14
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau acuan dari penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini. Adapun acuan atau rujukan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pertama, jurnal berjudul; Relasi Kuasa Antara Perhutani dan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan di Banyumas : Kepentingan Bisnis Vs Community Empowerment (Slamet Rosyadi, 2014). Relasi kuasa yang terjadi Perhutani memanfaatkan sumber daya hutan di Banyumas menjadi profit keuntungan untuk Perhutani saja tanpa melihat keuntungan yang didapatkan masyarakat dan masyarakat menganggap Perhutani sebagai atasan mereka sehigga masyarakat tidak memiliki wewenang kemudian program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang dibuat Perhutani tidak melibatkan LMDH sehingga LMDH tidak melaksanakan program PHBM dan menganggap peran LMDH tidak penting akhirnya terjadi bentuk perlawanan yang berupa keluar dari LMDH melukakan illegal loging dan pencurian tanaman. Kedua, jurnal berjudul Relasi Kuasa dan Modal: Studi Perlawanan Masyarakat Desa Nangka terhadap Pembukaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Gemilang Cahaya Menteri Jurnal (Irwan Sardi, 2017). Ketiga, Jurnal berjudul Relasi-relasi Kekuasaan di Balik Pengelolaan Industri Pariwisata Bali (I Nyoman Wijaya, 2012). Keempat, Jurnal intenasional berjudul Community, State and Power-Relation in Community-based tourism on Lekhubu Island, Bostwana (Leano Monkgogi, 2017). Kelima, Power Relation and Community-based Tourism Planning (Maureen G reed, 2012). Hasil Penelitina dan relevansi sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau acuan dari

penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini. Adapun acuan atau rujukan

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pertama, jurnal berjudul; Relasi Kuasa

Antara Perhutani dan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan di Banyumas :

Kepentingan Bisnis Vs Community Empowerment (Slamet Rosyadi, 2014). Relasi kuasa

yang terjadi Perhutani memanfaatkan sumber daya hutan di Banyumas menjadi profit

keuntungan untuk Perhutani saja tanpa melihat keuntungan yang didapatkan masyarakat dan

masyarakat menganggap Perhutani sebagai atasan mereka sehigga masyarakat tidak memiliki

wewenang kemudian program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang dibuat

Perhutani tidak melibatkan LMDH sehingga LMDH tidak melaksanakan program PHBM

dan menganggap peran LMDH tidak penting akhirnya terjadi bentuk perlawanan yang

berupa keluar dari LMDH melukakan illegal loging dan pencurian tanaman.

Kedua, jurnal berjudul Relasi Kuasa dan Modal: Studi Perlawanan Masyarakat Desa

Nangka terhadap Pembukaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Gemilang Cahaya Menteri

Jurnal (Irwan Sardi, 2017). Ketiga, Jurnal berjudul Relasi-relasi Kekuasaan di Balik

Pengelolaan Industri Pariwisata Bali (I Nyoman Wijaya, 2012). Keempat, Jurnal intenasional

berjudul Community, State and Power-Relation in Community-based tourism on Lekhubu

Island, Bostwana (Leano Monkgogi, 2017). Kelima, Power Relation and Community-based

Tourism Planning (Maureen G reed, 2012). Hasil Penelitina dan relevansi sebagai berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

20

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevansi Penelitian

1. Slamet Rosyadi berjudul

Relasi Kuasa Antara

Pehutani dan

Masyarakat dalam

Pengelolaan Sumber

Daya Hutan Di

banyumas: Kepentingan

Bisnis VS Community

Empowerment

Relasi kuasa yang terjadi

Perutani memprioritaskan

pengembangan usaha

(profit/bisnis) daripada

pemberdayaan masyarakat

desa hutan. Hasil penelitian

menunjukkan LMDH tidak

dilibatkan secara signifikan

dalam program PHBM.

Lebih dari 12 tahun,

perhutani menjadi aktor

dominan. Akibatya LMDH

merasa perhutani tidak

menganggap serius peran

LMDH.

Penelitian dan jurnal

memiliki relevansi yakni

membahas mengenai relasi

kuasa perhutani dan

masyarakat namun perbedaan

diantara keduanya adalah

penelitian ini akan berfokus

pada pengembangan potensi

wisata, sedangkan jurnal

lebih berfokus pada

pengelolaan hutan.

2. Irwan Sardi berjudul

Relasi Kuasa dan

Modal: Studi

Perlawanan Masyarakat

Desa Nangka terhadap

Pembukaan Perkebunan

Kelapa Sawit PT.

Hasil peneltian

menunjukkan hubungan

yang terjadi antara

penguasa dengan adanya

praktik relasi yang tidak

seimbang dalam penentuan

kebijakan atas dasar

Penelitian dan jurnal

memiliki relevansi yaitu

membahas mengenai relasi

kuasa namun penelitian ini

akan berfokus pada

pengembangan potensi

wisata, sedangkan jurnal

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

21

Gemilang Cahaya

Mentari.

kepentingan materialistis

perkebunan kelapa sawit.

adanya perlawanan yang

dilakukan masyarakat.

berfokus pada perlawanan

masyarakat desa nangka

terhadap pembukaan Kelapa

Sawit PT. Gemilang Cahaya

Mentari.

3. I Nyoman Wijaya

berjudul Relasi-relasi

Kekuasaan di Balik

Pengelolaan Industri

Pariwisata Bali

Kekuasaan terjadi setelah

pidato presiden soeharto

1968 yaitu dilakukannya

kepariwisataan Bali.

Pengetahuan tersebut

digunakan oleh pemerintah

daerah utnuk menjalankan

pariwisata. Akan tetapi,

terjadi kemandekan dan

mulai bermuculan

intelektual organik

konservatif dengan

membawa berbagai

kepentingan kelompok.

Menjadikan pidato

presiden sebagai Wacana

untuk bisa melaksanakan

industri pariwisata. Relasi

Penelitian dan jurnal

memiliki relevansi yaitu

membahas mengenai relasi

kuasa namun, perbedaan

diantara keduanya adalah

penelitian ini akan berfokus

Perhutani dan Masyarakat

dalam pengembangan potensi

wisata sedangkan jurnal lebih

berfokus pada kekuasaan

dalam pengelolaan industri

pariwisata Bali ada banyak

kelompok yang terlibat

dalam pelaksanaan

kekuasaan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

22

kekuasaan yang ditemukan

tidak hanya menindas

tetapi juga menciptakan

pengetahuan baru.

4. Leano Monkgogi

berjudul Community,

State and Power-

Relations in

Community-based

Tourism on Lekhubu

Island, Botswana.

Relasi kekuasaan antara

masyarakat lokal dan

negara dalam

pengembangan wisata

yaitu pariwisata berbasis

masyarakat secara

pengambilan keputusan

diambil ahli oleh negara

secara keseluruhan dan

memanfaatkan membuat

manajemen wisata dengan

memanfaatkan

ketidakberdayaan

masyarakat.

Relevansinya yaitu berfokus

pada Relasi kekuasaan dalam

pengembangan wisata.

Perbedaannya, diantara

keduanya dari subjek

penelitan perhutani dan

pengembangan potensi

wisata sedangkan jurnal

pengembangan wisata

berbasis masyarakat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

23

5. Maureen G reed

berjudul Power

Relations and

Community-based

Tourism Planning

Hasil penelitian

menunjukkan Relasi kuasa

mempengaruhi upaya

perencanaan wisata

berbasis masyarakat

berdampak masyarakat

mengikuti keputusan

tersebut, sehingga

bermunculan peraturan

untuk wisata di dalam

masyarakat.

Relevansinya adalah

berfokus pada relasi kuasa di

wisata perbedaan diantara

keduanya peneliti berfokus

pada subjek peneliti

perhutani, pengembangan

potensi wsata sedangkan

jurnal perencanaan wisata

berbasis masyarakat.

Perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dengan yang diteliti adalah terletak pada

fokus penelitiannya. Relevansi dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji tentang Relasi Kuasa dan menggunakan jenis dan pendekatan penelitian yang sama

yaitu pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.

B. Kajian Pustaka

1. Konsep Relasi Kuasa

Kekuasaan adalah ada sesuatu yang dilegitimasi secara metafisis kepada negera

yang memungkinkan negara dapat mewajibkan semua orang untuk mematuhinya (Steven,

2003:40). Artinya ada bentuk kekuasaan yang miliki oleh kelompok atau intansi yang

dibuat untuk dipatuhi. Kekuasaan adalah sebuah rezim yang dapat melakukan kontrol

untuk menguasai pihak lain. Pengontrolan itu sampai pada wilayah yang paling pribadi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

24

atau intim yaitu tubuh. Tubuh yang menjadi objek kekuasaan bertujuan melahirkan

manusia-manusia yang dapat tunduk dengan kekuasaan tersebut.

Menurut Foucault mendefinisikan kekuasaan atau keanekaragaman hubugan

kekuatan yang segera terjadi dalam ruang ditempat ia beroperasi. Kekuasaan bukannlah

sebuah institusi, sebuah struktur, superstruktur atau kekuatan yang ada pada masyarakat.

kekuasaan adalah masalah praktek-praktek yang konkret sehingga menciptakan berbagai

realitas dan pola-pola perilaku, memproduksi objek-objek pengetahuan dan ritual-ritual

kebenaran yang khas (Martono, 2011:84).

Soerjono Soekanto menggambarkan beberapa unsur kekuasaan yang dapat

dijumpai pada hubungan sosial antara manusia maupun antar kelompok yaitu meliputi:

a. Rasa Takut

Rasa takut yang dimiliki seseorang pada orang lain yang akan menimbulkan suatu

kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan pada orang yang ditakuti. Perasaan

takut ini bernuansa negatif karena orang tersebut tunduk pada orang lain dalam

keadaan yang terpaksa, sehingga untuk menghindari dari hal-hal yang merugikan

dirinya, seseorang atau sekelompok orang akan patuh atau berbuat apa saja sesuai

dengan keinginan pihak yang ditakutinya.

b. Rasa Cinta

Unsur kekuasaan dengan perasaan cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang

bernuansa positif, orang-orang dapat bertindak sesuai dengan keinginan yang

berkuasa, sehingga masing-masing pihak tidak merasakan dirugikan satu sama lain.

Relasi kedua belah pihak yaitu antara kekuasaan dan yang dikuasai, bersifat positif

dari keadaan ini maka suatu sistem kekuasaan dapat berjalan dengan baik dan teratur.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

25

c. Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan

langsung dari dua orang atu lebih, satu pihak secara penuh percay pada pihak lainnya,

dalam hal ini pemegang kekuasaan terhadap segenap tindakan sesui dengan peranan

yang dilakuknnya dengan kepercayaan ini maka orang-orang akan bertindak sesuai

dengan apa yng dikehendaki oleh penguasa. Unsur kepercayaan ini penting

ditumbuhkan untuk melanggengkan suatu bentuk kekuasaan.

d. Pemujaan

Pemujaan adalah suatu dari perasan cinta atau sistem kepercayaan mungkin pada

suatu saat dapat disangkal oleh orang lain, akan tetapi dalam sistem pemujaan maka

seseorang dan kelompok orang akan selalu menyatakan pembenaran atas segala

tindakan dari penguasanya ke dalam mupun ke luar masyarakat (Soerjono, 2006:27).

2. Konsep Pengambangan Potensi Wisata

Potensi wisata adalah sumber daya yang terdapat di setiap daerah yang bisa

dikembangkan menjadi pariwisata. Berdasarkan hal tersebut potensi wisata Berdasarkan

hal tersebut potensi wisata menjadi daya tarik untuk dapat dikembangkan sebagai

meningkatkan pendapatan dalam suatu daerah. Perlu adanya kerjasama dalam

melaksanakan pengembangan wisata mulai dari beberapa kelompok, pengusaha, lembaga

dan masyarakat.

Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau

memajukkan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik

ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat menarik

minat wisatawan untuk mengunjunginya. Pengembangan pariwista adalah cara agar lebih

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

26

banya wisatawan datang pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal dan

meningkatkan pendapatan untuk tempat wisata atau penghasilan daerah. Berkembangnya

pariwisata tergantung pada produksi industri pariwisata yang meliputi daya tarik wisata,

kemudahan perjalanan, sarana dan fasilitas serta promosi (Oka, 2008:23).

Pengembangan potensi wisata merupakan bentuk kegiatan yang berupa upaya

pengembangan sarana dan prasarana, peningkatan promosi wisata, peningkatan sumber

daya alam, menciptakan kawasan wisata yang ramah lingkungan, kerjasama dengan

pihak-pihak tertentu yang sekiranya bisa mendukung pengembangan sektor wisata

sehingga pengembangan yang optimal menjadikan sektor pariwisata memiliki daya tarik

tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata di Desa Gajahrejo,

Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.

a. Bentuk dan Jenis Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan pasal 1 ayat 1, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekresi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam rangka waktu sementara.

Berdasarkan keadaan dan karakteristik daerah wisata, secara umum wisata

digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Pariwisata Alam

Kegiatan pariwisata alam secara garis besar dapat dibedakan antara wisata

perairan atau wisata bahari meliputi : berenang, snorkling, berselancar, memancing,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

27

berlayar kemudian wisata daratan serta dirgantara meliputi : lintas alam, pendakian

gunung, penelusuran goa, berkemah dan terbang layang.

2. Pariwisata Budaya

Pariwisata budaya merupakan suatu perjalanan wisata dengan tujuan untuk

mempelajari adat istiadat, tata cara kemasyarakatan dan kebiasaan di daerah yang di

kunjungi. Wisata ini berupa kunjungan atau mengunjungi objek wisata buatan

manusia seperti museum, masjid agung, gereja kuno dan lain sebagainya.

Berdasarkan jenis wisata menurut Pendit dalam (Oka, 2008:54) wisata terdapat lima

jenis antara lain:

1) Wisata Budaya

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau

peninjauan ketempat lain, mempelajari keadaan rakyat dan kebiasaan adat istiadat,

budaya dan seni mereka.

2) Wisata konvensi

Wisata konvensi adalah wisata yang menyediakan fasilitas bangunan dan ruangan-

ruangan tempat bersidang bagi peserta konverensi atau pertemuan lainnya yang

bersifat nasional maupun internasional.

3) Wisata sosial

Wisata sosial adalah peroganisasian suatu perjalanan murah serta mudah

memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk

mengadakan perjalanan seperti misalnya kaum buruh, pemuda, pelajar atau

mahasiswa, petani dan sebagainya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

28

4) Wisata Cagar Alam

Wisata cagar alam adalah wisata yang diselenggarakan agen atau bio

perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ketempat

atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya

yang pelestaraiaanya dilindungi oleh undang-undang.

5) Wisata Bulan Madu

Wisata bulan madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-

pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus,

tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka.

b. Destinasi Wisata

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada

Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa destinasi Pariwisata yang diidentikan dengan daerah

tujuan wisata didefinisikan sebagai kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih

wilayah administrasi yang didalamnya terdapat daya tarik, fasilitas umum, fasilitas

pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling melengkapi terwujudnya

kepariwisataan (Prasiasa, 2013:20).

Destinasi wisata terdapat komponen-komponen produk pariwisata antara lain

daya tarik, pelayanan dan sumber daya wisata lainnya. Menurut kusudianto dalam

(prasiasa, 2013:19) destinasi pariwisata dapat digolongkan berdasarkan ciri-ciri destinasi

tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pantai, dan hutan.

b. Destinasi sumber daya budaya, seperti tempat bersejarah, museum, teater, dan

masyarakat lokal.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

29

c. Fasilitas rekreasi, seperti taman hiburan.

d. Event, seperti pesta kesenian Bali, Pesta Danau Toba, dan Pasar malam.

e. Aktivitas spesifik, seperti kasino di Genting Highland Malaysia dan Wisata Belanja

Hong Kong.

f. Daya tarik psikologis, seperti petualangan, perjalanan romantis, dan keterpencilan.

Destinasi wisata menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan

menikmati keindahan dan produk yang diberikan di tempat wisata. Hal tersebut bisa

menjadikan kekuatan dalam pariwisata untuk memdapatkan keuntungan dalam taraf

perekonomian di masyarakat.

C. Landasan Teori Kekuasaan Michel Foucault

1. Ilmu Pengetahuan

Dalam Arkeologi ilmu pengetahuan, Foucault yang bercermin pada pembahasan

peristiwa-peristiwa diskursif, pernyataan-pernyataan yang dibicarakan dan dituliskan.

Foucault tertarik pada praktik-praktik diskursif dasar yang membentuk dasar diskursus

sains, khususnya dalam ilmu-ilmu manusia. Bagi Foucault, arkeologi ditikberatkan

pada objek, sesuatu konteks, artikel-artikel yang tersisa pada masa lalu, monumen diam

(Ritzer, 2010:68). Dapat disimpulkan arkeologi Foucault bercermin pada pembahasan

yang menyimpang, adanya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk sesuatu hal yang

menyimpang.

Foucault menggambarkan lima tahap proses untuk menganalisis ranah peristiwa

diskursif yaitu:

1. Memahami pernyataan menurut kejadian yang sangat khas

2. Menentukan kondisi keberadaanya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

30

3. Menentukan sekurang-kurangnya limitnya

4. Membuat korelasinya dengan pernyataan yang lain yang mungkin terkait

dengannya

5. Menunjukkan apa bentuk lain pernyataan yang ia keluarkan

Menurut Foucault dalam (Ritzer, 2010:69) Pada tahapan proses ini, awalnya

Foucault tertarik menggunakan sekurang-kurangnya, pada regularitas tersebut yang

terdapat dalam diskursus. Dia mencatat regularitas tersebut pada berbagai jenis

hubungan-hubungan, hubungan antara kelompok-kelompok pernyataan dan hubungan

antara pernyataan dan pernyataan kelompok-kelompok dan peristiwa yang sungguh

berbeda jenisnya (teknik, ekonomi, sosial, dan politik) .

Alan Sheridan berpendapat arkeologi Foucault adalah menyelidiki seperangkat

aturan-aturan formasi yang menentukan semua kemungkinan kondisi-kondisi yang

diucapkan dalam diskursus tertentu pada kondisi apapun (Ritzer, 2010:70). Jadi

artinya ada aturan-aturan bagi formasi konsep-konsep. Konsep-konsep yang dia

periksa tidak dijumpai dalam teks-teks individu tertentu atau bahkan dalam sains pada

saat pembahasan-pembahasan tertentu.

2. Genealogi Kekuasaan

Genealogi adalah sebuah cara menganalisis berbagai perlintasan wacana, praktik

dan peristiwa yang jamak, dan akhir yang terbuka, heterogen dan menetapkan

hubungan mereka yang terpolakan tanpa perlu menggunakan rezim kebenaran yang

mengklaim hukum pesudo-alamiah atau kebutuhan global. Dalam Genealogi

kekuasaan, Foucault menaruh perhatian pada cara orang mengatur diri mereka sendiri

dan orang lain melalui pemproduksian pengetahuan. Ia melihat pengetahuan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

31

menghasilkan kekuasaan dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek dan

kemudian mengatur subjek-subjek itu dengan menggunakan pengetahuan (Ritzer,

2012:1046).

Michel Foucault adalah seorang yang skeptis terhadap segala macam kebenaran.

Baginya segala macam klaim kebenaran adalah intrepretasi atas sebuah dunia, yang

sebenarnya tidak ada sebagai sesuatu yang historis. Foucault menyelidiki cara berpikir

dan sejarah peradaban misalnya dalam kegilaan dan peradaban dia melukiskan

bagaimana kegilaan itu di definisikan dari berbagai kelompok yang dominan pada masa

tertentu. Disini Foucault menguraikan bahwa pandangan dan cara pengobatan seorang

dokter sungguh sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi pengetahuan, instusional,

pedagogis, keamanan dan seterusnya (K.Bertens, 2001:307).

Kekuasaan adalah sesuatu yang dilegitimasikan secara metafisis kepada negara

yang memungkinkan negara dapat mewajibkan semua orang untuk mematuhinya,

namun menurut Foucault, kekuasaan bukanlah sesuatu yang hanya dikuasai oleh

negara, sesuatu yang dapat diukur. Kekuasaan ada dimana-mana karena kekuasaan

adalah satu dimensi dari relasi dimana ada relasi, disana ada kekuasaan. Kekuasaan ini

tidak datang dari luar, melainkan kekuasaan menentukan susunan, aturan dan

hubungan-hubungan dari dalam dan memungkinkan semuanya terjadi (Foucault,

2000:144).

Kekuasaan dan pengetahuan memiliki hubungan yaitu adanya pengaruh perubahan

besar yaitu pelaksanaan kekuasaan melahirkan objek pengetahuan yang baru. Tanpa

pengetahuan kekuasaan tidak mungkin dijalankan, pengetahuan tidak mungkin tidak

melahirkan kekuasaan. Menurut Foucault (Sarup, 2011:113) pola hubungan kekuasan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38958/3/BAB II.pdf · Pengelolaan Industri Pariwisata Bali Kekuasaan terjadi setelah pidato presiden soeharto 1968 yaitu

32

diferensial yang kompleks meluas ke setiap aspek kehidupan sosial, budaya, dan politik

kita, melibatkan bentuk “posisi-subjek” (yang sering kontradiktif), dan menjaga

kesepakatan kita bukan dengan ancaman sanki hukuman melainkan dengan membujuk

kita untuk menginternalisasi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam tatanan

sosial.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih teori kekuasaan Michel Foucault karena

pada dasarnya konsep yang dikemukakan dalam teori tersebut bisa memperjelas

fenomena dengan realitas yang dikaji oleh peneliti. Peneliti akan melakukan pengkajian

secara mendalam terhadap relasi kuasa antara Perhutani dengan LMDH dalam

pengembangan potensi wisata di Desa Gajahrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten

Malang. Menurut Michel Foucault kekuasaan dan pengetahuan memiliki hubungan atas

relasi kekuasaan yang terjadi tanpa adanya pengetahuan kekuasaan tidak mungkin

dijalankan dan pengetahuan dibentuk dalam produk yang digunakan untuk

melaksanakan relasi kekuasaan.