Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut (Wongkar, Sinsuw, & Najoan, 2015) mengemukakan bahwa
“Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous
atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel
(wireless). Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan
kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat
komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau kerusakan sistem.“
Dalam definisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan
yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki
topologi Jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan
autonomous yang lain. (Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous
yang sangat besar.) Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa
saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer,
media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flashdisk, dll).
Menurut (Haryanto & Riadi, 2014) mengemukakan bahwa “Sebuah jaringan
biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan
diantara satu dengan yang lainnya, dan saling berbagi sumber daya misalnya
CDROM, Printer, Pertukaran File, atau memungkinkan untuk saling
berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut
dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang
radio, satelit atau infrared.”
5
Berdasarkan jangkauan area atau lokasi jaringan, jaringan komputer
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, yaitu :
Tabel II.1
Jaringan Komputer Berdasarkan Area
Jarak/cakupan (meter) Contoh Area Tipe
10 s.d. 100 Ruangan LAN
100 s.d 1000 Gedung LAN
1000 s.d 10.000 Kampus LAN
10.000 s.d 100.000 Kota MAN
100.000 s.d 1.000.000 Negara WAN
1.000.000 s.d 10.000.000 Benua WAN
> 10.000.000 Planet Internet
Sumber : Buku Manajemen Komputer Teori dan Praktik
1. Local Area Network (LAN)
Menurut (Primartha, 2019) Local Area Network adalah jaringan yang di buat
pada area terbatas (tertutup). Misalkan dalam suatu ruangan, pada sebuah gedung,
sebuah warnet. Kadangkala jaringan lokal disebut juga jaringan privat. LAN biasa
digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan resource bersama, seperti
penggunaan printer secara bersama, penggunaan media penyimpanan secara
bersama, dan sebagainya. Sebuah LAN dapat terhubung dengan jaringan lain, misal
dengan LAN lain atau terhubung dengan internet (misalkan warnet). Koneksi dengan
LAN lain dapat dilakukan via perangkat perantara, seperti router, modem, switch,
dan sebagainnya.
6
Sebagian besar LAN bertumpu pada teknologi Ethernet. Namun ada juga
LAN menggunakan teknologi IBM token ring. ARCnet, atau yang lain. Tampaknya
Ethernet saat ini merupakan pilihan utama untuk setiap LAN. Selain harganya lebih
murah, Ethernet ternyata mampu digabungkan dengan perangkat fiber optic, USB,
dan sebagiannya. Selain itu teknologi Ethernet semakin lama canggih. Bandwidth
maksimal yang dapat diangkut oleh Ethernet sudah menembus angka 1 Gigabit per
second. Suatu angka yang sulit ditembus oleh perangkat lain.
Sumber : https://www.komputertips.com/wp-content/uploads/2018/10/pengertian-
LAN.jpg
Gambar II.1
Jaringan LAN
2. Metropolitan Local Area (MAN)
Metropolitan Local Area merupakan jaringan kecepatan tinggi yang
ukurannya lebih besar dibandingkan LAN namun lebih kecil dibandingkan WAN
misalkan sebesar kota atau metro area. Sebagian besar teknologi MAN bertumpu
pada fiber optic yang merupakan backbone. Namun ada juga MAN yang menfaatkan
teknologi wireless (Wireless MAN). Dalam praktiknya untuk bisa membuat sebuah
jaringan MAN dibutuhkan operator telekomunikasi. Misalnya saja jaringan
Depniknas antar wilayah. Jaringan ini mencakup suatu kota. Jaringan MAN dapat
juga di pandang sebagai gabungan dari beberapa jaringan LAN.
7
Sumber : https://www.komputertips.com/wp-content/uploads/2018/10/pengertian-
MAN.jpg
Gambar II.2
Jaringan MAN
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network cakupannya lebih luas dari pada MAN. Cakupannya
WAN meliputi satu pulau, satu negara, bahkan satu benua. WAN menggunakan
sarana public seperti jalur telfon, kabel bawah laut ataupun satelit. Umumnya WAN
hanya dapat di bangun dengan bantuan operator telekomnikasi seperti : Telkom,
CSM, lintas artha. Pada sebagian besar WAN, komponen yang di pakai dalam
berkomunikasi biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen
switching. Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit – bit dari suatu
komputer ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching adalah sebuah
komputer khusus yang digunakan untuk menhubungkan dua buah jalur transmisi atau
lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, elemen switching harus
memilih kabel pengiriman untuk meneruskan paket – paket data tersebut.
Dilihat dari fungsinya, sebenarnya WAN tidak jauh berbeda dengan LAN
atau MAN. WAN juga berfungsi sama seperti LAN, yaitu mengkoneksi antar
komputer, printer, dan juga device lainnya dalan satu jaringan WAN. Dibutuhkan
sebuah device untuk menghubungkan antara LAN dengan WAN. Device tersebut
8
disebut router. Contoh WAN antara lain Jaringan ATM antar bank pada sebuah
negara, jaringan antar kampus yang melibatlan beberapa propinsi atau pulai, dan
yang lain – lain.
Sumber : https://www.komputertips.com/wp-content/uploads/2018/10/pengertian-
WAN.jpg
Gambar II.3
Jaringan WAN
4. Internet
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, meliputi proyek ARPA yang disebut
ARPANET (Advanced Research Project Agency Netwrok). Pada tahun 1983
ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan
“ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, unversitas –
universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA
Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. Jadi 1983 bisa dianggap
sebagai tahun kelahiran Internet.
Intenet dapat di artikan sebagai interconnecting – networking, yaitu
interkoneksi jaringan – jaringan komputer yang ada di dunia yang saling terubung
menggunakan protokol standart TCP/IP.
9
Sumber : https://www.utopicomputers.com/wp-content/uploads/2017/08/Gambar-
Internet.jpg
Gambar II.4
Jaringan Internet
5. Jaringan Client Server
Client Server adalah model jaringan komputer dimana salah satu komputer
berfungsi sebagai sentral. Server dapat membagi resoursenya kepada komputer lain.
Sedangkan komputer yang menggunakan resource disebut client. Model client server
banyak digunakan untuk internet. Namun LAN atau jaringan lain pun bisa
mengimplentasikan client server. Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan masing –
masing
Sumber : https://www.nesabamedia.com/wp-content/uploads/2017/09/jaringan-
client-server.jpg
Gambar II.5
Jaringan Client Server
10
6. Jaringan Peer to Peer
Peer to Peer merupakan model jaringan komputer dimana setiap komputer
bisa memberi dan menerima resource ( printer, disk, drive, dan sebagainya). Tidak
ada komputer yang menjadi sentral bagi komputer lain. Setiap komputer dapat
menerima atau memberi akses dari atau kepada komputer lain.
Sumber : https://www.nesabamedia.com/wp-content/uploads/2017/08/pengertian-
jaringan-peer-to-peer-in.jpg
Gambar II.6
Jaringan Peer to Peer
2.2. Topologi Jaringan
Menurut (Irwan, 2013) mengemukakan bahwa Topologi jaringan adalah
“cara bagaimana menghubungkan komputer dengan komputer lainnya dalam sebuah
jaringan”. Topologi jaringan adalah suatu atau cara untuk menghubungkan komputer
yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan.
Topologi jaringan juga dapat definisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola
hubungan antara komponen jaringan, yang meliputi Server, Workstation, Hub, dan
pengkabelannya. Berikut adalah jenis – jenis dari topologi :
2.2.1. Topologi Bus
Menurut (Irwan, 2013) mengemukakan bahwa Topologi Bus atau topologi
backbone adalah “menghubungkan beberapa komputer secara berantai (wokstation
11
dan server) pada sebuah kabel coaxial”. Pada topologi Bus semua komputer
dihubungkan secara langsung pada media transmisi dengan konfigurasi yang disebut
Bus. Setiap server dan wokstation yang dihubungkan pada bus menggunakan
konektor T (T-Conenctor). Pada kedua ujung kabel harus diberi Terminator berupa
Resistor yang memiliki resistansi khusus sebesar 50 Ohm yang berwujud sebuah
konektor, bila resistansi dibawah maupun diatas 50 Ohm, maka server tidak akan
bisa bekerja maksismal dengan melayani jaringan, sehingga akses user atau client
menjadi menurun. Sekarang ini topologi bus sering digunakan backbone (jalur
utama), dengan menggunakan kabel fiber optic sebagai media transmisi. Berikut
keunggulan dan kelemahannya :
Keunggulan Topologi Bus :
a. Penggunaan kabel sedikit, sehingga terlihat sederhana dan hemat biaya.
b. Pengembangan menjadi mudah.
Kelemahan Topologi Bus :
a. Jaringan akan terganggu bila salah satu komputer rusak.
b. Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
c. Membutuhkan Repeater untuk jarak jaringan yang terlalu jauh (jika
menggunakan kabel coaxial).
d. Bila terjadi gangguan yang terlalu serius, maka proses pengiriman data
menjadi lembat karna lalu lintas jaringan penuh dan padat akibat tidak ada
pengontrol user.
e. Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga bila terjadi gangguan maka sulit
sekali mencari kesalahan tersebut.
12
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/topologibus.jpg
Gambar II.7
Topologi Bus
2.2.2. Topologi Star
Menurut (Irwan, 2013) mengemukakan bahwa Topologi star atau topologi
bintang adalah “sistem jaringan dengan komunikasi terpusat, yaitu beberapa
komputer terhubung dengan sebuah terminal yang menjadi pusat jaringan”. Pada
topologi jaringan star, setiap workstation dihubungkan dengan menggunakan alat
penghubung terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing – masing
workstation tidak saling berhubungan. Jadi setiap workstation yang terhubung ke
konsetrator tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum konsentrator
dihubungkan. Bila konsentrator dimatikan, maka sebuah koneksi jaringan akan
terputus. Bila dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus, sistem i ni
mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya saja pada sistem
ini membutuhkan konsentrator. Pada topologi ini beban yang dipikul oleh
konsentator cukup berat, dengan demikian tingkat kerusakan atau gangguan dari
sentral ini lebih besar. Hubungan antar workstation akan di lakukan memlalui
peralatan yang disebut konsentrator, sehingga setiap workstation dihubungkan
dengan kabel jaringan ke konsentrator . Jadi, tidak ada hubungan kabel antar
workstation. Pada topologi star, penambahan workstation tidak akan menggangu
13
sistem yang sedang bekerja, tinggal menambah kabel dari workstationke konsentator.
Begitu pula jika salah satu workstation kabelnya terputus atau terjadi kerusakan,
maka tidak akan mengganggu workstation lain yang bekerja. Yang bertindak sebagai
konsentrator adalah Hub dan Switch.
Keunggulan Topologi Star :
a. Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi jaringan
yang sudah ada sebelumnya.
b. Bila salah satu kabel koneksi user putus, ya komputer user yang bersangkutan
saja tidak berfungsi dan tidak mempengaruhi user yang lain (keseluruhan
hubungan jaringan masih tetep bekerja).
Kelemahan Topologi Star :
a. Boros dalam hal pemakaian kabel, jika dihubungkan dengan jaringan yang
lebih besar dan luas.
b. Bila pengiriman data secara bersamaan waktunya dapat terjadi Collision.
Sumber : https://www.pro.co.id/wp-content/uploads/2018/09/Topologi-Star
620x400.jpg
Gambar II.8
Topologi Star
14
2.2.3. Topologi Ring
Menurut (Irwan, 2013) mnemukakan bahwa Topologi Ring atau cincin
merupakan “jalur komunikasi satu arah, karena semua komputer dan node lainnya
saling berhubungan seperti membentuk lingkaran”. Untuk membentuk jaringan
cincin setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini
akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar
dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan
demikian topologi ini memiliki kemampuan melalukan switching ke berbagai arah
workstation. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain adalah tingkat
kerumitan jaringan rendah (sederhana). Topologi ini sering digunakan untuk jaringan
yang luas pada satu kota dengan menggunakan media transmisi kabel fiber optic,
misalnya untuk menghubungkan beberapa ISP pusat dan cabang dalam suatu kota.
Sumber : https://ilmuonline.net/wp-content/uploads/2018/12/topologi-ring.jpg
Gambar II. 9
Topologi Ring
2.2.4. Topologi Mesh
Menurut (Irwan, 2013) mengemukakan bahwa Topologi mesh adalah
“topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi”. Topologi mesh merupakan
topologi yang dibangun dengan semua node. Topologi jaringan ini menerapkan
15
hubungan antar sentral secara penuh atau Fully-Connected Mesh, yaitu sebuah
jaringan dimana setiap node terhubung langsung ke semua node yang lain. Jumlah
saluran atau link yang harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah
jumlah node (Station) dikurang 1 (n-1, n = Jumlah Node). Misal, jika semua node
dalam jaringan terapat 5 node, maka setiap node harus me-link (menyambung) ke 4
node. Topologi mesh biasanya digunakan pada ISP (Internet Servis Provider) untuk
memastikan bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem komputer maka tidak akan
mengganggu hubungan jaringan dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
Sumber : https://www.baktikominfo.id/assets/uploads/topologi_mesh.jpg
Gambar II. 10
Topologi Mesh
2.2.5. Topolog Tree
Menurut (Irwan, 2013) menyimpulkan bahwa “Topologi tree atau topologi
pohon biasanya dikatakan sebagai kombinasi karakteristik antara topologi star dan
topologi bus”. Topologi ini biasanya digunakan untuk berinteraksi antara sentral
dengan susunan yang berbeda. Pada topologi tree setiap tingkai atau node akan
dihubungkan pada pusatatau konsentrator (Hub dan Switch) yang berbeda pada awal
traffic rangkaian. Pada dasarnya topologi tree merupakan gabungan dari beberapa
16
topologi star, sehingga keunggulan dan kelemahan dalam topologi ini hampir sama
dengan topologi star.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/13925611/85/images/6/TOPOLOGI+TREE.jpg
Gambar II.11
Topologi Tree
2.3. Perangkat Keras Jaringan
Menurut (Madcoms, 2013) mengemukakan bahwa “salah satu faktor penting
dalam pembuatan jaringan komputer adalah adanya perangkat atau hardware yang
mendukung untuk membuat jaringan komputer”.
2.3.1. NIC ( Network Interface Card )
Menurut (Enterprise, 2014) mngemukakan bahwa NIC adalah card yang
dipasang di komputer agar dapat berkomuniksi dengan komputer lainnya memalui
LAN (Local Area Network). Setiap Ethernet card memiliki MAC Address (Medium
Address Control) yang bersifat unik, ini berarti tidak ada dua Ethernet card yang
memiliki MAC Address yang sama. Namun demikian, untuk beberapa komputer
dengan motherboard onboard yang telah built in, maka tidak perlu memasang
Ethernet card lagi.
17
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/41h6m1jrN-
L._SX355_.jpg
Gambar II.12
NIC (Network Interface Card)
2.3.2. Hub
Menurut (Enterprise, 2014) mengemukakan bahwa Hub adalah perangkat
yang menjadi pusat komunikasi. Hub menjadi sarana jaringan yang penting jika
jaringan tersebut akan dibuat pada 10 atau 20 komputer. Sebab, jika hanya
mengandalkan kabel UTP dengan metode cross cable maka dapat dipastikan bahwa
jaringan tidak akan berhasil dibuat. Hub sendiri adalah istilah umum yang sering
digunakan untuk menerangkan sebuah central connection untuk komputer pada
network yang berfungsi untuk menerima sinyal dari setiap komputer dan
mentransfernya ke komputer lain. Bedasarkkan penggunaannya, hub dapat terbagi
menjadi dua yaitu hub aktif dan hub pasif.
a. Hub Aktif, hub yang berfungsi sebagai repeater, jadi hub ini akan
meregenerasi, kemudian mengirimkan transmisi yang telah diperkuat.
b. Hub Pasif, berfungsi sebagai pemisah dan pembagi sinyal yang masuk untuk
ditransmisikan ke network.
Beberapa kamampuan lain yang dimiliki oleh hub, antara lain :
a. Menfasilitasikan penambahan, penghilangan, dan pemindahan pada network
dengan mudah.
18
b. Memberikan manajemen service data informasi dan diagnostik yang terpusat.
c. Fleksibilitas dan kemudahan untuk menggunakan interface yang berbeda.
Sumber : https://www.pro.co.id/wp-content/uploads/2018/09/HUB.jpg
Gambar II.13
Hub
2.3.3 Switch
Menurut (Enterprise, 2014) mengemukakan bahwa Switch atau biasa disebut
dengan “smart hub” merupakan alat yang digunakan sebagai repeater atau penguat
untuk menghubungkan kabel kabel UTP dari satu komputer ke komputer yang lain.
Pada bagian dalam switch ini biasanya terdapat routing yang dapat digunakan untuk
melakukan koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam LAN.
Penggunaan Switch sendiri dapat mengurangi terjadinya traffic network yang
biasanya terjadi jika kita mentransmisikan packet ke semua port. Nah, mengapa
traffic port ini bisa tidak terjadi jika anda menggunakan switch? Hal ini disebabkan
switch memiliki kemampuan untuk meneruskan packet secara langsung ke port yang
dituju. Switch juga mempunyai kemampuan untuk memlihara daftar MAC Address
yang dihubungkan ke port – port nya. Karena sistem operasinya menggunakan MAC
Address bukan IP Address, maka switch secara umum lebih cepat dibanding ketika
menggunakan router.
19
Sumber : https://www.atel-electronics.eu/pic_cache/10/05951.jpg?1507152227
Gambar II.14
Switch
2.3.4. Pengkabelan
Menurut (Micro, 2012) mengemukakan bahwa Media kabel yang digunakan
dalam jaringan komputer bermacam-macam :
a. Kebel Coaxial
b. Kabel Twisted Pair
c. Kabel Fiber Optik
Untuk pembahasan berikut, kita hanya membahas kabel jenis Twisted Pair (yang
secara umum dipakai adalah jenis UTP).
Kabel Twisted Pair adalah kabel jaringan yang terdiri dari beberapa kabel
yang dililit perpasangan. Tujuannya dililit perpasangan ada untuk mengurangi
induksi elektromagnetik dari luar maupun dari efek kabel yang berdekatan.
20
Tabel II.2
Kategori kabel Twisted Pair
Sumber : http://ardyonline.yolasite.com/resources/pengkabelan1.gif
a. UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP adalah kabel Twisted Pair tanpa ada foil pelindung luar. Kabel ini
umumnya digunakan untuk instalasi indoor dan lalu lintas data yang tidak
sensitif.
Sumber : https://4.imimg.com/data4/GR/SC/MY-462071/utp-cable-500x500.png
Gambar II.15
Kabel UTP
21
b. Kabel FTP (Foiled Twisted Pair) atau S/UTP
Kabel FTP atau yang dikenal sebagai S/UTP menggunakan alumunium foil
untuk melindungi lapisan terluar (dibawah karet luar), untuk mengurangi
interferensi elektromagnetik dari luar.
Sumber : http://indonesian.angtelecom.com/photo/pl18380835-
ftp_ssftp_550mhz_ethernet_network_cable_cat6_1000ft_550mhz_sstp_cmr_cmp.jpg
Gambar II.16
Kabel FTP
c. Kabel STP (Shielded Twister Pair)
Kabel STP menggunakan lapisan aluminium foil untuk melindungi setiap
pasangan kabel didalamnya. Varian lain seperti S/STP juga menambahkan
lapisan foil dibawah karet terluar (seperti FTP) untuk perlindungan ekstra
terhadap interferensi elektromagnetik.
Sumber : http://gurupintar.com/attachments/kabel-stp-jpg.38/
Gambar II.17
Kabel STP
22
d. Kabel Fiber Optic
Fiber Optic atau serat optic terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus
dan lebih kecil dari sehelai rambut. FO dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber
cahaya yang di gunakan biasanya adalah laser atau LED. Kecepatan transmisi
FO sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.
Sumber : http://cdn01.androidauthority.net/wp-content/uploads/2013/01/Fiber-Optic-
cable-e1358343011863.jpg
Gambar II.18
Kabel Fiber Optic
e. Kabel Coaxial
Kabel Coaxial terdiri dari core yang dibuat dari tembaga yang berfungsi
untuk mengirimkan data, dibungkus oleh telfon yang merupakan isolator
dalam berfungsi untuk melindungi kabel data (core), aluminuium dan
grounding dari pengaruh interfernsi luar dan di bungkus oleh isolator yang
luar berupa kulit tebal.
23
Sumber : https://ngertiaja.com/wp-content/uploads/2019/04/kabel-coaxial-
770x430.jpg
Gambar II.19
Kabel Coaxial
2.4. Perangkat Lunak Jaringan
Menurut Wahana dalam (Asteroid & Hendrian, 2016) mengemukakan bahwa
“Sistem operasi merupakan perangkat lunak yang bertugas mengontrol dan mengatur
manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem”. Berikut adalah
sistem operasi yang sering digunakan untuk server dan client yaitu:
2.4.1. Windows Server
Windows server Merupakan OS yang digunakan untuk komputer server. Pada
jaringan Client Server, dibutuhkan sebuah PC yang digunakan sebagai server. Salah
satu sistem operasi yang banyak digunakan adalah Windows.
2.4.2. MikroTiK Router OS
Router OS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang mampu membuat
PC berbasis Intel atau AMD mampu melakukan fungsi Router, Bridge, Firewall,
Bandwidth management, Proxy, Hotspot dan masih banyak fungsi lainnya. MikroTik
RouterOS™, merupakan sistem operasi yang didesain untuk memberikan
kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows
Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada PC (Personal
24
Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource
yang cukup besar untuk penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway.
Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit)
disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.
Fasilitas pada mikrotik antara lain sebagai berikut :
a. Protokol routing RIP, OSPF, BGP.
b. Statefull firewall.
c. HotSpot for Plug-and-Play access.
d. Remote winbox GUI admin.
Sumber : https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/41m5
z19P9L._SY355_.jpg
Gambar II.20
MikroTiK Router OS
2.5. TCP/IP dan Subnetting
Menurut (Primartha, 2019) mengemukakan bahwa Protokol TCP/IP untuk
mewakilkan pembahasan konsep (dan praktik) manajemen jaringan. Bukan berarti
protokol yang lain tidak ada kaitannya dengan manajemen jaringan, namun hal ini
semata – mata disebabkan popularitas TCP/IP.
25
Kita memaklumi bahwa TCP/IP tidak muncul begitu saja. Ada sejarah
panjang yang menyertainya. Mulai dari terbentuknya ARPANET hingga
terbentuknya protokol ini sebagai protokol standart internet.
TCP/IP sebernernya adalah dua buah protokol yang pada model TCP/IP. Lalu
apakah model TCP/IP itu? Model TCP/IP merupakan model komunikasi data yang
dikembangkan oleh US Depatement of Defense atau DoD (sekarang bernama
DARPA), yang mereprentasikan komunikasi data antar peralatan jaringan dan antar
jaringan.
2.5.1. IP (Internet Protocol)
Menurut (Nugroho, 2016) mengemukakan bahwa Internet Protocol adalah
“Protokol yang paling banyak digunakan sebagai sarana untuk melakukan
mekanisme pengalamatan dalam sebuah jaringan”. Pada dasarnya IP merupakan
identitas untuk jalur, bukan menunjuk pada sebuah komputer dan router. Karena
apabila perangkat komputer atau router dipindah, tidak menggunakan jalur yang
sama, kemungkinan besar a;amat IP sudah berubah lagi.
a. IP versi 4 (IPv4)
Mekanisme pengalamatan dengan menggunakan IP versi 4 cukup sederhana
karena jumlah bit yang digunakan dalam pola pengalamatan IP versi 4
sebanyak 32 bit. Berbeda halnya jika digunakan IP versi 6 yang
menggunakan jumlah bit sebanyak 128 bit. Namun dengan jumlah bit yang
banyak mempunyai kelebihan dari sisi jumlah alamat IP yang bisa digunakan.
Internet dengan jumlah yang banyak memerlukan porsi alamat IP yang
banyak pula. Penggunaan IP versi 4 sudah tidak memungkinkan lagi dalam
menampung jumlah pengguna internet. Karena masing – masing pengguna
26
internet perlu alamat yang unik agar antar pengguna dengan perangkat yang
di gunakan dapat saling berkomunikasi.
b. IP versi 6 (IPv6)
Mekanisme pengalamatan dengan menggunakan IP versi 6 (IPv6) berbeda
dengan IP versi 4 (IPv4). Jika dilihat dari jumlah bit yang terdapat pada IPv6
sebanyak 128 bit, sangat jauh berbeda dengan jumlah bit yang digunakan
oleh IPv4 yaitu sebanyak 32 bit. Kebutuhan akan penggunaan alamat IP
khususnya alamat IP public menjadikan munculnya versi terbaru dari
protokol IP yaitu IP versi 6 (IPv6). Jika digunakan alamat IPv4, jumlah
maksimum alamat IP yang bisa disediakan sebanyak 2/32 = 4.294.967.296
alamat IP. Belum dikurangi oleh alamat IPv4 kelas D (multicast) dan E
(cadangan).
2.5.2. Kelas Kelas IP Address
Secara umum, IP address dapat dibagi menjadi 5 kelas. Kelas A, B, C, D, dan
E. Namun dalam praktiknya hanya kelaa A, B, C yang di pakai untuk keperluan
umum. Ketiga IP address ini disebut unicast IP address. IP address kelas D, dan E
digunakan untuk keperluan khusus. IP address kelas D disebut juga multicast IP.
Sedangkan IP address kelas E digunakan untuk kepagaierluan riset.
IP address (kelas A, B, dan C) dapat dipisakan menjadi 2 bagian, yakni
bagian network (bit – bit network/ network bits) dan bagian host (bit – bit host/host
bits). Network bit berperan sebagai pembeda antar netwrok atau indentifikasi (ID)
network. Sedangkan host bit berperan sebagai identifikasi (ID) host. Semua host
yang terhubung pada network yang sama, pasti akan memiliki network bit yang sama
juga.
27
a. IP Address kelas A
Bit pertama bernilai 0. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan
bit – bit network (network bit) dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi
angka 1 dan 0). Sisanya, yaitu 24 bit terakhir merupakan bit bit untuk host.
IP address kelas A dapat dituliskan sebagai :
Nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
menyatakan network, sedangkan H menyatakan host. Jangkauan IP address
kelas A dimulai dari 1.xxx.xxx.xxx hingga 126.xxx.xxx.xxx.
b. IP Address kelas B
Dua bit pertama bernilai 10. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit
pertama) merupakan bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi
angka 1 dan 0). Sisanya, yaitu 16 bit terakhir merupakan bit – bit host.
IP address kelas B dapat dituliskan sebagai :
nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Jangkuan IP address kelas B dimulai dari 128.0.xxx.xxx hingga
191..255.xxx.xxx.
c. IP Address kelas C
Tiga bit pertama bernilai 110. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit
pertama) merupakan bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi
angka 1 dan 0). Sisanya, yaitu 8 bit terakhir marupakan bit – bit host.
28
IP address kelas C dapat dituliskan sebagai :
nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Jangkauan IP address kelas C dimulai dari 192.0.0.xxx hingga
253.255.255.xxx.
d. IP Address kelas D
Empat bit pertama bernilai 1110. IP address kelas D merupakan multicast
address. Salah satu aplikasi yang menfaatkan multicast address adalah real
time video conferencing. Pada IP address kelas D tidak dikena bit – bit
network host. Pada jenis traffic multicast, sebuah paket yang dikirim ke
alamat multicast akan diterima oleh semua host pada group yang sama.
Indentifikasi bagi setiap host pada group tersebut cukup ditandai yang sama.
Jangkauan IP addres kelas D dimulai dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
IP address 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255 dicadangkan untuk digunakan oleh
protokol network pada sebuah segmen network lokal.
Sedangkan IP address 239.0.0.0 hingga 239.255.255.255 disebut
Administratively Scoped Address yang dapat dianalogikan dengan private
address 10.0.0.0/8 (Kelas A).
e. IP Address kelas E
Empat bit pertama adalah 1111. IP address kelas E dicadangkan untuk
kegiatan riset atau eksperimental. Pada IP aadress kelas E juga tidak dikenal
bit – bit network dan host.
29
Tabel II.3
Kelas Kelas IP Address
Sumber : http://mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/IPAddress/Kelas.png
2.5.3. Subnetting
Menurut (Nugroho, 2016) mengemukakan bahwa Subnetting artinya proses
membagi wilayah jaringan besar menjadi beberapa wilayah jaringan kecil. Seperti
pada kata “sub – net “ artinya adalah bagian kecil (sub) dari network (alamat
network). Dalam membagi wilayah jaringan menjadi bebrapa wilayah jaringan kecil,
cara yang di lakukan adalah dengan mengubah parameter pada nilai subnet mask
yang digunakan. Jadi kata kunci dalam proses subnetting adalah pada penggunaan
nilai mask.
Tujaan dari adanya proses subnetting adalah memperbanyak jumlah wilayah
jaringan (network). Konsep subnetting banyak digunakan oleh para penyedia jasa
internet (ISP). Bisnis utama yang dikerjakan oleh ISP (Internet Service Provider)
selain menyediakan saluran agar pelanggan bisa terkoneksi ke jaringan internet, tentu
saja alamat IP public yang digunakan untuk berkomunikasi bagi perangkat jaringan
yang di gunakan oleh pelanggan.
30
2.6. Sistem Keamanan Jaringan
Menurut (Bayu, Yamin, 2017) mengemukakan bahwa Sebuah sistem yang
aman (secure system) diasumsikan sebagai sebuah sistem dimana seorang intruder
harus mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan biaya besar yang tak
dikehendakinya dalam rangka penyerangan tersebut, atau resiko yang harus
dikeluarkan sangat tidak sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh. Dalam
hal keamanan jaringan, sebuah
jaringan dikatakan aman apabila memenuhi 6 prinsip, yaitu :
1. Kerahasiaan (Secrecy)
Secrecy berhubungan dengan hak akses untuk membaca data atau informasi
dari suatu sistem komputer. Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan
aman jika suatu data atau informasi hanya dapat dibaca oleh pihak yang telah diberi
hak atau wewenang secara legal.
2. Integritas (Integrity)
Integrity berhubungan dengan hak akses untuk mengubah data atau informasi
dari suatu sistem komputer. Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan
aman jika suatu data atau informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang telah diberi
hak.
3. Ketersediaan (Availability)
Availability berhubungan dengan ketersediaan data atau informasi pada saat
yang dibutuhkan. Dalam hal ini suatu sistem komputer dapat dikatakan aman jika
suatu data atau informasi yang terdapat pada sistem komputer dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh pihak yang berhak.
31
4. Authentication
Aspek ini berhubungan dengan metode untuk menyatakan bahwa informasi
betul- betul asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-
betul orang yang dimaksud, atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server
yang asli.
5. Access Control
Access Control merupakan fitur-fitur keamanan yang mengontrol bagaimana
user dan sistem berkomunikasi dan berinteraksi dengan sistem dan sumberdaya yang
lainnya. Akses kontrol melindungi sistem dan sumberdaya dari akses yang tidak
berhak dan umumnya menentukan tingkat otorisasi setelah prosedur otentikasi
berhasil dilengkapi
6. Non-Repudiation
ini menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah
transaksi. Penggunaan digital signature, certificates, dan teknologi kriptografi secara
umum dapat menjaga aspek ini.Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh hukum
sehingga status dari digital signature itu jelas legal.
2.6.1. Firewall
Firewall bukan sekedar router, bukan sekedar host ataupun sekumpulan
sistem yang memberikan keamanan ke jaringan. Sebuah Firewall adalah pendekatan
keamanan yang membantu mengimplementasikan kebijakan keamanan lebih besar,
yang mendefisinikan servis dan akses yang diizinkan. Firewall
mengimplementasikan kebijakan ini dalam bentuk konfigurasi jaringan , beberapa
host dan router, dan berbagai tindakan seperti mekanisme autentikasi yang kompleks
yang menggantikan password yang statik. Jadi, tugas utama sebuah sistem Firewall
32
adalah mengontrol akses ke atau dari sebuah jarigan (atau site) yang dilindungi.
Firewall mengimplementasikan kebijakan akses dengan cara memaksa hubungan
melalui Firewall sehingga dapat dipelajari dan dievaluasi.
Sebuah sistem Firewall dapat berupa router, personal komputer, host atau
sekumpulan host, yang disetup terutama untuk melindungi site atay subnet dari
protokol dan servis yang serangan dari mesin diluar subnet. Sebuah Firewall
biasanya diletakkan sebagai gateway tingkat yang tinggi, seperti pada sambungan ke
internet. Firewall dapat pula diletakkan pada gateway tingkat yang lebih rendah
untuk melindungi sekumpulan kecil host atau subnet.
2.7. Management Bandwidth
Menurut (Pamungkas, 2016) mengatakan bahwa “Manajemen Bandwidth
merupakan teknik pengelolaan jaringan sebagai usaha untuk memberikan
performa jaringan yang adil dan memuaskan. Manajemen bandwith juga
digunakan untuk memastikan bandwidth yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan trafik data dan informasi serta mencegah persaingan antara
aplikasi. Manajemen bandwidth menjadi hal mutlak bagi jaringan multi
layanan, semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh
suatu jaringan akan berpengaruh pada penggunaan link dalam jaringan
tersebut. Link-link yang ada harus mampu menangani kebutuhan user”.
2.7.1. Simple Queue
Menurut (Sukri & Jumiati, 2017) menyatakan bahwa “Simple Queue
merupakan menu pada RouterOS untuk melakukan manajemen bandwidth
untuk skenario jaringan yang sederhana. Untuk menggunakan Simple Queue,
pekerjaan packet classification dan marking packet tidak wajib dilakukan.
Meskipun demikian, Simple Queue sebenarnya juga bisa melakukan
manajemen bandwidth terhadap packet-packet yang sudah di marking.”
Meurut Akbar, RA da Indrajit dalam (Supendar, 2017) menyatakan bahwa
“Simple Queue adalah salah satu metode dalam manajemen bandwidth yang
mudah dalam melakukan konfigurasinya, dimana pembagian bandwidth-nya
disetting secara tetap sehingga berapapun jumlah user yang online maka
bandwidthnya tetap dan cenderung berkurang. Simple Queue Merupakan cara
termudah untuk melakukan manajemen bandwidth yang diterapkan pada
jaringan skala kecil sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwidth
upload dan download tiap user.”