Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
3 Universitas Kristen Petra
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Backhoe
Backhoe adalah salah satu dan sekian banyak alat berat yang dipakai
dalam pekerjaan galian tanah. Alat berat tersebut dinamakan backhoe karena
bentuk attachment dari backhoe ini menyerupai cangkul (Gambar 2.1.).
Gambar 2.1. Backhoe
Backhoe dapat digunakan untuk menggali tanah yang berada dibawah
permukaan tanah tempat peralatan backhoe bekerja, misalnya penggalian ruang
bawah tanah (basement), penggalian saluran dan sebagainya (Peurifoy, 1988)
dimana dalam pelaksanaan pembuangannya dilakukan oleh truk sebagai unit
pembawa yang dapat diletakkan pada tempat yang lebih tinggi. Backhoe mampu
Universitas Kristen Petra
4
menggali segala jenis tanah kecuali batuan yang harus dihancurkan terlebih
dahulu.
2.1.1. Bagian-bagian utama pada backhoe
Bagian-bagian utama pada backhoe meliputi (Satyanegara, 2002) :
1. Bagian atas yang dapat berputar (superstructure)
2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (undercarriage)
Bagian bawah backhoe (undercarriage) dapat berupa roda ban atau
roda rantai. Backhoe yang menggunakan roda ban mempunyai travel
speed yang lebih cepat, tetapi roda rantai memberikan tekanan yang
lebih ringan terhadap tanah jika dioperasikan pada tanah yang lunak.
3. Bucket, arm, boom, arm cylinder, bucket cylinder, attachment hoist
cylinder (Gambar 2.2.)
Gambar 2.2. Bagian-Bagian Utama Pada Backhoe
Universitas Kristen Petra
5
2.1.2. Cara Kerja Backhoe
Menurut alat kendalinya Backhoe dapat digolongkan menjadi dua yaitu
kendali kabel (Cable controlled) dan kendali hidrolis (hydraulic controlled).
Untuk backhoe dengan kendali kabel cara kerjanya adalah backhoe dioperasikan
dengan menempatkan boom pada sudut yang dikehendaki, kemudian menarik
kabel pengangkat (arm sylinder) bersamaan dengan mengulur kabel penarik
(attachment hoist cylinder) dimana bucket telah ditempatkan pada kedudukan
yang dikehendaki. Ujung bebas boom diturunkan dengan melepaskan tegangan
pada kabel pengangkat sehingga gigi bucket mengenai bahan yang akan digali.
Jika bucket telah terisi, maka kabel penarik akan digulung. Bucket diangkat
dengan menaikkan boom, dan kemudian berputar ke tempat pembuangan tanah
atau sebuah truk (Gambar 2.3.). Sedangkan backhoe dengan kendali hidrolis cara
kerjanya berdasarkan sistem hidrolis (Gambar 2.4.). Kendali hidrolis mempunyai
kelebihan bila dibandingkan dengan kendali kabel antara lain :
• Kecepatan operasional ( waktu siklus lebih cepat )
• Efisiensi tinggi
• Ketepatan dan ketelitian dalam menggali lebih baik
• Control penuh terhadap atthachment
Gambar 2.3 Backhoe Cable Controlled
Universitas Kristen Petra
6
Gambar 2.4. Backhoe Hydraulic Controlled
Arm dapat berputar 90° atau lebih, yang memungkinkan backhoe dapat
bekerja pada tempat yang luasannya sangat terbatas. Gerakan menggali yang
paling efektif terjadi apabila arm bersudut siku dengan boom
.
2.2. Perkembangan Backhoe Dalam Industri Konstruksi
Inovasi teknologi diartikan sebagai suatu penemuan, pengembangan dan
pengenalan ke dalam suatu pasar akan suatu produk baru, proses baru, atau
pelayanan baru yang diwujudkan dalam suatu teknologi baru. Penemuan adalah
suatu proses yang kreatif di mana suatu cara logika baru diciptakan untuk
memanipulasi alam yang digunakan untuk keperluan manusia (Betz, 1993).
Perubahan teknologi sudah menjadi salah satu faktor utama dalam
menentukan kesuksesan atau kegagalan perusahaan dalam waktu jangka panjang.
Teknologi baru menciptakan pasar baru atau pengganti dalam pasar yang sudah
ada. Inovasi teknologi menurut Betz (1993) tidak lepas dari risiko yang harus
dihadapi, yaitu:
- Jika inovasi tersebut tidak memberikan fungsi baru atau peningkatan
performance, maka inovasi itu sulit mengalami kesuksesan.
- Penilaian konsumen yang bermacam-macam dan multidimensional,
sehingga penilaian tersebut berubah-ubah.
- Dibutuhkan kemampuan sumber daya dan infra struktur perusahaan yang
kuat untuk melakukan sebuah inovasi.
Universitas Kristen Petra
7
Inovasi bisa terjadi dengan maksud untuk menciptakan proses pengurangan
waktu produksi, meningkatkan mutu serta meningkatkan keunggulan bersaing.
(Davenport, 1993). Keberhasilan dari tujuan Inovasi tersebut dapat diketahui
dengan memperhatikan parameter-parameter yaitu produktivitas, kapasitas dan
teknologi.
2.2.1. Produktivitas
Produktivitas dari backhoe berarti rata-rata produksi atau banyaknya galian
yang dihasilkan backhoe dalam waktu 1 jam atau 60 menit beroperasinya alat.
Produktivitas terbaik ( produktivitas ideal ) didapatkan pada kerja alat selama 60
menit penuh tanpa henti atau dengan kata lain efisiensi kerja 100 %. Produktivitas
yang ada di bawah produktivitas terbaik disebut produktivitas normal, umumnya
sekitar 45 atau 50 menit dalam 60 menit beroperasinya alat. Dengan diketahui
produktivitas normal backhoe, dapat diketahui faktor efisiensi kerja backhoe.
Produktivitas backhoe perlu diketahui agar dapat menentukan lamanya
waktu yang diperlukan untuk menggali. Produktivitas backhoe tergantung dari
kapasitas dari bucket yang dipakai, rata- rata cycle time, dan efisiensi kerja.
Produktivitas backhoe secara umum dirumuskan dengan : (Nunnally,1988)
P = 3600/C x S x V x B x E
Dimana :
P = produktivitas
C = cycle time
S = swing depth factor
V = Volume bucket
B = bucket fill factor
E = efisiensi pekerjaan
Universitas Kristen Petra
8
Produktivitas backhoe menurut Caterpillar dirumuskan dengan :
P = 3600/C x JM x V x B Dimana :
P = produktivitas
C = siklus per jam
JM = kondisi manajemen dan medan kerja
V = volume bucket
B = bucket fill factor
Secara umum kedua rumus tersebut mempunyai kesamaan, yang
membedakan pada rumus Nunnally terdapat faktor efisiensi kerja dan swing depth
factor sedangkan pada rumus Caterpillar kedua faktor tersebut dimasukkan dalam
faktor C (siklus per jam).
2.2.1.1. Cycle Time
Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
menggali, berputar ketempat pembuangan, membuang hasil galian dan berputar
kembali ke posisi awal. Siklus per jam adalah banyaknya kegiatan diatas yang
dapat dihasilkan dalam waktu satu jam.
Cycle time tergantung pada kondisi kerja yang berlangsung, seperti tingkat
kesulitan dalam penggalian karena jenis tanah serta kapasitas bucket yang
digunakan. Semakin besar kapasitas bucket yang digunakan maka memerlukan
waktu yang lebih lama karena swing speed yang dimiliki backhoe akan menjadi
berkurang. Banyaknya siklus yang dihasilkan oleh suatu backhoe dalam waktu
satu jam dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Standar Banyaknya Siklus Per Jam Untuk Backhoe (Nunnally,1988)
Tipe material Backhoe kecil Backhoe sedang Backhoe besar (< 0.76 m3) (0.77-1.72 m3) (> 1.72 m3)
Soft (sand,gravel,loam)
250 200 150
Average (common earth,softclay)
200 160 120
Hard (tough clay,rock)
160 130 100
Universitas Kristen Petra
9
Untuk menentukan besarnya waktu siklus bachkoe dapat dihitung dengan rumus :
C = t1 + 2t2 + t3
Dimana :
C = Cycle time (detik)
t1 = Waktu untuk menggali (detik)
t2 = Waktu putar (detik)
t3 = Waktu untuk membuang (detik)
Waktu untuk menggali
Lamanya waktu untuk menggali bergantung pada kondisi penggalian
serta kedalaman galian.
Ada 4 macam kondisi penggalian, yaitu :
1. Kondisi mudah
Kondisi penggalian dan muat material dari stockpile atau material yang
sudah digali oleh alat lain, sehingga tidak diperlukan tenaga menggali
yang besar dan bucket dapat diisi penuh.
Misalnya : tanah pasir, tanah gembur.
2. Kondisi sedang
Kondisi penggalian dan muat material yang memerlukan tenaga menggali
yang cukup besar, bucket dapat diisi dengan penuh tapi kurang munjung.
Misalnya : pasir kering, tanah lempung lunak, kerikil.
3. Kondisi agak sulit
Kondisi penggalian dan muat yang memerlukan tenaga menggali yang
besar karena material sulit untuk diisi ke dalam bucket. Bucket tidak dapat
diisi dengan penuh.
Misalnya : batu-batuan, lempung keras, kerikil berpasir, tanah berpasir.
4. Kondisi sulit
Kondisi penggalian pada batu-batuan yang tidak beraturan bentuknya,
sehingga material sulit diambil dengan bucket. Bucket tidak dapat terisi
dengan penuh, dan volume yang dihasilkan jauh dibawah kapasitas bucket
karena banyaknya rongga diantara material yang dimuat dalam bucket.
Misal : batu pecah dengan gradasi jelek.
Universitas Kristen Petra
10
Selain kondisi penggalian faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu
untuk menggali adalah kedalaman galian, semakin dalam galian serta semakin
sulit kondisi penggaliannya akan memerlukan waktu untuk menggali yang lebih
lama, Lamanya waktu yang diperlukan oleh backhoe untuk menggali dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Waktu Untuk Menggali dalam Detik (Nunnally, 1988)
Dalam Kondisi Penggalian Galian Mudah Sedang Agak Sulit Sulit <2m 6 9 15 26
2m-4m 7 11 17 28 >4m 8 13 19 30
Waktu putar
Waktu putar adalah waktu yang diperlukan oleh backhoe untuk berputar
dari tempat penggalian ketempat pembuangan atau sebaliknya, besarnya waktu
putar tergantung pada sudut putar dan swing speed yang dimiliki oleh backhoe.
Swing speed adalah kecepatan boom untuk berotasi pada porosnya, besarnya
swing speed dinyatakan dalam RPM ( jumlah putaran permenit )
Waktu untuk membuang
Lamanya waktu yang diperlukan untuk membuang hasil galian bergantung
pada lebar atau sempitnya tempat pembuangannya. Bila tempat pembuangannya
lebar (stockpile) backhoe memerlukan waktu membuang yang lebih singkat
daripada bila harus dibuang pada tempat pembuangan yang sempit (truk).
Lamanya waktu untuk membuang :
Tempat pembuangan sempit ( Truk ) = 4-7 detik
Tempat pembuangan lebar ( Stockpile ) = 3-6 detik
Universitas Kristen Petra
11
Cycle time backhoe “Caterpillar”
Besarnya waktu siklus untuk backhoe merek Caterpillar bergantung pada
kelas backhoe dan kondisi penggalian. Ada 5 macam kondisi penggalian :
1. Kondisi mudah ( Excelent )
– Merupakan keadaan penggalian yang mudah misalnya tanah tidak
kompak, pasir, kerikil.
– Kedalaman galian tidak sampai 40% dari kemampuan gali
maksimum alat ( % depth of cut < 40 )
– Sudut putar kurang dari 30°
– Tidak ada gangguan pada tempat kerja
2. Kondisi agak mudah/diatas rata-rata ( above average )
– Merupakan galian yang cukup mudah, miasalnya lempung kering,
tanah dengan kandungan batu kurang dari 25%
– Kedalaman galian sampai 70% dari kemampuan gali maksimum
alat (% depth of cut < 70 )
– Sudut putar sampai dengan 90°
3. Kondisi sedang/ rata-rata ( average )
– Penggalian pada batu-batuan, tanah keras.
– Kedalaman galian sampai 90% dari kemampuan gali maksimum
alat (% depth of cut <= 90 )
– Sudut putar sampai dengan 120°
– Ada gangguan pada tempat kerja
4. Kondisi agak sulit/dibawah rata-rata (below )
– Penggalian pada tanah keras, batu-batuan
– Kedalaman galian diatas 90% dari kemampuan gali alat maksimum
– Sudut putar sampai dengan 120°
– Ada gangguan pada tempat kerja
5. Kondisi sangat sulit ( severe )
– Penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras
– Kedalaman galian diatas 90% dari kemampuan gali alat maksimum
– Sudut putar lebih dari 120°
– Ada gangguan pada tempat kerja
Universitas Kristen Petra
12
Dalam menghitung besarnya waktu siklus untuk backhoe Caterpillar, perlu
diketahui terlebih dahulu kelas alat dan kondisi penggaliannya, setelah itu
besarnya waktu siklus backhoe Caterpillar dapat diperoleh dari grafik estimasi
Caterpillar seperti pada Gambar 2.5. dan Gambar 2.6.
Gambar 2.5. Kondisi Medan dan Kecepatan Galian
Gambar 2.6. Cycle time estimating chart
Universitas Kristen Petra
13
2.2.1.2. Volume Bucket
Volume bucket dari suatu backhoe dinyatakan dalam m3, besarnya
kapasitas bucket berbeda-beda sesuai dengan typenya masing-masing. Suatu
backhoe pada umumnya dapat menggunakan berbagai macam ukuran bucket
sesuai dengan kelas backhoe dan kebutuhan di lapangan.
2.2.1.3. Faktor Volume Bucket (Bucket fill factor)
Faktor volume bucket adalah seberapa penuh kapasitas bucket dapat terisi,
besarnya faktor volume bucket bergantung pada jenis tanah yang akan digali.
Untuk beberapa jenis tanah misalnya tanah lempung kapasitas galian dapat
melebihi kapasitas bucket, sedangkan untuk galian batu-batuan yang bentuknya
tidak teratur, kapasitas yang dihasilkan bisa hanya mencapai 40% dari kapasitas
bucket, hal ini disebabkan karena banyaknya rongga antar batu-batuan pada
bucket sehingga hasil yang diperoleh sedikit. Besarnya faktor volume bucket
dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Faktor Volume Bucket (Nunnally, 1988)
Tipe material Bucket-Fill factor (‘% of bucket capacity) Common earth, loam 80-110 Sand and gravel 90-100 Hard clay 65-95 Wet Clay 50-90 Rock, well blasted 70-90 Rock, poorly blasted 40-70
Bucket fill factor backhoe “Caterpillar”
Menurut Caterpillar untuk sebagian jenis tanah misalnya tanah lempung kepasiran
volume tanah yang diangkut dapat melebihi kapasitas bucket itu sendiri.
Besarnya bucket fill faktor untuk backhoe Caterpillar dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Universitas Kristen Petra
14
Tabel 2.4. Bucket Fill Factor Pada Backhoe Caterpillar
Kondisi Bucket fill factor Tanah lempung kepasiran 1.00-1.10 Pasir atau kerikil 0.95-1.00 Lempung keras, tanah keras 0.8-0.9 Batu pecah bagus 0.6-0.75 Batu pecah jelek 0.4-0.5
2.2.1.4. Sudut Putaran dan Kedalaman Galian ( Swing Depth Factor )
Sudut putaran backhoe adalah sudut mendatar, dinyatakan dalam derajat,
yang diukur antara kedudukan bucket saat menggali dan kedudukan bucket saat
membuang muatan.
Suatu backhoe mempunyai batasan kedalaman dalam menggali tanah,
kedalaman maksimum backhoe berbeda-beda sesuai dengan typenya. Kedalaman
galian optimum adalah kedalaman yang menghasilkan hasil galian yang paling
besar. Kedalaman galian dilapangan tidak selalu merupakan kedalaman galian
optimum sehingga hasil yang diperoleh akan berbeda, oleh karena itu perlu
adanya faktor koreksi.
Swing-depth factor adalah faktor koreksi sudut putar dan kedalaman yang
dinyatakan dalam % kedalaman galian. % kedalaman galian adalah perbandingan
kedalaman galian di lapangan dengan kedalaman optimum backhoe yang
digunakan. Besarnya swing depth factor dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Swing-Depth Factor untuk Backhoe (Nunnally, 1988)
% Depth of Cut Sudut Putar 45° 60° 75° 90° 120° 180°
30 1.33 1.26 1.21 1.15 1.08 0.95 50 1.28 1.21 1.16 1.10 1.03 0.91 70 1.16 1.10 1.05 1.00 0.94 0.83 90 1.04 1.00 0.95 0.90 0.85 0.75
Universitas Kristen Petra
15
2.2.1.5. Efisiensi Pekerjaan
Produktivitas terbaik didapatkan pada kerja alat selama 60 menit penuh
tanpa henti atau dengan kata lain efisiensi kerja 100 %, akan tetapi dalam
kenyataan dilapangan efisiensi 100 % tersebut sulit dicapai, produktivitas normal
umumnya 45 sampai 50 menit dalam 60 menit beroperasinya alat (Satyanegara,
2002).
2.2.1.6. Kondisi Manajemen dan Kondisi Medan Kerja
Kondisi manajemen menentukan besarnya produktivitas yang dihasilkan,
semakin baik kondisi manajemennya maka gangguan yang terjadi semakin kecil
sehingga produktivitas yang dihasilkan akan semakin besar.
Besarnya nilai koefisien kondisi manajemen dan medan kerja dapat dilihat pada
Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Kondisi Manajemen dan Kondisi Medan Kerja (Nunnally,1988)
Kondisi Kondisi Manajemen Medan Kerja sangat baik baik sedang kurang
sangat baik 0.84 0.81 0.76 0.70 Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 Kurang 0.63 0.61 0.57 0.52
Kondisi medan kerja yang optimal terjedi pada kondisi:
• Area kerja mempunyai lantai kerja yang keras
• Drainase baik
• Tempat kerja luas
• Perbandingan yang sesuai antara backhoe dengan truk pengangkut
• Jalan angkut tak terpengaruh keadaan musim
Universitas Kristen Petra
16
2.2.2. Kapasitas
Perkembangan kapasitas backhoe ditandai dengan adanya peningkatan
kemampuan pada beberapa bagian backhoe, antara lain :
1. Mesin
2. Sistem hidrolis
3. Superstructure
4. Undercarriage
5. Service refill capacities
6. Backhoe attachment
7. Dimensions
8. Working range
1. Mesin
Backhoe memakai mesin diesel yang berbahan bakar solar sebagai penggerak
utamanya. Mesin mempunyai rated engine yang diukur untuk mengetahui
seberapa besar daya yang bisa dikeluarkan mesin.
2. Sistem hidrolis
Sistem hidrolis alat merupakan sistem aliran fluida yang mendukung jalannya
alat. Secara sederhana sistem hidrolis ini bisa dibagi menjadi 2 bagian besar.
yaitu bagian pusat (main pump) dan cabang (pilot pump). Sistem pusat
mengatur aliran fluida atau pelumas dari pompa oli ke seluruh jaringan
distribusi oli yang membutuhkan pelumas. Sistem cabang merupakan sistem
yang membagi aliran pusat tersebut ke bagian-bagian yang lebih kecil.
Besarnya tekanan pompa dapat dilihat dan laju aliran fluida pada sistem
pompa yang diukur dalam liter/menit.
3. Superstructure
Superstructure merupakan bagian atas dari alat backhoe yang merupakan
tempat bagi operator (cabin) untuk menjalankan alat. Kerangka cabin
(revolving frame) terbuat dari bahan plat baja yang tebal. Bagian
superstructure mempunyai kemampuan untuk berputar pada porosnya sebesar
360 derajat.
Universitas Kristen Petra
17
4. Undercarriage
Undercarriage merupakan bagian bawah alat yang berfungsi untuk mobilitas
alat, termasuk di dalamnya roda rantai atau ban karet. Bagian atas rantai
dilengkapi dengan upper roller reinforced yang berfungsi untuk menyalurkan
gaya rantai untuk dapat berputar dengan baik tanpa tersendat akibat gesekan
yang keras antara rantai dengan roller. Rantai untuk bisa berputar
membutuhkan roller yang terdiri dan bagian atas dan bagian bawah dengan
jumlah tertentu. Untuk bagian yang langsung berhubungan dengan tanah
dinamakan track shoe. Undercarriage merupakan salah satu elemen yang
menentukan kecepatan alat.
5. Service Refill Capacities
Service refill capacities merupakan kebutuhan yang harus disuplai untuk alat
backhoe agar alat dapat beroperasi. Kebutuhan itu meliputi bahan bakar, oli,
cairan pendingin, pelumas untuk pompa hidrolis (pump drive), pelumas untuk
aktivitas ayun (swing mechanism), pelumas untuk aktivitas mobilitas alat
(travel final device), dan pelumas untuk sistem pompa (hydraulic system).
6. Backhoe attachment
Backhoe attachment adalah bagian tambahan pada backhoe, antara lain boom,
arm dan bucket. Bucket adalah bagian pada backhoe yang berfungsi untuk
membawa material hasil penggalian untuk dibuang ketempat pembuangan.
Besarnya kapasitas bucket dinyatakan dalam m3 atau yd3. Suatu backhoe
dapat menggunakan berbagai ukuran bucket sesuai dengan kelasnya. Untuk
backhoe kecil biasanya dapat menggunakan bucket ukuran <1 yd3, backhoe
sedang dapat menggunkan bucket dengan ukuran antara 1-2.25 yd3,
sedangkan backhoe besar dapat menggunakan bucket dengan ukuran >1 yd3.
7. Dimensions
Dimensi meliputi ukuran metrik dari alat yang diukur guna mengetahui
spesifikasi dimensi alat. Dimensi alat diukur dari depan dan samping.
Dimensi dari sebuah backhoe perlu diketahui agar dapat ditentukan lokasi
penempatan backhoe di lapangan. Ada banyak parameter dan dimensi yang
Universitas Kristen Petra
18
menunjukkan ukuran alat. Di bawah ini ( Gambar 2.7. ) terdapat gambar yang
menunjukkan tiap parameter ukur tersebut.
Gambar 2.7. Dimensi Backhoe
Keterangan :
1) Boom Height 7) Ground Clearance 2) Overall Length 8) Body Height 3) Overall Width 9) Cab Height 4) Track Length 10) Body Width 5) Length to Centers of Rollers 11) Track Gauge 6) Tail Swing Radius
8. Working range
Working range adalah radius yang dapat dijangkau oleh backhoe. Working
range ini perlu diketahui agar kontraktor dapat memilih backhoe yang sesuai
dengan kondisi galian serta dapat merencanakan posisi backhoe dalam proses
penggalian. Di bawah ini (Gambar 2.8.) terdapat gambar working range backhoe.
Universitas Kristen Petra
19
Gambar 2.8. Working Range Backhoe
Keterangan :
1) Maximum Depth of Cut 2) Maximum Reach at Ground Level 3) Maximum Cutting Height 4) Maximum Loading Height 5) Minimum Loading Height
2.2.3. Teknologi
Selain dari segi produktivitas dan kapasitas, faktor lain dalam inovasi
backhoe adalah perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu
perkembangan fungsional dan perkembangan ekonomis.
Perkembangan fungsional menekankan pada peningkatan fungsi dari
bagian-bagian peralatan sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih baik dari
Universitas Kristen Petra
20
segi kualitas maupun kuantitas, sedangkan perkembangan ekonomis menekankan
adanya perubahan dalam pembiayaan, dimana peralatan yang baru dapat
menghemat pengeluaran biaya operasional dan pemeliharaan.
2.3. Kebijakan-Kebijakan Kontraktor Dalam Memilih Backhoe
Banyak pertimbangan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih atau
menggunankan backhoe. Oleh karena itu kontraktor diharapkan untuk dapat
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dalam pemilihan backhoe.
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang mempengaruhi
kebijakan kontraktor dalam memilih backhoe (Douglas, 1975), yaitu :
1. Standarisasi peralatan
2. Pemeliharaan alat
3. Umur/daya tahan alat
4. Keekonomisan mesin
5. Sistem keamanan alat
6. Catatan biaya dan catatan operasional
7. Tersedianya suku cadang
8. Ramah Lingkungan
2.3.1. Standarisasi peralatan
Standarisasi dilakukan karena kebutuhan akan peralatan yang sama atau
peralatan dengan komponen yang sama.
Ada 3 tingkat yang dapat diperoleh kontraktor dalam standarisasi:
a) Semua mesin dari tipe dan kelas yang mirip bentuknya
b) Semua peralatan menurut nomor seri mesin pada beberapa kelas mesin
c) Semua mesin dalam tipe,kelas dan keluarga mesin yang sama.
Standarisasi yang dilakukan kontraktor bisa menghasilkan keuntungan
maupun kerugian.
Keuntungan yang didapat bila menerapkan standarisasi antara lain:
a) Penghematan biaya pemeliharaan
b) Penghematan biaya operasional
c) Penghematan suku cadang
Universitas Kristen Petra
21
Sedangkan kerugian dari standarisasi antara lain:
a) Bila alat yang dipakai mempunyai kelemahan, maka alat yang lainnya
akan mengalami hal serupa
b) Biaya tambahan dari pemasangan mesin optional
c) Monopoli dealer dalam hal pelayanan
2.3.2. Pemeliharaaan alat
Pemilik alat tentu perlu melakukan pemeliharaan terhadap alat yang
dimiliki agar alat tersebut selalu dalam keadaan baik dan memperoleh hasil yang
optimal bila digunakan.
Pemeliharaan alat memerlukan biaya, biaya pemeliharaan sebenarnya
merupakan biaya yang cukup besar namun karena terjadinya tidak langsung
(kecil, tapi berlangsung terus menerus), maka seringkali dianggap kecil dan jarang
diperhatikan.
Ada 2 tingkatan dalam pemeliharaan alat:
a) Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin ini merupakan hal yang terpenting dalam pemeliharaan
alat. Pemeliharaan rutin apat dibagi menjadi pemeliharaan harian, bulanan dan
tahunan.
• Pemeliharaan harian
Pemeliharan rutin perhari yang biasa dilakukan oleh operator sebelum
menjalankan alat. Hal ini meliputi pemeriksaan oli, air radiator, bahan
baker, rem, lampu, dan sebagainya
• Pemeliharaan bulanan
Pemeliharaan rutin setiap bulan yang meliputi penggantian oli,
pembersihan filter, pemeriksaan roda dan sebagainya.
• Pemeliharaan tahunan
Pemeriharaan rutin setiap tahun dimana kegiatan yang dilakukan adalah
mengganti suku cadang yang telah aus. Kegiatan ini biasa dilakukan
pada dealer tetapi dapat juga dilakukan dilapangan.
Universitas Kristen Petra
22
b) Perbaikan Peralatan
Suatu alat walaupun telah dipelihara dengan baik adakalanya tetap
mengalami kerusakan. Karena mengalami kerusakan maka diperlukan perbaikan
terhadap alat tersebut. Perbaikan biasanya dilakukan oleh dealer, namun seringkali
dealer tidak dapat memperbaiki peralatan tersebut dengan cepat, sehingga
mengganggu jadwal penggunaan alat.
Oleh karena itu kontraktor jaminan pemeliharaan alat setelah membeli merupakan
suatu kebijakan yang sangat penting dalam memilih suatu peralatan.
2.3.3. Umur/daya tahan Alat
Dahulu suatu peralatan akan terus dipertahankan selama alat tersebut
masih bisa dipakai. Tetapi sekarang seiring dengan adanya inovasi teknologi
seringkali terjadi fenomena dimana usia pakai dari suatu alat menjadi lebih
pendek dari usia pakainya, maksudnya secara fisik alat tersebut masih bisa untuk
digunakan tetapi hasil yang diperoleh sudah jauh dibawah alat keluaran terbaru,
hal ini secara tidak langsung memaksa kontraktor untuk membeli alat keluaran
terbaru.
Penggantian alat ini merupakan permasalah yang cukup penting bagi para
kontraktor karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan sangat besar.
Hal ini yang menyebabkan umur/daya tahan alat menjadi pertimbangan bagi
kontraktor sebelum membeli alat berat.
2.3.4 Keekonomisan mesin
Setiap mesin mempunyai biaya operasional yang berbeda-beda. Biaya
operasional ini merupakan biaya yang besar karena dalam beroperasinya backhoe
memerlukan bahan bakar yang tidak sedikit sehingga keekonomisan jenis mesin
dapat mempengaruhi keuntungan yang didapat.
2.3.5 Sistem Keamanan alat
Alat berat adalah barang yang berharga mahal, hal ini menjadikan alat
berat rawan terhadap pencurian. Karena itu diperlukan suatu sistem untuk
keamanan alat sehingga dapat mencegah pencurian alat.
Universitas Kristen Petra
23
2.3.6 Catatan biaya dan catatan operasional
Catatan biaya dan operasional mempengaruhi kesuksesan pengoperasian
alat. Pada dasarnya laporan biaya dan operasional harus ditulis dengan lengkap
dan teliti, meskipun pada akhirnya tidak semua catatan digunakan, karena kadang-
kadang terdapat biaya yang tidak diperkirakan misalnya faktor kerusakan alat,
faktor human error dalam pengoperasian alat. Catatan biaya dan operasional alat
ini dapat menjadi dasar dalam mengestimasi proyek berikutnya.
2.3.7 Tersedianya suku cadang
Suku cadang merupakan kebutuhan yang penting bagi suatu alat. Bila
suatu bagian dari alat mengalami kerusakan. Keberadaan suku cadang sangat
diperlukan sehingga alat tersebut bisa bekerja kembali.
2.3.8. Ramah Lingkungan
Suatu alat terutama alat berat yang sudah tua dapat mencemari lingkungan.
Sebagian kontraktor dalam melakukan proyeknya sering mengabaikan hal ini,
padahal bila diabaikan hal ini dapat merugikan bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi proyek. Hal ini dapat menyebabkan warga sekitar menuntut ganti
rugi bila tingkat pencemarannya sudah melewati batas. Karena itu faktor ramah
lingkungan dari suatu alat perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat.
2.4 Alasan-alasan Penggantian Alat
Selain Kebijakan-kebijakan dalam memilih alat berat diatas yang juga
diperhatikan oleh kontraktor sehubungan dengan alat berat adalah kapan perlu
diadakan penggantian alat. Pada umumnya yang menjadi alasan dalam
penggantian alat adalah sebagai berikut: (DeGarmo, 1997)
2.4.1 Kinerja yang menurun
Kinerja yang menurun merupakan perubahan yang terjadi didalam kondisi
peralatan backhoe itu sendiri, dimana peralatan tersebut tidak dapat menjalankan
fungsi pelaksanaannya seperti yang diharapkan semula, (Park and Sharp-Bette,
1990). Kondisi tersebut tercipata akibat umur mesin dan adanya pemakaian
Universitas Kristen Petra
24
peralatan backhoe yang berkesinambungan serta melebihi kemampuan yang telah
ditetapkan oleh pabrik peralatan.
Secara umum umur mesin dari backhoe bisa digolongkan dalam 3 bagian :
• Economic life
suatu peralatan selama 5 tahun pertama akan memberikan profit yang
maksimal. Selama 2-3 tahun pertama profit yang diperoleh
diperkirakan dapat menutup investasi yang telah digunakan untuk
membeli backhoe. Setelah itu sampai tahun ke 5, alat akan
memberikan pendapatan yang maksimal, karena biaya perawatan dan
operasional yang lebih kecil.
• Profit life
suatu peralatan masih dapat memberikan keuntungan selama 10 tahun
pertama. Dimana setelah umur 5 tahun pertama mesin masih dapat
memberikan keuntungan, namun keuntungan yang didapat tidak
sebesar pendapatan mesin seperti umur 5 tahun pertama. Hal ini
disebabkan mesin yang mengalami penurunan nilai produksi dan
biaya perawatan operasional yang semakin besar.
• Physical life
suatu mesin dapat digunakan selama 14 tahun. Namun pada saat umur
mesin menginjak tahun ke 11, maka diperkirakan tidak akan bekerja
secara efektif.
Hal ini disebabkan banyaknya biaya-biaya perawatan operasional
yang sudah tidak sebanding dengan profit yang dihasilkan.
Pada Gambar 2.9. dapat dilihat perbandingan umur mesin dengan profit yang
dapat dihasilkan oleh alat.
Universitas Kristen Petra
25
Gambar 2.9. Grafik Perbandingan Umur Mesin
dengan Profit yang Dihasilkan
Dampak yang dapat ditimbulkan sebagai akibat penurunan kinerja seringkali
dirasakan dengan adanya penurunan dalam kemampuan layanan yang diberikan,
dan adanya kebutuhan perbaikan atas kerusakan yang lebih sering terjadi daripada
yang diharapkan atau direncanakan, (DeGarmo, 1997). Jika ditinjau dari segi
biaya, kondisi ini menghasilkan peningkatan didalam pengeluaran biaya
operasional maupun biaya pemeliharaan peralatan, (Blank and Tarquin, 1998)
2.4.2. Perubahan Permintaan.
Perubahan permintaan merupakan peruhan yang terjadi diluar kondisi
peralatan backhoe, dimana peralatan backhoe yang dimiliki masih dapat
menjalankan fungsi pelaksanaannya seperti yang diharapkan semula namun
terjadi perubahan kebutuhan dalam pelaksaan proyek.
Perubahan tersebut seringkali dirasakan dengan adanya peningkatan
volume pekerjaan, peningkatan ketelitian peralatan, peningkatan kecepatan
peralatan, atau perubahan spesifikasi pekerjaan. Hal ini mengakibatkan peralatan
yang ada tidak dapat memenuhi atau mencapai kebutuhan dari perubahan target
yang diharapkan, (Riggs and West, 1986).
Universitas Kristen Petra
26
Untuk menghadapi perubahan permintaan selain dengan alternative
mengganti peralatan backhoe yang ada dengan peralatan yang memenuhi syarat,
terkadang digunakan alternative lain yaitu dengan memperlengkapi peralatan yang
ada hingga dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, (Blank and arquin,
1998). Peraltan yang ada dapat dipertahankan untuk tujuan cadangan atau dijual
dengan nilai pasar yang cukup tinggi karena masih memiliki kapasitas produksi
yang diharapkan semula, (Riggs and West, 1986)
2.4.3. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan perubahan yang terjadi diluar kondisi
peralatan backhoe, dimana peralatan tersebut masih dapat menjalankan fungsi
perlaksaannya seperti yang diharapkan semula namun terdapat peralatan lain
dipasaran yang lebih produktif dan lebih effisien, (Blank and Tarquin, 1998).
Peralatan baru ini merupakan hasil dari perkembangan teknologi karena adanya
persaingan yang semakin ketat dalam menawarkan peralatan baru dengan
produktivitas yang lebih besar, biaya satuan yang lebih rendah, dan kualitas yang
lebih baik. Kemajuan ini menimbulkan kecenderungan bahwa peralatan yang
baru lebih menguntungkan daripada peralatan yang ada, sehingga peralatan yang
ada menjadi ketinggalan jaman atau kurang disukai meskipun belum mencapai
umur gunanya.
Dampak dari perkembangan teknologi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
perkembangan fungsional dan perkembangan ekonomis. Pada perkembangan
fungsional menekankan adanya perubahan dalam hasil produksi dengan
menggunakan peralatan yang baru. Dimana peralatan yang baru dapat
memberikan hasil produksi yang lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas
daripada peralatan yang lama. Dengan meningkatnya hasil produksi, maka
keuntungan yang diperoleh dapat meningkat, (Park and Sharp-Bette, 1990).
Sedangkan pada perkembangan ekonomis menekankan adanya perubahan dalam
pembiayaan dengan menggunakan peralatan yang baru. Dimana peralatan yang
baru dapat mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih rendah
daripada peralatan yang lama. Dengan pengeluaran biaya yang lebih rendah,
maka keuntungan yang diperoleh dapat meningkat, (Riggs and West, 1986).