22
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam proses produksi, Jig sering digunakan pada proses pembentukan atau pemotongan baik berupa pelubangan maupun perluasan lubang. Alat bantu ini merupakan peralatan yang terikat secara tetap pada mesin utama. Alat bantu ini banyak digunakan pada pertukangan kayu, pembentukan logam, dan beberapa kerajinan lainnya yang membantu untuk mengontrol lokasi atau gerakan dari alat potong. Beberapa jenis Jig juga disebut alat bantu atau juga pengarah. Tujuan utama Jig adalah untuk pengulangan dan duplikasi yang tepat dari bagian benda kerja untuk proses produksi massal. Sebuah contoh Jig adalah kunci yang diduplikasi, asli digunakan sebagai Jig sehingga yang baru dapat memiliki jalur yang sama dengan yang aslinya. 2.2 Jenis-jenis Jig Jig bisa dibagi atas 2 kelas: Jig gurdi dan Jig bor. Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk dilobangi. Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lubang (reaming), mengetap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink. Jig dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan bushing yang digunakan. Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jig

Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih

alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk.

Dalam proses produksi, Jig sering digunakan pada proses pembentukan atau

pemotongan baik berupa pelubangan maupun perluasan lubang. Alat bantu ini

merupakan peralatan yang terikat secara tetap pada mesin utama. Alat bantu ini

banyak digunakan pada pertukangan kayu, pembentukan logam, dan beberapa

kerajinan lainnya yang membantu untuk mengontrol lokasi atau gerakan dari alat

potong. Beberapa jenis Jig juga disebut alat bantu atau juga pengarah. Tujuan

utama Jig adalah untuk pengulangan dan duplikasi yang tepat dari bagian benda

kerja untuk proses produksi massal. Sebuah contoh Jig adalah kunci yang

diduplikasi, asli digunakan sebagai Jig sehingga yang baru dapat memiliki jalur

yang sama dengan yang aslinya.

2.2 Jenis-jenis Jig

Jig bisa dibagi atas 2 kelas: Jig gurdi dan Jig bor. Jig bor digunakan untuk

mengebor lobang yang besar untuk dilobangi. Jig gurdi digunakan untuk

menggurdi (drilling), meluaskan lubang (reaming), mengetap, chamfer,

counterbore, reverse spotface atau reverse countersink. Jig dasar umumnya

hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran

dan bushing yang digunakan.

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

5

Gambar 2.2 Jig bor

Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe tertutup. Jig

gurdi terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin pada

hanya satu sisi. Jig gurdi tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang

dimesin lebih dari satu sisi.

Gambar 2.3 Operasi umum Jig gurdi

Jig template adalah Jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig tipe ini

terpasang diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem. Template

bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig jenis ini bisa mempunyai

bushing atau tidak.

Gambar 2.4 Jig template

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

6

Jig plate sejenis dengan template, perbedaannya hanya Jig jenis ini

mempunyai klem untuk memegang benda kerja.

Gambar 2.5 Jig plate

Jig plate kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan benda

kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini disebut Jig

table/meja.

Jig sandwich adalah bentuk Jig plate dengan plate bawah. Jig jenis ini ideal

untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau terlipat pada

Jig jenis lain.

Gambar 2.6 Jig sandwich

Jig angle plate (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen yang dimesin

pada sudut tegak lurus terhadap mounting locatornya (dudukan locator) yaitu

dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Modifikasi Jig jenis ini dimana

sudut pegangnya bisa selain 90 derajat disebut Jig pelat sudut modifikasi.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

7

Gambar 2.7 Jig pelat sudut

Jig angle plate bisa juga dapat di modifikasi dengan cara memutar bagian

bawah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Jig pelat sudut modifikasi

Jig kotak atau Jig tumble, biasanya mengelilingi komponen (seperti gambar

2.9). Jig jenis ini memungkinkan komponen dimesin pada setiap permukaan tanpa

memposisikan ulang benda kerja pada Jig.

Gambar 2.9 Jig kotak atau tumble

Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari Jig kotak. Komponen

dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

8

Gambar 2.10 Jig kanal

Jig leaf (daun) adalah Jig kotak dengan engsel daun untuk kemudahan

pemuatan dan pelepasan (gambar 2.11). Jig leaf biasanya lebih kecil dari Jig

kotak.

Gambar 2.11 Jig daun

Jig indexing digunakan untuk meluaskan lubang yang dimesin lainnya di

sekeliling komponen (gambar 2.12). Untuk melakukan ini, Jig menggunakan

komponen sendiri atau plate referensi dan sebuah plunger. Jig indexing yang

besar disebut juga Jig rotary.

Gambar 2.12 Jig indeks

Jig Trunnion adalah jenis Jig rotary untuk komponen yang besar atau

bentuknya aneh (gambar 2.13). Komponen pertama-tama diletakkan didalam

kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

9

Gambar 2.13 Jig trunnion

Jig pompa adalah Jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna

(gambar 2.14). Plate yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang

dan membongkar benda kerja dengan cepat.

Gambar 2.14 Jig pompa

Jig multistation (stasion banyak) mempunyai bentuk seperti gambar 2.15 ciri

utama Jig ini adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian

menggurdi, bagian lain meluaskan lubang (reaming) dan bagian ketiga melakukan

pekerjaan counterbore. Stasion akhir digunakan untuk melepaskan komponen

yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.

Gambr 2.15 Jig multi-station

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

10

2.3 Pengertian Jig

Jig merupakan suatu alat bantu atau mesin yang digunakan oleh seorang

operator untuk melakukan suatu proses tekukan/bendingan terhadap suatu

material. Mesin ini menggunakan sistem manual dengan tenaga manusia, berikut

ini adalah gambar dan bagian-bagian dari Jig :

Gambar 2.16 Bagian Jig (Sumber: CV. Harya Teknik)

Tabel 2.1 Nama bagian Jig (Sumber: CV. Harya Teknik)

No. Nama Part Fungsi

1 PIN BENDING Sebagai pin pendorong kawat.

2 STOPER WIRE Sebagai penahan material (kawat)

saat dilakukan pendorongan.

3 STOPER LOWER Sebagai pemberhenti sudut sesuai

yang dipinta.

4 BASE PLATE

Sebagai alas atau tempat untuk

penempatan dari stoper wire, stoper

lower, dan bearings.

5 HANDLE Sebagai alat untuk menggerakan

cylinder.

6 STOPER UPER Sebagai penentu titik ukuran yang

dipinta.

7 PIN CENTER Sebagai titik center dan penentu

radius sesuai yang dipinta.

8 CYLINDER Sebagai alat untuk penempatan pin

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

11

center, pin bending, dan handle.

9 BEARINGS LOWER Sebagai alat penggerak untuk

cylinder.

2.4 Bending Kawat

Bending adalah suatu tahapan atau proses tekukan pada suatu material, setiap

material/produk mempunyai bending-an masing-masing. Berikut ini adalah

contoh itemnya :

Gambar 2.17 Guide RR Harnes (Sumber: CV. Harya Teknik)

2.5 Jig Inspection

Jig inspection sendiri merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengecek material yang sudah selesai di-bending. Ini merupakan prosedur

pengecekan kualitas dimana kita bisa mengetahui apakah barang tersebut OK atau

NG.

Gambar 2.18 Jig Inspection Pilion LR (Sumber: CV. Harya Teknik)

2.6 Material

Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan (Callister &

William, 2004). Pengertian material adalah bahan baku yang diolah perusahaan

industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan yang

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

12

dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan yang dijadikan untuk

membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat.

Pemilihan material adalah merupakan salah satu langkah penting dalam

perancangan mesin. Jenis material apa yang sebaiknya digunakan untuk

komponen tertentu? Ini adalah pertanyaan yang sangat dasar yang sering dihadapi

perancang. Karakteristik apa saja yang harus dipertimbangkan: kekuatannya?

tahan korosi? density? Machine ability? dan pertanyaan-pertanyaan lain-lainnya.

Seandainya perancang telah mendapatkan jenis material yang cocok, biasanya

masih ada kendala-kendala lain yang harus dihadapi seperti misalnya harganya

mahal, material tidak tersedia di pasar dan kendala lainnya.

2.7 Klasifikasi Material

Secara garis besar material teknik dapat diklasifikasikan menjadi 2 :

1. Material logam

2. Material non logam

Berdasarkan pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi

dua golongan yaitu:

1. Logam besi / ferrous

2. Logam non besi / non ferrous

Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe)

sebagai unsur utamanya. Logam-logam non besi merupakan meterial yang

mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin,

logam (terutama logam besi/baja) merupakan material yang paling banyak

dipakai, tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non

logam sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang

tidak dimiliki oleh material logam.

Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:

1. Keramik

Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa

(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge)

dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. Material jenis keramik

semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

13

tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar

angkasa sangat memerlukan keramik.

2. Plastik (polimer)

Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai

molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling

mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga,

interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.

3. Komposit

Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih,

yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya.

Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara

alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam

matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat

terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.

Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu

material/komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan

kerusakan pada material/komponen tersebut. Beberapa sifat mekanik yang penting

dalam klasifikasi material teknik antara lain:

1. Kekuatan (strength)

Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa

menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang

bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik,

kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.

2. Kekakuan (stiffness)

Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa

mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.

3. Kekenyalan (elasticity)

Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa

mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan

dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke

bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

14

4. Plastisitas (plasticity)

Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan

bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang

mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile),

sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai

material yang getas (brittle).

5. Keuletan (ductility)

Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi

kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya

diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini

biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat

ini antara lain besi lunak, tembaga, alumunium, nikel, dan lain-lain.

6. Ketangguhan (toughness)

Merupakan kemampuan material untuk mengakibatkan terjadinya kerusakan.

7. Kegetasan (brittleness)

Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.

Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit

pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada

beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan

yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.

8. Kelelahan (fatigue)

Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima

beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas

kekakuan menyerap sejumlah energi elastiknya.

9. Melar (creep)

Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik

bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang

lama pada suhu yang tinggi.

10. Kekerasan (hardness)

Merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi/penetrasi.

Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan

material terhadap penggoresan atau pengikisan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

15

2.8 Sistem Pneumatik

Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua

sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang

dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut pneumatik. Dalam

penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomatis.

Dalam suatu rangkaian pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam kompresor

dan mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian

diubah menjadi gerak mekanik (gerak piston).

2.9 Klasifikasi Pneumatik

Sistem elemen pada pneumatik memiliki bagian-bagian yang mempunyai

fungsi bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Secara garis besar sistim

berbeda. Secara garis besar sistim elemen pada pneumatik dapat elemen pada

pneumatik dapat digambarkan pada skema berikut:

Gambar 2.19 Klasifikasi Pneumatik (Sumber: FESTO FluidSIM)

2.10 Komponen Pneumatik

2.10.1 Kompresor

Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk

meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor

biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai

tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari kompresor biasanya

diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik spray/air brush,

untuk mengisi angin ban, pembersihan, pneumatik, gerinda udara (air gerinder)

dan lain sebagainya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

16

Gambar 2.20 Kompresor (Sumber: http://alatcuci.blogspot.com/2012/07/normal-

0-false-false-false-en-us-x-none.html)

2.10.2 Regulator dan Gauge

Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik.

Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara

terkompresi masuk ke sistem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai

penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem

mekanis maupun elektrik.

Gambar 2.21 Regulator dan Gauge pada Sistem Pneumatik (Sumber:

http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-sistem-pneumatik-3/)

2.10.3 Check Valve

Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya

aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah

apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator

udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator

untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari

kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

17

Gambar 2.22 Check Valve (Sumber:

https://www.indiamart.com/proddetail/pneumatic-check-valve-

11277876362.html)

2.10.4 Katup

Directional valve atau katup pengatur arah yang instalasinya berada tepat

sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara

mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve

ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih

arah aliran.

Gambar 2.23 Katup 3/2 NC (Sumber:

http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-

pneumatik.html)

Katup pada gambar diatas mempunyai tiga lubang yaitu lubang P, lubang A

dan lubang R, dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke

dalam katup, lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup yang akan

dihubungkan ke komponen berikutnya, sedangkan lubang R adalah lubang

pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi

tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri). Pada posisi

normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (karena aliran udara dari lubang

P ke lubang A ditutup), sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan

R, artinya udara yang telah melakukan kerja dibuang melalui lubang A ke lubang

R.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

18

Gambar 2.24 Katup antara lubang P ke lubang A terbuka,

lubang R tertutup (Sumber:

http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-

pneumatik.html)

Gambar 2.25 Katup yang mempunyai 4 lubang dan 2 posisi (Sumber:

http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-

pneumatik.html)

Gambar 2.26 Katup yang mempunyai 4 lubang dan posisi tengah menutup

(Sumber: http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-

saluran-pneumatik.html)

Gambar 2.27 Katup yang mempunyai 5 lubang dan 2 saluran pembuangan

(Sumber: http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-

saluran-pneumatik.html)

Gambar 2.28 Katup 5/3 (Sumber:

http://margionoabdil.blogspot.com/2013/03/simbol-simbol-katup-saluran-

pneumatik.html)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

19

2.10.5 Aktuator Rotasi

Aktuator rotasi berfungsi untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan

rotasi pada poros aktuator. Batas putaran pada silinder rotari ada yang 45°, 90°,

180°, dan 270°. Jenis silinder rotary pada batang silinder mempunyai profil gigi,

bersamaan dengan batang torak menggerakan roda gigi, dengan cara demikian

gerak linier diubah menjadi gerakan putar searah atau berlawanan jarum jam.

Gambar 2.29 Actuator Rotary (Sumber: https://www.alibaba.com/product-

detail/Pneumatic-air-cylinder-Pneumatic-rotary-cylinder_60697131561.html)

2.11 Statika

Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika dari suatu beban

terhadap gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut.

Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi

obyek tinjauan utama. Sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka, gaya-gaya

yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam.

Gambar 2.30 Sketsa Prinsip Statika Kesetimbangan (Sumber:

https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

20

2.11.1 Gaya Luar

Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar

sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan kontruksi. Gaya luar dapat

berupa gaya vertikal, horizontal, dan momen puntir. Pada persamaan statis

tententu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat

dari kesetimbangan :

∑ Fx = 0

∑ Fy = 0

∑ M = 0

2.11.2 Gaya Dalam

Gaya dalam dapat di bedakan menjadi :

1. Gaya normal (normal force) adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu batang.

2. Gaya lintang/geser (shearing force) adalah gaya yang bekerja tegak lurus

sumbu batang.

3. Momen lentur (bending moment).

Persamaan kesetimbangannya adalah :

∑ F = 0 atau ∑ Fx = 0

∑ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda)

∑ M = 0 atau ∑ Mx = 0

∑ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu benda)

4. Reaksi.

Reaksi adalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri

terdiri atas :

Momen (M) = F x s

Dimana :

M = Momen (N.mm)

F = Gaya (N)

S = Jarak (mm)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

21

Gambar 2.31 Sketsa Gaya Dalam (Sumber:

https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)

2.11.3 Jenis-jenis Pembebanan

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah

jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembebanan:

1. Beban Terpusat

Titik kerja pada batang dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.

Gambar 2.32 Pembebanan Terpusat (Sumber:

https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)

2. Beban Terbagi Merata

Disebut beban terbagi merata karena merata sepanjang batang dinyatakan

dalam qm (kg/m atau KN/m). Q=Ton/m

Gambar 2.33 Pembebanan Terbagi Merata (Sumber:

https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

22

3. Beban Bervariasi Uniform

Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang besarnya

tidak merata.

Gambar 2.34 Pembebanan Bervariasi Uniform (Sumber:

https://www.slideshare.net/ADIMAS701/praktikum-70695703)

2.11.4 Tumpuan

Tumpuan ialah tempat perletakan kontruksi atau dukungan bagi kontruksi

dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja. Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3

jenis tumpuan, yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol, dan tumpuan jepit.

1. Tumpuan engsel

Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang dapat menahan gaya horizontal

maupun gaya vertikal yang bekerja padanya. Tumpuan yang berpasak mampu

melawan gaya yang bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada umum

nya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen yang

satu dalam arah horizontal dan lainnya dalam arah vertikal. Tidak seperti

pada perbandingan tumpuan rol atau penghubung, maka perbandingan antara

komponen-komponen reaksi pada tumpuan yang terpasak tidaklah tetap.

Untuk menentukan kedua kompenen ini, dua buah komponen statika harus

digunakan.

Gambar 2.35 Sketsa Tumpuan Engsel (Sumber:

http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-

jepit.html?m=1)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

23

2. Tumpuan Rol

Tumpuan rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi

vertikal. Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang

spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan

gaya hanya arah AB rol. Pada gambar dibawah ini hanya dapat melawan

beban vertikal. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada

bidang cp.

Gambar 2.36 Sketsa Tumpuan Rol (Sumber:

http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-

jepit.html?m=1)

3. Tumpuan Jepit

Tumpuan jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi

vertikal, reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.

Tumpuan jepit ini dapat melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu

melawan suatu kopel atau momen. Secara fisik, tumpuan ini diperoleh dengan

membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke

dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya

dan sebuah momen.

Gambar 2.37 Sketsa Tumpuan Jepit (Sumber:

http://bmkings.blogspot.com/2015/10/perbedaan-tumpuan-rol-sendi-dan-

jepit.html?m=1)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

24

2.11.5 Diagram Gaya Geser (Shear Force Diagram)

Gaya geser adalah susunan gaya yang tegal lurus dengan sumbu batang.

Gambar 2.38 Shear Force Diagram (SFD) (Sumber: Popov, E.P. Mekanika

Teknik. Terjemahan Zainul Astamar. Penerbit

Erlangga. Jakarta. 1984)

Pada Gambar diatas menunjukkan bahwa nilai gaya geser akan positif apabila

perputaran gaya yang bekerja searah dengan jarum jam. Sebaliknya, apabila

berputaran yang bekerja berlawanan dengan jarum jam, maka diberi tanda negatif.

2.11.6 Momen (Bending Momen Diagram)

Momen adalah hasil kali dari gaya dengan jarak (jarak garis lurus terhadap

garis kerjanya). Dalam gambar dibawah ini berarti bahwa titik C terjadi momen

sebesar :

= .

Gambar 2.39 Bending Momen Diagram (BMD) (Sumber: Popov, E.P. Mekanika

Teknik. Terjemahan Zainul Astamar. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1984)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jig

25

Bidang momen diberi tanda positif jika bagian bawah atau bagian dalam yang

mengalami tarikan. Sebaliknya, apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas

atau luar bidang momen, maka diberi negatif. Perlu diketahui bahwa momen

berputar ke arah kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri

belum tentu negatif, oleh karena itu pemberian tanda perlu diperhatikan dengan

teliti.