12
6 BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A. Penelitian Terdahulu Putra (2012) meneliti pengaruh Operating Leverage dan Financial Leverage terhadap Earning Per Share di perusahaan property yang terdaftar di BEI (2007-2011). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan Operating Leverage dan Financial Leverage berpengaruh positif terhadap Earning Per Share. EPS yang memiliki financial leverage besar akan dipertahankan oleh investor sehingga operating leverage tersebut besar. Secara parsial operating leverage tidak berpengaruh terhadap earning per share. Sedangkan financial leverage berpengaruh terhadap earning per share. Perusahaan yang memiliki financial leverage besar akan dipertahankan oleh investorsehingga EPS saham tersebut besar. Maimunah (2014) meneliti pengaruh Financial Leverage terhadap peningkatan Earning Per Share pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garment yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa variable DER tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variable earning per share pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variable total debt to total asset ratio tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadapvariabel earning per share pada perusahaan manufaktur sub

BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

6

BAB II

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

A. Penelitian Terdahulu

Putra (2012) meneliti pengaruh Operating Leverage dan Financial

Leverage terhadap Earning Per Share di perusahaan property yang terdaftar di

BEI (2007-2011). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian

ini, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan Operating Leverage dan

Financial Leverage berpengaruh positif terhadap Earning Per Share. EPS yang

memiliki financial leverage besar akan dipertahankan oleh investor sehingga

operating leverage tersebut besar. Secara parsial operating leverage tidak

berpengaruh terhadap earning per share. Sedangkan financial leverage

berpengaruh terhadap earning per share. Perusahaan yang memiliki financial

leverage besar akan dipertahankan oleh investorsehingga EPS saham tersebut

besar.

Maimunah (2014) meneliti pengaruh Financial Leverage terhadap

peningkatan Earning Per Share pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil

dan garment yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil

pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa variable DER tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap variable earning per share pada perusahaan

manufaktur sub sektor tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan variable total debt to total asset ratio tidak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadapvariabel earning per share pada perusahaan manufaktur sub

Page 2: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

7

sektor tekstil dan garmnet yang terdaftar di BEI. Pada hasil pengujian hipotesis

secara simultan diketahui bahwa financial leverage tidak terdapat pengaruh yang

signifikan bersama-sama terhadap peningkatan earning per share pada

perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garment yang terdaftar di BEI tahun

2010-2013.

Fahmi (2013) meneliti pengaruh Financial Leverage, Operating

Leverage,dan Total Asset Turnover terhadap Earning Per Share pada perusahaan

Oil dan Gas dan Coal yang ada di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan financial

leverage, operating leverage, total asset turn over secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Dari hasil pengujian hipotesis

secara parsial, menunjukkan bahwa, variable financial leverage berpengaruh

signifikan terhadap earning per share. Earning per share yang memiliki financial

leverage yang besar akan dipertahankan investor. Variable operating leverage

berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share. Earning per share yang

memiliki operating leverage yang besar akan dipertahankan oleh investor.

Variable total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per

share.

Bahri (2018) meneliti pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham

pada perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman. Berdasarkan hasil penelitian

pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio, Return

on Asset, Return on Equity secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang

Page 3: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

8

terdaftar di BEI. Secara parsial menunjukkan bahwa masing-masing variable Debt

to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, Return on Asset dan

Return on Equity berpengaruh positif terhadap harga saham.

Syaifullah (2018) meneliti pengaruh Financial Leverage dan Operating

Leverage terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat

disimpulkan bahwa secara simultan semua variable independen tidak berpengaruh

terhadap EPS. Secara parsial disimpulkan bahwa financial leverage tidak

berpengaruh terhadap EPS sedangkan operating leverage berpengaruh terhadap

EPS.

dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham

yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang

saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar

akan menghasilkan laba per saham, sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan

jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham

yang beredar. Alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share

(EPS).

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Signalling Theory

Signal atau isyarat menurut Brigham dan Houston (2006:40)

adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi

petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen

Page 4: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

9

perusahaan terhadap prospek perusahaan. Signaling theory merupakan

langkah manajemen dari perusahaan yang sebenarnya memberikan

petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana investor

memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang

menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dengan

termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang

normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan

cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu

persahaan umumnya merupakan sinyal bahwa manajemen memandang

prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan

menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga

sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti

memberikan sinyal negative yang kemudian dapat menekan harga saham

sekalipun prospek perubahan cerah.

2. Earning Per Share

Komponen pentinga yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per saham atau lebih dikenal dengan EPS, karena

informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih

perusahaan yang siap diberikan pada semua pemegang perusahaan. Hal

tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Darmadji dan Hendy

(2001) pengertian laba per lembar saham atau EPS yaitu merupakan rasio

yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor

atau pemegang saham atas laba per lembar sahamnya. Sedangkan menurut

Page 5: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

10

Simamora (2002) EPS adalah laba bersih per lembar saham biasa yang

beredar selama satu periode, rasio laba per lembar saham ini mengukur

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. Earning per share

sebagai salah satu rasio yang biasa digunakan dalam prospectus, bahan

penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham merupakan laba

bersih yang dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa)

dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar akan

menghasilkan laba per saham, sehingga Earning Per Share (EPS)

merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk

tiap lembar saham yang beredar. Alat ukut yang paling sering digunakan

adalah Earning Per Share (EPS).

Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering

dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya

ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor

berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk

melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham dan tingkat

harga saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untukk menilai

efektivitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. Darmadji dan

Fakhuruddin (2001) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Earning

Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar

keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per

saham. Sedangkan menurut Halim (2003) menyatakan bahwa Earning Per

Share (EPS), adalah perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak

Page 6: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

11

yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar. Menurut

Marpaung (2003) Earning per share laba per lembar saham (earning per

share) merupakan keuntungan yang diperoleh dari pembagian laba bersih

setelah pajak (EAT) dengan total saham.

Dari definisi diatas, maka earning per share (EPS) menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bagi para

pemegang saham yang telah berpartisipasi dalam perusahaan. Semakin

tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada

pemegang saham, maka hal ini menunjukkan semakin besar keberhasilan

usaha yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Karena para pemodal

seringkali memusatkan perhatian pada besarnya (EPS) ketika melakukan

analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menguntungkan bagi

para pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk

pemegang saham. Menurut Garrison dan Noreen (2001) rumus untuk

menghitung EPS suatu perusahaan adalah dengan membagi earning after

tax (EAT) yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah

saham biasa yang beredar selama satu tahun.

3. Operating Leverage

Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan

aktiva yang menimbulkan biaya atau beban tetap. Menurut Brigham dan

Houston (2001), operating leverage adalah seberapa besar biaya tetap

digunakan dalam operasi suatu perusahaan. Menurut Irawati (2006:173)

penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan

Page 7: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

12

pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat

meningkatkan profitabilitas. Operating leverage bekerja secara dua arah,

yaitu dapat memperbesar keuntungan perusahaan ataupun memperbesar

kerugian perusahaan. Syamsuddin (2007) menyatakan bahwa, jika suatu

perusahaan mempunyai operating leverage yang tinggi, maka sedikit saja

peningkatan pada penjualan dapat meningkatkan prosentase yang besar

pada EBIT. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai operating leverage

yang rendah, maka penurunan dalam penjualan akan menyebabkan

penurunan jumlah EBIT yang tidak proporsional. Operating leverage

menurut Hanafi (2004) bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan

menggunakan beban tetap operasioal. Beban tetap operasional biasanya

berasal dari biaya depresiasi,biaya produksi dan pemasaran yang bersifat

tetap (Misalnya gaji bulanan karyawan). Sebagai kebalikannya adalah

beban (biaya) variabel operasional, contoh biaya variabel operasional

adalah biaya tenaga kerja yang di bayar berdasarkan produk yang di

hasilkan.

Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang

tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating

leverage yang tinggi. Biaya operasi tetap dikeluarkan agar volume

penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada

seluruh biaya operasi tetap dan variabel. Pengaruh yang timbul dengan

adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume

penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi

Page 8: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

13

yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Leverage operasi juga

dapat memperlihatkan pengaruh pendapatan atau penjualan terhadap

keuntungan operasi perusahaan. Mengetahui tingkat leverage operasi,

maka manajemen bisa menaksir perubahan laba operasi sebagai akibat

adanya perubahan penjualan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

leverage operasi berkaitan dengan penjualan perusahaan dan laba sebelum

bunga dan pajak.

Operating leverage dapat mengukur perubahan pendapatan atau

penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Dilihat dari kegunaan

operating leverage, dapat di simpulkan kegunaan dari operating leverage

yaitu untuk mengukur perubahan atau penjualan terhadap keuntungan

operasi perusahaan. Operating leverage sebagai alat untuk mengukur

perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan, sehingga

perusahaan dapat mengetahui keuntungan operasi perusahaan.

4. Financial Leverage

Financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana

sekuritas dengan laba tetap digunakan dalam struktur modal perusahaan

(Brigham, dan Houston 2006). Financial leverage terjadi akibat

penggunaan sumber dana yang berasal dari hutang, sehingga menyebabkan

perusahaan harus menanggung hutang serta dibebani oleh biaya bunganya.

Financial leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial

biaya-biaya keuangan tetap untuk meninngkatkan pengaruh perubahan

Page 9: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

14

dalam laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap EPS (Warsono,

2003).

Rasio leverage merupakan rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang

(Husnan dan Pudjiastuti, 2006). Apabila perusahaan menggunakan hutang

semakin banyak, maka semakin besar beban tetap yang berupa bunga dan

angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar. Leverage keuangan itu

dikatakan merugikan (unfavorable financial leverage) jika perusahaan

tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut

sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Semakin besar beban tetap yang

ditanggung perusahaan dapat menyebabkan perusahaan mengalami gagal

bayar (default risk). Semakin tinggi perusahaan mengalami gagal bayar

maka semakin tinggi pula beta saham. Sehingga semakin besar tingkat

financial leverage perusahaan, maka semakin tinggi pula sahamnya

(Indriastuti, 2001). Uraian tersebut menjelaskan bahwa leverage keuangan

adalah penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan akan

memberikan keuntungan yang akan meningkatkan pendapatan per lembar

saham.

Penggunaan modal pinjaman dilakukan apabila kebutuhan

pendanaan tidak dapat lagi dipenuhi dengan menggunakan modal sendiri

atau kurang tersedianya modal sendiri. Penggunaan modal pinjaman

tersebut akan mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi dan juga biaya

modal yang ditanggung perusahaan. Bedasarkan uraian di atas, maka dapat

Page 10: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

15

ditarik kesimpulan bahwa finacial leverage merupakan usaha memperbesar

efek perubahan atas laba sebelum bunga dan pajak atau Earning Before

Interests and Taxes (EBIT) terhadap Earning Per Share atau pendapatan

per saham.

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Operating Leverage terhadap EPS Perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2001), operating leverage adalah

seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan.

Operating leverage dapat memperlihatkan pengaruh pendapatan atau

penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Mengetahui tingkat

operating leverage, maka manajemen bisa menaksir perubahan laba

operasi sebagai akibat adanya perubahan penjualan. Ukuran leverage

operasi adalah tingkat operating leverage yang disebut dengan Degree of

Operating Leverage (DOL).

Menurut Putra (2012) apabila nilai DOL yang merupakan hasil dari

perhitungan Operating Leverage meningkat, berarti bahwa tingkat DOL

perusahaan semakin besar, maka semakin besar fluktuasi naik turunnya

laba operasi terhadap perubahan volume penjualan. Semakin tinggi

operating leverage perusahaan, maka semakin tinggi pula sensitivitas

EBIT terhadap tingkat penjualan. Menurut Maimunah (2014) perubahan

pada EBIT perusahaan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar

pada EPS atau penghasilan per lembar saham perusahaan. Penelitian yang

dilakukan Fahmi (2013) menunjukkan bahwa operating leverage

Page 11: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

16

berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Earning per share

yang memiliki operating leverage yang besar akan dipertahankan oleh

investor.

H1: Operating Leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS).

2. Pengaruh Financial Leverage terhadap EPS Perusahaan

Financial leverage merupakan tingkat sejauh mana sekuritas

dengan laba tetap (hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur

modal perusahaan (Brigam, dan Houston 2006). Menurut Syaifullah

(2018) apabila DFL meningkat, hal tersebut berarti DFL mempunyai daya

ungkit yang tinggi untuk menghasilkan EPS yang tinggi pula. Dan bila

EPS naik, maka akan meningkatkan laba yang tersedia untuk para

pemegang saham. Demikian juga sebaliknya, jika DFL menurun daya

ungkit untuk menghasilkan EPS juga akan turun. Hal tersebut berarti laba

yang tersedia untuk para pemegang saham mengalami penurunan.

Menurut Lia (2018) Jika EPS untuk para pemegang saham

meningkat, selain untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang

saham lama, juga akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi atas

keberhasilan perusahaan dalam mengelola perusahaan tersebut dan juga

dapat menarik investor baru untuk menanamkan modalnya ke dalam

perusahaan. Penelitian Putra (2012) menyatakan bahwa financial leverage

berpengaruh terhadap earning per share. Perusahaan yang memiliki

financial leverage besar akan dipertahankan oleh investor sehingga EPS

saham tersebut besar.

Page 12: BAB II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis A

17

H2: Financial Leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS).

D. Rerangka Pemikiran

Operating Leverage (X1)

Financial Leverage (X2)

Earning Per Share (Y)