kerusakan jaringan dan perdarahand)Lebih sering terjadi infeksi (sinusitis)2)Intubasi OralKeuntungana)Lebih mudah dilakukanb)Bisa dilakukan dengan cepat pada pasien emergencyc)Resiko terjadinya trauma jalan nafas lebih kecilKerugiana)Tergigitb)Lebih sulit dilakukan oral hygienec)Tidak nyamanFaktor faktor penyulita)Leher pendekb)Fraktur cervicalc)Rahang bawah kecild)Trismuse)Ada massa di pharing dan laringf.Persiapan Pasien, Alat-Alat dan Obat-Obatan1)Persiapan Pasiena)Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukanb)Mintakan persetujuan keluarga / informed consentc)Berikan suport mental.d)Sudah terpasang infuse dan infuse menetes dengan lancare)Hisap cairan / sisa makanan dari NG Tubef)Pasien memakai bantal setinggi10-12cm2)Persiapan Alata)Sarung tanganb)O2,slang O2 dan BVM (bag valve mask)c)Laringoskop lengkap dengan blade sesuai ukuran pasien dan lampu harus menyala dengan terangd)Alat-alat suction (yakinkan berfungsi dengan baik)e)Xylocain jelly/ xylicain spray dan KY jellyf)ETT sesuai ukurang)Dewasa laki-laki: 7; 7,5; 8.h)Dewasa wanita: 6,5 ; 7 ;7,5.i)Anak-anak: usia (dalam tahun) + 4 kemudian dibagi 4masukan dalam ETT lalu ujungnya dibentuk spt stick golf10. Stylet/mandrin ( ukuran 2/3 ETT)j)Magil forcepk)Oropharyngeal tube/airway sesuai ukuran pasienl)Stetoskopm)Spuit 20cc untuk mengisi cuffn)Plester untuk fiksasio)Gunting

3)Persiapan Obat-obatanObat-obatan intubasiSedasia)Penthotal 25mg/cc dosis 3-5 mg/ kg BBb)Dormicum 0,6 mg/kgBBc)Diprivan 1-2mg/kgBBd)Muscle relaxane)Succinyl scolin 20mg/cc: 1-2mg/kgBB.f)Pavulon 0,15mg/kgBBg)Tracrium 0,5-0,6 mg / kgBBh)Norcuron 0,1 mg / kgBBObat-obat emergency:a)Sulfas atropineb)Ephedrinec)Adrenalind)Lidokain 2%, dllg.Prosedur Pemasangan1)Mencuci tangan lalu memakai sarung tangan2)Posisi pasien terlentang3)Kepala diganjal bantal setinggi 12 cm4)Pilih ukuran pipa ETT yang akan digunakan5)Periksa balon pipa/ cuff ETT6)Pasang blade yang sesuai7)Oksigenasi dengan bag and mask / ambubag dengan O2 100% selama 5mnt agar pasien tidak hipoksia8)Masukan obat-obat sedasi dan muscle relaksan9)Pentotal secara titrasi10)Scolin dimasukan pelan-pelan sekali dosis11)Buka mulut dengan laryngoskop sampai terlihat epiglottis12)Dorong blade sampai pangkal epiglottis13)Lakukan penghisapan lendir bila banyak secret14)Anestesi daerah laryng dengan xylocain spray (bila kasus emergency tidak perlu dilakuka)15)Masukan ETT yang sebelumnya diberi jelly (lepas laryngoskop,tarik stylet lalu sambungkan ke ambubag,lalu pompa)16)Cek apakah ETT sudah benar posisinya17)Isi cuff/balon dengan udara sampai kebocoran tidak terdengar18)Dengarkan suara nafas,bandingkan kanan dan kiri19)Pasang oropharyngeal airway agar ETT tidak tergigit20)Lakukan fiksasi dengan plester21)Hubungkan ETT dengan ventilator22)K/p cek foto thoraxh.Hal-hal yang Didokumentasikan1)Tanggal pemasangan,siapa yang memasang2)Nomor ETT/OTT3)Jumlah udara yang dimasukan pada balon4)Batas masuknya NTT/OTT5)Obat-obat yang diberikan6)Respon pasien / kesulitan yang terjadii.Perawatan Intubasi1)Fiksasi harus baik2)Gunakan orophryngeal airway (mayo) pada pasien yang tidak kooperatif3)Hati-hati waktu mengganti posisi pasien4)Jaga kebersihan mulut dan hidung5)Jaga patensi jalan nafas6)Humidifikasi yang adekuat7)Pantau tekanan balon8)Observasi TTV dan suara paru-paru9)Lakukan fisioterapi nafas tiap 4 jam10)Lakukan suction setiap fisioterapi nafas dan sewaktu-waktu bila ada suara lender11)Yakinkan bahwa konektor mengetahui perkembangan12)Cek blood gas untuk mengetahui perkembangan13)Lakukan foto thorax segera setelah intubasi dan dalam waktu-waktu tertentu14)Observasi terjadinya emfisema cutis15)Air dalam water trap harus sering terbuang16)Pipa ETT ditandai di ujung mulut / hidungGambar Alat ETTGambar Pemasangan Alat ETT

D.TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS DENGAN TANPA ALATLidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada korban tidak sadar. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan kehilangan kekuatan ototnya sehingga akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini mengakibatkan tertutupnya trakea sebagai jalan napas. Pada kasus-kasus tertentu, korban membutuhkan bantuan pernapasan. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, jalan napas korban harus terbuka. Ada dua manuver yang lazim digunakan untuk membuka jalan napas, yaituHead tilt / Chin liftdanjaw trust manuver.

1.Head Tilt / Chin LiftTehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Tahap-tahap untuk melakukan tehnik ini adalah:a.Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang paling dekat dengan dahi korban).b.Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi kearah belakang.c.Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian tulang dari dagu korban. Jika korban anak-anak, gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan dibawah dagu.d.Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala. Jangan samapi mulut korban tertutup. Jika korban anak-anak, jangan terlalu menengadahkan kepala.e.Pertahankan posisi ini.Membuka Jalan Napas

2.Jaw Trust ManuverTehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas. Walaupun tehnik ini menguras tenaga, namun merupakan yang paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk melakukan tehnik ini adalah:a.Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua sisi kepala korban. Letakkan tangan di kedua sisi kepala korban.b.Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya.jika korban anak-anak, gunakan dua atau tiga jari dan letakkan pada sudut rahang.c.Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik lidah menjauhi tenggorokan.d.Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik bibir bagian bawah dengan kedua ibu jari.Pembebasan Jalan NafasAdapun teknik teknik cara mengatasi sumbatan jalan nafas oleh benda asing, tujuannya adalah mengeluarkan benda asing sehingga jalannafastidak terhalang oleh benda asing.a.Metode1)AbdominalThrust2)Chest Thrust3)Back Blowb.IndikasiUntuk menghilangkan obstruksi di jalan napas atas yang disebabkan oleh benda asing dan yg ditandai oleh beberapa atau semua dari tanda dan gejala berikut ini:1)Secara mendadak tidakdapatberbicara2)Tanda-tanda umum tercekik-rasa leher tercengkeram3)Bunyi berisik selama inspirasi4)Penggunaan otot asesoris selama bernapas dan peningkatan kesulitan bernapas5)Sukar batuk atau batuk tidak efektif atau tidak mampu untuk batuk6)Tidak terjadi respirasi spontan atau sianosis7)Bayi dan anak dg distres respirasi mendadak disertai dg batuk, stidor atau wising

c.Kontraindikasi dan Perhatian1)Pada klien sadar, batuk volunter menghasilkan aliran udara yg besar dandapatmenghilangkan obstruksi.2)Chest thrust hendaknya tidak digunakan pada klien yg mengalami cedera dada, seperti flail chest, cardiac contusion, atau fraktur sternal (Simon &Brenner, 1994).3)Pada klien yg sedang hamil tua atau yg sangat obesitas, disarankan dilakukan chest thrusts.4)Posisi tangan yg tepat merupakan hal penting untuk menghindari cedera pada organ-organ yang ada dibawahnya selama dilakukan chest thrust.d.Peralatan1)Suction oral, jika tersedia.2)Magill atau Kelly forcep danlaryngoscope(untuk mengeluarkan benda asing yang dapatdilihat di jalan napas atas).e.Persiapan Klien1)Posisi klien duduk, berdiri atau supine2)Suction semua darah/mukus yg terlihat dimulut klien3)Keluarkan semua gigi yg rusak/tanggal4)Siapkan utk dilakukan penanganan jalan napas yg definitif, misalnya cricothyrotomi

Tahapan ProsedurAbdominalThrustJika pasien dalam keadaan berdiri/duduk:1)Anda berdiri di belakang klien.2)Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal, kemudian pegang lengan kanan tersebut dengan lengan kiri. Posisi lengan anda pada abdomen klien yakni dibawah prosesus xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.3)Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomenke arahdalam-atas.4)Jika diperlukan, ulangiabdominalthrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.5)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilantindakanini.Gambar Abdominal Thrust dalam Keadaan Berdiri/DuduJika pasien dlm keadaan supine/unconcious:1)Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien.2)Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda yg menempel di abdomen tepatnya di bawah prosesus xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.3)Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomen ke arahdalam-atas.4)Jika diperlukan, ulangiabdominalthrust beberapa kali untuk menghilangkan obstruksi jalan napas.5)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilantindakanini.Jika mungkin, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau Megil forcep.Gambar Abdominal Thrust dalam Keadaan Supine/Unconcious

Tahapan Prosedur Chest ThrustJika posisi klien duduk/ berdiri:1)Anda berdiri di belakang klien.2)Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal di area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresijantungluar).3)Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.4)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilantindakanini.Jika posisi klien supine:1)Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien.2)Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda dan posisikan bagian bawah lengan kanan anda pada area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresijantungluar).3)Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.4)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.Jika mungkin, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau Megil forcep.

Gamb. Chest Thrust untuk BayiGamb. Chest Thrust Posisi Klien Supine

Tahapan Prosedur Back BlowUntuk Bayi:1)Bayi diposisikan prone diatas lengan bawah anda, dimana kepala bayi lebih rendah dari pada badannya.2)Topang kepala bayi dengan memegang rahang bayi.3)Lakukan 5 kali back blow dengan kuat antara tulang belikat menggunakan tumit tangan anda.4)Putar bayi ke posisi supine, topang kepala dan leher bayi dan posisikan di atas paha.5)Tentukan lokasi jari setingkat dibawah nipple bayi. Tempatkan jari tengah anda pada sternum dampingi dengan jari manis.6)Lakukan chest thrust dengan cepat.7)Ulangi langkah 1-6 sampai benda asing keluar atau hilangnya kesadaran.8)Jika bayi kehilangan kesadaran, buka jalan napas dan buang benda asing jika ia terlihat. Hindari melakukan usapan jari secara membuta pada bayi dan anak, karena benda asing dapat terdorong lebih jauh kedalam jalan napas.Untuk Anak 1-8th:Untuk klien yang berdiri/duduk:1)Posisi anda dibelakang klien.2)Tempatkan lengan anda dibawah aksila, melingkari tubuh korban.3)Tempatkan tangan anda melawan abdomen klien, sedikit di atas pusar dan dibawah prosesus xipoideus.4)Lakukan dorongan ke atas (upward thrusts) sampai benda asing keluar atau pasien kehilangan kesadaran.Untuk klien pada posisi supine:1)Posisi anda berlutut disamping klien atau mengangkangi paha klien.2)Tempatkan lengan anda di atas pusar & dibawah prosesus xipoideus.3)Lakukan thrust ke atas dengan cepat, dengan arah menuju tengah-tengah dan tidak diarahkan ke sisi abdomen.4)Jika benda asing terlihat, keluarkan dengan menggunakan sapuan jari tangan.Gambar Tindakan Back Blows untuk BayiGambar Tindakan Back Blows untuk AnakPERHATIAN:1)Back blow tidak direkomendasikan pada pasien diatas usia bayi..2)Sapuan jari membuta harus dihindari pada bayi dan anak, sebab kemungkinan dapat mendorong benda asing lebih kebelakang kedalamjalan napas.Komplikasi:1)Nyeri abdomen, ekimosis2)Mual, muntah3)Fraktur iga4)Cedera/trauma pada organ-organ dibawah abdomen/dada

E.PERNAPASAN (BREATHING)Bernapas adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk melakukan pernafasan. Tindakan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP). Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali seseorang bernapas dalam satu menit, secara umum;1.Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/menit (dewasa), anak (20-30x/menit), bayi (30-40x/menit)2.Dada sampai mengembang

Pernapasan dikatakan tidak baik atau tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:1.Ada tanda-tanda sesak napas: peningkatan frekuensi napas dalam satu menit2.Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)3.Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)4.Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan5.Tidak ada gerakan dada6.Tidak ada suara napas7.Tidak dirasakan hembusan napas8.Pasien tidak sadar dan tidak bernapasTindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang terganggu:1.Cek pernapasan dengan melihat dada pasien dan mendekatkan pipi dan telinga ke hidung dan mulut korban dengan mata memandang ke arah dada korban (max 10 detik)2.Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan korban ke posisi mantap (posisikan tubuh korban miring ke arah kiri) dan pastikan jalan napas tetap terbuka; segera minta bantuan dan pastikan secara berkala (tiap 2 menit) di cek pernapasannya apakah korban masih bernapas atau tidak.Jika korban bernapas tidak efektif (bernapas satu-satu, ngap-ngap, atau tidakbernapas):1.Aktifkan sistem gawat darurat (bila ada orang lain minta orang lain untuk mencari atau menghubungi gawat darurat)2.Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan menopang dagu korban (head tilt dan chin lift)3.Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban; bila ada sumbatan dapat dibersihkan dengan sapuan jari-balut dua jari anda dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah luar4.Berikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantaraan alat pelindung diri (face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan >1 detik sambil jari tangan anda menutup hidung korban dan mata anda melihat ke arah dada korban untuk menilai pernapasan buatan yang anda berikan efektif atau tidak (dengan naiknya dada korban maka pernapasan buatan dikatakan efektif)5.Berikan nafas buatan 2x lalu periksa denyut nadi korban (menggunakan jari telunjuk dan jari tengah raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir jakun tersebut) didaerah leher seperti pada gambar; bila tidak ada denyut maka masuk ke langkah CPR6.Bila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan frekuensi 12x/menit/1 tiap 5 detik sampai korban sadar dan bernapas kembali atau tenaga paramedis datang; dan selalu periksa denyut nadi korban apakah masih ada atau tidak setiap 2 menit.

F.PENATALAKSANAAN GANGGUAN VENTILASI1.Pengenalan Masalah VentilasiPenentuan adanya jalan nafas yang baik merupakan langkah awal yang penting. Langkah kedua adalah memastikan bahwa ventilasi cukup. Ventilasi dapat terganggu karena sumbatan jalan nafas, juga dapat terganggu oleh mekanika pernafasan atau depresi susunan saraf pusat (SPP). Bila pernafasan tidak bertambah baikdengan perbaikan jalan nafas, penyebab lain dari gangguan ventilasi harus di cari. Trauma langsung ke thorax dapat mematahkan iga, dan menyebabkan rasa nyeri pada saat bernafas, sehingga pernafasan menjadi dangkal dan selanjutnya hipoksemia. Cedera pada tulang servikal bagian bawah dapat menyebabkan pernafasan diafragma, sehingga dibutuhkan bantuan ventilasi.

2.Tanda Objektif Masalah Ventilasia.Look.Perhatikan peranjakkan thorax simetris atau tidak. Bila asimetris pikirkan kelainan intra-thorakal atau flail chest. Setiap pernafasan yang sesak harus dianggap sebagai ancaman terhadap oksigenasi.b.Listen.Auskultasi kedua paru. Bising nafas yang berkurang atau menghilang pada satu atau kedua hemithorax menunjukkan kelainan intra thorakal. Berhati-hatilah terhadap tachypneu karena mungkin disebabkan hipoksia.c.Feel.Lakukan perkusi. Seharusnya sonor dan sama kedua lapang paru. Bila hipersonor berarti ada pneumothorax, bila pekak ada darah (hemothorax).

3.PengelolaanPenilaian patensi jalan nafas serta cukupnya ventilasi harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Bila ditemukan atau dicurigai gangguan jalan nafas atau ventilasi harus segera diambil tindakkan untuk memperbaiki oksigenasi dan mengurangi resiko penurunan keadaan. Tindakan ini meliputi tekhnik menjaga jalan nafas, termasuk jalan nafas definitive ataupun surgical airway dan cara untuk membantu ventilasi. Karena semua tindakan diatas akan menyebabkan gerakan pada leher, harus diberikan proteksi servikal, terutama bila dicurigai atau diketahui adanya fraktur servikal.Pemberian oksigen harus diberikan sebelum dan setelah tindakan mengatasi masalah airway. Suction harus selalu tersedia, dan sebaiknya dengan ujung penghisap yang kaku.

G.FOREIGN BODY AIRWAY OBSTRUCTION (FBAO) / SUMBATAN KARENA BENDA ASING PADA JALAN NAFAS1.Pada Orang DewasaKematian yang diakibatkan oleh FBAO jarang terjadi tetapi penyebabnya dapat dicegah. Pada umumnya FBAO pada orang dewasa disebabkan saat penderita sedang makan atau bermain. Kejadian tersedak pada penderita yang masih sadar biasanya masih bias ditanggulangi dengan cepatoleh orang yang ada disekitarnya.a.Mengenali sumbatan karena benda asing pada jalan nafas/FBAO pada dewasaMengenali sumbatan jalan nafas yang disebabkan benda asing merupakan kunci keberhasilan, sangat penting untuk membedakan keadaan gawat darurat seperti pingsan, serangan jantung, kejang atau keadaan lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan, sianosis, atau hilangnya kesadaran.Tanda-tanda penderita yang mengalami FBAO adalah tampak kurangnya pertukaran udara dan meningkatnya kesulitan bernafas sperti batuk yang tidak bersuara, sianosis atau tidak dapat bersuara dan bernafas. Penderita memegang leher yang menampakan tanda umum tersedak. Segera tanyakan apakah anda terseda? jika penderita mengisyaratkan ya dengan mengangguk tanpa bicara, ini menandakan penderita mempunyai sumbatan jalan nafas berat.b.Membebaskan sumbatan karena benda asing pada orang dewasa1)Lakukan Heimlich Maneuver pada penderita sampai benda asing keluar atau penderita jatuh tidak sadar.2)Pada penderita obesitas dan wanita hamil lakukan dengan chest thrust.3)Hubungi SPGDT.4)Lakukan abdominal thrust (pada penderita yang tidak sadar).5)Bila benda terlihat lakukan sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Gambar Tekhnik Heimlich Manuever

2.Pada Anak dan BayiLebih dari 90% kematian anak usia