Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Transportasi Konvensional
Transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia
dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka
terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan
sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui (Nasution, 1996:50).
Peran dan Manfaat Transportasi yaitu prasarana transportasi mempunyai dua
peran utama, yaitu: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di
daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang
yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut dan, untuk
mendukung pergerakan manusia dan barang (Tamin, 1999:5).
Transportasi konvensional biaya yang ditawarkan kepada lebih banyak
orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan
serendah mungkin. Karena merupakan sebuah angkutan kota yang bersifat massal,
perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan
tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan diterminal dan atau
tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud.
Angkutan umum memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap.
Pelayanan transportasi umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila
tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.
Bertambahnya jumlah kendaraan dan tingkat teknologi transportasi
masyarakat membuat inovasi kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut
18
manusia atau barang dengan memberikan jasa kepada masyarakat dengan
menggunakan tarif atau pembayaran tunai. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
14 tahun 1992 tentang Angkutan Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan
orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan. Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan membagi kendaraan menjadi kendaraan bermotor dan
kendaraan tidak bermotor. Kemudian pada Pasal 47 ayat (2), kendaraan bermotor
dibagi lagi menjadi sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan
kendaraan khusus (Dishub Kota Malang).
Jasa transportasi yang murah dan aman adalah sarana yang sangat
penting dan diutamakan dalam kehidupan modern, dan usaha penyempurnaan-
nya terus dilakukan dengan baik sehingga akan mempengaruhi perkembangan
standar kehidupan masyarakat, jika dikatakan transportasi bukan merupakan
tujuan tapi merupakan alat untuk mencapai banyak tujuan. Tinjauan mengenai
sifat hubungan antara transportasi dengan pembangunan telah mengalami
perkembangan. Banyak literatur atau kepustakaan ekonomi transportasi dan ilmu
bumi transpor menyatakan bahwa sifat transportasi dan peningkatan efisiensi
transportasi sangat penting dalam percepatan proses pembangunan. Dalam
hubungan ini dikemukakan beberapa pendapat seperti Lord Lugard, seorang
administrator koloni inggris, telah menulis kira-kira setengah abad yang lalu
dimana menyatakan bahwa faktor yang dominan dalam pembangunan materiil di
Afrika dapat disimpulkan dalam satu kata yaitu “Transportasi”.
Kondisi transportasi konvensional di banyak negara sedang berkembang
belum memadai karena beberapa masalah dan kendala yang dihadapi seperti
19
subsidi dalam sektor transportasi, dukungan prasarana dan sarana transportasi,
sumber daya manusia, serta faktor kedisiplinan operator kendaraan, penumpang,
maupun pengguna jalan. Selain itu kenyamanan dan keamanan masyarakat
sebagai pengguna jasa transportasi masih belum terjamin. Hal ini dapat
menyebabkan rendahnya penggunaan transportasi konvensional sehingga dapat
mengakibatkan terganggunya sistem wilayah perkotaan secara keseluruhan
ditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota.
2.1.2. Masyarakat Satu Dimensi
Masyarakat berdimensi satu yakni ini merupakan manusia modern yang
segala dari segi kehidupan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi kebaikan
dan peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem dari kapitalisme
yang ditopang dengan sistem teknologi. Karya Marcuse mengenai Manusia Satu-
Dimensi berisi tinjauan Hegel tentang situasi dunia kontemporer yang sangat
dipengaruhi oleh Marxisme klasik. Dalam tesis yang di tulis Marcuse, dia
mengantisipasi banyak posisi kunci Manusia Satu Dimensi, termasuk integrasi
proletariat, stabilisasi kapitalisme, birokratisasi sosialisme, kehancuran kaum kiri
revolusioner, dan ketiadaan kekuatan sejati sosial progresif.
Perubahan secara umum, tema karakteristik tulisan Marcuse pasca-
Perang Dunia Kedua dibangun di atas analisis Sekolah Frankfurt tentang peran
teknologi dan rasionalitas teknologi, administrasi dan birokrasi, negara kapitalis,
media massa dan konsumerisme, dan mode baru dari kontrol sosial, yang dalam
pandangan mereka menghasilkan penurunan potensi revolusioner kelas pekerja
dan penurunan individualitas, kebebasan, dan demokrasi, serta stabilisasi
20
kapitalisme. Dalam sebuah epi-log tahun 1954 untuk Reason and Revolution edisi
kedua, Marcuse mengklaim bahwa: "Kekalahan Fasisme dan Sosialisme Nasional
Teori Marcuse tentang dunia dan masyarakat teknis satu dimensi, yang
merupakan fokus utama Manusia Satu Dimensi. Seseorang dapat menafsirkan
teori Marcuse sebagai teori global, totalisasi dari jenis masyarakat baru yang
melampaui kontradiksi masyarakat kapitalis dalam tatanan baru yang
menghilangkan individualitas, perbedaan pendapat, dan oposisi. Memang, ada
kecenderungan berulang dalam membaca Marcuse untuk menggunakan "satu
dimensi" sebagai konsep total untuk menggambarkan era perkembangan sejarah
yang seharusnya menyerap semua oposisi ke dalam sistem totaliter, monolitik.
Marcuse sendiri jarang menggunakan istilah "satu dimensi" sebagai kata
benda total tetapi cenderung berbicara tentang "satu dimensi" manusia,
masyarakat, atau pemikiran, menerapkan istilah tersebut sebagai kata sifat yang
menggambarkan kata sifat. kondisi-kondisi kurang yang dikritik dan
dikontraskannya dengan keadaan alternatif. Faktanya, Marcuse memperkenalkan
"satu dimensi" dalam tulisan sebelumnya sebagai konsep epi-stemologis yang
membuat perbedaan antara pemikiran satu dimensi dan dialektis; dalam Manusia
Satu Dimensi diperluas untuk menggambarkan fenomena sosial dan antropologis.
Mengingat kritik Marcuse terhadap keadaan "satu dimensi" dengan
mengajukan alternatif yang harus diperjuangkan dan direalisasikan, adalah salah
untuk membaca dia semata-mata sebagai ahli teori dari masyarakat yang
sepenuhnya adminis-tered administrasi yang sepenuhnya menolak kontradiksi,
konflik, pemberontakan, dan pemikiran dan tindakan alternatif. Dalam Manusia
Satu Dimensi dan karya-karya selanjutnya, ia menolak interpretasi monolitik atas
21
teks sebagai epik dominasi total yang dalam mode kuasi-Hegelian memasukkan
semuanya menjadi totalitas satu dimensI lebih disukai untuk membacanya sebagai
teks dialektik yang kontras satu dimensi dengan pemikiran dan perilaku
multidimensi.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan salah satu tehnik yang dilakukan peneliti untuk
mencari perbandingan dan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya,
di samping itu kajian terdahulu dapat membantu penelitian dan juga dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian.
Penelitian terdahulu ini penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama dengan peneliti. Namun mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi
dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian yang kaji. Berikut merupakan
beberapa penelitian terdahulu yang berupa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan peneliti.
Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevansi
Rasionalitas Ojek
Konvensional Dalam
Mempertahankan
Eksistensi Di Tengah
Para tukang ojek
mempertahankan
eksistensi mereka
sebagai ojek
Relevansi dari penelitian
diatas adalah bagaimana
ojek online sudah
menguasai pasar dan
22
Adanya Go-Jek Di
Kota Surabaya
(Hendita Doni
Prasetya dan Martinus
Legowo, Vol 4, No 3
(2016))
konvensional di tengah
maraknya fenomena
ojek online. Untuk itu
seorang ojek
konvensional sebagai
aktor harus melakukan
suatu tindakan untuk
mencapai tujuannya.
Dalam menentukan
suatu tindakannya, ojek
konvensional
memperhitungkan
sumber daya yang
mampu mendukung
tujuan yang ingin
dicapainya.
menyebabkan ojek
konvensional tetap
berupaya untuk
mempertahankan
eksistensinya agar tidak
tergerus dengan
perkembangan teknologi.
Akan tetapi yang
membedakan dari
penelitian tersebut selain
dari lokasi adalah
menjelaskan bagaimana
bentuk dari dominasi
teknologi dengan adanya
ojek online.
Dampak Sosial
Transportasi Berbasis
Online (Rohani Budi
Prihatin (2016) Vol.
VIII, No. 07)
Perusahaan transportasi
konvensional yang
tidak siap dengan
perkembangan
teknologi maka
kehadiran transportasi
berbasis online (TBO)
Relevansi penelitian yaitu
tentang bagaimana
dampak dari ojek online
yang merugikan ojek
konvensional namun
perbedaanya terletak pada
perbedaan kajian yang
23
akan dianggap sebagai
ancaman terhadap
kelangsungan
bisnisnya. Prinsipnya,
ketika kemajuan
teknologi tidak dapat
dibendung, pilihannya
tiada lain adalah ikut
beradaptasi sehingga
manfaatnya bisa sama-
sama dirasakan. Di era
revolusi industri
keempat ini, terjadi fusi
berbagai kemajuan
teknologi. Inovasi
bergerak cepat dan
semua serba terkoneksi.
Ini eranya internet of
things (IoT), bahkan
internet of everything,
termasuk di dalamnya
adalah TBO.
membahas tentang
ketidaksiapan transportasi
konvensional terhadap
eksistensinya karena
adanya transportasi online
24
Tinjauan Hukum
Persaingan Usaha
Terhadap Konflik
Antara Taksi
Konvensional Dan
Taksi Online (Melisa
Safitri (2015) Vol. 6
No. 2)
Konflik antara taksi
konvensional dan taksi
online bukan
dikarenakan adanya
indikasi monopoli atau
pun persaingan usaha
tidak sehat yang
disebabkan oleh kedua
atau salah satu moda
transportasi tersebut,
struktur biaya yang
tidak sama antara
keduanya membuat
penetapan tarif pun
tidak berangkat dari
beban yang sama
sehingga ada perbedaan
yang sangat kontras dan
signifikan antara
keduanya.
Relevansi nya yaitu
penelitian diatas juga
menjelaskan keberadaan
transportasi konvensional
di tengah adanya
fenomena transportasi
online. Perbedaan nya
terletak pada kajian yang
diteliti yang membahas
problematika konflik
antara taksi konvensional
dan taksi online bukan
dikarenakan adanya
indikasi monopoli atau
pun persaingan usaha
25
Permasalahan Dan
Pengemba ngan
Angkutan Umum Di
Kota Surabaya (Ari
Widayanti, Soeparno,
B hertin Karunia Vol.
14 No. 1 April 2014)
Hasil penelitian bahwa
Permasalahan angkutan
umum di Kota Surabaya
adalah armada yang
kurang memadai,
prasarana yang kurang
mencukupi, minat
pengguna angkutan
umum yang rendah, serta
peran regulator dan
operator yang belum
optimal. Hal ini terlihat
dengan kondisi
operasional yang kurang
baik.
Relevansinya bahwa
benar fasilitas yang
ditawarkan ojek
konvensional memang
kurang memadai tidak
mengikuti perkembangan
zaman sehingga tergeser
dengan teknologi dan
membuat eksistensi
angkutan umum semakin
menurun.
26
Dampak Keberadaan
Transportasi Online
(Go-Jek) Terhadap
Tukang Becak
Bermotor (Rambe,
Ibrahim
2018)
Persaingan yang terjadi
antara transportasi online
(Go-jek) dengan tukang
becak menimbulkan
adanya konflik.
Permasalahan tarif dan
peraturan yang belum
jelas menyebabkan
terjadinya pro dan
kontra.
Relevansi penelitian
diatas dengan mengkaji
bagaimana dampak
adanya Go-Jek terhadap
becak motor (transportasi
konvensional). Perbedaan
terletak pada lokasi dan
analisis yang dipaparkan
Eksistensi Ojek
Pangkalan Di dalam
Perkembangan
Transportasi Berbasis
Informasi Dan
Teknologi (Andhika
Cahya Purwanto,
Asma Luthfi,
Thriwaty Arsal Vol 7
(1) (2018))
Kehadiran transportasi
publik berbasis
informasi dan teknologi
di kota Semarang
ternyata tidak serta-
merta membuat ojek
pangkalan kehilangan
fungsinya sebagai moda
transportasi publik yang
diminati masyarakat.
Merton berpendapat
bahwa fungsi dari
struktur baru yang hadir
Relevansi penelitian di
atas dengan mengkaji
bagaimana dampak
adanya Go-Jek terhadap
moda ojek pangkalan
27
didalam masyarakat
tidak selalu membuat
fungsi dari struktur yang
lama hilang begitu saja.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
2.3. Landasan Teori
2.3.1 Teori Herbert Mercuse
Teori ini dipaparkan oleh Herbert Mercuse yang merupakan Seorang filsuf
Jerman-Amerika, sosiolog dan ahli teori kritis terkait dengan Sekolah Frankfurt
yang Lahir di Berlin, dia mengkritik kapitalisme, teknologi modern,
materialisme historis, dan budaya hiburan karena mereka mewakili bentuk-
bentuk baru kontrol sosial dan represi. Teori kritis pada mulanya memusatkan
perhatian terhadap filsafat yang diagungkan oleh masyarakat modern, yaitu
positivistime. Filsafat yang mendukung rasionalitas masyarakat modern dalam
melakukan penelitian ilmiah (Laksono, 2012).
Mungkin keterlibatan Marcuse dengan Teori Kritis dari Sekolah Frankfurt
yang paling mempengaruhi gen-esis dan produksi Manusia Satu Dimensi.
Setelah munculnya dukungan publik Heidegger terhadap Sosialisme Nasional,
dan menjelang kemenangan partai Nazi, Marcuse melakukan wawancara kerja
dengan Institut Penelitian Sosial Frankfurt, menerima posisi dengan mereka, dan
bergabung dengan mereka di pengasingan setelah Hitler's naik ke kekuasaan.
Pertama di Jenewa, Swiss, dan kemudian di New York, di mana Institut
28
berafiliasi dengan Universitas Columbia, Marcuse dengan antusias bergabung
dalam upaya kolektif Institut untuk mengembangkan teori kritis masyarakat.
Bersama dengan direktur Institut, Max Horkheimer, Marcuse adalah salah
satu spesialis filsafat mereka. Dia memulai karyanya dengan Institut dengan
menghasilkan kritik terhadap ideologi fasis; Setelah berpaling dari mantan
gurunya, ia sekarang menilai karya Heidegger sebagai bagian dari
kecenderungan baru terhadap pemikiran totaliter yang dominan di Jerman dan
yang mengancam seluruh dunia. Teori kritis yakni teori yang menganalisis
masyarakat dari sudut pandang, apakah kemampuannya berguna/tidak dan
disalahgunakan dalam rangka memperbaiki kondisi umat manusia
(Mercuse,1964:15). Salah satu teori yang cocok untuk menganalisis
permasalahan ini yaitu :
One Dimensional Man
Gagasan Marcuse yang tertuang dalam bukunya yang berjudul One-
Dimensional Man (1964) yang mana kritik utama Marcuse adalah Konteks
yang dibicarakan yakni masyarakat industri maju yakni masyarakat telah
terdominasi oleh teknologi menjadi masyarakat teknokratis. Marcuse
beranggapan bahwa manusia modern saat ini merupakan masyarakat yang
tidak sehat. Masyarakat berdimensi satu yakni ini merupakan manusia modern
yang segala dari segi kehidupan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi
kebaikan dan peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem dari
kapitalisme yang ditopang dengan sistem teknologi ( J. Sudarminta,
1982:123).
29
Masyarakat seperti ini seakan berlangsung tanpa kritik. Masyarakat sebagai
suatu keutuhan bertindak secara irrasional. Marcuse menggambarkan secara
historis penurunan individualisme dari masa revolusi borjuis ke kebangkitan
masyarakat teknologi modern. Menurutnya, Rasionalitas individu
dimenangkan dalam perjuangan melawan takhayul, irasionalitas, dan
dominasi yang berkuasa, dan menempatkan individu dalam sikap kritis
terhadap masyarakat.
Alasan kritis adalah prinsip kreatif yang merupakan sumber pembebasan
individu dan kemajuan masyarakat. Namun, perkembangan industri modern
dan rasionalitas teknologi merongrong dasar rasionalitas individu. Ketika
kapitalisme dan teknologi berkembang, masyarakat industri maju menuntut
peningkatan One dimensional man berkaitan dengan cara-cara modern,
kapasitas membatasi kemungkinan. Pertentangan dengan eros peradaban yang
sesuai dengan beberapa gagasan dari Freud yang lebih metafisik, khususnya
gagasan tentang instinct dan kematian sampai mengkritik terhadap budaya
modern dan aliansi keinginan.
Karya awal Marcuse sendiri berusaha untuk mensintesis eksistensialisme
fenomenologis Heidegger dengan Marxisme, dan dalam Manusia Satu
Dimensi seseorang mengenali motif Husserlian dan Heideggerian dalam
kritik Marcuse tentang peradaban ilmiah dan cara berpikir. Secara khusus,
Marcuse mengembangkan konsepsi tentang dunia teknologi, serupa dalam
beberapa hal dengan yang dikembangkan oleh Heidegger, dan, seperti Husserl
dan Heidegger, melihat rasionalitas teknologi menjajah kehidupan sehari-hari,
merampok kebebasan individu dan individualitas dengan memaksakan
30
imperatif teknologis, aturan. , dan struktur pada pemikiran dan perilaku
mereka (Mercuse,1964)
Keberanian yang nyaman, lancar, masuk akal, demokratis dalam
peradaban industri maju, suatu tanda kemajuan teknis. Memang, apa yang bisa
lebih rasional daripada penindasan individualitas adalah mekanisasi
pertunjukan yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan; konsentrasi
pengusaha individu di perusahaan yang lebih efektif dan lebih produktif; di
antara peraturan persaingan bebas tidak dilengkapi dengan mata pelajaran
ekonomi-ekonomis; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan nasional yang
menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa tatanan teknologi
ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual dapat disesalkan dan
belum menjanjikan perkembangan.
Hak-hak dan kebebasan masyarakat, yang merupakan tingkat masyarakat
yang lebih tinggi: mereka kehilangan dasar pemikiran dan konten tradisional
mereka. Kebebasan berpikir, berbicara, dan hati nurani adalah - seperti usaha
bebas, yang mereka layani untuk promosikan dan lindungi - pada dasarnya
ide-ide kritis, yang dirancang untuk menggantikan suatu materi usang dan
budaya intelektual oleh yang lebih produktif dan rasional.
Manusia Satu Dimensi, Herbert Marcuse telah beralih ke apa yang menjadi
masalah utama peradaban kita dan bagaimana mendamaikan keaslian dan
spontanitas dan semua aspek kreatif dari sifat manusia kita dengan dorongan
menuju rasionalitas yang berlaku yang cenderung mengurangi semua jenis
temperamen dan keinginan untuk satu sistem pemikiran dan perilaku
universal.
31
Masyarakat yang merancang dan menjalankan transformasi teknologis
alam yang mengubah dasar dominasi dengan cara bertahap mengganti ke
bergantungan personal. Dominasi menghasilkan sebuah rasionalitas yang
lebih tinggi di masyarakat (Mercuse,1964:217). Masyarakat pada saat itu lebih
cocok dengan realitas tertentu yang mana pikiran dan perilakunya
mengungkapkan satu kesadaran yang salah. Yang memberikan kontribusi
terhadap pemeliharaan suatu susunan fakta-fakta yang salah. Rasionalitas dan
manipulasi ilmiah teknis disatukan ke dalam bentuk kontrol sosial yang baru.
Dominasi ini melahirkan empat dampak, yaitu, :
1. Munculnya bentuk-bentuk kontrol yang baru
Jaminan kebebasan yang nyaman, halus, masuk akal, demokratis
dalam peradaban industri maju, tanda kemajuan teknis. Apa yang bisa
lebih rasional daripada penindasan individualitas dalam mekanisasi
kinerja yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan konsentrasi
individu dalam perusahaan di perusahaan yang lebih efektif dan lebih
produktif.
Regulasi persaingan bebas di antara subyek ekonomi yang tidak
dilengkapi dengan memadai; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan
nasional yang menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa
tatanan teknologi ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual
mungkin merupakan perkembangan yang disesalkan dan menjanjikan.
Peradaban industri kontemporer menunjukkan bahwa ia telah
mencapai tahap di mana "masyarakat bebas" tidak lagi dapat secara
memadai didefinisikan dalam istilah tradisional kebebasan ekonomi,
32
politik, dan intelektual, bukan karena kebebasan ini telah menjadi tidak
signifikan, tetapi karena mereka terlalu signifikan untuk dikurung dalam
bentuk-bentuk tradisional. Diperlukan moda realisasi baru, sesuai dengan
kapabilitas baru masyarakat.
Bidang masyarakat industri yang paling maju menunjukkan seluruh
ciri yaitu kecenderungan menuju penyempurnaan rasionalitas teknologi,
dan upaya intensif untuk menahan kecenderungan ini di dalam lembaga-
lembaga yang sudah mapan. Masyarakat industri yang menjadikan
teknologi dan sains miliknya terorganisir untuk pemanfaatan sumber
dayanya yang semakin efektif. Menjadi tidak rasional ketika keberhasilan
upaya ini membuka dimensi baru realisasi manusia.
2. Tertutupnya dunia politik
Politik ini memanifestasikan dirinya dalam penyatuan atau
konvergensi yang saling bertentangan. Hubungan Bipartit dalam
kebijakan luar negeri mengesampingkan kepentingan kelompok
kompetitif di bawah ancaman komunisme internasional, dan menyebar ke
kebijakan domestik, di mana program-program partai-partai besar
menjadi semakin tidak dapat dibedakan, bahkan dalam tingkat
kemunafikan dan dalam aroma klise. Penyatuan lawan-lawan ini memiliki
kemungkinan perubahan sosial di mana ia merangkul strata-strata yang di
belakangnya sistem berkembang — yaitu, kelas-kelas yang
keberadaannya pernah mewujudkan oposisi terhadap sistem secara
keseluruhan.
33
Negara industri terkemuka di Barat. Di Timur, pengurangan bertahap
kontrol politik langsung menjadi saksi meningkatnya ketergantungan
pada efektivitas kontrol teknologi sebagai instrumen dominasi. Adapun
partai-partai Komunis yang kuat di Perancis dan Italia, mereka menjadi
saksi tren umum keadaan dengan mengikuti program minimum yang
mengesampingkan perebutan kekuasaan revolusioner dan mematuhi
aturan permainan parlementer. Ada kontinuitas dalam revolusi:
rasionalitas teknologi, terbebas dari pembatasan dan penghancuran yang
tidak rasional, menopang dan menyempurnakan dirinya dalam
masyarakat baru.
Saling ketergantungan satu-satunya dari dua sistem sosial "berdaulat"
di dunia kontemporer mengungkapkan fakta bahwa konflik antara
kemajuan dan politik, antara manusia dan tuannya telah menjadi total.
Ketika kapitalisme memenuhi tantangan komunisme, ia memenuhi
kemampuannya sendiri: pengembangan spektakular semua kekuatan
produktif setelah subordinasi kepentingan swasta dalam profitabilitas
yang menahan perkembangan semacam itu.
Ketika komunisme menghadapi tantangan kapitalisme, komunisme
juga memenuhi kemampuannya sendiri: kenyamanan spektakuler,
kebebasan, dan pengurangan beban hidup. Kedua sistem memiliki
kemampuan ini terdistorsi di luar pengakuan dan, dalam kedua kasus,
alasannya pada analisis terakhir sama - perjuangan melawan bentuk
kehidupan yang akan melarutkan dasar untuk dominasi.
3. Desublimasi Represif
34
Gambaran kunci tertentu tentang sastra dan nasibnya akan
menggambarkan bagaimana kemajuan rasionalitas teknologi melikuidasi
unsur-unsur yang menentang dan lebih maju dalam "budaya yang lebih
tinggi". Mereka menyerah pada proses desublimasi yang berlaku di
daerah maju masyarakat kontemporer. Budaya Barat yang lebih tinggi
adalaha nilai-nilai moral, estetika, dan intelektualnya masih diakui
masyarakat industri adalah budaya pra-teknologi dalam arti fungsional
maupun kronologis. Validitasnya berasal dari pengalaman dunia yang
tidak lagi ada dan yang tidak dapat ditangkap kembali karena itu dalam
arti yang ketat dilemahkan oleh masyarakat teknologi. Terlebih lagi, itu
tetap sebagian besar budaya feodal, bahkan ketika periode borjuis
memberinya beberapa formula yang paling tahan lama. Itu feodal bukan
hanya karena kurungannya kepada minoritas istimewa, tidak hanya
karena unsur romantis yang melekat (yang akan dibahas saat ini), tetapi
juga karena karya otentiknya mengungkapkan alienasi metodis yang
disadari secara sadar dan metodis.
Konsep desublimasi terkontrol akan menyiratkan kemungkinan
pelepasan simultan seksualitas dan agresivitas, kemungkinan yang
tampaknya tidak sesuai dengan gagasan Freud tentang kuantum tetap dari
energi instingtual yang tersedia untuk distribusi antara dua drive
utama.desublimasi yang dilembagakan nampaknya merupakan aspek dari
"penaklukan transendensi" yang dicapai oleh masyarakat satu dimensi.
Persis sebagaimana masyarakat ini cenderung mengurangi, dan
bahkan menyerap oposisi. Dalam ranah politik dan budaya yang lebih
35
tinggi, demikian pula halnya dalam lingkungan instingtual. Hasilnya
adalah atrofi organ mental untuk memahami kontradiksi dan alternatif
dan, dalam satu dimensi yang tersisa dari rasionalitas teknologi, Kesadaran
Bahagia muncul.
4. Hilangnya Fungsi Kritis
Manusia tidak ada lagi yang mengkritik sistem itu karena
adanya teknologi yang berkelimpahan dan di bantu dengan adanya
iklan, terciptalah bahasa yang tidak kritis lagi dan manusia saat ini
hidup pada dunia yang serba overload. Rasionalitas tenologis
mengubah pemikiran negatif menjadi positif bukan lagu untuk
mencerahkan, tetapi malah menindas. Karena filsafat harus menjadi
teoritis, mengabstraksi sehingga dapat menjalankan fungsi kontrol.
Manusia memang tidak lagi didominasi atau dikuasai oleh
manusia seperti yang terjadi di zaman Karl Marx, akan tetapi di zaman
manusia modern saat ini didominasi oleh sesuatu yang anonym, yakni
sistem dari kcanggihan teknologi yang totalitas dan mencengkeram
sosial manusia (Marcuse, 1964:154-156). Marcuse berbicara
mengenai apa yang disebutnya rasionalitas teknologis, sebagai
karakter rasionalitas masyarakat modern. Rasionalitas teknologis
adalah karakter rasionalitas jaman ini. Marcuse menggambarkan
bagaimana kebebasan dapat menjadi alat dominasi.
Marcuse berbicara mengenai toleransi represif, ketika oposisi
dalam masyarakat diberi kekuasaan untuk melontarkan protes, tetapi
karena masuk dalam sistem teknologis, maka akhirnya bentuk protes
36
dari oposisi itu menjadi alat hiburan dan lelucon saja. realitas
teknologi yang sedang berkembang meremehkan tidak hanya bentuk-
bentuk tradisional tetapi persis basis dari alienasi artistik yakni, ia
cenderung menyangkal tidak hanya gaya tertentu melainkan juga
substansi itu sendiri (Mercuse,1964:99). Maka dari itu masyarakat
satu dimensi terjadi karena seluruh dimensi kehidupan diarahkan ke
satu tujuan saja, yaitu menjaga kelangsungan sistem teknologis yang
ada dan telah menjadi penguasa tunggal dan total mendominasi.
Manusia satu dimensi yaitu segala kehidupan di arahkan pada
satu tujuan yaitu untuk meningkatkan serta melangsungkan satu
sistem yang telah berjalan dan di topang oleh teknologi. Manusia tidak
memiliki lagi dimensi-dimensi lain; bahkan, dengan satu tujuan itu,
dimensi lain justru disingkirkan.
Dominasi mengekalkan dan memperluas dirinya sendiri bukan
saja melalui teknologi akan tetapi juga sebagai teknologi, dan yang
terakhir ini memberikan legitimasi yang besar dalam memperluas
kekuasaan politik yang menyerap semua ruang budaya
(Marcuse:1964:239).
37
Gambar 1. Kerangka Teori
2.3.2. Revolusi Industri 4.0
Perkembangan dan kecanggihan teknologi sudah terjadi di era Revolusi
Industri 4.0 yang dicetuskan dalam World Economic Forum (WEF) pada tahun
2015 oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel selain itu Klaus Schwab sebagai
founder dari forum tersebut. Prof Klaus Schwab, selaku Ekonom terkenal dunia
yang berasal dari Jerman, dia mengenalkan konsep tentang Revolusi Industri
4.0. yang tertera dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial
Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah
mengubah hidup masyarakat dan kerja manusia secara fundamental. Walaupun
masih ada perdebatan akan tetapi Klaus Schwab meyakini bahwa sekarang
sudah memasuki era industri 4.0 yang lebih dikenal dengan industry cyber
physical system.
Revolusi industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data
terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet
untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Beberapa Isu penting
dalam Revolusi Industri 4.0 ini adalah bagaimana pemerintah, pelaku industri
besar atau kecil, akademisi, dan lapisan masyarakat luas menghadapi potensi
yang dihasilkan oleh kemajuan dalam bidang informasi teknologi yang
mempunyai pengaruh terhadap berbagai macam bentuk model bisnis.
Semuanya berimplikasi dengan adanya perubahan pola industri itu sendiri
yang berupaya untuk mengelola proses produksinya, adanya perubahan tersebut
38
bisa mencapai seluruh rantai nilai baik dari orang desa maupun perkotaan
(Rosyadi, 2018).
Revolusi industri 4.0 bisa dikatakan sebagai fase keempat dari perjalanan
sejarah revolusi industri mulai muncul pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab,
dunia sudah mengalami empat revolusi industri. Diawali dengan revolusi
industri 1.0 yang ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin
produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang awalnya
bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian berganti dengan tenaga
mesin uap. Dampaknya, produksi dapat diperbanyak dan didistribusikan ke
berbagai wilayah secara lebih cepat. Namun demikian, revolusi industri ini juga
menimbulkan dampak negatif yaitu menimbulkan banyak orang pengangguran.
Kemudian ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja
untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar yang mulai muncul pada awal
abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Energi tersebut
mendorong para ilmuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti
lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh
efisiensi produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang
dikendalikan secara otomatis yang merupakan tanda dari revolusi 3.0 dimana
tenaga mesin di industri lebih dimanfaatkan daripada tenaga manusia, mesin
menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi
berbasis komputer (Rosyadi, 2018).
39
Dampaknya, biaya dari produksi menjadi semakin murah. Teknologi
informasi juga saat ini semakin mengalami kemajuan diantaranya teknologi
aplikasi canggih yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik
digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini yang ditandai dengan
lahirnya teknologi digital yang berdampak sangat besar terhadap kehidupan
manusia yang ada di seluruh dunia. Revolusi industri generasi keempat
mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Pada tahun
2017 pengguna teknologi internet di Indonesia mencapai 143,26 juta atau setara
dengan 54,7 persen dari total populasi warga indonesia (Apjii:2018).
Internet yang digunakan tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di
seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis dan berkembang sebagai media
transaksi perdagangan dan jasa online. Contohnya saat ini yang sedang booming
yaitu dengan munculnya bisnis transportasi online seperti Go-Jek, Uber dan
Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan
ekonomi menjadi semakin meningkat. Saat ini sudah mulai berkembang
teknologi autonomous vehicle ( mobil tanpa pengemudi), drone, aplikasi media
sosial yang semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah
berubah secara fundamental.
Revolusi industri 4.0 telah mendorong masyarakat untuk lebih menciptakan
inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau pergeseran aktivitas
yang ada di dunia nyata menjadi ke dunia maya (internet) terhadap kehidupan
masyarakat. Perubahan tak terduga seperti ini menjadi fenomena yang akan
40
sering muncul pada era revolusi industri 4.0 dimana tenaga kerja manusia
digantikan oleh teknologi sehingga menciptakan kecemburuan sosial baru
seperti yang diketahui berbagai macam konflik antara kecanggihan teknologi
transportasi online dengan transportasi konvensional yang misalnya terjadi di
berbagai daerah angkutan kota dengan Go-Jek, grab dan lain-lain.
Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa angkot yang populer
dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia berhasil
ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet.
Dampaknya, terjadi beberapa konflik dengan transportasi konvensional karena
begitu viralnya transportasi online di masyarakat membuat transportasi
konvensional merasa bahwa transportasi online merebut penumpangnya dan
semakin sepi orderan.
Seperti yang terjadi di Medan bahwa sebagian besar pendapatan tukang
becak mengalami penurunan pesanan/ sewa sehingga pendapatan mereka yang
dulunya mencukupi sekarang menjadi berkurang setiap harinya setelah adanya
transportasi online. Hal serupa terjadi di Purwakarta bahwa dengan adanya Go-
Jek atau ojek online di Purwokerto berdampak ekonomi dan sosial yaitu
menurunya pendapatan ojek pangkalan dan rusaknya tatanan sosial yang terjadi
di masyarakat.
Aksi demonstrasi terjadi di beberapa kota contohnya Malang, Probolinggo,
Garut dan Surabaya yang mana kehadiran transportasi berbasis online ini
menandakan kita saat ini telah memasuki revolusi industri keempat, semua
orang dapat terhubung dalam waktu yang bersamaan. Pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi ke depan telah mengubah secara radikal mekanisme
41
bisnis dalam produk dan jasa. Pada satu sisi, revolusi ini melahirkan peluang
usaha baru, namun pada saat yang bersamaan mengurangi para pekerja yang
selama ini menggantungkan diri pada usaha konvensional yang berisiko akan
meredup dan hilang dengan hadirnya revolusi industri keempat ini.