18
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hakikat Matematika 2.1.1.1. Pengertian Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1) Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, Matematika dapat dibagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.2.1.1.2. Tujuan Matematika Sekolah Dasar Tujuan Matematika yang tercantum dalam pedoman penyusunan KTSP di SD/MI (2008: 4445) adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 2.1.1.3. Ruang Lingkup Matematika Materi pembelajaran Matematika untuk semua jenjang pendidikan meliputi: 1. Fakta (facts). 2. Pengertian (concepts). 3. Keterampilan penalaran.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Hakikat Matematika

2.1.1.1. Pengertian

Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang

berarti mempelajari. Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1) “Matematika

adalah ilmu logika tentang bentuk susunan besaran dan konsep-konsep yang

saling berhubungan satu sama lainnya, Matematika dapat dibagi ke dalam tiga

bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.”

2.1.1.2. Tujuan Matematika Sekolah Dasar

Tujuan Matematika yang tercantum dalam pedoman penyusunan KTSP di

SD/MI (2008: 44–45) adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai

berikut :

1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan Matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.1.1.3. Ruang Lingkup Matematika

Materi pembelajaran Matematika untuk semua jenjang pendidikan

meliputi:

1. Fakta (facts).

2. Pengertian (concepts).

3. Keterampilan penalaran.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

6

4. Keterampilan algoritmik.

5. Keterampilan menyelesaikan masalah Matematika.

Menurut Standar Isi (2006), ruang lingkup mata pelajaran Matematika

pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek:

1. Bilangan,

2. Geometri dan pengukuran,

3. Pengolahan data.

2.1.2. Teori Belajar

2.1.2.1. Pengertian

Menurut Slameto (2010: 2): belajar adalah proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.

2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget

Menurut Jean Piaget (dalam Erda Angraini, 2013) menyebutkan bahwa

struktur kognitif sebagai Skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema.

Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap

stimulus disebabkan karena bekerjanya schemata ini. Skemata ini berkembang

secara kronologis, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya,

sehingga individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih

lengkap dari pada ketika ia masih kecil.

Tahap perkembangan kognitif:

1. Tahap Sensorimotor (sejak lahir sampai dengan 2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui perbuatan

fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra).

2. Tahap Pra Operasi (2 tahun sampai dengan 7 tahun)

Ini merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit.

Operasi konkrit adalah berupa tindakan-tindakan kognitif seperti

mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda berdasarkan urutan

tertentu,dan membilang. Anak mulai menyusun konsep sederhana.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

7

3. Tahap Operasi Konkrit (7 tahun sampai dengan 11 tahun)

Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami konsep kekekalan,

kemampuan mengklasifikasi, mampu memandang suatu objek dari sudut

pandang yang berbeda secara objektif, dan mampu berfikir reversible (dapat

dibalik). Anak menggunakan tindakan yang telah diinteriorisasikan atau

pemikiran untuk memecahkan masalah dalam pengalaman mereka.

4. Tahap Operasi Formal (11 tahun dan seterusnya)

Tahap ini merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitas.

Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan menggunakan

hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan

objek atau peristiwanya langsung, dengan hanya menggunakan simbol-simbol,

ide-ide, abstraksi dan generalisasi. Anak dapat memikirkan situasi hipotesis

secara penuh.

2.1.2.3. Teori Belajar Jerome S. Bruner

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep Matematika. Menurut Bruner melalui teorinya mengungkapkan

bahwa dalam proses belajar siswa baiknya diberi kesempatan memanipulasi

benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik

oleh siswa dalam memahami suatu konsep Matematika. Melalui alat peraga yang

ditelitinya siswa akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur

yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Peran guru adalah :

1. Perlu memahami struktur pelajaran;

2. Pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri konsep-

konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar;

3. Pentingnya nilai berfikir induktif.

Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti

proses belajar secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dalam 3 tahap

(dalam Beetlestone, Florence. 2012) yaitu :

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

8

1. Tahap Enaktif

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara

langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek.

2. Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran

internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar

atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan

gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

3. Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol-

simbol atau lambang-lambang objek tertentu.

Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif, Bruner

mengemukakan teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran Matematika.

Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan oleh Bruner

mengemukakan empat teorema /dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran

Matematika yang masing-masing disebut “teorema atau dalil”. Keempat dalil

(dalam Erda Angraini, 2013 ) tersebut adalah :

a. Dalil Konstruksi / Penyusunan (Contruction theorem)

Di dalam teorema konstruksi dikatakan cara yang terbaik bagi seorang siswa

untuk mempelajari sesuatu atau prinsip dalam Matematika adalah dengan

mengkontruksi atau melakukan penyusunan sebuah representasi dari konsep

atau prinsip tersebut.

b. Dalil Notasi (Notation Theorem)

Menurut teorema notasi representase dari suatu materi Matematika akan lebih

mudah dipahami oleh siswa apabila di dalam representase itu digunakan notasi

yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.

c. Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contras and Variation Theorem)

Menurut teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa suatu konsep

Matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu

dikontraskan dengan konsep-konsep yang lain sehingga perbedaan antar

konsep itu dengan konsep-konsep yang lain menjadi jelas.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

9

d. Dalil Konektivitas dan Pengaitan (Conectivity Theorem)

Didalam teorema konektivitas disebut bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan

setiap keterampilan dalam Matematika berhubungan dengan konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan lain.

Bruner peduli terhadap proses belajar daripada hasil belajar, menurutnya

belajar merupakan faktor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan

dengan perolehan khusus, yaitu metode penemuan (dicovery). Discovery learning

dari Bruner merupakan model pengajaran yang melambangkan berdasarkan pada

pandangan kognitif tentang pembelajaran dalam prinsip konstruksitivis dan

discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri.

Adapun tahap-tahap penerapan belajar penemuan adalah :

1. Stimulus ( pemberian perangsang)

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

3. Data collection (pengumpulan data)

4. Data Prosessing (pengolahan data)

5. Verifikasi

6. Generalisasi

2.1.3. Pembelajaran

2.1.3.1. Pengertian

Dalam KBBI (2003) kata pembelajaran diartikan sebagai proses, cara,

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Kata ini berasal dari kata kerja

belajar yang berarti berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

2.1.3.2. Pembelajaran Matematika di SD

Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi yang akan

diajarkan dalam pembelajaran. Hakekat Matematika berkenaan dengan ide-ide,

struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang

logis, sehingga dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar Matematika adalah suatu

aktivitas mental yang tinggi untuk memahami arti dari struktur-struktur, konsep-

konsep kemudian menerapkannya dalam situasi nyata sehingga terjadi perubahan

tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

10

Kegiatan pembelajaran Matematika berorientasi pada upaya menerapkan

cara berpikir matematik. Sejalan dengan itu, pembelajaran Matematika merupakan

alat dan proses untuk membentuk pola pikir siswa dalam pemahaman suatu

pengertian/konsep maupun penalaran suatu hubungan dari pengertian-pengertian

itu. Selain itu, siswa dilatih untuk membuat terkaan, perkiraan, kecenderungan

berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-

contoh khusus. Melalui pembelajaran Matematika diharapkan agar siswa memiliki

kemampuan berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien.

Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai

12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir

untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan

objek yang bersifat konkret.

Menurut usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran

Matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat

peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga

lebih cepat dipahami dan dimengerti siswa. Proses pembelajaran pada fase

konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, dan selanjutnya abstrak.

Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran Matematika di SD mempunyai

perbedaan dengan pembelajaran SD lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

ciri-ciri pembelajaran Matematika SD sebagai berikut :

1. Pembelajaran Matematika menggunakan metode spiral.

Pendekatan spiral dalam pembelajaran Matematika merupakan pendekatan

dimana pembelajaran konsep atau suatu topik Matematika selalu mengkaitkan

atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya dapat

menjadi prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari suatu topik

Matematika. Topik baru yang dipelajari merupakan pendalaman dan perluasan

dari topik sebelumnya. Konsep diberikan dimulai dengan benda-benda konkrit

kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

11

abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam

Matematika.

2. Pembelajaran Matematika bertahap.

Materi pelajaran Matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari

konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu

pembelajaran Matematika dimulai dari yang konkret, ke semi konkret dan

akhirnya kepada konsep abstrak. Untuk mempermudah siswa memahami objek

Matematika maka benda-benda konkrit digunakan pada tahap konkrit,

kemudian ke gambar-gambar pada tahap semi konkrit dan akhirnya ke simbol-

simbol pada tahap abstrak.

3. Pembelajaran Matematika menggunakan metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap

perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran Matematika di SD

digunakan pendekatan induktif.

4. Pembelajaran Matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran Matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada

pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya.

Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di SD

pembelajaran Matematika dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang

selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

5. Pembelajaran Matematika hendaknya bermakna.

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran

yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar bermakna

aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi,

tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil ditemukan oleh siswa

melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara

deduktif pada jenjang selanjutnya.

Konsep-konsep Matematika tidak dapat diajarkan melalui definisi, tetapi

melalui contoh-contoh yang relevan. Guru hendaknya dapat membantu

pemahaman suatu konsep dengan pemberian contoh-contoh yang dapat

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

12

diterima kebenarannya secara intuitif. Artinya siswa dapat menerima

kebenaran itu dengan pemikiran yang sejalan dengan pengalaman yang sudah

dimilikinya. Pembelajaran suatu konsep perlu memperhatikan proses

terbentuknya konsep tersebut.

Dalam pembelajaran bermakna siswa mempelajari Matematika mulai dari

proses terbentuknya suatu konsep kemudian berlatih menerapkan dan

memanipulasi konsep-konsep tersebut pada situasi baru. Dengan pembelajaran

seperti ini, siswa terhindar dari verbalisme, karena dalam setiap hal yang

dilakukannya dalam kegiatan pembelajaran ia memahaminya mengapa

dilakukan dan bagaimana melakukannya. Oleh karena itu akan tumbuh

kesadaran tentang pentingnya belajar. Ia akan belajar dengan baik.

2.1.4. Model Pembelajaran Quantum Teaching

2.1.4.1. Pengertian

Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Menurut

Bobby DePorter (2005: 3), “Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-

macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.” Interaksi-

interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi

kesuksesan siswa. Quantum Teaching adalah sebuah strategi pembelajaran yang

bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik Quantum Learning, yang dalam

pelaksanaannya mendukung prinsip bahwa pembelajaran adalah sebuah sistem.

Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum

yaitu E = .

Keterangan :

E = energi (antusiasme, efektivitas, belajar-mengajar, semangat)

m = massa yaitu potensi diri (semua individu yang terlibat, situasi, materi,

fisik, akal, religi)

c = communication atau interaksi (hubungan yang tercipta di kelas,

optimalisasi komunikasi)

Prinsip model pembelajaran Quantum Teaching yaitu “Bawalah Dunia

Mereka ke dalam Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka”.

Prinsip tersebut menuntut guru memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

13

pembelajaran. Selain itu, guru harus membangun jembatan autentik memasuki

kehidupan siswa. Pemanfaatan pengalaman siswa merupakan salah satu cara yang

tepat agar siswa berperan aktif serta peluang bagi guru untuk membangun mindset

siswa. Pembelajaran ini akan memudahkan guru untuk membelajarkan siswa

untuk berfikir secara luas dan menyeluruh, teliti, kritis dan berfikir maju.

2.1.4.2. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut DePorter (2003: 7), Quantum Teaching memiliki lima prinsip,

atau kebenaran tetap. Serupa dengan Asas Utama, Bawalah Dunia Kita ke Dunia

Mereka, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka, prinsip-prinsip ini

mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang

guru bagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirimkan pesan

tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam penggubahan guru mempunyai tujuan.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang

akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh nama

untuk apa yang dipelajari.

d. Akui setiap usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari

kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, siswa patut mendapat

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri yang telah diraih.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik

mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

2.1.4.3. Rancangan Pengajaran Model Quantum Teaching

DePorter (2003: 88-89) kerangka perancangan pengajaran Quantum

Teaching adalah sebagai berikut:

a. Tumbuhkan

Menumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BagiKu”

(AMBAK) dan memanfaatkan kehidupan siswa.

b. Alami

Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti

semua siswa. Memberikan pengalaman belajar pada siswa, tumbuhkan

kebutuhan untuk mengetahui.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

14

c. Namai

Menamai kegiatan yang dilakukan selama proses belajar mengajar dengan

menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah masukan.

Berikan data, tepat saat minat memuncak.

d. Demonstrasi

Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.

Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman dengan

data baru, sehingga siswa dapat menghayati sebagai pengalaman pribadi.

e. Ulangi

Menunjuk siswa untuk mengulangi materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa

aku memang tahu ini”.

f. Rayakan

Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh siswa sebagai

pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, serta pemerolehan keterampilan dan

ilmu pengetahuan. Perayaan menambatkan belajar dengan asosiasi positif.

2.1.4.4. Faktor yang Mendukung KBM Quantum Teaching

Selain suasana dan kegiatan belajar mengajar, banyak faktor lain yang

ditawarkan dalam Quantum Teaching yang dapat mendukung suksesnya belajar

mengajar, diantaranya adalah:

a. Sifat-Sifat Guru

Sifat-sifat yang hendaknya dimiliki seorang guru adalah antusias, berwibawa,

positif, supel, humoris, luwes, menerima, fasih, tulus, spontan, menarik dan

tertarik, menganggap siswa mampu, menetapkan dan memelihara tanggapan

tinggi. Dalam berinteraksi dengan siswa guru lebih banyak senyum dengan

kelompok berkemampuan tinggi dan banyak ngobrol dengan akrab, gaya

berbicara lebih intelektual, penuh humor, menggunakan kosakata kompleks

dan bertindak lebih matang. Sedangkan dengan kelompok kemampuan rendah,

16 guru-guru yang sama cenderung berbicara lebih keras dan lambat,

menggunakan kosakata dasar dan kalimat mentah, jarang senyum dan

berinteraksi pada tingkat lebih instruksional dan otoriter. Sehingga dapat

dikatakan guru-guru memperlakukan siswa sesuai dengan bunyi cap mereka,

sebagai pelaku akademis tinggi atau rendah.

b. Komunikasi

Ada empat prinsip yang perlu diingat ketika berkomunikasi dengan siswa

ketika kegiatan belajar berlangsung dan memberi petunjuk ataupun

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

15

memberikan umpan balik, yaitu munculkan kesan, arahkan fokus, inklusif

(bersifat mengajak), dan spesifik (tepat sasaran). Selain itu perlu diperhatikan

pula komunikasi secara nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak

tubuh dan nada suara.

c. Memanfaatkan Peta Pikiran

Quantum Teaching memanfaatkan teknik mencatat yang efektif yang

dinamakan peta pikiran. Peta pikiran adalah teknik mencatat yang didasarkan

pada riset tentang bagaimana cara kerja otak dengan menggunakan citra visual

dan perangkat grafis lainnya. Peta pikiran bermanfaat karena fleksibel,

memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.

2.1.5. Motivasi

2.1.5.1. Pengertian

Menurut Schunk, Pintrich dan Meece (2012: 6), motivasi adalah suatu

proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas yang diarahkan pada

pencapaian tujuan. Motivasi dapat mempengaruhi apa yang dipelajari, kapan

waktu belajar, dan bagaimana cara belajar. Siswa yang termotivasi mempelajari

sebuah topik cenderung melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang diyakini

akan membantu dirinya belajar, seperti memperhatikan pelajaran secara seksama,

secara mental mengorganisasikan dan menghafal materi yang dipelajari, mencatat

untuk memfasilitasi aktivitas belajar berikutnya, memeriksa level pemahamannya,

dan meminta bantuan ketika dirinya tidak memahami materi tersebut

(Zimmerman dalam Schunk, Pintrich dan Meece, 2012: 7).

Menurut Schunk, Pintrich dan Meece (2012: 6) dalam bukunya Motivasi

dalam Pendidikan, motivasi terdiri dari 2 jenis yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik mengacu pada motivasi melibatkan diri dalam sebuah

aktivitas karena nilai/manfaat aktivitas itu sendiri (aktivitas itu sendiri

merupakan sebuah tujuan akhir). Individu-individu yang termotivasi secara

intrinsik mengerjakan tugas-tugas karena mereka mendapati bahwa tugas-tugas

tersebut menyenangkan.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi melibatkan diri dalam sebuah aktivitas

sebagai suatu cara mencapai sebuah tujuan. Individu-individu yang termotivasi

secara ekstrinsik mengerjakan tugas-tugas karena mereka meyakini bahwa

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

16

partisipasi tersebut akan menyebabkan berbagi konsekuensi yang diinginkan,

seperti mendapatkan hadiah, menerima pujian dari guru, atau terhindar dari

hukuman.

2.1.5.2. Metode Pengukuran

Menurut Schunk, Pintrich dan Meece (2012: 18), motivasi dapat diukur

dengan 3 cara yaitu:

1. Observasi Langsung

Observasi langsung mengacu pada contoh-contoh perilaku dari pilihan

tugas,usaha yang dikeluarkan, dan kegigihan. Berbagai perilaku ini merupakan

indikator motivasi yang valid asalkan hanya melibatkan sedikit inferensi pada

sisi pengamat. Akan tetapi, dengan hanya berfokus pada tindakan yang dapat

diamati, observasi langsung mungkin dangkal (tidak mendalam) dan tidak

sepenuhnya menangkap esensi motivasi. Observasi langsung mengabaikan

mengabaikan proses kognitif dan afektif yang mendasari perilaku termotivasi.

2. Penilaian skala oleh individu lain

Cara lain mengukur motivasi adalah dengan meminta para pengamat (yakni

para guru, para orang tua, para peneliti) melakukan penilaian skala terhadap

siswa pada berbagai karakteristik yang mengidentivikasi motivasi. Contoh

instrument penilaian skala berfokus pada persepsi control dan keterlibatan

siswa dalam pelaksanaan tugas-tugas akademis. Persepsi control siswa diukur

dengan menggunakan sebuah instrument pelaporan diri berisi 50 items, yang

terdiri dari tiga dimensi (keyakinan strategi, keyakinan kapasitas, keyakinan

control). Keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas diukur dengan sebuah

skala berisi 10 items, yakni guru melakukan penilaian skala terhadap siswa-

siswanya perihal observasi di kelas dan suasana emosi.

Salah satu keuntungan penilaian skala oleh individu lain adalah pengamat

mungkin bersikap lebih objektif terhadap siswa, dibandingkan dengan sikap

siswa terhadap dirinya sendiri.

3. Pelaporan diri

Pelaporan diri menangkap penilaian dan pernyataan individu mengenai dirinya

sendiri. Bentuk-bentuk pelaporan diri yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner menyajikan responden dengan item atau berbagai pertanyaan

yang menyakan tentang tindakan dan keyakinan dirinya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah bentuk kuesioner, yakni pewawancara

menyampaikan berbagai pertanyaan atau ide yang hendak didiskusikan, lalu

partisipan menjawab secara lisan.

c. Ingatan kembali yang terstimulasi

Sehubungan dengan ingatan kembali yang terstimulasi, individu

mengerjakan sebuah tugas dan kinerjanya difilmkan, yang sesudahnya ia

menonton filmnya dan mencoba mengingat kembali pemikirannya pada

waktu-waktu pengerjaan tugas yang berbeda.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

17

d. Penyuaraan pemikiran

Penyuaraan pemikiran mengacu pada verbalisasi pemikiran, tindakan, dan

emosi siswa sambil mengerjakan sebuah tugas.

e. Dialog

Dialog merupakan percakapan di antara dua atau lebih individu.

2.1.6. Hasil Belajar

2.1.6.1. Pengertian

Menurut Purwanto (2008:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku

seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu

dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar merupakan

hasil proses belajar atau proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan suatu bukti keberhasilan yang diperoleh siswa setelah siswa

melakukan proses belajar. Hasil belajar dapat berupa nilai, angka, atau huruf.

Semakin tinggi nilai atau angka atau huruf maka semakin tinggi juga hasil dari

belajar siswa.

2.1.6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sudjana (2011:39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh

siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari faktor dari dalam siswa itu sendiri

dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang

dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan

siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Seperti dikemukakan Clark dalam Sudjana (2011:39) bahwa hasil belajar

siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi

oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada

faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

18

2.2. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1

Penelitian yang Relevan

No Nama,

Tahun

Judul Hasil

1 Dyah Ayu

Poncowati

(2010)

Peningkatan Aktivitas

Belajar PKn melalui

Pendekatan Quantum

Teaching dengan

Metode Permainan

Simulasi Beberan pada

Siswa Kelas X A1

(Akuntansi) SMK

Negeri Pati Semester

Gasal 2010/2011

- Meningkatkan aktivitas

belajar siswa dari 17,95%

menjadi 86,83%,

- Meningkatkan ketuntasan

hasil belajar dengan KKM

7,00

- Pelaksanaan kegiatan

pembelajaran berlangsung

dalam suasana yang

menyenangkan.

2 Tatik

Harwining

(2010)

Penerapan Model

Quantum Teaching

pada Pembelajaran IPS

untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa

Kelas 4 Semester II

Kecamatan Mojotengah

Kabupaten Wonosobo

Tahun Ajaran

2010/2011

Peningkatan ketuntasan hasil

evaluasi dari tiap siklus pada

pembelajaran materi sumber

daya alam dan kegiatan

ekonomi. Peningkatan

ketuntasan tersebut terjadi

secara bertahap. Pada

kondisi awal KKM yang

ditentukan oleh sekolah

yaitu 60, ketuntasan belajar

siswa hanya mencapai 22%

yaitu dari 22 siswa hanya

terdapat 5 siswa yang telah

tuntas dalam belajar dengan

rata-rata nilai 53. Setelah

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

19

melaksanakan siklus I dan

siklus II serta adanya

perbaikan, ketuntasan belajar

mencapai 100%.

3 Z. M.

Zaenuri

(2009)

Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar IPA

dengan Model

Quantum Teaching

SiswaKelas VI Sekolah

Dasar Negeri 1

Kawasan Kec. Juwiring

Kab. Klaten Tahun

Pelajaran 2009/2010

Peningkatan prestasi belajar

yang signifikan pada

signifikansi 5%

dibandingkan dengan saat

dilaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model

ekspositori.

Dari dua penelitian terdahulu membuktikan bahwa model pembelajaran

Quantum Teaching dapat membantu proses pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Mengacu pada penelitian terdahulu, maka peneliti ingin

melakukan penelitian lagi dengan menggunakan model yang pembelajaran yang

sama. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang

dilakukan kali ini, dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Perbedaan tersebut pertama bahwa pada penelitian terdahulu, para peneliti

belum memasukkan variabel motivasi belajar sebagai salah satu variabel yang

diteliti. Artinya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum

Teaching, peneliti menduga tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar namun

juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Kedua, subyek penelitian. Pada

penelitian terdahulu subyek penelitiannya adalah siswa dari sekolah yang berbeda.

Penulis berasumsi bahwa perbedaan subyek, merupakan faktor lain yang akan

mempengaruhi prestasi belajar. Situasi sekolah yang berbeda, fasilitas yang

berbeda, tantangan masyarakat yang berbeda, demikian juga pola asuh dari

orangtua yang berbeda karena budaya yang berbeda tentu berkontribusi terhadap

hasil belajar siswa. Karena itu, dengan memilih subyek penelitian yaitu siswa

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

20

kelas 4A SD Negeri Sidogemah 2, peneliti bermaksud menerapkan model

pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil belajar Matematika

dan motivasi siswa.

2.3. Kerangka Berfikir

Bagi sebagian siswa Matematika bukanlah mata pelajaran yang

menyenangkan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai pelajaran yang

menakutkan. Oleh karena itu, pembelajaran Matematika harus dibuat menarik dan

menyenangkan dengan metode yang inovatif yang mudah dipahami siswa

sehingga mereka menyukai Matematika. Namun fakta di lapangan berbeda.

Pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Guru mengajar dengan menerangkan,

memberi contoh soal, dan memberi soal pada siswa. Hal ini membuat

pembelajaran menjadi menjenuhkan, membuat siswa tidak bersemangat, keaktifan

siswa kurang, dan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Sebagai seorang guru haruslah peka terhadap kondisi yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran. Guru dituntut professional dalam melaksanakan proses

belajar yang baik dan bermakna. Oleh karena itu, guru harus memilih dan

mengkolaborasi model pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat memperlancar proses

pembelajaran sehingga tujuan yang diinginkan tercapai. Manfaat lainnya adalah

hasil belajar siswa meningkat.

Quantum Teaching merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk

mengaktifkan pembelajaran. DePorter (2003:3), Quantum Teaching adalah

penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching

juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan

momen belajar. Pemanfaatan dan eksplorasi siswa dan lingkungan secara tepat

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar secara maksimal.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

21

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Model Quantum Teaching

pada Pembelajaran Matematika

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

GURU:

Masih Menggunakan

metode ceramah

Melalui implementasi model pembelajaran Quantum

Teaching diduga dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar Matematika pada siswa kelas 4A semester II SD

Negeri Sidogemah 2.

Kelebihan Quantum

Teaching:

- Siswa lebih

memahami materi

melalui langkah-

langkah TANDUR

- Mengajarkan siswa

untuk lebih percaya

diri dan lebih aktif

- Memotivasi siswa

untuk

mengembangkan

potensinya

- Setiap potensi yang

dimiliki siswa

dihargai

SISWA:

Motivasi dan hasil

belajar siswa rendah

Menerapkan model

pembelajaran

Quantum Teaching

Kerangka Pengajaran:

a. Tumbuhkan

b. Alami

c. Namai

d. Demonstrasi

e. Ulangi

f. Rayakan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. 2.1.1. - UKSW...keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2.1.2.2. Teori Belajar Jean Piaget Menurut Jean

22

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan

adalah sebagai berikut.

Melalui implementasi model pembelajaran Quantum Teaching diduga dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4A

semester II SD Negeri Sidogemah 2.