Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kualitas Pelayanan
2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Supranto dalam (Made, Sulistyawati, & Seminari, 2015)
menyatakan bahwa:
Kualitas adalah suatu kondisi dimana produk memenuhi kebutuhan orang
yang menggunakannya, oleh karena itu kebutuhan manusia bersifat dinamis,
yaitu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Menurut Tjiptono dalam (Efendi & Lili, 2016), menyatakan bahwa “kualitas
pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen”.
Menurut Duffy dan Ketchand dalam (Melyani, 2016), menyatakan bahwa
“kualitas pelayanan meliputi penilaian konsumen terhadap inti pelayanan tersebut,
pemberi layanan atau keseluruhan organisasi perusahaan”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi
harapan konsumen.
2.1.2. Ciri-Ciri Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono dalam (Kolianan, Liliweri, & Tamunu, 2016) menyatakan
bahwa ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas tersebut adalah:
1. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses;
2. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan;
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan;
8
4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya fasilitas pendukung
seperti komputer;
5. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang
tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-lain;
6. Atribut pendukung lainnya seperti ruang tunggu ber AC, kebersihan,dan lain-
lain.
2.1.3. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono dalam (Efendi & Lili, 2016), mengungkapkan bahwa
terdapat lima dimensi utama kualitas pelayanan (sesuai derajat kepentingan
relatifnya), yaitu:
1. Keandalan
Keandalan yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskan. Artinya para karyawan memberikan pelayanan
sesuai dengan harapan pelanggan.
2. Daya tanggap
Daya tanggap yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan
memberikan layanan dengan tanggap, yakni motivasi para karyawan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan dalam menggunakan jasa.
3. Jaminan
Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keraguan. Yaitu
mengenai pengetahuan baik dari karyawan dalam menangani pertanyaan atau
keluhan dari pelanggan.
9
4. Perhatian
Perhatian meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan
yaitu sikap karyawan yang menunjukkan perhatian yang tulus dalam melayani
pelanggan.
5. Bukti fisik
Tampilan fisik meliputi fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
2.2. Kepuasan Pelanggan
2.2.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller dalam (Efendi & Lili, 2016), mengungkapkan
bahwa “kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya”.
Menurut Yazid dalam (Sholeha, Djaja, & Widodo, 2018), menyatakan bahwa
“kepuasan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja. Apabila harapan tinggi
sementara kinerja biasa saja maka kepuasan tidak tercapai, sebaliknya bila kinerja
melebihi harapan maka kepuasan meningkat”.
Menurut Tjiptono & Chandra dalam (Kurniasari, 2019), menyatakan bahwa
“kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik,
memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai
“upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan hasil pengalaman terhadap suatu kinerja atau suatu produk.
10
Kepuasan juga dapat diartikan sebuah perasaan pelanggan setelah membandingkan
antara harapan dengan pengalaman.
2.2.2. Ciri-Ciri Pelanggan yang Puas
Perilaku pelanggan yang merasa puas tentu akan berbeda dengan perilaku
pelanggan yang tidak puas. Menurut Kotler dalam (Sembiring, 2014), menyatakan
bahwa ciri-ciri konsumen yang merasa puas sebagai berikut:
1. Loyal terhadap produk;
2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif;
3. Perusahaan menjadi pertimbangan utama.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi dan Harapan Pelanggan
Menurut Gaspersz dalam Nasution dalam (Jamaludin, 2017) menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan
yaitu:
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
pelanggan ketika konsumen sedang mencoba melakukan transaksi dengan
produsen;
2. Pengalaman masa lalu;
3. Pengalaman dari teman-teman;
4. Komunikasi melalui iklan dan penawaran juga mempengaruhi persepsi
pelanggan.
11
2.2.4. Metode Untuk Mengukur dan Memantau Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono dalam (Widagdo & Meirisa, 2018), mengemukakan bahwa
ada beberapa metode yang dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan
memantau kepuasan konsumen dan konsumen pesaing. Metode untuk mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan memberikan kesempatan
yang luas pada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya
dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain. Informasi dari para
pelanggan ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi perusahaan agar bereaksi
dengan tanggap dan cepat dalam menghadapi masalah yang timbul. Sehingga
perusahaan akan tahu apa yang dikeluhkan oleh para pelanggannya dan segera
memperbaikinya. Metode ini berfokus pada identifikasi masalah dan juga
pengumpulan saran-saran dari pelanggannya langsung.
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopers untuk berperan atau berpura-
pura sebagai pelanggan potensial. Sebagai pembeli potensial terhadap produk dari
perusahaan dan juga dari produk pesaing. Kemudian mereka akan melaporkan
temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan dari produk perusahaan dan
pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk- produk tersebut.
Selain itu para ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap setiap
keluhan yang ada, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun dari pesaingnya.
12
3. Lost Customer Analysis
Perusahaan akan menghubungi para pelanggannya atau setidaknya mencari tahu
pelanggannya yang telah berhenti membeli produk atau yang telah pindah pemasok,
agar dapat memahami penyebab mengapa pelanggan tersebut berpindah ke tempat
lain. Dengan adanya peningkatan customer lost rate, di mana peningkatan customer
lost rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan
metode survei, baik survei melalui pos, telepon, e-mail, website, maupun wawancara
langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara
langsung (feedback) dari pelanggan dan juga akan memberikan kesan positif
terhadap para pelanggannya.
2.2.5. Dimensi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance
produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas
apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan
terlampaui. Menurut Handy dalam (Rahman, 2017), mengemukakan bahwa ada lima
Driver utama kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Kualitas produk
Pelanggan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,
ternyata kualitas produknya baik.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan
yang penting mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.
13
3. Service Quality
Sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. Faktor
manusia ini memegang konstribusi sekitar 70%.
4. Emotional Factor
Beberapa produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti mobil,
kosmetik, pakaian dan relatif penting.
5. Biaya dan kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam
mendapatkan produk atau pelayanan.
2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
2.3.1. Kisi-kisi Operasional Variabel
Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering juga disebut stimulus, predictor variabel bebas/X adalah
variabel yang menjadi sebab perusahaan yang akan menjelaskan atau mempengaruhi
secara positif maupun negatif variabel tidak bebas di dalam pola hubungannya. Yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini berupa:
X = Kualitas Pelayanan
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat/Y adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah:
Y = Kepuasan Pelanggan
14
Kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk menentukan
dimensi dan indikator variabel kualitas pelayanan, bersumber dari (Efendi & Lili,
2016)
1. Kualitas Pelayanan
Tabel II.1
Tabel Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan (X)
Variabel Dimensi Variabel
Kualitas Pelayanan Indikator Butir Item
Kualitas
Pelayanan
Bukti Fisik (Tangible)
a. Fasilitas 1
b. Suasana 2
Daya Tanggap
(Responsiveness)
a. Ketanggapan
memberikan layanan 3
b. Respon Terhadap
Keluhan 4
Keandalan (Reliability)
a. Andal memberikan
layanan 5
b. Akurat memberikan
layanan 6
Jaminan (Assurance)
a. Keahlian/Kompetensi 7
b. Pengetahuan 8
Perhatian (Empathy)
a. Sikap tulus 9
b. Komunikasi yang baik 10
Sumber: Menurut Tjiptono dalam (Efendi & Lili, 2016)
15
2. Kepuasan Pelanggan
Tabel II.2
Tabel Dimensi dan Indikator Kepuasan Pelanggan (Y)
Variabel Dimensi Variabel
Kepuasan Pelanggan Indikator
Butir
Item
Kepuasan
Pelanggan
Kualitas Produk Keistimewaan 1, 2
Harga Harga yang terjangkau 3
Kesesuaian harga 4
Service Quality Kinerja pegawai 5
Teknologi 6
Emotional Factor Rasa bangga 7
Rasa kepercayaan 8
Biaya dan
Kemudahan
Kemudahan dalam hal informasi 9
Kemudahan biaya 10
Sumber: Menurut Handy dalam (Rahman, 2017)
2.3.2. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), mengemukakan bahwa
“Validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau instrumen benar-benar
mampu mengungkap faktor yang akan diukur atau konsisten internal tiap item alat
ukur dalam mengukur suatu faktor”.
Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
validitas kuesioner adalah korelasi antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor
total, sehingga sering disebut dengan intern-intern total correlation. Nilai korelasi
yang diperolah lalu dibandingkan dengan tabel nilai korelasi (r). Jika hitung > r tabel
pada taraf kepercayaan tertentu, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria
16
validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24.
Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dikatakan valid atau tidaknya, yaitu:
a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Uji
reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap
konsistensi atau tidak jika pengukuran diulang.
Menurut Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), menyatakan bahwa
“Reliabilitas instrument diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan
tujuan pengukuran”. Instrument yang relialbel berarti instrument tersebut bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cranbach’s berdasarkan skala Alpha Cranbach’s 0
sampai 1. Berikut ini adalah Tabel Skala Alpha Cranbach’s
Tabel II.3
Skala Alpha Cranbach’s
Nilai Alpha Cranbach’s Keterangan
0,00 - 0,20 Kurang reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Triton dalam Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016)
17
2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan
Konsep dasar operasional dari perhitungan dalam tugas akhir ini terdapat kisi-
kisi operasional kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Konsep dasar
perhitungannya terdapat populasi, skala likert, koefisien korelasi, koefisien
determinasi dan persamaan regresi.
1. Populasi dan Sampel
Menurut (Jakni, 2016:76) menyatakan bahwa “Populasi adalah sekelompok
manusia, binatang, atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan penelitian
sebagai subjek penelitian dan sumber data yang diperlukan untuk memberikan suatu
jawaban dan kesimpulan akhir dari suatu penelitian”.
Menurut (Sugiyono, 2017:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Cara pengambilan sampel (teknik
sampling) dengan Non Probability Sampling (pengambilan sampling) berdasarkan
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Dalam Non Probability Sampling peneliti
menggunakan sampel Insidental yaitu dengan penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
2. Skala Likert
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), menyatakan bahwa “Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
18
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradiasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata
yaitu:
Tabel II.4
Skala Likert
Alternatif Jawaban Kode Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu-ragu R 3
Tidak setuju TS 2
Sangat tidak setuju STS 1
Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016)
3. Uji Koefisien Korelasi
Menurut Trijono dalam (Yuliantari, 2018), mendefinisikan bahwa korelasi
adalah “derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari data hasil
pengamatan”. Korelasi merupakan pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang
dinyatakan dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antar variabel-variabel.
Mengukur derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien korelasi
“r”. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu variabel diikuti
oleh perubahan variabel lain, baik searah maupun tidak. Berikut ini adalah rumus
yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi menurut Sugiyono dalam (Harumi,
2018) yaitu:
∑
√(∑ ) (∑ )
rxy = Koefisien korelasi
x = Jumlah variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan
y = Jumlah variabel terikat, yaitu kepuasan pelanggan
19
Menurut Setiawan dalam (Yuliantari, 2018), pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel II.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai Reliabilitas Interpretasi
0,01 – 0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Kuat
0,81 – 0,99 Sangat Kuat
Sumber: Setiawan dalam (Yuliantari, 2018)
4. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Siregar dalam (Yuliantari, 2018), mengemukakan bahwa “Koefisien
determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui
kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas)
terhadap variabel Y (terikat)”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu.
Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan
menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat KD, yang diperoleh
dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya, yaitu:
Keterangan:
KD = Nilai Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi product moment
100% = Pengali yang menyatakan dalam presentase
20
5. Persamaan Regresi
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), mengemukakan bahwa
“Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Secara umum persamaan regresi
sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan persamaan
regresi tersebut, maka nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu dengan rumus
sebagai berikut:
(∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ )
(∑ ) (∑ )
(∑ ) (∑ ) (∑ )
(∑ ) (∑ )
Keterangan:
Y : Variabel terikat yang diproyeksikan, yaitu kualitas pelayanan
a : Nilai harga konstan Y jika X = 0
b : Koefisien regresi atau nilai arah sebagai penentu prediksi yang
menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel terikat
X : Variabel bebas, yaitu Kepuasan pelanggan