43
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Biomekanik Terapan pada Osteoathritis Genu Lutut merupakan sendi yang aneh bentuknya. Bila dilihat permukaan sendi nampak bahwa permukaan sendi dari tulang femur dan tulang tibia tidak ada kesesuaian bentuk. Kedua condylus femur membentuk sejenis katrol sedang tibia di antaranya lebih rata. Pada bagian dorsal terdapat simpai sendi yang kuat serta diperkuat oleh berbagai ligamentum. Rongga sendi lutut sangat luas dan melanjutkan diri ke dalam rexscessus suprapatellaris. Didalam lutut terdapat ligamentum cruciatum anterior dan ligamentum cruciatum posterior. Disebelah medial dan lateral terdapat ligamentum collateral medial dan ligamentum collateral lateral. Keempat ligamentum tersebut mengemudikan lutut dalam gerakan antara fleksi dan ekstensi (De wolf and J.M.A, Mens, 1994). Aksis gerakan lutut fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi yaitu melewati condylus femoris. Untuk gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada daerah condylus medialis (Kapandji, 1987). Sistem limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymphanode sub inguinalis superficialis. Sebagian lagi aliran limfe ini akan memasuki lymphanode

BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Biomekanik Terapan pada Osteoathritis Genu

Lutut merupakan sendi yang aneh bentuknya. Bila dilihat permukaan sendi

nampak bahwa permukaan sendi dari tulang femur dan tulang tibia tidak ada

kesesuaian bentuk. Kedua condylus femur membentuk sejenis katrol sedang tibia

di antaranya lebih rata. Pada bagian dorsal terdapat simpai sendi yang kuat serta

diperkuat oleh berbagai ligamentum. Rongga sendi lutut sangat luas dan

melanjutkan diri ke dalam rexscessus suprapatellaris. Didalam lutut terdapat

ligamentum cruciatum anterior dan ligamentum cruciatum posterior. Disebelah

medial dan lateral terdapat ligamentum collateral medial dan ligamentum collateral

lateral. Keempat ligamentum tersebut mengemudikan lutut dalam gerakan antara

fleksi dan ekstensi (De wolf and J.M.A, Mens, 1994).

Aksis gerakan lutut fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi yaitu

melewati condylus femoris. Untuk gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada daerah

condylus medialis (Kapandji, 1987).

Sistem limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia

subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymphanode sub

inguinalis superficialis. Sebagian lagi aliran limfe ini akan memasuki lymphanode

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

8

poplitealis, aliran limfe berjalan sepanjang vena femoralis menuju ke lymphanode

inguinalis

Osteokinematika yang terjadi pada sendi lutut adalah gerakan fleksi dan

ekstensi pada bidang sagital dengan luas gerak sendi fleksi antara 1200-1300 bila

posisi hip mencapai fleksi penuh. Untuk gerakan ekstensi luas gerak sendi 00 tetapi

bisa 50-100 jika terdapat hiperekstensi lutut. Gerakan memutar pada bidang rotasi

untuk gerakan endorotasi dengan luas gerak sendi antara 300-350. Sedangkan untuk

eksorotasi antara 400-450 dari posisi awal mid posisi, gerakan ini terjadi pada posisi

lutut fleksi 900 (Kapandji, 1987).

Artrokinematika sendi lutut adalah pada femur (cembung) maka gerakan

yang terjadi adalah rolling dan sliding berlawanan arah. Saat fleksi femur rolling

ke arah belakang dan sliding ke arah depan. Untuk gerakan ekstensi, rolling ke arah

depan dan sliding ke belakang, dan jika tibia (cekung) bergerak fleksi maupun

ekstensi maka rolling maupun sliding akan searah, saat gerakan fleksi menuju ke

dorsal sedang pada saat bergerak ekstensi menuju ke depan (Pardjoto, 2000).

Sendi lutut diperkuat oleh grup otot besar yang berfungsi sebagai penggerak

utama dan juga berfungsi untuk stabilitas aktif sendi lutut. Beberapa grup otot

tersebut adalah otot quadriceps femoris dan otot hamstring. Otot quadriceps terdiri

dari otot rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, dan vastus intermedius.

Sedangakan otot hamstring terdiri dari otot biceps femoris, semimembranosus, dan

semitendinosus. Otot quadriceps berfungsi sebagai ekstensor sendi lutut dengan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

9

arah tarikan yang berbeda-beda setiap bagian otot, sedangkan otot hamsting

berfungsi utama untuk fleksor sendi lutut.

Gambar 2.1. Arah tarikan otot Quadriceps Femoris

(Sumber : Neuman, 1988)

Bagian medial pada sendi lutut normal mendapatkan pembebanan sekitar

70% dari berat badan. Hal ini terjadi oleh karena lintasan dari vektor ground

reaction force (GRF) pada sendi lutut. Lintasan GRF berjalan melewati bagian

medial dan posterior lutut. Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini

dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. Pada pasien dengan OA lutut akan

terjadi peningkatan momen aduksi pada lutut.

Gambar 2.2. Lintasan GRF pada lutut normal dan lutut OA

(Sumber : Czamara, 2008)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

10

Maginitude pada adduksi lutut menghasilkan penyempitan ruang sendi,

melonggarnya kapsul bagian medial, timbulnya nyeri dan terganggunya aktivitas

fungsional (Czamara, 2008). Fenomena melonggarnya kapsul sendi tersebut juga

dikenal dengan istilah pseudo-laxity. Untuk mengatasi sensasi instabilitas sendi ini

otot-otot yang memperkuat bagian medial mengalami kontraksi untuk

menstabilisasi aspek medial sendi lutut, yang mana hal ini meningkatkan

pembebanan pada bagian medial dan mempercepat proses degenratif.

Gambar 2.3. Ruang sendi pada OA dan pada lutut normal

(Sumber : Czamara, 2008)

Penurunan ruang sendi akan meningkatakan gaya reaksi pada sendi pada

bagian medial selama aktivitas berjalan yang akan meningkatkan gaya friksi pada

kedua permukaan sendi. Gaya friksi tersebut dapat menyebabkan nyeri yang

berdampak pada inhibisi otot dan mempengaruhi aktivitas fungsional. Friksi pada

kartilago akan mengganggu artrokinematika (slide & roll) pada sendi lutut,

sehingga akan mempengaruhi osteokinematika sendi lutut.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

11

Gambar 2.4. Pembebanan selama

berjalan pada OA

(Sumber : Neuman, 1988)

2.2 Osteoathritis Genu

2.2.1 Definisi Osteoathritis

Osteoathritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dengan

kerusakan/kelainan kartilago sendi yang ditandai perubahan klinis, histologis, dan

radiologis (Kuntono, 2011). OA merupakan penyakit yang sering dijumpai dan

secara progresif berjalan lambat pada akhir kehidupan seseorang. Karakter keluhan

secara klinis berupa nyeri, deformitas, keterbatasan gerak, dan biasanya terjadi

destruksi sendi dan berakibat ketidakmampuan (Kuntono, 2011).

Prevalensi atau insiden pada populasi tidak dipengaruhi oleh iklim, lokasi

geografi, suku bangsa atau warna kulit. Dapat mengenai semua usia, pada

umumnya mengenai usia di atas 50 tahun. Pada umumnya laki – laki dan perempuan

sama – sama dapat terkena penyakit ini, meskipun pada usia sebelum 45 tahun lebih

sering pada laki – laki, tetapi setelah usia 45 tahun lebih banyak pada perempuan

dengan perbandingan ± 4:1 (Hudaya, 2002). Di Indonesia, OA merupakan penyakit

rematik yang paling banyak ditemui, dan berdasarkan data dari World Health

Organization (WHO) menyebutkan bahwa tercatat ada 8,1% dari total penduduk,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

12

mengalami kasus OA di Indonesia. Berdasarkan data Kongres Nasional Ikatan

Reumatologi Indonesia (2005), di kabupaten Malang dan kota Malang ditemukan

prevalensi sebesar 10 dan 13,5%, dan di Jawa Tengah kejadian penyakit OA sebesar

5,2% dari total penduduk.

2.2.2 Etiologi

Berdasarkan kriteria American Rheumatoid Association (ARA), OA dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Osteoathritis primer

Jenis ini paling sering ditemukan, dikatakan primer karena penyebabnya tidak

diketahui atau herediter dan dapat dibedakan menjadi peripheral dan spinal.

Biasanya terjadi karena proses penuaan. Persendian yang biasa terkena yaitu jari-

jari tangan, jari-jari kaki, lutut dan panggul. Namun paling banyak mengenai lutut.

2. Osteoathritis sekunder

Disebut OA sekunder karena diketahui penyebabnya. Jenis ini meliputi OA

yang timbul pada sendi yang sebelumnya sudah ditemukan adanya kerusakan atau

kelainan sendi. Jadi penyebabnya dapat diketahui : Congenital atau development

defect : osteochondritis, legg-calve,perthes disease. Penyakit metabolic : gout,

ochronosis, paget’s disease, hyperparatyroidisme (hiperfungsi glandula

parathyroidea ). Trama akut atau kronik : charcot’s arthropathy. Peradangan :

rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis. Endokrin : aeLGSegali, diabetes.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

13

Gambar 2.5. OA Genu

(Sumber : Kuntono, 2011)

Adapun faktor resiko terjadinya OA Genu adalah:

1. Faktor Predisposisi

1) Faktor Demografi

a) Usia

Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan di

sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, klasifikasi tulang rawan, dan

menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya mendukung terjadinya OA.

Studi Framingham menunjukkan bahwa 27% orang berusia 63-70 tahun

memiliki bukti radiografik menderita OA Genu, yang meningkat mencapai

40% pada usia 80 tahun atau lebih. Studi lain membuktikan bahwa risiko

seseorang mengalami gejala timbulnya OA Genu adalah mulai usia 50 tahun.

Studi mengenai kelenturan pada OA telah menemukan bahwa terjadi

penurunan kelenturan pada pasien usia tua dengan OA Genu (Pay, 1997).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

14

b) Jenis kelamin

Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi

dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi

perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan laki-laki. Perbedaan

tersebut menjadi semakin berkurang setelah menginjak usia 80 tahun. Hal

tersebut diperkirakan karena pada masa usia 50 – 80 tahun perempuan

mengalami pengurangan hormon estrogen yang signifikan (Felson dan

Zhang, 1998).

c) Ras/ Etnis

Prevalensi OA Genu pada penderita di negara Eropa dan Amerika tidak

berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika –

Amerika memiliki risiko menderita OA Genu 2 kali lebih besar dibandingkan

ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA Genu lebih

tinggi dibandingkan Kaukasia. Suatu studi lain menyimpulkan bahwa

populasi kulit berwarna lebih banyak terserang OA dibandingkan kulit putih

(Amin dkk, 2006).

2) Faktor Genetik

Faktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA Genu, hal

tersebut berhubungan dengan abnormalitas kode genetik untuk sintesis

kolagen yang bersifat diturunkan (Klippel dkk, 1994).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

15

3) Faktor Gaya Hidup

a) Kebiasaan merokok

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan positif

antara merokok dengan OA Genu. Merokok meningkatkan kandungan racun

dalam darah dan mematikan jaringan akibat kekurangan oksigen, yang

memungkinkan terjadinya kerusakan tulang rawan. Rokok juga dapat

merusakkan sel tulang rawan sendi. Hubungan antara merokok dengan

hilangnya tulang rawan pada OA Genu dapat dijelaskan sebagai berikut : (1)

Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan

sendi; (2) Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang

mempengaruhi hilangnya tulang rawan; (3) Merokok dapat meningkatkan

kandungan karbonmonoksida dalam darah, menyebabkan jaringan

kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan tulang rawan

(Amin dkk, 2006).

b) Konsumsi Vitamin D

Orang yang tidak biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung

vitamin D memiliki peningkatan resiko 3 kali lipat menderita OA Genu

(Felson dkk, 1995).

4) Faktor Metabolik

a) Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi.

Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut.

Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

16

berjalan. Studi di Chingford menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan

Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 2 unit (kira-kira 5 kg berat badan), rasio

odds untuk menderita OA Genu secara radiografik meningkat sebesar 1,36

poin. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin berat tubuh akan

meningkatkan risiko menderita OA Genu. Kehilangan 5 kg berat badan akan

mengurangi risiko OA Genu secara simtomatik pada perempuan sebesar 50%.

Demikian juga peningkatan risiko mengalami OA Genu yang progresif

tampak pada orang-orang yang kelebihan berat badan dengan penyakit pada

bagian tubuh tertentu (Felson dkk, 1998).

b) Osteoporosis

Hubungan antara OA Genu dan osteoporosis mendukung teori bahwa

gerakan mekanis yang abnormal tulang akan mempercepat kerusakan tulang

rawan sendi. Suatu studi menunjukkan bahwa terdapat kasus OA Genu tinggi

pada penderita osteoporosis (Klippel dkk, 1994).

c) Penyakit lain

OA Genu terbukti berhubungan dengan diabetes mellitus, hipertensi,

dan hiperurikemi, dengan catatan pasien tidak mengalami obesitas (Klippel

dkk, 1994).

d) Histerektomi

Prevalensi OA Genu pada perempuan yang mengalami pengangkatan

rahim lebih tinggi dibandingkan perempuan yang tidak mengalami

pengangkatan rahim. Hal ini diduga berkaitan dengan pengurangan produksi

hormon estrogen setelah dilakukan pengangkatan rahim (Klippel dkk, 1994).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

17

e) Menisektomi

OA Genu dapat terjadi pada 89% pasien yang telah menjalani

menisektomi. Menisektomi merupakan operasi yang dilakukan di daerah lutut

dan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting bagi OA Genu. Hal

tersebut dimungkinkan karena beberapa hal berikut ini: (1) Hilangnya

jaringan meniskus akibat menisektomi membuat tekanan berlebih pada tulang

rawan sendi sehingga memicu timbulnya OA lutut; (2) Bagi pasien yang

mengalami menisektomi, degenerasi meniskal dan robekan mungkin menjadi

lebih luas dan perubahan pada tulang rawan sendi akan lebih besar daripada

mereka yang tidak melakukan menisektomi (Englund dkk, 2001).

2. Faktor Biomekanis

1) Riwayat Trauma Lutut

Trauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum

dan meniskus merupakan faktor risiko timbulnya OA Genu. Studi

Framingham menemukan bahwa orang dengan riwayat trauma lutut memiliki

risiko 5 – 6 kali lipat lebih tinggi untuk menderita OA Genu. Hal tersebut

biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda serta dapat

menyebabkan kecacatan yang lama dan pengangguran.

2) Kelainan Anatomis

Faktor risiko timbulnya OA Genu antara lain kelainan lokal pada sendi

lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan

displasia asetabulum. Kelemahan otot quadricep dan laksiti ligamentum pada

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

18

sendi lutut termasuk kelainan lokal yang juga menjadi faktor risiko OA Genu

(Klippel dkk, 1994).

3) Pekerjaan

OA banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak

menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi lebih tinggi

menderita OA Genu ditemukan pada kuli pelabuhan, petani dan penambang

dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut

seperti pekerja administrasi. Terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan

yang menggunakan kekuatan lutut dan kejadian OA Genu (Maetzel dkk,

1997).

4) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari),

berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat

(10 kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), mendorong objek

yang berat (10 kg –50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun

tangga setiap hari merupakan faktor risiko OA Genu (Lau dkk, 2000).

5) Kebiasaan Olahraga

Atlet olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola,

lari maraton dan kung fu memiliki risiko meningkat untuk menderita OA

Genu. Kelemahan otot quadriceps merupakan faktor risiko bagi terjadinya

OA dengan proses menurunkan stabilitas sendi dan mengurangi shock yang

menyerap materi otot. Tetapi, di sisi lain seseorang yang memiliki aktivitas

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

19

minim sehari-hari juga berisiko mengalami OA Genu. Ketika seseorang tidak

melakukan gerakan, aliran cairan sendi akan berkurang dan berakibat aliran

makanan yang masuk ke sendi juga berkurang. Hal tersebut akan

mengakibatkan proses degeneratif menjadi berlebihan (Lau dkk, 2000).

2.2.3 Patofisiologi

OA merupakan gangguan atau kerusakan kartilago hyalin sendi yang melapisi

ujung-ujung tulang di dalam persendian yang progresif lambat. Walaupun

penyebabnya masih belum diketahui secara jelas. Para ahli berpendapat, kerusakan

sendi itu akibat stres mekanik (tarikan dan peregangan) pada kartilago pada sendi

patelofemoral. Stres mekanik memunculkan respon pada tubuh dalam bentuk zat

kimiawi yang merangsang pembentukan tulang baru untuk mengatasi kerusakan

tulang rawan. Dari situlah muncul penebalan atau tonjolan tulang yang tak teratur

atau osteofit. Hal tersebut mengganggu jaringan disekitarnya dan menimbulkan

nyeri dan gangguan aktivitas. Suatu cidera tunggal jarang dapat merusak

permukaan kartilago. Yang jauh lebih sering adalah kelebihan beban yang berkali-

kali akibat (Riyanto, 2011):

1. Malkongruensi pada permukaan patellofemoral karena bentuk patella atau

alur interkondilus yang abnormal.

2. Malposisi meknaisme ekstensor, atau kelemahan vastus medialis, yang

menyebabkan patella miring, atau bersubluksasi, dan menahan beban lebih

berat pada satu permukaan daripada permukaan yang lain selama fleksi dan

ekstensi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

20

3. Kelebihan beban patellofemoral mengakibatkan perubahan pada kartilago

sendi dan tulang subkondral, tidak selalu pada tingkat yang sama. Oleh karena

itu, kartilago dapat tampak normal dan hanya sebatas memperlihatkan

perubahan biokimia seperti overhidrasi atau hilangnya proteoglikan,

sementara tulang yang mendasari menunjukan kongesti pembuluh darah

sebagai reaksi (penyebab nyeri potensial). Atau mungkin terdapat perlunakan

kartilago yang nyata dan fibrilasi, dengan atau tanpa hipertensi intraoseosa

subartikular.

Fibrilasi kartilago biasanya terjadi pada permukaan medial patella atau tepi

median. Tetapi terbatas pada daerah dangkal dan biasanya sembuh secara spontan.

Ada empat tahapan kerusakan rawan sendi yang saling tumpang tindih, yaitu

(Riyanto,2011):

1. Tahap pertama, terjadi penurunan kadar proteoglikan sedang kolagen masih

normal. Meskipun kadar proteoglikan berkurang, justru sintesis awal sel

rawan meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas dari mitosis sel

rawan yang bertambah. Hal ini membuktikan bahwa sel rawan berperan

dalam menjaga keseimbangan antara aktivitas produksi dengan aktivitas

destruksi yang diperankan oleh enzim tadi yang dalam keadaan normal

aktivitasnya rendah, jadi proteoglikan yang menurun tadi karena destruksinya

melebihi produksi, penurunan ini menimbulkan rawan sendi menjadi lunak

secara lokal. Warna matrik menjadi kekuningan kemudian timbul retakan dan

terbentuknya celah.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

21

2. Tahap kedua, celah semakin dalam, tetapi belum sampai ke perbatasan daerah

subkondral, jumlah sel rawan ini mulai menurun begitu juga kadar kolagen.

3. Tahap ketiga, celah tadi akan semakin dalam sampai daerah subkondral, kista

dapat menjadi sangat besar dan pecah sehingga permukaan menjadi tidak

teratur.

4. Tahap keempat, serpihan rawan sendi yang terapung dalam cairan sendi akan

difagosit sel-sel membran synovial dan terjadilah reaksi radang. Selanjutnya

kondrosit mati, proteoglikan dan kolagen tidak diproduksi lagi dan matrik

memucat.

Tulang rawan hyalin memiliki fungsi sebagai shock-absorber dan kegagalan

fungsinya dapat meperberat kerja tulang rawan. Pada awal proses patologi

kemungkinan terjadi gangguan aktivitas metabolisme dan pada proses lanjutan

fungsi kondrosit mengalami kegagalan dan aktivitasnya menurun. Keadaan ini

menyebabkan kekurangan proteoglikan, dimana akan terjadi kekakuan yang mudah

merobek tulang rawan hyalin karena terkanan mekanis.

Permukaan kolagen menjadi kasar dan berpartikel, yang akan pulih setelah

diserap oleh jaringan sinovial. Dapat pula terjadi penimbunan kristal (calsium

pyrophospattte dan hydroxyapatie) di antara persendian, dan kedua faktor di atas

dapat menimbulkan reaksi radang.

2.2.4 Gambaran Klinis

Secara klinis OA dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

22

1. Sub – clinical Osteoathritis, pada tingkat ini belum ada keluhan atau tanda

klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat sekunder dan biokimiawi

rawan sendi.

2. Manifest Osteoathritis, pada tingkatan ini biasanya penderita datang ke

dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan.

Tanda dan gejala yang mucul adalah nyeri setelah bergerak beberapa saat dan

kaku sendi saat memulai gerakan. Pada foto rontgen tampak penyempitan

ruang sendi dan sclerosis tulang sub chondral.

3. Decompensated Osteoathritis, pada tingkatan ini rawan sendi setelah rusak

sama sekali biasanya diperlukan tindakan bedah. Tanda dan gejala yang

muncul adalah saat istirahat terasa nyeri, kontraktur serta deformitas sendi

(Hudaya, 1996).

2.2.5 Klasifikasi OA Genu

Kriteria klasifikasi osteoarthritis genu menurut Kellgren dan Lawrence dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Kriteria Klasifikasi Osteoarthritis Genu menurut

Kellgren dan Lawrence

Deskripsi Original Alternatif A Alternatif B Alternatif C Alternatif D

Grade I

Penyempitan sendi

yang meragukan, dan

kemungkinan osteofit

pada tepi

Osteofit yang

meragukan

Kemungkinan hanya

tampak osteofit

Kemungkinan

adanya osteofit pada

tepi

Patologi yang

meraguukan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

23

Grade 2

Osteofit yang jelas, dan

kemungkinan adanya

penyempitan sendi

Osteofit yang jelas,

tidak ada gangguan

pada space sendi

Osteofit yang jelas,

kemungkinan

penyempitan sendi

Osteofit yang jelas,

kemungkinan

penyempitan sendi

Minimal osteofit,

kemungkinan

penyempitan, cyst

dan sceloris

Grade 3

Adanya osteofit

moderat, di beberapa

tempat, penyempitan

sendi yang jelas,

sclerosis, kemungkinan

defromitas

Penyempitan ruang

sendi yang cukup

besar dengan osteofit

Osteofit moderat

dan penyempitan

sendi yang jelas

Adanya osteofit

moderat, di

beberapa tempat,

penyempitan sendi

yang jelas, sclerosis,

kemungkinan bony

attrition

Osteofit moderat

dan jelas, dengan

penyempitan sendi

yang cukup besar

Grade 4

Otseofit besar,

penyempitan sendi yang

besar, sclerosis yang

parah, dan deformitas

yang jelas

Gangguan pada ruang

sendi yang parah

dengan sclerosis

subchondral

Osteofit besar,

penyempitan ruang

sendi yang parah,

sclerosis.

Otseofit besar,

penyempitan sendi

yang besar,

sclerosis yang

parah, dan

deformitas yang

jelas (bony attrition)

Gangguan yang

bermakna, osteofiit

yang besar dan

penyempitan ruang

sendi yang jelas.

2.2.6 Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejalan klinis dari OA Genu adalah:

1. Nyeri

Nyeri pada OA merupakan nyeri tumpul (dull pain) dan nyeri cubitan (aching

pain). Nyeri bertambah buruk oleh gerakan, weight bearing dan jalan. Awalnya

nyeri berkurang saat istirahat tetapi bertambah hebat ketika lutut digerakan yang

akhirnya mengganggu aktivitas. Nyeri meningkat pada struktur yang mempunyai

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

24

nerve ending (nociceptif) dan diakibatkan oleh meningkatnya tekanan vena pada

subcondral bone dan osteofit, synovitis, penebalan kapsuler, dan subluksasi. Bila

kerusakan hanya pada kertilago maka tidak akan terasa nyeri.

Serabut nociceptor terdiri pada kapsul sendi, periosteum tulang, dan ligamen.

Pada tulang rawan sendi tidak mempunyai persarafan (uninervasi) dan tidak

mempunyai sistem vaskularisasi (avaskularisasi). Jadi, nyeri pada OA disebabkan

terjepitnya/iritasi pada ujung saraf nociceptor karena distruksi progresif kartilago

dan bentukan osteofit pada tepi sendi. Selain itu keluhan nyeri OA dapat berasal

dari menebalnya ligamen kapsul, kartilago, kelemahan otot maupun deformitas

sendi. Semua itu akan meningkatkan tekanan pada sensoris nerve ending sehingga

ujung saraf teriritasi (Kuntono, 2011).

2. Keterbatasan Lingkup Gerak Sendi

Terjadi kesulitan atau rasa kaku saat akan memulai gerakan pada kapsul,

ligamen, otot, dan permukaan sendi lutut. Kekakuan gerak sendi (joint stiffness)

terjadi oleh rasa nyeri sendi mengakibatkan retreksi kapsul sendi. Selain itu,

timbulnya osteofit dan penebalan kapsuler, spasme otot serta nyeri membuat pasien

tidak mau melakukan gerakan secara maksimal sampai batas normal, sehingga

mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi pada lutut. Keterbatasan gerak

tersebut bersifat pola kapsuler akibat kontraktur kapsul sendi. Keterbatasan pola

kapsuler yang terjadi yaitu gerak fleksi lebih terbatas dari gerak ekstensi (Kuntono,

2011).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

25

3. Krepitasi

Permukaan sendi yang kasar karena degradasi dan rawan sendi menyebabkan

munculnya krepitasi yang terdengar seperti suara gesekan permukaan tulang yang

kasar pada saat sendi digerakkan (Kuntono, 2011).

4. Kelemahan Otot Quadriceps dan Atrofi Otot Sekitar Sendi Lutut

Terjadi karena aktivasi nociceptor pada tanduk belakang medulla spinalis

yang menginhibisi sel motor neuron pada tanduk depan medulla spinalis. Otot

quadriceps mendapat persarafan somatik dari segmental lumbal 4 yang sesegmen

dengan persarafan somatik sensoris sendi lutut. Apabila nyeri dan kekakuan sendi

berlangsung lama, maka otot quadriceps akan menunjukan atrofi (Kuntono, 2011).

5. Deformitas

OA Genu yang berat akan menyebabkan destruksi kartilago, tulang, dan

jaringan. Deformitas varus terjadi bila adanya kerusakan pada kompartemen

medial dan kendornya ligamentum collateral lateral, serta variasi subluksasi karena

perpindahan titik tumpu pada lutut atau diakibatkan oleh pembatasan adanya

osteofit yang besar (Kuntono, 2011).

6. Instabilitas Sendi Lutut

Instabilitas ini disebabkan oleh berkurangnya kekuatan otot sekitar sendi lutut

dan juga oleh kendornya ligamen sekitar lutut. Selain itu juga terjadi akibat

menurunnya fungsi propioseptor di dalam merespon reaksi artrokinematik pada

setiap perubahan posisi (Kuntono, 2011).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

26

2.2.7 Diagnosis OA Genu Manifest

Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tidak dapat didasarkan

hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Pada penelitian ini, subjek penelitiannya

adalah penderita OA Genu Manifest. Pemeriksaan berdasarkan assesment

fisioterapi dan pemeriksaan radiologi yang harus dilakukan pada seseorang yang

dicurigai OA Genu Manifest sebagai berikut ini:

1. Anamnesis

- Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual)

- Tidak disertai adanya inflamasi (kaku sendi dirasakan <30 menit, bila

disertai inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkak yang

minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit)

- Tidak disertai gejala sistemik

- Nyeri sendi saat beraktivitas

- Faktor resiko penyakit: bertambahnya usia, riwayat keluarga dengan

OA generalisata, aktivitas fisik yang berat, obesitas, trauma sebelumnya

- Penyakit yang menyertai, sebagai pertimbangan dalam pilihan terapi:

masalah pencernaan (ulkus peptikum, perdarahan saluran pencernaan,

penyakit liver), penyakit kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung

iskemik, stroke, gagl jantung), penyakit ginjal, ashma bronkhiale,

depresi yang menyertai.

2. Pemeriksaan fisik, meliputi: (1) BMI; (2) perhatikan gaya berjalan/ pincang?;

(3) adakah kelemahan/ atrofi otot; (4) tanda-tanda inflamasi/ efusi sendi; (5)

Lingkup Gerak Sendi (LGS); (6) nyeri saat pergerakan/ nyeri di akhir

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

27

gerakan; (7) krepitus; (8) nyeri tekan pada sendi dan periartikular; (9)

penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s); (10) pemebengkakan

jaringan lunak; (11) instabilitas sendi.

3. Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis lain: adanya infeksi, adanya

fraktur, kemungkinan keganasan, kemungkinan Rheumatoid Artritis.

Diagnosis banding yang menyerupai penyakit OA, yaitu: inflammantory

arthropaties, artritis kristal (gout atau pseudogout), bursitis (a.r. trochanteric,

pes anserine), sindroma nyeri pada soft tissue, referred pain, penyakit lain

dengan manifestasi artropati (penyakit neurologi, metabolik, dll).

4. Pemeriksaan Penunjang

- Tidak ada periksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA Genu

Manifest. pemeriksaan darah membantu menyingkirkan diagnosis lain

dan monitor terapi.

- Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk

merujuk ke dokter ortopedi.

2.3 Ultra Sound (US)

Ultra Sound adalah gelombang suara yang merupakan getaran mekanik di

dalam sebuah medium yang mudah berubah bentuk atau elastis dengan frekuensi

antara 20 dan 20.000 Hertz. Gelombang suara yang digunakan adalah gelombang

longitudinal yang dalam frekuensi tersebut dapat diregistrasi oleh telinga manusia

untuk mengurangi nyeri 1-2 w/cm2 kontinyu (serabut saraf) selama 3-5 menit, 0,5-

1 w/cm2 kontinyu (akar saraf dan ganglia) selama 3-4 menit atau pulsed selama 6-

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

28

8 menit diberikan selama 15 menit di setiap pengobatan sebanyak 5 kali setiap 2-3

hari sekali (Pusdiknakes, 1993).

2.3.1 Efek-efek Biofisika Ultra Sound

1. Efek Mekanik

Jika gelombang ultra sound masuk ke tubuh efek pertama yang muncul

adalah efek mekanik. Adanya gelombang longitudinal menyebabkan adanya

pemempatan dan peregangan dengan frekuensi yang sama menghasilkan variasi

tekanan di dalam jaringan. Variasi tekanan merupakan efek mekanik yang disebut

efek micromassage. Adanya variasi tekanan tersebut akan menghasilkan perubahan

volume dari sel-sel tubuh sebesar 0,02%, perubahan permeabilitas dari membran

sel dan membran jaringan, dan mempermudah proses metabolisme.

2. Efek Panas

Micromassage yang ditimbulkan dari ultra sound akan menimbulkan efek

panas dalam jaringan. Efek panas yang diproduksi tidak sama untuk setiap jaringan

tergantung dari beberapa faktor yang ditentukan diantaranya sebagai berikut:

1) Bentuk aplikasi ultra sound (kontinyu/ terputus-putus)

2) Intensitas

3) Lamanya terapi

4) Koefisien absorbsi

Lehman mengemukanakan bahwa setiap pemberian terapi ultra sound dengan dosis

1 watt/cm2 secara kontinyu dalam jaringan otot akan menaikkan temperatur sebesar

0,07 derajat celcius perdetik (pengukuran tanpa adanya regulasi dari nsistem

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

29

pembuluh darah). Pengaruh panas akan meningkatkan ekstensibilitas jaringan

penyambung.

3. Didapat dari respon fisiologis yang merupakan gabungan dari pengaruh

mekanik dan panas.

Energi US

Micromassage Panas

Gambar 2.6 Skema dari efek panas ultra sound

(Sumber: Palguna, 2010)

2.3.2 Indikasi Ultra Sound

a. Kelainan-kelainan / penyakit pada tulang, sendi, dan otot.

b. Rheumatic arthritis pada stadium remisi (tak aktif).

c. Kelainan / penyakit pada saraf perifer.

d. Kelainan / penyakit pada sirkulasi pembuluh darah.

e. Penyakit-penyakit organ dalam.

f. Kelainan-kelainan pada kulit.

g. Deputyren kontraktur.

h. Luka terbuka.

a) Meningkatkan sirkulasi darah

b) Relaksasi otot

c) Meningkatkan permiabilitas

membran

d) Meningkatkan kemampuan

regenerasi jaringan

e) Pengaruh terhadap saraf perifer

f) Mengurangi nyeri

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

30

2.3.3 Kontra Indikasi Ultra Sound

a) Absolut : mata, jantung, uterus perempuan sedang hamil, epiphesal

plates, testis.

b) Relatif : pasca laminectomi, hilangnya sensibilitas, endoprothese, tumor,

post traumatic, tromboplebitis dan varises, septis-inflamasi, diabetes

melitus.

2.3.4 Pemberian Dosis Terapi Ultra Sound

Dalam menentukan dosis terapi dengan menggunakan ultra sound harus

memperhatikan beberapa faktor diantaranya memilih frekuensi yang berbeda,

memilih gelombong kontinyu atau terputus-putus, pilihan arus gelombang

disesuaikan dengan efek terapi yang ingin dicapai. Gelombang terputus-putus akan

memberikan dosis yang rendah. Bila menginginkan efek panas terapis dapat

memilih gelombang kontinyu. Jaringan mana yang akan diterapi serta bagaimana

aktualitas kondisinya. Prinsip menggunakan terapi ultra sound tidak boleh terjadi

rasa sakit di jaringan.

2.4 Resistance Exercise

2.4.1 Definisi Resistance Exercise

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

31

Resistance Exercise merupakan merupakan segala jenis latihan aktif yang

dimana kontraksi otot baik secara statik maupun dinamis ditahan oleh gaya yang

berasal dari luar baik secara manual maupun mekanikal (Colby & Kisner, 2007).

Resistance Exercise atau yang biasa disebut dengan Resistance Training merupakan

komponen rehabilitasi yang sangat esensial kepada seseorang yang memiliki

keterbatasan serta untuk meningkatkan kualitas hidup terutama meningkatkan

performa kemampuan motoris (motor skill performance) serta mencegah resiko

adanya injuri dan penyakit (Colby & Kisner, 2007).

2.4.2 Prinsip Resistance Exercise

Beberapa prinsip umum yang digunakan dalam pengaplikasian Resistance

Exercise adalah: 1) prinsip Overload, 2) prinsip SAID, dan 3) Prinsip Reversibility

dimana penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Prinsip Overload

Dalam pelatihan yang dilakukan pada sebuah otot yang bertujuan untuk

meningkatkan kekuatan dan kemampuan fungsional otot tersebut, maka beban yang

digunakan dalam pelatihan harus melebihi kapasitas normal dari otot tersebut

(Overload). Hal ini menyebabkan otot beradaptasi dalam peningkatan jumlah beban

yang diterima dan berdampak pada meningkatnya kapasitas normal dari otot

tersebut mencapai level pembebanan yang diberikan. Jika beban yang diberikan

tetap konstan setelah otot beradaptasi terhadap pembebanan baru, maka level

kekuatan otot tersebut mampu dipertahankan namun tidak meningkat.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

32

Prinsip Overload fokus pada pembebanan yang meningkat pada otot dengan

memanipulasi intensitas ataupun volume latihan. Intensitas pada Resistance

Exercise merujuk kepada seberapa berat beban yang diberikan kepada otot yang

akan dilatih, sedangkan Volume termasuk di dalamnya variable seperti jumlah

repetisi, set, dan frekuensi

2. Prinsip SAID (Spesific Adaptation to Imposed Demand)

Prinsip SAID menyatakan bahwa spesifisitas sebuah latihan merupakan

fondasi yang esensial dalam merancang sebuah program latihan. Prinsip ini berlaku

untuk semua sistem dalam tubuh dan merupakan penjelasan dari hukum Wolf yang

menyatakan bahwa sistem tubuh lambat launakan dapat beradaptasi terhadap stress

yang diberikan terhadapnya. Prinsip SAID membantu fisioterapis menentukan

resep latihan dan parameter apa yang dapat dipilih untuk menciptakan latihan

spesifik untuk mencapai tujuan yang spesifik (Colby & Kisner, 2007).

3. Prinsip Reversibility

Perubahan adaptif dalam sistem tubuh seperti kekuatan dan endurance

sebagai respon terhadap Resistance Training bersifat sementara kecuali pola latihan

penguatan tetap dilakukanatau pasien tetap berpartisipasi dalam program

pemeliharaan dari Resistance Exercise.

Detraining, yang direfleksikan sebagai penurunan performa otot dimulai

setelah seminggu atau dua minggu setelah berhenti melakukan pelatihan, dan akan

terus berlanjut hingga efek dari pelatihan sepenuhnya menghilang. Dari alasan ini,

sangatlah penting bahwa latihan penguatan dan daya tahan harus dicantumkan

dalam aktivitas sehari-hari sesegera mungkin dalam kajian rehabilitasi. Juga

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

33

disarankan bahwa pasien hendaknya berpartisipasi dalam program pemeliharaan

sebagai komponen integral dalam program kesehatan jangka panjang (Colby &

Kisner, 2007).

2.4.3 Open Kinematic Chain Exercise

Open Kinematic Chain Exercise merupakan jenis resistance exercise dimana

bagian distal dari segmen yang akan dilatih dapat bebas bergerak, tanpa melibatkan

pergerakan pada sendi di sekitarnya. Pergerakan ekstremitas hanya terjadi di bagian

distal dari sendi yang terkait dan aktivasi otot terjadi pada otot yang melewati otot

tersebut. Open Kinematic Chain Exercise pada umumnya dilakukan pada posisi

Non-Weight Bearing (tidak menumpu berat badan). Dalam Open Kinematic Chain

Exercise, pembebanan yang diberikan diaplikasikan pada bagian distal dari segmen

yang bergerak (Colby & Kisner, 2007).

Gambar 2.7 Open Kinematic Chain Exercise

(Sumber : Colby & Kisner, 2007)

Open Kinematic Chain Exercise lebih efektif digunakan untuk meningkatkan

kemampuan otot secara individual. Individual diartikan sebagai kontraksi pada

salah satu otot saja atau satu kelompok otot saja. Selama Open-Chain Exercise,

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

34

akan dihasilkan kontrol gerakan yang lebih baik karena hanya terjadi pergerakan

sendi tunggal saja dibandingkan dengan Close-Chain Exercise yang terjadi

pergerakan pada multiple joint. Pada Open Kinematic Chain Exercise, stabilisasi

diaplikasikan oleh fisioterapis dengan melakukan manual kontak pada bagian

proksimal sendi. Kontrol pergerakan yang lebih besar pada Open-Chain Exercise

dapat bermanfaat pada fase awal dalam proses rehabilitasi.

Dalam Open Kinematic Chain Exercise juga dapat terjadi ko-aktivasi pada

otot agonis dan otot antagonis selama proses latihan. Beberapa latihan yang bersifat

Open-Chain yang dapat menghasilkan ko-aktivasi tersebut antara lain seperti

metode stabilisasi dalam PNF (Stabilizing Reversal, Rhythmic Stabilization). Pada

beberapa studi mengenai open-chain concentric isokinematic exercise pada otot-

otot yang bekerja di lutut, ko-aktivasi pada agonis dan antagonis terlihat dengan

jelas pada akhir ekstensi lutut. Peneliti menyatakan bahwa otot-otot fleksor lutut

teraktivasi dan berkontraksi secara eksentrik pada akhir LGS ekstensi untuk

memperlambat (deselerasi) pergerakan tungkai tepat sebelum akhir Lingkup Gerak

Sendi (LGS). Beberap peneliti juga menyebutkan bahwa Open-chain Exercise

dengan intensitas tinggi memiliki efek samping pada sendi yang tidak stabilitis,

cidera, atau sendi yang sedang berada dalam proses penyembuhan akut.

Karena Open Kinematic Chain Exercise pada dasarnya dilakukan dalam

keadaan tidak menumpu berat badan (non-waeight bearing), maka latihan jenis ini

tepat diberikan pada keadaan dimana menumpu berat badan (weight-bearing)

merupakan kontraindikasi atau pada kondisi dimana terjadinya keterbatasan LGS

yang sangat signifikan. Latihan jenis ini juga sangat tepat digunakan pada keadaan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

35

inflamasi akut seperti adanya tanda-tanda pembengkakan dan nyeri. Latihan jenis

ini tepat digunakan dalam program rehabilitasi dini seperti pada kondisi post

fraktur.

Pada penelitian ini bentuk-bentuk latihan Open Kinematic Chain pada

penderita OA Genu merupakan kombinasi dari leg extension dan leg curl. Berikut

rincian bentuk latihan:

a. Leg Curl

Latihan ini dapat membantu meningkatkan definisi otot paha bagian belakang

terutama otot hamstring. Ini merupakan gerakan isolasi untuk paha belakang.

Latihan ini dapat dilakukan sebanyak 3-5 sets dengan 6-12 repetisi.

Gambar 2.8 Open Kinematic Chain Exercise dengan Leg Curl

(Sumber : Colby & Kisner, 2007)

b. Leg Extension

Latihan ini dapat membantu meningkatkan definisi otot quadriceps. Duduk

pada bangku leg extension dan posisikan kaki di belakang bantalan penyangga.

Dorong dan ekstensikan kaki (luruskan) setinggi mungkin, tahan sebentar lalu

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

36

kembali ke posisi semula. Latihan ini dapat dilakukan sebanyak 3-5 sets dengan 6-

12 repetisi.

Gambar 2.9 Open Kinematic Chain Exercise dengan Leg Extension

(Sumber: human kinetics, 2014)

2.4.4 Close Kinematic Chain Exercise

Close Kinematic Chain Exercise melibatkan pergerakan yang dimana bagian

distal segmen berada dalam keadaan stabil (fixed) pada bagian permukaan. Dalam

latihan jenis ini, pergerakan pada salah satu sendi menyebabkan pergerakan

simultan pada bagian distal yang disertai dengan pergerakan pada bagian sendi

proximal. Contohnya adalah ketika melakukan bilateral short-arc squat motion

(mini squat), terjadi fleksi knee, disertai dengan fleksi hip dan dorsofleksi ankle.

Close Kinematic Chain Exercise pada umumnya dilakukan dalam keadaan Weight

Bearing (menumpu berat badan).

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

37

Gambar 2.10 Closed Kinematic Chain Exercise

(Sumber : Colby & Kisner, 2007)

Berbeda dari open-chain exercise, pada close-kinematic chain exercise tidak

akan didapatkan kontraksi otot yang bersifat individual, melainkan juga akan terjadi

kontraksi oleh grup-grup otot yang sinergis yang berkontribusi dalam gerakan

substitusi selama proses latihan ini. Selama close-chain exercise pasien lebih

menggunakan kemampuan otot-otot untuk menstabilisasi dalam mengontrol

pergerakan sendi yang dituju, serta mengontrol gerakan sendi proksimal serta distal

dari sendi yang dituju.

Pada latihan ini, akan terjadi aproksimasi sendi yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan open-chain exercise. Aproksimasi sendi ini berdampak pada

menurunnya gaya potong (shear) antara kedua permukaan sendi selama terjadinya

pergerakan. Aproksimasi sendi yang terjadi selama close-chain exercise ini dapat

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

38

meningkatkan kongruenitas pada sendi yang akan berkontribusi terhadap

peningkatan kestabilan sendi (Colby & Kisner, 2007).

Karena Close Kinematic Chain exercise dilakukan dalam posisi weight-

bearing, banyak penelitian yang melaporkan bahwa close-chain exercise dapat

menstimulasi mekanoreseptor pada otot dan sendi, memfasilitasi ko-aktivasi

daripada sekelompok otot agonis dan antagonis (ko-kontraksi) yang selanjutnya

meningkatkan stabilitas dinamis. Selama posisi squat, otot hamstring dan otot

quadriceps melakukan kontraksi secara bersamaan untuk mengontrol hip dan lutut.

Pada ekstremitas atas, Close-chain Exercise dalam posisi menumpu berat badan

menghasilkan ko-aktivasi pada otot-otot yang menstabilisasi scapula dan

glenohumeral, sehingga hal tersebut berdampak pada peningkatan stabilitas

dinamis pada shoulder complex.

Awareness (kesadaran) terhadap posisi sendi atau gerakan merupakan salah

satu pondasi penting dalam proses pembelajaran motoris (motor learning) selama

latihan pada fase awal yang berperan sebagai kontrol neuromuscular selama

pergerakan fungsional. Diperkirakan bahwa Closed-chain exercise menyediakan

stimulus proprioseptif dan kinestetik yang lebih besar jika dibandingkan dengan

open-chain exercise. Secara teori, hal tersebut dikarenakan kontraksi multiple yang

dihasilkan selama menumpu berat bedan, menghasilkan lebih banyak reseptor

sensoris pada otot, struktur intraartikular dan ekstraartikular yang terstimulasi untuk

mengontrol gerakan. Elemen menumpu berat badan (pembebanan axial) selama

proses closed-kinematic chain exercise menyebabkan aproksimasi pada sendi, hal

ini menstimulasi mekanoreseptor pada otot dan reseptor disekitar sendi untuk

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

39

meningkatkan input sensoris dalam proses kontrol gerakan.Closed Kineamtic

Chain Exercise merupakan pilihan utama dalam meningkatkan keseimbangan dan

kontrol postural selama posisi tegak (Colby & Kisner, 2007).

Pada penelitian ini bentuk-bentuk latihan Closed Kinematic Chain pada

penderita OA Genu merupakan kombinasi dari half squats dan wall slides. Berikut

rincian bentuk latihan:

1. Half Squates

Latihan ini dilakukan untuk mengembangkan masa otot dan tenaga. Squat

dikatakan sebagai ‘King of Exercise’, gerakan dasar/kompon nomor 1 untuk paha,

latihan yang paling berat, melibatkan paling banyak otot, dan merangsang

pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth Hormone=GH) paling besar. Latihan

ini dilakukan pada posisi berdiri dengan kaki selebar bahu, letakkan tangan di

pinggang. Rendahkan dan tekuk lutut seperti ketika akan duduk sampai mencapai

sudut 900. Posisi kepala dan punggung tetap lurus. Kembali berdiri seperti semula

dan ulangi gerakan yang sama. Latihan ini dapat dilakukan sebanyak 3-5 sets

dengan 6-12 repetisi.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

40

Gambar 2.11 Closed Kinematic Chain Exercise dengan Half Squates

(Sumber: Dr. Darren, 2013)

2. Wall Slides

Wall slides adalah latihan yang efektif untuk meningkatkan otot quadriceps.

Latihan ini dilakukan pada posisi berdiri tegak pada tembok, tempelkan punggung

dan posisikan kaki sesuai dengan lebar bahu pasien. Perlahan-lahan tekuklah lutut

pasien, kemudian gerakan punggung kebawah sampai lutut pasien tertekuk 45

derajat dan tahan sampai hitungan kelima. Angkat kembali punggung pasien sampai

lutut pasien lurus. Ulangi langkah diatas 8-12 kali jika pasien tidak mengalami

kesulitan melakukannya maka tingkatkan repetisi latihan dan modifikasi wall slides

dengan menggunakan satu kaki atau dapat menambahkan berat dengan cara

meletakkan beban ditangan. Keuntungan lain yang diperoleh dari latihan ini adalah

juga dapat meningkatkan keseimbangan.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

41

Gambar 2.12 Closed Kinematic Chain Exercise dengan Wall Slides

(Sumber: Khoo Teck Puat Hospital, 2010)

Tabel 2.2 Karaktersitik Closed Kinematic Chain dengan Open

Kinematic Chain Exercise

Open Kinematic Chain Exercise Closed Kinematic Chain Exercise

Bagian distal segmen dapat bergerak

bebas

Pergerakan sendi secara individual,

tidak ada pergerakan pada sendi

sekitarnya

Pergerakan pada segmen tubuh terjadi

pada bagian distal dari sendi terkait

Terjadi aktivasi pada otot, terutama

otot prime mover

Bagian distal tetap kontak dengan

permukaan

Gerakan sendi yang saling

berhubungan dengan sendi di sekitar

dan membentuk pola

Pergerakan pada segmen tubuh

terjadi pada bagian distal dan

proksimal sendi terkait

Terjadi aktivasi pada beberapa grup

otot, baik distal maupun proksimal

dari sendi terkait

Dilakukan dalam posisi tidak

menumpu berat badan

Dilakukan dalam posisi menumpu

berat badan

Tahanan diberikan pada segmen distal

yang bergerak

Tahan diberikan secara multiple pada

segmen yang bergerak

Peggunaan beban eksternal

Stabilisasi eksternal biasanya

diperlukan (secara manual atau

menggunakan peralatan)

Penggunaan beban axial

Stabilisasi internal oleh aktivasi otot,

kompresi sendi, dan kontrol postural

(Sumber : Kisner & Colby, 2007)

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

42

2.5 Kemampuan Fungsional pada Osteoarthritis Genu

Kemampuan fungsional didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk

melakukan tugas spesifik berkaitan dengan aktivitas sehari-hari. Fungsional

diartikan sebagai aktivitas yang memiliki tujuan dan fungsi tertentu sesuai konteks

dengan aktivitas yang produktif. Beberapa aktivitas fungsional dalam kaitannya

dengan aktivitas sehari-hari diantaranya adalah aktivitas makan, minum, mandi,

bermain, perawatan diri, ambulasi, berinteraksi sosial dan kegiatan-kegiatan

lainnya. Dalam memenuhi aktivitas tersebut, seseorang memerlukan fungsi fisik

yang cukup baik untuk mencapai tugas-tugas tersebut dengan baik. Fungsi fisik

tersebut yang dikatakan sebagai kemampuan fungsional, yang dimana nantinya,

kemampuan fungsional tersebut digunakan untuk menuntaskan tugas-tugas spesifik

yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Hilangnya kemampuan fisik yang diakibatkan oleh adanya gangguan

(impairment), keterbatasan fungsi (functional limitation), dan disabilitas

berdampak pada terbatasnya kemampuan fungsional seseorang yang pada akhirnya

menyebabkan terganggunya proses pemenuhan aktivitas sehari-hari. Pada OA

Genu, proses-proses patologis yang terjadi tentunya menyebabkan terhambatnya

fungsi fisiologis dalam sistem muskuloskeletal pada region tersebut. Manifestasi

klinis yang dihasilkan seperti nyeri, keterbatasan LGS, kelemahan otot, akan

mengganggu kemampuan fungsional seseorang dalam beberapa aktivitas, terutama

aktivitas fungsional yang menggunakan pembebanan pada tubuh seperti berdiri,

jongkok, duduk ke berdiri, dan berjalan, naik turun tangga (Kusumawati., 2003).

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

43

Pada OA, banyak faktor yang mempengaruhi terganggunya kemampuan

fungsional seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, yang dimana faktor-

faktor ini saling berkaitan satu sama lain. Kemampuan fungsional pada OA Genu

tidak mampu ditentukan hanya dengan mengukur kualitas dan kuantitas nyeri yang

dirasakan. Beberapa pasien OA Genu tidak mengalami nyeri, namun mereka tidak

mampu bergerak bebas karena masih terasa adanya stiffness pada regio terkait.

Begitu pula beberapa pasien tidak merasakan adanya kekakuan pada sendi, namun

melaporkan bahwa nyeri yang sangat mengganggu aktivitasnya. Maka dari itu, pada

OA beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan fungsional sendi yaitu adanya

nyeri, kekakuan, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas fungsional dasar

(Kusumawati., 2003).

2.5.1 Efek Nyeri terhadap Penurunan Kemampuan Fungsional

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan pada jaringan. Perubahan fungsi pada nyeri memicu respon protektif

dengan maksud untuk menjaga agar kerusakan jaringan tetap minimal. Kapasitas

pengalaman nyeri memiliki fungsi protektif. Jika kerusakan jaringan tidak dapat

dihindarkan, akan terjadi perubahan bertahap pada sistem saraf perifer dan sistem

saraf pusat yang bertanggung jawab terhadap persepi nyeri.

Banyak teori yang menjelaskan mekanisme nyeri yang terjadi dan bagaimana

nyeri tersebut dirasakan. Mekanisme nyeri diawali oleh adanya stimulus noxious

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

44

pada reseptor sensorik yang kemudian dilanjutkan melalui empat tahap yaitu:

transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi. Transduksi adalah suatu proses

dimana terjadi konversi daripada energy panas, mekanis, atau kimia menjadi sebuah

energy listrik yang dilakukan oleh reseptor sensoris yang bernama nociceptor.

Transmisi merupakan mekanisme penghantaran energi listrik yang diterima oleh

nociceptor menuju ke medulla spinalis dan otak. Persepsi merupakan pemaparan

atau penggambaran sinyal listrik tersebut menjadi sebuah pengalaman sensoris.

Modulasi merupakan suatu mekanisme inhibisi yang mempengaruhi transimsi nyeri

di level spinal cord (International Association for Study of Pain , 2014).

Pada OA Genu, nyeri terjadi sebagai akibat adanya kontak antara kedua

permukaan tulang. Pada sendi yang normal, kedua permukaan tulang pembentuk

sendi ditutupi oleh jaringan kartilago yang tidak memiliki persarafan sensoris di

dalamnya, sehingga kontak pada kedua permukaan kartilago ini tidak

menghasilkan input sensoris (Kuntono, 2011). Namun pada sendi yang mengalami

OA, degenerasi kartilago dan subchondral scelorosis menyebabkan terjadinya

kontak antara kedua permukaan tulang yang dimana tulang memiliki persarafan

sensoris dan free nerve ending yang berfungsi sebagai nociceptor K. Pembentukan

tulang (osteophyte) juga memiliki peran terhadap timbulnya nyeri pada kondisi

Osteoarthritis (Kuntono, 2011).

2.5.2 Efek Joint Stiffness terhadap Penurunan Kemampuan Fngsional

Kekakuan (stiffness) didefinisikan sebagai kemampuan suatu objek untuk

bertahan pada keadaan awalnya (statik) ketika menerima paparan gaya eksternal.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

45

Kekakuan sendi dapat terjadi sebagai akibat dari tidak terpaparnya suatu objek

dalam jangka waktu yang cukup lama, atau dapat terjadi akibat abnormalitas

paparan terhadap suatu objek yang di luar lingkup gerak yang seharusnya (Kuntono,

2011).

Kekakuan merupakan salah satu keluhan pada OA yang menyebabkan

terbatasnya kemampuan fungsional individu dalam melakukan beberapa tugas

spesifik. Kekakuan pada OA umumnya terjadi pada pagi hari yang dikatakan

sebagai morning stiffness, serta terjadi ketika berada dalam keadaan statis dalam

jangka waktu yang cukup lama. Gejala kekakuan sendi pada pasien OA genu

dirasakan di dalam dan di sekitar sendi yang terkait. Kekakuan sendi pada OA sering

dijabarkan sebagai kekakuan jangka pendek (short-lived stiffness) yang biasanya

berlangsung kurang dari 30 menit. Kekakuan yang dirasakan lebih dari 30 menit

merupakan sebuah indikator terjadinya penyakit inflamasi sendi seperti rheumatoid

arthritis (Kuntono, 2011).

2.5.3 Efek Kelemahan Otot dan Instabilitas Terhadap Penurunan

Kemampuan Fungsional

Seseorang dengan OA pada lutut ditemukan mengalami kelemahan

kelemahan otot pada otot quadriceps, dengan defisit kekuatan sekitar 20% - 45%

jika dibandingkan dengan kekuatan otot pada orang normal. Kelemahan otot

quadriceps yang persisten merupakan kondisi klinis yang sangat penting pada

pasien OA genu karena mempengaruhi gangguan stabilitas pada lutut dan

kemampuan fungsional penderita (Kuntono, 2011). Selebihnya, otot quadriceps

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

46

memilki fungsi protektif pada persendian lutut dimana otot quadriceps bekerja

secara eksentrik selama fase awal menapak (stance phase) dan berperan untuk

memperlambat (deselerasi) pergerakan tungkai saat menuju fase heel strike dengan

tujuan untuk menurunkan gaya impulsif menuju lutut (Kuntono, 2011).

Kelemahan pada otot quadriceps diasosiasikan dengan meningkatnya rata-

rata pembebanan pada sendi lutut. Beberapa data menunjukkan bahwa semakin

besar gaya tension yang dihasilkan otot quadriceps akan melindungi lutut dari

beberapa insiden nyeri, kehilangan kartilago, serta penyempitan ruang sendi

tibiofemoral. Stabilitas pada sendi lutut memerlukan gaya internal dalam magnitude

yang untuk melawan gaya eksternal yang dialami oleh lutut. Otot quadriceps

dinyatakan mampu meredam gaya pada lutut dan menyediakan stabilitas dinamis.

Kelemahan otot quadriceps dapat merubah stres kontak pada kartilago artikular

yang diasosiasikan dengan insiden nyeri lutut dan dapat berkontribusi terhadap

kejadian OA genu (Kuntono, 2011).

Kelemahan otot, nyeri, dan gagguan fungsional akan membentuk sebuah

siklus pada pasien dengan OA genu. Dalam siklus tersebut, dinyatakan bahwa

kelemahan otot akan menghasilkan pembebanan yang abnormal pada sendi lutut

dan dikaitkan dengan instabilitas, dimana pembebanan yang abnormal pada lutut

tentunya akan memicu nyeri di sekitar persendian. Nyeri yang dialami pasien

kemudian akan membatasi aktivitas fungsional pasien yang kemudian akan

memperberat kelemahan otot yang dialami pasien. Siklus tersebut akan terus

berputar dan mempengaruhi progresifitas penyakit tersebut (Kuntono, 2011).

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

47

2.5.4 Indeks Pengukuran Fungsional Osteoarthritis Genu

WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarhtritis Index)

adalah indeks yang digunakan untuk menilai keadaan pasien dengan osteoarthritis

pada lutut. Total 24 parameter yang terdiri dari nyeri, kekakuan (stiffness), fungsi

fisik dan sosial dievaluasi menggunakan WOMAC. WOMAC juga dapat digunakan

untuk memantau perkembangan penyakit atau untuk menentukan efektivitas obat

anti-rematik (Kusumawati, 2003). Semakin tinggi nilai yang diperoleh

menunjukkan besarnya keterbatasan fungsional pasien sedangkan nilai yang rendah

menunjukkan perbaikan kemampuan fungsional. Parameter WOMAC antara lain :

1. Nyeri

a. Berjalan kaki

b. Menaiki anak tangga

c. Aktivitas pada malam hari

d. Istirahat

e. Menumpu

2. Kekakuan

a. Kekakuan pagi hari (morning stiffness)

b. Kekakuan sepanjang hari

3. Fungsi Fisik

a. Kesulitan turun tangga

b. Kesulitan naik tangga

c. Kesulitan dari posisi duduk ke berdiri

d. Kesulitan berdiri

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

48

e. Kesulitan duduk di lantai

f. Kesulitan berjalan pada permukaan datar

g. Kesulitan masuk dan keluar dari kendaraan

h. Kesulitan berbelanja

i. Kesulitan memakai kaos kaki

j. Kesulitan berbaring di tempat tidur

k. Kesulitan melepaskan kaus kaki

l. Kesulitan bangun dari tempat tidur

m. Kesulitan masuk dan keluar kamar mandi

n. Kesulitan masuk dan keluar toilet

o. Kesulitan duduk

p. Kesulitan melakukan tugas-tugas berat

q. Kesulitan melakukan tugas-tugas ringan

2.5.5 Penilaian dan Interpretasi Indeks WOMAC

1. Penilaian

Skor Keterangan

0 Tidak

1 Ringan

2 Sedang

3 Parah

4 Sangat Parah

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Momen yang diciptakan oleh gaya pada sendi lutut ini dibentuk oleh momen gaya fleksi dan adduksi. ... Adapun faktor resiko terjadinya

49

Tabel 2.3 Penilaian Skala Pengukuran WOMAC

2. Interpretasi

Jenis Pemeriksaan Total Skor Keterangan

Sakit 0 Minimum

20 Maksimum

Kekakuan 0 Minimum

8 Maksimum

Fungsi Fisik 0 Minimum

68 Maksimum

Total 96 Maksimum Skor

Tabel 2.4 Interpretasi Skala Pengukuran WOMAC

Keterangan Hasil skor WOMAC:

Minimum skor total : 0

Maksimum skor total : 96