36
21 BAB II LANDASAN TEORETIK A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas memiliki pengertian ‘keefektifan’ keefektifan adalah ‘keadaan berpengaruh’; hal berkesan’; ‘keberhasilan’ (tata usaha, tindakan). Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. 1 Dari uraian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. 2. Fungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas dan fungsinya, begitu juga suatu 1 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 371.

BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

  • Upload
    ngotu

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

21

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas

memiliki pengertian ‘keefektifan’ keefektifan adalah

‘keadaan berpengaruh’; hal berkesan’; ‘keberhasilan’ (tata

usaha, tindakan). Efektivitas berasal dari kata efektif yang

berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif

juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang

memuaskan. 1 Dari uraian diatas dapat dijelaskan kembali

bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan

hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian

antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

2. Fungsi dan tujuan Efektivitas

Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

jika melaksanakan tugas dan fungsinya, begitu juga suatu

1DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1999), 371.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

22

program pembelajaran akan efektiv jika tugas dan fungsinya

dapat dilaksanakan dengan baik dan fungsinya dapat

dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan

baik. Tujuan efektivitas yaitu suatu program kegiatan

dikatakan efektiv dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi

ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian ini dapat

dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.2

3. Ciri-Ciri Efektivitas

Menurut Harry Firman keefektifan program

pembelajaran ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan

instruksional yang telah ditetapkan.

b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan

siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan

instruksional.

c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar

mengajar.3

2 Muasaroh, Aspek-Aspek Efektivitas Studi Tentang EfektivitasPelaksanaan Program pelaksanaan PNPM-PM, (Universitas BrawijayaMalang, 2010), 13.

3 Herry Firman, Ilmu dan Aflikasi Pendidikan Bagian III,(Bandung : PT. Impereal Bhakti Utama, 2007), 53.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

23

B. Hakikat Sistem Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti

anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlak karimah).

Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan

beragama peserta didik secara normal. Sehubungan dengan

pendidikan akhlak ini, Rasulullah SAW telah mengemukakannya

dalam banyak hadis, diantaranya sebagai berikut.

هما قال مل يكن النيب عن عبدالله بن عمرو : ر ظي الله عنـمن حشا وكان يـقول إن تـف صلى الله عليه وسلم فا حشا والم

سنكم أجالقا جيا ركم أح Abdullah bin Amru ra berkata, “Nabi SAW bukan

orang yang keji dan tidak bersikap keji”. Beliaubersabda, “Sesungguhnya yang terbaik di anatara kamuadalah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Al-Bukhari).4

Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan

peran penting dalam membangun dan menumbuh kembangkan

peradaban. Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh

pendidikan. Bahkan, peradaban dan kebudayaan umat manusia

tidak akan pernah muncul tanpa ada lembaga yang mengarahkan

4 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtashar Shahih Bukhari,(Jakarta: Pustaka Azzam,2014), 118.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

24

manusia ke arah tersebut. Karena manusia terlahir ke dunia tidak

memiliki daya dan ilmu yang dapat membuatnya berkembang

lebih maju, maka pendidikanlah yang membangun daya dan

pengetahuan tersebut dalam jiwa manusia. 5 Al-Qur’an

menegaskan:

والله أخرجكم من بطون أمهاتكم ال تـعلمون شيئا وجعل لكم )١٦:٧٨النحل (لعلكمتشكرونبصار واألفئدة السمع واأل

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perutibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, danDia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hatinurani, agar kamu bersyukur”. (QS. Al-Nahl (16): 78)6

Dalam keadaan ketidaktahuan manusia itu, Allah

membekalinya dengan indera baik, indera zahir maupun indera

batin. Melalui indera itulah manusia dapat mengetahui sesuatu.

Indera manusia yang meliputi indera zahir, batin, dan

indera qalbu merupakan sarana transformasi ilmu pengetahuan,

melalui tiga indera itulah ilmu pengetahuan sampai ke dalam jiwa

5Kadar M Yusuf, Tafsir Tarbawi, (Pekanbaru: Zanafa Publishing,2011), 1.

6 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,423.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

25

manusia. Pendidikan merupakan wadah tempat manusia

berinteraksi dengan menggunakan indera, dimana melalui indera

itu ilmu masuk ke dalam jiwa atau kalbu yang pada akhirnya

melahirkan sikap dan perilaku serta peradaban.

Pedidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk

mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta

memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya. Ada

tiga unsur utama yang harus terdapat dalam proses pendidikan,

yaitu:

a. Pendidik (Orang tua, Guru/ Ustadz/Dosen/ Ulama/

Pembimbing).

b. Peserta Didik (Anak/ Santri/ Mahasiswa/ Mustami).

c. Ilmu atau Pesan yang disampaikan (Nasihat, Materi Pelajaran,

Kuliah, Ceramah, Bimbingan).7

Menurut Zamakhsyari Dhofier, kedudukan Masjid sebagai

pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan menifestasi

universalisme dasar sistem pendidikan islam tradisional. Dengan

kata lain, kesinambungan sistem pendidikan islam yang berpusat

7Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, ( Jakarta: Rosda Karya,2000), 14.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

26

pada Masjid sejak Masjid Al-Quba didirikan dekat Madinah pada

masa Nabi Muhammad tetap terpancar dalam sistem pesantren.

Sejak zaman Nabi, Masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.

Dimanapun kaum Muslim berada, mereka selalu menggunakan

Masjid sebagai tempat pertama pusat pendidikan, aktivitas

administrasi dan cultural.8

Didalam buku yang diterbitkan oleh Prof. Dr. H. Abuddin

Nata, M. A yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam beliau

mengungkapkan bahwa :

Pendidikan Islam terjadi sejak Nabi diangkat menjadiRasul di Makkah dan beliau sendiri Gurunya. Pendidikanmasa ini merupakan prototype yang terus menerusdikembangkan oleh umat islam untuk kepentinganPendidikan pada zamannya. Pendidikan islam yangdilakukan nabi di Makkah merupakan prototype yangbertujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadikader yang berjiwa kuat dan dipersiapkanmenjadimasyarakat islam, mubalig dan pendidik yangbaik.9

Bila dilihat dari sudut administrasi pendidikan, seperti

dikemukakan M. Arifin, Pesantren dalam bentuk ini tergolong

8Yasmadi, Modernisasi Pesantren, ( Jakarta: Ciputat Pres, 2002),65.

9Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasikdan Pertengahan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 9-11.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

27

pada kategori pertama (dari empat kategori Pesantren). Pesantren

ini termasuk dalam sistem pendidikan lama. Pada umumnya

terdapat jauh diluar kota, hanya memberikan pengajian. Pesantren

didirikan secara individual oleh seorang atau beberapa orang kiai

(biasanya sefamili), maka segala sesuatu yang berlaku dalam

pondok pesantren tersebut sangat bergantung pada sistem

leadership (kepemimpinan) kiai yang bersangkutan. Menurut

Nurcholish Madjid, dalam aspek kurikulum terlihat bahwa

pelajaran agama masih dominan dilingkungan pesantren bahkan

materinya hanya khusus yang disajikan dalam berbahasa Arab.

Mata Pelajaran yang meliputi Fiqh, (paling utama), Aqa’id,

Nahwu Sharf (juga mendapat kedudukan penting), dan lain-lain.10

Keberadaan pesantren di Indonesia dimualai sejak Islam

masuk di negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan

keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum

kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama

berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil

yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Pesantren

10Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),78.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

28

tidak hanya melahirkan tokoh-tokoh nasional yang paling

berpengaruh di negeri ini, tetapi juga diakui telah berhasil

membentuk watak tersendiri, dimana bangsa Indonesia yang

mayoritas beragama Islam selama ini dikenal sebagai bangsa

yang akomodatif dan penuh tenggang rasa.11

Dalam perkembangannya, pesantren terlihat semakin

ambisius dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Ambisi tersebut

dapat dinyatakan melalui kondisi pesantren yang tidak

berkekayaan tebal, namun dengan tenaganya yang kecil itu sering

menyelenggarakan berbgai macam, atau mungkin bahkan seluruh

jenjang pendidikan. Dari TK sampai perguruan tinggi. Dari yang

umum hingga kejuruan. Dari yang informal hingga yang

nonformal dan formal. Seperti sudah disinggung sejarah awal

pendidikan Islam di Indonesia, mula-mula pendidikan pesantren

hanya dimulai dari praktek pengajaran ilmu agama secara

sederhana. Kebanyakan berbentuk pengajian di rumah kyai, atau

surau-surau. Lalu kyai menyediakan pemondokan, lalu

berkembang menjadi besar. Pola pengajarannya juga sederhana

11 Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Editor: MuhammadAdib), 3.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

29

karena bersifat informal, seperti sistem Sorogan dimana murid

duduk bersela mengelilingi guru. Satu demi satu menghadap guru

untuk belajar Al-Qur’an, atau kitab-kitab keagamaan. Kitab

keagamaan yang utama berkisar pada ilmu Fiqih, ilmu alat

(Nahwu) dan ilmu Usuluddin.12

1. Pengertian Akhlak

Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari

khuluqun yang menurut bahasa berartiخلق budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabi’at. Kata tersebut mengandung

segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun خلق yang

berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq

خلق yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun

مخلو ق yang berarti yang diciptakan.13 Ibnu Athir menjelaskan

bahwa: “Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin

manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang

khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka,

warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain

12Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan PendidikanNasional Paradigma Baru, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), 78.

13Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), 11.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

30

sebagainya”. 14 Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab,

“khuluqun” artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat.15

Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:

حال للنـفس داعية هلا ايل افعا هلا من غري فكر وروية Artinya: “Keadaan jiwa seseorang yang mendorong

untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melaluipertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi Akhlak

sebagai berikut:

خللق عبارة عن هيئة ىف النـفس راسخة عنها تصدراألفعال ا بسهولة ويسر من غري حاخة اىل فكروروية

Artinya: “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanamdalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatandengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbanganpikiran (lebih dahulu)”.16

Dalam pengertian yang hampir sama dengan

kesimpulan diatas, Dr. M Abdullah Dirroz, mengemukakan

14Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), 12.

15Nina Aminah, Studi Agama Islam, ( Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, 2014), 69.

16Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), 12.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

31

definisi akhlak sebagai berikut: “Akhlak adalah suatu

kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan

kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada

pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik)

atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”.17

Sementara menurut Hujjatul Islam Imam al-Ghazali(1059-1111 M) “Akhlak ialah suatu sifat yangtertanam dalam jiwa yang daripadanya timbulperbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpamemerlukan pemikiran dan pertimbangan.”18

Menurut Abuddin Nata, akhlak adalah perbuatan yang

dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun

perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa,

sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan

pertimbangan dan pemikiran.19

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas

tentang akhlak, penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah

tingkah laku seseorang yang tertanam didalam jiwa yang

17Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), 14.

18Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia,2014), 152.

19Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2014), 4.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

32

mana timbul suatau perbuatan dengan mudah/gampang tanpa

perlu pemikiran dan pertimbangan.

2. Macam-Macam Akhlak

Sementara itu, menurut obyek atau sasarannya, akhlak

dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai

berikut:20

a. Akhlak kepada Allah (Khalik)

1. Tidak menyekutukan Allah

لك لمن يشاء إن الله ال يـغفر أن يشرك به ويـغفر ما دون ذيشركباللهفقد )٤:٦١١ضالال بعيدا (النساء : ضل ومنـ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosamempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Diamengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yangdikehendakinya. Barang siapa yang mempersekutukan(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telahtersesat sejauh-jauhnya (QS. An-Nisa(4): 116).21

2. Bertakwa kepada Allah

20Nina Aminah, Studi Agama Islam, ( Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, 2014), 69-77.

21 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,127.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

33

: ٢٤:٣٥( النور(

Artinya: Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit danbumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah sepertisebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnyaada pelita besar (An-Nur (24): 35).22

3. Mencintai Allah

والله جعل لكم من أنـفسكم أزواجا وجعل لكم من أزواجكم بنني وحفدة ورزقكم من الطيبات أفبالباطل

)٧٢: ١٦يـؤمنون وبنعمت الله هم يكفرون( النحل : Artinya: Allah menjadikan bagi kamu istri-istri darijenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, danmemberimu rezeki dari yang baik-baik (QS. An-Nahl(16): 72).23

4. Ridha dan Ikhlas atas segala keputusan Allah

قـلهوأذىفاعتزلواالنساءفيالمحيض ويسألونك عن المحيض يطهرن فإذا تطهرن فأتوهن من حيث أمركم الله والتـقربوهنحتىـ

22 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,494.

23 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,374.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

34

( ٢٢٢ : إناللهيحبالتـوابينـوحيبالمتط هرين ( البقره :٢Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertobat dan menyukai orang-orang yangmenyucikan diri (QS. Al-Baqarah (2): 222).24

5. Bersyukur atas Segala Nikmat Allah

(١٥٢ :٢ فاذكروين أذكركم واشكروا يل وال تكفرون ( البقره :

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscayaAku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku(QS. Al-Baqarah (2): 152).25

6. Memohon/Berdo’a dan Beribadah Hanya KepadaAllah

( ٣ : ( الفاحتة : ١ الرمحـن الرحيم Artinya: Maha pemurah lagi maha penyayang (QS.Al-Fatihah (1): 3)26

7. Senantiasa Mencari Keridhaan Allah

لتـؤمنوا بالله ورسوله وتـعزروه وتـوقـروه وتسبحوه بكرة )٩: ٤٨وأصيال ( الفتح :

24 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,46.

25 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,29.

26 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia, 1.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

35

Artinya: Supaya kamu sekalian beriman kepada Allahdan Rasul-nya, menguatkan (agama) nya, membesarkan-nya, dan bertasbih kepada-nya diwaktu pagi dan petang(QS. Al-Fath (48): 9).27

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

1. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak tersebut terbagi dua jenis, yakni akhlak

mahmudah dan akhlak madzmumah. Akhlak mahmudah

ialah segala tingkah laku yang terpuji (yang baik) (al-

Akhlak al-Karimah/ al-mahmudah), yaitu akhlak yang

senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah yang dapat

membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi

kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur, ikhlas, bersyukur,

tawadlu (rendah hati), husnudzdzon (berprasangka baik),

optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan

lain-lain, yang biasa juga dinamakan fadlilah

(kelebihan/utama).

Adapun akhlak madzmumah (qabihah) (al-Akhlak

al-Madzmumah), yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol

27 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,738.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

36

ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam

lingkaran syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif

serta destruktif bagi kepentingan umat manusia, seperti

takabur (sombong), su-‘udzdzon (berprasangka buruk),

tamak, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas, dan lain-

lain.28

2. Akhlak terhadap Orang Tua

باهللا إن الشرك وإذ قال لقمان البنه وهويعظه يابـين التشرك )١٣لظلم عظيم(

نااإلنسان بوالديه محلته أمه وهنا علي وهن وفصاله يف ووصيـر( :٣١) ( لقمان : ١٤عامني أن اشكريل ولوالديك إيل املصيـ

١٤-١٣(Artinya: Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada

anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Haianakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benarkezaliman yang besar. “Dan kami perintahkankepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalamdua tahun.Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang

28Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia,2014), 153.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

37

ibu bapakmu, hanya kepada –kulah kembalimu (QS.Luqman (31): 13-14).29

3. Akhlak terhadap Keluarga

وإذ أخذنا ميثاق بين إسرائيل ال تـعبدون إال الله وبالوالدين إحسانا وذي القرىب واليتامى والمساكني وقولوا للناس حسنا

تم إال قليال منكم وأنـتم وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة مث تـولي )٢:٨٣معرضون ( البقره :

Artinya: Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janjidari Bani Israil (yaitu): “janganlah kamu menyembahselain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia”.(QS. Al-Baqarah (2): 83).30

4. Akhlak terhadap Orang Lain/Masyarakat

ر بـيوتكم حىت تستأنسوا يا أيـها الذين آمنوا ال تدخلوا بـيوتا غيـر ◌ وتسلموا على أهلها لكمخيـ لعلكم تذكرون ( النور : لكمذ

٢٤:٢٧(Artinya: (yaitu) orang-orang yang di wafatkan dalam

keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakaa(kepada mereka):“Salaamun’alaikum”, masuklah kamu

29 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,581.

30 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,15.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

38

kedalam surga itu disebabkan apa yang telah kamukerjakan” (QS. An-Nur (24): 27).31

5. Akhlak Terhadap Lingkungan

Akhlak terhadap lingkungan diantarnaya akhlak

kepada tumbuhan, hewan, benda-benda tidak bernyawa.

Dalam hal ini manusia tidak boleh membuat kerusakan

dimuka bumi.

ظهر الفساد يف البـر والبحر مبا كسبت أيدي الناس ليذيقهم )٣٠:٤١بـعض الذي عملوا لعلهم يـرجعون ( الروم :

Artinya: Telah nampak kerusakan didarat dan dilautdisebabkan karena perbuatan tangan manusia. (QS. Ar-Rum (30): 41).32

Dengan demikian, akhlak islam adalah akhlak yang

berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah, maka akan bersifat

universal dan komprehensif, mudah dilakukan, bahkan slalu

mendapat pancaran ilahi.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa akhlak

adalah suatu sikap manusia disertai dengan niat yang tentram

31 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,496.

32 Hanun Asrohah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Kementerian Agama Republik Indonesia,576.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

39

dalam jiwa yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadits. Jika

kehendak jiwa itu menimbulkan perbuatan-perbuatan dan

kebiasaan-kebiasaan yang bagus, maka disebut dengan akhlak

yang terpuji. Begitu pula sebaliknya, jika menimbulkan

perbuatan-perbuatan dan kebiasaan-kebiasaan yang jelek,

maka disebut dengan akhlak yang tercela.

3. Pengertian Pembinaan Akhlak

Menurut para Ulama Islam yang cenderung untuk

mempelajari tentang akhlak, seperti Ibn Maskawaih, Ibnu

Sina dan Al-Ghazali, bahwa akhlak dapat dibentuk melalui

pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan

sungguh-sungguh. 33 Menurut Zakiah Daradjat pembinaan

akhlak diartikan sebagai upaya kontrol pribadi dan moral baik

melalui penglihatan, pendengaran dan pengalaman yang

diterimanya.34

Pembinaan yang dapat diberikan kepada siswa

diantaranya adalah pembinaan akhlak, yaitu menanamkan

33 Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2014), 155.

34Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Untuk PerguruanTinggi Umum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 157.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

40

bagaimana berperilaku, beretika atau sopan santun yang

baik. 35 Dengan pembinaan yang diberikan secara

berkelanjutan dan pengawasan yang dilakukan secara baik,

maka santri tersebut akan membiasakan dirinya untuk

melakukan hal-hal positif.

Pembinaan akhlak adalah usaha yang terstruktur dan

berkelanjutan guna melakukan bimbingan dan pengawasan

kepada siswa agar melakukan hal-hal yang baik sesuai nilai-

nilai kemuliaan ajaran islam, pembinaan akhlak terintegrasi

dengan pelaksanaan rukun iman. 36 Sehingga santri

merefleksikan nilai-nilai kemuliaan ajaran islam tersebut

melalui perilaku positif dan budi pekerti yang luhur, sehingga

tercipta ketentraman sosial sesuai norma yang telah disepakati

bersama. Pembinaan akhlak adalah upaya pengawasan atau

tindaka preventif serta upaya penanggulangan atau tindakan

35Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,2010), 66.

36Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),160.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

41

kuratif perilaku individu agar tetap pada konsepsi kebenaran

(hal-hal baik dan berguna).37

Pembinaan akhlak dalam islam menurut Muhammad

Al-Ghazali yang dikutip oleh Aminuddin, telah terintegrasi

dalam rukun Islam yang lima. Disamping itu pembinaan

akhlak juga telah terintegrasi dalam rukun iman yang keenam.

Hal yang lebih penting dalam pembinaan akhlak adalah

pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung

secara terus menerus, karena akhlak yang baik tidak dapat

dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi dan larangan, tetapi

harus disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan

nyata.38

Pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat

manusia untuk memiliki sikap mental dan kepribadian yang

ditunjukan oleh Al-Qur’an dan hadist yang dibawakan oleh

Nabi Muhammad SAW.

37Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I: Mu’jizat Nabi, Karamah Walidan Ma’rifat Sufi, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), 57.

38 Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk PerguruanTinggi Umum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 156.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

42

Dari pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa pembinaan akhlak bagi setiap muslim adalah sebuah

kewajiban yang harus dilakukan terus-menerus. Baik dengan

cara melalui pembinaan orang lain maupun diri sendiri. Hidup

ditengah krisis akhlak sekarang ini, pembinaan akhlak

memang harus lebih gencar dilakukan. Banyak ilmuan yang

menyatakan bahwa berbagai kerusakan dan kejahatan yang

telah terjadi samapai saat ini akibat manusia tidak lagi

memegang dan mengamalkan akhlak yang baik, Ditambah

lagi kurangnya perhatian masyarakat Islam sendiri terhadap

pendidikan atau pembinaan akhlak.

4. Tujuan Pembinaan Akhlak

Tujuan Pembinaan Akhlak pada Hakikatnya adalah

realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa

misi bagi kesejahteraan umat manusia di dunia dan di akhirat.

Menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui

latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan

indra. Tujuan akhir dari pendidikan Islam terletak dalam

Page 23: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

43

realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik

secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat

manusia secara keeluruhannya.39

Pembinaan Akhlak juga bertujuan untuk menjadikan

peserta didik memiliki pribadi yang hanif dan berakhlak

mulia, melaksanakan ibadah wajib dan sunnah dengan penuh

kesadaran dan kecintaan, memiliki semangat untuk

memperbaiki diri dan orang lain, mampu mengembangkan

potensi diri dan bersimpati terhadap masalah umat islam.40

Dalam definisi yang telah para ahli paparkan penulis

berpendapat bahwa tujuan pembinaan akhlak yaitu untuk

menjadikan manusia menjadi lebih baik dan mempunyai

akhlak yang baik serta menanamkan ke imanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT. Serta selalu menjadikan Islam

sebagai Agama yang baik.

39M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara),28.

40 Ahmad Jubaedi, et. All, Ar-risalah Mentoring Handbook,(Bandung: Mec Publishing, 2008), 4.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

44

C. Hakikat Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

“Pondok” secara etimologis berarti bangunan untuk

sementara, rumah, bangunan tempat tinggal yang berpetak-

petak yang berdinding bilik dan beratap rumbia dan madrasah

dan asrama (tempat mengaji atau belajar agama islam).41

Kata pesantren berasal dari akar kata “santri”, yaitu

istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu

agama di lembaga pendidikan Islam tradisional di Jawa. Kata

“santri” mendapat awalan “pe” dan “an”, yang berarti tempat

para santri menuntut ilmu.42

Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga yang

bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan

sisitem pendidikan nasional. Dari segi historis prsantren tidak

hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga

mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous). Sebab,

lembaga yang serupa pesantren ini sebenernya sudah ada

41Abdul Mughits, Kritik Nalar Fiqih Pesantren, (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2008), 119.

42Hanun Asrohah, Pesantren di Jawa, (Rijal Roihan), 15.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

45

sejak pada masa kekuasaan Hindu-Buddha. Sehingga islam

tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan

yang sudah ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan

peranan islam dalam memelopori pendidikan di Indonesia.43

Menurut Johns, seperti dikutip oleh Zamakhsari

Dhofier, kata santri berasal dari bahasa Tamil sastri yang

berarti “guru mengajar”. Sedangkan menurut C.C. Berg,

sebagaimana dikutip oleh Dhofler, berasal dari bahasa India

shastri, yang berarti buku suci, buku-buku agama, atau buku-

buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Robson, kata santri

berasal dari bahsa Tamil santri yang diartikan orang yang

tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan secara umum.44

Menurut Zuhairin dalam bukunya, Sejarah Pendidikan

Islam, memberikan definisi tentang pondok pesantren adalah

tempat murid-murid (disebut santri) mengaji agama islam dan

sekaligus di asramakan ditempat itu.45 Adapun menurut Ta’rif

memberikan definisi pondok pesantren adalah lembaga

43Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren, (Jakarta: PT. DIANRAKYAT, 2010), 3.

44Hanun Asrohah, Pesantren di Jawa, (Rijal Roihan), 15.45 Mahpuddin Noor, Potret Dunia Pesantren, ( Bandung:

HUMANIORA, 2006), 17.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

46

pendidikan islam yang minimal terdiri dari tiga unsur, yaitu:

kyai/ ustadz yang mendidik serta mengajar, masjid dan

pondok atau asrama. 46 Pondok pesantren adalah lembaga

pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya

Indonesia.

Pesantren (atau pondok, surau, dayah dan nama lain

sesuai daerahnya) bukanlah satu-satunya lembaga pendidikan

Islam. Dan tradisi yang muncul itu hanya satu dari bererapa

aliran Islam Indonesia masa kini. Aliran-aliran modernis,

reformis dan fundamentalis yang pada mulanya muncul

sebagai penentang terhadap tradisi ini, dalam kadar tertentu

bahkan juga telah berkembang menjadi tradisi lain yang tidak

kalah kakunya. Perhatian saya dalam tulisan ini adalah pada

islam tradisional, meskipun pembatasan secara ketat untuk

tidak membicarakan beberapa kelompok terakhir yang

dengannya selalu terjadi interaksi tidak mungkin dapat

dilakukan, dan pada tahun-tahun terakhir ini terlihat adanya

konvergensi dengan kelompok-kelompok tersebut. Organisasi

46 Mahpuddin Noor, Potret Dunia Pesantren, ( Bandung:HUMANIORA, 2006), 19.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

47

kaum reformis Muhammadiyah, misalnya, sekarang

mempunyai pesantren, dimana disamping ada kurikulum

sekolah, juga diajarkan kitab-kitab klasik berbahasa Arab

(meskipun seleksi kitab-kitab klasiknya berbeda dengan

pesantren tradisional). Dihampir semua pesantren, pada sisi

lain, terjadi pergeseran penekanan dalam materi kitab-kitab

tradisional, yang tampaknya akibat pengaruh modernism.

Tafsir, hadist dan ushul fiqh mendapat perhatian lebih besar

dibandingkan seabad yang lalu, sebuah perkembangan yang

paralel dengan (dan mungkin sebagai respon atas) semboyan

kaum modernis “kembali kepada Al-Qur’an dan hadis”.47

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan

diatas tentang pondok pesantren, penulis menyimpulkan

bahwa pondok pesantren adalah tempat tinggal santri yang

mana didalamnya ada santri/santriawati belajar ilmu agama

atau menuntut ilmu dengan didamping oleh para kyai dan

ustadz agar umat manusia bisa mempunyai akhlak yang baik.

47 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren danTarekat, (Yogyakarta: Gading Publising, 2012), 85-86.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

48

2. Model Pembelajaran Pesantren

Menurut pandangan Kyai Zarkasyi, pendiri PP

Gontor, metode pembelajaran di pesantren merupakan hal

yang setiap kali mengalami perkembangan dan perubahan

sesuai dengan penemuan metode yang lebih efektif dan

efisien untuk mengerjakan masing-masing cabang ilmu

pengetahuan. Meskipun demikian, dalam rentang waktu yang

panjang pesantren secara seragam mempergunakan meode

pengajaran yang telah lazim disebut dengan sorogan dan

bandongan (weton). Seperti telah disinggung bahwa sistem

pengajaran di pesantren khususnya di Jawa dan Madura rata-

rata menggunakan metode Sorogan dan Bandongan. Kedua

sistem itu digunakan setelah para santri dianggap telah

mampu membaca dengan lancar dan menguasai Al-Qur’an.

Pada awalnya sistem tradisional ini banyak dilakukan di

masjid, langgar, atau rumah-rumah kyai. Seorang murid

mendatangi seorang guru yang akan membacakan beberapa

kitab berbahasa Arab dan menerjemahkan ke dalam bahasa

Jawa. Setelah itu, murid atau santri mengulangi dan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

49

menerjemahkan kata demi kata sepersis mungkin seperti yang

dilakukan oleh seorang guru/kyai.48

Dalam metode bandongan atau weton ini, sekelompok

santri terdiri antara 5 sampai dengan 10 orang mendengarkan

seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan

dan seringkali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab.

Setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat

catatan-catatan baik arti maupun keterangan tentang kata-kata

atau buah pikiran yang sulit unuk dipahami. Kelompok kelas

dari sistem bandongan ini disebut dengan halaqah yang secara

bahasa diartikan dengan lingkaran murid, sekelompok siswa

yang belajar dibawah bimbingan seorang guru. Sedangkan

metode sorogan, pada umumnya diberikan kepada para santri

yang baru masuk dan memerlukan bimbingan secara

individual.

Akan tetapi justru sistem sorogan inilah, yang paling

dianggap sulit dari keseluruhan sistem pendidikan Islam

tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran, ketekunan,

48 Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren, (IDR PRESS,2006), 40-41.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

50

kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi santri atau murid.

Sistem sorogan ini dianggap telah terbukti secara efektif

sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercita-cita

menjadi ulama (alim). Sistem ini memungkinkan seorang kyai

atau guru mengawasi, mengontrol, menilai dan membimbing

secara maksimal kemampuan seorang murid dalam

menguasai bahasa Arab.

Menurut Nurcholis Madjid memberikan definisi

tentang metode weton, menurutnya weton adalah pengajian

yang inisiatifnya berasal dari kyai sendiri, baik dalam

menentukan empat, waktu maupn lebih-lebih lagi kitabnya.49

Menurut Zamakhsyari Dhofier juga memberikan

definisi tentang metode bandongan, menurutnya dalam sistem

ini sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang

membaca, menerjemahkan, menerangkan dan seringkali

mengulas buku-buku islam dalam bahasa Arab. Setiap murid

memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan

49 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah PotretPerjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), 98.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

51

(baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah

pemikiran yang sulit.50

Dalam definisi yang telah para ahli paparkan penulis

berpendapat bahwa model pembelajaran pesantren yang

selama ini dilakukan atau dilaksanakan masih

mempergunakan meode pengajaran yang telah lazim disebut

dengan sorogan dan bandongan (weton).

3. Pola Pergaulan dalam Pesantren

Pergaulan bisa diibaratkan as core the pesantren.

Sebagaimana kita ketahui, pesantren merupakan tempat

berkumpulnya para santri. Jadi kalau kita berbicara mengenai

pola pergaulan di pesantren tentunya tidak bisa kita lepaskan

dari santri itu sendiri. Perkataan santri digunakan untuk

menunjuk pada golongan orang-orang islam di Jawa yang

memiliki kecenderungan lebih kuat pada ajaran-ajaran

agamanya, sedangkan untuk orang-orang yang lebih

mengutamakan tradisi kejawaannya biasanya disebut kaum

“abangan”.

50 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentengPandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3S, 1985), 76.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

52

Dalam pengajian biasanya kiai duduk ditempat yang

sedikit lebih tinggi dari para santri. Kiai tersebut duduk diatas

kursi yang dilandasi bantal dan para santri duduk

mengelilinginya. Dari sini terlihat bahwa para santri

diharapkan bersikap hormat dan sopan ketika mendengarkan

uraian-uraian yang disampaikan kiainya. Yang menarik

adalah metode yang digunakan oleh kiai dalam pengajian.

Sebagaimana kita ketahui kitab-kitab yang biasa diajarkan di

pesantren adalah berbahasa Arab. Sehingga yang namanya

ngaji adalah kegiatan mempelajari kitab bahasa Arab itu, dan

sering kita dengar dengan ungkapan “ngaji kitab”. Di

pesantren ini hanya buku-buku yang berbahasa Arab yang

disebut “kitab” sedangkan yang berbahasa selain Arab disebut

“buku”.

Kitab “Ta’lim-u ‘I-Muta’allim” karangan Syeikh al-

Zarnuji adalah salah satu dari sekian kitab yang sangat

mempengaruhi hubungan kiai-santri. Tidak diragukan lagi

bahwa setiap santri diharapkan memenuhi tuntunan kitab itu

dalam sikapnya terhadap kiai. Satu gambaran yang ideal

Page 33: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

53

tentang ketaatan murid kepada guru dalam kitab “Ta’lim” itu

yang banyak diikuti dan diterangkan adalah yang berbunyi:

“Salah satu cara menghormati guru adalah hendaknya jangan

berjalan didepannya, jangan duduk didepannya, jangan

memulai pembicaraan kecuali dengan izinnya, jangan banyak

bicara didekatnya, jangan menanyakan sesuatu ketika sedang

kelelahan, dan menghormati guru adalah juga harus

menghormati anak-anaknya.51

4. Panca Jiwa Pondok Pesantren

Panca jiwa pondok adalah nilai-nilai yang melekat

dalam organisasi Pesantren. Khususnya para santri, Panca

Jiwa Pondok menjadi dasar cara berfikir, sikap mental dan

perilaku. Nilai-nilai itu meliputi: menjunjung tinggi

keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan

kebebasan.52

51 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah PotretPerjalanan, (Jakarta: PT. DIAN RAKYAT, 2010), 21-27 .

52Andy Dermawan, Internalisasi Core Values Panca Jiwa PondokSebagai Budaya Organisasi, Jurnal Membangun Profesional Keilmuan,(Tahun 2016), 238-241.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

54

a. Menunjang tinggi ke ikhlasan

Kata ikhlas merupakan kunci semua aksi manusia

didalam menjalani proses kehidupan sehari-hari. Dalam

bahasa agama, kata ikhlas merupakan ujung tombak bagi

dilangsungkannya rangkaian ibadah (baik itu ibadah sosial

atau ibadah mahdhah) kepada Allah SWT. Santri dilatih

jiwa dan raga untuk ikhlas dipimpin oleh para mudabbir,

terutama kepengasuhan pondok. Ikhlasnya santriawati

dipimpin dengan menunjukkan ketaatan kita pada aturan

yang berlaku serta sikap disiplin.

b. Kesederhanaan

Kesederhanaan dalam konteks ini bukanlah dalam

keadaan “papa” atau seolah tidak butuh apa-apa atau tidak

punya apa-apa. Tetapi kesederhanaan disini adalah

perilaku hidup secara natural, wajar dan biasa-biasa saja.

Tidak berlebiha, berhambur-hamburan, norak dan

bermegah-megahan.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

55

c. Berdikari

Berdikari disini memiliki arti kesanggupan untuk

hidup mandiri, artinya para santri mampu belajar dan

berlatih mengurus segala keperluan dan kepentingan

sendiri secara baik dan bertanggungjawab.

d. Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah islamiyah disini memiliki pengertian

luas, diataranya memiliki makna bersamaan, kejujuran,

keterbukaan dan keikhlasan didalam menjalin hubungan

sosial yang harmonis, jauh dari hasrat dengki dan saling

menjatuhkan satu sama lainnya.

e. Kebebasan

Kebebasan dalam konteks ini bermakna bebas

bertanggungjawab. Bebas bukan berarti melakukan

keputusan tindakan menurut kehendaknya, tetapi

berdasarkan kesadaran yang menjadi pertimbanagan

utamanya. Bebas dalam menentukan masa depan, dalam

memilih jalan hidup ditengah masyarakat dan

bertanggung jawab, baik dalam kehidupan didalam

Page 36: BAB II LANDASAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3645/4/BAB II.pdfFungsi dan tujuan Efektivitas Fungsi efektivitas yaitu lembaga dikatakan efektivitas

56

pondok maupun dalam kehidupan masyarakat pada

umumnya.

Dalam definisi yang telah para ahli paparkan

penulis berpendapat bahwa panca jiwa pondok pesantren

berkaitan erat dengan pembelajaran yang dilakukan di

pondok pesantren umum lainnya yang mana santri

diajarkan untuk ikhlas, jujur, disiplin, bertanggung jawab

dan bekerja keras.