29
BAB II LANDASAN TEORI Penganggaran modal (capital budgeting) yang paling efisien merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam melakukan suatu investasi. Tindakan ini berkaitan dengan kemampuan pendanaan perusahaan tersebut dalam bisnis yang digelutinya dalam jangka panjang. 2.1. Pentingnya Penganggaran Modal Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang manajer dihadapkan pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor yang cukup penting ialah jangka waktu capital budgeting yang relatif lama sehingga pengambilan keputusan akan menjadi kurang fleksibel. Sebagai contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualan di masa mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualan untuk masa 10 tahun mendatang. Capital budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli. 7

BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

BAB II

LANDASAN TEORI

Penganggaran modal (capital budgeting) yang paling efisien merupakan salah

satu kegiatan yang sangat penting dalam melakukan suatu investasi. Tindakan ini

berkaitan dengan kemampuan pendanaan perusahaan tersebut dalam bisnis yang

digelutinya dalam jangka panjang.

2.1. Pentingnya Penganggaran Modal

Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang

manajer dihadapkan pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah

satu faktor yang cukup penting ialah jangka waktu capital budgeting yang relatif

lama sehingga pengambilan keputusan akan menjadi kurang fleksibel. Sebagai

contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode

yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih

jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualan di masa

mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai

selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualan untuk masa 10 tahun

mendatang.

Capital budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang

tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli.

7

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

8

Perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan aktiva tetapnya jauh-jauh hari akan

mempunyai cukup waktu luang untuk membeli dan memasang peralatannya sebelum

penjualan mencapai kapasitas penuh.

Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karena penambahan aktiva

tetap lazimnya memerlukan pengeluaran yang besar, dan sebelum perusahaan

membelanjakan uang dalam jumlah besar, diperlukan penyusunan rencana yang

matang dan tepat.

2.2. Klasifikasi Proyek

Untuk jenis proyek tertentu harus dilakukan analisis yang cukup terinci,

sementara bagi proyek lainnya prosedur yang lebih sederhana harus dilakukan

mengingat pertimbangan biaya dan manfaat. Oleh sebab itu, perusahaan pada

umumnya mengelompokkan dan menganalisis proyek-proyek yang ada ke dalam

kategori-kategori berikut:

• Penggantian: kelanggengan usaha.

Kategori ini meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk menggantikan

peralatan yang aus atau rusak yang digunakan untuk menghasilkan produk

yang menguntungkan. Proyek ini diperlukan agar kelanggengan usaha

dapat dipertimbangkan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

9

• Penggantian: penurunan biaya.

Dalam kategori ini dicakup pengeluaran untuk menggantikan peralatan

yang masih bisa diperbaiki tetapi peralatan tersebut dinilai sudah usang.

Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya pekerja, bahan, dan biaya

lainnya seperti listrik. Keputusan ini lebih membutuhkan kehati-hatian

sehingga perlu didukung dengan analisis yang lebih rinci.

• Ekspansi atas produk atau pasar yang ada saat ini.

Kategori ini mencakup pengeluaran untuk meningkatkan jumlah produk

yang ada, atau untuk menambah kios penjualan serta fasilitas distribusi

pada pasar yang sudah ditekuni saat ini. Keputusan ini lebih kompleks

karena permintaan atas produk bersangkutan di masa mendatang harus

benar-benar dipertimbangkan. Dalam hal ini kemungkinan terjadi

kesalahan lebih besar sehingga diperlukan analisis terinci, dan keputusan

akhir dilakukan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.

• Ekspansi ke produk atau pasar yang baru.

Dalam kategori ini, pengeluaran dimaksudkan untuk memproduksi produk

baru atau untuk memperluas pasar ke wilayah yang belum terjamah oleh

perusahaan. Proyek ini bersangkut paut dengan keputusan strategis yang

dapat mengakibatkan perubahan berdasarkan pada sifat usaha perusahaan,

dan pada umumnya pengeluaran tersebut berjumlah besar serta berjangka

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

10

panjang. Proyek ini memerlukan analisis yang sangat rinci, dan keputusan

akhir atas produk atau pasar yang baru biasanya diambil oleh dewan

direksi sebagai bagian dari rencana strategis.

• Proyek pengamanan dan/atau lingkungan.

Pengeluaran yang diperlukan untuk mengikuti peraturan pemerintah,

ketentuan serikat pekerja atau persyaratan dalam polis asuransi termasuk

dalam kategori ini. Pengeluaran ini sering disebut sebagai “investasi

wajib” (mandatory investments), atau proyek yang tidak menghasilkan

pendapatan. Cara penganggarannya tergantung pada jumlahnya, dimana

pengeluaran kecil kurang lebih akan diperlakukan sebagai kategori 1

diatas.

• Lainnya.

Dalam kategori ini termasuk bangunan kantor, lapangan parkir bagi para

eksekutif, dan sebagainya. Cara penanganannya juga tergantung pada

jumlahnya.

2.3. Langkah-langkah dalam Penganggaran Modal

Dalam melakukan proses penganggaran modal (Capital Budgeting) terdapat

enam langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

11

1. Biaya proyek harus ditentukan. Hal ini mirip dengan penentuan harga

yang harus dibayar untuk saham atau obligasi.

2. Manajemen mengestimasi arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut,

termasuk nilai jual aktiva setelah masa penggunaannya berakhir. Hal ini

sama dengan mengestimasi dividen atau bunga yang akan diterima saham

atau obligasi.

3. Tingkat risiko dari proyeksi arus kas harus diestimasi. Untuk hal ini

manajemen memerlukan informasi mengenai distribusi probabilitas dari

arus kas.

4. Selanjutnya setelah tingkat risiko dari proyeksi arus kas dan tingkat bunga

yang bebas risiko atau krf ditentukan, manajemen menentukan tingkat

diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek bersangkutan. Arus

kas dari proyek akan didiskontokan terhadap biaya modal tersebut. Hal ini

sama dengan menentukan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atas

saham.

5. Kemudian, arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang

sehingga estimasi nilai aktiva tersebut bagi perusahaan dapat diketahui.

Hal ini sama dengan mencari nilai sekarang dari dividen yang diharapkan

di masa mendatang.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

12

6. Akhirnya, nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dibandingkan

dengan jumlah pengeluaran, atau biaya, dari proyek tersebut; jika nilai

sekarang dari arus kas tersebut melebihi biaya proyek, maka proyek

tersebut dapat diterima. Jika tidak, maka proyek harus ditolak.

2.4. Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Modal

Ada delapan (8) metode utama untuk menetapkan peringkat proyek dan untuk

memutuskan apakah proyek bersangkutan dinilai layak untuk dimasukkan dalam

anggaran modal. Metode pemeringkatan (rangking methods) adalah metode yang

digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan modal. Delapan

metode tersebut adalah:

1. Periode pengembalian atau pelunasan (Payback Period = PBP).

2. Periode pengembalian yang didiskontokan (Discounted Payback Period =

DPBP).

3. Tingkat pengembalian akuntansi (Accounting Rate of Return = ARR).

4. Nilai tunai netto (Net Present Value = NPV).

5. Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR).

6. Tingkat pengembalian internal termodifikasi (Modified Internal Rate of

Retur = MIRR).

7. Indeks profitabilitas (Profitability Index = PI).

8. Tingkat pengembalian perpetuitas (Perpetuity Rate of Return = PRR).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

13

Metode rangking methods yang dipakai dalam penelitian ini adalah

discounted payback period, NPV, IRR dan PI.

2.4.1. Periode Pengembalian Atau Pelunasan (Payback Period)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas. Atau dengan kata lain,

suatu periode yang menunjukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam suatu

proyek dapat kembali.

Payback period merupakan rasio antara pengeluaran investasi dengan arus kas

masuk, yang hasilnya merupakan satuan waktu. Semakin pendek waktu yang

diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, maka rencana investasi tersebut

semakin menguntungkan. Atau dengan kata lain semakin kecil waktu payback period,

proyek tersebut semakin baik.

Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period adalah sebagai

berikut:

Payback Period = (2-1) Initial Investment

Annual Cash Inflow

2.4.2. Periode Pengembalian Yang Didiskontokan (Discounted Payback

Period)

DPBP (Discounted Payback Period) adalah jumlah tahun yang diperlukan

agar jumlah arus kas yang didiskontokan dengan k, biaya modal, sama dengan nilai

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

14

sekarang pengeluaran awal. Kita dapat menggunakan data proyek D untuk

mengilustrasikan perhitungannya.

Tabel 2.1. Contoh Perhitungan Pengembalian Yang Didiskontokan

Tahun Arus Kas D PVIF @ 10%Nilai

Sekarang (PV)

Nilai Sekarang

Kumulatif

0 ($1,500) 1,000 ($1,500) ($1,500)

1 300 0.909 273 (1,227)

450 0.826 372 (855)

3 750 0.751 563 (292)

750 0.683 512 220

900 0.621 559 779

2

4

5

Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas maka periode pengembalian yang

didiskontokan adalah :

tahunPeriodPaybackDiscounted 57,357,035122923 =+=+=

Atau dapat dikatakan bahwa 3,57 tahun adalah 3 tahun 7 bulan.

Arus masuk kas yang didiskontokan sama dengan pengeluaran investasi awal

dalam tahun keempat sehingga periode DPB adalah antara 3 dan 4 tahun.

Metode pengembalian kas yang didiskontokan memang memperhitungkan

nilai waktu dari uang. Akan tetapi, metode ini tetap mempunyai kelemahan yaitu

tidak mempertimbangkan seluruh arus kas. Dalam contoh kita, arus masuk kas yang

terbesar terjadi setelah periode DPB.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

15

2.4.3. Nilai Tunai Netto (Net Present Value = NPV)

Mengingat adanya kelemahan-kelemahan dalam metode periode

pengembalian, metode-metode baru dikembangkan untuk memperbaiki evaluasi

proyek. Upaya pengembangan ini mengarah pada apa yang disebut teknik arus kas

yang didiskontokan (DCF techniques), dimana nilai waktu dari uang ikut

dipertimbangkan. DCF techniques adalah metode yang digunakan untuk menyusun

peringkat dari usulan investasi dengan menerapkan konsep nilai waktu dari uang; dua

diantaranya adalah metode nilai sekarang dan metode internal rate of return.

Salah satu dari metode DCF adalah metode nilai tunai netto (NPV method)

adalah metode untuk menetapkan peringkat dari usulan investasi dengan

menggunakan NPV, yaitu nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang

dengan didiskontokan terhadap biaya modal marjinal. Atau dengan kata lain, NPV

yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari

penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.

Langkah-langkah penerapan dan kriteria penerimaan dari metode ini adalah

sebagai berikut:

1. Hitung nilai sekarang dari setiap arus kas, baik arus kas masuk maupun

keluar, dengan faktor diskonto sebesar biaya modal proyek.

2. Jumlahkan arus kas yang telah didiskontokan tersebut; hasil penjumlahan

inilah yang disebut NPV proyek.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

16

3. Jika NPV positif, proyek dapat disetujui; jika NPV negatif, proyek

sebaiknya ditolak; dan jika proyek-proyek yang dikaji bersifat mutually

exclusive, maka proyek yang menghasilkan NPV terbesar harus dipilih.

NPV dapat dinyatakan sebagai berikut:

( )

( ) IOPVIFCF

kn

ttkt

n

tt

−=

∑=

=

0,

0 1IOCFNPV t −= ∑

(2-2)

dimana:

CF = the annual free cash flow in time period t; arus kas t

tahunan dalam jangka waktu proyek

k = the appropriate discount rate; the required rate of return or

cost of capital; tingkat biaya modal yang disesuaikan

I0 = the initial cash outlay; pengeluaran investasi pertama kali

n = the project’s expected life; umur proyek yang diharapkan

2.4.4. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return = IRR)

Metode internal rate of return (IRR) adalah metode pemeringkatan usulan

investasi dengan berpatokan pada IRR dari aktiva bersangkutan, dimana IRR dihitung

dengan menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk masa mendatang dengan

nilai sekarang dari biaya investasi.

IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan PV (present value) dari arus

kas masuk proyek dengan PV dari biaya proyek tersebut.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

17

PV arus kas masuk = PV biaya biaya investasi

Dengan mentransposnya, kita mendapatkan:

PV arus kas masuk – PV biaya investasi = 0

Yang bisa dinyatakan sebagai:

( )IRR

n

t +=0 1IOCF

tt =∑ (2-3)

( ) IOPVIFCFn

ttIRRt =∑

=0,

Yang selanjutnya bisa ditulis sebagai:

(2-4)

Kriteria Penerimaan

Kriteria penerimaan dalam IRR adalah membandingkan IRR sesungguhnya

dengan IRR yang diminta, hal ini dikenal dengan tingkat batas (hurdle rate).

Selanjutnya diasumsikan tingkat pengembalian yang diminta sudah diketahui. Jika

IRR melebihi tingkat pengembalian yang diminta maka proyek akan diterima, jika

tidak proyek akan ditolak.

2.4.5. Indeks Profitabilitas (Profitability Index = PI)

Indeks profitabilitas atau rasio manfaat biaya dari suatu proyek adalah rasio

dari nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan terhadap arus keluar kas awal. PI

dapat dinyatakan sebagai berikut:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

18

( )IO

kCF

PI

n

tt

t∑= += 0 1 (2-5)

dimana:

CFt = the annual free cash flow in time period t; arus kas dalam

jangka waktu proyek

k = the appropriate discount rate; the required rate of return or

cost of capital; tingkat biaya modal yang disesuaikan

I0 = the initial cash outlay; pengeluaran investasi pertama kali

n = the project’s expected life; umur proyek yang diharapkan

PI = profitability index; indeks profitabilitas

2.5. Estimasi Arus Kas

Langkah terpenting, tetapi juga tersulit, dalam analisis proyek adalah

mengestimasi arus kas. Arus kas adalah pengeluaran untuk investasi dan arus kas

masuk bersih setiap tahun setelah proyek beroperasi. Banyak variabel terkait dengan

estimasi arus kas, dan banyak perorangan serta departemen berperan serta dalam

proses tersebut. Misalnya, prakiraan jumlah unit yang terjual dan harga jual pada

umumnya dilakukan oleh kelompok pemasaran berdasarkan pengetahuan mereka atas

elastisitas harga, pengaruh iklan, keadaan perekonomian, reaksi para pesaing dan

kecenderungan selera pelanggan. Begitu juga, dengan taksiran jumlah pengeluaran

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

19

untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

umumnya diperoleh dari staf rekayasa dan pengembangan produk, sedangkan biaya-

biaya operasi diestimasi oleh akuntan biaya, staf produksi, staf personalia, staf

pembelian, dan sebagainya.

Peranan staf keuangan dalam proses prakiraan adalah:

• Untuk mengkoordinasi usaha-usaha dari departemen lain, seperti rekayasa

dan pemasaran

• Untuk menjamin agar setiap orang yang terlibat dengan prakiraan tersebut

menggunakan asumsi-asumsi ekonomi yang konsisten

• Untuk memastikan bahwa tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan

(bias) dalam prakiraan.

2.6. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan

Salah satu elemen penting dalam estimasi arus kas adalah mengidentifikasi

arus kas yang relevan, yaitu arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam

mengambil keputusan. Di sini sering kali ditemukan kesalahan, tetapi ada dua kaidah

penting yang dapat membantu untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin

terjadi pada analisis keuangan, antara lain:

1. Keputusan penganggaran barang modal harus didasarkan pada arus kas,

bukan pada laba akuntansi.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

20

2. Hanya pertambahan arus kas yang relevan untuk memutuskan apakah

proyek akan disetujui atau ditolak

2.6.1. Arus Kas vs Laba Akuntansi

Dalam analisis penganggaran modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan,

bukan laba akuntansi. Arus kas bersih didefinisikan sebagai:

Arus kas bersih = laba bersih setelah pajak + penyusutan

= “laba” atas modal + “pemulihan” modal (2-6)

2.6.2. Arus Kas Inkremental

Dalam mengevaluasi penganggaran modal, kita hanya perlu memperhatikan

arus kas yang dihasilkan langsung oleh proyek tersebut. Arus kas ini, yang disebut

arus kas inkremental (incremental cash flow) adalah perubahan jumlah arus kas total

perusahaan sebagai akibat langsung dari pelaksanaan atau penolakan atas suatu

proyek. Empat masalah khusus dalam penentuan arus kas inkremental dibahas berikut

ini:

1. Biaya tertanam (sunk cost).

Biaya terpendam tidak sama dengan biaya inkremental, dan biaya tersebut

tidak dipertimbangkan dalam melakukan analisis. Biaya tertanam adalah

pengeluaran yang telah ditetapkan sebelumnya (committed) atau yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

21

telah terjadi, sehingga hal itu tidak dipengaruhi oleh keputusan yang

diambil saat ini.

2. Biaya oportunitas (opportunity cost).

Biaya oportunitias adalah hasil terbaik dari alternative penggunaan aktiva,

yaitu hasil terbaik yang tidak diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan

pada proyek tertentu.

3. Eksternalitas.

Adalah pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain

perusahaan tersebut.

4. Biaya pengiriman dan pemasangan.

Apabila perusahaan membeli peralatan, sering kali perusahaan tersebut

harus menanggung biaya pengiriman dan pemasangan dalam jumlah besar

atas aktiva tersebut. Biaya-biaya ini kemudian ditambahkan ke harga

faktur dari peralatan tersebut guna menentukan biaya proyek.

2.7. Evaluasi atas Proyek Penganggaran Modal

Analisis arus kas dapat mempengaruhi keputusan dalam penganggaran modal.

Dalam bahasan ini akan dijelaskan mengenai pengaruh analisis arus kas dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

22

menyimak dua jenis keputusan penganggaran modal, yaitu analisis proyek perluasan

dan analisis proyek penggantian.

2.7.1. Analisis Proyek Perluasan

Analisis proyek perluasan (expansion project analysis) adalah analisis proyek

yang membutuhkan investasi dalam fasilitas baru guna menaikkan penjualan.

2.7.2. Analisis Proyek Penggantian

Analisis Proyek Penggantian (replacement project analysis) adalah analisis

dalam mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti tidaknya peralatan yang

masih produktif saat ini dengan peralatan baru.

2.8. Penilaian Risiko

Analisis risiko penting untuk semua keputusan keuangan, khususnya yang

berkaitan dengan penganggaran modal. Dalam bagian ini akan dibicarakan prosedur:

1. Untuk mengukur risiko dari proyek penganggaran modal yang potensial

2. Untuk memadukan informasi tentang risiko tersebut ke dalam keputusan

penganggaran modal

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

23

Ada 3 (tiga) jenis risiko proyek yang terpisah dan berbeda satu sama lain. Ke

tiga jenis resiko tersebut adalah sebagai berikut:

1. Stand alone risk adalah risiko khusus dari suatu proyek atas aktiva tanpa

dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki

perusahaan; risiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang

diharapkan atas aktiva atau proyek bersangkutan.

2. Within firm risk yaitu risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan

diversifikasi portfolio dari pemegang saham; risiko ini diukur dari

variabilitas laba perusahaan yang diakibatkan oleh suatu proyek tertentu.

3. Market or beta risk yaitu bagian dari risiko proyek yang tidak dapat

dieliminasi melalui diversifikasi; risiko ini diukur dengan koefisien beta

proyek.

2.9. Teknik Mengukur Stand Alone Risk

Titik awal untuk menganalisis stand alone risk dari suatu proyek adalah

penentuan ketidakpastian yang terkandung dalam arus kas proyek. Analisis ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari pertimbangan informal sampai dengan

analisis ekonomi dan statistik yang rumit, yang melibatkan model-model komputer

yang berskala besar.

Keadaan dari distribusi masing-masing arus kas, dan korelasinya satu sama

lain, menentukan distribusi NPV dan, karena itu, juga mempengaruhi stand alone risk

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

24

proyek. Teknik untuk memperkirakan stand alone risk proyek terbagi atas 3 tiga jenis

analisis:

1. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menganalisis risiko dengan

mengubah-ubah variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap

NPV dan tingkat pengembalian (laba).

2. Analisis Skenario

Analisis scenario (scenario analysis) adalah teknik untuk menganalisis

risiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas

scenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaaan yang “baik”

dan “buruk”.

• Skenario terburuk (worst case scenario) adalah keadaan dimana untuk

semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan

perkiraan yang wajar.

• Skenario terbaik (best case scenario) adalah keadaan dimana untuk

semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan

yang wajar.

• Skenario dasar (base case scenario) adalah keadaan dimana untuk

semua variabel diberikan nilai yang paling memungkinkan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

25

3. Simulasi Monte Carlo

Simulasi Monte Carlo adalah teknik analisis risiko dimana kejadian yang

cukup memungkinkan akan terjadi di masa mendatang disimulasikan

dalam komputer sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian

dan indeks risiko.

2.10. Analisis Rasio Keuangan

Analisis ini banyak digunakan oleh para decision maker dalam perusahaan

untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut

2.10.1. Standar Rasio Keuangan

Untuk mengambil manfaat dari rasio-rasio keuangan diperlukan standar-

standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-

rasio perusahaan dengan pola untuk industri atau lini usaha di mana perusahaan

secara dominan beroperasi. Pendekatan ini didasarkan pada premis bahwa beberapa

kekuatan ekonomi dan bisnis yang mendasar memaksa seluruh perusahaan dalam

suatu industri untuk berperilaku serupa. Walaupun juka ini benar, tetap mungkin rasio

keuangan perusahaan kecil berbeda dengan rasio perusahaan besar. Misalnya, suatu

perusahaan besar lebih mungkin terintegrasi vertikal atau bersifat lebih intensif

modal.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

26

2.10.2. Tinjauan Atas Hubungan Keuangan

Suatu tinjauan atas hubungan analisis keuangan disajikan dalam Tabel 2.4.

Pertama-tama yang dilakukan dibagi dalam tiga (3) kelompok besar: Ukuran Kinerja

(Performance Measures), Ukuran Efisiensi Operasi (Operating Efficiency Measures),

dan Ukuran Kebijakan Keuangan (Financial Policy Measures). Logika urutan ini

adalah memulai dengan hasil keseluruhan kemudian menganalisis determinan-

determinannya.

Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:

• Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur efektivitas manajemen

berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan

investasi.

• Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur kemampuan perusahaan

untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan

perekonomian dan dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi.

• Ukuran penilaian (valuation measures) mengukur kemampuan manajemen

untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.

Ukuran-ukuran kinerja mencerminkan keputusan-keputusan strategis, operasi,

dan pembiayaan. Strategi meliputi bidang-bidang keputusan penting seperti pemilihan

daerah-daerah pemasaran produk tempat perusahaan menjalankan operasinya, apakah

akan menekan penurunan biaya atau diferensiasi produk, apakah akan memfokuskan

pada area produk terpilih atau mencoba mencakup sekelompok besar pembeli

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

27

potensial dan sebagainya. Karakterisasi strategi tidak secara langsung bertanggung

jawab atas ukuran-ukuran keuangan tetapi mempunyai dampak yang

mengesampingkan hasil-hasil kinerja. Disini dua perangkat rasio terlibat:

• Manajemen aktiva dan investasi (asset and investment management)

mengukur efektivitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan

pemanfaatan sumber dayanya.

• Manajemen biaya (cost management) mengukur bagaimana masing-

masing elemen biaya dikendalikan.

Kelompok ketiga dalam hubungan keuangan merupakan keputusan

kebijakan keuangan. Ini tentu saja harus berhubungan dengan keputusan strategis

dan dengan manajemen investasi serta manajemen biaya. Ukuran kebijakan

keuangan terdiri dari dua jenis utama:

• Rasio leverage (Leverage ratio) mengukur tingkat sejauh mana aktiva

perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang.

• Rasio likuiditas (Liquidity ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

28

2.11. Ukuran-ukuran Kinerja (Performance Measures)

Dalam ukuran kuantitatif, peningkatan nilai organisasi meliputi estimasi aliran

arus kas yang akan datang dan mendiskontokannya dengan faktor kapitalisasi yang

sesuai. Secara tradisioal, analisis aliran arus kas yang akan datang yang diharapkan

ini dimulai dengan analisis profitabilitas, kategori pertama dalam ukuran kinerja.

2.11.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas terdiri dari dua rasio, yaitu rasio lancar (current ratio) dan

rasio cair (quick ratio).

• Rasio Lancar.

Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban

lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan

persediaan; sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, hutang

bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun, pajak yang harus dibayar dan biaya-biaya lain yang

masih harus dibayar (terutama gaji dan upah). Rasio lancar merupakan

ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan

memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut

menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

29

oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang

sama dengan jatuh tempo hutang.

Perhitungan rasio lancar sebagai berikut:

LancarKewajiban Lancar AktivaLancar Rasio = (2-7)

• Rasio Cair (quick ratio acid test).

Rasio cair dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar

dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan merupakan unsur

aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur aktiva tersebut seringkali

merupakan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio cair

merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan

penjualan persediaan.

LancarKewajiban Persediaan -Lancar AktivaCair Rasio =

Perhitungan rasio cair sebagai berikut:

(2-8)

2.11.2. Rasio Leverage

Rasio leverage terdiri atas total debt to equity ratio, total debt to total asset

ratio, dan time interest earned ratio. Rasio-rasio leverage memiliki sejumlah

implikasi sebagai berikut:

a. Para kreditur memandang ekuitas atau dana yang dipasok pemilik sebagai

suatu pelindung atau basis penggunaan hutang. Jika pemilik hanya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

30

menyediakan sebagian kecil dari pembiayaan total, risiko perusahaan

sebagian besar ditanggung oleh kreditur

b. Dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemilik memperoleh

manfaat dari dari memegang kendali atas perusahaan dengan komitmen

yang terbatas.

c. Penggunaan hutang dengan tingkat bunga yang tetap memperbesar baik

keuntungan maupun kerugian bagi pemilik

d. Penggunaan hutang dengan biaya bunga yang tetap dan dengan jatuh

tempo yang tertentu memperbesar risiko bahwa perusahaan mungkin tidak

dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Dalam praktik, leverage dicapai dengan dua cara:

• Meneliti rasio-rasio neraca dan menentukan sejauh mana dana pinjaman

telah digunakan untuk membiayai perusahaan.

• Mengukur risiko hutang dengan rasio perhitungan rugi laba yang

dirancang untuk menentukan berapa kali biaya tetap tertutupi oleh laba

operasi.

Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini sebenarnya merupakan angka yang menunjukkan bagaimana

performance dari pihak management dalam mengatur jumlah utang mereka

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

31

dibandingkan dengan jumlah ekuitas yang mereka miliki, atau dapat dikatakan

sebagai balance antara total debt dan total ekuitas.

Formulasi dari total debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

Equity TotalDebt TotalRatioEquity Debt to Total = (2-9)

Total Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini sebenarnya menunjukkan sejauh mana pinjaman kredit digunakan

untuk membiayai investasi yang ada. Jika sebuah perusahaan mempunyai rasio yang

lebih tinggi dibandingkan dengan rasio rata-rata dari industri yang bersangkutan,

maka perusahaan akan kesulitan dalam melakukan pinjaman tambahan.

Formulasi dari total debt to total asset ratio adalah sebagai berikut:

AssetTotalDebt TotalRatioAsset Total Debt to Total =

Payment Interests AnnualEBITRatio EarnedInterest Time =

(2-10)

Time Interest Earned Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana gross profit atau EBIT (earnings before

interests and taxes) perusahaan dapat digunakan untuk membayar annual interests

payment dari pinjaman kredit.

Formulasi dari time interest earned ratio adalah sebagai berikut:

(2-11)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

32

AssetsTotalSalesRatioTurnover Assets Total =

sReceivable Accounts AverageSalesNet RatioTurnover sReceivable =

2.11.3. Rasio Aktifitas

Rasio aktifitas atau operational ratio yang menggunakan ukuran perputaran

untuk menunjukkan tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam operasinya dan

penggunaan dari total asset yang ada. Rasio aktifitas biasanya terdiri dari total asset

turnover ratio, receivables turnover ratio, collection period turnover ratio, dan

inventory turnover ratio.

Total Asset Turnover Ratio

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari suatu perusahaan dalam

menghasilkan penjualan/sales dengan asset yang ada.

Formulasi dari total asset turnover ratio adalah sebagai berikut:

(2-12)

Receivables Turnover Ratio

Rasio ini menunjukkan jumlah perputaran yang dapat dihasilkan oleh piutang

dagang selama 1 tahun operasi. Semakin tinggi perputaran maka semakin pendek

waktu yang dibutuhkan antara penjualan dan penagihan uang cash dari piutang

dagang.

Formulasi dari receivables turnover ratio adalah sebagai berikut:

(2-13)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

33

Inventory AverageSold Good fCost RatioTurnover Inventory =

SalesTotalSold Good ofCost - Sales TotalMarginProfit Gross =

Inventory Turnover Ratio

Rasio ini menunjukkan berapa kali perputaran dari inventory dalam 1 tahun

operasi. Pada umumnya inventory turnover yang tinggi merupakan sebuah indikator

inventory management yang baik, namun rasio yang tinggi juga dapat menunjukkan

kekurangan inventory. Sedangkan turnover yang rendah menunjukkan overstocking

atau inventory yang pasif.

Formulasi inventory turnover ratio adalah sebagai berikut:

(2-14)

2.11.4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada intinya menunjukkan dan mengukur kemampuan

sebuah perusahaan dalam menghasilkan profit. Rasio ini menggunakan margin

analysis dan menunjukkan return on sales dan capital yang terpakai. Rasio

profitabilitas biasanya terdiri atas gross profit margin, operating profit margin, net

profit margin, return on asset, dan return on equity.

Gross Profit Margin

Rasio ini merupakan indikator berapa jumlah profit yang didapat dari produk

tanpa mempertimbangkan beban administrasi dan beban penjualan.

Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut:

(2-15)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

34

SalesTotalExpenses Marketing - ExpensesA &G - COGS - Sales Total

Sales TotalIncome OperatingMarginProfit Operating

=

=

SalesTotalProfitNet MarginProfit Net =

Asset TotalProfitNet AssetOn Return =

Operating Profit Margin

Rasio ini menunjukkan efektifitas dari management dalam mengatur income

statement dari suatu perusahaan dengan mengukur operating profit relatif terhadap

sales.

Formulasi operating profit margin adalah sebagai berikut:

(2-16)

Net Profit Margin

Rasio ini mengukur berapa profit yang diperoleh dari penjualan setelah

dikurangi oleh biaya-biaya yang ada.

Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

(2-17)

Return On Asset

Rasio ini mengukur berapa persentase profit yang dihasilkan oleh perusahaan

dibandingkan dengan jumlah investasi yang ditempatkan.

Formulasi dari return on asset adalah sebagai berikut:

(2-18)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/bab2_05-93.pdf · untuk penganggaran modal yang ditujukan untuk menghasilkan produk baru pada

35

EquityCommon ProfitNet EquityOn Return =

Payable NotesPayable AccountsAccrualsCash sEquivalentCash

LiabilitesCurrent Cash sEquivalentCash RatioCash

+++

=

+=

Return On Equity

Rasio ini mengukur berapa return yang dapat diterima oleh stockholders

dengan cara membandingkan net profit dengan common equity.

Formulasi dari return on equity adalah sebagai berikut:

(2-19)

Cash Ratio

Selain dari rasio-rasio yang dijelaskan diatas, terdapat ukuran rasio lainnya

yang sekarang ini, sering dipakai oleh konsultan dalam menganalisa suatu proyek.

Cash ratio menunjukkan tingkat suatu perusahaan dapat secara cepat melikuidasi

asset-asset yang ada dan dapat menutupi short-term liabilities yang ada. Cash ratio ini

juga dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar proyek ini dapat men-

generate cash untuk perusahaan atau penanam modal.

(2-20)