59
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 1 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2012 Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan 2.1. Kondisi Umum Daerah Kondisi Geografis dan Administrasi Bumi Sriwijaya merupakan sebutan lain untuk Provinsi Sumatera Selatan, karena dahulu disinilah berdiri Kerajaan Maritim terkuat dan terbesar di Indonesia. Wilayah provinsi ini secara geografis, terletak antara 1 o – 4 o Lintang Selatan dan 102 o – 106 o Bujur Timur dan dengan luas wilayah yang mencapai 91.806,36 Km dibagi menjadi 11 kabupaten dan 4 kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai besar, atau sering disebut dengan Batang Hari Sembilan, yaitu Sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Lakitan, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko, dan Lalan. Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, wilayah Provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi lain yang berada mengitari Sumatera Selatan yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, dengan Provinsi Lampung di sebelah Selatan, Provinsi Bengkulu di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peta administrasi wilayah Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.1 Luas dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumatera Selatan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 BAB II

BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 1

Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2012

Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintahan

2.1. Kondisi Umum Daerah

Kondisi Geografis dan Administrasi

Bumi Sriwijaya merupakan sebutan lain untuk Provinsi Sumatera

Selatan, karena dahulu disinilah berdiri Kerajaan Maritim terkuat dan

terbesar di Indonesia. Wilayah provinsi ini secara geografis, terletak antara

1o – 4o Lintang Selatan dan 102o – 106o Bujur Timur dan dengan luas

wilayah yang mencapai 91.806,36 Km dibagi menjadi 11 kabupaten dan 4

kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi,

Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai besar, atau sering disebut

dengan Batang Hari Sembilan, yaitu Sungai Musi, Ogan, Komering,

Lematang, Lakitan, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko, dan Lalan.

Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, wilayah Provinsi Sumatera

Selatan berbatasan dengan provinsi lain yang berada mengitari Sumatera

Selatan yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, dengan

Provinsi Lampung di sebelah Selatan, Provinsi Bengkulu di sebelah Barat,

sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Peta administrasi wilayah Sumatera Selatan dapat dilihat

pada Gambar 2.2.

Gambar 2.1

Luas dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumatera Selatan

menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010

BAB II

Page 2: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 2

Gambar 2.2

Peta Administrasi Wilayah

Page 3: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 3

Klimatologi

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah

dengan variasi curah hujan per hari 61,0/17-634,4/22 mm sepanjang tahun

2008. Setiap bulan hujan cenderung turun dan bulan November

merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak (Tabel 2.1).

Tabel 2.1

Suhu Rata-Rata, Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan

Menurut Bulan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008

No Bulan

Suhu Udara (C0)

Curah Hujan (mm3) Jumlah Hari Hujan

1 Januari 26,5 203,6 23

2 Pebruari 26,4 143,1 20

3 Maret 26,4 371,9 23

4 April 27,3 323,4 22

5 Mei 27,8 48,4 9

6 Juni 27,4 23,9 11

7 Juli 26,7 150,4 12

8 Agustus 26,5 175,3 16

9 September 27,1 61,0 17

10 Oktober 26,8 318,6 23

11 November 27,0 634,4 22

12 Desember 26,6 231,7 26

Sumber : Badan Metereologi dan Geofisika Kenten Palembang

Provinsi Sumatera Selatan memiliki suhu yang cenderung panas

berkisar antara 26,4°C hingga 27,8°C dengan rata-rata suhu udara pada

tahun 2008 sekitar 26,8°C. Suhu terendah/minimum terjadi pada bulan

Pebruari dan Maret, sedangkan suhu tertinggi/maksimum terjadi pada

bulan Mei (Gambar 2.3).

Gambar 2.3

Suhu Udara Menurut Bulan yang Tecatat di Stasiun Klimatologi Kenten

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008

Page 4: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 4

Topografi dan Kemiringan Lereng

Provinsi Sumatera Selatan memiliki topografi yang bervariasi mulai

dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan.

Wilayah Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah dari Barat ke Timur

dengan ketinggian antara 400 – 1.700 mdpl. Wilayah dengan ketinggian

rata-rata antara 900 – 1200 mdpl berada pada bagian Barat yang

merupakan pegunungan Bukit Barisan. Pegunungan Bukit Barisan ini

memiliki puncak-puncak dengan ketinggian tertinggi berada di Gunung

Dempo dengan ketinggian 3.159 mdpl, kemudian Gunung Bungkuk

dengan ketinggian 2.125 mdpl, Gunung Seminung dengan ketinggian

1.964 mdpl, dan Gunung Patah dengan ketinggian 1.107 mdpl.

Di bagian Timur merupakan daerah pantai, yang tanahnya terdiri

dari rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya

merupakan tumbuhan Palmase dan bakau. Sedangkan di bagian tengah

merupakan wilayah dengan dataran rendah yang luas.

Tabel 2.2

Luas Kabupaten/Kota Berdasarkan Kemiringan Lereng

No Kabupaten/

Kota

Luas (Ha)

0-8% 8 - 15 % 16-25% 26-40% >40%

1 Banyuasin 1.181.610 1.689 - - -

2 Empat Lawang 18.212 62.253 38.531 2.141 104.506

3 Lahat 126.787 142.785 148.751 5.133 107.718

4 Lubuk Linggau 2.863 24.546 5.492 1.569 5.680

5 Muara Enim 710.763 122.335 26.611 25.262 37.418

6 Musi Banyuasin 1.284.134 113.236 20.934 - 8.323

7 Musi Rawas 542.957 267.264 160.457 20.200 244.988

8 OKI 1.832.553 2.293 1.058 - -

9 OKU 236.011 124.065 58.855 41.939 18.836

10 OKU Selatan 124.040 129.222 137.501 95.939 62.693

11 OKU Timur 297.717 39.109 174 - -

12 Pagar Alam 86 26.931 20.005 11.703 4.641

13 Palembang 40.061 - - - -

14 Prabumulih 24.760 15.220 3.470 - -

15 Ogan Ilir 266.607 - - - -

Total 6.422.553 1.070.948 621.840 1.714.422 5.922.802

Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Selatan 2005-2019.

Page 5: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 5

Wilayah Pesisir

Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan

laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Panjang Kawasan

Pesisir di Provinsi Sumsel ± 450 Km dari sungai benu (batas Provinsi

Jambi) sampai Sungai Mesuji (batas Provinsi Lampung).

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Sumatera Selatan terdapat kawasan strategis antara lain kawasan pantai

timur dengan lokasi pesisir di Kab. Banyuasin dan Kab. OKI.

Pegunungan

Daerah pegunungan terdapat di Bagian Barat Provinsi Sumatera

Selatan dengan puncak tertinggi Gunung Seminung (1.964 m) dan Gunung

Dempo (3.159). Daerah ini tersusun dari bentukan lembah, dataran tinggi

plateau dan kerucut vulkanik. Bagian penting wilayah ini adalah lembahan

yang merupakan lahan budidaya pertanian. Punggungan Sumatera,

deretan bukit barisan merupakan bagian sistem pegunungan dari Sunda

Shield, terbentuk pada zaman tersier, dimana batas Sunda Shield yaitu

Lempeng India yang secara berangsur-angsur menekan dan menunjam di

bawah Paparan Sunda, menghasilkan deretan Pegunungan Bukit Barisan.

Kawasan yang termasuk daerah bahaya Gunung Dempo terdiri dari

Kabupaten Lahat, Empat Lawang dan Kota Pagar Alam dengan luas total

seluas 36.850 Ha atau sekitar 0,40 % dari total luas wilayah Provinsi

Sumatera Selatan. Kabupaten tersebut merupakan daerah rawan bencana

gempa bumi dengan total pesentase terhadap luas wilayah 3,28 % terdiri

dari Kabupaten Empat Lawang persentase terhadap luas wilayah 1,92,

Kabupaten Lahat persentase terhadap luas wilayah 1,16, Kota Pagar Alam

persentase terhadap luas wilayah 0,19.

Hidrologi

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah kaya

sumberdaya air, karena dialiri oleh banyak sungai. Beberapa sungai yang

relatif besar adalah Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan

Sungai Lematang. Persediaan air di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

pada dasarnya sangat tergantung dari sungai-sungai utama, yakni Sungai

Musi dan anak-anak sungainya. Kebanyakan sungai-sungai ini bermata air

dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalang dan Sungai

Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke

Selat Bangka adalah Sungai Musi beserta anak sungainya, seperti Sungai

Page 6: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 6

Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan,

Sungai Rupit dan Sungai Rawas.

Sungai-sungai di provinsi ini pada umumnya airnya tampak keruh

dan membawa endapan lempung (suspensed materials). Hal ini disebabkan

salah satunya oleh aktifitas penebangan pohon-pohon (hutan) yang tak

terkendali, sehingga terjadi erosi yang intensif di daerah hulu. Erosi di

daerah hulu akan selalu diikuti oleh sedimentasi di sepanjang aliran sungai,

yang pada gilirannya berakibat pada pendangkalan aliran sungai, sehingga

pola aliran sungai sering berpindah tempat. Sungai-sungai utama tersebut

merupakan sumber air domestik.

Air permukaan merupakan sumber daya air yang paling strategis

karena dapat dimanfaatkan langsung untuk berbagai keperluan makhluk

hidup. Air permukaan dapat langsung digunakan sebagai sumber bahan

baku keperluan manusia, hewan, industri, dan kebutuhan lainnya.

Keberadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh dimensi ruang dan

waktu.

Keberadaan air permukaan di wilayah WS Musi juga dipengaruhi

keberadaan lebak, embung dan rawa. Sebagian besar wilayah merupakan

dataran aluvial sehingga ketinggian tanahnya relatif seragam.Kondisi yang

datar demikian menyebabkan pengaturan air kurang lancar sehingga timbul

daerah genangan pada wilayah yang ketinggiannya hampir sejajar sungai.

Lebak yang berada di wilayah ini fluktuasi luasannya sangat tinggi bila

dibandingkan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim

penghujan yang mencapai puncaknya genangan lebak sampai 500.000 Ha,

sedang pada musim kemarau yang panjang genangan lebak tinggal 5.000

Ha.

Ketergantungan masyarakat yang tinggal di sepanjang pinggiran

sungai terhadap keberadaan sungai tersebut masih sangat besar terutama

dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari. Malahan masih

banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bersih.

Mereka mengambil air dari sungai kemudian diendapkan atau ditambahkan

kaporit, kemudian langsung digunakan sebagai air untuk dimasak atau pada

saat musim hujan mereka menampung air hujan untuk dijadikan air minum.

Kebiasaan ini sudah terjadi secara turun menurun sejak dahulu. Hanya saja

dulu air sungai masih belum terlalu tercemar. Saat ini penggunaan air sungai

tanpa pengolahan khusus akan sangat berbahaya bagi kesehatan, karena

pencemaran sungai sudah sangat tinggi.

Page 7: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 7

DAS (Daerah Aliran Sungai)

Daerah Aliran Sungai (catchment area, watershed) adalah suatu

wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-

anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara

alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut

sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Berdasarkan Permen PU No.11A Tahun 2006, Wilayah kerja Balai

Wilayah Sungai Sumatera VIII mencakup 3 (tiga) Wilayah Sungai (WS)

yaitu WS Musi, WS Banyuasin, dan WS Sugihan dan dalam 3 (tiga) Wilayah

Sungai tersebut terdapat DAS (Daerah Aliran Sungai).

Wilayah Sungai Musi dengan nama DAS Musi, Lakitan, Rawas,

Semangus, Batang Hari Leko, Wilayah Sungai Sugihan dengan nama DAS

Burung, Gaja Mati, Pelimbangan, Beberi, Olok, Daras, Medang, Padang,

Banyuasin, Senda, Limau, Ibul,Puntian, Pangkalan Balai, Buluain, Kepa-

yang, Mangsang, Kedawang,Titikan, Mendes, Tungkal, Keluang,Lalan,

Supat, Lilin.

Rawa

Luas rawa di provinsi Sumatera Selatan sekitar 613.795 Ha yang

terbagi menjadi RPS (rawa pasang surut), RL (rawa lebak). Rawa tersebut

terdapat di Kabupaten Banyuasin dengan jumlah RPS 19 dan RL 1, di

Kabupaten Muara Enim dengan jumlah RPS 7 dan RL 1, di Kabupaten Musi

Banyuasin dengan jumlah RPS 3 dan RL 63, di Kabupaten Ogan Komering

Ilir RPS 4 dan RL 14, sedangkan untuk Kabupaten Ogan Ilir dan OKU Timur

Hanya terdapat RL yaitu Kabupaten Ogan Ilir dengan jumlah 53 dan OKU

Timur dengan jumlah 5. Dan untuk Kota Palembang hanya terdapat RPS

dengan jumlah 1.

Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Kependudukan

Pada tahun 2009 jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan

mencapai 7.222.635 jiwa sehingga tercatat sebagai peringkat kesembilan

dari seluruh provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

Sedangkan jumlah penduduk tahun 2010 adalah 7.450.394 jiwa atau

meningkat 3,15 persen dari tahun 2009. Jumlah penduduk Provinsi

Sumatera Selatan terus meningkat 2,93 juta jiwa pada tahun 1971 menjadi

Page 8: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 8

3,97 juta jiwa pada tahun 1980, 5,49 juta jiwa pada tahun 1990, 6,27 juta

jiwa pada tahun 2000, serta 7,22 juta jiwa pada tahun 2009 (Tabel 2.3).

Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, Provinsi Sumatera

Selatan menghadapi masalah kependudukan yang sangat serius terutama

dalam penyediaan pelayanan dasar, perumahan dan permukiman,

penyediaan prasarana dan penyediaan lapangan pekerjaan. Tantangan

yang harus dihadapi adalah pengendalian pertumbuhan penduduk disertai

dengan peningkatan kesejahteraan penduduk secara berkesinambungan

melalui berbagai kebijakan dan program pembangunan. Pengendalian

pertumbuhan penduduk dimaksud mengindikasikan meningkatnya

kembali angka kelahiran, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian

pemerintah diantaranya dengan kembali menggalakkan Program KB untuk

pengaturan kelahiran.

Selama periode 1971-1980 laju pertumbuhan penduduk Sumatera

Selatan mencapai 3,45 persen per tahun turun menjadi 3,29 per tahun

pada periode 1980-1990, pada tahun 1990-2000 pertumbuhan penduduk

menjadi 1,28 persen per tahun. Namun demikian, LPP periode 2000-2010

terlihat mengalami kenaikan menjadi 1,85 persen per tahun (Gambar 2.4).

3,45

3,29

1,28

1,85

00,5

11,5

22,5

33,5

4

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

Gambar 2.4

Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan 1971-2010

Sumber: BPS; Supas 2005 dan Proyeksi

Tabel 2.3 menyajikan jumlah penduduk menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2010, jumlah penduduk terbesar

berada di Kota Palembang dengan jumlah penduduk 1.455 juta jiwa.

Kabupaten/Kota yang lain umumnya jauh lebih kecil berkisar antara 126,2

ribu jiwa yang terkecil di Kota Pagaralam sampai dengan yang terbesar di

Kabupaten Banyuasin dengan jumlah 750,1 ribu jiwa. Laju pertumbuhan

penduduk antara kabupaten/kota dalam setahun terakhir juga cukup

bervariasi. Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kota Prabumulih

Page 9: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 9

mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi yaitu berturut-

turut 21,36 dan 17,56 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan

penduduk terkecil terdapat di Kabupaten Banyuasin, OKU Selatan dan

Ogan Ilir, masing-masing sebesar -8,33, -4,05 dan -0,98 persen.

Tabel 2.3

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk

LPP

2009

-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ogan Komering Ulu 256.245 259.968 262.383 264.743 267.022 324.045 21,36

Ogan Komering Ilir 659.398 674.072 685.296 696.505 707.627 727.376 2,79

Muara Enim 634.696 645.603 653.304 660.906 668.341 716.676 7,23

Lahat 336.730 339.203 339.928 340.556 341.055 369.974 8,48

Musi Rawas 476.287 485.588 492.437 499.238 505.940 525.508 3,87

Musi Banyuasin 471.011 485.507 497.864 510.387 523.025 561.458 7,35

Banyuasin 736.700 759.162 778.627 798.360 818.280 750.110 -8,33

OKU Selatan 318.519 323.185 326.162 329.071 331.879 318.428 -4,05

OKU Timur 558.186 566.297 571.557 576.699 581.665 609.982 4,87

Ogan Ilir 358.380 366.285 372.431 378.570 384.663 380.904 -0,98

Empat Lawang 211.160 212.711 213.165 213.559 213.872 221.176 3,42

Palembang 1.344.032 1.372.802 1.394.954 1.417.047 1.438.938 1.455.284 1,14

Prabumulih 130.850 133.098 134.686 136.253 137.786 161.984 17,56

Pagar Alam 115.010 115.854 116.102 116.316 116.486 126.181 8,32

Lubuk Linggau 175.135 178.539 181.068 183.580 186.056 201.308 8,20

Sumatera Selatan 6.782.339 6.917.881 7.019.964 7.121.790 7.222.635 7.450.394 3,15

Sumber: BPS; Supas 2005 dan Proyeksi

Koperasi dan UKM

Perkembangan koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah menjadi

bagian penting dari pengembangan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.

Kegiatan perkoperasian di Provinsi Sumatera Selatan tumbuh berkembang,

namun relatif lambat. Jumlah koperasi tahun 2008 sebanyak 4.164 koperasi

kemudian menjadi 5,122 koperasi pada tahun 2011. Sementara, jumlah

anggota terus meningkat dari 746.920 orang pada tahun 2008 menjadi

798.588 orang pada tahun 2011, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4.

Page 10: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 10

Tabel 2.4

Perkembangan Koperasi di Sumatera Selatan Tahun 2008–2011

URAIAN SATUAN 2008 % 2009 % 2010 % 2011 %

1 2 7 8 9 10 11 12 13 14

Jumlah

Koperasi Unit 4.164 2,79% 4.448 6,82% 4.737 6,50% 5.122 8,12%

Jumlah

Anggota Orang 746.920 3,03% 766.700 2,65% 782.418 2,05% 798.588 2,07%

Pelaksanaan

RAT Unit 1.535 1,52% 1.963 27,88% 2.252 14,72% 2.298 2,04%

Modal Sendiri Rp. Juta 947.971 0,04% 948.616 0,07% 966.655 1,90% 986.055 2,01%

Modal Luar Rp. Juta 641.949 -

53,86% 702.454 9,43% 716.433 1,99% 728.433 1,67%

Volume

Usaha Rp. Juta 2.418.527 2,20% 2.483.341 2,68% 2.535.985 2,12% 2.586.985 2,01%

SHU Rp. Juta 111.985 0,93% 112.283 0,27% 114.753 2,20% 117.053 2,00%

Partisipasi

Anggota Rp. Juta 3.238 1,35% 3.239 0,03% 3.241 0,06% 3.242 0,03%

Penyerapan

Tenaga Kerja Orang 36.255 0,94% 36.741 1,34% 37.163 1,15% 37.463 0,81%

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Prov. Sumsel. 2011

Peran UKM masih belum optimal sebagai pilar perekonomian

daerah. Hambatan dalam pengembangan UKM antara lain adalah

terbatasnya akses koperasi dan UKM terhadap sumber daya produktif

terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM pelaku usaha. Selain itu,

faktor penghambat pengembangan UKM adalah terbatasnya penguasaan

teknologi, manajemen, informasi dan pasar. Langkah-langkah yang

dilakukan pemerintah terkait dengan permasalahan tersebut antara lain

melalui program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) untuk mengatasi

masalah permodalan dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta melalui

pelatihan pembinaan dan fasilitasi perkuatan pengembangan

kewirausahaan baru.

Perdagangan

Sektor perdagangan mempunyai peran penting dalam

perekonomian Provinsi Sumatera Selatan. Sumbangan sektor perdagangan

terus meningkat dengan komoditi ekspor utama karet, produk kelapa

sawit, dan batubara. Komoditas unggulan tersebut sesuai dengan

kegiatan ekonomi utama sebagaimana tertuang dalam Master Plan

Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Selama periode

2003-2011, neraca perdagangan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan

trend yang terus meningkat, ditunjukkan oleh nilai ekspor yang selalu

tumbuh lebih tinggi dibanding impor (Tabel 2.5). Nilai ekspor Provinsi

Sumatera Selatan rata-rata mengalami peningkatan sebesar 26,03 persen.

Page 11: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 11

Pada tahun 2009, krisis finansial global telah mengakibatkan harga

komoditas menjadi turun sehingga berdampak pada perekonomian

Sumatera Selatan. Nilai ekspor dan impor turun drastis menyebabkan

pertumbuhan ke level negatif. Namun pada tahun 2010 neraca

perdagangan Sumatera Selatan kembali stabil bahkan tumbuh pesat di

tahun 2011.

Tabel 2.5

Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2003-2011 (US$ miliar)

Tahun Nilai

Ekspor Pertumbuhan

Nilai

Impor Pertumbuhan Surplus Pertumbuhan

2003 1,055 - 0,108 - 0,946 -

2004 1,293 22,52% 0,100 -7,77% 1,193 26,01%

2005 1,457 12,75% 0,192 91,16% 1,266 6,14%

2006 2,091 43,45% 0,283 47,78% 1,807 42,80%

2007 2,714 29,78% 0,178 -37,17% 2,536 40,30%

2008 3,441 26,77% 0,226 26,56% 3,215 26,78%

2009 2,150 -37,51% 0,208 -7,71% 1,942 -39,60%

2010 2,818 31,07% 0,107 -48,70% 2,711 39,63%

2011 5,057 79,45% 0,553 416,8% 4,504 66,13%

Rata-

rata 2,452 26,03% 0,217 60,11% 2,235 26,02%

Sumber : BPS Prov. Sumatera Selatan 2011

Sedangkan jumlah impor Sumatera Selatan relatif stabil dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 60,11 persen. Selisih pertumbuhan antara

nilai ekspor dan impor yang besar ini telah membuat surplus neraca

perdagangan Provinsi Sumatera Selatan terus meningkat dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 26,02 persen.

Kemiskinan

Angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan selama periode

2004-2011 menunjukkan kecenderungan menurun. Data BPS menunjukkan

bahwa kemiskinan pada tahun 2004 tercatat sebesar 1.379,30 jiwa (20,92

persen) dan berkurang menjadi 1.061,87 ribu jiwa (13,95 persen) pada

tahun 2011. Kondisi ini menempatkan Provinsi Sumatera Selatan termasuk

kelompok provinsi yang memiliki persentase penduduk miskin di atas rata-

rata nasional (12,49 persen). Jika dianalisis persebarannya menurut wilayah

perkotaan dan perdesaan, hingga tahun 2011 60 persen lebih penduduk

miskin Sumatera Selatan tinggal tersebar di perdesaan, sebagaimana

tergambar dari Tabel 2.6. Namun demikian laju penurunan penduduk

Page 12: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 12

miskin di perdesaan cenderung lebih cepat daripada di perkotaan dalam

lima tahun terakhir (2005-2010).

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Sumatera Selatan

Tahun

Penduduk Miskin

Kota Desa Total

Jumlah

(Ribu) Persen

Jumlah

(Ribu) Persen

Jumlah

(Ribu) Persen

2004 455,10 20,13 924,20 21,33 1.379,30 20,92

2005 557,80 21,19 871,20 20,90 1.429,00 21,01

2006 559,50 22,32 847,40 20,14 1.446,90 20,99

2007 545,90 20,30 785,90 18,43 1.331,80 19,15

2008 514,70 18,87 734,90 17,01 1.249,60 17,73

2009 470,03 16,93 697,85 15,87 1.167,87 16,28

2010 471,20 16,73 654,50 14,67 1.125,70 15,47

2011 407,42 14,94 654,45 13,39 1.061,87 13,95

Sumber: BPS Provinsi Sumsel 2012, BPS Pusat

Tabel 2.7 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk miskin

menurut Kabupaten/Kota pada kondisi bulan Juli 2008 dan Juli 2010. Jika

dilihat tingkat kemiskinan Sumatera Selatan berdasarkan Kabupaten/Kota,

maka persentase kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Musi Banyuasin

yaitu sebesar 25,45 persen pada tahun 2008 dan menjadi 20,06 persen

pada tahun 2010. Selanjutnya Kabupaten Musi Rawas adalah kabupaten

dengan persentase kemiskinan tertinggi kedua yaitu sebesar 24,27 persen

pada tahun 2008 dan turun menjadi 19,38 persen pada tahun 2010.

Persentase kemiskinan tertinggi ketiga ada di Kabupaten Lahat yaitu

sebesar 23,21 persen pada tahun 2008, dan turun menjadi 19,03 persen

pada tahun 2010.

Page 13: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 13

Tabel 2.7

Jumlah dan Persentase Kemiskinan

Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan

Tahun 2008-2010

Kab/Kota

Juli 2008 Juli 2009 Juli 2010

Jumlah

(Ribu) %

Jumlah

(Ribu) %

Jumlah

(Ribu) %

Ogan Komering Ulu 38,60 14,64 35,10 13,17 39,90 12,28

Ogan Komering Ilir 122,70 17,67 114,20 16,17 116,50 15,98

Muara Enim 118,40 17,98 106,40 15,96 104,40 14,51

Lahat 78,70 23,21 71,30 20,98 70,50 19,03

Musi Rawas 120,70 24,27 108,00 21,40 102,00 19,38

Musi Banyuasin 129,50 25,45 118,90 22,76 113,40 20,06

Banyuasin 122,40 15,38 112,10 13,72 93,00 12,39

OKU Selatan 47,70 14,56 42,10 12,73 36,70 11,53

OKU Timur 69,60 12,12 57,70 9,95 59,90 9,81

Ogan Ilir 67,10 17,78 60,10 15,65 53,30 13,98

Empat Lawang 39,10 18,37 33,70 15,80 32,50 14,74

Palembang 235,30 16,66 211,80 14,75 218,50 15,00

Prabumulih 20,90 15,39 19,10 13,93 21,00 12,94

Pagaralam 11,80 10,23 11,20 9,66 12,40 9,81

Lubuklinggau 31,80 17,36 28,10 15,12 30,90 15,30

SUMATERA

SELATAN 1.254,30 17,67 1.130,00 16,28 1.105 14,80

Sumber: Hasil Olah Susenas 2008 dan 2010

Tingkat kemiskinan yang terendah di tahun 2010 yaitu di Kota

Pagaralam, dimana pada tahun 2008 sebesar 10,23 persen menurun pada

tahun 2010 menjadi 9,81 persen. Selain di Kota Pagaralam, di Kabupaten

OKU Timur juga rendah persentase kemiskinannya. Pada tahun 2008,

persentase kemiskinan di Kabupaten OKU Timur sebesar 12,12 persen, dan

mengalami penurunan sampai dibawah 10 persen pada tahun 2010

menjadi 9,81 persen. Kabupaten OKU Selatan adalah Kabupaten yang

memiliki persentase kemiskinan terendah ketiga setelah Kabupaten OKU

Timur. Di OKU Selatan, persentase kemiskinan turun dari 14,56 persen

pada tahun 2008 menjadi 11,53 persen pada tahun 2010.

Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan selama setahun

terakhir menunjukkan kondisi yang terjadi secara umum, dimana

peningkatan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

Page 14: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 14

jumlah penduduk usia kerja dan jumlah angkatan kerja. Pada Tabel 2.8

terlihat bahwa jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2010 dibandingkan

dengan kondisi tahun 2009 meningkat sebanyak 152.858 orang dengan

laju pertumbuhan sebesar 3,02 persen. Jumlah angkatan kerja selama

setahun terakhir juga mengalami peningkatan sebanyak 204.679 orang

dengan laju pertumbuhan sebesar 5,91 persen.

Tabel 2.8

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja

Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Selatan, 2009-2010

Jenis Kelamin 2009 2010 Laju

Pertumbuhan

(1) (2) (3) (4)

PENDUDUK USIA KERJA (≥15 TH)

- Laki-laki 2.544.865 2.644.220 3,90

- Perempuan 2.520.877 2.574.380 2,12

- Total 5.065.742 5.218.600 3,02

ANGKATAN KERJA

- Laki-laki 2.152.515 2.238.638 4,00

- Perempuan 1.307.850 1.426.406 9,06

- Total 3.460.365 3.665.044 5,91

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

Dilihat dari aspek gender selama periode Tahun 2009-2010,

peningkatan laju pertumbuhan penduduk usia kerja laki-laki (3,90 persen)

sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan angkatan kerja laki-laki

(4,00 persen). Begitu pun dengan peningkatan laju pertumbuhan usia kerja

perempuan (2,12 persen) sejalan dengan laju pertumbuhan angkatan kerja

perempuan sebanyak 9,06 persen.

Tabel 2.9 memperlihatkan bahwa pada tahun 2010 dari 3.421.193

orang penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera Selatan, lebih dari

setengahnya yaitu 58,05 persen diantaranya bekerja di sektor pertanian,

perburuan, kehutanan dan perikanan. Sektor kedua terbesar yang mampu

menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi yaitu 14,56 persen dan diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan,

sosial dan perorangan sebanyak 12,25 persen.

Page 15: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 15

Tabel 2.9

Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009-2010

Lapangan Pekerjaan

2009 (revisi) 2010

Lk Pr Total Lk Pr Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sektor Primer (A)

Pertanian, Perburuan, Kehutanan dan Perikanan

61,65 56,25 59,60 58,56 57,22 58,05

Pertambangan&Peng Galian

1,17 0,15 0,79 1,22 0,16 0,82

Sektor Sekunder (M)

Industri 4,57 5,38 4,87 4,96 4,82 4,90

Listik, Gas, Air 0,22 0,02 0,15 0,31 0,04 0,20

Konstruksi 5,83 0,25 3,72 5,99 0,15 3,77

Sektor Tersier (S)

Perdagangan, Rumah Makan & Jasa Akomodasi

10,50 20,52 14,29 11,03 20,35 14,56

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

7,44 1,91 5,35 6,59 1,03 4,48

Keuangan, Freal Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

0,62 0,78 0,68 1,09 0,75 0,96

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

8,00 14,74 10,55 10,26 15,49 12,25

Jumlah % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 N 1.987.152 1.209.742 3.196.894 2.122.362 1.298.831 3.421.193

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

Secara kewilayahan, kontribusi sektoral penyerapan tenaga kerja

dapat dicirikan dengan tipe wilayahnya. Untuk kabupaten maka

penyerapan tenaga kerja didominasi oleh sektor pertanian, sedangkan

kota pada umumnya akan didominasi oleh sektor tersier, sebagaimana

tergambar dari Tabel 2.10.

Page 16: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 16

Tabel 2.10

Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010

Kabupaten/Kota Lapangan Usaha Total

Primer Sekunder Tersier % N

1. Ogan Komering Ulu 61,69 6,00 32,31 100,00 141.625

2. Ogan Komering Ilir 75,81 7,35 16,84 100,00 325.939

3. Muara Enim 72,24 4,31 23,45 100,00 336.450

4. Lahat 66,49 7,66 25,85 100,00 184.233

5. Musi Rawas 76,83 3,43 19,73 100,00 258.071

6. Musi Banyuasin 77,99 3,66 18,35 100,00 245.101

7. Banyuasin 77,14 6,52 16,33 100,00 358.776

8. OKU Selatan 82,69 1,27 16,05 100,00 171.102

9. OKU Timur 69,40 9,05 21,55 100,00 312.052

10. Ogan Ilir 59,70 16,29 24,01 100,00 198.681

11. Empat Lawang 69,08 3,19 27,73 100,00 102.536

12. Palembang 2,35 20,04 77,61 100,00 577.122

13. Prabumulih 43,19 10,09 46,72 100,00 65.974

14. Pagaralam 58,64 4,36 37,01 100,00 63.905

15. Lubuklinggau 26,08 13,02 60,90 100,00 79.626

Sumatera Selatan 58,87 8,88 32,25 100,00 3.421.193

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Sumatera Selatan

pada bulan Agustus tahun 2010 sebesar 6,65 persen. Bila dibandingkan

dengan keadaan setahun sebelumnya (bulan Agustus tahun 2009 sebesar

7,61 persen), tingkat pengangguran pada tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 0,96 poin (percentage point). Dengan angka

pengangguran sebesar itu, secara absolut jumlah penganggur masih

cukup tinggi yaitu mencapai 243,9 ribu jiwa. Tingginya jumlah penganggur

tersebut menunjukkan masih banyaknya pencari kerja yang tidak

tertampung oleh lapangan kerja yang ada. Untuk itu, diperlukan

penciptaan lapangan kerja agar dapat menampung tenaga kerja yang

menganggur tersebut. Selain itu, perkembangan keadaan perekonomian

secara global juga berpengaruh terhadap masih tingginya tingkat

pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan.

Page 17: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 17

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk yang Menganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis

Kelamin, Sumatera Selatan Tahun 2009 dan 2010

Daerah 2009 2010

Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 98.723 55.616 154.339 64.377 73.961 138.338

Pedesaan 66.640 42.492 109.132 51.899 53.614 105.513

Total 165.363 98.108 263.471 116.276 127.575 243.851

Sumber: BPS, diolah dari Sakernas 2009 dan 2010

Tabel 2.11 memperlihatkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di

daerah perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah

pedesaan. Tingginya tingkat pengangguran terbuka di kota selain karena

pengaruh pertumbuhan alamiah penduduk, juga dipengaruhi oleh arus

masuk angkatan kerja dari daerah pedesaan juga banyaknya pencari kerja

pertama kali sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendidikan

penduduk di perkotaan. Sementara itu kesempatan kerja sektor-sektor

produktif di perkotaan yang tersedia tidak mampu menampung para

pencari kerja, maka berakibat pada tingginya tingkat pengangguran.

Berbeda dengan daerah pedesaan yang pada umumnya tingkat

pendidikan penduduknya relatif masih rendah sehingga angkatan kerja

yang ada tidak mempunyai banyak tuntutan terhadap jenis pekerjaan yang

diinginkan dan mau menerima pekerjaan-pekerjaan di sektor tradisional.

Permasalahan ketenagakerjaan lainnya yang dihadapi Provinsi

Sumatera Selatan adalah tingginya tingkat pengangguran terdidik

terutama di daerah perkotaan. Tabel 2.12 memberikan gambaran

mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengangguran.

Page 18: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 18

Tabel 2.12

Tingkat Pengangguran Terdidik Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010

Jenjang

Pendidikan

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

< SD 2,27 4,58 3,25

SD 2,19 4,52 3,12

SLTP 4,28 7,38 5,42

SLTA 10,53 20,32 13,63

PT 9,73 13,67 11,87

Total 5,19 8,94 6,65

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

Tingkat pengangguran terdidik didefinisikan sebagai rasio jumlah

pencari kerja berpendidikan SLTA keatas (sebagai kelompok terdidik)

terhadap angkatan kerja pada kelompok tersebut. Pada tahun 2010 tingkat

pengangguran terdidik di Sumatera Selatan turun cukup significan, dari

sebesar 33,20 persen pada tahun 2009 turun menjadi sebesar 25,50 persen

pada tahun 2010 atau terjadi penurunan sebesar 7,70 persen. Data

tersebut mengindikasikan bahwa dari setiap 100 orang angkatan kerja

berpendidikan SLTA keatas di Sumatera Selatan pada Tahun 2010,

sebanyak 25 sampai 26 orang diantaranya sedang menganggur. Dapat

diduga bahwa mereka yang termasuk dalam kelompok pengangguran

terdidik adalah para pencari kerja usia muda atau pencari kerja pertama

kali yang baru tamat dari pendidikan sekolah.

SOSIAL DAN BUDAYA DAERAH

Pendidikan

Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah

memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada dapat dilihat dari persentase

penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal

dengan angka partisipasi sekolah (APS). Meningkatnya angka partisipasi

sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan,

utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan

pendidikan. APS mempunyai keunggulan dapat mencerminkan

partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia sekolah sehingga jelas

menggambarkan seberapa besar penduduk yang sedang menikmati

Page 19: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 19

pendidikan. Tetapi kelemahannya, APS tidak dapat melihat di jenjang apa

seseorang tersebut bersekolah/menikmati pendidikan.

Tabel 2.13

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Umur 2007-2010

Umur 2007 2008 2009

2010

7 – 12 97,43 97,79 97,80 98,00

13 – 15 83,85 83,21 84,65 85,41

16 – 18 53,49 52,12 54,10 54,79

19 – 24 11,06 9,71 11,55 12,07

Sumber: BPS; Susenas, 2007 – 2010

Tabel 2.13 menunjukkan semakin tinggi umur, angka partispasi

sekolah semakin kecil, mengindikasikan bahwa masih banyak penduduk

yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Angka Partisipasi Sekolah anak-anak usia 7-12 tahun (usia SD) pada tahun

2010 telah mencapai 98,00 persen. Pada kelompok umur 13-15 tahun (usia

SLTP), angka partisipasi sekolah lebih kecil (85,41 persen) dan pada

kelompok umur 16-18 tahun, angka partisipasi sekolah hanya sebesar

54,79 persen. Ini berarti bahwa masih ada 14,59 persen penduduk usia 13-

15 yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTP dan 45,21 persen penduduk

usia 16-18 yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA.

Angka Partisipasi Sekolah menurut kelompok umur per

Kabupaten/Kota disajikan pada Tabel 2.14. Dalam Tabel tersebut dapat

dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun yang terendah

dijumpai di kabupaten Banyuasin (95,96 persen) dan Lubuk Linggau (98,01

persen), sedangkan tertinggi di Kota Prabumulih (99,50 persen) dan Kota

Palembang (99,36 persen). Pada usia 13-15 tahun partisipasi sekolah yang

paling rendah ditemui di Kabupaten Musi Rawas (76,72 persen) dan OKI

(80,00 persen), sedangkan yang tertinggi berada di Kota Pagaralam (95,88

persen) dan Kota Palembang (93,82 persen). Untuk kelompok umur 16-18

tahun partisipasi sekolah terendah adalah di Kabupaten Musi Rawas (36,88

persen), Ogan Komering Ilir (37,22 persen) sedangkan tertinggi adalah di

Empat Lawang (74,57 persen).

Page 20: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 20

Tabel 2.14

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kab/Kota dan Umur Tahun 2010

Kabupaten/Kota Usia 7 - 12 Usia 13 - 15 Usia 16 – 18

Ogan Komering Ulu 99,28 88,59 56,19

Ogan Komering Ilir 98,04 80,00 37,22

Muara Enim 98,23 83,80 49,98

Lahat 99,35 91,81 66,30

Musi Rawas 98,20 76,72 36,88

Musi Banyuasin 98,38 81,34 42,20

Banyuasin 95,96 81,35 51,16

OKU Selatan 97,26 87,53 49,11

OKU Timur 96,83 83,80 61,58

Ogan Ilir 95,57 81,03 51,02

Empat Lawang 98,15 88,31 74,57

Palembang 99,36 93,82 68,27

Prabumulih 99,50 90,42 53,03

Pagar Alam 99,23 95,88 62,69

Lubuk Linggau 98,01 88,34 64,88

Sumatera Selatan 98,00 85,41 54,79

Sumber: BPS; Susenas 2010

Sementara angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke

atas di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 baru mencapai 7,82

tahun, berarti rata-rata baru sampai taraf pendidikan SMP pada kelas dua.

Untuk tingkat kabupaten/kota rata-rata lama sekolah tertinggi tercatat di

Kota Palembang yang mencapai 9,96 tahun, dengan penduduk laki-laki

rata-rata 10,24 tahun dan perempuan rata-rata 9,68 tahun. Ini berarti

penduduk laki-laki rata-rata sudah mengenyam pendidikan sampai SLTA

kelas dua, sedangkan penduduk perempuan secara rata-rata baru

menamatkan tingkat SLTA kelas satu. Rata-rata lama sekolah terpendek

terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu baru 6,74 tahun atau

setara tamat Sekolah Dasar, dimana rata-rata lama sekolah penduduk laki-

laki 6,92 tahun dan perempuan 6,55 tahun.Demikian juga di Kabupaten

Banyuasindan Musi Rawas, di mana rata-rata lama sekolah penduduk laki-

laki setara kelas 1 SLTP dan perempuan hanya setara kelas 6 SD.

Persentase penduduk yang melek huruf pada tahun 2010 mencapai 97,36

persen, sisanya penduduk yang buta huruf sebesar 2,64 persen. Sementara

pada penduduk usia 45 tahun ke atas yang melek huruf tercatat 91,90

Page 21: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 21

persen. Ini berarti penduduk yang tidak dapat membaca atau buta huruf

lebih banyak dijumpai pada kelompok penduduk usia tua.

Kondisi pendidikan ditentukan oleh ketersediaan sarana dan

prasarana pendidikan, dan tenaga pengajar. Jumlah sekolah dalam empat

tahun terakhir terus meningkat untuk mengimbangi jumlah siswa yang

juga cenderung meningkat baik jenjang SD, SLTP maupun SLTA. Demikian

juga jumlah guru terus meningkat dari tahun ajaran 2006/2007 sampai

tahun ajaran 2009/2010.

Semakin meningkatnya angka partisipasi sekolah, khususnya untuk

jenjang pendidikan SD dan SLTP harus diikuti dengan meningkatnya fasilitas

pendidikan, terutama mengenai daya tampung ruang kelas, sehingga program

wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dapat berhasil. Guna

mengatasi kekurangan daya tampung, pemerintah menyiapkan sarana dan

prasarana pendidikan seperti menambah pembangunan unit gedung baru

dengan prioritas pada daerah yang angka partisipasi sekolahnya masih rendah

dan daerah terpencil, dan merehabilitasi gedung-gedung SD dan SLTP dengan

prioritas gedung yang rusak berat serta mengangkat guru kontrak untuk di

tempatkan pada sekolah yang kekurangan guru.

Perkembangan daya dukung fasilitas pendidikan selama empat

tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.15 yang menunjukkan jumlah

sekolah, jumlah guru maupun jumlah siswa. Jumlah sekolah dalam empat

tahun terakhir terus meningkat untuk mengimbangi jumlah siswa yang

juga cenderung meningkat baik jenjang SD, SLTP maupun SLTA. Demikian

juga jumlah guru terus meningkat dari tahun ajaran 2006/2007 sampai

tahun ajaran 2009/2010.

Tingkat kecukupan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat

melalui rasio siswa terhadap jumlah sekolah dan rasio siswa terhadap

jumlah guru. Dari Tabel 2.15, rasio siswa sekolah secara umum mengalami

penurunan dari tahun ajaran 2006/2007 s.d. 2008/2009 tetapi kemudian

sedikit meningkat pada tahun 2009/2010. Pada tahun ajaran 2009/2010,

rata-rata 1 sekolah setingkat SD menampung sebanyak 206 orang siswa, 1

sekolah setingkat SLTP rata-rata menampung 243 orang siswa dan 1

sekolah setingkat SLTA rata-rata menampung sebanyak 308 orang siswa.

Rasio siswa-guru cenderung menurun sejalan dengan terus

bertambahnya jumlah guru. Pada jenjang SD, pada tahun 2009/2010 satu

orang guru mengawasi secara rata-rata 15 orang siswa, sedangkan pada

jenjang SLTP rata-rata seorang guru mengawasi 12 orang siswa dan pada

jenjang SLTA seoarang guru mengawasi rata-rata 13 orang siswa.

Page 22: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 22

Tabel 2.15

Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Siswa, Rasio Siswa-Sekolah

dan Rasio Siswa-Guru Menurut Jenjang Pendidikan,

Tahun 2006/2007 – 2009/2010

Jenjang

Pendidikan 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010

Jumlah Sekolah

SD 4.660 4.770 4.882 5.032

SLTP 1.307 1.395 1.542 1.571

SLTA 682 762 863 901

Jumlah Guru

SD 55.980 60.128 62.280 67.956

SLTP 20.449 22.543 23.687 30.867

SLTA 14.209 13.709 16.109 21.105

Jumlah Siswa

SD 994.583 1.006.583 991.079 1.038.510

SLTP 323.756 344.756 358.202 382.439

SLTA 223.348 235.348 254.348 277.421

Rasio Siswa-

Sekolah

SD 213,43 211,02 203,01 206,38

SLTP 247,71 247,14 232,30 243,44

SLTA 327,49 308,86 294,73 307,90

Rasio Siswa-

Guru

SD 17,77 16,74 15,91 15,28

SLTP 15,83 15,29 15,12 12,39

SLTA 15,72 17,17 15,79 13,14

Sumber: Ikhtisar Data Pokok Pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2010

Kesehatan

Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu

merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia,

mengatasi kemiskinan, dan membangun pondasi pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan. Perkembangan kondisi kesehatan di Provinsi Sumatera

Selatan cenderung membaik yang ditunjukkan oleh beberapa indikator

kesehatan. Angka kematian bayi dari 34,80 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2005 menurun menjadi 31,50 pada tahun 2008, kemudian menurun

Page 23: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 23

lagi menjadi 24,40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Angka

kematian ibu melahirkan pada tahun 2002/2003 sebesar 307 per 100.000

kelahiran hidup (SDKI 2003), menurun menjadi 150 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2009.

Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk terjadi penurunan dari 34,4

persen pada tahun 1999 menjadi 28 persen pada tahun 2005, berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) tahun 2007, secara umum

prevalensi gizi buruk di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

adalah 6,5 persen dan gizi kurang 11,7 persen, balita dengan gizi buruk

menurun dari 1,3 persen pada tahun 2003 menjadi 0,04 persen pada tahun

2008, dan persentase kecamatan yang bebas rawan gizi meningkat dari

69,29 persen pada tahun 2004 menjadi 70,3 persen pada tahun 2008.

Berbagai kemajuan tersebut mendorong peningkatan Angka Harapan

Hidup (AHH) dari 67,9 pada tahun 2003 menjadi 69,40 tahun pada tahun

2009, pada tahun 2010 menjadi 69,60 tahun. Hal ini menunjukan perbaikan

mutu sumber daya manusia di Provinsi Sumatera Selatan.

Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan

penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan

merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan puskesmas

pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat

menjangkau penduduk sampai di pelosok. Namun ketersediaannya masih

dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini.

Pada Tabel 2.16 jumlah puskesmas yang tersedia selama periode 2006-

2010 mengalami peningkatan, pada tahun 2006 tersedia 250 puskesmas,

sedangkan pada tahun 2010 menjadi 301 puskesmas. Sedangkan untuk

jumlah puskesmas pembantu dan rumah sakit mengalami fluktuasi.

Jumlah puskesmas dari 942 pada tahun 2006, turun menjadi 919 pada

tahun 2007 dan kemudian naik menjadi 920 tahun 2008-2010. Begitu pula

dengan jumlah Rumah Sakit dari 45 pada tahun 2006, turun menjadi 40

pada tahun 2007, lalu naik menjadi 49 pada tahun 2008 dan kembali turun

berturut-turut pada tahun 2009-2010 sebesar 47 dan 44.

Selain ketersediaan sarana dan prasarana, pembangunan kesehatan

harus didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas.

Rasio dokter umum pada tahun 2007 baru mencapai 5,77 per 100.000

penduduk, sama dengan 1 orang dokter melayani 17.333 penduduk masih

dibawah target yaitu 40 per 100.000 penduduk atau 1 per 2.500 penduduk.

Pelayanan kesehatan di Sumatera Selatan cenderung membaik

terutama persentase persalinan oleh tenaga kesehatan yang mencapai

83,93 persen, persentase desa yang terkena kejadian luar biasa yang

Page 24: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 24

ditangani dibawah 24 jam mencapai semua desa, dan persentase desa

yang mencapai imunisasi 88,16 persen.

Tabel 2.16

Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenis Tahun 2006-2010

Sarana Kesehatan 2006 2007 2008 2009 2010

Rumah Sakit 45 40 49 47 44

Puskesmas 250 265 277 291 301

Puskesmas Pembantu 942 919 920 920 920

Tempat Tidur Rumah Sakit 3.863 4.081 4.955 5.303 5.635

Posyandu 5.786 6.231 6.274 6.186 6.168

Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka, 2010

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang umum

digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Provinsi Sumatera

Selatan meningkat selama lima tahun terakhir. Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) secara khusus mengukur capaian pembangunan manusia

menggunakan komponen dasar kualitas hidup. IPM mengukur pencapaian

keseluruhan dari suatu negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan

manusia, yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir,

pengetahuan/tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka

melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-

rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga) dan suatu standar hidup yang

layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP

Rupiah).

Dengan demikian IPM akan memberikan pengukuran yang

menyeluruh terhadap pembangunan karena mencakup aspek kesehatan

yang dalam hal ini diwakili oleh Angka Harapan Hidup, aspek pendidikan

yang diwakili oleh Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah serta

aspek ekonomi yang diwakili oleh komponen daya beli (PPP).

Perkembangan besaran IPM dari waktu ke waktu akan merupakan

gambaran dari perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah.

Tabel 2.17 di bawah ini menggambarkan perkembangan IPM dan

komponennya di Provinsi Sumatera Selatan selama periode 2004-2010.

Secara umum IPM mengalami trend yang meningkat selama periode

tersebut yang tentu saja merupakan gambaran adanya peningkatan

kesejahteraan masyarakat selama periode tersebut. Peningkatan itu

Page 25: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 25

ternyata tercermin dari keempat komponen IPM tersebut di atas. Angka

Harapan Hidup meningkat dari 67,7 tahun pada tahun 2004 menjadi 69,60

tahun pada tahun 2010, cerminan meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat Sumatera Selatan dalam periode tersebut. Aspek pendidikan

yang diwakili oleh dua komponen yaitu Angka Melek Huruf dan Rata-rata

Lama Sekolah juga menunjukkan trend yang meningkat selama periode

tersebut juga sebagai gambaran meningkatnya pendidikan masyarakat

selama 2004-2010. Aspek yang terakhir merupakan aspek ekonomi yang

memperlihatkan meningkatnya daya beli masyarakat Sumatera Selatan

periode 2004-2010 tersebut.

Tabel 2.17

IPM dan Komponen, Provinsi Sumatera Selatan 2004 - 2010

IPM dan

Komponen 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

IPM 69,60 70,20 71,09 71,40 72,05 72,61 72,95

Angka Harapan

Hidup 67,7 68,3 68,8 69,00 69,20 69,40 69,60

Angka Melek Huruf 95,70 95,90 96,59 96,66 97,05 97,21 97,36

Rata-rata Lama

Sekolah 7,40 7,50 7,60 7,60 7,60 7,66 7,82

PPP 608,40 610,30 625,30 617,59 623,49 628,30 629,38

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

Sekalipun trend IPM menunjukkan peningkatan periode 2004-2010,

nilai IPM Provinsi Sumatera Selatan masih jauh dari nilai IPM maksimum

yaitu 100. Pada tahun 2010, nilai IPM Provinsi Sumatera Selatan baru

mencapai 72,95. Namun demikian, angka ini masih berada di atas nilai IPM

Nasional tahun 2010 yaitu sebesar 72,27. Sedangkan dibandingkan dengan

provinsi yang lain, IPM Sumatera Selatan berada pada posisi menengah

dengan peringkat 10 pada tahun 2010.

IPM tertinggi adalah Kota Palembang dengan nilai IPM sebesar

76,23, disusul oleh Kota Prabumulih dengan nilai IPM sebesar 74,27.

Sedangkan IPM terendah dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas dengan nilai

IPM sebesar 67,64, disusul oleh Kabupaten Empat Lawang dengan nilai

IPM sebesar 68,78 (Tabel 2.18).

Page 26: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 26

Tabel 2.18

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2002-2010

Kabupaten/Kota 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (8)

Ogan Komering Ulu 66,6 69,3 69,9 70,9 71,40 71,92 72,36 73,14

Ogan Komering Ilir 63,1 68,1 68,8 69,0 69,15 69,64 70,06 70,16

Muara Enim 64,2 68,1 68,7 69,1 69,42 69,91 70,38 70,81

Lahat 65,1 67,2 67,6 68,4 69,35 69,99 70,53 71,30

Musi Rawas 62,0 64,4 65,0 65,6 66,31 66,77 67,33 67,64

Musi Banyuasin 64,6 68,1 68,7 69,0 69,64 70,54 71,13 71,81

Banyuasin 66,7 67,2 68,1 68,60 69,08 69,45 69,78

OKU Selatan 67,9 68,8 70,0 70,28 70,66 71,02 71,42

OKU Timur 65,1 65,4 67,5 68,14 68,88 69,39 69,68

Ogan Ilir 65,6 66,0 67,2 68,17 68,67 69,17 69,51

Empat Lawang 66,59 67,17 67,68 68,15 68,78

Palembang 71,2 73,1 73,6 74,3 74,94 75,49 75,83 76,23

Prabumulih 70,7 71,1 71,7 72,51 73,20 73,69 74,27

Pagaralam 69,5 69,9 71,1 71,70 72,16 72,48 73,19

Lubuklinggau 65,8 66,3 68,0 69,24 69,69 70,18 70,56

Sumatera Selatan 66,0 68,7 69,6 71,1 71,40 72,05 72,61 72,95

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2010

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2011

dan Realisasi RPJMD

Kondisi Ekonomi Makro Tahun 2011

Perkembangan perekonomian di Sumatera Selatan tidak terlepas

dari perkembangan ekonomi nasional dan dunia. Tercatat laju

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan cenderung meningkat

dari tahun ke tahun. Selama periode 2008-2011 pertumbuhan ekonomi

tanpa migas rata-rata sebesar 6,57 persen per tahun. Sementara

pertumbuhan ekonomi rata-rata dengan migas hanya sebesar 5,27 persen.

Pola pertumbuhan ini memperlihatkan bahwa sektor non migas menjadi

penggerak utama bagi perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.

Page 27: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 27

Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif

terutama sektor sekunder dan tersier yang laju pertumbuhannya

memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Provinsi

Sumatera Selatan. Tiga sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi di tahun

2011 adalah sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sementara,

pertumbuhan sektor primer cenderung lambat, terutama di sektor

pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan yang melambat ini

diperkirakan karena terlalu bergantungnya perekonomian Sumatera

Selatan pada pertumbuhan sektor pertanian dan pertambangan. Untuk

sektor pertambangan, permasalahannya yaitu belum adanya infrastruktur

railway yang digunakan untuk mengangkut hasil-hasil tambang.

Pada Tabel 2.19 dapat dilihat bahwa dalam periode 2008-2011,

rata-rata pertumbuhan ekonomi sektoral tertinggi adalah sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,16 persen, sektor jasa-jasa 8,87

persen, sektor bangunan 8,75 persen, sektor keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan sebesar 7,76 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 6,22 persen per tahun.

Tabel 2.19

Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011

Lapangan Usaha 2008

(%)

2009

(%)

2010

(%)

2011

(%)

Rata-rata

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pertanian 4,09 3,11 4,42 5,2 4,20

2 Pertambangan &

Penggalian

1,53 1,62 1,21 2,9 1,81

3 Industri Pengolahan 3,42 2,14 5,7 5,7 4,25

4 Listrik, Gas, & Air Bersih 5,24 5,09 6,31 7,6 6,06

5 Bangunan 6,14 7,34 8,75 12,8 8,75

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran

6,87 3,13 6,91 8,0 6,22

7 Pengangkutan &

Komunikasi

13,92 13,76 12,68 12,3 13,16

8 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

8,63 6,85 7,39 8,2 7,76

9 Jasa-jasa 11,35 9,36 7,38 7,4 8,87

PDRB DENGAN MIGAS 5,07 4,11 5,43 6,5 5,27

PDRB TANPA MIGAS 6,31 5,06 6,94 8,0 6,57

RATA-RATA 6,79 5,82 6,75 7,78

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan 2011, data diolah

Page 28: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 28

Perekonomian Sumatera Selatan pada tahun 2011 mengalami

pertumbuhan sebesar 6,5 persen, meningkat dibanding tahun 2010 yang

tumbuh sebesar 5,6 persen. Selama tahun 2011, hampir semua sektor

ekonomi yang membentuk PDRB Sumatera Selatan mengalami

peningkatan pertumbuhan. Peningkatan pertumbuhan ini dipengaruhi

oleh meningkatnya permintaan domestik terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Sumatera Selatan. Hal ini juga

didukung juga oleh meningkatnya kegiatan perekonomian regional

sebagai dampak sebagai tuan rumah pelaksanaan Sea Games Ke-26 di

Kota Palembang. Peningkatan pertumbuhan tersebut juga dipicu oleh

kenaikan ekspor antar pulau dan luar negeri Sumatera Selatan. Secara

berurut sektor-sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan

ekonomi pada tahun 2011; sektor pertanian tumbuh 5,2 persen meningkat

dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 4,42 persen. Sektor

pertambangan dan penggalian tumbuh 2,9 persen, atau meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 1,21 persen. Sektor listrik,

gas dan air bersih tumbuh 7,6 persen lebih tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya yang tumbuh 6,31 persen. Sektor bangunan tumbuh

meningkat cukup tinggi dari 8,75 persen pada tahun 2010 menjadi 12,8

persen. Sektor perdagangan hotel dan restoran juga tumbuh dari 6,91

persen menjadi 8,0 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan tumbuh 7,39 persen menjadi 8,2 persen, dan sektor jasa-jasa

tumbuh sedikit lebih cepat dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 7,38 persen

menjadi 7,4 persen. Sektor industri pengolahan stabil di angka 5,7 persen.

Sedangkan sektor angkutan dan komunikasi menjadi satu-satunya sektor

yang turun, yaitu tumbuh 12,68 persen pada tahun 2010 menjadi tumbuh

12,3 persen pada tahun 2011.

Page 29: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 29

Tabel 2.20

Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Penggunaan

Tahun 2010-2011

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000

(Triliun Rupiah) Pertumbuhan

(%)

(Triliun Rupiah) Pertumbuhan

(%) 2010 2011 2010 2011

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumahtangga 101,55 115,48 13,71 39,04 41,49 6,27

2

Pengeluaran Konsumsi

Lembaga Swasta

Nirlaba

1,94 2,13 9,79 0,81 0,82 1,23

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah 15,76 19,30 22,46 5,58 6,08 8,96

4 Pembentukan Modal

Tetap Domestik Bruto 37,05 44,98 21,40 14,88 16,60 11,55

5 Ekspor Barang dan

Jasa 59,60 74,47 24,95 26,61 30,56 14,84

6 Dikurangi Impor

barang dan Jasa 57,55 74,39 29,26 22,22 27,44 23,49

PDRB 157,53 181,78 15,39 63,86 68,01 6,49

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan 2011, data diolah

Dari sisi penggunaan PDRB, maka peningkatan pertumbuhan

ekonomi Sumatera Selatan dipengaruhi oleh pertumbuhan semua

komponen PDRB penggunaan, yakni konsumsi rumah tangga sebesar 6,27

persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 1.23 persen, konsumsi

pemerintah 8,96 persen, pembentukan modal tetap domestik bruto

(PMTDB) 11,55 persen serta ekspor dan impor yang masing-masing

sebesar 14,84 persen dan 23,49 persen (Tabel 2.20). Cukup ekspansifnya

komponen PMTDB pada tahun 2011 merupakan pengaruh dari pesatnya

pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan sebagai tuan rumah

SEAGAMES. Sementara peningkatan pertumbuhan ekspor Sumatera

Selatan sangat dipengaruhi oleh peningkatan ekspor karet dan batubara

seiring cukup baiknya harga komoditi ini.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan output

yang dihasilkan masyarakat pada suatu daerah tertentu dan indikator ini

digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Oleh

karena itu, membaiknya perekonomian Sumatera Selatan dapat

ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Selatan yang

meningkat tajam di tahun 2011. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku

dengan migas tercatat sebesar Rp. 181,78 triliun atau meningkat sebesar

24,01 persen dibanding tahun 2010 yang berjumlah Rp. 157,77 triliun.

Page 30: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 30

Sementara nilai PDRB atas harga berlaku tanpa migas tahun 2011 sebesar

Rp.134,20 triliun yang juga mengalami peningkatan sebesar 21,75 persen

dibandingkan jumlah tahun 2010 yang sebesar Rp. 112,45 triliun.

Jika dilihat dari struktur pembentuknya, maka PDRB Sumatera

Selatan tahun 2011 didominasi oleh kontribusi sektor pertambangan dan

penggalian yang nilainya mencapai Rp. 40,55 triliun atau 22,30 persen,

sektor industri pengolahan sebesar Rp. 37,45 triliun atau sebesar 20,60

persen, sektor pertanian sebesar Rp. 31,42 triliun atau 17,28 persen, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran yang nilainya mencapai Rp. 23,75

triliun atau 13,06 persen. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi

terendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya mencapai Rp.

0,87 triliun atau 0,47 persen saja.

Inflasi

Membaiknya perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya

permintaan atas faktor produksi dan membaiknya harga komoditas

mampu membuat tingkat inflasi terkendali di angka 3,78 persen di tahun

2011. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi tahun 2010

sebesar 6,02 persen. Inflasi tahun 2011 dipengaruhi secara signifikan oleh

perbaikan suplai pangan, namun secara bersamaan disertai kenaikan harga

emas secara tajam. Tahun 2011 adalah peralihan dominasi tekanan inflasi

dari kelompok volatile ke kelompok core (inflasi inti).

Tabel 2.21

Laju Inflasi Sumatera Selatan dan Nasional

Tahun 2006-2011

Tahun Inflasi Sumsel Inflasi Nasional

2006 8,44 6,60

2007 8,21 6,59

2008 11,15 11,06

2009 1,85 2,78

2010 6,02 6,96

2011 3,78 3,79

Rata-Rata 6,57 6,29

Sumber : BPS Prov. Sumatera Selatan 2011

Pada tabel 2.21 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2006-

2008, inflasi di Sumatera Selatan cenderung lebih tinggi dibandingkan

inflasi nasional. Tetapi pada 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009-2011 kondisi

Page 31: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 31

Dalam Rupiah

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

18.000.000

20.000.000

Dengan Migas Tanpa Migas

Dengan Migas 16.054.151 17.950.000 20.330.000

Tanpa Migas 11.492.787 13.080.000 14.990.000

2009 2010 2011

Dalam US Dolar

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

1.400,00

1.600,00

1.800,00

2.000,00

2.200,00

2.400,00

Dengan Migas Tanpa Migas

Dengan Migas 1.543,67 1.976,87 2.315,62

Tanpa Migas 1.105,08 1.440,52 1.707,38

2009 2010 2011

tersebut berbalik dimana inflasi Sumatera Selatan menjadi lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional. Seimbangnya kondisi penawaran dan

permintaan barang dan jasa turut mempengaruhi fluktuasi harga bahan

pokok di Sumatera Selatan.

Dilihat dari sisi pendapatan perkapita pada Gambar 2.5, pendapatan

perkapita Sumatera Selatan pada tahun 2011 atas harga berlaku dengan

migas adalah sebesar Rp. 20,33 juta lebih tinggi dibanding tahun 2010

sebesar Rp. 17,95 juta Sedangkan pendapatan perkapita tanpa migas

tahun 2011 sebesar Rp. 14,99 juta, juga lebih tinggi dibanding tahun 2010

sebesar Rp. 13,08 juta. Dengan memperhitungkan faktor nilai tukar rupiah

terhadap US dollar (USD), pendapatan perkapita Provinsi Sumatera Selatan

tahun 2011 dengan migas setara dengan US$ 2.315,62 lebih tinggi dari

capaian pandapatan perkapita pada tahun 2010 yang sebesar US$

1.976,87. Pendapatan perkapita tanpa migas tahun 2011 sebesar US$

1.707,38, lebih tinggi dibanding tahun 2010 sebesar US$ 1.440,52.

Gambar 2.5

Pendapatan Perkapita Provinsi Sumatera Selatan

Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas dan Tanpa Migas

Sumber : BPS Prov. Sumatera Selatan 2011

Secara ringkas perekonomian Sumatera Selatan dapat dilihat dari

catatan capaian positif pembangunan selama kurun waktu 2009-2011,

sebagai berikut :

1. Secara umum pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan kurun waktu

2009-2011 mengalami peningkatan. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 sebesar 4,1 %. Tahun 2010

Page 32: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 32

meningkat menjadi 5,4 %, sementara sampai dengan Triwulan III tahun

2011, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,1%. Pertumbuhan

ekonomi Sumsel pada tahun 2010 dan 2011 sudah melampaui target

RPJMD.

2. Pertumbuhan ekonomi Sumsel masih didominasi oleh sektor primer

yaitu pertanian dan pertambangan. Pada kurun waktu 2009-2011,

kontribusi sektor primer sebesar 38% - 40% terhadap pembentuk

PDRB Sumatera Selatan. Sementara sektor sekunder dan tersier rata-

rata berkontribusi sebesar 30%.

3. Stabilitas perekonomian Sumatera Selatan cukup baik, salah satu

indikatornya adalah tingkat inflasi yang masih terkendali. Inflasi

menggambarkan besarnya perubahan harga barang dan jasa yang

beredar di pasaran. Angka inflasi Sumatera Selatan sendiri mengalami

penurunan dari 6,02% pada tahun 2010 menjadi 4,59% pada tahun

2011.

4. Upaya Provinsi Sumatera Selatan untuk mengurangi jumlah

penduduk miskin melalui program-program strategis terbukti cukup

efektif, antara lain melalui program berobat gratis, sekolah gratis dan

bantuan hukum gratis serta perumahan untuk semua (shelter fol all).

Hal ini ditandai dengan berkurangnya persentase penduduk miskin

dari tahun ke tahun. Tahun 2009 jumlah penduduk miskin Sumatera

Selatan sebesar 16,28%, tahun 2010 berkurang menjadi 15,47 dan

tahun 2011 turun menjadi 14,24%.

5. Tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Selatan juga mengalami

penurunan yang cukup signifikan. Tingkat pengangguran tahun 2009

sebesar 7,61%, angka ini menurun pada tahun 2010, dimana angka

pengangguran mencapai 6,55%. Pada tahun 2011 turun kembali

menjadi sebesar 5,77%.

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan Tahun 2010

sebesar 72,95 mengalami peningkatan dari Tahun 2009 yang sebesar

72,61. Peningkatan IPM ini mencirikan adanya perkembangan positif

dan adanya peningkatan dimensi Pendidikan (Angka Melek Huruf dan

Rata-rata Lama Sekolah), Kesehatan (Angka Harapan Hidup) serta Daya

Beli Masyarakat (Pengeluaran per Kapita).

7. Tahun 2011 juga, menjadi momentum percepatan pembangunan di

Sumatera Selatan, terutama di bidang infrastrukur olahraga, yang

ditandai dengan pelaksanaan Sea-Games XXVI. Output nyata yang

dihasilkan dari Sea Games ini adalah tersedianya infrastruktur olahraga

berstandar internasional, seperti Aquatic Stadium, stadion atletik,

lapangan menembak, lapangan tenis dan lain-lain. Selain itu

pembangunan yang terpadu dalam satu kawasan, Jakabaring Sport

City (JSC), serta fasilitas pendukung lainnya (wisma atlet dan Sport

Page 33: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 33

Sciene Center), membuat kawasan ini memiliki nilai kemanfaatan

jangka panjang dan multifungsi. Keberadaan JSC ini memacu pula

percepatan perkembangan Infrastrukur di kawasan Seberang Ulu

Palembang.

Kita patut berbangga hati dengan prestasi yang telah diraih

masyarakat Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada

umumnya dengan Tri Sukses-nya, yaitu sukes prestasi, sukes

penyelenggaraan, dan sukses pemberdayaan masyarakat. Dampak

pelaksanaan Sea Games telah memberikan multiplier-effect bagi

kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Tahun 2011 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMD

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013. Tema Pembangunan tahun

2011 adalah “Infrastruktur Dan Investasi” dengan menitik beratkan pada

pelaksanaan program-program pro-poor, pro-job dan pro-growth. Untuk

mengimplementasikan tema tersebut, berbagai program kegiatan telah

dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas pembangunan Provinsi

Sumatera Selatan melalui 7 (tujuh) Prioritas Pembangunan yaitu:

Peningkatan Penyediaan Infrastruktur Strategis, Pemantapan

Pengembangan SDM, Penajaman Program Penanggulangan Kemiskinan,

Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian, Pengembangan

UMKM-K dan Peningkatan Investasi, Pemantapan Lumbung Energi

Nasional dan Implementasi ICT (Information and Communication

Technology).

Hasil pelaksanaan pembangunan terutama yang mendukung capaian

indikator kinerja dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013

untuk masing-masing urusan, sebagai berikut :

Prioritas I: Peningkatan Penyediaan Infrastruktur Strategis

Urusan Pekerjaan Umum

Seperti dimaklumi bersama bahwa, pembangunan di urusan Pekerjaan

Umum diarahkan untuk mempertahankan tingkat pelayanan jasa prasarana

jalan dan jembatan serta pembangunan dan pengembangan pengairan yang

terintegrasi dengan sektor pertanian dengan tetap memperhatikan aspek

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Page 34: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 34

Pencapaian di urusan Pekerjaan Umum dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pembangunan Jalan dan Jembatan

Salah satu target rencana Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga adalah

kondisi jalan mantap atau baik. Indikator kondisi jalan mantap pada tahun

2011 mencapai 62,21% mengalami peningkatan bila dibandingkan pada

tahun 2010 sebesar 59,71%.

Pada tahun 2011 target kondisi jembatan mantap dapat dicapai, dimana

target yang ingin dicapai sebesar 70,00% (9.202,48 m) dari panjang

jembatan provinsi sepanjang 13.146,4 m. Capaian kondisi jembatan

mantap pada tahun 2011 sebesar 74,05% (9.734,34m), dan mengalami

peningkatan kinerja menjadi 105,79% bila dibandingkan pada tahun 2010

sebesar 103,07% dengan target 65,00% kondisi jembatan mantap.

b. Pengairan

Untuk mengembangkan dan mempertahankan jaringan irigasi dan rawa

sehingga berfungsi optimal telah dilakukan kegiatan Pengembangan dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan seluas 13.681 ha

melampaui target yang ditetapkan seluas 13.205,76 ha. Luas ini jauh

meningkat dibandingkan capaian tahun 2010 yang seluas 5.566 ha.

Prioritas II: Pemantapan Pengembangan SDM

Urusan Pendidikan

Perkembangan kinerja peningkatan kualitas sumber daya manusia

Sumatera Selatan, terutama sejak diluncurkannya program pendidikan gratis,

telah menggambarkan pencapaian yang menggembirakan.

Adapun capaian yang telah diraih urusan Pendidikan yaitu :

1. Pemberian beasiswa untuk meningkatkan kualifikasi guru ke jenjang

S1/D.IV yang berjumlah 6.999 orang guru dan jenjang S2 berjumlah 210

orang guru. Pada tahun 2011 guru yang berkualifikasi S1 terdiri dari Guru

SD dan MI sebesar 31,60%, Guru SMP dan MTs sebesar 87,61%, Guru

SMA, SMK, dan MA sebesar 87,51%.

2. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni

(APM) dan menurunnya Angka Putus Sekolah, yaitu :

a. Meningkatnya APK tingkat TK/PAUD dari 45,03% tahun 2010 menjadi

48,36% pada tahun 2011. APK tingkat SD tahun 2011 mencapai

Page 35: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 35

101,43%. APK tingkat SMP/MTs dari 96,04% pada tahun 2010 menjadi

96,36% pada tahun 2011. APK SMA, MA, SMK dari 80,04% tahun 2010

menjadi 81,27% tahun 2011.

b. Meningkatnya APM tingkat SD dari 95,14% tahun 2010 menjadi

95,36% tahun 2011. APM tingkat SMP/MTs dari 83,07% pada tahun

2010 menjadi 83,94% pada tahun 2011. APM tingkat SMA, MA, SMK

dari 67,03% pada tahun 2010 menjadi 68,32% pada tahun 2011.

c. Menurunnya Angka Putus Sekolah (APS) tingkat SD dari 0,38% pada

tahun 2010 menjadi 0,31% pada tahun 2011. APS tingkat SMP/MTs

menurun dari 0,76% pada tahun 2010 menjadi 0,63% pada tahun

2011. APS tingkat SMA, MA, SMK menurun dari 1,02% pada tahun

2010 menjadi 0,99% pada tahun 2011.

3. Menurunnya penduduk Buta Aksara usia 15 – 44 tahun dari 2,60% pada

tahun 2010 menjadi 2,42% pada tahun 2011.

4. Melalui Program Sekolah Gratis sejak tahun 2009 di Sumatera Selatan

telah diberikan biaya operasional sekolah mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA/SMK. Tahun 2011 jumlah sasaran Program Sekolah Gratis di 15

Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan adalah 1.625.861 siswa dan 7.841

lembaga.

Salah satu indikasi keberhasilan dari upaya peningkatan kualitas

pendidikan yang telah dilakukan adalah dengan meningkatnya hasil ujian siswa

di berbagai tingkatan. Tahun ajaran 2009/2010 persentase kelulusan (SMA,

MA) mencapai 99,89% dengan rata-rata nilai 7,58. Tahun ajaran 2010/2011

persentase kelulusan sebesar 99,89% dengan rata-rata nilai meningkat menjadi

7,86. Persentase kelulusan (SMK) tahun ajaran 2009/2010 sebesar 99,76%

dengan rata-rata nilai 7,25 meningkat pada tahun ajaran 2010/2011 persentase

kelulusan mencapai 99,97% dengan rata-rata nilai 7,89. Di tingkat SMP/SMP

Terbuka/MTs tahun ajaran 2009/2010 persentase kelulusan mencapai 99,94%

dengan rata-rata nilai 7,56 pada tahun ajaran 2010/2011 meningkat menjadi

99,95% dengan rata-rata nilai 7,87.

Urusan Kesehatan

Untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, pembangunan kesehatan

diarahkan kepada penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan

bermutu, yang salah satu bentuk pengejawantahannya melalui program

Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta atau yang lebih dikenal

dengan program “Berobat Gratis”.

Page 36: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 36

Beberapa capaian kinerja di urusan kesehatan diantaranya adalah :

1. Masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan rumah sakit sudah

mencapai 18,58%, melampaui target yang ditetapkan yaitu 15%.

2. Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas mencapai 40%.

Angka ini jauh melampaui target kinerja sebesar 15%. Sementara itu Rasio

Puskesmas terhadap jumlah penduduk yang harus dilayani pada tahun

2011 mencapai 1 : 24.335, sudah jauh di atas target rasio yang ditetapkan

yaitu 1 : 30.000;

3. Persentase Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

4 (empat) Spesialis Dasar pada tahun 2011 mencapai 71%.

4. Sampai dengan tahun 2011, cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada tatanan keluarga di masyarakat mencapai 58,77%, sudah

melebihi target yaitu 58%. Capaian PHBS pada tahun 2010 baru mencapai

54,03%. Sementara untuk capaian Desa Siaga Aktif pada tahun 2011

adalah sebesar 85,94%. Hasil tersebut telah jauh melampaui target kinerja

yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 75%. Tercapainya target Desa

Siaga Aktif ini tidak terlepas dari bantuan pelaksanaan Proyek

Decentralized Health Services (DHS) II di Provinsi Sumatera Selatan yang

fokus melaksanakan Model Operasional Desa Siaga (MODS) di 11

Kabupaten/Kota.

5. Jumlah Posyandu Purnama mengalami peningkatan dari 37,52% pada

tahun 2010 menjadi 47,52% pada tahun 2011 dan telah melampaui target

sebesar 35,14%;

6. Peningkatan jumlah juga terjadi pada Posyandu Mandiri yakni dari 6,70%

pada tahun 2010 menjadi 7,62% pada tahun 2011;

7. Pada tahun 2011, kasus gizi buruk yang terhimpun berdasarkan laporan

surveilans gizi buruk dari Kabupaten/Kota berjumlah 115 kasus, mengalami

penurunan dari tahun 2010 yang berjumlah 161 kasus.

8. Persentase kecamatan bebas rawan gizi di Sumatera Selatan untuk tahun

2011 sebesar 83,57% sudah melampaui target yang ditetapkan pada tahun

2011 sebesar 79,04%.

9. Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih pada tahun

2011 mencapai 71,53% melampaui target yang ditetapkan sebesar 70,30%.

Sementara hasil capaian pada tahun 2010 adalah 67,70% dari target

67,60%;

10. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

pada tahun 2011 telah mencapai 89,94%, mengalami peningkatan yang

cukup tinggi jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2010 yang

baru mencapai 82,12%.

Page 37: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 37

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Beberapa capaian di urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak adalah tersebarluasnya informasi tentang pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak melalui media cetak maupun elektronik.

Selain itu meningkatnya pendapatan perempuan melalui pelatihan

peningkatan produktifitas ekonomi perempuan. Meningkatnya kapasitas

pemberdayaan lembaga masyarakat dan organisasi perempuan serta

tersedianya sistem informasi gender pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak.

Urusan Kepemudaan dan Olahraga

Dalam rangka meningkatkan peran serta dan prestasi pemuda

dalam pembangunan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah

melaksanakan beberapa program dan kegiatan urusan Kepemudaan dan

Olahraga.

a. Urusan Kepemudaan

Sasaran urusan Kepemudaan pada tahun 2011 adalah

meningkatnya peran serta 744 orang Pemuda dalam proses

pembangunan daerah. Sasaran tersebut telah dapat terealisasi

terhadap 703 orang Pemuda (94,47%). Hasil tersebut dapat dilihat

dari kegiatan sebagai berikut:

1. Fasilitasi Pekan Temu Wicara Organisasi Pemuda 2011 sebanyak

30 orang.

2. Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2011 sebanyak 5 orang.

3. Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) 2011 sebanyak 32 orang.

4. Pemilihan Pemuda Pelopor 2011 sebanyak 5 orang.

5. Peserta Lomba Lintas Alam Pemuda sebanyak 500 orang.

6. Paskibraka Provinsi Sumatera Selatan 2011 sebanyak 142 orang.

b. Urusan Olahraga

Sasaran pada urusan olahraga pada tahun 2011 adalah

meningkatnya kemampuan serta pengetahuan dari para pelatih

dengan dilaksanakannya pelatihan bagi 200 orang pelatih dan

pemassalan olahraga pada 20.557 orang dari atlet, pelatih,

masyarakat dan PNS di Provinsi Sumatera Selatan.

Page 38: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 38

Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para

pelatih telah dapat direalisasikan kepada 200 orang pelatih dari 200

pelatih yang direncanakan (100%) dengan perincian sebagai berikut :

1. Pengayaan Pelatih Usia Dini dan Pra Unggulan sebanyak 100 orang.

2. Pengayaan Pelatih Club dan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan

Pelajar) berbasis LTAD (Long Term Athelete Development)

sebanyak 100 orang.

Untuk pemassalan olahraga pada masyarakat telah dapat

direalisasikan kepada 21.534 orang dari 20.557 yang direncanakan

(104%) dengan perincian sebagai berikut :

1. Pemassalan Olahraga bagi Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat

dengan mempertandingkan 2 cabang olahraga yaitu Bola Volley

dan Basket yang diikuti oleh 10.000 orang peserta.

2. Pemberian Penghargaan bagi insan Olahraga yang berdedikasi

dan berprestasi yaitu atlet yang berprestasi Nasional dan

Internasional serta Wasit dan Pembina Olahraga yang

berprestasi sebanyak 21 orang. Juga pemberian penghargaan

bagi atlet dan pelatih yang berprestasi pada pelaksanaan

PORWIL di Provinsi Kepulauan Riau dengan medali 22 Emas, 19

Perak dan 16 Perunggu serta atlet paralimpik yang berprestasi

di Special Olimpic SOINA di Yunani.

3. Lomba lari 10 K yang diikuti oleh 5000 orang peserta.

4. Kompetisi Sepak Bola dibawah 15 tahun guna pembentukan

regu/tim sepak bola Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari

22 orang atlet Sepak Bola yang berprestasi.

5. Kegiatan Olahraga Peringatan Hari Jadi Provinsi Sumatera Selatan

yang mempertandingkan 4 cabang olahraga diikuti oleh 5000

orang peserta.

6. Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

Selatan yang membina 24 orang atlet yang berasal dari 6 cabang

olahraga yaitu ; Wushu, Atletik, Pencak Silat, Loncat Indah,

Anggar dan Karate.

7. Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga Dirgantara di

Provinsi Sumatera Selatan dengan mengikuti pelatihan serta

kejuaraan di Provinsi Bali sebanyak 10 orang.

8. Lomba Olahraga Tradisional Provinsi Sumatera Selatan dengan

pelaksanaan lomba olahraga tradisional yang diikuti oleh

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan dan ikuti oleh 75

orang peserta.

Page 39: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 39

9. Kegiatan Olahraga pada HUT RI dengan mempertandingkan/

memperlombakan 4 cabang olahraga dan ikuti oleh 1000 orang

peserta.

10. Dukungan Menuju PON XVIII 2012 (Pembinaan Atlet menuju

PON) dengan membina sebanyak 130 orang atlet/pelatih

11. Seleksi dan TC Atlet POPCANAS Sumsel tahun 2011 dengan

menyeleksi serta memberangkatkan sebanyak 50 orang atlet

mengikuti PORCANAS di Provinsi Riau.

12. Kejuaraan Nasional Catur dengan diikuti oleh sebanyak 100

orang atlet catur.

13. Internasional Musi Golf Tournament II Pro Amatir dengan

diikuti oleh peserta dari Indonesia dan Asean dengan diikuti

sebanyak 102 orang perserta.

Selain capaian urusan olahraga di atas, sebagaimana diketahui

bersama bahwa pada tanggal 11 s/d 20 November 2011 Provinsi

Sumatera Selatan menjadi pusat perhatian dunia karena pada

tanggal tersebut Provinsi ini menjadi salah satu main host atau tuan

rumah SEA Games XXVI bersama dengan DKI Jakarta. SEA Games

XXVI tahun 2011 diikuti oleh 11 negara di ASEAN yaitu Indonesia,

Thailand, Singapura, Malaysia, Myanmar, Philipina, Brunei, Laos,

Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste. Dari 44 cabang olahraga SEA

Games XXVI, 20 cabang diantaranya

diperlombakan/dipertandingkan di Provinsi Sumatera Selatan.

Penyelenggaraan SEA Games XXVI memiliki pencapaian dan

dampak yang sangat luas secara makro terhadap pertumbuhan

ekonomi, tidak hanya di urusan olahraga semata tapi juga di urusan

yang lain, seperti urusan infrastruktur dan urusan ekonomi

kerakyatan, urusan perhubungan, urusan penanaman modal dan

urusan pariwisata.

Tiga Sukses yang telah kita canangkan sebelumnya yaitu

Sukses Penyelenggaraan, Sukses Prestasi dan Sukses Ekonomi

Kerakyatan semuanya berhasil kita capai. Sukses yang pertama yaitu

Sukses Penyelenggaraan. Hal ini dapat dilihat dari Opening dan

Closing Ceremony yang dilaksanakan di Kota Palembang Provinsi

Sumatera Selatan. Kita berhasil membangun venues baru dan

merehab venues yang sudah ada dalam waktu yang relatif singkat.

Beberapa di antaranya yaitu Venue Aquatic adalah yang terbaik di

Asia Tenggara. Seluruh venues tersebut yang nilainya tidak kurang

dari 2 (dua) triliun rupiah. Pelaksanaan SEA Games XXVI adalah

tonggak sejarah bagi Sumatera Selatan. Kita berhasil menjadi

Page 40: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 40

contoh bagi daerah lain, bagaimana satu daerah yang belum

mempunyai dana, pengalaman, dan infrastruktur, berani mengambil

risiko menjadi main host atau tuan rumah utama sekaligus

penyelenggara Opening-Closing Ceremony kegiatan olahraga

berskala internasional.

Syukur Alhamdulillah kita ucapkan, karena kita berhasil

menjawab keraguan banyak pihak melalui kerja keras secara

marathon siang dan malam dan akhirnya kita dapat membuktikan

bahwa Sumatera Selatan Bisa! Sebagaimana yang dinyatakan

Presiden RI pada sambutan beliau saat meresmikan Kawasan

Olahraga Jakabaring Sport City tanggal 11 November 2011,“Banyak

yang skeptis, banyak yang pesimis, banyak yang mengkritik dan

mengecam. Saya ingat ketika saya berkunjung ke sini, Pak Gubernur

berbicara dengan saya ditengah-tengah keletihan beliau bersama-

sama yang lain dalam mengerjakan kompleks ini siang dan malam,

ada liputan berita yang sangat monohok dan menyudutkan begitu

dan saya kira bukan satu-satunya berita, bahkan sampai kemarin

sore masih ada, ada yang dibatalkan karena belum siap dan

sebagainya. Saya berpesan waktu itu, jadikan itu cambuk, jadikan itu

penantang, tidak usah dijawab dengan kata-kata, jawab dengan

karya nyata, hadirnya kompleks Jakabaring ini jawaban

yang cespleng, begitulah”.

Ucapan Bapak Presiden SBY, Pimpinan Negara kita ini

merupakan suatu pernyataan penghargaan atas kerja keras kita

selama ini. Pada kesempatan ini kami juga ucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat,

para donatur yang telah membantu, baik hibah, investasi, maupun

BOT, serta pada Saudara Ketua, Wakil-Wakil Ketua, dan para Anggota

Dewan Yang Terhormat atas kerjasama yang baik dalam

penyelenggaraan event internasional tersebut.

Sukses yang kedua adalah sukses prestasi. Setelah 14 tahun

lamanya berusaha untuk menjadi juara umum akhirnya pada SEA

Games XXVI ini Indonesia sukses menjadi juara umum dengan

perolehan medali 182 emas, 152 perak, dan 143 medali perunggu.

Perolehan medali tersebut juga disumbangkan oleh atlet dan pelatih

yang berasal dari Sumatera Selatan yaitu 5 emas, 5 perak dan 7

perunggu.

Sukses yang ketiga yaitu sukses Ekonomi Kerakyatan, dimana

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Sumatera Selatan ikut

Page 41: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 41

merasakan dampaknya antara lain penarik becak, Angkutan Kota,

pedagang, anggota masyarakat yang terlibat dalam kepanitaan,

kebersihan dan keamanan. Dalam rangka memeriahkan SEA Games

XXVI tahun 2011 diselenggarakan Sriwijaya International Expo SEA

Games 2011 yang melibatkan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota,

BUMN, Perbankan, Swasta, UKM, pengrajin aneka produk, dan

kuliner. Jumlah pengunjung diperkirakan mencapai rata-rata 4.000

orang per hari dengan transaksi bisnis mencapai Rp. 1,5 milyar/hari,

dan transaksi pesanan mencapai Rp. 20 milyar. Secara makro bukti

sukses SEA Games XXVI ini adalah sebagaimana telah kami

nyatakan di awal bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan

meningkat menjadi 6,5% pada tahun 2011 dari sebelumnya 5,4%

pada tahun 2010.

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Dalam rangka menertibkan administrasi kependudukan dan catatan

sipil, pada tahun 2011 telah terealisasi beberapa capaian, diantaranya :

Bimtek Peningkatan Pelaporan Catatan Sipil dan Pejabat Registrar

Kabupaten/Kota dan Kecamatan se-Sumatera Selatan yang diikuti oleh 195

orang peserta, buku Renstra 2011 Semua Anak Sumatera Selatan Tercatat

Kelahirannya, dan Laporan Pelaksanaan Perekaman e-KTP

Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan Tahun 2011.

Khusus untuk perekaman e-KTP, pada tanggal 16 April 2012

Sumatera Selatan mendapat penghargaan sebagai daerah yang

berprestasi tercepat dalam perekaman e-KTP se-Indonesia. Untuk itu, saya

ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada

Bupati/Walikota, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta

Camat se-Sumatera Selatan atas komitmen dan kerja keras dalam

pelaksanaan perekaman e-KTP pagi, siang dan malam.

Urusan Arsip dan Perpustakaan

a. Urusan Kearsipan

Sejalan dengan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan,

capaian pada tahun 2011 yaitu: tertibnya administrasi kearsipan

dijajaran Pemerintah 15 Kabupaten/Kota, terselamatkannya arsip

statis dan arsip sejarah di depo dalam roll O”pack guna mendukung

dan mengoptimalkan kegiatan pemerintah dan pembangunan di

Sumatera Selatan serta masyarakat, terlatihnya tenaga teknis

kearsipan yang professional Urusan kearsipan, terciptanya dan

Page 42: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 42

tertatanya tertib arsip in-aktif di depo dalam roll O’pack sekaligus

memudahkan penemuan kembali arsip bila dibutuhkan, terlatihnya

45 orang tenaga teknis bagi Sekretaris Desa (Sekdes/Seklur) yang

professional dalam urusan kearsipan.

b. Urusan Perpustakaan

Pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah pengunjung

perpustakaan dari 450 orang/hari menjadi 600 orang/hari. Selain itu,

Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan telah

menambah koleksi buku sebanyak 4.960 eksemplar dengan

berbagai jenis buku, juga disediakan internet gratis yang dapat

diakses oleh pengunjung perpustakaan selama 24 jam dan hotspot

yang tersedia mencapai 512 Kbps.

Prioritas III: Penajaman Program Penanggulangan Kemiskinan

Urusan Perumahan

Perbaikan kualitas pemukiman baik di perkotaan maupun di

perdesaan serta perumahan murah merupakan arahan perencanaan

pembangunan perumahan. Adapun capaian di urusan ini selama tahun

2011 adalah :

a. Cakupan pelayanan air bersih

Realisasi capaian air bersih tahun 2011 adalah 50,82%, jauh

melampaui target yang ditentukan yaitu 37,14%. Pelayanan air

minum penduduk perkotaan tahun 2011 mencapai 70% dan

perdesaan 57%, sehingga rata-rata capaian air bersih mencapai

50,18 %. Pelayanan air bersih didukung oleh Program

Pengembangan kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah serta

melalui Program pemberdayaan masyarakat yaitu Penyediaan Air

Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Pembangunan pelayanan air bersih diwujudkan dengan

pembangunan intake air bersih, water treatment plant, pipa

jaringan distribusi dan sambungan rumah serta melalui

pembangunan pelayanan air bersih perdesaan seperti sumur bor

dan sumur gali.

Page 43: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 43

b. Cakupan Pelayanan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Cakupan pelayanan penyehatan lingkungan permukiman terdiri dari

pelayanan persampahan, pelayanan drainase, dan air limbah. Untuk

pelayanan penyehatan lingkungan permukiman capaian realisasi sebagai

berikut :

Pelayanan persampahan dengan realisasi sebesar 40% belum

mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 50%; demikian juga

drainase dengan realisasi sebesar 20% dari target yang ditetapkan

sebesar 25%, serta air limbah dengan realisasi sebesar 20% sesuai

dengan target yang ditetapkan.

c. Penurunan Kawasan Kumuh

Capaian penurunan kawasan kumuh adalah sebesar 33,33%

belum mencapai target di tahun 2011sebesar 30%. Penanganan

kawasan kumuh dilaksanakan dengan pembangunan infrastruktur

pendukung kawasan kumuh sehingga kualitas lingkungan

permukiman meningkat.

d. Kualitas permukiman Perkotaan

Capaian persentase Permukiman Perkotaan tahun adalah

sebesar 20% sesuai dengan target yang ditetapkan. Target

peningkatan kualitas permukiman perkotaan ditentukan oleh

adanya pelayanan air bersih baik perkotaan maupun perdesaan,

pelayanan penyehatan lingkungan permukiman serta ada dukungan

infrastruktur permukiman. Kawasan permukiman yang ditangani

antara lain kawasan permukiman Kota Palembang, Kota Lubuk

Linggau, dan Kota Prabumulih.

Urusan Ketenagakerjaan

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Sumatera Selatan, Penduduk

usia kerja (15+) Provinsi Sumatera Selatan 2011 berjumlah 5.299.957 orang

dengan angkatan kerja mencapai 3.770.673 orang atau bertambah

sebanyak 105.629 orang dibandingkan kondisi Agustus 2010 yang sebesar

3.665.044 orang. Jumlah yang bekerja sebesar 3.532.142 orang, terjadi

peningkatan sebesar 131.911 dibanding Agustus 2010 yaitu sebanyak

3.400.231 orang. Pada tahun 2011, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sumatera Selatan sebesar 5.77%. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 71,15% dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Laki-laki

5,09 dan TPT Perempuan 6,85%. *) (angka sementara)

Page 44: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 44

Adapun hasil-hasil yang telah dicapai di Urusan Tenaga Kerja adalah

sebagai berikut: Upah Minimum Provinsi Sumatera Selatan pada tahun

2012 sebesar Rp. 1.195.220 ditetapkan melalui Keputusan Gubernur

Nomor 757/KPTS/Disnakertrans /2011 tanggal 24 Oktober 2011.

Sedangkan untuk Upah Minimum Sektoral Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2011 sesuai Keputusan Gubernur Nomor :

825/KPTS/Disnakertrans/2011 tanggal 2 Desember 2011 dengan perincian

per sektor sebagai berikut : a) Pertanian, peternakan, kehutanan,

perburuan dan perikanan sebesar Rp. 1.256.175,- b) Pertambangan dan

penggalian sebesar Rp. 1.270.000,- c) Industri pengolahan sebesar Rp.

1.254.980,- d) Listrik, gas dan air Rp. 1.320.000,- e) Bangunan sebesar Rp.

1.837.500,- f) Angkutan, pergudangan dan komunikasi sebesar Rp.

1.255.220,- g) Keuangan, asuransi, usaha penyewaan bangunan, tanah dan

jasa perusahaan sebesar Rp. 1.255.520,- h) Kemasyarakatan, sosial dan

perorangan sebesar Rp 1.278.885,-.

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Melalui Program Kependudukan Keluarga Berencana (KKB)

Nasional, pertumbuhan penduduk terus mengalami penurunan yang

cukup signifikan dari 3,66 % pada priode 1971 – 1980 turun menjadi 3,15%

pada priode 1980 – 1990 bahkan pada priode 1990 – 2000 pertumbuhan

penduduk hanya 2,15 % dan priode 2000–2010 adalah sama dengan Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Provinsi Sumatera Selatan.

Total angka kelahiran/Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Sumatera

Selatan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 1961 –

1963 TFR Sumsel masih 6,3 pada tahun 1986 – 1989 menurun menjadi 4,2.

Kemudian pada tahun 1994 sebesar 2,87, tahun 1997 menjadi 2,60 dan

berdasarkan SDKI 2002 TFR Sumsel sudah mencapai 2,30 per wanita.

Sementara itu dari hasil SDKI pada tahun 2007 angka TFR Sumsel stagnan

sebesar 2,3 anak per wanita lebih rendah dibandingkan TFR Nasional

sebesar 2,6 anak per wanita.

Selain itu, pencapaian peserta KB Baru selama tahun 2011 tercatat

sebanyak 488.769 peserta atau 160,87% dari sasaran Perkiraan Permintaan

Masyarakat menjadi peserta KB Baru (PPM PB) tahun 2011 sebanyak

303.820 peserta. Pencapaian Kabupaten/Kota yang di atas rata-rata

provinsi sebanyak 8 (delapan) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Muara

Enim (185,01%), Lahat (162,47%), Musi Rawas (166,80%), Kota Palembang

(165,18%), Banyuasin (162,99%), Pagar Alam (167,32%), OKU Timur

(163,69%), dan Empat Lawang (192,09%). Sedangkan 7 (tujuh)

Kabupaten/Kota lainnya masih berada di bawah rata-rata Provinsi.

Page 45: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 45

Pencapaian KB Baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

sampai dengan Desember 2011 di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 60.029

peserta atau 129,32 % dari total PPM PB MKJP.

Upaya untuk memperluas jaringan pelayanan KB kepada Pasangan

Usia Subur, serta meningkatkan kemandirian para peserta KB, dilakukan

melalui tempat pelayanan KB Swasta, seperti Klinik KB Swasta, Bidan

Praktek Swasta dan Dokter Praktek Swasta. Tempat pelayanan KB Swasta

tahun 2011 tercatat sebanyak 215 tempat pelayanan KB, yang terdiri dari :

- Klinik KB Swasta : 215 KKB

- Dokter Praktek Swasta : 518 DPS

- Bidan Praktek Swasta : 2.747 BPS

Pelayanan peserta KB Baru melalui jalur pelayanan pemerintah

sampai dengan Desember 2011 sebanyak 351.425 peserta KB Baru atau

71,90% dari seluruh pancapaian peserta KB Baru sebanyak 488.769 peserta.

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan dilakukan dengan

kegiatan pemberian bantuan kepada juara lomba desa, pendampingan

keuangan mitra bank dan kegiatan-kegiatan perlombaan seperti lomba

Desa/Kelurahan, lomba Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), lomba

Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) yang dapat memberikan motivasi

masyarakat dalam membangun desa.

Urusan Sosial

Penanganan permasalahan sosial diupayakan melalui program

peningkatan kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial dan bantuan sosial

dengan pola pembinaan manusia, usaha dan lingkungan dengan

pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta pola kemitraan.

Kegiatan penanggulangan kemiskinan dilakukan berupa

pemenuhan gizi dan kesehatan bagi anak dan orang tua lanjut usia di

panti sosial, serta kegiatan lain berupa pelatihan keterampilan bagi wanita

rawan sosial ekonomi, anak nakal, remaja putus sekolah dan para lanjut

usia yang di laksanakan melalui UPTD dengan harapan dapat

meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga Penyandang

Masalah kesejahteraan Sosial.

Page 46: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 46

Prioritas IV: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian

Urusan Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

a. Pertanian

Produktivitas Padi Provinsi Sumatera Selatan mencapai

3.332.799 ton Gabah Kering Giling (GKG). Bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yaitu sebesar 3.272.451 ton GKG, produksi padi

tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 60.348 ton (1,84 %),

peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan luas panen yaitu

3.326 ha dan peningkatan produktivitas 1,41 ton/ha dan akibat

penggunaan benih bersertifikat baik melalui program Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN) tahun 2011 dengan kegiatan

Bantuan Langsung Benih Unggul Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu (BLBU-SLPTT) dan BLBU-Non SLPTT, Cadangan

Benih Nasional (CBN). Tetapi bila dibandingkan dengan target

untuk capaian kinerja sasaran produksi padi pada tahun 2011 baru

mencapai 93,09%.

Komoditi jagung tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun

2010 terjadi kenaikan sebesar 0,12 % dan mengalami peningkatan

produktivitas sebesar 1,55%.

Komoditi kedelai tahun 2011 bila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2010 terjadi peningkatan produksi sebesar 19,70%,

peningkatan luas panen sebesar 17,43% atau 1.313 hektar, serta

terjadi peningkatan produktivitas sebesar 1,94%.

Beberapa keberhasilan dan penghargaan di tingkat nasional

yang diperoleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Selatan selama tahun 2011, yaitu :

1) Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia pada Program

Peningkatan Produksi Beras di atas 5% untuk Gubernur dan 8

Bupati/Walikota :

1. Bupati OKU Selatan (H. Muhtadin Serai)

2. Bupati OKU (Drs. H. Yulius Nawawi)

3. Bupati Empat Lawang (H.Budi Antoni Aljuri,SE. MM)

4. Walikota Lubuk Linggau (H.Riduan Effendi,SH M.Si)

5. Bupati OKU Timur (H. Herman Deru, SH)

Page 47: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 47

6. Walikota Pagar Alam (Drs. H. Djazuli Kuris, MM)

7. Bupati Prabumulih (Drs. Rachman Jalili, MM)

8. Bupati Banyuasin (H. Amiruddin Inoed)

2) Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2011

Petani/Kelompok Tani dan Kelompok Masyarakat Usaha

Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Berprestasi

sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

3651/Kpts/KP.450/11/2010 yaitu : UPJA "Harapan Makmur "

Desa Sumber Asri Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten

Ogan Komering Ulu Timur.

3) Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Atas Prakarsa dan

Prestasi dalam Upaya Pengembangan Ketahanan Pangan melalui

Pengembangan Agribisnis Pangan Tahun 2011 pada tanggal 3

Desember 2010 a.n. Nawawi, Produsen/Penangkar Benih Kelompok

Tani Baru, Desa Sako Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.

b. Urusan Peternakan

Perkembangan produksi hasil ternak pada akhir bulan Desember

2011, berupa daging mencapai 56.779 ton (76,15 % dari sasaran).

Sedangkan produksi telur mencapai 59.582 ton (141,99 % dari

sasaran).

Keberhasilan dan penghargaan di urusan peternakan yang

diperoleh Sumatera Selatan Tahun 2011, antara lain yaitu :

1. Kegiatan PENAS XII KTNA telah dilaksanakan di Tenggarong

Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur tanggal

18 s/d 23 Juni 2011, dengan pencapaian hasil yang diikuti yaitu

Kontes Sumberdaya Genetik (SDG) Plasma Nutfah Kerbau

Pampangan Predikat Juara II dan Pameran Pembangunan

Kategori Agribisnis Peternakan Predikat Juara II.

2. Melalui kegiatan Pembangunan Ternak Integrasi Sapi Sawit,

mulai tahun 2009 s/d 2011 telah disebarkan ternak Sapi

Brahman Cross dan Sapi Bali.

3. Penghargaan Sumatera Selatan ’Bebas Brucellosis selama 3 tahun

terakhir’ yang diberikan oleh Kementerian Pertanian kepada

Gubernur Sumatera Selatan pada rapat Dewan Ketahanan Pangan

di Dining Hall Wisma Atlit Jakabaring Palembang tanggal 3

Pebruari 2011.

Page 48: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 48

c. Urusan Perkebunan

Beberapa capaian yang berhasil diraih di urusan perkebunan

pada tahun 2011 adalah realisasi produksi sudah melebihi dari

target, terutama pada komoditi unggulan karet (109,84 %) dan

kelapa sawit (110,51%).

Pada tahun 2011 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan

mendapat penghargaan pembangunan perkebunan terbaik se

Indonesia untuk Program Revitalisasi Perkebunan Rakyat melalui

perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang

didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh

pemerintah dengan atau tanpa melibatkan perusahaan diUrusan

usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan dalam

pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran hasil.

Penyerahan penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri

Pertanian (Bapak DR. Ir. Suswono, MMA) pada acara Peringatan Hari

Perkebunan ke 54 Tanggal 10 Desember 2011 di Hotel Aquarius,

Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Urusan Kelautan dan Perikanan

Di urusan kelautan dan perikanan, beberapa capaian yang berhasil

diraih sebagai berikut :

a. Meningkatnya produksi perikanan Sumatera Selatan dari 310.210,30

ton tahun 2010 menjadi 385.643,10 ton tahun 2011. Capaian tahun

2011 ini melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 364.406,97

ton.

b. Meningkatnya konsumsi ikan masyarakat Sumatera Selatan dari

29,21kg/kapita/tahun tahun 2010 menjadi 30,67 kg/kapita/tahun

tahun 2011 atau 106, 83% dari target yang ditetapkan. Peningkatan

dan pencapaian konsumsi ikan masyarakat tahun 2011 didukung oleh

gencarnya pelaksanaan Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan

Ikan (Gemarikan) yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sumatera Selatan.

Prestasi yang dicapai oleh pelaku usaha kelautan dan perikanan

Sumatera Selatan di tingkat nasional pada tahun 2011 adalah sebagai

berikut :

1. Juara III Lomba Unit Pelayanan Pengembang (UPP) Perikanan Tingkat

Nasional yang diraih oleh UPP Caram Seguguk Kabupaten Ogan Ilir.

Page 49: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 49

Kelompok ini dinilai telah berhasil melakukan pengembangan dan kegiatan

budidaya perikanan.

2. Juara III Lomba Kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tingkat

Nasional yang diraih oleh Kelompok Jangkawan Masa Depan Kota Lubuk

Linggau. Kelompok ini dinilai telah berhasil melakukan pengembangan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

3. Juara III Lomba Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang diraih

oleh Zwesty Apriyanti, SE dari Kabupaten Muara Enim. Beliau dinilai

telah berhasil melaksanakan pengembangan usaha perikanan dengan

memfasilitasi serta membantu kerja sama pelaku usaha perikanan

dengan lembaga keuangan dan bank.

4. Juara Harapan I Lomba Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)

Tingkat Nasional yang diraih oleh Kelompok Mina Maju Kecamatan

Belitang Kabupaten OKU Timur. Kelompok ini dinilai telah berhasil

melaksanakan kegiatan budidaya perikanan yang produktif dan sesuai

dengan prosedur kegiatan budidaya.

Urusan Kehutanan

Beberapa capaian urusan kehutanan tahun 2011 yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

a. Produksi hasil hutan industri pada tahun 2011 dari target 5,6 juta m3,

terealisasi sebanyak 4,59 m3 atau tercapai sebesar 81,96% dari target.

b. Terselesaikannya permasalahan penggunaan kawasan hutan melalui

rekonstruksi batas kawasan hutan di 6 lokasi (dari target 4 lokasi

sasaran) yaitu di kawasan Hutan Produksi Lalan Kabupaten Musi

Banyuasin, Hutan Lindung Bukit Asam Kabupaten Muara Enim, Hutan

Lindung Bukit Garda Kabupaten OKU, Hutan Lindung Pantai Upang

Kabupaten Banyuasin, Hutan Produksi Terbatas Suban Jeriji Kota

Prabumulih, dan Hutan Produksi Talang Abab Kabupaten Muara Enim,

dengan capaian kinerja 150%.

c. Tahun 2011 terdapat peningkatan penerimaan hasil hutan dari hutan

tanaman dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp. 30.109.665.004,00,-.

menjadi Rp. 30.843.250.559,50,-.

d. Tahun 2011 terjadi peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

dibandingkan dari tahun 2010 seluas 249.796 Ha menjadi seluas

344.480,135 Ha. Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan

meliputi kegiatan: Pelaksanaan One Billion Indonesian Trees (OBIT),

Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat/Pengkayaan Hutan Rakyat

Page 50: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 50

dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan dengan realisasi

penanaman Tahun 2011 mencapai 158.109.718 batang atau setara

dengan 316.219,43 hektar, Pengadaan Bibit Pohon Penghijauan di

Provinsi dan Penyuluh Kehutanan di 14 Kabupaten/Kota untuk

Peringatan Bulan Bakti Menanam sebanyak 14.000 batang.

Khusus terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan dalam menanggulangi masalah kebakaran hutan

dan lahan di seluruh wilayah Sumatera Selatan, Pemerintah pusat melalui

Menteri Kehutanan pada tahun 2011 memberikan penghargaan Gubernur

”Peduli Api” kepada Gubernur Sumatera Selatan.

Urusan Ketahanan Pangan

Produksi pangan tahun 2011 untuk padi (Angka Ramalan III) adalah

3.332.799 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 2.110.186 ton beras.

Produksi padi tahun 2011 meningkat sebesar 60.348 ton (1,81 %)

dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 3.272.451 ton GKG atau

setara 2.053.135 ton beras. Produksi komoditi pangan strategis lainnya

tahun 2011 antara lain jagung 125.796 ton, kedelai 13.962 ton, produksi

ubi kayu 184.884 ton dan produksi ubi jalar 17.976 ton. Produksi gula

pasir 225.860 ton, minyak goreng 315.423 ton, daging sapi 11.999 ton,

daging ayam 29.254 ton, telur 58.524 ton dan ikan 3.817 ton. Peningkatan

ini terkait dengan upaya peningkatan di urusan pertanian baik secara

intensifikasi maupun ekstensifikasi.

Target RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2012 untuk

mewujudkan daerah surplus pangan yang berkelanjutan dan komoditas

perdagangan yang berdaya saing tinggi melalui 3 indikator yaitu :

1) Rawan Pangan dan Gizi Berkurang

Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan dan Penanganan Daerah

Rawan Pangan di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yaitu, Kabupaten

Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Empat Lawang, Musi Rawas,

OKU Selatan, Ogan Ilir, Kabupaten Lahat OKI dan Kota Lubuk Linggau

dilaksanakan sebagai kontribusi Provinsi Sumatera Selatan dalam

mendukung komitmen nasional (Indonesia) untuk mencapai tujuan

pembangunan millenium (MDG’s) yang antara lain menanggulangi

kemiskinan dan kelaparan 1 % per tahun.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan melalui kegiatan

Penanganan Daerah Rawan Pangan Tahun 2011 telah memberikan

bantuan Pemberdayaan Masyarakat. Bantuan tersebut diperuntukan

Page 51: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 51

bagi masyarakat yang mengalami rawan pangan kronis (masyarakat

miskin), khususnya kepada balita yang Kekurangan Energi Protein

(KEP) beserta keluarganya sebanyak 900 KK di 10 (sepuluh)

Kabupaten/Kota, berupa beras sebanyak 9.000 kg, gula pasir

sebanyak 2.700 kg, minyak goreng sebanyak 1.800 kg, susu sebanyak

1.800 kotak dan biskuit sebanyak 5.400 kotak. Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Sumatera Selatan telah memberikan kontribusi

terhadap penanganan rawan pangan dan gizi (masyarakat miskin) di

Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,76 % dari total penduduk miskin,

melampaui target sebesar 1% yang telah ditetapkan.

2) Pola Pangan Harapan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) penduduk Sumatera Selatan tahun

2010 sebesar 88,47 dan tahun 2011 sebesar 90,84 sudah melebihi target

yang telah ditetapkan sebesar 87. Hal ini berarti berbagai program yang

telah dijalankan sudah sangat efektif untuk menuju Pola Pangan

Harapan yang ideal (Skor PPH 100) yang ditargetkan akan tercapai pada

tahun 2015 mendatang.

3) Cadangan Pangan Daerah

Capaian kinerja terhadap pemenuhan cadangan pangan daerah tahun

2011 sebesar 23,11 %, melebihi target yang ditetapkan sebesar 5 %,

dimana cadangan pangan tersebut ada tambahan dari APBN sebesar

145,78 ton sedangkan dari APBD sebesar 120 ton sehingga jumlah

cadangan pangan daerah tahun 2011 sebesar 265,78 ton gabah. Hal

ini dilaksanakan dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal Urusan

Ketahanan Pangan di Urusan ketersediaan dan cadangan pangan

khususnya pada indikator penguatan cadangan pangan yang pada

definisi operasionalnya adalah tersedianya cadangan pangan

pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota minimal sebesar 100 ton

ekuivalen beras dan di tingkat Provinsi minimal sebesar 200 ton

ekuivalen beras.

Sebagai wujud apresiasi terhadap pembangunan ketahanan pangan

di Provinsi Sumatera Selatan maka Ketua KTNA Nasional telah memberikan

penghargaan kepada :

H. Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan) sebagai Penerima

Penghargaan Lencana Emas Bhakti Tani Nelayan Utama yang

merupakan penghargaan tertinggi dari organisasi KTNA.

Page 52: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 52

Ir. H. Syamuil Chatib, MM (Kepala Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Selatan) sebagai Penerima Penghargaan Lencana

Emas Bhakti Tani Nelayan Madya.

Prioritas V: Pengembangan UMKM-K dan Peningkatan Investasi

Urusan Penanaman Modal

Dalam rangka memberikan kemudahan bagi iklim investasi di

Sumatera Selatan maka diselenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP). Total perizinan yang diterbitkan oleh PTSP sepanjang tahun 2011

sebanyak 139 izin, termasuk 6 izin khusus khusus di Urusan Penanaman

Modal dengan jumlah investasi sebesar Rp. 349,7 miliar.

Nilai Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada Tahun 2011

terealisasi sebesar 117,94% atau Rp. 5,53 triliun dari target sebesar

Rp. 4,69 triliun. Nilai Investasi PMA yang dominan melalui sektor primer

atau perusahaan yang berinvestasi di Urusan Pertanian dalam arti luas

yaitu sebesar Rp. 3,17 triliun atau 57,36%. Sedangkan Nilai Investasi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terealisasi sebesar 443,87% atau

Rp 11,15 triliun dari target sebesar Rp. 2,51 triliun, yang dominan

didukung oleh sektor sekunder atau perusahaan yang berinvestasi di

Urusan Industri yaitu sebesar Rp. 7,98 triliun atau 71, 57%. Peningkatan

Iklim Investasi terealisasi sebesar 23,2% atau sebesar Rp. 1,67 triliun

melampaui target yang ditetapkan yaitu 10% dari nilai investasi PMA dan

PMDN atau sebesar Rp. 7,20 triliun.

Selain program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan

Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera

Selatan, peningkatan realisasi investasi juga disebabkan pada tahun 2011

ada dua even besar yang diselenggarakan di Provinsi Sumatera Selatan

yaitu Penyelenggaraan Jambore Nasional dan SEA Games ke XXVI.

Peningkatan PMA mengakibatkan meningkatnya penyerapan

tenaga kerja, dimana tahun 2010 sebanyak 16.975 orang meningkat

55,47% menjadi 26.391 orang di Tahun 2011, dengan jumlah perusahaan

sebanyak 53 Perusahaan di Tahun 2010 meningkat 35,85% menjadi 72

perusahaan di Tahun 2011. Sedangkan pada PMDN meningkatkan

penyerapan tenaga kerja pada Tahun 2011 sebanyak 35.237 orang, meningkat

300,33% dibandingkan dengan Tahun 2010 sebanyak 8.802 orang. Jumlah

perusahaan Tahun 2011 sebanyak 42 perusahaan meningkat 10,53%

dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 38 perusahaan.

Page 53: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 53

Dalam rangka meningkatkan investasi di masa mendatang telah

dirintis beberapa kerjasama dengan dunia usaha antara lain telah

ditandatanganinya beberapa Memorandum of Understanding (MoU)

dengan beberapa negara, yakni sebagai berikut:

1. MoU antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Reliance Coal

Resources Private Limited, disepakati pada tanggal 25 Januari 2011.

2. MoU antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Supply and

Installation Omega Timing Systems And Scoreboard For Track and Field,

disepakati pada tanggal 7 Februari 2011.

3. MoU Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan The Asia Foundation,

disepakati pada tanggal 9 Maret 2011.

4. MoU Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Hitay Investment

Holdings Concerning Technical Cooperation On Geothermal Study,

disepakati pada tanggal 5 Maret 2011.

5. MoU Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Supply and Swiss

Timing LTD., disepakati pada tanggal 14 Juni 2011.

Syukur alhamdulillah kita ucapkan karena Sumatera Selatan mendapat

penghargaan Pin Emas dari Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia

(DPP REI) atas keberhasilan daerah kita mempertahankan dan meningkatkan

Sumatera Selatan sebagai daerah pelayanan yang baik dan menjadi daerah

tujuan investasi. Penghargaan ini merupakan penghargaan kita semua baik

pemerintah, masyarakat maupun komponen lainnya di Sumatera Selatan dan

ini akan menjadi motivasi bagi kita semua untuk berbuat lebih baik lagi.

Prioritas VI: Pemantapan Lumbung Energi Nasional

Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Keberhasilan yang dicapai di urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

adalah meningkatnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Migas untuk

Provinsi Sumatera Selatan sebesar 8,81% dibandingkan tahun 2010 yaitu

sebesar Rp.780.070.562.188,- (tujuh ratus delapan puluh milyar tujuh puluh

juta lima ratus enam puluh dua ribu seratus delapan puluh delapan rupiah)

menjadi Rp. 848.787.097.600,- (delapan ratus empat puluh delapan milyar tujuh

ratus delapan puluh delapan juta sembilan puluh tujuh ribu enam ratus rupiah)

pada tahun 2011. Meningkatnya PNBP Pertambangan Umum (Landrent dan

Royalty), sebesar 4,74% dibandingkan tahun 2010, yaitu dari

Rp.75.876.000.040,- pada tahun 2010 menjadi Rp.123.286.841.855,- pada tahun

2011. Meningkatnya penerimaan migas disebabkan terjadinya krisis politik di

kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara serta tingginya permintaan minyak

Page 54: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 54

mentah, secara tidak langsung mempengaruhi harga minyak dan gas di

pasaran dunia, termasuk di Indonesia.

Pada tahun 2011, produksi batubara Sumatera Selatan meningkat

sebesar 30,64% dibandingkan tahun 2010, yaitu dari 15.324.532 ton pada

tahun 2010 menjadi 20.020.669,41 ton pada tahun 2011.

Tahun 2011, rasio elektrifikasi Sumatera Selatan mengalami

peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu sebesar 0,71% dimana pada

tahun 2010 rasio elektrifikasi sebesar 60,02% menjadi 60,73% pada tahun

2011. Angka ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar

62%.

Prioritas VII: Implementasi ICT (Information and Communication

Technology)

Urusan Perhubungan

Secara umum capaian urusan Perhubungan Tahun 2011 telah sesuai

dengan target RPJMD Tahun 2008-2013. Perbandingan capaian dan

realisasi indikator kinerja di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pertumbuhan Sarana, Prasarana Perhubungan meningkat 10 %,

dikarenakan pelaksanaan Program Lalu lintas angkutan jalan

melakukan beberapa kegiatan yaitu Pembangunan Terminal

Inderalaya, Pembelian Mobil Derek, serta Pengadaan Sarana Lalu

Lintas Jalan, Pembangunan prasarana penunjang didukung dengan

Program Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Program

Pengembangan Angkutan Sungai dan Program Pengembangan

Angkutan Udara, Program Pengembangan Angkutan Sungai Danau

dan Penyeberangan.

2) Jumlah Produksi Angkutan Penumpang, meliputi :

a. Angkutan Udara pada tahun 2011 meningkat sebanyak 377.614

orang. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu bertambahnya

jalur penerbangan ke Palembang, banyak kegiatan nasional

dilaksanakan di Palembang serta tempat pembukaan dan

penutupan SEA Games ke 26 dan dilaksanakan program

pengembangan angkutan udara yaitu sosialisasi keselamatan

transportasi.

b. Angkutan Sungai, danau dan penyeberangan naik sebanyak 72.971

orang, disebabkan banyaknya tujuan ke Bangka menggunakan feri dan

Page 55: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 55

dilaksanakan Program Pengembangan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan.

c. Angkutan Laut terjadi kenaikan signifikan sebanyak 486.298

orang, bertambahnya operator kapal cepat melayani tujuan

Bangka dan Batam. Untuk pengembangan angkutan laut Dinas

Perhubungan Komunikasi dan informatika Provinsi Sumatera

Selatan merencanakan pembangunan laut di Tanjung Api Api

guna menampung kelebihan angkutan di Boombaru.

d. Angkutan Darat menurun sebanyak 6.172.506 orang, dikarenakan

kondisi jalan banyak yang rusak serta jauhnya jarak tempuh

sehingga menyebabkan terlalu lama melakukan perjalanan darat

dan menjamurnya airline tujuan Palembang.

e. Angkutan Kereta Api meningkat sebanyak 49.672 orang. Hal ini

disebabkan meningkatnya arus lalu lintas angkutan batubara,

sehingga masyarakat merasa lebih cepat dan aman sampai ke

tempat tujuan menggunakan angkutan kereta api. Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera

Selatan telah melaksanakan Program Peningkatan Angkutan

Kereta Api yaitu peningkatan pengelolaan terminal stasiun kereta

api UNSRI Inderalaya dan Peningkatan Pengawasan dan

pelayanan KRD/Railbus.

3) Jumlah Produksi Angkutan Barang

a. Angkutan Udara meningkat sebanyak 2.663 ton. Hal ini

disebabkan bertambahnya jumlah penerbangan tujuan

Palembang baik itu dari Jakarta, Bangka, Batam, Riau serta

kecendrungan masyarakat memilih angkutan udara untuk

pengiriman barang. Untuk program angkutan udara

dilaksanakan pengawasan dan pembinaan bandara,

pemeliharaan X Ray di ruang VIP bandara.

b. Angkutan Sungai, danau dan penyeberangan menurun

sebanyak 126.823 ton. Hal ini disebabkan tingginya ombak di

muara Sungai Musi sehingga tertunda keberangkatan kapal

feri.

c. Angkutan Laut menurun sebanyak 2.721.372 ton.

d. Angkutan Darat naik sebanyak 1.843.938 ton, dikarenakan

banyak bahan untuk pelengkap SEA Games diangkut melalui

jalur darat.

e. Angkutan Kereta Api naik sebanyak 1.560.673, dikarenakan

tambahan angkutan batubara menggunakan kereta api.

Page 56: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 56

Urusan Komunikasi dan Informatika

Sesuai dengan target RPJMD Tahun 2008-2013 urusan komunikasi

dan informatika yaitu terwujudnya jaringan informasi dan komunikasi yang

merata seluruh wilayah. Secara umum capaian sasaran ini belum tercapai

dengan baik, karena belum secara keseluruhan indikator kinerja sasaran

terealisasi 100 %. Adapun capaian indikator kinerja yang belum mencapai

target yaitu :

a. Indikator Penerapan ICT terhadap pelayanan Publik 41,67%, ini belum

sepenuhnya mencapai sasaran. Adapun program-program yang

dilaksanakan adalah penyebaran jaringan internet di Kabupaten/Kota,

program kerjasama informasi dan media massa, program

pengembangan pos dan telekomunikasi, dan program pengembangan

aplikasi telekomunikasi.

b. Persentase Jumlah Desa yang Dapat Dilayani Jaringan Pos,

Telekomunikasi dan Informatika 80%. Hal ini disebabkan belum

terkoneksinya jaringan IT di Kabupaten/Kota se-Sumsel. Untuk itu

dilaksanakan program kerjasama informasi dan media massa, dan

program pengembangan pos dan telekomunikasi, dilaksanakan

program pengembangan aplikasi telekomunikasi.

c. Penerapan ICT di Provinsi Sumatera Selatan belum terlaksana

dikarenakan dalam proses pengadaan barang/jasa belum

menggunakan e- Procurement.

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai sasaran yaitu kebijakan,

program dan kegiatan sudah efektif. Hal ini dapat dilihat pada capaian

indikator sasaran rata-rata 148,33%. Capaian indikator yang mendukung

sasaran ini adalah Penerapan ICT di Provinsi Sumatera Selatan 25%.

Capaian ini telah sesuai dengan target Tahun 2011 melalui program

pengembangan aplikasi telekomunikasi.

Penerapan ICT Provinsi Sumsel melalui Dinas Perhubungan

Komunikasi dan informatika Propinsi Sumsel melaksanakan beberapa

kegiatan untuk menunjang pelayan publik 20% pertahun seperti

pembangunan jaringan IT di Kabupaten/Kota.

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja:

1. Penerapan ICT terhadap pelayanan publik naik 20% dan jumlah desa

yang dapat dilayani jaringan pos, telekomunikasi dan informatika naik

10% di karenakan sebagian telah terkoneksinya jaringan IT.

Page 57: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 57

2. Penerapan ICT di Provinsi Sumatera Selatan meningkat 15%,

dikarenakan program yang mendukung indikator kinerja ini baru

dilaksanakan pada tahun 2011.

Beberapa keberhasilan dan prestasi pelaksanaan pembangunan

yang dicapai dalam kurun waktu tahun 2009 hingga saat ini antara lain

adalah:

1. Pemenuhan janji politik tercepat, yakni 83 (delapan pulug tiga) hari

mewujudkan program sekolah gratis dan 89 (delapan puluh sembilan)

hari mewujudkan program berobat gratis.

2. Terpenuhinya wajib belajar 9 (sembilan) tahun secara tuntas paripurna.

3. Pertumbuhan ekonomi yang senantiasa meningkat setiap tahun secara

siginifikan, yakni 4,1% tahun 2009 menjadi 5,4% tahun 2010 dan meningkat

kembali menjadi 6,5% tahun 2011.

4. Pengurangan pengangguran menurun setiap tahun dari 7,61% tahun

2009 menjadi 6,55% tahun 2010 dan menurun lagi menjadi 6,4% tahun

2011.

5. Tingkat kemiskinan yang menurun dari 16,28% tahun 2009 menjadi

15,47% tahun 2010 dan menurun lagi menjadi 14% tahun 2011.

6. Peningkatan anggaran daerah (APBD) secara sangat siginifikan setiap

tahun dari Rp. 2,9 triliun tahun 2009 menjadi Rp. 3,4 triliun tahun 2010

dan meningkat lagi menjadi Rp. 4,1 tahun 2011 dan sebesar Rp. 5,1

triliun pada tahun 2012 saat ini.

7. Provinsi dengan komitmen terbaik dalam kepedulian pengembangan bahan olah karet

(bokar).

8. Prestasi dalam Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010.

9. Penghargaan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah terbaik

tingkat Nasional.

10. Pembinaan PNPM terbaik Nasional.

11. Pelaksanaan Jambore Nasional Pramuka ke IX pada tahun 2011.

12. Pelaksanaan South East Asia (SEA) Games ke XXVI pada tahun 2011.

13. Anugerah Pangripta Nusantara 2011 sebagai daerah dengan

perencanaan pembangunan terbaik tingkat Nasional.

14. Penghargaan sebagai daerah yang berhasil menarik investasi (Regional

Champions).

15. Pengendalian kebakaran hutan terbaik nasional.

16. Anugerah Iptek Pranata Litbang (Prayogasala) untuk daerah dengan

litbang terbaik nasional.

17. Adiupaya Puritama untuk daerah terbaik membangun perumahan

rakyat.

Page 58: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 58

18. Anugerah Prabawa karena berjasa luar biasa dalam pembangunan

sektor energi dan sumber daya mineral.

19. Manggala Karya Bhakti Husada atas kontribusi dan komitmen

meningkatkan sumber daya manusia kesehatan.

20. Distinguished Leadership Sports Award atas jasa dan kegigihan

membangun sarana olahraga bertaraf internasional di atas rawa-rawa

dalam waktu singkat.

21. Wana Lestari atas keberhasilan menjaga konservasi hutan.

22. Transmigration Award sebagai prestasi dalam pembangunan

ketransmigrasian.

23. Penghargaan di bidang pertanian sebagari daerah yang bebas

penyakit Brucellosis.

24. Penghargaan BNPB Award atas komitmen daerah yang tinggi dalam

penanggulangan bencana.

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Provinsi Sumatera

Selatan dan menjadi tantangan dalam mewujudkan Visi Pembangunan

Sumatera Selatan 2008-2013 dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Dalam Konteks Ketahanan Pangan, pembangunan di Provinsi

Sumatera Selatan dihadapkan pada permasalahan mengenai dampak

perubahan iklim yang menyebabkan adanya ketidakpastian serta

mengganggu musim tanam dan produksi maupun produktivitas

pertanian. Selain itu, adanya kompetisi antara sumber energi dan

sumber pangan sehingga mengganggu ketersediaan pangan.

2. Dalam Konteks Sosial dan Ekonomi, dengan laju pertumbuhan

ekonomi Provinsi Sumatera Selatan rata-rata 6,43 persen pada tahun

2007-2010 masih belum menyelesaikan permasalahan utama dalam

pembangunan yaitu permasalahan kemiskinan dan pengangguran.

Angka tingkat kemiskinan hingga tahun 2010 masih sebesar 15,47

persen dan angka tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,65 persen.

Dengan kondisi tersebut, kebijkan pembangunan yang bersifat

mendukung perluasan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan

harus mendapatkan perhatian yang lebih besar. Hal lain yang menjadi

masalah adalah terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap

pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan yang merupakan isu utama

yang harus segera diatasi dengan pemerataan pembangunan

Page 59: BAB II - bappeda.sumselprov.go.id · kota serta terdiri dari 217 kecamatan (Gambar 2.1). Dan secara hidrologi, Dan secara hidrologi, Sumatera Selatan dilalui oleh sembilan sungai

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 II - 59

infrastruktur pendidikan dan kesehatan di seluruh wilayah Provinsi

sumatera Selatan.

3. Dalam Konteks Pembangunan Lingkungan Hidup, pembangunan di

Provinsi Sumatera Selatan dihadapkan dengan terjadinya perubahan

tata guna lahan yang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.

Permasalahan lingkungan hidup terjadi karena adanya faktor manusia

dan aktivitasnya, jumlah penduduk yang tinggi mengakibatkan

meningkatnya kebutuhan akan lahan sedangkan lahan yang tersedia

sangat terbatas. Dengan adanya kebutuhan akan lahan tersebut

memicu terjadinya alih fungsi lahan yang mengakibatkan semakin

luasnya lahan kritis. Selain itu kerusakan lingkungan ini juga berpotensi

mendatangkan bencana alam.

4. Dalam Konteks Pembangunan Prasarana Wilayah, pembangunan di

Provinsi Sumatera Selatan masih diperlukan peningkatan pelayanan

jaringan transportasi antar dan intra wilayah yang masih terbatas yang

dapat diatasi dengan dukungan pembangunan infrastruktur

transportasi (jalur kereta api, jalan dan jembatan) secara merata di

seluruh wilayah. Potensi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan yang

tinggi akan dapat dimanfaatkan secara optimal serta dapat

dioptimalkan dalam mendukung pengembangan koridor Sumatera

apabila didukung dengan pembangunan infrastruktur utama

transportasi wilayah yang baik di Sumatera Selatan. Selain

permasalahan transportasi, terbatasnya jaringan irigasi kapasitas dan

ketersediaan sumberdaya energi (listrik dan gas) juga menjadi

permasalahan yang harus segera diatasi oleh Provinsi Sumatera

Selatan.

5. Dalam Konteks Permasalahan Khusus, pola persebaran investasi untuk

PMA dan PMDN Sumatera Selatan belum merata dan menunjukkan

ketimpangan yang cukup tinggi antarwilayah Kabupaten/Kota. Selain

itu adanya disparitas pembangunan wilayah di Sumatera Selatan harus

segera diatasi sehingga tidak ada lagi wilayah Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Selatan yang masuk dalam kategori daerah

tertinggal.