21
18 18 BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN KONDISI UMUM TAMAN NASIONAL LORENTZ PAPUA II. 1 Latar Belakang Organisasi WWF Indonesia World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non- pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World Wildlife Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 1961, sejumlah organisasi di seluruh dunia-seperti Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN) dan Yayasan Konservasi berusaha untuk memenuhi kebutuhan konservasi, tetapi sangat kekurangan dana. Hal ini kemudian mendapat respon pertama oleh Morges Manifesto, yang ditandatangani pada tahun 1961 oleh 16 dari tokoh konservasi terkemuka di dunia, termasuk biologi dan penggemar satwa liar Afrika Sir Julian Huxley, wakil presiden IUCN Sir Peter Scott dan direktur jenderal Inggris Nature Conservancy EM Nicholson. The Morges Manifesto menyatakan bahwa untuk sementara, mereka memiliki ahli yang dapat bekerja untuk melindungi lingkungan dunia, namun memerlukan dukungan keuangan untuk aktivitas perlindungan dan konservasi. Dengan alasan inilah kemudian dibentuklah World Wildlife Fund (WWF) sebagai organisasi penggalangan dana internasional untuk bekerja sama dengan kelompok-kelompok konservasi yang ada dan membawa dukungan keuangan yang cukup besar untuk

BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

18

18

BAB II

LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN KONDISI UMUM

TAMAN NASIONAL LORENTZ PAPUA

II. 1 Latar Belakang Organisasi WWF Indonesia

World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non-

pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi,

penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World Wildlife Fund dan

masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 1961,

sejumlah organisasi di seluruh dunia-seperti Uni Internasional untuk Konservasi

Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN) dan Yayasan Konservasi berusaha untuk

memenuhi kebutuhan konservasi, tetapi sangat kekurangan dana. Hal ini

kemudian mendapat respon pertama oleh Morges Manifesto, yang ditandatangani

pada tahun 1961 oleh 16 dari tokoh konservasi terkemuka di dunia, termasuk

biologi dan penggemar satwa liar Afrika Sir Julian Huxley, wakil presiden IUCN

Sir Peter Scott dan direktur jenderal Inggris Nature Conservancy EM Nicholson.

The Morges Manifesto menyatakan bahwa untuk sementara, mereka memiliki ahli

yang dapat bekerja untuk melindungi lingkungan dunia, namun memerlukan

dukungan keuangan untuk aktivitas perlindungan dan konservasi. Dengan alasan

inilah kemudian dibentuklah World Wildlife Fund (WWF) sebagai organisasi

penggalangan dana internasional untuk bekerja sama dengan kelompok-kelompok

konservasi yang ada dan membawa dukungan keuangan yang cukup besar untuk

Page 2: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

19

gerakan konservasi pada skala dunia. World Wildlife Fund diusung pada

bulan April 1961, dan mengangkat pimpinan pertamanya pada bulan september

1961, di kantor pusat IUCN di Morges, Swiss. Yaitu H.R.H. Pangeran Bernhard

dari Belanda menjadi presiden pertama organisasi tersebut.

Pada tahun pertama, Dewan menyetujui lima proyek awal senilai $ 33.500.

Pada proyek awal tersebut diantaranya adalah termasuk bekerja dengan elang

botak, burung laut Hawaii, Grebe raksasa Guatemala, angsa Tule di Kanada dan

serigala merah di Amerika Serikat Selatan. Proyek lain pada tahun 1961

membantu konservasionis Kolombia membangun cagar alam kecil. Upaya ini

melengkapi dukungan WWF untuk program konservasi IUCN, Dewan

Internasional untuk Pelestarian Burung (ICBP) dan WWF-Internasional. Selain itu

berbagai kegiatan juga dilakukan dengan termasuk kampanye konservasi dengan

membiayai Duta Philip K. Crowe 1961 misi ke Amerika Tengah dan Meksiko, di

mana Duta Besar bertemu dengan pejabat pemerintah untuk membangun

dukungan untuk konservasi.

Selanjutnya pada tahun 1973 (The Convention on International Trade in

Endangered Species of Wild Fauna & Flora) atau Konvensi Perdagangan

Internasional Spesies Langka Wild Fauna & Flora yang telah dinegosiasikan,

dengan Russell E. Kereta sebagai pemimpin yang juga adalah delegasi

pemerintah AS sebagai Ketua Gedung Putih Dewan Kualitas Lingkungan

(Chairman of the White House Council on Environmental Quality). Sampai saat

ini, perjanjian CITES internasional telah ditandatangani oleh lebih dari 170 negara

yang berkomitmen untuk bekerja sama untuk memastikan spesies tanaman dan

Page 3: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

20

hewan liar tidak terancam punah oleh perdagangan yang tidak terkontrol dan

eksploitasi. Konvensi CITES ini kemudian dirtifikasi oleh indonesia 1973

berdasarkan Keputusan Presiden No.43 tahu 1978 dimana di dalam pasal

sembilan konvensi ini menyatakan perlu dibentuk satu atau lebih lembaga yang

berfungsi sebagai otorita pengelolaan ilmiah CITES. Namun dalam hal ini

pemerintah indonesia pada saat itu tidak membentuk suatu lembaga baru namun

menunjuk lembaga-lembaga yang ada dan salah satu NGO yang terlibat saat itu

adalah WWF (Pramudianto Andreas,2014). WWF kemudian memperluas

jaringannya dalam rangka konservasi dan perlindungan satwa liar sampai ke

Indonesia. Saat itu adalah Program Office WWF Internasional, melakukan

penelitian pada spesies mamlia, khususnya Badan dan Harimau di Jawa dan

Sumatra yang terancam punah. Hal ini kemudian berkembang menjadi upaya

konservasi dan Habitat satwa-satwa tersebut di beberapa wilayah di Indonesia

hingga pada tahun 1998 WWF resmi berstatus sebagi yayasan atau WWF

Indonesia. Sampai saat ini WWF merupakan organisasi konservasi independen

terbesar di dunia dengan lebih dari 5 juta pendukung di seluruh dunia yang

bekerja di lebih dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300 proyek konservasi dan

lingkungan. WWF adalah sebuah yayasan yang pada tahun 2010 mendapatkan

57% pendanaannya dari pihak perorangan dan warisan, 17% dari sumber-sumber

internasional (seperti Bank Dunia, DFID, USAID) dan 11% dari berbagai

perusahaan. (http.wwf Indonesia).

Mulai berkiprahnya WWF di Indonesia sebenarnya sudah sejak 1962

sebagai bagian dari WWF Internasional dengan melakukan penelitian di Taman

Page 4: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

21

Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris

punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama dengan

Kementrian Kehutanan, lambat laun jumlah populasi satwa bercula satu itu

meningkat hingga stabil sekitar 40-50 individu pada survey tahun 1980 an.

Perkembangan konservasi kemudian di lanjutkan WWF, dan pada tahun 1996

WWF resmi berstatus yayasan, menjadi sebuah entitas legal, yang berbadan

hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Beberapa tokoh penting dalam berdirinya

yayasan WWF adalah Prof. Emil Salim (Mantan Mentri Lingkungan Hidup), Pia

Alisjahbana dan Harun Al Rasjid (alm) yang menjadi pendorong berdirinya

Yayasan WWF Indonesia, menempatkannya sebagai organisasi nasional dalam

jaringan Global WWF, yang memiliki Dewan Penyantun sendiri, independen dan

fleksibel dalam penggalangan dana dan pengembangan program.

Setelah menjadi suatu yayasan kantor Sekretariat Nasional WWF-

Indonesia berpusat di Jakarta. Perannya memimpin dan berkoordinasi dengan 24

kantor WWF-Indonesia yang tersebar di seluruh negeri. Kantor Sekretariat

mengembangkan kebijakan dan prioritas, membantu pertukaran pembelajaran

antar kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye nasional, memberikan

bantuan teknis dan pengembangan kapasitas, serta memberikan dukungan agar

kegiatan ditingkat nasional berjalan dengan lancar. Kantor Sekretariat Nasional

juga menjaga agar upaya WWF-Indonesia selaras dengan Global WWF Network.

Dikelola oleh Dewan Penyantun yang terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan

Pengawas dan Dewan Pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai lembaga penentu

arahan strategis dan kredibilitas WWF-Indonesia. Para anggota dewan berbagi

Page 5: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

22

tanggung jawab secara kelembagaan melalui komite operasional. Dua komite

yang sedang dalam tahap pengembangan adalah Komite Pendanaan dan Investasi

serta Komite Program. WWF-Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan

(Field Office). Dua dari Kantor lapangan ini, melakukan koordinasi untuk

kegiatan dan program di lokasi konservasi. Kantor Lapangan Jayapura merupakan

kantor terbesar yang ada dipimpin oleh Benja Mambai. Kantor ini

mengkoordinasi seluruh kegiatan WWF-Indonesia di Papua dan Irian Jaya bagian

Barat (Papua Barat). Kantor lapangan tersebut melakukan upaya pelestarian di

tingkat lokal. Kemudian WWF bekerja sama dengan pemerintah lokal, melalui

kegiatan proyek praktis di lapangan, penelitian ilmiah, memberi masukan untuk

kebijakan lingkungan, mempromosikan pendidikan lingkungan, memperkuat

komunitas, dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu lingkungan.

(www.wwf.or.di)

Selain memiliki bantuan pendanaan langsung dari Global WWF di Swiss,

dan juga kegiatan dilakukan memperoleh dukungan dana lebih dari 40 lembaga

donor, Governor Aid Agencies (Danida, DGIS, SIDA, USAID, EU,BMZ), serta

dukungan lebih dari 40.000 supporter diseluruh Indonesia. WWF Indonesia juga

berupaya menggalang pendanaan dengan membentuk komunitas supporter guna

kelancaran kerja konservasi. Supporter WWF-Indonesia adalah komunitas

pendukung yang dibentuk oleh WWF untuk melibatkan publik seluas-luasnya

demi mendukung visi dan misi WWF dalam upaya konservasi alam. Program ini

merupakan bagian dari upaya penyadartahuan publik terhadap isu lingkungan

Page 6: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

23

sekaligus upaya penggalangan dana demi kesinambungan kerja konservasi di

Indonesia.

WWF Indonesia memiliki tiga program kerja utama yaitu : Program

kehutanan dan spesies darat, program kelautan dan spesies laut, serta program

iklim dan energi. Dalam pengembangan program WWF Indonesia menerapkan

empat pendekatan utama yaitu : Conservation Management”, “Sustainable Use”,

“Sector Reform”, dan dalam melaksanakan kegiatannya, WWF Indonesia

bekerjasama dengan berbagai pihak dari pemerintah, korporasi, masyarakat luas,

LSM, akademis, serta masyarakat yang tinggal disekitar kawasan konservasi.

Di Papua WWF-Indonesia mulai bekerja tahun 1980 dan telah membantu

pemerintah untuk menginisiasi kawasan-kawasan konservasi penting di kawasan

ini termasuk melakukan berbagai penelitian. Program WWF di Papua dikenal

sebagai WWF-Indonesia Region Sahul yang mencakup Provinsi di Papua dan

Papua Barat, dengan program konservasi terrestrial (hutan dan air tawar) serta

kelautan (laut dan spesies laut). Sejak kawasan Lorentz ditunjuk sebagai Taman

Nasional oleh Menteri Kehutanan melalui surat Keputusan Menteri Kehutanan

nomor 154/Kpts-II/1997 dan dinominasikan sebagai Situs Warisan Dunia

WHC/74/409.1/NI/CS, Kawasan ini dikelolah oleh Balai Taman Nasional

Lorentz, namun hingga saat ini taman nasional ini belum memiliki sebuah rancana

pengelolaan dan termasuk di dalamnya pembagian zona taman nasional. WWF

kemudian pada tahun 2003 melakukan upaya konservasi serta penelitian dengan

bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Balai Besar Taman Nasional Lorentz

melakukan upaya konservasi dikawasan ini.

Page 7: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

24

II.2 Kondisi Umum Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz merupakan salah satu taman nasional di

Indonesia yang terletak di Provinsi Papua dengan luasan mencapai 2.505.600 ha

berdasarkan penunjukan Meteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor SK 154/Kpts-

II/1997 dan merupakan wilayah konservasi terbesar di Indonesia bahkan di Asia

pasifik (Kemenhut, 2003). Papua sendiri merupakan salah satu Provinsi di

Indonesia dengan tutupan hutan terluas dan kaya akan sumber daya hayati.

Dengan luas wilayah 317.062 km2 atau 20% dari luas daratan Indonesia dan

kepadatan penduduk yang terbilang masih sedikit, sehingga banyak tempat yang

belum terjama oleh manusia dan terbilang alami. Semangat otonomi kusus

melalui UU no 21 Tahun 2001 mendorong terjadinya pemekaran wilayah, dan

saat ini terdapat 26 kabupaten di Provinsi Papua (Badan Pusat Statistik, 2010).

Dari segi kondisi geografisnya Papua didominasi oleh pegunungan dan

perbukitan, Papua juga memiliki pulau-pulau yang berjejer di sepanjang

pesisirnya, terdapat pegunungan tengah yang membelah pulau papua menjadi dua

bagian, yaitu utara dan selatan. Taman Nasional Lorentz terletak di antara

pegunungan tengah dan menjurus ke wilayah selatan Papua sampai batas tepi

pantai laut Arafura.

Page 8: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

25

GAMBAR 1

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Lorentz (Taman Nasional Lorentz)

Kawasan Taman Nasional Lorentz selain berstatus sebagai Kawasan

Taman Nasional juga merupakan Situs Warisan Dunia yang di tetapkan oleh

UNESCO (1999) dikarenakan memiliki keunikan tersendiri yakni tingkat

keanekaragaman flora dan fauna yang tingga dan kaya akan potensi budaya adat

istiadat (WWF Region Sahul,2011).

Nama Kawasan Lorentz sendiri berasal dari seorang pimpinan ekspedisi

ilmiah asal Utrecht-Belanda yaitu Hendrik Albertus Lorentz (1903-1910) yang

melakukan ekspedisi ke Puncak Wilhellmina (sekarang Puncak Trikora). Untuk

menghargai jasa H.A. Lorentz yang telah melakukan ekspedisi ilmiah pertama

kali di Papua namanya diabadikan pada kawasan hutan yang pernah dilaluinya

saat ekpedisi kemudian kawasan itu di namakan “kawasan hutan Lorentz”.

Dalam perkembangan Kawasan Lorentz, pemerintah kolonial Belanda pada tahun

Page 9: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

26

1919 sempat menetapkannya sebagai hutan konservasi. Namun dalam

pengelolaannya terjadi konflik dengan penduduk setempat, dan pada 1965 status

sebagai hutan konservasi dicabut oleh Pemerintah Belanda. Setelah Irian Jaya

(Papua pada saat itu) masuk menjadi bagian dari Republik Indonesia pada tahun

1970 kawasan Lorentz diusulkan sebagai kawasan yang dilindungi oleh Direktorat

Jendral Kehutanan, FAO, IUCN dan WWF. Pemerintah lebih menegaskan status

kawasan Lorentz menjadi Cagar Alam pada tahun 1978 melalui Surat Keputusan

Menteri Pertanian No. 44/Kpts/Uml/1978 dengan luas kawasan 2.150.000 ha.

Selanjutnya pada tahun 1991, Kawasan Lorentz ditetapkan sebagai kawasan

penting yang harus dilindung melalui Rencana Aksi Keanekeragaman Hayati

Nasional.

Gamabar 2

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Lorentz ( H.A Lorentz)

Page 10: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

27

Perubahan dilakukan pada tahun 1996 terhadap tata batas dan status

kawasan Lorentz dari Cagar Alam menjadi Taman Nasional. Ini dilakukan atas

inisiatif World Wide Fund (WWF) bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil

Irian Jaya) Departemen Kehutanan. Usulan ini kemudian ditetapkan melalui Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 154/Kpts/II/1997 tertanggal 19 Maret

1997 dengan luas 2.505.600 ha. Kemudian pada tahun 1999, UNESCO

menetapkan kawasan ini sebagai salah satu Situs Warisan Dunia (World Haritage

Site), seluas 2.350.000 ha. Ditetapkan sebagai situs warisan dunia dikarenakan

kawasan ini merupakan kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara dan satu-

satunya kawasan lindung di dunia yang mempersatukan suatu kesinambungan

alam yang utuh mulai dari puncak salju sampai kawasan perairan laut tropis,

termasuk kawasan lahan basah dataran rendah yang luas (Komite Warisan Dunia,

1999).

GAMABR 3

Sumber.wwf Region Sahul,2008 (Puncak Cartenz, Jayawijaya)

Page 11: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

28

Kawasan ini membentang pada gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan

tinggi di Asia Tenggara melalui spektrum lengkap ekosistem mulai dari ekosistem

pesisir, pantai sampai pada pegunungan alpin yang merupakan keterwakilan

gradasi ekosistem dengan ketinggian antara 0 – 4.884 meter di atas permukaan

laut dengan puncak tertinggi Cartenz dan salju abadinya. Pada sisi sebelah Utara

dari TN. Lorentz terbentang jajaran pegunungan tinggi di Pulau Papua yang

menjadikan kawasan ini memiliki kekayaan alam unik dan langka di dunia.

Terdapat 34 tipe vegetasi (komunitas tumbuhan) diantaranya hutan rawa,

hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan

lahan datar/ lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan,

padang rumput, dan lumut kerak. Selain itu terdapat jenis tumbuhan alami antara

lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii,

Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea

coadunata. Keindahan alam (Landscape) pada potensi kekayaan alam yaitu,

keindahan pantai panorama hutan bakau dan nipah dengan akar-akar bakau yang

tersusun rapi di atas permukaan air menghiasi tepi-tepi kali sepanjang mata

memandang, serta panorama air terjun yang asri dari gletser salju Cartenz.

Dengan keunikan bentang alam tersebut menjadikan kawasan Lorentz kaya akan

spesies flora dan fauna yang langka. Kawasan ini mengandung tidak kurang

1.200 spesies tumbuhan, 118 spesies mamalia, 66 species Amphibia, 403 spesies

burung, 51 spesies kupu-kupu dan berbagai spesies mikroorganisme. Dengan

keunikan bentang alam tersebut turut mendukung kawasan Lorentz ditetapkan

sebagai “Situs Warisan Dunia” oleh (World Heritage Commite) UNESCO 1999.

Page 12: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

29

Beberapa spesias endemik Papua di antaranya jenis kanguru pohon yang

dikenal dengan nama daerah “dingiso” (Dendrolagus dingiso) di daerah zona sub-

alpin. Satwa ini merupakan kanguru yang hidup di pohon dan telah beradaptasi

menjadi kanguru pohon yang hidup di atas permukaan tanah pada daerah

ketinggian. Namdur Archbold (Archboldia papuensis), dianggap sebagai burung

yang keberadaanya sangat langkah dan penyebarannya terpencar-pencar. Burung

Cendrawasih elok (Macgregoriapulchra) diklasifikasikan sebagai burung yang

terancam punah karena populasinya yang sangat rendah.

Ditinjau dari aspek keragaman dan keunikan budaya, dalam kawasan

Taman Nasional Lorentz bermukim dua kelompok suku besar, masing-masing

kelompok suku yang mendiami daerah pegunungan di bagian utara kawasan dan

suku-suku yang mendiami pantai sampai dataran rendah di bagian daerah pasisir

selatan kawasan. Suku-suku yang mendiami daerah pegunungan terdiri atas suku

Somahi, Nduga, Dani, Dani Barat, Amungme dan Moni. Suku-suku ini sesuai

dengan lingkungan pemukimannya hidup menggantungkan dari bercocok tanam

ubi-ubian dan beternak babi. Suku Dani, baik yang berada di luar dan di dalam

kawasan Taman Nasional Lorentz sebagian besar menggantungkan hidup mereka

pada sumber daya hutan di kawasan taman nasional. Mereka adalah petani yang

memiliki pengetahuan dan menggunakan teknologi pertanian yang masih

tradisional. Sebagai petani, mereka mengharapkan kesuburan tanah berasal dari

hutan yang termasuk dalam Taman Nasional Lorentz.

Sebaliknya suku-suku yang mendiami daerah pesisir sampai ke dataran

rendah terdiri atas suku Asmat, Sempan dan suku Kamoro. Mereka adalah suku-

Page 13: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

30

suku yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan meramu, berburu dan

menangkap ikan. Sumber penghidupan ini terkait dengan lingkungan kehidupan

mereka yang sebagian besar adalah daerah rawa dengan sungai-sungai yang besar.

Mereka menggantungkan hidupnya dari kegiatan menokok sagu, berburu,

menangkap ikan, kepiting dan kerang. Ketiga suku ini juga dikenal sebagai

seniman ukir dan pahat yang handal, bahkan karya-karya patung ukiran mereka

telah dikenal di seluruh dunia dan menjadi incaran para kolektor.

GAMBAR 4

Sumber : Balai Taman Nasional Lorentz (Suku yang mendiami Tn.Lorentz)

Page 14: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

31

Tabel 1. Kelompok Suku Dalam Taman Nasional Lorentz

Suku-Suku di Pegunungan Bagian

Utara

Suku- Suku di Pesisir Selatan

1 Suku Nduga, ke arah utara batas

timur TN. Lorentz.

1 Suku Asmat dengan sub suku

Joeratdan Emariu Ducur, terdapat

di sebelah selatan batas timur TN.

Lorentz

2 Suku Somahai, ke arah timur

Batas Timur TN. Lorentz.

2 Suku Amungme/Damal, di

sebelah selatan batas utara TN.

Lorentz

3 Suku Dani (Hupla, Mukoko,

Hiriakup) di sebelah timur Batas

Timur TN. Lorentz

3 Suku Sempan , di bagian selatan

TN. Lorentz di tepi pantai selatan

Papua.

4 Suku Dani Barat/Lani, di sebelah

timur Batas Utara TN. Lorentz.

4 Suku Komoro dengan 13 sub

suku, di batas barat TN. Lorentz

5 Suku Moni/Dem, di sebelah barat

Batas utara TN. Lorentz.

Sumber : wwf.Region Sahul

Bertani, berburu, beternak menokok sagu dan mencari ikan adalah

pekerjaan sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk lokal yang berada didalam

kawasan TN Lorentz. Secara tradisional masyarakat mengambil hasil dari hutan

untuk kebutuhan hidup sehari-hari, namun berdasarkan karakteristik antara

wilayah antara penduduk dataran rendah di selatan dan penduduk dataran tinggi

di utara maka pola mata pencaharian masyarakat pun berbeda. Penduduk dataran

rendah hingga ke pesisir pantai umumnya mencari hasil hutan dengan menokok

sagu, mencari ikan atau nelayan tradisional dan berburu di hutan. Sedangkan

penduduk didaerah dataran tinggi bermata pencaharian sebagai petani ladang,

beternak babi dan kelinci. Ada juga yang melakukan upaya peningkatan ekonomi

Page 15: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

32

dengan menjual hasil kebun, berburu dan mencari ikan. Masyarakat hidup dari

alam yang membentuk pola hidup mereka menjadi budaya yang melekat terhadap

alam untuk menghidupi mereka. Keberadaan suku-suku asli yang mendiami

kawasan ini diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun yang lalu. Ini

memperlihatkan adanya keserasian antara budaya dan alam yang saling

mendukung (Balai Taman Nasional Lorentz, 2010).

II. 3 Ancaman Terhadap Kelestarian Taman Nasional Lorentz

Sejak ditetapkan sebagai taman nasional hingga saat ini masih terdapat

beberapa permasalahan yang mengancam kelestarian kawasan Lorentz. Penetapan

kawasan yang sangat luas dengan wilayahnya mencakup 10 kabupaten menjadi

ancaman tersendiri bagi keutuhan situs warisan alam serta kerusakan habitat jenis-

jenis endemik yang terancam punah. Berikut ini adalah kesepuluh kabupaten

dengan proporsi luas luas masing-masing dalam kawasan taman nasional.

NO Kabupaten Luas Wilayah (Ha)

Proporsi

Terhadap TN.

Lorentz (%)

1. Asmat 308.718,79 13.80

2. Intan Jaya 5.117,02 0.23

3. Jayawijaya 76.251,53 3,41

4. Lanny Jaya 197.882,33 8,85

5. Mimika 784,882,75 35,09

6. Nduga 502.612,17 22,47

7. Paniai 39.338,64 1,76

8. Puncak 176.626,18 7,90

9. Puncak Jaya 5.656,86 0,25

10. Yahukimo 139.465,06 6,24

Page 16: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

33

Total 2.236.497,32 100

Sumber : Tim Zonasi Kolaborasi TN.Lorentz, 2010

Dari kesepuluh wilayah administrasi kabupaten tersebut beberapa

diantaranya Yahukimo, Puncak, Nduga, Lanny Jaya merupakan kabupaten baru

hasil pemekaran wilayah. Sebagai kabupaten baru kebutuhan akan pembangunan

infrakstruktur yang intensif dengan memanfaatkan ruang wilayah serta

penggunaan sumber daya alam turut meningkat pula. Kondisi ini tentunya

bertolak belakang dan menjadi ancaman bagi kelangsungan lorentz sebagai taman

nasional dan situs warisan budaya dunia yang menuntut terpeliharanya kawasan

baik bentang alam, biologi, sosial budaya maupun proses biologinya.

Walaupun kawasan Lorentz meliputi sepuluh kabupaten namun ancaman

kelestarian yang signifikan hanya terdapat di beberapa kabupaten diataranya

adalah Kabupaten Timika. Timika kabupaten yang berada di selatan kawasan

Lorentz. Permasalah di Timika adalah, telah terjadi perusakan lingkungan akibat

dari pencemaran lingkungan oleh limbah PT. Freeport dan penebangan hutan

(Ilegalloging) yang dilakukan oleh pihak-pihak swasta di kabupaten ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh organisasi Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia (WALHI) ditemukan bahwa proses ekstraksi hasil bumi berupa

biji besi, emas dan tembaga memiliki proses pembuangan limbah yang

bermasalah. Tambang Freeport telah membuang 1 miliar ton tailing ke sistem

sungai Aghawagon, Otomona dan Ajkwa (WALHI,2006), sungai ini adalah

sungai utama sebagai akses antara dua suku setempat, kamoro dan amugme,

meski pembuangan limbah tambang ke sungai telah jelas-jelas dilarang oleh PP

Page 17: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

34

82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Dampaknya ribuan hektar hutan kayu, sagu rusak dan sejumlah habitat sungai

menjadi punah, bahkan manusiapun ikut kena dampak, akibat tailing yang di

buang ke sungai Ajkwa (WALHI,2006). Tembaga larut pada kisaran konsentrasi

yang ditemukan di Sungai Ajkwa bagian bawah mencapai tingkat racun kronis

bagi sebagian besar (30% sampai 75%) organisme air tawar. Uji tingkat racun

aktual yang dilakukan oleh CSIRO dan analis Freeport menunjukkan air dan

endapan tailing beracun bagi larva udang (Caridinasp), udang sungai dewasa

(Macrobrachium rosenbergii), larva ikan minnow. Tegakan pepohonan yang juga

mati disepanjang aliran sungai dan jaraknya ribuan hektar dimana semuanya

berada dalam taman nasional Lorentz. Hutan mangrove yang berada di sepanjang

muara sungai juga ikut terkena dampak. Bagi masyarakat pesisir mimika, hutan

mangrove merupakan ekosistem yang menopang ekonomi mereka, dimana

mangrove sebagai tempat melindungi biota-biota laut seperti kepeiting, udang,

siput serta kerang-kerangaan.(Usaid-IFACS,2014). Envaronmental Risk

Assessment (ERA) menemukan bahwa bakau dan organisme yang hidup di dasar

memiliki kenaikan kandungan tembaga, dan tailing diduga menjadi sumbernya.

Pertambangan yang terus dilakukan perluasan telah merusak habitat asli

beberapa hewan endemik salah satunya Kangguru Pohon (Dendrolagus), yang

umumnya hidup di ketinggian 600-3.650 mdpl pada padang rumput alpin dan

tundra alpin.(Ramsay,1883). Selama ini PT.Freeport Indonesia merupakan

perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut dan berdasarkan eksplorasi

pertambangan telah diidentifikasi adanya 70 situs tambang yang potensial dan

Page 18: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

35

satu dianataranya berpotensi untuk dibangun tambang terbuka. Ini berarti

kerusakan lingkungan akan terus terjadi di kawasan taman nasional lorentz yang

berbatasan langsung dengan lokasi pertambangan. Aktivitas eksploitasi

pertambangan sendiri telah berlansung sejak lama dimana konsensi pertambangan

Freeport telah diberikan pada tahun 1960 (sebelum kawasan tersebut ditetapkan

sebagai taman nasional menurut UU). Sehingga konsesinya dikeluarkan dari

wilayah ini (Berada diluar Kawasan Taman Nasional), sendangkan konsensi

pertambangan tambang di dalam Taman Nasional baru ditetapkan pada tahun

1991 (WALHI). Dengan beroperasinya perusahaan Freeport sekian lama di

kawasan tersebut memang medatangkan keuntungan dari segi pendapatan negara

dan secara kusus pendapatan bagi pemerintah daerah, selain itu membuka

lapangan kerja bagi masyarakat Papua, namun dari segi lingkungan, ini sangat

mengancam ekosistem Taman Nasional Lorentz dan terutama situs-situs budaya

yang berada di dalam kawasan Lorentz. Sejauh ini upaya yang dilakukan WWF

sebagai suatu organisasi konservasi alam terkait permasalahan lingkungan akibat

dari pertambangan PT. Freport Indonesia belum terlalu signifikan. Hubungan

keduanya baik PT. Freeport dan Organisasi WWF cenderung sebagai mitra.

Sebagaimana dijelasakan oleh Pratita Puradyatmika yang menjabat sebagai

Biodiversity Supeintendant di PT.Freport Indonesia di dalam dokumen yang

berjudul “Land Of The Bird Of Paradise bahwa”, “ Perwakilan organisasi dan

perusahaan sering bertemu, sebagian besar pertemuan bukan dalam suasana resmi,

selama pertemua dengan pemerintah atau dalam seminar tentang pembangunan

Page 19: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

36

taman nasional Lorentz”, dikatakan bahwa pertemuan yang tidak direncanakan

pun adalah strategi, juga hubungan kami biasanya merupakan pertemuan ad hoc”.

Persoalan lain disini adalah penebangan liar (Ilegalloging), penebangan

secara ilegal ini menurut penjelasan kepala Kepala Sub Dinas Potensi Hutan di

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Benny Renyaan kepada

wartawan, di Timika “Laporan dari masyarakat di sekitar Taman Nasional Lorentz

Papua bahwa penebangan kayu secara liar di wilayah hutan lindung dan satwa

yang dilindungi semakin marak selama ini sehingga kondisi satwa langkah yang

berada di sekitar taman lorentz lama kelamaan akan punah (Suara Perempuan

Papua, 2007).

Sedangkan aktifitas lain yang mengancam kelestarian Taman Nasional

Lorentz dan situs-situs alam yang ada didalamnya adalah datang dari aktivitas

wisatawan yang melakukan pendakian di Kawasan Lorentz Pegunungan

Jayawijaya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan WWF dalam Project Lorentz

(1995) yang mengangkat tema “ecoturism”, didapati bahwa wisatawan sering kali

melakukan penebangan pohon atau kayu guna keperluan pendakian seperti kayu

untuk membangun tenda (Perkemahan), Pembuatan jembatan darurat, dan kayu

untuk membuat api unggun. Jalur wisata pendakian puncak Cartenz Jayawijaya

sendiri terletak di beberapa kabupaten yang ada di dalam kawasan Lorentz

diantaranya adalah route Ilaga Kabupaten Puncak dan yang lainnya adalah melalui

route pendakian Tembagapura kabupaten Mimika. Berdasarkan data yang

diperoleh WWF pada tahun 1991-1995 ditemukan pemanfaatan kayu disepanjang

jalur pendakian. Selain penebangan kayu, aktifitas wisatawan pendakian juga

Page 20: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

37

meninggalkan sampah yang tidak diolah dan berserahkan di area pendakian taman

nasional Lorentz, seperti plastik, botol, kaleng-kalengan, kain serta sisah tendah,

serta kemasan-kemasan lainnya yang susah untuk terurai di alam. (Cendrawasih

Pos, 2013). Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada Kepala

Bagian Administrasi Balai Taman Nasional Lorentz, Christian Mambor

mengatakan bahwa pertemuan dengan beberapa agent pendakian Gunung

Jayawijaya telah dilakukan dan difasilitasi oleh Balai Taman Nasional Lorentz.

Namun pembahasan lebih lanjut untuk menentukan pihak-pihak yang mengemban

tanggung jawab terkait persoalan sampah belum di putuskan dan masih terus

diupayakan.

Permasalahan lain yaitu proyek pembangunan jalan lintas kabupaten yang

sementara sedang berjalan dan proyek tersebut melintasi kawasan Taman

Nasional. Hal ini dilakukan karena selama ini akses ke kawasasan ini melalui

udara selain itu untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di daerah yang masih

terisolir. Proyek tersebut adalah jalan lintas Wamena hingga Kenyam kabupaten

Nduga, yang melewati Danau Habame disebalah batas timur taman nasional

(Kementrian Pekerjaan Umum, 2012). Konstruksi ini merupakan hal yang sulit

dilaksanakan karena melalui ketinggian dan kemiringan punggung gunung yang

sangat terjal. Tidak jarang konstruksi ini menyebabkan erosi yang parah di

beberapa wilayah yang sensitif (hutan gunung- hutan sup-alpin). Konstruksi lain

adalah jalan antar kabupaten Nabire dan Timika yang juga membelah hutan

disebalah barat taman nasional. Selain melewati hutan dan sungai-sugai yang kaya

akan habitat alami, dengan adanya akses jalan tersebut akan mengundang

Page 21: BAB II LATAR BELAKANG ORGANISASI WWF DAN ......Nasional Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah. Saat itu hanya tersisa sekitar 20 individu saja. Bekerjasama

38

banyaknya aktifitas warga disepanjang jalan yang melintasi kawasan tersebut.

Pembangunan jalan antar kabupaten yang sementara dalam perencanan

pemerintah setempat adalah jalan Timika-merauke (melalui distrik Agimuga)

yang akan membela Taman nasional, kerah barat dan kearah timur. Proyek ini

diperkirakan akan membahayakan integritas taman nasional. Mengingat bahwa

jalan tersebut masih merupakan suatu rencana sehingga memungkinkan untuk

diadakannya dialog konstruktif dengan pihak yang berwenang seperti departemen

pekerjaan umum serta terutama pemda setempat (Pemda Provinsi Papua,2012).