32
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Konsep kesatuan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Hal ini berarti bahwa fungsi pengelolaaan dan fungsi pemilikan terpisah, sehingga hubungan keduanya dipandang sebagai hubungan bisnis. Hubungan bisnis dapat dipertahankan apabila aktiva perusahaan yang dikelola oleh manajemen selalu ditunjukkan asal dan sumbernya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan, dapat pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva, karena itu paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva kalau manfaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi dimasa lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI A. Aktivaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/3109/3/BAB II SKRIPSI.pdf · 5. Aktiva lainnya Aktiva lainnya merupakan aktiva yang meliputi pos-pos yang tidak dapat

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Aktiva

    Konsep kesatuan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan

    entitas yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan

    menjadi fokus pelaporan. Hal ini berarti bahwa fungsi pengelolaaan dan

    fungsi pemilikan terpisah, sehingga hubungan keduanya dipandang sebagai

    hubungan bisnis. Hubungan bisnis dapat dipertahankan apabila aktiva

    perusahaan yang dikelola oleh manajemen selalu ditunjukkan asal dan

    sumbernya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah

    potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung

    maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi

    tersebut dapat sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas

    operasional perusahaan, dapat pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah

    menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi

    pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi

    alternatif.

    Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun

    demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi

    aktiva, karena itu paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva kalau

    manfaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau

    masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Aktiva perusahaan

    berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi dimasa lalu. Perusahaan

    biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi

  • 10

    transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva;

    misalnya properti yang diterima perusahaan dari pemerintah sebagai bagian

    dari program untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.

    Menurut suwardjono ( 2003: 71 ), aktiva dalah kekayaan atau sumber

    ekonomik yang dikuasai dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai

    tujuannya (biasanya mencari laba). Sedangkan kieso dan weygant (2008: 40)

    menjelaskan aktiva adalah manfaat yang mungkin terjadi di masa depan, yang

    diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-

    transaksi atau kewajiban-kewajiban masa lalu.

    Suatu objek atau pos harus mempunyai karakteristik berikut ini untuk

    dapat dikatakan sebagai aktiva :

    1. Mempunyai masa manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa yang

    akan datang (probable future economic benefits).

    2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas (controlled by a particular entry)

    Dalam hai ini, suatu objek tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup

    dikusai oleh entitas untuk dapat disebut sebagai aktiva. Penguasaan disini

    berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan,

    menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik, dan mencegah akses

    pihak lain terhadap manfaat tersebut (Suwardjono,2005:257).

    3. Timbul karena transaksi masa lalu (results of past events) Kriteria ini

    menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau

    test pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aktiva, akan teapi tidak

    cukup untuk mengakui secara resmi dalam sistem pembukuan.

  • 11

    Selain ketiga karakteristik utama di atas, FASB (Financial Accounting

    StandardsBoard) juga menyebutkan beberapa karakteristik pendukung, yaitu

    melibatkan kos (aquired at a cost), berwujud (tangible), tertukarkan

    (exchangeable), terpisahkan (severable), dan berkuatan hukum (legally

    enforceable). Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau

    meyakinkan adanya aktiva, tetapi tidak adanya karakteristrik pendukung tidak

    menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aktiva.

    Dalam neraca perusahaan, akiva di subklasifikasi menjadi lima

    kelompok sebagai berikut (Kieso,Weygant dan Warfield, 2002;220-226) :

    1. Aktiva lancar (Current Assets)

    Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat

    dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau

    dalam siklus operasi, tergantung mana yang paling lama. Aktiva lancar

    disajikan dalam neraca menurut ukuran likuiditas. Lima pos penting dari

    aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang usaha,

    persediaan, dan pos-pos pembayaran dimuka.

    2. Investasi jangka panjang (Long-term invesment)

    Investasi jangka panjang atau sering disebut investasi saja merupakan

    betntuk penyertaan janga panjang atau dimaksudkan untuk mengusai

    peeusahaan lain seperti penyertaan dalam bentuk saham dan obligasi.

    Investasi jangka panjang biasanya dipegang selama bertahun-tahun dan

    tidak diperoleh dengan tujuan akan dilepas dalam waktu dekat.

  • 12

    3. Aktiva tetap (Fixed Asssets)

    Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

    dipakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

    operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka

    kegiatan normal perusahaan dan mempunyai maa manfaat lebih dari satu

    tahun.

    4. Aktiva tak berwujud (Intangible Assets)

    Aktiva tak berwujud adalah aktiva yang mencerminkan hak atau hak

    istemewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam

    menghasikan pendapat. Aktiva ini dikatakan tak berwujud karena tidak

    memiliki subsansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian

    yang tinggi berkenaaan dengan manfaat masa depannya.

    5. Aktiva lainnya

    Aktiva lainnya merupakan aktiva yang meliputi pos-pos yang tidak dapat

    secara layak digolongkan dalam aktiva lancar, investasi, aktiva tetap,

    maupun aktiva tak berwujud.

    B. Aktiva Tetap

    1. Pengertian dan Karakteristik Aktiva Tetap

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2008

    ;16) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut:

    “ aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

    pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam

    operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk diual dalam rangka

  • 13

    kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu

    tahun.”

    Berdasarkan menurut Rudianto (2012 :256), aktiva tetap adalah

    barang berwujud milik perusahaaan yang sifatnya relatif permanen dan

    digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjuak

    belikan. Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan

    yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,

    sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan

    untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.

    Namun, seiring dengan berjalannya waktu, aktiva tetap akan mengalami

    penurunan nilai ekonomis atau disebut juga sebagai penyusunan (kecuali

    tanah). Suhayati (2009 :68), mengatakan aktiva tetap adalah aktiva yang

    dapatdigunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan

    sifatnya usaha dan sifatnya relatif atau jangla waktu perputarannya lebih

    dari satu tahun.

    Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 16), aktiva tetap

    adalah “aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi

    atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain

    atau untuk tujuan administrasi dan diharapkan untuk digunakan selama

    lebih dari satu periode.” Menurut Kieso Weygant (2008:566),

    mendefinisikan bahwa aktiva tetap adalah sumber daya yang memiliki

    tiga karakteristik yaitu memiliki bentuk fisik (bentuk ukuran yang jelas),

    digunakan dalam kegiatan operasional, dan untuk dijual ke konsumen.

  • 14

    Firdaus (2010:177), mengatakan aktiva tetap adalah aset yang diperoleh

    untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang

    lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dala

    kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya

    besar atau material.

    Hartanto (2007) menjelaskan beberapa kriteria suatua aktiva

    digolongkan aktiva tetap, yaitu :

    a. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan

    b. Berbentuk fisik (berwujud)

    c. Mempunyai manfaat ekonomis di masa datang

    d. Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, bukan sebagai

    investasi atau dijual kembali

    e. Manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun.

    Surya (2012:149) mengungkapkan bahwa aktiva tetap (fixed

    assets) aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan

    dalam produksi atau menyediakan barang atau jasa, untuk disewakan,

    atau untuk keperluan administrasi dan harapan dapat digunakan lebih dari

    satu periode. Pengertian aset tetap menurut Munawir (2010:17) adalah

    kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak dan digunakan

    dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur

    kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu

    periode kegiatan perusahaan). Menurut Sugiri (2009:137) aktiva tetap

    dalah Asset berwujud yang tujuan pemilikinnya adalah untuk digunakan

  • 15

    dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

    kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk

    digunakan selama lebih dari satu periode.

    Berdasar beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan

    bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva tetap yang dimikiliki bentuk

    fisik, yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional

    perusahaaan dan bukan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasi

    normal perusahaan, serta memiliki masa manfaat yang lebih dari satu

    tahun.

    2. Jenis-jenis aktiva tetap

    Dalam beberapa pengertian aktiva tetap yang dibahas pada bagian

    sebelumnya, aktiva tetap dikatakan memiliki sifat relatif permanen atau

    dengan kata lain aktiva bersangkutan dapat digunakan dalam jangka

    waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu

    penggunaan ini dibatasi dengan istilah “ lebih dari satu periode

    akuntansi”. Aktiva tetap memiliki berbaagai jenis, bentuk dan umur

    manfaat. Ada aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva

    tetap yang umurnya terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti

    kendaraan, sedangkan aktiva yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.

    Menurut Baridwan (2004:272) menyatakan bahwa penggolongan

    aktiva tetap tersebut sebagai beriut :

    a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak

    perusahaan, pertanian dan peternakan. Aktiva tetap yang umumnya

  • 16

    tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan terhadap harga

    perolehannya.

    b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

    penggunaanya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya

    bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan lain-lain.

    Dilakukan penyusutan terhadap harga perlehannya dan disebut

    Depresiasi.

    Sedangkan menurut Sigit Hermawan (2008:93) aktiva tetap

    diklasifikasikan menjadi empat kelompok yakni :

    1. Tanah (land) sebagai tempat berdirinya bangunan untuk

    operasional perusahaan seperti pabrik dan perkantoran. Tanah

    ini tidak disusutkan karena memiliki nilai (harga) yang semakin

    tinggi ( tidak semakin menyusut).

    2. Bangunan (building) seperti gedung yang digunakan untuk

    pabrik, kantor, gudang, dan toko.

    3. Pengembangan tanah (land inprovement) seperti tempat parkir,

    taman, car port, selokan, jalan seputar lokasi pabrik.

    4. Peralatan (equipment) seperti kendaraan peralatan kantor,

    peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan furnitur.

    3. Konsep depresiasi aktiva tetap

    Menurut Henry Simamora (2009:26) dalam bukunya yang berjudul

    Akutansi Basis Pengembalian Keputusan Bisnis penyusutan adalah

  • 17

    alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva tetap

    sepanjang masa manfaatnya. Depresiasi adalah proses pengalokasian

    harga perolehan, bukan proses penilaian aktiva tetap. Pengalokasian

    harga perolehan diperlukan agar dapat dilakukan penandingan yang tepat

    antara pendapataan dan biaya, sebagaimana diminta oleh prinsip

    penandingan. Depresiasi aktiva tetap didasarkan pada tiga faktor berikut :

    (1) harga perolehan, (2) nilai residu, dan (3) masa manfaat. Harga

    perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk

    mendapatkan aktiva tetap, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva

    tersebut siap untuk digunakan. Nilai residu atau sering disebut nilai sisa,

    adalah taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva

    tersebut. Masa manfaat atau sering disebut umur aktiva, adalah jangka

    waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan. Masa manfaat

    dapat juga dinyatakan dalam jumlah satuan hasil yang diharapkan dari

    suatu aktiva. Nlai residu dan manfaat ditakir berdasarkan pengalaman

    perusahaan dalam menggunakan aktiva sejenis di masa lalu. Depresiasi

    dapat dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan beberapa metode

    yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Apabila suatu

    metode tertentu telah dipilih, maka metode tersebut harus diterapkan

    secara konsisten sepanjang masa penggunaan aktiva yang bersangkutan,

    sehingga laporan keuangan dari periode ke periode dapat

    diperbandingkan.

  • 18

    Adapun beberapa metode depresiasi yang selama ini dikenal dan

    dipakai secara umum, bahkan diterima oleh undang-undang dan

    peraturan perpajakan, yaitu antara lain sebagai berikut :

    a. Metode garis lurus

    Beban depresiasi periodik dengan menggunakan metode ini

    menghasilkan jumlah yang sama besar. Metode ini digunakan secara

    luas dalam praktek karena kemudahannya. Rumus untuk menghitung

    biaya biaya depresiasi per tahun berdasarkanmetode ini adalah

    sebagai berikut ;

    𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖: 𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡

    Keterangan :

    Harga perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi

    dengan nilai residu

    b. Metode saldo menurun

    Beban depresiasi periodik dengan menggunakan metode ini

    akan menghasilkan biaya depresiasi yang semakin menurun dari

    tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi

    periodik didasarkan pada nilai buku pada awal tahun pertama adalah

    sama dengan harga perolehan aktiva, sedangkan pada tahun-tahun

    berikutnya, nilai buku adalah selisih harga perolehan dengan

    akumulasi depresiasi pada awal tahun. Rumus untuk menghitung

    biaya depresiasi per tahun berdasarkan metode ini adalah sebagai

    berikut :

  • 19

    𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖

    Tarif depresiasi yag sering digunakan adalah tarif metode garis

    lurus yang dikaitkan dua. Metode ini sejalan denga prinsip

    penandingan karena biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-

    tahun awal paralel dengan kemampuan aktiva menghasilkan laba

    yang juga lebih besar ketika aktiva masih baru. Sebaliknya pada

    tahun-tahun terakhir, biaya depresiasi semakin kecil, sejalan dengan

    semakin menurunnya kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba.

    c. Metode jumlah angka tahun

    Sama halnya denga metode saldo menurun, penggunaan

    metode ini juga akan menghasilkan biaya depresiasi aktiva tetap

    yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada

    tahun-tahun akhir. Metode ini disebut jumlah angka tahun karena

    tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang :

    1.) Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih

    tersisa sejak awal tahun.

    2.) Penyebutnya adalah jumla tahun-tahun sejak tahun pertama

    hingga tahun pemakaian aktiva yang terakhir

    Rumus untuk menghitung biaya depresiasi per tahun

    berdasarkan metode ini adalah sebagai berikut :

    Biaya depresiasi = Harga perolehan Awal tahun x tarif depresiasi

  • 20

    d. Metode satuan hasil

    Dalam metode ini. Masa pemakaian aktiva tidak

    dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan engan jumlah

    satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang

    bersangkutan. Metode ini juga dapat didasarkan pada jam

    kerja, oleh karena itu metode ini sering disebut juga metode

    satuan kegiatan. Metode ini lebih tepat digunakan untuk

    depresiasi aktiva yang dapat diukur satuan hasil yang bisa

    diperoleh selama masa penggunanya, seperti mesin pabrik.

    Oleh karena itu, dalam metode ini yang perlu di taksir adalah

    jumlah satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh

    aktiva.

    Rumus untuk menghitung biaya depresiasi per tahun

    berdasarkan metode ini adalah sebagai berrikut :

    Biaya depresiasi = Biaya depresiasi per satuanx jumlah kegiatan

  • 21

    C. Revaluasi (Penilaian kembali) Aktiva Tetap

    1. Pengertian

    Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aset tetap

    perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di

    pasaran atau karena rendahnya nilai aset dalam laporan keuangan

    perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga

    nilai aset dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang

    wajar (Waluyo,2011). Revaluasi sebenarnya adalah penilaian kembali

    terhadap aktiva. Sedangkan aktiva yang umumnya dinilai kembali adalah

    aktiva tetap. (PSAK No. 16, terkait dengan pengukuran berikut

    (subsequent measurement) aktiva tetap menyatakan bahwa:

    “ penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya

    tidak diperkenankan karena standar akuntansi keuangan manganut

    penilaian berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.

    Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan

    ketentuan pemerintah. Dalam hai ini pelaporan keuangan harus

    menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di

    dalam penyajian aktiva tetap dan pengaruh dari penimpangan tersebut

    terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi

    dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun

    modal dengan nama “ selisih penilaian aktiva tetap.’’

    Secara umum, tindakan revaluasi atau penilaian kembali aktiva

    tetap yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk melakukan perhitungan

  • 22

    penghasilan dan biaya yang lebih wajar sehingga dapat mencerminkan

    kemampuan atau keadaan dan nilai perusahaan dan nilai perusahaan yang

    sebenarnya.

    Beberapa faktor yang menjadi alasan dilakukan revaluasi aktiva

    tetap, antara lain sebagai berikut :

    a. Perubahan harga perolehan dan taksiran umum.

    b. Aktiva tetap telah habis didepresiasi.

    c. Harga perolehan (cost) aktiva tetap tidak lagi menunjukkan keadaan

    yang sebenarnya.

    2. Faktor faktor yang berhubungan dan mempengaruhi revaluasi aset tetap

    Berbagai faktor pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya seperti Tay

    (2009) memberikan bukti empiris bahwa keputusan revaluasi aset

    tetap terkait dengan biaya kontrak, biaya politis, dan asimetri

    informasi. Watts dan Zimmerman, (1990); Brown et al., (1992)

    dalam Tay (2009) untuk keputusan revaluasi aset tetap termasuk

    keinginan untuk meningkatkan kapasitas pinjaman, ancaman

    pengambilalihan, penerbitan saham bonus, kemungkinan

    pelanggaran perjanjian utang, mogok kerja, utang, penurunan arus kas

    operasi, prospek pertumbuhan, dan likuiditas (Lin dan Peasnell,

    2000a dalam Tay, 2009) tingkat hutang jaminan (Firmansyah dan

    Sherlita, 2012) operasi asing (Iatridis dan Kilirgiotis, 2012),

  • 23

    kontrol kepemilikan, stakeholder internasional, dan peluang

    investasi (Missonier dan Piera, 2007). Berikut penjelasannya:

    1. Leverage

    Rasio leverage menurut Raharjaputra (2009: 200) mengukur

    sejauhmana perusahaan mendanai usahanya dengan

    membandingkan antara dana sendiri (shareholders equity) yang

    telah disetorkan dengan jumlah pinjaman dari para kreditur

    (creditors).

    2. Pengambilalihan

    Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

    badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih

    baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang

    dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan

    tersebut (PP No. 27 Tahun 1998).

    3. Saham Bonus

    Definisi saham bonus menurut peraturan BAPEPAM-LK

    nomor Kep-35/PM/2003 adalah saham yang dibagi-bagikan

    secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah

    saham yang dimiliki.

    4. Penurunan Arus Kas Operasi

    Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas

    penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan

  • 24

    merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Harahap,

    2013: 260). Penurunan arus kas operasi dilihat dari perubahan arus

    kas operasi dari tahun sebelumnya ke arus kas operasi selama dua

    tahun dibagi dengan aktiva tetap (Seng dan Su, 2010).

    5. Likuiditas

    Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk

    memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan

    liabilitas jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek

    atau lancar yang tersedia untuk memenuhi liabilitas tersebut

    (Horne, 2013: 167).

    6. Ukuran Perusahaan

    Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan

    perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya

    perusahaan besar, sedang dan kecil (Suwito dan Herawaty,

    2005).

    7. Tingkat Hutang Jaminan

    Perusahaan akan lebih mudah memperoleh pinjaman ketika

    pinjaman tersebut dijaminkan oleh aset perusahaan dan biaya

    pinjaman pun akan lebih kecil dikeluarkan dibandingkan

    pinjaman tanpa jaminan (Firmansyah dan Sherlita, 2012).

    Jaminan adalah kekayaan atas kemampuan kesanggupan

    debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang

    diperjanjikan (UU No.10 Tahun 1998).

  • 25

    8. Operasi Asing

    Operasi asing atau keterlibatan dalam kegiatan usaha luar

    negeri adalah entitas anak, asosiasi, ventura bersama atau cabang

    dari entitas yang aktifitasnya dilaksanakan di negara yang

    mengunakan mata uang selain mata uang entitas pelapor

    (PSAK No.10).

    9. Kontrol Kepemilikan

    Kontrol kepemilikan atau konsentrasi kepemilikan

    menggambarkan siapa saja yang memegang kendali atas

    keseluruhan atau sebagian besar atas kepemilikan perusahaan

    serta keseluruhan atau sebagian besar pemegang kendali atas

    aktivitas bisnis pada suatu perusahaan. Dengan demikian

    terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan akan menimbulkan

    kontrol pada pemegang saham mayoritas dan bisa

    mempengaruhi kebijakan manajemen melalui hak suara

    (Yustiana, 2014).

    10. Stakeholder Internasional

    Stakeholder merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan

    terhadap perusahaan, memiliki komitmen terhadap dunia usaha

    untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan

    (Sissandhy, 2014). Saat ini banyak perusahaan telah memperluas

    kegiatan usaha di luar negeri dan berusaha mengakses pasar

    keuangan asing. Perusahaan yang bergerak dalam kegiatan

  • 26

    internasional harus menyediakan informasi tidak hanya untuk

    pemangku kepentingan domestik tetapi juga orang-orang luar

    negeri misalnya pelanggan asing (Missonier dan Piera, 2007).

    11. Peluang Investasi

    Peluang Investasi (Investment Opportunity) merupakan

    kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan investasi di

    masa yang akan datang dengan NPV positif (Hendarno, 2008).

    Beberapa proksi yang digunakan dalam penelitian adalah

    market to book value of equity ratio, market to book value of asset

    ratio, earning to price/share ratio, property, capital expenditure to

    book value of asset ratio (Ningrum, 2011).

    3. Subjek Revaluasi Aktiva Tetap

    Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesian

    No.486/KMK.03/2002 menyatakan bahwa subjek atau wajib pajak yang

    dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah wajib pajak

    Badan dalam negeri, yang telah memenuhi semua kewajiban pajaknya

    sampai dengan masa pajak berakhir sebelum dilakukan revaluasi.

    Kewajiban pajak tersebut adalah semua kewajiban pajak dari wajib pajak

    yang bersangkutan, seperti PPh, Badan PPN, PPnBM, PBB, pemotongan

    pph pihak lain, yang terutang sampai dengan masa pajak sebelum

    dilakukannya revaluasi.

  • 27

    4. Objek Revaluasi Aktiva Tetap

    Surat Keputusan Menteri Keuangan Indonesia No.486/KMK.

    03/2002 menyatakan bahwa aktiva tetap yang dapat dinilai kembali

    adalah aktiva tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia, yang

    dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

    penghasilan. Penilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian

    aktiva tetap perusahaan termasuk aktiva tetap perusahaan yang sudah

    pernah dilakukan penilaian kembali berdasarkan ketentuan:

    a. Semua aktiva tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok

    bangunan, kelompok bukan bangunan.

    b. Aktiva tetap tidak dimaksudkan untuk diahlikan atau dijual.

    c. Aktiva tetap tidak boleh diahlikan kepada pihak lain sebelum lewat

    lima tahun setelah penilaian kembali aktia tetap.

    5. Beberapa Pendekatan Penilaian Revaluasi Aktiva Tetap

    Dalam melakukan revaluasi aktiva tetap, ada beberapa pendekatan

    penilaian yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:

    a. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)

    Pendekatan data pasar dilakukan dengan cara membandingkan aktiva

    tetap yang akan direvaluasi dengan aktiva sejenis yang ada

    dipasaran. Dasar penilaian lain merupakan variasi dari pendekatan

    data pasar yakni Fair Market Value (nilai pasar wajar), yaitu suatu

    tingkat harga di mana transaksi terjadi tanpa adanya tekanan.

  • 28

    b. Pendekatan Biaya (Cost Approach)

    1. Curren Cost Bases

    Pendekatan Current Cost Bases dapat berupa Current

    Reproduction Cost (biaya reproduksi sekarang) dan Current

    Replacement Cost (biaya penggantian sekarang). Biaya

    reproduksi sekarang aktiva tetap adalah estimasi biaya yang

    diperlukan untuk memproduksi kembali aktiva tetap baru yang

    sejenis, pada harga yang sekarang dengan menyesuaikan jumlah

    akumulasi penyusutannya. Sedangkan biaya penggantian

    sekarang aktiva tetap adalah estimasi biaya yang diperlukan

    untuk memperoleh aktiva tetap baru yang sejenis, pada harga

    sekarang dengan menyesuaikan jumlah akumulasi

    penyusutannya.

    2. Adjusted Historical Cost

    Biaya historis yang disesuaikan merupakan dasar penilaian

    harga perolehan yang disesuaikan dengan tingkat harga umum.

    Dalam hal ini penyesuaian terhadap nilai aktiva tetap tersebut

    dilakukan dengan menggunakan indeks harga umum.

    c. Pendekatan pendapatan (Income Approach)

    Pendekatan pendapatan adalah suatu metode penilaian di mana

    keutungan bersih dianalisis guna mendapatkan besarnya jumlah

    investasi dalam menghasilkan keuntungan tersebut.

  • 29

    6. Jenis Revaluasi yang Dapat Dilakukan

    a. Parsial

    Revaluai parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi atas

    sebagian aktiva tetap yang ada sesuai pertimbangan oleh perusahaan.

    b. Menyeluruh

    Revaluasi menyeluruh berarti perusahaan dapat melakukan revaluasi

    atas seluruh aktiva tetap yang ada sesuai pertimbangan oleh

    perusahaan.

    7. Perhitungan pajak

    Dengan dilakukannya revaluasi, biasanya akan diperoleh

    peningkatan nilai aktiva tetap dari nilai sebelumnya, yang merupakan

    selisih lebih dari nilai aktiva tetap. Atas selisih lebih dari revaluasi di atas

    nilai sisa buku fiskal semula, dan setelah dikompensasi terlebih dahulu

    dengan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelummnya, dikenakan pajak

    penghasilan (PPh) yang bersifat final sebesar 10%. PPh final tersebut

    harus dibayar paling lambat 15 hari kerja setelah di terbitkan persetujuan

    Direktur jendral pajak. Berbeda dengan pengaturan sebelummnya, untuk

    pelunasan PPh atas revaluasi aktiva tetap kali ini ada kebijakan yang

    diberikan pemerintah yaitu dengan memberikan kemudahan atau

  • 30

    kelonggaran kepada wajib pajak berupa pembayaran yang dapat

    dilakukan dengan cara mengangsur. Dalam kebijakan tersebut terdapat 2

    kategori pengangsuran, yaitu :

    Tabel 2.1 Masa Angsuran PPh Final Hasil Revaluasi Aktiva Tetap

    Keterangan PPh yag Terutang Masa Angsuran

    Di atas Rp2.000.000.000.000.-s,d

    Rp 4.000.000.000.000.-

    2 (dua) tahun

    Di atas Rp 4.000.000.000.000.-s,d

    Rp 6.000.000.000.000.-

    3 (tiga) tahun

    Di atas Rp 6.000.000.000.000.-s,d

    Rp 8.000.000.000.000.-

    4 (empat) tahun

    Di atas Rp 8.000.000.000.000 5 (lima) tahun

    Sumber : Keputusan Menteri Keuangan RI 486/KMK.03/20

    D. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.486/KMK.

    03/2002 tentang Penilian Kembali Aktiva Tetap

    1. Semua aktiva tetap berwujud (tanah, kelompok bangunan dan kelompok

    bukan bangunan) dapat direvaluasi degan syarat tidak dimaksudkan

    untuk diahlikan atau dijual kembali.

    2. Penilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian aktiva tetap

    perusahaan, termasuk aktiva tetap perusahaan yang sudah pernah

    dilakuakn penlaian kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku

    sebelumnya.

  • 31

    3. Revaluasi aktiva tetap dilakukan berdasarkan harga pasar atau nilai wajar

    aktiva pada saat penilaian dilakukan.

    4. Yang dilakukan penilaian adalah perusahaan penilai independen atau ahli

    penilai yang diakui atau memperleh izin pemerintah.

    5. Jika nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan tidak mencerminkan

    keadaan yang sebenarnya, maka Dirjen pajak akan menetapkan kembali

    nilai pasar atau nilai wajar yang bersangkutan. Selisih nilai pasar atau

    nilai wajar dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang yang direvaluasi

    harus dikompensasikan dahulu dengan kerugian fiskal tahun berjalan dan

    sisa kerugian tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat

    dikompensasikan.

    6. Selisih lebih karena revaluasi aktiva tetap setelah dilakukan kompensasi

    kerugian dikenakan PPh 10%. Bagi wajib pajak yang karena kondisi

    keuangannya tidak mengajukan pembayaran secara angsuran paling lama

    12 (dua belas) bulan.

    7. Dalam hal PPh terutang lebih dari Rp 2.000.000.000.0000 (dua triliun

    rupiah), Wajib pajak dapat mengajukan permohonan pembayaran secara

    angsuran lebih dari (satu) tahun hingga paling lama 5 (lima) tahun.

    8. Wajib pajak yang melakukan revaluasi aktiva tetap wajib menyampaikan

    pemberitahuan kepada kepala KPP tempat wajib pajak terdaftar dengan

    melampirkan: laporan peilaian,neraca penyesuaian yang telah diaudit

    akuntan publik, perhitungan selisih lebih karena revaluasi aktiva tetap,

    penghitungan besarnya PPh terhutang, surat setoran pajak.

  • 32

    9. Kepala KPP wajib menerbitkan pengesahan atas neraca penyesuaian

    paling lambat 1 bulan sejak tanggal pemberitahuan diterima dengan

    lengkap jika telah lewat batas waktu kepala KPP belum menerbitkan

    pengesahan, maka neraca penyesuaian wajib pajak disetujui. Nilai pasar

    atau nilai wajar aktiva tetap direvaluasi merupakan dasar penyusutan

    aktiva dan perhitunganna dimulai tahun pajak dilakukan revaluasi. Tarif

    penyusutan dan masa manfaat sesuai dengan kelompok aktiva

    sebagaimana dimaksud pasal 11 Undang-undang PPh.

    10. Apabila wajib pajak melakukan pengalihan aktiva tetap yang telah

    direvaluasi sebelum berakhirnya masa manfaat baru aktiva tetap tersebut,

    maka atas pengalihan tersebut dikenakan tambahan PPh yang bersifat

    final sebesar 20% dari selisih lebih penilaian tanpa kompensasikan

    dengan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya. Pengecualian dari

    ketentuan ini dilakukan berdasarkan keputusan atau kebijakan

    pemerintah atau keputusan pengadilan:pengalihan dilakukan dalam

    rangka pengggabungan, peleburan atau pemekaran usaha; penerikan

    aktiva tetap dari penggunaaan karena mengalami kerusakan berat dan

    tidak dapat diperbaiki lagi.

    E. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju pada Penerapan

    International Financial Reporting Standards

    International financial reporting standards (IFRS) merupakan stadar

    dan interpretasi yang diakui oleh international Accounting standars Board

    (IASB). Sebagian besar standar dasar dari IFRS ini dulunya dikenal dengan

  • 33

    nama International Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara

    tahun 1973-2001 oleh dewan yang disebut International Accounting

    Standards Committe (IASC). Pada tahun 2001, IASB mengadopsi

    keseluruhan IAS dan melanjutkan perkembangannya hingga sekarang disebut

    sengan standar baru IFRS. IFRS telah digunakan di banyak negara seperti

    perserikatan Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, India, Rusia,

    Afrika Selatan, Singapura dan Turki. Pada tanggal 27 agustus 2008 diketahui

    bahwa telah lebih dari 100 negara di seluruh dunia pada saat ini mensyaratkan

    pelaporan dengan menggunakan IFRS. Indonesia yang tadinya lebih condong

    ke standar akuntansi keluaran FASB (Financial Accounting Standards

    Board), sejak tahun 1994 sudah mulai melakukan harmonisasi dan lebih

    mendekatkan diri ke IFRS. Sedianya seluruh negara di dunia ini memakai

    IFRS, maka semua bisnis di dunia berbicara di dalam bahasa yag sama. Kelak

    tidak ada lagi kerepotan yang dialami oleh perusahaan multinasional untuk

    mengkonsolidasi laporan keuangan dari anak-anak perusahaan di negara-

    negara berbeda serta tidak ada lagi perusahaan yang repot jika harus listing di

    pasar modal negara lain karena harus menyesuaikan laporan keuangannya

    dengan standar akuntansi setempat.

    Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dari IAI (Ikatan

    Akuntansi Indonesia) telah menetapkan tahun 2008 sebagai target antara

    dimana perbedaan-perbedaan mendasar antara PSAK dan IFRS sudah tidak

    ada lagi. Saat ini, DSAK sudah menyiapkan Exposure Draft (ED) dari 4 buah

    stadar yang sudah disesuaikan dengan standar IFRS yang paling ditunggu-

  • 34

    tunggu oleh para pengamat dan praktisi adalah ED dari PSAK 16 tentang

    aktiva tetap dan aktiva lainnya.

    Di dalam IAS 16, standar internasional memperoleh pengukuran aktiva

    tetap memakai revoluation model ditahun berikutnya setelah aktiva dinilai

    berdasarkan nilai perolehan. Perusahaan-perusahaan di indonesia dapat

    menerapkan revalution model (fair value accounting) dalam pencatatan PPE

    (Property,Plan, and Equipment) mulai tahun 2008 (asumsi bahwa PSAK 16

    akan mulai efektif tahun 2008). Hal ini adalah perubahan yang cukup besar

    karena selama ini revalution model belum dapat diterapkan Indonesia dan

    hanya bisa dilakukan jika ketentuan pemerintah mengijinkan.

    Revaluation model memperbolehkan PPE dicatat berdasarkan nilai

    wajarnya. Permasalahannya di indonesia adalah sistem perpajakan yang tidak

    mendukung standar ini. Di dalam peraturan perpajakan, revaluasi aset ke atas

    (selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap) dikenai pajak final sebesar 10%

    dan harus dibayar pada tahun tersebut dan tidak menghasilkan hutang pajak

    tangguhan yang bisa dibalik di tahun berikutnya bila nilai aktiva turun.

    Apabila perusahaan memutuskan memakai revolution model dan setiap tahun

    harga asetnya meningkat, maka setiap tahun perusahaan harus membayar

    pajak final padahal kenaikan harga aset tersebut tidaklah membawa aliran kas

    masuk ke dalam perusahaan. Bila aturan perpajakan tidak mendukung, maka

    pendapat dipastikan perusahaan akan enggan menerapkan revoluation model.

    Hal ini disebabkan karena bukan hanya sistem pajaknya saja yang

    memberatkan, tetapi juga bila perusahaan memakai revaluation model, maka

  • 35

    perusahaan harus bersiap-siap untuk mengeluarkan dana lebih banyak untuk

    menyewa jasa penilai. Hal ini dikarenakan banyaknya aset tetap yang tidak

    memiliki nilai pasar sehingga ketergantungan kepada jasa penilai (assessor)

    akan besar untuk menilai aset-aset ini.

    Apabila ternyata nilai wajar yang ditetapkan oleh penilai berbeda

    dengan nilai wajar yang ditetapkan auditor dari akuntan publik, biasanya nilai

    wajar auditor yang akan dipakai historical cost. Ketika perusahaan pertama

    kali berubah dari pada memakai historical cost model ke revalution model,

    maka akumulasi penyusutan akan dihapus dan beban penyusutan dihitung

    kembali berdasarkan nilai wajar yang baru. Demikian selanjutnya apabila

    revaluasi menerbitkan nilai baru, maka beban penyusutan dihitung kembali.

    Peraturan lain dari IAS 16 adalah bahwa penerapan nilai wajar tidak bisa

    diterapkan oleh aktiva secara individu tetapi harus secara keseluruhan dalam

    golongan aktiva tersebut.

    F. Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba (Return on Invesment)

    Return on invesment atau sering juga disebut sebagai Basic Earning

    power (BEP) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva

    perusahaan dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini sudah lazim

    digunakan oleh banyak perusahaan dalam mengukur efektivitas dari

    keseluruhan operasi perusahaan karena sifatnya yang menyeluruh

    (komprehensif). Menurut Munawir (2004:89), ROI merupakan salah satu

    bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

  • 36

    digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

    Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari

    operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan

    untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.

    Rasio ini dihitung dengan rumus :

    ROI𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝑥100

    G. Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets)

    Return on assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh

    laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan

    perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimiliki

    (Prastowo dan Juliaty,2005:91). Rasio ini digunakan sebagai salah satu

    ukuran efisiensi dalam sebuah perusahaan mengalokasikan dan mengatur

    sumber daya yang dimilikinya.

    Rasio ini dihitung dengan rumus :

    ROA𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝑥100

  • 37

    H. Hasil Penelitian Terdahulu

    Anggaraini (1997) dalam penelitiannya mengenai revaluasi aktiva tetap

    yang ditinjau adari aspek perpajakan, menyatakan bahwa dengan adaya

    perbedaaan pengenaan pajak antara pajak yang bersifat final dan tidak final

    serta pemilihan metode depresiasi akan mempengaruhi cash flow perusahaan.

    Dengan adanya dua alternatif untuk memilih dikenakan pajak final dan tidak

    final, perusahaan dapat memilihnya dengan meninjau adri dua sisi yatu

    profitabilitas perusahaan dan lapisan tempat peghasilan kena pajak yang

    dimiliki perusahaan berada.

    Setiapningsih (1998), dalam penelitianya mengenainya selisih revaluasi

    aktiva tetap, apakah dapat dikatakan sebagai penghasilan atau bukan,

    menyatakan bahwa selisih revaluasi aktiva tetap dianggap sebagai

    keuntungan (holding gains). Penggunaan istilah penghasilan dalam

    perpajakan mempunyai pengertian yang lebih luas bila dibandingkan dengan

    istilah penghasilan yang digunakan dalam praktek kehidupan sehari-hari,

    karena dalam praktek penghasilan merupakan selisih antara pendapatan dan

    biaya.

    Adi (2003), dalam penelitiannya mengenai pengaruh revaluasi aktiva

    tetap terhadap laporan keuangan perusahaan dan pajak menyatakan bahwa

    manfaat revalausi yang diperoleh peusahaan melalui revaluasi ialah laporan

    yang lebih relevan dan tentu saja lebih baik, dimana nilai buku aktiva tetap

    sesuai dengan nilai rill aktiva, sehingga diperoleh keserasian antara nilai buku

    dengan nilai intrinsik perusahaan. Revaluasi akan mempengaruhi rekening

  • 38

    harta yaitu aktiva dan modal. Selain berpengaruh terhadap neraca, revaluasi

    juga berpengaruh terhadap pajak penghasilan, yaitu perusahaan berkewajiban

    membayar sebesar pajak yang dibayarkan dan mengurangi laba bersih

    perusahaan akhir periode.

    Prameswari (2003), dalam penelitiannya mengenai pengaruh revaluasi

    terhadap kewajiban pajak perusahaan, menyatakan bahwa perusahaan lebih

    baik tidak melakuakn revaluasi terhadap aktiva tetap yang dimiliki, karena

    pada tingkat tarif pajak 10%, 15% dan 30% PPh final yang dibayarkan tetap

    lebih besar bila dibandingkan dengan estimasi beban pajak yang dapat

    dihemat.

    Da Santo (2004), dalam penelitiannya mengenai analisis revaluasi

    aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahan, menyatakan bahwa dalam

    keadaan inflasi dan deflasi, penyimpangan terhadap prinsip harga perolehan

    dapat dibenarkan agar neraca dapat menunjukkan jumlah aktiva dan modal

    sehingga sesuai dengan keadaan inflasi atau deflasi serta laporan laba rugi

    dapat menunjukkan laba atau rugi yang layak. Dengan dilakukannya revaluasi

    aktiva tetap, neraca menunjukkan posisi keuangan yang wajar karena aktiva

    tetap yang didasarkan pada harga perolehan dianggap kurang mencerminkan

    nilai atau potensi nyata yang dimiliki perusahaan sehingga pemakai laporan

    keuangan dapat menerima informasi yang lebih akurat dan dapat membantu

    manajemen dalam penegembalian keputusan.

  • 39

    I. Perumusan Hipotesis Penelitian

    Hubungan antara rerevaluasi aktiva tetap dengan ROI

    Prinsip kos historis yang di ataur dalam standar akuntansi keuangan

    mewajibkan perusahaan untuk mencatat pengakuan aktiva tetap yang dimilki

    pada harga perolehannya. Bagi para pemakai informasi keuangan perusahan

    khususnya para investor maupun calon investor, kondisi seperti ini tidak

    menimbulkan permasalahan pada tahun-tahun awal perusahaan menjalankan

    usahanya. Akan tetapi, pada beberapa tahun berikutnya, laporan keuangan

    dengan penerapan kos historis ini akan mengaburkan informasi yang

    terkandung di dalamnya seperti yang diisyaratkan dalam perhitungan rasio

    ROI yang bisa digunakan oleh para investor maupun calon investor dalam

    menilai gambaran masa depan perusahaan. Informasi yang kabur tersebut

    umumnya diakibatkan oleh adanya fluktuasi nilai yang disebabkan oleh

    inflasi dan masalah perekonomian lainnya.

    Pendapat yang sesuai dengan itu penelitian Da Santo (2004), dalam

    penelitiannya mengenai analisis hubungan revaluasi aktiva tetap dalam

    laporan keuangan perusahan, menyatakan bahwa dalam keadaan inflasi dan

    deflasi, penyimpangan terhadap prinsip harga perolehan dapat dibenarkan

    agar neraca dapat menunjukkan jumlah aktiva dan modal sehingga sesuai

    dengan keadaan inflasi atau deflasi serta laporan laba rugi dapat menunjukkan

    laba atau rugi yang layak. Dengan dilakukannya revaluasi aktiva tetap, neraca

    menunjukkan posisi keuangan yang wajar karena aktiva tetap yang

    didasarkan pada harga perolehan dianggap kurang mencerminkan nilai atau

  • 40

    potensi nyata yang dimiliki perusahaan sehingga pemakai laporan keuangan

    dapat menerima informasi yang lebih akurat dan dapat membantu manajemen

    dalam pengembalian keputusan. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian

    ini sebagai berikut :

    H1 : Terdapat Hubungan Revaluasi aktiva Tetap dengan ROI

    Hubungan antara rerevaluasi aktiva tetap dengan ROA

    Dimitropoulos et al (2013), Yao et al (2014) penelitiannya menunjukkan

    bahwa revaluasi aset berhubungan terhadap return on assets (ROA).

    Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing,

    maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk meningkatkan laba bersih.

    Laba bersih diperoleh perusahaan dari jumlah pendapatan dibagi dengan total

    aktiva perusahaan. Peningkatan laba bersih perusahaan dipengaruhi oleh

    penggunaan secara efisien pada aset perusahaan. Dengan memfokuskan pada

    laba bersih dan pengelolaan atas aset Tetap secara efisien maka nilai return

    on assets akan meningkat. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini

    sebagai berikut :

    H2: Terdapat Hubungan Revaluasi aktiva Tetap dengan ROA

    BAB II LANDASAN TEORIA. AktivaB. Aktiva TetapC. Revaluasi (Penilaian kembali) Aktiva TetapD. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.486/KMK.03/2002 tentang Penilian Kembali Aktiva TetapE. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju pada Penerapan International Financial Reporting StandardsF. Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba (Return on Invesment)G. Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets)H. Hasil Penelitian TerdahuluI. Perumusan Hipotesis Penelitian