25
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus (Sarwono,1999 :435) Tifus abdominalis adalah penyakitinfeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, ganguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000 : 432) Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella paratyphi dan penyakit ini mempunyai tanda khas berupa demam, toksemia, nyeri perut, mual rasa kembung, pembesaran limfe (Soedarto, 1998). Jadi tifus abdomilis adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan ditandai adanya demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi. B. Anatomi dan Fisologi

BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus (Sarwono,1999

:435)

Tifus abdominalis adalah penyakitinfeksi akut yang biasanya mengenai saluran

cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, ganguan pada saluran cerna dan gangguan

kesadaran (Mansjoer, 2000 : 432)

Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella

paratyphi dan penyakit ini mempunyai tanda khas berupa demam, toksemia, nyeri perut,

mual rasa kembung, pembesaran limfe (Soedarto, 1998).

Jadi tifus abdomilis adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran

pencernaan ditandai adanya demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran cerna

dan gangguan kesadaran yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi.

B. Anatomi dan Fisologi

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

pilorus sampai kutub ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 2,5 meter.

Usus ini mengisi bagian tengah dan baeah rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris

tengah sekiatar 3,8 cm, tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya semakin

mengecil berkurang sampai menjadi 2,5 cm, usus halus dibagi menjadi duodenum,

jejenum dan ileum.

Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejenum, kira-

kira dari sisa usus halus adalah jejenum, dan tiga perlima bagian terminalnya adalah

ileum. Jejenum terletak di regio abdominalis media sebelah kiri, sedangkan ieleum

cenderung terletak di regio bawah kanan. Masuknya kimus ke dalam usus halus diatur

oleh sfingter pilorus, sedangkan pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus

besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga mencegah refluks isi usus besar

ke dalam usus halus.

Dinding usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar. Yang paling luar, atau lapisa

serosa, dibentuk oleh peritoneum. Paritoneum mempunyai lapisa viseral dan pariteral,

dan ruang terletak diantara lapisan lapisan ini dinamakan rongga peritoneum. Salah satu

fungsi penting peritoneum adalah mencegah pergesekan antara organ-organ yuang

berdekatan, dengan mensekresikan cairan serosa yang berperan sebagai pelumas.

Otot yang meliputi usus halus mempunyai dua lapisan yaitu serabut luar terdiri

atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis, dan lapisan dalam berupa serabut

serabut sirkuler. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan penyambung, sedangkan lapisan

mukosa bagian dalam tebal, banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Lapisan mukosa dan submukosa membebtuk lipatan-lipatan sirkuler yang

dinamakan valvula kaniventes yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3 sampai 10 mm.

lipatan-lipatan ini nyata pada duodenum dan jejenum dan menghilang dekat pertengahan

ileum. Adanya lipatan-lipatan ini menyebabkan gambaran usus halus yang menyerupai

bulu. Vili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukrosa ayang jumlahnya

sekitar empat atau lima juta dan terdapat di sepanjang usus halus. Tiap-tiap vilus terdiri

atas limfe sentral yang dinamakan lakteral yang dikelilingi oleh jalinan kaliper dalam

jaringan limfoid. Di sekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang dinamakan kripta

lieberkuhn. Kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilan sekret yang

mengandung enzim-enzim pencernaan. Usus halus diperdarahi dari arteri selika.

Usus halus dipersarafi oleh cabang- cabang kedua sistem saraf otonom.

Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan pergerakan, sedangkan

rangsangan simpatis menghambat pergerakan usus. Suplai saraf intrinsik, yang

menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus auerbach yang terletak pada lapisa

muskaluris, dan pleksus meissner dilapisan submukrosa (price, 1995 : 384-391, Evelyn,

2002 : 188- 190).

Pada penyakit tifus abdominalis kuman salmonela typhi menyerang usus halus

yang ditandai dengan peradangan usus halus. Peradangan pada usus halus dapat

mengenai salah satu atau semua lapisan gastro intestinal. Kelainan ini terutama mengenai

lapisan mukosa usus halus. Peradangan pada penyakit ini timbul sebagai lesi-lesi

granulomatasa berbatas tegas dengan pola terpisah-pisah di selruh bagian usus yang

terkena. Pada peradangan kronik, timbul jaringan ikat dan fibrosis sehingga usus menjadi

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

kaku atau tidak fleksibel. Apabila fibrosis terjadi di usus halus, maka penyerapan zat-zat

gizi akan terganggu ( Sarwono, 1999 : 436, price, 1995 : 289- 391).

Gambar pada halaman selanjutnya

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

C. Etiologi

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Etilogi tifus abdominalis adalah Salmonella Paratyphi B dan Salmonela Paratyphi

C (Sarwono, 1999 : 436).

Etilogi dari tifus abdominalis adalah Salmonela Typhi : basil gram negative,

bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya empat

macam antigen, yaitu antigen O (somatik), H (flagella), dan protein membran hialin

(Mansjoer, 2000 : 432).

D. Patofisiologi

Kuman Salmonela typhi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh oleh asam lambung dan

sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi pendarahan dan

perforasi dapat terjadi. Kuman Salmonella typhi kemudian menembus kelamina propia,

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentrial yang juga mengalami

hipertrofi, setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhi masuk aliran

darah melalui ductus thoracicus.

Kuman- kuman Salmonella typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dan

usus. Salmonella typhi bersarang di plaque peyeri, limpa, hati dan bagian- bagian dari

dari sistem retikulo endotelial, yang menyebabkan hati dan limfa membesar sehingga

menekan organ sekitar. Kuman melalui aliran darah menyebar ke seluruh tubuh

kemudian mengeluarkan endotoksin. Endotoksin Salmonella typhi berperan pada

patogenis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhi berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

karena Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

Kuman Salmonella typhi menyerang usus halus yang kemudian menyebabkan

iritasi dan nekrosis pada usus halus. Jika terjadi penurunan produk mukus yang

disebabkan karena aliran darah ke usus menurun sehingga terjadi hipoksia lapisan

mukrosa, cedera atau kematian sel-sel penghasil mukus hal ini dapat menyebabkan ulkus

atau tukak pada plaque peyeri. Iritasi dan nekrosis pada usus halus oleh suatu patogen

mempengaruhi lapisan mukosa usus sehinga terjadi peningkatan produk- produk

sekretorik, termasuk mukus. Peningkatan produksi sekresi dapat menyebabkan motilitas

usus terganggu dan dapat mengakinbatkan peningkatan atau penurunan peristaltik

(Sarwono, 1999 : 436 dan Corwin, 2001 : 519- 522).

E. Manifestasi Klinis

Manisfestasi klinis tifus abdominalis berlangsung 10 sampai 14 hari. Gejala-

gejala yang timbul sangat bervariasi. Gambaran penyakit ini bervariasi dari penyakit

ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi

dan kematian. Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan

penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,

anoreksia, mual-mual, muntah, abstipasi, atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk

dan epistaksis.

Pada minggu kedua gejala-gejala memenjadi lebih jelas berupa demam,

bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi, dan ujung merah serta tremor).

Hepatomegali, splenomegali) Sarwono, 1994-436.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

F. Komplikasi

1. Pada Usus Halus

a. Pendarahan Usus

Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin.

Jika pendarahan banyak terjadi melena, dapat disertai nyeri perut dengan tanda-

tanda renjatan.

b. Perforasi Otot

Timbul biasanya pada mingu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal

ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila

terdapat udara di rongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat

udara diantara hati dan diafragma.

c. Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan

gejala abdomen akut, yaitu perut yang hebat, dinding abdomen tegang (defense

musculair) dan nyeri tekan.

2. Di luar Usus

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia), yaitu meningitis,

kolesistis, ensefalopati dan lain-lain. Terjadi karena infeksi sekunder, yaitu

bronkopneumonia.

G. PENTALAKSANAAN KLINIS

Pengobatan demam tifoid terdiri atas 3 bagian yaitu :

1. Perawatan

Pasien demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan

pengobatan. Pasien harus tirah berbaring absolut sampai minimal 7 hari bebas

demam atau kurang lebih selama 14 hari.

Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan

usus atau perforasi usus. Mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap, sesuai

dengan pulihnya kekuatan pasien.

Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus berubah-ubah

pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari kompllikasi pneunomia hipostatik

dan dekubitus.

Defekasi dan buang air kecil perlu diperahatikan karena kadang terjadi obstipasi

dan retensi air kemih.

2. Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan kalori dan tinggi protein. Bahan

makanan tidak boleh banyak mengandung serat, tidak mer ngsang dan tidak

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

menimbulkan gas. Susu 2 kali sehari. Bila kesadaran menurun diberikan makanan

cair melaluio sode lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan baik dapat juga di

berikan makanan lunak.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu

nasi dengan lauk pauk rendah selulosa ( pantang sayuran dengan serat kasar)

dapat diberikan dengan aman.

3. Obat

Obat-obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah :

a. Kloramfenikol

Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam lebih cepat

dibanding kan dengan kloramfenikol. Dosis untuk orang dewasa 4 x500 mg

sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas demam. Dengan penggunaan

kloramfenikol demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5 hari

b. Tiamfenikol

Dosis dan efektifitas tiamfenikol pada demam tifoid sama dengan

kloramfenikol komplikasi pada hematotogis pada penggunaan tiamfenikol

lebih jarang dari pada kloramfenikol. Dengan tiamfenikol demam pada

demam tifoid turun setelah rata-rata 5-6 hari.

c. Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Dosis itu orang dewasa, 2kali 2tablet sehari, digunakan sampai 7hari bebas

demam (1 tablet mengandung 80 mg tranitropin dan 400 mg sulfametoksasol).

Dengan kontrimotoksasol demam pada demam tifoid turun rata-rata setela5-6

hari.

d. Ampicillin dan Amoksilin

Indikasi mutlak penggunaanya adalah pasien demam tifoid dengan

leokopenia. Dosis yang dianjurkan berkisar antara 75-150 mg/kg berat badan

sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam. Dengan ampicillin dan

amoksiilin demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 7-9 hari

e. Sefa’osforin generasi ketiga

Beberapa uji klinis menunjukan sefalosporin generasi ketiga antara lain

sefiperazon, seftriakson dan cefotaksim untuk demam typid.tetapi dan lama

pemberian yang optimal belum dengan pasti.

f. Fluorokinolon

Fuorokinolon efekitf untuk demam tifoid, tetapi demam dan lama pemberian

yang optimal belum diketahui dengan pasti.

Obat-obat Simtomatik

1. Antipiretika

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien demam tifoid ,

karena tidak dapat berguna

2. Kortikosteroid

Pasien yang toksik dapat diberikan kortikostiroid oral atau parenteral dalam dosis

yang menurun secara bertahap (Tapering Off) selama 5 hari. Hasilnya biasanya

sangat memuaskan, kesadaran pasien menjadi jernih dan suhu badan cepat turun

sampai normal. Akan tetapi kortikosteroid tidak boleh diberikan tanpa indikasi,

karena dapat menyelesaikan perdarahan intestinal dan relaps.

H. Fokus Pengkajian

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala

- Kelemahan. Kelelahan, malaise, cepat lelah.

- Perasaan gelisah dan ansietas.

- Pembatasan aktivitas / kerja sehubungan dengan proses penyakit.

2. Integritas Ego

Gejala

- Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tidak berdaya.

Tanda

- Menolak, perhatian menyempit, depresi.

3. Eliminasi

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Gejala

- Epeisode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak

terkontrol, feses lembek dan semi cair, bau busuk dan berlemak (steatorea)

4. Makanan dan Cairan

Gejala

- Anoreksia, mual/ muntah.

- Penurunan berat badan.

- Tidak toleran pada diet/ sensitif, misalnya : produk susu, makanan-makanan

berlemak.

Tanda

- Penurunan lemak subkuatan/ massa otot.

- Kelemahan tonus otot buruk.

5. Higiene

Tanda

- Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

Bau badan.

6. Nyeri / Kenyamanan

Gejala

- Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah atau

abdomen tengah bawah.

- Titik nyeri berpindah.

- Nyeri mata, fotofobia

Tanda

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

- Nyeri tekan abdomen/ distensi.

7. Interaksi sosial

Gejala

- Masalah hubungan / peran sehubungan dengan kondisi ketidakmampuan aktif

secara sosial.

8. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala

- Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi/ infeksi usus.

9. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

a) Pemerisaan leukosit

Pada kebanyakan kasus demam tifoid, jumlah leukosit pada sediaan darah repi

berada dalam batas-batas normal, malahan kadang-kadang terdapat

leukopenia. Walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder.

b) Pemerisaan SGOT dan SGPT seringkali menungkat, tetapi kembali normal

setelah sembuh dari demam tifoid.

c) Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi agluitinasi antara antigen dan antibodi

(agluitinin). Pada infeksi yang aktif, titer uji widal akan meningkatkan pada

pemiraksaan ulang yang dilakukan selang- seling paling sedikit 5 hari. Makin

tinggi titernya, makin besar kemungkinan pasien menderita demam tifoid.

Agluitinin yang menentukan diagnosis adalah agluitinin O dan agluitinin H.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

d) Biakan empedu basil Salmonella typhosa dapat ditentukan dalam darah

pasien pada minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering ditemukan dalam

urine dan feses. (Sarwono, 1999 : 436- 437).

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

J. Fokus Intervensi

1. Hipertermia berhubungan denga erusakan kontrol suhu sekunder ajibat infeksi (

Carpento, 2001 : 21)

Tujuan : sehu tubuh dap

Kriteria hasil : suhu tubuh pas

Rencana tindakan

1. Pantau suhu pasien (dera

Rasional: suhu 38,9 – 1

demam dapat memban

berakhir lebih dari 24 ja

scarlet atau tipoid.

2. Panta

tidur, sesuai indikasi

Rasional: suhu lingk

mempertahankan suhu m

3. Berik

alkohol

Rasional: dapat memba

es mungkin menyebabk

alkohol dapat mengering

 n

a

ie

j

oC

tu

m

u

un

e

a

nt

a

k

t dipertahankan dalam batas normal.

n 36-37 derajat celcius.

at dan pola) perhatikan menggigil.

menunjukkan proses penyakit infeksi akat. Poa

dalam diagnosis, mis kurva demam lanjut

menunjukkan pneumonia pnemokokal, demam

suhu lingkungan, batasi/tambah linen tempat

gan/ jumlah selimut harus diubah untuk

ndekati normal.

n kompres mandi hangat, hindari penggunaan

u mengurangi demam (penggunaan alkohol/ air

n peniongkatan suhu secara actual. Selain itu

an kulit.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

4. Kolaborasi pemberian antipiretik

Digunakan untuk mengurangi demam untuk aksi sentralnya pada

hipotalamus. Meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi

pertumbuhan oranisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang

terinfeksi.

5. Berikan selimut dingin

Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari

39,5 – 40oC pada waktu terjadi kerusakan / gangguan pada otak

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

mual sekunder terhadap tifus abdominalis ( Carpenito, 2001 : 259)

Tujuan : intake nutrisi dapat dipertahankan secara adekuat.

a. Kriteria hasil :

1. Berat badan bertambah sesuai dengan berat badan ideal

2. Nafsu makan meningkat

3. Tidak lesu

b.Rencana tindakan

1. Timbang berat badan setiap hari

Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan

diet/ keefektifan terapi

2. Dorongan tirah baring dan atau pembatasan aktivitas

selama fase sakit akut

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Rasional: menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan

kalori dan simpanan energi

3. Anjurkan istirahat sebelum makan

Rasional: menenangkan peristaltic dan meningkatkan rasa makanan.

4. Berikan kebersihan oral

Rasional: mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan

5. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan,

dengan situasi tidak terburu-buru, temani.

Rasional: lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih

kondusif untuk makan.

6. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus

Rasional : mencegah serangan akut/ eksaserbasi gejala.

7. Catat masukan dan perubahan simtologi

Rasional : memberikan rasa kontrol pada pasien dan kesempatan untuk

memilih makanan yang yang diinginkan/ dinikmati dapat meningkatkan

masukan.

8. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diet.

Rasional: keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut

makan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.

9. Pertahanan puasa sesuai indikasi

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Rasional: Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare di mana

menyebabkan melabsorsi/ kehilangan nutrient.

10. Kolaborasi nutrisi pareneral total, tetapi IV sesuai indikasi.

Rasional: program ini mengistirahatkan saluran GI sementara memberikan

nutrisi penuh.

3. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan organ=organ sekitar oleh pembesaran

hati dan limfa (Carpenito, 2001 : 46- 47)

Tujuan : nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil : 1. Ekspresi wajah rileks

2. Nyeri hilang atau berkurang

Rencana tindakan:

1. Dorongan pasien untuk melaporkan nyeri

Rasional: mencoba untuk mentoleransi nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas

(skala 0-10). Selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.

2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas (skala

0-10). Selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri

3. Catat petunjuk non verbal, gelisah, menolak untuk bergerak, berhati-hati

dengan abdomen, menarik diri dan depresi. Selidiki perbedaan petunjuk

verbal dan non verbal.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Rasional: bahasa tubuh/petunjuk non verbal dapat secara psikologis dan

fisiologis dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk

mengidentifikasi luas/ beratnya masalah.

4. Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.

Rasional: Dapat menunjukkan dengan tepat pecetus dan faktor pemberat

seperti stress, tidak toleran terhadap makanan atau mengidentifikasi terjadinya

komplikasi.

5. Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, mis, lutut fleksi.

Rasional: Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.

6. Berikan tindakan nyaman (mis, pijatan punggung, ubah posisi) dan aktivitas

senggang.

Rasional: Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan

meningkatkan kemampuan koping.

7. Bersihhkan area rectal dengan sabun ringan dan air atau lap setelah defeksi

dan memberikan perawatan kulit, mis, salep, jel, jeli minyak.

Rasional : Melindungi kulit dari asam usus, mencegah eksoriasi.

8. Berikan redam duduk dengan tepat

Rasional: Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pada adanya iritasi

fisura perianal.

9. Observasi/ catat distensi abdomen peningkatan suhu, penurunan TD

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Rasional : Dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi,

edema, dan jaringan parut.

10. Kolaborasi pemberian diet sesuai resep, mis. Memberikan cairan dan

meningkatkan makanan padat sesuai toleransi.

Rasional: Istirahat usus penudh dapat menurunkan nyeri, kram.

11. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgetik, antikolinergik, anodin

supositoria)

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

sekunder terhadap infeksi Salmonella typhi

(Carpenito, 1998: 2-7)

Tujuan : kebutuhan aktivitas terpenuhi.

a. Kriteria hasil :

makan dan berpakaian sendiri

pasien tampak aktif (tidak lemas)

pasien mengatakan badan tidak lemas

b. Rancana tindakan:

1. Tingkatkan tirah baring/ duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi

pengunjung sesuai keperluan.

Rasional: Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi

yang digunakan untuk menyembuhkan. Aktivitas dan posisi duduk tegak

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

diyakini menurunkan aliran darah ke kaki yang mencegah sirkulasi

optimal ke sel hati.

2. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik

Rasional : Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang

gerak sendi aktif/ pasif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat

terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat

4. Dorong penggunaan teknik manajemen stress. Contoh relaksasi progresif,

visualisasi, bimbingan, imajinasi. Berikan aktivitas hiburan yang tepat ,

contoh menonton TV, radio, Membaca.

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan

kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.

5. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.

Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi/ eksaserbasi penyakit,

memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.

6. Berikan obat sesuai indikasi : sedative, agen antiansietas, contoh diazepam

(valium), lorazepam (Atifan)

Rasional : Mkembantu dalam manajemen kebutuhan tidur. Penggunaan

barbiturate dan tranquilizer seperti Compazine dan thorazine

dikontraindikasikan sehubungan dengan efek hepatotoksik.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek tekanan atau

imobilitas sekunder akibat nyeri, (Carpenito. 2001 : 404)

Tujuan : kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

a. Kriteria hasil :

1. Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit

halus, kenyal dan utuh.

2. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

b. Rencana tindakan:

1. Observasi kemerahan, pucat, eksoriasi

Rasional: area ini meningkat resionya untuk kerusakan, jadi memerlukan

pengobatan lebih intensif.

2. Dorongan mandi tiap 2 hari sekali, pengganti mar ditiap hari.

Rasional: Sering mansdi membuat kekeringan pada kulit.

3. Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.

Rasional: Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.

4. Pijat kulit, khususnya pda penonjolan tulang.

Rasional: Memperbaiki sirkulasi pada kulit dan perfusi kulit dengan

mencegah tekanan pada jaringan

5. Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk

mempertahankan aktivitasnya.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah

tekanan pada jaringan

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

6. Tekankan pentingnya masukan nutrisi/ cairan adekuat

Rasional : Perhatikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondusi kulit.

6. Perubahan pola eliminasi usus berhubungan dengan inflamasi sekunder terhadap

tipus abdominalis ( Carpenito, 1998 : 23)

Tujuan : mendapatkan kembali fungsi usus normal.

c. Kriteria hasil : BAB satu kali sehari, tidak encer, konsistensi, jumlah dan

faktor pencetus.

d. Rencana tindakan:

1. Observasi dan catat frekuensi defeksi, karakteristik, jumlah dan faktor

pencetus.

Rasional: Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji

beratnya episode.

2. Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur.

Rasional: Istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju

metabolisme bila infeksi atau pendarahan sebagai komplikasi. Defekasi

tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda dan dapat tak terkontrol, peningkatan

resiko inkontensia/ jatuh bila alat-alat tidak dalam jangkauan tangan.

3. Buang feses dengan cepat. Berikan pengharum ruangan.

Rasional : Menurunkan bau tidak sedap untuk menghindari rasa malu

pasien.

4. Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, mis. Sayuran

segar dan buah segar, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

Rasional: Menghindarkan iriatan meningkatkan istirahat usus.

5. Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap. Tawarkan minuman

jernih tiap jam, hindari minum dingin.

Rasional: Memberikan istirahat kolon dengan menhentikan atau

menurunkan rangsang makanan/ cairan. Makan kembali secara bertahap

cairan mencegah kram dan diare. Namun cairan dingin dapat

menimbulkan motilitas usus.

6. Berikan keempatan menyatakan frustasi sehubungan dengan proses

penyakit.

Rasional : Adanya penyakit dengan penyebab tidak diketahui sulit sembuh

dan yang memerlukan intervensi bedah dapat menimbulkan reaksi stress

yang dapat memperburuk situasi.

7. Observasi demam, takikardi, letargi, leukositosis, penurunan protein

serum, ansietas dan kelesuan.

Rasional : Tanda bahwa toksik mengkolon atau perforasi dan nperitonisis

akan terjadi/ telah terjadi memerlukan intervensi medik segera.

8. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi