25
18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen adalah suatu koordinasi dan pengawasan aktivitas kerja karyawan sehingga pekerjaan mereka selesai dengan efisien dan efektif. Menurut John R. Schermerhorn (2010) manajemen adalah proses perencanaan, memimpin organisasi, dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan kinerja. Sedangkan menurut Gary Dessler (2017) manajemen mencakup lima fungsi dasar perencanaan, pengorganisasian, penempatan pegawai, pimpinan, dan pengontrolan. Beberapa kegiatan spesifik yang terlibat dalam setiap fungsi meliputi: a. Planning Menetapkan tujuan dan standar, mengembangkan peraturan dan prosedur, mengembangkan rencana dan peramalan. b. Organizing Memberikan tugas kepada setiap bawahan, membangun divisi, mendelegasikan wewenang kepada bawahan, membangun saluran otoritas dan komunikasi, serta mengkoordinasikan bawahan. Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen adalah

suatu koordinasi dan pengawasan aktivitas kerja karyawan sehingga pekerjaan

mereka selesai dengan efisien dan efektif.

Menurut John R. Schermerhorn (2010) manajemen adalah proses

perencanaan, memimpin organisasi, dan pengendalian penggunaan sumber daya

untuk mencapai tujuan kinerja.

Sedangkan menurut Gary Dessler (2017) manajemen mencakup lima

fungsi dasar perencanaan, pengorganisasian, penempatan pegawai, pimpinan, dan

pengontrolan. Beberapa kegiatan spesifik yang terlibat dalam setiap fungsi

meliputi:

a. Planning

Menetapkan tujuan dan standar, mengembangkan peraturan dan prosedur,

mengembangkan rencana dan peramalan.

b. Organizing

Memberikan tugas kepada setiap bawahan, membangun divisi,

mendelegasikan wewenang kepada bawahan, membangun saluran otoritas

dan komunikasi, serta mengkoordinasikan bawahan.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

19

c. Staffing

Menentukan tenaga kerja yang harus dipekerjakan, merekrut calon

karyawan, memilih karyawan, menetapkan standar kinerja, kompensasi

karyawan, mengevaluasi kinerja, konseling karyawan, melatih dan

mengembangkan karyawan.

d. Leading

Mengarahkan karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka, menjaga moral,

dan memotivasi bawahan.

e. Controlling

Menetapkan standar kuota penjualan, standar mutu, atau tingkat produksi,

memeriksa dan melihat kinerja, mengambil tindakan korektif sesuai

kebutuhan.

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia menurut Gary Dessler (2017) adalah

proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberi kompensasi kepada karyawan,

dan memperhatikan hubungan kerja, kesehatan dan keselamatan serta keadilan.

Menurut O.C Ferrel, Geoffrey Hirt & Linda Ferrel (2008) manajemen

sumber daya manusia adalah semua kegiatan yang terlibat dalam menentukan

kebutuhan organisasi sumber daya manusia, serta memperoleh, melatih, dan

memberi kompensasi kepada orang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sementara itu, menurut Gary Dessler (2015) manajemen sumber daya

manusia atau Human Resource Management adalah proses memperoleh, melatih,

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

20

menilai, dan memberi kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan

kerja, kesehatan serta keselamatan kerja dan keadilan.

Kemudian menurut Nickels, McHugh (2012) manajemen sumber daya

manusia adalah proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia kemudian

merekrut, memilih, mengembangkan, memotivasi, mengevaluasi,

mengkompensasi, dan menjadwalkan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

2.3 Social Support

Menurut Burke, Noblet and Rodwell (2008 dalam Wickramasinghe, 2016)

Social support adalah dukungan sosial berupa bantuan terkait dengan pekerjaan

yang bersumber dari rekan kerja, supervisor/atasan,teman diluar pekerjaan, atau

keluarga (Yang, 2008) . Dukungan dari dalam dan dari luar lingkungan kerja serta

keluarga sangat penting bagi organisasi karena potensi dampaknya terhadap

kesejahteraan dan kinerja karyawan.

Menurut Karasek et al., (1989 dalam West, 2013) mendefinisikan social

support sebagai hubungan sosial yang mengintegrasikan karyawan yang satu

dengan yang lainnya untuk memperluas kemampuan mereka. Dukungan rekan

kerja, di sisi lain, mengacu pada rekan kerja yang membantu tugas mereka satu

sama lain pada saat yang dibutuhkan dengan berbagi pengetahuan dan keahlian

serta memberikan dorongan dan dukungan. (Zhou & George, 2001).

Menurut Leavy (1983, dalam Huang, 2015) social support dapat didefinisikan

sebagai hubungan individu yang saling membantu dan kapasitas hubungan

tersebut. Social support dapat dianggap sebagai sumber daya sosial yang dapat

mengimbangi efek negatif seperti, kelelahan, perilaku karyawan yang

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

21

menyimpang, hilangnya sumber daya akibat dari lingkungan kerja yang penuh

tekanan seperti stressor peran (Halbesleben & Hobfoll, 2003 dalam Huang, 2015).

Menurut Cutrona dan Russell (1990 dalam Weinberg, 2017) Social support

adalah dukungan yang diberikan oleh pemberi dukungan untuk membantu pencari

dukungan mengatasi masalah atau peristiwa. Bantuan ditawarkan melalui

emosional dan sarana nyata, dengan tujuan meminimalkan hal yang tidak

diinginkan dari reaksi emosional dan kesulitan (Cutrona dan Russell, 1990;

Knight and Carpenter, 2012 dalam Weinberg, 2017).

Menurut House (1981 dalam Carson, 2014) menguraikan dua mekanisme

social support dan menjelaskan dampaknya pada stres serta kesejahteraan. Social

support memiliki efek langsung dengan meningkatkan kesejahteraan atau efek

tidak langsung yaitu buffering yang mengurangi stres pada hubungan stres dan

kesejahteraan (Cohen and Wills, 1985 dalam Carson, 2014). Social supoort dapat

berasal dari berbagai sumber seperti supervisor dan keluarga, dan dapat dalam

berbagai bentuk atau jenis seperti emosional dan instrumental (House, 1985 dalam

Carson, 2014).

Dalam penelitian ini menggunakan definisi social support menurut Karasek.,

et al (1989 dalam west, 2013) yang mendefinisikan social support sebagai

hubungan sosial yang mengintegrasikan karyawan yang satu dengan yang lainnya

untuk memperluas kemampuan mereka.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

22

2.3.1 Jenis-Jenis Dukungan

Menurut Cutrona dan Russell (1990 dalam Weinberg, 2017)

mengidentifikasi lima jenis dukungan sosial yaitu: dukungan informasi, bantuan

nyata, dukungan nilai, dukungan networking dan dukungan emosional.

1. Dukungan informasi mencerminkan bimbingan dan saran dari pemberi

dukungan yang memberikan solusi untuk situasi saat ini yang dicari oleh

pencari dukungan (Cutrona & Russell, 1990 dalam Weinberg, 2017).

2. Bantuan nyata mengacu pada bantuan berupa alat yang konkrit seperti

sumber daya yang disediakan oleh pemberi dukungan untuk membantu

pencari dukungan dengan situasi yang sulit.

3. Dukungan harga diri mencerminkan bantuan yang datang dari diri sendiri

sebagai feedback yang positif seperti, kemampuan mereka untuk

menangani situasi sulit.

4. Dukungan networking mengacu pada tindakan yang ditujukan untuk

menciptakan perasaan yang memiliki kelompok tertentu.

5. Dukungan emosional mencerminkan dengan memberikan kenyamanan

dan perasaan keamanan yang membuat individu yang mencari dukungan

seolah-olah mereka diayomi.

Penelitian ini mengadopsi jenis dukungan informasi, bantuan nyata, dan

dukungan emosional karena ketiga dukungan tersebut adalah akar dari

permasalahan penelitian ini, seperti yang telah diukur melalui indicator pada

variable social support.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

23

2.4 The Lack of Promotional Opportunity

Menurut Heery dan Noon (2001 dalam Kiyani, 2017) promotion adalah ada

pergerakan dari satu posisi ke posisi yang lebih tinggi dengan tanggung jawab

yang lebih besar.

Menurut Harlan (1989 dalam Kabasakal, 2017) mendefinisikan opportunity

posisi dalam kedudukan organisasi dan sebagai persepsi karyawan sejauh mana

prosedur perusahaan memberikan promosi melalui persaingan yang adil dan

terbuka. Demikian juga, Bratti dan Staffolani (2007 dalam Kabasakal, 2017)

membuat konsep peluang karir hanya sebagai peluang promosi.

Menurut Erkutlu dan Chafra (2006 dalam Wickramasinghe, 2016) the lack of

promotional opportunity adalah kurangnya kesempatan untuk kemajuan, dimana

individu bergantung pada kinerjanya. Kurangnya promotional opportunity telah

disimpulkan sebagai hal penting bagi stres kerja (Nelson & Burke, 2000. Yang,

2008 dalam Wickramasinghe, 2016). (Yang, 2008) berpendapat karyawan dengan

kesempatan yang lebih tinggi untuk kemajuan menunjukkan tingkat kesehatan

psikologis dan fisik yang tinggi.

Menurut Iverson dan Roy (1994 dalam Wickramasinghe, 2016) the lack of

promotional opportunity adalah kurangnya perpindahan jenjang dari status yang

berbeda dalam suatu organisasi.

Kanter (1977 dalam Kabasakal, 2017) menghubungkan bahwa opportunity

tidak hanya untuk promosi tetapi untuk pergerakan pekerjaan melalui struktur

opportunity yang ditentukan oleh hal-hal seperti tantangan dan peningkatan

keterampilan. Demikian pula, penelitian lain berpendapat, karena berkurangnya

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

24

peluang untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi, peluang pada pekerjaan tidak

boleh dibatasi untuk promosi. Demikian pula, Gill (2013 dalam Kabasakal, 2017)

mengacu pada pengembangan sebagai peluang bagi karyawan. Caudron (1994

dalam Kabasakal, 2017) juga menyebutkan opportunity untuk pekerjaan yang

menantang, gerakan dengan tantangan baru, dan tanggung jawab baru sebagai

opportunity di tempat kerja, dengan alasan itu, bukan hanya mendorong karyawan

berpindah ke jenjang yang lebih tinggi, perusahaan bisa menambah pekerjaannya

saat ini, untuk memberikan opportunity untuk tumbuh, dan memberikan karyawan

baru tantangan.

Faktor promosi mengacu pada perubahan yang konkrit dalam status yang lebih

tinggi dalam organisasi. Menciptakan kesempatan untuk pengembangan diri

karyawan, peningkatan tanggung jawab, dan kedudukan sosial sesuai dengan

kemampuan, keterampilan, dan pekerjaannya (Stephen, 2009 dalam Kian &

Yusoff, 2015). Khususnya, promotion opportunity mengacu pada tingkat di mana

karyawan merasakan kesempatan pada status mereka secara resmi diberikan untuk

pindah ke jenjang status yang lebih tinggi dalam organisasi mereka. Karyawan

berharap ketika bekerja perusahaan dapat menyediakan mereka kesempatan untuk

dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi namun menantang (Jane, Mike, &

Namusonge, 2012 dalam Kian dan Yusoff, 2015).

Dalam penelitian ini menggunakan definisi the lack of promotional

opportunity menurut Iverson & Roy (1994 dalam Wickramasinghe, 2016) the lack

of promotional opportunity adalah kurangnya perpindahan jenjang dari status

yang berbeda dalam suatu organisasi.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

25

2.5 Stress

Menurut Stephen P.Robbins dan Mary Coulter (2009) stress adalah reaksi

buruk yang ditimbulkan oleh tekanan yang berlebihan pada seseorang karena

tuntutan yang luar biasa. Meskipun sering disimpulkan dalam konteks negatif,

stres bisa positif terutama ketika memberikan potensi keuntungan. Stres dapat

disebabkan oleh faktor pribadi dan pekerjaan. Perubahan dari setiap pekerjaan

memiliki potensi untuk stres dengan melibatkan tuntutan, kendala, atau peluang.

Menurut John R. Schermerhorn (2010) stres berhubungan erat dengan

emosi dan suasana hati seseorang, pengalaman yang dialami oleh individu yang

berhadapan dengan tuntutan yang luar biasa atau setiap pandangan terhadap

kendala masa depan. Stressors adalah penyebab suatu tekanan. Stres terbagi

menjadi dua yaitu constructive stress dan destructive stress, constructive stress

adalah bertindak dengan cara yang positif untuk meningkatkan usaha, merangsang

kreativitas, dan mendorong ketekunan dalam pekerjaan seseorang sedangkan

destructive stress adalah merusak kinerja seorang individu.

Menurut Stephen P.Robbins dan Timothy A.Judge (2013) stress adalah

proses psikologis yang tidak menyenangkan yang terjadi sebagai respon terhadap

tekanan lingkungan. Stressor dibagi menjadi dua yaitu, challenge stressor dan

hindrance stressor, challenge stressor adalah berhubungan dengan beban kerja,

tekanan untuk menyelesaikan tugas, dan urgensi waktu sedangkan hindrance

stressor adalah yang membuat individu mencapai tujuan tertentu (misalnya,

birokrasi, politik, kebingungan atas tanggung jawab pekerjaan).

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

26

2.5.1 Job Stress

Menurut Armstrong dan Griffin (2004 dalam Wickramasinghe, 2016) job

stress adalah perasaan karyawan terkait tekanan pekerjaan, ketegangan,

kecemasan, frustrasi, kekhawatiran, kelelahan emosional, dan kesulitan. Dengan

kata lain, pekerjaan yang dapat menimbulkan stres. Stres menunjukkan

transformasi atau perubahan yang dihasilkan pada individu sebagai akibat dari

kekuatan dan pengalaman khusus dari kejadian tersebut (Le Fevre, 2003 dalam

Wickramasinghe, 2016).

Menurut Lingard (2004 dalam Alkilani, 2015) job stress adalah respons

emosional dan fisik yang berbahaya, yang terjadi ketika karyawan merasakan

keseimbangan yang tidak memadai antara tuntutan pekerjaan mereka dan

kemampuan mereka. Leung (2011 dalam Alkilani, 2015) menyatakan bahwa

akumulasi dari stres kerja, karyawan yang menderita karena kelelahan kerja, yaitu,

dimana kelelahan keadaan emosional, fisik dan mental (Halbesleben & Buckley,

2004; Meliá & Becerril, 2007; Weijing & Hongchun, 2011 dalam Alkilani, 2015).

Menurut Parke (1983 dalam Chang, 2016) job stress didefinisikan sebagai

kesadaran atau perasaan individu tertentu dari pribadi tidak berfungsi karena

kondisi yang dirasakan atau kejadian dalam sistematika kerja. Restrukturisasi

organisasional memberikan peluang prestasi tetapi mengekspresikan tuntutan

pekerjaan, seperti tekanan kerja yang lebih tinggi.

Pekerjaan menuntut karyawan dengan beranggapan bahwa sumber daya

pekerjaan, mengacu pada fisik, psikologis, sosial, atau aspek organisasi pekerjaan

seperti fungsi dalam mencapai tujuan kerja, yang berkapasitas mengurangi

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

27

tuntutan pekerjaan, menarik pembelajaran dan pengembangan pribadi, dukungan

sosial, dan feedback kinerja, dapat memicu proses motivasi yang mengarah ke

pembelajaran yang berhubungan dengan pekerjaan dan komitmen kerja

(Demerouti, 2001; Doi, 2005; Bakker & Demerouti, 2007 dalam Chang, 2016).

Dengan demikian, sumber daya individu diperlukan untuk menangani stres

pekerjaan tetapi juga memainkan peran kunci dalam hak mereka sendiri

(Hackman dan Oldham, 1980; Hobfoll, 2001 dalam Chang, 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan definisi job stress menurut Armstrong &

Griffin (2004 dalam Wickramasinghe, 2016) job stress adalah perasaan karyawan

terkait tekanan pekerjaan, ketegangan, kecemasan, frustrasi, kekhawatiran,

kelelahan emosional, dan kesulitan.

2.6 Career Commitment

Menurut Guney (2004 dalam Cicek, Karaboga & Sehitoglu, 2016) career

adalah semua pengalaman yang didapat dari pembelajaran profesional dan

perilaku sepanjang hidup seseorang. Individu yang berkomitmen untuk karir

mereka dan peduli dengan karir mereka terlepas dari kondisi kerja dan rekan kerja

bahkan organisasi mereka. Tentu saja secara keseluruhan mereka dapat memiliki

career commitment terkait dengan organisasi mereka.

Meskipun ketidakpuasan terhadap organisasi tinggi, individu dapat

memutuskan untuk terus bekerja dalam organisasi ini karena karier mereka.

Individu dengan career commitment yang tinggi akan termotivasi dengan karir

mereka serta harapan dan tujuan (Collarelli & Bishop, 1990; Mueller, 1992 dalam

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

28

Cicek, 2016). Individu tidak memerlukan komitmen organisasi (Mellor, 2001

dalam Cicek, 2016).

Menurut Sturges (2002 dalam Koslowsky, Yaniv & Speiser, 2013) Career

commitment menggambarkan sejauh mana pekerja mengidentifikasi tujuan atau

karir individu mereka sendiri. Menggunakan Terminologi Blau (1989 dalam

Koslowsky, Yaniv & Speiser, 2013), Commitment career didefinisikan sebagai

sikap seseorang terhadap panggilan hati seseorang, termasuk sebuah profesi.

Kelompok atau organisasi memainkan peran dan perilaku individu yang

berorientasi untuk memaksimalkan aspirasi dan tujuan pribadi, seperti: promosi,

kenaikan gaji, tunjangan baru, dll.). Career commitment mengacu pada investasi

dalam pendidikan dan pembelajaran serta keterampilan yang dilakukan karyawan

dan untuk karyawan yang merasa bahwa dia tidak mendapat kompensasi yang

memadai pada pekerjaannya sekarang.

Menurut Blau (1985) dalam Saedd (2016) career commitment sebagai

sikap seseorang terhadap profesi atau keputusan seseorang serta sebagai motivasi

seseorang untuk bekerja dalam keputusan yang dipilih.

Menurut Mueller (1999) dalam Wickramasinghe (2016) career

commitment adalah keterlibatan seseorang dalam pekerjaannya, yang menandakan

tingkat kesetiaan pada profesi seseorang. Career commitment sebagai kekuatan

motivasi seseorang bekerja dalam peran karir yang dipilih (Hall, 1971 dalam

Wickramasinghe, 2016) serta tingkat kesetiaannya terhadap profesi seseorang

(Blau, 1985; Mueller, 1999 dalam Wickramasinghe, 2016).

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

29

Menurut Blau (19850 dalam Saedd (2016) konseptualisasi sudut pandang

komitmen karir yang terdiri dari tiga komponen yaitu:

1. Identitas karir adalah pusat karier seseorang untuk sebuah identitasnya.

2. Wawasan karier adalah sejauh mana seseorang memiliki pandangan yang

realistis tentang dirinya dan organisasi dan menghubungkan persepsi ini

dengan tujuan karier.

3. Ketahanan karir adalah ketahanan seseorang terhadap gangguan karier

dalam lingkungan yang kurang optimal.

Menurut Arthur (1989) dalam Cicek et al., (2016) commitment career dapat

didefinisikan sebagai sikap terhadap karier individu atau sebagai respons

psikologis individu untuk karir profesional mereka.

Menurut Hall (1971) dalam Cicek et al., (2016) commitment career adalah

kekuatan motivasi individu dan cara yang stabil dalam profesi untuk memenuhi

peran karir yang disukai. Career commitment menentukan tujuan karier individu,

identifikasi karir diri sendiri. Colarelli & Bishop (1990) dalam Cicek et al.,

(2016). Dengan kata lain, career commitment adalah tanda untuk bersikeras

mencapai tujuan karir individu (Ellemers 1998 dalam Cicek, Karaboga &

Sehitoglu, 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan definisi career commitment menurut Blau

(1985 dalam Saedd, 2016) career commitment sebagai sikap seseorang terhadap

profesi atau keputusan seseorang serta sebagai motivasi seseorang untuk bekerja

dalam keputusan yang dipilih.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

30

2.7 Hubungan Antar Variabel

2.7.1 Pengaruh Social Support Terhadap Job Stress

Menurut Gold, 2006; Price, 1997 dalam Vathsala Wickramasinghe (2016),

yang berjudul The Mediating Effect of Job Stress In the Relationship Between

Work-Related Dimensions and Career Commitment mengemukakan bahwa

ditemukan dimensi yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu, social support,

berpengaruh langsung secara signifikan terhadap job stress. Ketika karyawan

tidak menerima social support dari rekan kerja dan supervisor untuk

menyelesaikan tugas, mereka mungkin mengalami tingkat job stress yang lebih

tinggi.

Menurut Burke, 1988; Noblet & Rodwell, 2008; Yang dkk., 2008 dalam

Vathsala Wickramasinghe (2016), yang berjudul The Mediating Effect of Job

Stress In the Relationship Between Work-Related Dimensions and Career

Commitment dalam studi saat ini, istilah social support adalah bantuan yang

datang dari rekan kerja dan supervisor. Beberapa penelitian sebelumnya telah

mengungkapkan social support dalam konteks studi saat ini (Burke, 1988; Noblet

& Rodwell, 2008; Yang dkk., 2008 dalam Wickramasinghe, 2016). Yang (2008

dalam Wickramasinghe, 2016) memberikan bukti bahwa hubungan yang

berkualitas tinggi kepada karyawan untuk mendapatkan lebih banyak social

support dari supervisor dan rekan kerja untuk menyelesaikan tugas dan mengatasi

emosi negatif. Kurangnya hubungan saling membantu yang datang dari rekan

kerja dan supervisor. Oleh karena itu supervisor telah disimpulkan sebagai

sumber job stress, dan kurangnya kesejahteraan karyawan di tempat kerja.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

31

Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Social suppport berpengaruh negatif terhadap job stress.

2.7.2 Pengaruh The Lack of Promotional Opportunity Terhadap Job Stress

Menurut Erkutlu dan Chafra, 2006 dalam Vathsala Wickramasinghe

(2016), yang berjudul The Mediating Effect of Job Stress In the Relationship

Between Work-Related Dimensions and Career Commitment mengemukakan

kurangnya peluang untuk kemajuan, dimana individu tergantung pada kinerja

mereka, membuat situasi kerja berpotensi sangat stres. Adanya serangkaian

jenjang pekerjaan dan keberadaan tenaga kerja internal, di mana lebih banyak

posisi yang kosong yang diisi dalam organisasi, dapat diidentifikasi memberikan

jalan untuk pindah ke tingkat status yang berbeda dalam suatu organisasi ( Price,

1997 dalam Vathsala Wickramasinghe (2016).

Kurangnya promotional opportunity telah disimpulkan sebagai sesuatu

yang penting untuk job stress (Nelson & Burke, 2000; Yang, 2008 dalam Vathsala

Wickramasinghe, 2016). Yang et al., (2008 dalam Vathsala Wickramasinghe

(2016) menemukan karyawan dengan tingkat peluang yang lebih tinggi untuk

kemajuan menunjukkan tingkat kesejahteraan psikologis dan fisik yang lebih

tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2 : The lack of promotional opportunity berpengaruh positif terhadap job stress.

2.7.3 Pengaruh Job Stress Terhadap Career Commitment

Menurut Blau, 2007; Blau & Lunz, 1998; Van der Heijden, 2009 dalam

Vathsala Wickramasinghe (2016), yang berjudul The Mediating Effect of Job

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

32

Stress In the Relationship Between Work-Related Dimensions and Career

Commitment mengungkapkan bahwa penelitian sebelumnya kurang

memperhatikan dampak job stress sebagai kemungkinan penyebab kurangnya

career commitment. Walaupun sangat sulit untuk menemukan penelitian empiris

langsung tentang dampak job stress pada career commitment.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketidakpuasan dengan

karakteristik lingkungan kerja dapat mempengaruhi niat karyawan untuk

meninggalkan profesinya. Lebih lanjut, Lee (2000 dalam Vathsala

Wickramasinghe, 2016) meneliti hubungan antara career commitment dan

variabel yang berhubungan dengan pekerjaan secara sistematik dan

menyimpulkan bahwa sikap terhadap pekerjaan itu sendiri mungkin menjadi

perhatian utama dalam berkomitmen pada pekerjaan seseorang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H3 : Job stress berpengaruh negatif terhadap career commitment.

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

33

2.8

Pene

litia

n T

erda

hulu

T

abel

2.1

Pen

eliti

an T

erda

hulu

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

1.

Sari

Man

sour

Dia

ne-

Gab

rielle

Tre

mbl

ay

Emer

ald

Insi

ght (

2016

) W

orkl

oad,

gen

eric

and

wor

k–fa

mily

spec

ific

soci

al su

ppor

ts a

nd jo

b

stre

ss: m

edia

ting

role

of w

ork-

fam

ily a

nd fa

mily

-wor

k co

nflic

t

1. T

ujua

n pe

nelit

ian

ini u

ntuk

men

geta

hui

pera

n W

FC d

an F

WC

seba

gai m

edia

tor

dari

dam

pak

wor

kloa

d, su

perv

isor

supp

ort,

duku

ngan

kel

uarg

a da

n du

kung

an

orga

nisa

si u

ntuk

reko

nsili

asi p

ada

job

stre

ss, b

erda

sark

an d

ata

yang

dik

umpu

lkan

dari

kary

awan

di i

ndus

tri p

erho

tela

n di

Que

bec

(Kan

ada)

.

2.Sa

mpe

l stu

di a

da 2

58 re

spon

den

yang

dipi

lih.

3.H

asil

pene

litia

n in

i men

unju

kkan

bah

wa

supp

ort a

tasa

n da

n so

cial

supp

ort t

erte

ntu

berd

ampa

k ne

gatif

pad

a st

res k

erja

, den

gan

efek

med

iasi

dar

i WFC

( wor

k fa

mily

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

34

Tab

el 2

.2 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

conf

lict)

dan

FWC

(fam

ily w

ork

conf

lict).

2.

Su-F

en C

hiu

Shih

-Pin

Yeh

Tun

Chu

n H

uang

Emer

ald

Insi

ght (

2015

) Ro

le st

ress

ors a

nd e

mpl

oyee

devi

ance

: the

mod

erat

ing

effe

ct o

f

soci

al su

ppor

t

1.Tu

juan

dar

i pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui h

ubun

gan

anta

ra st

reso

r per

an,

soci

al su

ppor

t , da

n pe

nyim

pang

an

kary

awan

.

2.St

udi i

ni m

enel

iti p

eran

mod

eras

i dar

i

soci

al su

ppor

t (da

ri at

asan

dan

reka

n

kerja

).

3.Sa

mpe

l stu

di a

da 3

26 re

spon

den.

4.H

asil

pen

eliti

an in

i men

unju

kkan

konf

lik p

eran

mem

iliki

hub

unga

n po

sitif

deng

an o

rgan

isas

i dan

pen

yim

pang

an

inte

rper

sona

l. Pe

ran

ambi

guita

s ada

lah

posi

tif, s

emen

tara

role

ove

rloa

d

berh

ubun

gan

nega

tif d

enga

n

peny

impa

ngan

org

anis

asi.

Pera

n

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

35

Tab

el 2

.3 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

orga

nisa

si d

ari p

ada

peny

impa

ngan

inte

rper

sona

l.

5.D

efin

isi s

ocia

l sup

port

3.

Ras

hmi S

ingh

Joge

ndra

Kum

ar N

ayak

Emer

ald

Insi

ght (

2015

) M

edia

ting

role

of s

tres

s bet

wee

n

wor

k-fa

mily

con

flict

and

job

satis

fact

ion

amon

g th

e po

lice

offic

ials

: mod

erat

ing

role

of s

ocia

l

supp

ort

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui p

enga

ruh

WFC

(wor

k fa

mily

conf

lict)

pada

kep

uasa

n ke

rja p

etug

as

polis

i, di

saat

yan

g sa

ma

deng

an

mem

perti

mba

ngka

n pe

ran

med

iasi

dar

i

stre

s yan

g m

engh

ubun

gkan

dua

var

iabe

l.

2.P e

nelit

ian

men

emuk

an p

enga

ruh

soci

al

supp

ort p

ada

hubu

ngan

ant

ara

job

stre

ss

dan

kepu

asan

ker

ja.

3.Sa

mpe

l stu

di a

da 6

50 re

spon

den.

4.H

asil

pene

litia

n m

enun

jukk

an b

ahw

a

soci

al su

ppor

t dim

oder

asi o

leh

stre

s ker

ja

dan

kepu

asan

ker

ja s e

hing

ga, m

empe

rkua

t

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

36

Tab

el 2

.4 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

dan

men

duku

ng d

ampa

k ne

gatif

stre

s

terh

adap

kep

uasa

n ke

rja y

ang

dika

itkan

deng

an st

udi s

ebel

umny

a.

4.

Tan

Shen

Kia

n, W

an

Fauz

iah

Wan

Yus

off

Proc

edia

- So

cial

and

Beh

avio

ral S

cien

ces

204

( 201

5 ) 2

9 –

35.

Mot

ivat

ion

and

Prom

otio

n

Opp

ortu

nity

of A

cade

mic

Citi

zens

tow

ards

Ope

n In

nova

tion:

Prop

osed

Mod

el

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui b

ahw

a ke

puas

an fa

ktor

pelu

ang

prom

osi d

alam

aka

dem

ik.

2.H

asil

pene

litia

n m

enem

ukan

pem

aham

an

kepu

asan

dal

am a

kade

mik

dal

am k

riter

ia

prom

osi d

apat

ber

fung

si se

baga

i pat

okan

untu

k un

iver

sita

s dan

per

guru

an ti

nggi

dala

m m

erev

isi i

mpl

emen

tasi

sist

em

prom

osi k

erja

mer

eka.

5.

Yuh

ua X

ie Y

ing

Zhu

Emer

ald

Insi

ght (

2016

) H

oldi

ng u

p ha

lf of

the

sky

Wom

en

man

ager

s’ v

iew

on

prom

otio

n

oppo

rtun

ities

at e

nter

pris

e le

vel i

n

Chi

na

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui i

su m

empr

omos

ikan

man

ajer

pere

mpu

an ti

ngka

t per

usah

aan

di C

ina

deng

an m

enan

gani

per

tany

aan-

perta

nyaa

n

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

37

Tab

el 2

.5 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

pene

litia

n ut

ama

yang

terk

ait d

enga

n

tingk

at p

artis

ipas

i per

empu

an d

i ant

ara

tota

l pos

isi m

anaj

eria

l dan

pel

uang

mem

prom

osik

an p

erem

puan

ke

posi

si

man

ajer

ial.

2.Sa

mpe

l stu

di a

da 2

96 re

spon

den.

3.H

asil

pene

litia

n m

enun

jukk

an b

ahw

a

kese

luru

han

hasi

l men

unju

kkan

bah

wa

ada

peni

ngka

tan

yang

pos

itif,

deng

an

may

orita

s man

ajer

wan

ita m

eras

a pu

as

deng

an p

ropo

rsi w

anita

seba

gai m

anaj

er,

dan

deng

an si

tuas

i pro

mos

i mer

eka

send

iri,

di o

rgan

isas

i mer

eka

saat

ini.

6.

Rid

hi A

rora

San

tosh

Ran

gnek

ar

Emer

ald

Insi

ght (

2016

) Li

nkin

g th

e bi

g fiv

e pe

rson

ality

fact

ors a

nd c

aree

r com

mitm

ent

dim

ensi

ons:

a st

udy

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui p

eran

fakt

or k

eprib

adia

n

dala

m m

enga

tur k

iner

ja p

eker

jaan

,

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

38

Tab

el 2

.6 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

of

the

Indi

an o

rgan

izat

ions

ke

suks

esan

kar

ir, d

an p

rilak

u ka

ryaw

an

dala

m o

rgan

isas

i.

2.H

asil

pene

litia

n in

i men

unju

kkan

bah

wa

kura

ngny

a du

kung

an se

baga

i pre

dikt

or

pere

ncan

aan

karir

dan

men

unju

kkan

keta

hana

n ka

rir m

eski

pun,

kes

adar

an

kepr

ibad

ian

dita

ndai

ole

h si

fat-s

ifat s

eper

ti

adan

ya o

rient

asi p

ada

penc

apai

an, d

apat

dian

dalk

an, p

eker

ja k

eras

yan

g

men

ingk

atka

n ke

taha

nan

serta

tuju

an

kegi

atan

indi

vidu

.

7.

Elif

Cic

ekli

Hay

at

Kab

asak

al

Emer

ald

Insi

ght (

2016

) Th

e op

port

unity

mod

el o

f

orga

niza

tiona

l com

mitm

ent:

evid

ence

from

whi

te-c

olla

r

empl

oyee

s in

Turk

ey

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui h

ubun

gan

anta

ra p

rom

osi,

dan

pelu

ang

peng

akua

n di

tem

pat k

erja

,

kom

itmen

org

anis

asi d

an a

paka

h hu

bung

an

ini d

imod

eras

i ole

h pe

luan

g ke

rja y

ang

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

39

Tab

el 2

.7 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

dim

iliki

kar

yaw

an d

i bid

ang

orga

nisa

si

lain

.

2.Sa

mpe

l stu

di a

da 5

50 re

spon

den.

3.H

asil

pene

litia

n in

i men

unju

kkan

bah

wa

pelu

ang

untu

k pe

ngem

bang

an d

an

peng

akua

n ad

alah

pre

dikt

or k

omitm

en

orga

nisa

si, b

ahw

a pe

luan

g ke

rja k

arya

wan

ada

di o

rgan

isas

i lai

n ya

ng se

cara

neg

atif

mem

oder

asi h

ubun

gan

anta

ra p

enga

kuan

pelu

ang

di te

mpa

t ker

ja d

an k

omitm

en

orga

nisa

si, d

an k

esem

pata

n pr

omos

i itu

tidak

mem

pred

iksi

kom

itmen

org

anis

asi.

4.D

efin

isi p

rom

otio

nal o

ppor

tuni

ty

5.Je

nis-

jeni

s pel

uang

8.

Ute

-Chr

istin

e K

lehe

., et

al

Emer

ald

Insi

ght (

2015

) C

opin

g Pr

oact

ivel

y w

ith E

cono

mic

Stre

ss: C

aree

r Ada

ptab

ility

in th

e

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui f

ungs

i kem

ampu

an b

erad

apta

si

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

40

Tab

el 2

.8 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

Fa

ce o

f Job

Inse

curi

ty, J

ob L

oss,

Une

mpl

oym

ent,

and

Und

erem

ploy

men

t"

In T

he R

ole

of th

e Ec

onom

ic C

risi

s

on O

ccup

atio

nal S

tres

s and

pada

kar

ir da

lam

men

ghad

api t

ekan

an

ekon

omi,

diik

uti o

leh

disk

usi t

enta

ng

kons

truk

dala

m k

aita

nnya

unt

uk p

erila

ku

proa

ktif.

2.Sa

mpe

l stu

di a

da 2

15 re

spon

den.

3.H

asil

pene

litia

n em

piris

ini m

enun

jukk

an

bahw

a ke

mam

puan

ber

adap

tasi

pad

a ka

rir.

Sem

enta

ra w

aktu

pen

ting

untu

k m

enja

di

tena

ga k

erja

, tid

ak m

ence

rmin

kan

situ

asi d

i

man

a or

ang

perlu

ber

adap

tasi

den

gan

peru

baha

n ke

adaa

n in

tern

al d

an e

kste

rnal

sete

lah

suda

h be

rinve

stas

i dal

am b

eber

apa

arah

terte

ntu

dala

m k

arir

mer

eka.

9.

Vat

hsal

a

Wic

kram

asin

ghe

Emer

ald

Insi

ght (

2016

) Th

e m

edia

ting

effe

ct o

f job

stre

ss in

the

rela

tions

hip

betw

een

wor

k-re

late

d di

men

sion

s and

1.Tu

juan

pen

eliti

an in

i ada

lah

untu

k

men

geta

hui a

sosi

asi a

ntar

a ko

mitm

en

karir

, stre

s ker

ja, d

an d

imen

si y

ang

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

41

Tab

el 2

.9 P

enel

itian

Ter

dahu

lu (l

anju

tan)

No

Pene

litia

n

Publ

ikas

i Ju

dul

Tem

uan

hasi

l

ca

reer

com

mitm

ent

berh

ubun

gan

deng

an p

eker

jaan

dar

i

rutin

isas

i ker

ja, k

ejel

asan

per

an, d

ukun

gan

sosi

al, d

an p

elua

ng p

rom

osi.

2.Sa

mpe

l stu

di a

da 4

08 re

spon

den.

3.H

asil

pene

litia

n in

i men

unju

kkan

bah

wa

job

stre

ss se

penu

hnya

mem

edia

si

hubu

ngan

ant

ara

keje

lasa

n pe

ran

dan

kom

itmen

kar

ier s

emen

tara

seba

gian

mem

edia

si h

ubun

gan

anta

ra ru

tinis

asi

kerja

, duk

unga

n so

sial

, dan

kur

angn

ya

kese

mpa

tan

prom

osi d

an k

omitm

en k

arir.

4.D

efin

isi s

ocia

l sup

port

5.Pe

nger

tian

the

lack

of p

rom

otio

nal

oppo

rtun

ity

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6434/5/BAB II.pdf18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen

42

2.9 Model Penelitian

H1 (-)

H3 (-)

H2 (+)

Sumber: Vathsala Wickramasinghe (2016)

Gambar 2.1 Model Penelitian

2.9.1 Hipotesa Penelitian

H1 : social suppport berpengaruh negatif terhadap job stress

H2 : the lack of promotional opportunity berpengaruh positif terhadap job stress

H3 : job stress berpengaruh negatif terhadap career commitment

Social Support

The Lack of Promotional Opportunity

Job Stress Career

Commitment

H2 (+)

( )

H1 (-)

Analisis Pengaruh Social..., Maristha, FB UMN, 2018