Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas ini menggunakan beberapa acuan
penelitian sebelumnya. Diantaranya :
1. Indayani (2016) Menganalisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Pada Apotek Diva Sejahtera Blitar. Hasil dari penelitian
tersebut mengungkapkan bahwa :
a. Masih terjadi perangkapan beberapa fungsi bagian dalam pelaksanaan
pengendalian internnya masih ditemukan kesalahan yang kurang baik
dalam mendukung pengendalian intern dimana masih kurangnya
pemisahan fungsi dalam tugas dan wewenang.
b. Perusahaan tempat penelitian ini adalah perusahaan sebagian besar
karyawannya adalah keluarga dan prioritas dalam menjalankan perusahaan
dengan sistem kepercayaan masih ditemukan perangkapan fungsi yang
terlihat pada bagian akuntansi dan bagian keuangan yang masih dipimpin
oleh satu orang dan masih ada beberapa masalah dalam pelaksanaan sistem
pembelian bahan baku.
c. Bagian pembelian dan bagian penerimaan pada apotek diva sejahtera
belum dipisah dan masih dilaksanakan oleh satu orang. Perangkapan
fungsi tersebut dapat menimbulkan penyelewengan pada proses pembelian
yang tentu saja tidak diharapkan oleh perusahaan.
d. Bagian kasir dan penjualan pada apotek diva sejahtera masih belum
dipisahkan, perangkapan fungsi dalam tugas dan wewenang ini dapat
menimbulkan kecurangan pada perusahaan.
7
2. Alifah dkk, (2013) Mengevaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Pengendalian
Intern Pada PT. Gandum Malang. Hasil dari penelitian tersebut
mengungkapkan :
a. Sistem penjualan pada PT Gandum, Malang dilakukan dengan dua cara,
yaitu penjualan Dropping dan penjualan Kanvas. Penjualan Dropping
adalah cara penjualan atau penyampaian produk ke pasar melalui grosir
kecil dan grosir besar. Penjualan Kanvas adalah cara penjualan atau
penyampaian produk ke pasar melalui toko dan retailer. Berdasarkan
kedua sistem penjualan tersebut, membuat sistem penerimaan kas pada PT
Gandum, Malang melalui 2 cara, yaitu penerimaan kas melalui penjualan
Dropping dan penerimaan kas melalui penjualan Kanvas. Penerimaan kas
melalui penjualan Dropping memungkinkan melakukan pembayaran
dengan uang tunai dan/atau warkat giro karena pembelian produk oleh
customer dalam jumlah besar. Penerimaan kas melalui penjualan Kanvas
melakukan pembayaran pembelian produk oleh customer dengan uang
tunai karena pembelian dalam jumlah kecil. Penerapan sistem informasi
akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT Gandum, Malang, secara
keseluruhan telah berjalan cukup baik, namun terdapat kelemahan yang
menyebabkan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas
tidak berjalan efektif.
b. Pengendalian intern dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi
penjualan dan penerimaan kas pada PT Gandum, Malang, telah
dilaksanakan dengan cukup baik karena beberapa unsur pengendalian
intern belum terpenuhi. Unsur pengendalian tersebut antara lain pemisahan
tugas dan dokumen dan catatan yang memadai. Pada unsur pengendalian
intern pemisahan tugas terdapat perangkapan fungsi kasir, piutang dagang,
dan pencatatan oleh satu orang dalam Bagian Kasir dan Administrasi yang
seharusnya dilakukan oleh Departemen Akuntansi dan Keuangan. Pada
unsur pengendalian intern dokumen dan catatan yang memadai terdapat
bukti kas masuk yang belum bernomor urut tercetak. Beberapa unsur
8
pengendalian intern yang belum terpenuhi tersebut menyebabkan sistem
informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas belum berjalan efektif.
3. Hikmawati dan Effendi (2013), Menganalisis Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan dan Penerimaan Kas Pada CV. Lestari Motorindo. Hasil dari
penelitian tersebut menyimpulkan :
a. Pada sistem informasi akuntansi penjualan, perusahaan belum memiliki
flowchart terkait dengan prosedur kegiatan penjualan, padahal flowchart
ini bisa digunakan sebagai pendukung dalam melaksanakan
pendistribusian dokumen-dokumen yang ada dan bagian-bagian atas
dokumen tersebut terlihat lebih jelas, serta terlihat jelas adanya pemisahan
fungsi dalam perusahaan. Dengan belum adanya flowchart tersebut pada
CV. Lestari Motorindo Palembang, masih ditemukan perangkapan fungsi
yang dijalankan oleh fungsi piutang yang merangkap fungsi penagihan.
Dari hal tersebut ditakutkan menimbulkan masalah karena dua pekerjaan
dilakukan oleh 1 orang, yaitu oleh A/R Control dalam hal piutang dan
penagihan.
b. Pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas, perusahaan belum
memiliki prosedur penerimaan kas dan flowchart tertulis yang jelas,
sehingga menyebabkan kegiatan penerimaan kas bisa saja berjalan kurang
efektif dan menyebabkan pengedalian internal menjadi lemah karena
pedoman atau prosedur yang ada kurang jelas dan tidak ada penjelasan
secara tertulis untuk aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan perusahaan.
Selain itu perusahaan tidak langsung menyetorkan uang yang diterima ke
bank pada hari itu juga, hal ini bisa menyebabkan penyalahgunaan oleh
bagian kas kalau tidak disetorkan pada hari itu juga. Dan tidak ada
penghitungan saldo kas secara periodik dan mendadak oleh pemeriksa
intern karena perusahaan belum memiliki auditor intern. Sehingga
menyebabkan setiap kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak
disengaja akan sulit dideteksi.
9
4. Bahari dkk, (2017) Menganalisis Sistem Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Dalam Upaya Peningkatan Pengendalian Intern Pada PT
Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan. Hasil dari penelitian
mengungkapkan bahwa :
a. Penerapan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan
oleh PT Sumber Purnama Sakti Motor Lamongan secara keseluruhan
sudah baik. hal ini dikarenakan fungsi-fungsi yang terkait, dokumen yang
digunakan, catatan yang digunakan, informasi yang diperlukan, dan
prosedur dari sistem penjualan dan penerimaan kas yang sudah berjalan
dengan baik dan memadai.
b. Upaya peningkatan pengendalian intern yang dilakukan oleh PT Sumber
Purnama Sakti Motor Lamongan sudah membaik. Pengendalian internnya
sudah memenuhi empat unsur pengendalian intern yaitu struktur
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat,
dan karyawan yang cakap.
5. Hifardi dkk, (2016) Menganalisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas dari Penjualan Tunai Guna Meningkatkan Pengendalian Intern Pada PT.
Indomarco Prismatama (Indomaret Rungkut Madya No. 199 Surabaya). Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa :
Sistem pengendalian intern penerimaan kas dari penjualan tunai pada PT.
Indomarco Prismatama cukup baik dengan beberapa kekurangan dimana
bagian yang terkait dalam prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai
masih terjadi adanya perangkapan tugas, perbedaan harga antara price list dan
point of sales, dalam prosedur penyetoran penerimaan kas dari penjualan
tunai kepala toko biasanya menitipkan uang kepada driver pengirim barang
bersama bukti setor toko, prosedur ini kurang efektif serta dari segi keamanan
juga sangat lemah.
6. Suwandi dkk, (2016) Menganalisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Penjualan
dan Penerimaan Kas Untuk Mendukung Pengendalian Intern Pada Gema
Insani Press Distribusi Jawa Timur. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
ada kelebihan dan kelemahan diantaranya :
10
a. Kelebihan
1) Seluruh dokumen faktur, kuitansi sudah ada nomor urut dan diarsip
dengan baik yang membuat dokumen lebih mudah untuk dicari.
2) Pembayaran dari relasi sebagian besar sudah dilakukan dengan Bilyet
Giro maupun dengan cara transfer bank, dengan ini sales tidak
menerima uang tunai yang cukup banyak sehingga meminimalisir
kesempatan untuk melakukan penyelewengan.
3) Penempatan posisi yang tepat sesuai dengan keahlian karyawan
membuat pekerjaan akan sesuai dengan tanggung jawab karyawan
tersebut
b. Kelemahan
1) Adanya peran fungsi ganda pada admin distribusi yang merangkan
sebagai bagian administrasi serta kas, dan juga sales yang berfungsi
sebagai bagian penjualan dan penagihan. Perangkapan fungsi ini dapat
menyebabkan kesempatan untuk melakukan praktik manipulasi dan
kecurangan yang akhirnya akan merugikan perusahaan.
2) Penginputan dan otorisasi nomor faktur dilakukan secara terpusat
menyebabkan penginputan faktur dan otoraisasinya menjadi lebih lama
sehingga barang tidak dapat segera dikirimkan.
Dari beberapa penelitian diatasa dapat disimpulkan bahwa penelitian
mengenai sistem informasi akuntansi serta pengendalian pada berbagai
perusahaan masi belum baik. Walaupun ada beberapa penelitian yang
menunjukan hasil baik namun tetap saja ada kelemahan khususnya dalam
pemisahaan fungsi dalam perusahaan yang masi belum dilakukan, sehingga
dapat berdampak pada pengendalian internal yang kurang baik. Perusahaan
masih belum melaksanakan praktik yang sehat. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk meneliti perusahaan, khususnya perusahaan PT. Perkebunan Nuasantara
X Surabaya.
11
B. Tinjauan Pustaka
1. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
1) Mulyadi (2016:23) Mendeskripsikan Sistem Informasi Akuntansi
sebagai organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.
2) Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003:01) Sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan lainnya menjadi informasi.
3) Jusup (2005:395) menyebutkan bahwa sistem akuntansi terdiri atas
dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan
prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat
transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya. Jadi, sistem
informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang diatur untuk
mengolah data menjadi informasi yang digunakan untuk mengambil
keputusan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi ini adalah sistem yang terbagi menjadi berbagai formulir, dokumen,
catatan dan laporan yang digunakan untuk aktivitas perusahaan dimana hasil
dari aktivitas ini merupakan laporan keuangan yang dapat membantu
manajemen perusahaan.
b. Tujuan Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2008:19) menyatakan bahwa
tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
12
3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
c. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi ini dirancang agar dapat memberikan
informasi untuk manajemen perusahaan. Dari system informasi akuntansi
tersebut dapat di peroleh sebuah informasi informasi yang nantinya dapat
membantu dalam pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Romney dan Steinbart (2005 : 3), menjelaskan tiga fungsi
suatu sistem informasi akuntansi, yaitu :
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-akti vitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-akti vitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam
berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan
pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review)
hal-hal yang telah terjadi.
2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan.
3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, termasuk data organsisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akural dan andal.
d. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Terdapat 5 (lima) unsur sistem akuntansi
pokok, diantaranya sebagai berikut (Mulyadi, 2008:3) :
1) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi,
13
direkam (didokumtasikan) di atas secarik kertas. Contoh formulir yaitu
faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dalam sistem akuntansi
secara manual, media yang digunakan untuk merekam pertama kali data
transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam
sistem akuntansi dengan computer digunakan berbagai macam media
untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti :
papan ketik (keyboard), optical and magnetic characters and code,
mice, voice, touch sensors, and cats.
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi oertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainny. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi pencataatn
dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk
pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai
dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalm jurnal
ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya
(berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting yang
terkait dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas,
jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.
3) Buku besar
Buku beasr terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk meringkas
data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun-akun
dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Akun buku besar ini di
satu pihak dapat dipandang sebgai wadah untuk menggolongkan data
keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi
keuangan untuk penyajian laporan keuangan.
4) Buku pembantu
Jika data keuangan ang digolongkan dalam buku besar diperluakan
rinciannya lebih lanjut. Dapat dibentuk buku pembantu. Buku
pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang mernci data
14
keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar.
Sebagai contoh, jika akun piutang dagang yang tercantum dalam
laporan posisi keuangan perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur
yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang
berisi akun-akun pembantu piutang kepada tiap-tiap debitur tersebut.
5) Laporan Keuangan
laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi, laporan
beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan, daftar umur panjang,
daftar untang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat
penjualaanya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran
sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan
tayangan pada layar monitor komputer.
e. Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney & Steinbart (2014:11) ada 6 komponen utama dalam
sistem informasi akuntansi :
1) Orang yang menggunakan sistem
2) Prosedur dan instruktur yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan, data
3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya
4) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data
5) Infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat
peripheral, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam
SIA
6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data
SIA
15
2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
a. Pengertian Penjualan
Definisi penjualan menurut Mulyadi (2008:202) “penjualan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa
dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi tersebut dan
penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak
kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.”
b. Sistem Informasi Penjualan
1) Baridwan (2009:109) mendefinisikan sistem dan prosedur penjualan
adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli,
pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan
penjualan.
2) Mardi (2011:83) mengungkapkan prosedur penjualan termasuk dalam
siklus pendapatan dan mendefinisikannya sebagai berikut: Semua yang
berkaitan dengan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi yang terjadi secara berulang-ulang terkait dengan penyerahan
barang dan jasa kepada para pelanggan dan menerima semua bentuk
pelunasan yang diterima dari pelanggan dapat diartikan sebagai siklus
pendapatan.
3) Romney dan Steinbart (2005:5) juga mengungkapkan bahwa siklus
pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan
jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari
penjualan-penjualan tersebut.
c. Fungsi yang Terkait
Setiap sistem pastinya mempunyai fungsi-fungsi yang saling terkait
agar dapat berjalan dengan semestinya. Menurut Mulyadi (2001: 462)
fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan tunai adalah :
1) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut
16
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi
kas.
2) Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3) Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang dipesan pembeli, serta menyerahkan barang
tersebut ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayarkan harganya kepada pembeli.
5) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai menurut
Mulyadi (2008 : 469) yaitu :
1) Prosedur order penjualan
Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur
penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran
harga barang ke fungsi kas, untuk memungkinkan fungsi gudang dan
fungsi pengiriman menyimpan barang yang akan diserahkan kepada
pembeli.
2) Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari
pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas
dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang
dibelinya dari fungsi pengiriman.
17
3) Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada
pembeli.
4) Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pancatatan transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
5) Prosedur penyetoran kas ke bank
Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas
berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi
kas.
7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
e. Dokumen
Menurut Mulyadi (2001 : 463) dokumen yang digunakan dalam sistem
penjualan tunai adalah :
1) Faktur penjualan tunai
faktur penjualan berfungsi untuk merekam transaksi penjualan barang
baik tunai maupun kredit. Dokumen ini digunakan untuk merekam
berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai
transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi
penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran kepada fungsi
kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan
ke dalam jurnal penjualan
2) Pita registrasi kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh mesin yang dioperasikan oleh bagian
kassa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai
pembayaran atas barang. Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen
18
pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar benar telah
dibayar dan dicatat dalam register kas.
3) Bukli setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke
dalam jurnal penerimaan kas.
4) Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga
pokok produksi yang dijual selama satu periode. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi
pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual.
f. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan
menurut Mulyadi (2001:468) adalah :
1) Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu
kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan
menurut jenis produk tersebut.
2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3) Jurnal umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual selama kurun waktu tertentu.
4) Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini
19
diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan
persediaan barang yang disimpan digudang.
5) Kartu Gudang
Catatan ini bukan termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data
kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini
diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi
penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya
kuantitas produk yang dijual.
3. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
a. Kas
1) Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan (Sugiyarso dan Winarni,
2005:9).
2) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling
lancar dan paling mudah berpindah tangan dalam satu transaksi (Harjito
dan Martono,2008:116).
b. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Baridwan (2012:157) mengemukakan bahwa “penerimaan kas
melibatkan beberapa bagian yang terdapat dalam perusahaan agar
transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini
diperlukan agar dapat memenuhi prinsipprinsip internal control”.
c. Pada poin selanjutnya beberapa hal yang terkait dengan sistem informasi
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai sebelumnya sudah
diuraikan, mulai dari fungsi, jaringan yang membentuk system, dokumen
dan catatan akuntansi. sehingga kali ini peneliti akan membahas sistem
informasi akuntansi dari piutang atau kredit diantaraanya.
20
d. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang, menurut
Mulyadi (2001 : 487) antara lain, yaitu :
1) Fungsi sekretariat
2) Fungsi penagihan
3) Fungsi kas
4) Fungsi akuntansi
5) Fungsi pemeriksa intern
e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi
Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem
penerimaan kas dari piutang melibatkan beberapa bagian dalam
perusahaan, urutan kegiatan dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam
prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut:
1) Bagian Piutang,
2) Bagian Penagihan,
3) Bagian Kasa (Kasir),
4) Bagian Akuntansi (Jumal)
f. Dokumen
Menurut Mulyadi (2001 : 489) dokumen yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari piutang.
1) Surat Pemberitahuan
2) Daftar Surat Pemberitahuan
3) Bukti Setor Bank
4) Kwitansi
4. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Romney dan Steinbart (2004:229) berpendapat bahwa “pengendalian
intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong
21
dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong
kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.
b. Tujuan
Sistem pengendalian internal yang baik mempunyai beberapa tujuan
yang akan dicapai, diantaranya :
1) Menjaga keamanan harta milik organisasi
2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3) Memajukan efisiensi dalam operasi
4) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu
(Baridwan, 2012:13).
c. Unsur Unsur Pengendalian Internal
Unsur pokok pengendalian internal yang baik menurut Bastian dan
Soepriyanto (2003:204) adalah sebagai berikut :
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab-tanggung jawab
fungsional secara tegas
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
3) Praktek yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
4) Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya.
5. Flowchart
a. Gambaran umum flowcart
Berdasarkan pernyataan Romney & Steibart, (2014:41) flowcart /
bagan alir merupakan teknik analitis bergambar yang digunakan untuk
menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas,
dan logis.
Flowchart digunakan baik oleh auditor maupun oleh personel sistem.
Pemakaian flowcart meluas seiring dengan berkembangnya komputerisasi
pemrosesan disetiap pemrosesan data bisnis. Sehingga pemakain yang
22
meluas ini memicu perlunya keseragaman simbol yang digunakan. Maka
dari itu mengetahui bahwasanya penggunaan flowcart atau bagan alir
mrmiliki manfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam membuat
sebuah sistem. Berikut manfaat yang dipaparkan menurut (Mulyadi,
2016:49):
1) Gambaran sistem menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan
menggunakan bagan alir.
2) Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan
bagan alir.
3) Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang
yang melakukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.
4) Dokumen sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.
6. Jenis-Jenis Bagan Alir
Menurut Romney & Steibart (2014:68) dalam proses mengilustrasikan
flowchart terdapat beberapa macam bagan yang dapat dipahami yaitu:
a. Bagan alir dokumen (documen flowchart) dikembangkan untuk
mengilustrasikan dokumen dan data antar area pertanggungjawaban dalam
organisasi. Bagian ini menelusuri dokumen dari awal hingga akhir,
menunjukan setiap dokumen dimulai, didistribusi, disposisi, dan semua hal
yang terjadi saat mengalir lewat sistem.
b. Bagan alir pengendalian internal (internal control flowchart) digunakan
untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian
internal.
c. Bagan alir sistem (system flowchart) menggambarkan hubungan antar
input, process dan output sistem.
Proses sistem informasi akuntansi dengan bagan alir memiliki kaitan yang
berasal dari dasar pengertian sistem informasi akuntansi yang memiliki
makna tersendiri. Sistem adalah masukan (input) yaitu aktivitas yang dapat
mentransformasikan input menjadi output. Selanjutnya Informasi merupakan
23
suatu bentuk keluaran (output) yaitu proses pengelolahan informasi yang
telah tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi penerimanya, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan oleh manajemen.
Sedangkan akuntansi yang memiliki makna proses yaitu adanya proses yang
dimulai dari pengelolaan atas transaksi, pencatatan, dan laporan
akuntansinya, dengan demikian informasi yang dihasilkan berguna dalam
penilaian dan pengambilan keputusan bagi pengguna sistem. Sebuah sistem
lebih mudah digunakan ketika bisa memahami dengan adanya sebuah proses
yaitu input, proses, dan output. Pada dasarnya input merupakan bagian dari
sistem yang bertugas untuk menerima data masukan dimana data dapat
berupa asal masukan, frekuensi masukan data dan jenis masukan data. Jika
proses merupakan bagian yang mengolah data menjadi informasi sesuai
dengan keinginan pemakai. Sedangkan output merupakan keluaran atau
tujuan dari sistem yang didapat dari input dan proses yang dilakukan.