25
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Transportasi Konvensional Transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui (Nasution, 1996:50). Peran dan Manfaat Transportasi yaitu prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut dan, untuk mendukung pergerakan manusia dan barang (Tamin, 1999:5). Transportasi konvensional biaya yang ditawarkan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan sebuah angkutan kota yang bersifat massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan diterminal dan atau tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Angkutan umum memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap. Pelayanan transportasi umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Bertambahnya jumlah kendaraan dan tingkat teknologi transportasi masyarakat membuat inovasi kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Transportasi Konvensional

Transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia

dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka

terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan

sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui (Nasution, 1996:50).

Peran dan Manfaat Transportasi yaitu prasarana transportasi mempunyai dua

peran utama, yaitu: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di

daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang

yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut dan, untuk

mendukung pergerakan manusia dan barang (Tamin, 1999:5).

Transportasi konvensional biaya yang ditawarkan kepada lebih banyak

orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan

serendah mungkin. Karena merupakan sebuah angkutan kota yang bersifat massal,

perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan

tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan diterminal dan atau

tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud.

Angkutan umum memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap.

Pelayanan transportasi umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila

tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.

Bertambahnya jumlah kendaraan dan tingkat teknologi transportasi

masyarakat membuat inovasi kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

18

manusia atau barang dengan memberikan jasa kepada masyarakat dengan

menggunakan tarif atau pembayaran tunai. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

14 tahun 1992 tentang Angkutan Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan

orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

kendaraan. Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan membagi kendaraan menjadi kendaraan bermotor dan

kendaraan tidak bermotor. Kemudian pada Pasal 47 ayat (2), kendaraan bermotor

dibagi lagi menjadi sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan

kendaraan khusus (Dishub Kota Malang).

Jasa transportasi yang murah dan aman adalah sarana yang sangat

penting dan diutamakan dalam kehidupan modern, dan usaha penyempurnaan-

nya terus dilakukan dengan baik sehingga akan mempengaruhi perkembangan

standar kehidupan masyarakat, jika dikatakan transportasi bukan merupakan

tujuan tapi merupakan alat untuk mencapai banyak tujuan. Tinjauan mengenai

sifat hubungan antara transportasi dengan pembangunan telah mengalami

perkembangan. Banyak literatur atau kepustakaan ekonomi transportasi dan ilmu

bumi transpor menyatakan bahwa sifat transportasi dan peningkatan efisiensi

transportasi sangat penting dalam percepatan proses pembangunan. Dalam

hubungan ini dikemukakan beberapa pendapat seperti Lord Lugard, seorang

administrator koloni inggris, telah menulis kira-kira setengah abad yang lalu

dimana menyatakan bahwa faktor yang dominan dalam pembangunan materiil di

Afrika dapat disimpulkan dalam satu kata yaitu “Transportasi”.

Kondisi transportasi konvensional di banyak negara sedang berkembang

belum memadai karena beberapa masalah dan kendala yang dihadapi seperti

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

19

subsidi dalam sektor transportasi, dukungan prasarana dan sarana transportasi,

sumber daya manusia, serta faktor kedisiplinan operator kendaraan, penumpang,

maupun pengguna jalan. Selain itu kenyamanan dan keamanan masyarakat

sebagai pengguna jasa transportasi masih belum terjamin. Hal ini dapat

menyebabkan rendahnya penggunaan transportasi konvensional sehingga dapat

mengakibatkan terganggunya sistem wilayah perkotaan secara keseluruhan

ditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota.

2.1.2. Masyarakat Satu Dimensi

Masyarakat berdimensi satu yakni ini merupakan manusia modern yang

segala dari segi kehidupan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi kebaikan

dan peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem dari kapitalisme

yang ditopang dengan sistem teknologi. Karya Marcuse mengenai Manusia Satu-

Dimensi berisi tinjauan Hegel tentang situasi dunia kontemporer yang sangat

dipengaruhi oleh Marxisme klasik. Dalam tesis yang di tulis Marcuse, dia

mengantisipasi banyak posisi kunci Manusia Satu Dimensi, termasuk integrasi

proletariat, stabilisasi kapitalisme, birokratisasi sosialisme, kehancuran kaum kiri

revolusioner, dan ketiadaan kekuatan sejati sosial progresif.

Perubahan secara umum, tema karakteristik tulisan Marcuse pasca-

Perang Dunia Kedua dibangun di atas analisis Sekolah Frankfurt tentang peran

teknologi dan rasionalitas teknologi, administrasi dan birokrasi, negara kapitalis,

media massa dan konsumerisme, dan mode baru dari kontrol sosial, yang dalam

pandangan mereka menghasilkan penurunan potensi revolusioner kelas pekerja

dan penurunan individualitas, kebebasan, dan demokrasi, serta stabilisasi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

20

kapitalisme. Dalam sebuah epi-log tahun 1954 untuk Reason and Revolution edisi

kedua, Marcuse mengklaim bahwa: "Kekalahan Fasisme dan Sosialisme Nasional

Teori Marcuse tentang dunia dan masyarakat teknis satu dimensi, yang

merupakan fokus utama Manusia Satu Dimensi. Seseorang dapat menafsirkan

teori Marcuse sebagai teori global, totalisasi dari jenis masyarakat baru yang

melampaui kontradiksi masyarakat kapitalis dalam tatanan baru yang

menghilangkan individualitas, perbedaan pendapat, dan oposisi. Memang, ada

kecenderungan berulang dalam membaca Marcuse untuk menggunakan "satu

dimensi" sebagai konsep total untuk menggambarkan era perkembangan sejarah

yang seharusnya menyerap semua oposisi ke dalam sistem totaliter, monolitik.

Marcuse sendiri jarang menggunakan istilah "satu dimensi" sebagai kata

benda total tetapi cenderung berbicara tentang "satu dimensi" manusia,

masyarakat, atau pemikiran, menerapkan istilah tersebut sebagai kata sifat yang

menggambarkan kata sifat. kondisi-kondisi kurang yang dikritik dan

dikontraskannya dengan keadaan alternatif. Faktanya, Marcuse memperkenalkan

"satu dimensi" dalam tulisan sebelumnya sebagai konsep epi-stemologis yang

membuat perbedaan antara pemikiran satu dimensi dan dialektis; dalam Manusia

Satu Dimensi diperluas untuk menggambarkan fenomena sosial dan antropologis.

Mengingat kritik Marcuse terhadap keadaan "satu dimensi" dengan

mengajukan alternatif yang harus diperjuangkan dan direalisasikan, adalah salah

untuk membaca dia semata-mata sebagai ahli teori dari masyarakat yang

sepenuhnya adminis-tered administrasi yang sepenuhnya menolak kontradiksi,

konflik, pemberontakan, dan pemikiran dan tindakan alternatif. Dalam Manusia

Satu Dimensi dan karya-karya selanjutnya, ia menolak interpretasi monolitik atas

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

21

teks sebagai epik dominasi total yang dalam mode kuasi-Hegelian memasukkan

semuanya menjadi totalitas satu dimensI lebih disukai untuk membacanya sebagai

teks dialektik yang kontras satu dimensi dengan pemikiran dan perilaku

multidimensi.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu tehnik yang dilakukan peneliti untuk

mencari perbandingan dan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya,

di samping itu kajian terdahulu dapat membantu penelitian dan juga dapat dijadikan

sebagai salah satu acuan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian.

Penelitian terdahulu ini penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang

sama dengan peneliti. Namun mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi

dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian yang kaji. Berikut merupakan

beberapa penelitian terdahulu yang berupa jurnal terkait dengan penelitian yang

dilakukan peneliti.

Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevansi

Rasionalitas Ojek

Konvensional Dalam

Mempertahankan

Eksistensi Di Tengah

Para tukang ojek

mempertahankan

eksistensi mereka

sebagai ojek

Relevansi dari penelitian

diatas adalah bagaimana

ojek online sudah

menguasai pasar dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

22

Adanya Go-Jek Di

Kota Surabaya

(Hendita Doni

Prasetya dan Martinus

Legowo, Vol 4, No 3

(2016))

konvensional di tengah

maraknya fenomena

ojek online. Untuk itu

seorang ojek

konvensional sebagai

aktor harus melakukan

suatu tindakan untuk

mencapai tujuannya.

Dalam menentukan

suatu tindakannya, ojek

konvensional

memperhitungkan

sumber daya yang

mampu mendukung

tujuan yang ingin

dicapainya.

menyebabkan ojek

konvensional tetap

berupaya untuk

mempertahankan

eksistensinya agar tidak

tergerus dengan

perkembangan teknologi.

Akan tetapi yang

membedakan dari

penelitian tersebut selain

dari lokasi adalah

menjelaskan bagaimana

bentuk dari dominasi

teknologi dengan adanya

ojek online.

Dampak Sosial

Transportasi Berbasis

Online (Rohani Budi

Prihatin (2016) Vol.

VIII, No. 07)

Perusahaan transportasi

konvensional yang

tidak siap dengan

perkembangan

teknologi maka

kehadiran transportasi

berbasis online (TBO)

Relevansi penelitian yaitu

tentang bagaimana

dampak dari ojek online

yang merugikan ojek

konvensional namun

perbedaanya terletak pada

perbedaan kajian yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

23

akan dianggap sebagai

ancaman terhadap

kelangsungan

bisnisnya. Prinsipnya,

ketika kemajuan

teknologi tidak dapat

dibendung, pilihannya

tiada lain adalah ikut

beradaptasi sehingga

manfaatnya bisa sama-

sama dirasakan. Di era

revolusi industri

keempat ini, terjadi fusi

berbagai kemajuan

teknologi. Inovasi

bergerak cepat dan

semua serba terkoneksi.

Ini eranya internet of

things (IoT), bahkan

internet of everything,

termasuk di dalamnya

adalah TBO.

membahas tentang

ketidaksiapan transportasi

konvensional terhadap

eksistensinya karena

adanya transportasi online

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

24

Tinjauan Hukum

Persaingan Usaha

Terhadap Konflik

Antara Taksi

Konvensional Dan

Taksi Online (Melisa

Safitri (2015) Vol. 6

No. 2)

Konflik antara taksi

konvensional dan taksi

online bukan

dikarenakan adanya

indikasi monopoli atau

pun persaingan usaha

tidak sehat yang

disebabkan oleh kedua

atau salah satu moda

transportasi tersebut,

struktur biaya yang

tidak sama antara

keduanya membuat

penetapan tarif pun

tidak berangkat dari

beban yang sama

sehingga ada perbedaan

yang sangat kontras dan

signifikan antara

keduanya.

Relevansi nya yaitu

penelitian diatas juga

menjelaskan keberadaan

transportasi konvensional

di tengah adanya

fenomena transportasi

online. Perbedaan nya

terletak pada kajian yang

diteliti yang membahas

problematika konflik

antara taksi konvensional

dan taksi online bukan

dikarenakan adanya

indikasi monopoli atau

pun persaingan usaha

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

25

Permasalahan Dan

Pengemba ngan

Angkutan Umum Di

Kota Surabaya (Ari

Widayanti, Soeparno,

B hertin Karunia Vol.

14 No. 1 April 2014)

Hasil penelitian bahwa

Permasalahan angkutan

umum di Kota Surabaya

adalah armada yang

kurang memadai,

prasarana yang kurang

mencukupi, minat

pengguna angkutan

umum yang rendah, serta

peran regulator dan

operator yang belum

optimal. Hal ini terlihat

dengan kondisi

operasional yang kurang

baik.

Relevansinya bahwa

benar fasilitas yang

ditawarkan ojek

konvensional memang

kurang memadai tidak

mengikuti perkembangan

zaman sehingga tergeser

dengan teknologi dan

membuat eksistensi

angkutan umum semakin

menurun.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

26

Dampak Keberadaan

Transportasi Online

(Go-Jek) Terhadap

Tukang Becak

Bermotor (Rambe,

Ibrahim

2018)

Persaingan yang terjadi

antara transportasi online

(Go-jek) dengan tukang

becak menimbulkan

adanya konflik.

Permasalahan tarif dan

peraturan yang belum

jelas menyebabkan

terjadinya pro dan

kontra.

Relevansi penelitian

diatas dengan mengkaji

bagaimana dampak

adanya Go-Jek terhadap

becak motor (transportasi

konvensional). Perbedaan

terletak pada lokasi dan

analisis yang dipaparkan

Eksistensi Ojek

Pangkalan Di dalam

Perkembangan

Transportasi Berbasis

Informasi Dan

Teknologi (Andhika

Cahya Purwanto,

Asma Luthfi,

Thriwaty Arsal Vol 7

(1) (2018))

Kehadiran transportasi

publik berbasis

informasi dan teknologi

di kota Semarang

ternyata tidak serta-

merta membuat ojek

pangkalan kehilangan

fungsinya sebagai moda

transportasi publik yang

diminati masyarakat.

Merton berpendapat

bahwa fungsi dari

struktur baru yang hadir

Relevansi penelitian di

atas dengan mengkaji

bagaimana dampak

adanya Go-Jek terhadap

moda ojek pangkalan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

27

didalam masyarakat

tidak selalu membuat

fungsi dari struktur yang

lama hilang begitu saja.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

2.3. Landasan Teori

2.3.1 Teori Herbert Mercuse

Teori ini dipaparkan oleh Herbert Mercuse yang merupakan Seorang filsuf

Jerman-Amerika, sosiolog dan ahli teori kritis terkait dengan Sekolah Frankfurt

yang Lahir di Berlin, dia mengkritik kapitalisme, teknologi modern,

materialisme historis, dan budaya hiburan karena mereka mewakili bentuk-

bentuk baru kontrol sosial dan represi. Teori kritis pada mulanya memusatkan

perhatian terhadap filsafat yang diagungkan oleh masyarakat modern, yaitu

positivistime. Filsafat yang mendukung rasionalitas masyarakat modern dalam

melakukan penelitian ilmiah (Laksono, 2012).

Mungkin keterlibatan Marcuse dengan Teori Kritis dari Sekolah Frankfurt

yang paling mempengaruhi gen-esis dan produksi Manusia Satu Dimensi.

Setelah munculnya dukungan publik Heidegger terhadap Sosialisme Nasional,

dan menjelang kemenangan partai Nazi, Marcuse melakukan wawancara kerja

dengan Institut Penelitian Sosial Frankfurt, menerima posisi dengan mereka, dan

bergabung dengan mereka di pengasingan setelah Hitler's naik ke kekuasaan.

Pertama di Jenewa, Swiss, dan kemudian di New York, di mana Institut

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

28

berafiliasi dengan Universitas Columbia, Marcuse dengan antusias bergabung

dalam upaya kolektif Institut untuk mengembangkan teori kritis masyarakat.

Bersama dengan direktur Institut, Max Horkheimer, Marcuse adalah salah

satu spesialis filsafat mereka. Dia memulai karyanya dengan Institut dengan

menghasilkan kritik terhadap ideologi fasis; Setelah berpaling dari mantan

gurunya, ia sekarang menilai karya Heidegger sebagai bagian dari

kecenderungan baru terhadap pemikiran totaliter yang dominan di Jerman dan

yang mengancam seluruh dunia. Teori kritis yakni teori yang menganalisis

masyarakat dari sudut pandang, apakah kemampuannya berguna/tidak dan

disalahgunakan dalam rangka memperbaiki kondisi umat manusia

(Mercuse,1964:15). Salah satu teori yang cocok untuk menganalisis

permasalahan ini yaitu :

One Dimensional Man

Gagasan Marcuse yang tertuang dalam bukunya yang berjudul One-

Dimensional Man (1964) yang mana kritik utama Marcuse adalah Konteks

yang dibicarakan yakni masyarakat industri maju yakni masyarakat telah

terdominasi oleh teknologi menjadi masyarakat teknokratis. Marcuse

beranggapan bahwa manusia modern saat ini merupakan masyarakat yang

tidak sehat. Masyarakat berdimensi satu yakni ini merupakan manusia modern

yang segala dari segi kehidupan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi

kebaikan dan peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem dari

kapitalisme yang ditopang dengan sistem teknologi ( J. Sudarminta,

1982:123).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

29

Masyarakat seperti ini seakan berlangsung tanpa kritik. Masyarakat sebagai

suatu keutuhan bertindak secara irrasional. Marcuse menggambarkan secara

historis penurunan individualisme dari masa revolusi borjuis ke kebangkitan

masyarakat teknologi modern. Menurutnya, Rasionalitas individu

dimenangkan dalam perjuangan melawan takhayul, irasionalitas, dan

dominasi yang berkuasa, dan menempatkan individu dalam sikap kritis

terhadap masyarakat.

Alasan kritis adalah prinsip kreatif yang merupakan sumber pembebasan

individu dan kemajuan masyarakat. Namun, perkembangan industri modern

dan rasionalitas teknologi merongrong dasar rasionalitas individu. Ketika

kapitalisme dan teknologi berkembang, masyarakat industri maju menuntut

peningkatan One dimensional man berkaitan dengan cara-cara modern,

kapasitas membatasi kemungkinan. Pertentangan dengan eros peradaban yang

sesuai dengan beberapa gagasan dari Freud yang lebih metafisik, khususnya

gagasan tentang instinct dan kematian sampai mengkritik terhadap budaya

modern dan aliansi keinginan.

Karya awal Marcuse sendiri berusaha untuk mensintesis eksistensialisme

fenomenologis Heidegger dengan Marxisme, dan dalam Manusia Satu

Dimensi seseorang mengenali motif Husserlian dan Heideggerian dalam

kritik Marcuse tentang peradaban ilmiah dan cara berpikir. Secara khusus,

Marcuse mengembangkan konsepsi tentang dunia teknologi, serupa dalam

beberapa hal dengan yang dikembangkan oleh Heidegger, dan, seperti Husserl

dan Heidegger, melihat rasionalitas teknologi menjajah kehidupan sehari-hari,

merampok kebebasan individu dan individualitas dengan memaksakan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

30

imperatif teknologis, aturan. , dan struktur pada pemikiran dan perilaku

mereka (Mercuse,1964)

Keberanian yang nyaman, lancar, masuk akal, demokratis dalam

peradaban industri maju, suatu tanda kemajuan teknis. Memang, apa yang bisa

lebih rasional daripada penindasan individualitas adalah mekanisasi

pertunjukan yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan; konsentrasi

pengusaha individu di perusahaan yang lebih efektif dan lebih produktif; di

antara peraturan persaingan bebas tidak dilengkapi dengan mata pelajaran

ekonomi-ekonomis; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan nasional yang

menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa tatanan teknologi

ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual dapat disesalkan dan

belum menjanjikan perkembangan.

Hak-hak dan kebebasan masyarakat, yang merupakan tingkat masyarakat

yang lebih tinggi: mereka kehilangan dasar pemikiran dan konten tradisional

mereka. Kebebasan berpikir, berbicara, dan hati nurani adalah - seperti usaha

bebas, yang mereka layani untuk promosikan dan lindungi - pada dasarnya

ide-ide kritis, yang dirancang untuk menggantikan suatu materi usang dan

budaya intelektual oleh yang lebih produktif dan rasional.

Manusia Satu Dimensi, Herbert Marcuse telah beralih ke apa yang menjadi

masalah utama peradaban kita dan bagaimana mendamaikan keaslian dan

spontanitas dan semua aspek kreatif dari sifat manusia kita dengan dorongan

menuju rasionalitas yang berlaku yang cenderung mengurangi semua jenis

temperamen dan keinginan untuk satu sistem pemikiran dan perilaku

universal.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

31

Masyarakat yang merancang dan menjalankan transformasi teknologis

alam yang mengubah dasar dominasi dengan cara bertahap mengganti ke

bergantungan personal. Dominasi menghasilkan sebuah rasionalitas yang

lebih tinggi di masyarakat (Mercuse,1964:217). Masyarakat pada saat itu lebih

cocok dengan realitas tertentu yang mana pikiran dan perilakunya

mengungkapkan satu kesadaran yang salah. Yang memberikan kontribusi

terhadap pemeliharaan suatu susunan fakta-fakta yang salah. Rasionalitas dan

manipulasi ilmiah teknis disatukan ke dalam bentuk kontrol sosial yang baru.

Dominasi ini melahirkan empat dampak, yaitu, :

1. Munculnya bentuk-bentuk kontrol yang baru

Jaminan kebebasan yang nyaman, halus, masuk akal, demokratis

dalam peradaban industri maju, tanda kemajuan teknis. Apa yang bisa

lebih rasional daripada penindasan individualitas dalam mekanisasi

kinerja yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan konsentrasi

individu dalam perusahaan di perusahaan yang lebih efektif dan lebih

produktif.

Regulasi persaingan bebas di antara subyek ekonomi yang tidak

dilengkapi dengan memadai; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan

nasional yang menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa

tatanan teknologi ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual

mungkin merupakan perkembangan yang disesalkan dan menjanjikan.

Peradaban industri kontemporer menunjukkan bahwa ia telah

mencapai tahap di mana "masyarakat bebas" tidak lagi dapat secara

memadai didefinisikan dalam istilah tradisional kebebasan ekonomi,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

32

politik, dan intelektual, bukan karena kebebasan ini telah menjadi tidak

signifikan, tetapi karena mereka terlalu signifikan untuk dikurung dalam

bentuk-bentuk tradisional. Diperlukan moda realisasi baru, sesuai dengan

kapabilitas baru masyarakat.

Bidang masyarakat industri yang paling maju menunjukkan seluruh

ciri yaitu kecenderungan menuju penyempurnaan rasionalitas teknologi,

dan upaya intensif untuk menahan kecenderungan ini di dalam lembaga-

lembaga yang sudah mapan. Masyarakat industri yang menjadikan

teknologi dan sains miliknya terorganisir untuk pemanfaatan sumber

dayanya yang semakin efektif. Menjadi tidak rasional ketika keberhasilan

upaya ini membuka dimensi baru realisasi manusia.

2. Tertutupnya dunia politik

Politik ini memanifestasikan dirinya dalam penyatuan atau

konvergensi yang saling bertentangan. Hubungan Bipartit dalam

kebijakan luar negeri mengesampingkan kepentingan kelompok

kompetitif di bawah ancaman komunisme internasional, dan menyebar ke

kebijakan domestik, di mana program-program partai-partai besar

menjadi semakin tidak dapat dibedakan, bahkan dalam tingkat

kemunafikan dan dalam aroma klise. Penyatuan lawan-lawan ini memiliki

kemungkinan perubahan sosial di mana ia merangkul strata-strata yang di

belakangnya sistem berkembang — yaitu, kelas-kelas yang

keberadaannya pernah mewujudkan oposisi terhadap sistem secara

keseluruhan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

33

Negara industri terkemuka di Barat. Di Timur, pengurangan bertahap

kontrol politik langsung menjadi saksi meningkatnya ketergantungan

pada efektivitas kontrol teknologi sebagai instrumen dominasi. Adapun

partai-partai Komunis yang kuat di Perancis dan Italia, mereka menjadi

saksi tren umum keadaan dengan mengikuti program minimum yang

mengesampingkan perebutan kekuasaan revolusioner dan mematuhi

aturan permainan parlementer. Ada kontinuitas dalam revolusi:

rasionalitas teknologi, terbebas dari pembatasan dan penghancuran yang

tidak rasional, menopang dan menyempurnakan dirinya dalam

masyarakat baru.

Saling ketergantungan satu-satunya dari dua sistem sosial "berdaulat"

di dunia kontemporer mengungkapkan fakta bahwa konflik antara

kemajuan dan politik, antara manusia dan tuannya telah menjadi total.

Ketika kapitalisme memenuhi tantangan komunisme, ia memenuhi

kemampuannya sendiri: pengembangan spektakular semua kekuatan

produktif setelah subordinasi kepentingan swasta dalam profitabilitas

yang menahan perkembangan semacam itu.

Ketika komunisme menghadapi tantangan kapitalisme, komunisme

juga memenuhi kemampuannya sendiri: kenyamanan spektakuler,

kebebasan, dan pengurangan beban hidup. Kedua sistem memiliki

kemampuan ini terdistorsi di luar pengakuan dan, dalam kedua kasus,

alasannya pada analisis terakhir sama - perjuangan melawan bentuk

kehidupan yang akan melarutkan dasar untuk dominasi.

3. Desublimasi Represif

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

34

Gambaran kunci tertentu tentang sastra dan nasibnya akan

menggambarkan bagaimana kemajuan rasionalitas teknologi melikuidasi

unsur-unsur yang menentang dan lebih maju dalam "budaya yang lebih

tinggi". Mereka menyerah pada proses desublimasi yang berlaku di

daerah maju masyarakat kontemporer. Budaya Barat yang lebih tinggi

adalaha nilai-nilai moral, estetika, dan intelektualnya masih diakui

masyarakat industri adalah budaya pra-teknologi dalam arti fungsional

maupun kronologis. Validitasnya berasal dari pengalaman dunia yang

tidak lagi ada dan yang tidak dapat ditangkap kembali karena itu dalam

arti yang ketat dilemahkan oleh masyarakat teknologi. Terlebih lagi, itu

tetap sebagian besar budaya feodal, bahkan ketika periode borjuis

memberinya beberapa formula yang paling tahan lama. Itu feodal bukan

hanya karena kurungannya kepada minoritas istimewa, tidak hanya

karena unsur romantis yang melekat (yang akan dibahas saat ini), tetapi

juga karena karya otentiknya mengungkapkan alienasi metodis yang

disadari secara sadar dan metodis.

Konsep desublimasi terkontrol akan menyiratkan kemungkinan

pelepasan simultan seksualitas dan agresivitas, kemungkinan yang

tampaknya tidak sesuai dengan gagasan Freud tentang kuantum tetap dari

energi instingtual yang tersedia untuk distribusi antara dua drive

utama.desublimasi yang dilembagakan nampaknya merupakan aspek dari

"penaklukan transendensi" yang dicapai oleh masyarakat satu dimensi.

Persis sebagaimana masyarakat ini cenderung mengurangi, dan

bahkan menyerap oposisi. Dalam ranah politik dan budaya yang lebih

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

35

tinggi, demikian pula halnya dalam lingkungan instingtual. Hasilnya

adalah atrofi organ mental untuk memahami kontradiksi dan alternatif

dan, dalam satu dimensi yang tersisa dari rasionalitas teknologi, Kesadaran

Bahagia muncul.

4. Hilangnya Fungsi Kritis

Manusia tidak ada lagi yang mengkritik sistem itu karena

adanya teknologi yang berkelimpahan dan di bantu dengan adanya

iklan, terciptalah bahasa yang tidak kritis lagi dan manusia saat ini

hidup pada dunia yang serba overload. Rasionalitas tenologis

mengubah pemikiran negatif menjadi positif bukan lagu untuk

mencerahkan, tetapi malah menindas. Karena filsafat harus menjadi

teoritis, mengabstraksi sehingga dapat menjalankan fungsi kontrol.

Manusia memang tidak lagi didominasi atau dikuasai oleh

manusia seperti yang terjadi di zaman Karl Marx, akan tetapi di zaman

manusia modern saat ini didominasi oleh sesuatu yang anonym, yakni

sistem dari kcanggihan teknologi yang totalitas dan mencengkeram

sosial manusia (Marcuse, 1964:154-156). Marcuse berbicara

mengenai apa yang disebutnya rasionalitas teknologis, sebagai

karakter rasionalitas masyarakat modern. Rasionalitas teknologis

adalah karakter rasionalitas jaman ini. Marcuse menggambarkan

bagaimana kebebasan dapat menjadi alat dominasi.

Marcuse berbicara mengenai toleransi represif, ketika oposisi

dalam masyarakat diberi kekuasaan untuk melontarkan protes, tetapi

karena masuk dalam sistem teknologis, maka akhirnya bentuk protes

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

36

dari oposisi itu menjadi alat hiburan dan lelucon saja. realitas

teknologi yang sedang berkembang meremehkan tidak hanya bentuk-

bentuk tradisional tetapi persis basis dari alienasi artistik yakni, ia

cenderung menyangkal tidak hanya gaya tertentu melainkan juga

substansi itu sendiri (Mercuse,1964:99). Maka dari itu masyarakat

satu dimensi terjadi karena seluruh dimensi kehidupan diarahkan ke

satu tujuan saja, yaitu menjaga kelangsungan sistem teknologis yang

ada dan telah menjadi penguasa tunggal dan total mendominasi.

Manusia satu dimensi yaitu segala kehidupan di arahkan pada

satu tujuan yaitu untuk meningkatkan serta melangsungkan satu

sistem yang telah berjalan dan di topang oleh teknologi. Manusia tidak

memiliki lagi dimensi-dimensi lain; bahkan, dengan satu tujuan itu,

dimensi lain justru disingkirkan.

Dominasi mengekalkan dan memperluas dirinya sendiri bukan

saja melalui teknologi akan tetapi juga sebagai teknologi, dan yang

terakhir ini memberikan legitimasi yang besar dalam memperluas

kekuasaan politik yang menyerap semua ruang budaya

(Marcuse:1964:239).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

37

Gambar 1. Kerangka Teori

2.3.2. Revolusi Industri 4.0

Perkembangan dan kecanggihan teknologi sudah terjadi di era Revolusi

Industri 4.0 yang dicetuskan dalam World Economic Forum (WEF) pada tahun

2015 oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel selain itu Klaus Schwab sebagai

founder dari forum tersebut. Prof Klaus Schwab, selaku Ekonom terkenal dunia

yang berasal dari Jerman, dia mengenalkan konsep tentang Revolusi Industri

4.0. yang tertera dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial

Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah

mengubah hidup masyarakat dan kerja manusia secara fundamental. Walaupun

masih ada perdebatan akan tetapi Klaus Schwab meyakini bahwa sekarang

sudah memasuki era industri 4.0 yang lebih dikenal dengan industry cyber

physical system.

Revolusi industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data

terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet

untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Beberapa Isu penting

dalam Revolusi Industri 4.0 ini adalah bagaimana pemerintah, pelaku industri

besar atau kecil, akademisi, dan lapisan masyarakat luas menghadapi potensi

yang dihasilkan oleh kemajuan dalam bidang informasi teknologi yang

mempunyai pengaruh terhadap berbagai macam bentuk model bisnis.

Semuanya berimplikasi dengan adanya perubahan pola industri itu sendiri

yang berupaya untuk mengelola proses produksinya, adanya perubahan tersebut

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

38

bisa mencapai seluruh rantai nilai baik dari orang desa maupun perkotaan

(Rosyadi, 2018).

Revolusi industri 4.0 bisa dikatakan sebagai fase keempat dari perjalanan

sejarah revolusi industri mulai muncul pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab,

dunia sudah mengalami empat revolusi industri. Diawali dengan revolusi

industri 1.0 yang ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin

produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang awalnya

bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian berganti dengan tenaga

mesin uap. Dampaknya, produksi dapat diperbanyak dan didistribusikan ke

berbagai wilayah secara lebih cepat. Namun demikian, revolusi industri ini juga

menimbulkan dampak negatif yaitu menimbulkan banyak orang pengangguran.

Kemudian ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja

untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar yang mulai muncul pada awal

abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Energi tersebut

mendorong para ilmuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti

lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh

efisiensi produksi hingga 300 persen.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang

dikendalikan secara otomatis yang merupakan tanda dari revolusi 3.0 dimana

tenaga mesin di industri lebih dimanfaatkan daripada tenaga manusia, mesin

menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi

berbasis komputer (Rosyadi, 2018).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

39

Dampaknya, biaya dari produksi menjadi semakin murah. Teknologi

informasi juga saat ini semakin mengalami kemajuan diantaranya teknologi

aplikasi canggih yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin

berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik

digital.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini yang ditandai dengan

lahirnya teknologi digital yang berdampak sangat besar terhadap kehidupan

manusia yang ada di seluruh dunia. Revolusi industri generasi keempat

mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Pada tahun

2017 pengguna teknologi internet di Indonesia mencapai 143,26 juta atau setara

dengan 54,7 persen dari total populasi warga indonesia (Apjii:2018).

Internet yang digunakan tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di

seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis dan berkembang sebagai media

transaksi perdagangan dan jasa online. Contohnya saat ini yang sedang booming

yaitu dengan munculnya bisnis transportasi online seperti Go-Jek, Uber dan

Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan

ekonomi menjadi semakin meningkat. Saat ini sudah mulai berkembang

teknologi autonomous vehicle ( mobil tanpa pengemudi), drone, aplikasi media

sosial yang semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah

berubah secara fundamental.

Revolusi industri 4.0 telah mendorong masyarakat untuk lebih menciptakan

inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau pergeseran aktivitas

yang ada di dunia nyata menjadi ke dunia maya (internet) terhadap kehidupan

masyarakat. Perubahan tak terduga seperti ini menjadi fenomena yang akan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

40

sering muncul pada era revolusi industri 4.0 dimana tenaga kerja manusia

digantikan oleh teknologi sehingga menciptakan kecemburuan sosial baru

seperti yang diketahui berbagai macam konflik antara kecanggihan teknologi

transportasi online dengan transportasi konvensional yang misalnya terjadi di

berbagai daerah angkutan kota dengan Go-Jek, grab dan lain-lain.

Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa angkot yang populer

dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia berhasil

ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet.

Dampaknya, terjadi beberapa konflik dengan transportasi konvensional karena

begitu viralnya transportasi online di masyarakat membuat transportasi

konvensional merasa bahwa transportasi online merebut penumpangnya dan

semakin sepi orderan.

Seperti yang terjadi di Medan bahwa sebagian besar pendapatan tukang

becak mengalami penurunan pesanan/ sewa sehingga pendapatan mereka yang

dulunya mencukupi sekarang menjadi berkurang setiap harinya setelah adanya

transportasi online. Hal serupa terjadi di Purwakarta bahwa dengan adanya Go-

Jek atau ojek online di Purwokerto berdampak ekonomi dan sosial yaitu

menurunya pendapatan ojek pangkalan dan rusaknya tatanan sosial yang terjadi

di masyarakat.

Aksi demonstrasi terjadi di beberapa kota contohnya Malang, Probolinggo,

Garut dan Surabaya yang mana kehadiran transportasi berbasis online ini

menandakan kita saat ini telah memasuki revolusi industri keempat, semua

orang dapat terhubung dalam waktu yang bersamaan. Pemanfaatan teknologi

komunikasi dan informasi ke depan telah mengubah secara radikal mekanisme

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1. Kajian Pustakaeprints.umm.ac.id/46937/3/BAB II.pdfditinjau dari pemenuhan mobilitas masyarakat maupun mutu kehidupan kota. 2.1.2. Masyarakat Satu

41

bisnis dalam produk dan jasa. Pada satu sisi, revolusi ini melahirkan peluang

usaha baru, namun pada saat yang bersamaan mengurangi para pekerja yang

selama ini menggantungkan diri pada usaha konvensional yang berisiko akan

meredup dan hilang dengan hadirnya revolusi industri keempat ini.