12
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Fasilitas 2.1.1. Pengertian Fasilitas Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) mengemukakan bahwa “segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyaman konsumen. Jadi fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Menurut Youti dalam (Mardiyani & Murwatiningsih, 2015) menyatakan bahwa “fasilitas merupakan segala sesuatu baik benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri”. Menurut Tjiptono dalam (Toriq & Martoatmodjo, 2014) menyatakan bahwa “fasilitas merupakan bagian dari physical evidence, didalam buku ini dijelaskan secara garis besar, physical evidence meliputi fasilitas fisik organisasi (servicescape) dan bentuk bentuk komunikasi fisik lainnyaBerdasarkan definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. 2.1.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Signifikan terhadap Desain Fasilitas Jasa Menurut Tjiptono dalam (Apriyadi, 2017) menyatakan bahwa “desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, presepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Fasilitas 2.1.1. Pengertian Fasilitas Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) mengemukakan bahwa “segala

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Fasilitas

    2.1.1. Pengertian Fasilitas

    Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) mengemukakan bahwa “segala

    sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk

    mendukung kenyaman konsumen. Jadi fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada

    dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen”.

    Menurut Youti dalam (Mardiyani & Murwatiningsih, 2015) menyatakan

    bahwa “fasilitas merupakan segala sesuatu baik benda maupun jasa yang menyertai

    pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun

    perusahaan industri”.

    Menurut Tjiptono dalam (Toriq & Martoatmodjo, 2014) menyatakan bahwa

    “fasilitas merupakan bagian dari physical evidence, didalam buku ini dijelaskan

    secara garis besar, physical evidence meliputi fasilitas fisik organisasi (servicescape)

    dan bentuk – bentuk komunikasi fisik lainnya”

    Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas

    adalah sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan

    kepada konsumen.

    2.1.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Signifikan terhadap Desain Fasilitas Jasa

    Menurut Tjiptono dalam (Apriyadi, 2017) menyatakan bahwa “desain dan tata letak

    fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe

    jasa, presepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas

    berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan”.

  • 8

    1. Sifat dan tujuan organisasi

    Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya. Desain

    fasilitas yang baik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan

    mudah dikenali dan desain interior bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai

    sifat jasa didalamnya.

    2. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat.

    3. Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas jasanya.

    Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan beberapa faktor yaitu kemampuan

    finansial, peraturan pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan

    tanah, dan lain-lain.

    4. Fleksibilitas

    Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering berfluktuasi

    dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko keuangan relatif besar.

    Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat disesuaikan dengan

    kemungkinan perkembangan di masa datang. 74 Magistra No. 99 Th. XXX Maret

    2017 ISSN 0215-9511 Analisis Pengaruh Ketepatan Waktu, Fasilitas dan Harga

    Tiket.

    5. Faktor estetis

    Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap positif

    pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap pekerjaan dan

    motivasi kerjanya juga meningkat.

    6. Masyarakat dan lingkungan sekitar

    Masyarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan hidup) dan lingkungan disekitar

    fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar terhadap

  • 9

    perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor ini, maka

    kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam.

    7. Biaya kontruksi dan operasi

    Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya kontruksi dipengaruhi oleh

    jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh

    kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu.

    2.1.3. Dimensi dan Indikator Fasilitas

    Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) dimensi fasilitas meliputi:

    1. Kondisi Fasilitas

    2. Kelengkapan

    3. Desain Interior

    4. Desain Eksterior

    Menurut Arikunto dalam (Apriyadi, 2017) menyatakan bahwa “segala

    sesuatu hal yang dapat memudahkan dan mempelancar pelaksanaan segala sesuatu

    usaha”. Adapun indikator dari fasilitas adalah :

    1. Ketersediaan tempat parkir untuk kendaraan roda 2 atau 4.

    2. Ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu penumpang.

    3. Ketersediaan toilet gratis.

    4. Ketersediaan mushola atau tempat ibadah.

    Ketersediaan fasilitas penunjang seperti charger handphone gratis, tangga naik atau

    turun penumpang.

    Kepuasan Penumpang

    2.2.1. Pengertian Kepuasan

    Menurut Menurut (Islami, 2018) menyatakan bahwa “kepuasan merupakan

    penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produkitu sendiri,

  • 10

    yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan

    kebutuhan konsumsi konsmen”.

    Menurut Kotler dan Keller dalam (Panjaitan & Yuliati, 2016)

    mengungkapkan “kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

    berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk

    dan harapan harapannya”.

    Menurut Lovelock dan Wright dalam (Panjaitan & Yuliati, 2016) menyatakan

    bahwa : kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka,

    dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan

    dan kesenangan. Kepuasan dipengaruhi oleh perbandingan layanan yang

    dipahami dengan pelayanan yang diharapkan, dan sebagai reaksi emosional

    jangka pendek pelanggan terhadap kinerja pelayanan tertentu.

    Berdasarkandefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah

    mengungkapan perasaan pelanggan terhadap kinerja pelayanan pada tempat tertentu.

    2.2.2. Pengertian Pelanggan

    Dalam pengertian sehari-hari pelanggan orang-orang yang kegiatannya

    membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus

    menerus maka dari itu didalam perusahaan pelanggan sangatlah penting dengan

    adanya pelanggan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan berkembang.

    Menurut Nasution dalam (Rusydi, 2017:3) mengemukakan bahwa“pelanggan

    adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar

    kualitas tertentu,dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performansi

    perusahaan”.

    Menurut (Rusydi, 2017:3) menyatakan bahwa“pelanggan (customer) adalah

    seseorang yang datang atau memiliki kebiasaan untuk membeli sesuatu dari penjual.

    Kebisaan tersebut meliputi aktifitas pembelian dan pembayaran atas sejumlah produk

    yang dilakukan berulang kali”.

  • 11

    Menurut (Rusydi, 2017) menyatakan bahwa “pelanggan adalah orang paling

    penting didalam organisasi kita. Orang yang tidak tergantung pada kita, bahkan

    sebaliknya kita tergantung mereka”.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah

    setiap orang yang membeli produk atau jasa yang dijual secara rutin.

    2.2.3. Pengertian Kepuasan Pelanggan

    Menurut Kasmir dalam (Islami, 2018) menyatakan bahwa “kepuasan

    pelanggan adalah tingkat kepuasan konsumen setelah membandingkan antara apa

    yang dia terima dan harapan. Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang

    diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi peanggan

    dalam waktu yang lama”.

    Menurut Irawan dalam (Dewa, 2018) menyatakan bahwa “kepuasan pelanggan

    berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan,

    meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya

    biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas

    karyawan”.

    Menurut (Kasmir, 2018) menyatakan bahwa “kepuasan pelanggan atau

    nasabah menjadi sangat ternilai bagi perusahaan, sehingga tidak heran selalu ada

    slogan yang mengatakan bahwa pelanggan adalah raja, yang perlu dilayani dengan

    sabaik-baiknya. Demikian pula sebaliknya dengan meningkatnya kepuasan

    pelanggan, jumlah pelanggan juga akan ikut meningkat pula”.

    Berdasarkan beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan

    adalah perasaan dimana pelanggan merasakan puas atau kecewa terhadap pelayanan,

    jasa, maupun produk.

  • 12

    2.2.4. Faktor Tingkat Kepuasan Pelanggan

    Menurut Lupiyoadi dalam Rangkuti dalam (Oktiani & Setyorini, 2018),

    dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat 5 (lima) faktor utama yang

    harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu:

    1. Kualitas Produk, Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

    menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

    2. Kualitas Pelayanan, Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila

    mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

    3. Emosional, Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa

    orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu

    yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang

    diperoleh bukankarenakualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat

    konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.

    4. Harga, Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

    relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen.

    5. Biaya, Konsumen yang tidak perlumengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

    membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

    terhadap produk dan jasa itu.

  • 13

    2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

    2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel

    Kisi-kisi operasional mancangkup dimensi-dimensi dan indikator dari dua

    variabel yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu Fasilitas (X) dan

    Variabel Kepuasan Pelanggan (Y).

    Tabel II.1

    Kisi-kisi Variabel Fasilitas (X)

    Variabel Dimensi Indikator Item

    Fasilitas (X)

    Kondisi

    Fasilitas

    Ketersediaan tempat parkir untuk

    kendaraan sepeda motor

    1-3 Ketersediaan tempat parkir untuk

    kendaraan bermobil

    Ketersediaan fasilitas Charger

    Handphone gratis

    Kelengkapan

    Ketersediaan tempat duduk

    4-8

    Ketersediaan ruang tunggu

    penumpang

    Ketersediaan toilet

    Ketersediaan mushola

    Ketersediaan tempat makan

    Desain Interior Ketersediaan Ekskalator 9

    Desain

    Eksterior Bangunan yang kokoh 10

    Sumber: (Apriyadi, 2017)

  • 14

    Tabel II.2.

    Kisi-Kisi Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)

    Variabel Dimensi Indikator Item

    Kepuasan

    Pelanggan (Y)

    Bukti Fisik Sarana dan Prasarana yang

    memadai 1-6

    Kehandalan Kemampuan pegawai dalam

    melayani masyarakat 7

    Daya

    Tanggap

    Cepat tanggap pegawai dalam

    memberikan pelayanan 8

    Kesopanan Kesopanan dan rasa hormat 9

    Memahami

    Konsumen Pegawai membantu pelanggan 10

    Sumber: (Ariani, 2014)

    2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa uji instrumen penelitian,

    sebagai berikut:

    1. Uji Validitas

    Menurut Siregar (2013 : 46) dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) “validitas atau

    kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa

    yang ingin diukur (a valid measure if it succesfully measure the phenomenon)”.

    Dalam suatu penelitian baik yang bersifat deskriptif, maupun eksplanatif

    yang melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung,

  • 15

    masalah validitas tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep

    dari tingkat teoretis sampai empiris (indikator), namun bagaimana tidak suatu

    instrumen penelitian dapat valid agar hasilnya dapat dipercaya (Yuliantari & Wiwin,

    2018).

    2. Reabilitas

    Siregar (2013 : 55) dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) “reliabilitas adalah

    untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

    pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

    pengukur yang sama pula”.

    Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan

    teknik Alpha Cronchbach bila koefisien reliabilitas (r₁₁) > 0,6. Berikut adalah tabel

    Alpha Cronchbach:

    Tabel.II.3.

    Skala Alpha Cronchbach

    nilai Alpha Cronchbach Keterangan

    0,00 - 0,20 Kurang Reliabel

    0,21 - 0,40 Agak Reliabel

    0,41 - 0,60 Cukup Reliabel

    0,61 - 0,80 Reliabel

    0,81 - 1, 00 Sangat Reliabel Sumber : Triton dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018)

    2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

    Konsep dasar perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Populasi dan Sampel

    a. Pengertian Populasi dan Sampel

    Populasi merupakan keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat

    berupa orang, benda, atau suatu yang dapat diperoleh dan atau dapat memberikan

  • 16

    informasi (data) penelitian. Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan subjek

    penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

    dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut.

    b. Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel menggunakan Insidental Sampling, dalam

    (Sugiyono,2018) Insidental Sampling adalah penentuan sampel berdasarkan

    kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti

    dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

    cocok sebagai sumber data/ orang yang kebetulan membeli produk yang sedang

    diteliti.

    2. Skala Likert

    Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi

    seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara

    spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian dengan

    skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

    Kemudian indikator tersebut dijadikan tolak untuk menyusun item-item instrumen

    yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel II.4

    Skala Likert

    Simbol Keterangan Skor

    SS Sangat Setuju 5

    S Setuju 4

    RG Ragu-Ragu 3

    TS Tidak Setuju 2

  • 17

    STS Sangat Tidak Setuju 1

    Sumber:(Sugiono, 2018:93)

    3. Uji Koefesien Korelasi

    Menurut Sugiyono dalam (Santosa & Lahat, 2018) menyatakan bahwa

    “Korelasi Product moment adalah teknik korelasi yang digunakan bila data

    berbentuk interval dan dari sumber yang sama”.

    Tabel II.5

    Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefesien Tingkat Hubungan

    0,00-0,199 Sangat Rendah

    0,20-0,399 Rendah

    0,40-0,599 Sedang

    0,60-0,799 Kuat

    0,80-1,000 Sangat Kuat

    Sumber:(Sugiyono, 2018)

    4. Uji Koefesien Determinasi

    Menurut Sugiyono dalam(Santosa & Lahat, 2018) menyatakan bahwa

    “koefisien determenasi yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²).

    Koefisen ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel

    dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen

    persamaan regresi”.

    5. Uji Koefesien Regresi

    Menurut (Sugiyono, 2018) berpendapat bahwa “persamaan regresi dapat

    digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila

    nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah)”.

    Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor)

  • 18

    Y = a +b X

    Dimana:

    Y = Nilai yang diprediksikan

    a = Konstanta atau bila harga X = 0

    b = Koefesien regresi

    X = Nilai variabel independen