25
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi uraian singkat dari penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan oleh peneliti. Sebelumnya penelitian mengenai analisis wacana telah banyak dilakukan dengan objek yang berbeda-beda. Berikut beberapa uraian singkat mengenai penelitian serupa yang ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: Penelitian pertama adalah hasil skripsi karya Andaria Rhoma Rosita Sari (2015) yang berjudul Telaah Teks pada Wacana Politik Kasus KPK vs Polri dalam Rubrik Opini Majalah Tempo (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough). Pada penelitian tersebut peneliti mendeskripsikan representasi kasus KPK vs Polri dalam wacana politik kasus KPK vs Polri melalui diksi, metafora, dan ketransitifan pada rubrik opini dalam majalah Tempo. Selanjutnya peneliti juga mendeskripsikan ideologi majalah Tempo yang terkandung dalam rubrik opini kasus KPK vs Polri. Penelitian kedua oleh Joko Priyanto (2014) dalam skripsi yang berjudul Telaah Teks Berita Pelengseran Presiden Muchammad Mursi dalam Al-Ihram dan Al-Jazirah: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Pada penelitian tersebut, analisis wacana kritis Norman Fairclough digunakan dengan objek berita media berbahasa Arab. Adapun penelitian tersebut mengkaji representasi dan membandingan wacana peristiwa pelengseran Presiden Mesir Muchammad Mursi dalam teks media berita berbahasa Arab yaitu Al-Ahram dan Al-Jazirah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

  • Upload
    lydien

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi uraian singkat dari penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan oleh peneliti. Sebelumnya

penelitian mengenai analisis wacana telah banyak dilakukan dengan objek yang

berbeda-beda. Berikut beberapa uraian singkat mengenai penelitian serupa yang

ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan:

Penelitian pertama adalah hasil skripsi karya Andaria Rhoma Rosita Sari

(2015) yang berjudul Telaah Teks pada Wacana Politik Kasus KPK vs Polri

dalam Rubrik Opini Majalah Tempo (Analisis Wacana Kritis Norman

Fairclough). Pada penelitian tersebut peneliti mendeskripsikan representasi kasus

KPK vs Polri dalam wacana politik kasus KPK vs Polri melalui diksi, metafora,

dan ketransitifan pada rubrik opini dalam majalah Tempo. Selanjutnya peneliti

juga mendeskripsikan ideologi majalah Tempo yang terkandung dalam rubrik

opini kasus KPK vs Polri.

Penelitian kedua oleh Joko Priyanto (2014) dalam skripsi yang berjudul

Telaah Teks Berita Pelengseran Presiden Muchammad Mursi dalam Al-Ihram dan

Al-Jazirah: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Pada penelitian tersebut,

analisis wacana kritis Norman Fairclough digunakan dengan objek berita media

berbahasa Arab. Adapun penelitian tersebut mengkaji representasi dan

membandingan wacana peristiwa pelengseran Presiden Mesir Muchammad Mursi

dalam teks media berita berbahasa Arab yaitu Al-Ahram dan Al-Jazirah.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

12

Penelitan selanjutnya dilakukan oleh Indro Febiyanto (2009) dalam skripsi

yang berjudul Aspek Gramatikal dan Leksikal pada Wacana “Tajuk Rencana”

Surat Kabar Kompas. Hasil penelitian tersebut mendeskripsikan aspek gramatikal

dan aspek leksikal pada wacana “Tajuk Rencana” surat kabar Kompas, dan

menunjukkan frekuensi tipe aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat

pada wacana “Tajuk Rencana” surat kabar Kompas.

Dari beberapa penelitian yang ditemukan di atas ada beberapa kesamaan

dan perbedaan, baik teori maupun sumber data dalam penelitian ini. Meskipun

sama-sama menggunakan teori Norman Fairclough namun dalam analisis

digunakan cara yang berbeda. Pada skripsi Telaah Teks pada Wacana Politik

Kasus KPK vs Polri dalam Rubrik Opini Majalah Tempo (Analisis Wacana Kritis

Norman Fairclough) analisis dilakukan melalui diksi, metafora, dan ketransitifan

pada rubrik opini dalam majalah Tempo untuk mengungkap ideologi majalah

tersebut. Sementara itu dalam penelitian ini fokus utama adalah membandingkan

dua surat kabar dalam menanggapi wacana rencana revisi UU KPK pada tajuk

rencana melalui representasi dalam anak kalimat, kombinasi anak kalimat, dan

rangkaian antarkalimat.

Selanjutnya, dibandingkan dengan penelitian yang berjudul Telaah Teks

Berita Pelengseran Presiden Muchammad Mursi dalam Al-Ihram dan Al-Jazirah:

Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough yang menggunakan surat kabar online

Al-Ihram dan Al-Jazirah yang berbahasa Arab sebagai sumber data, pada

penelitian ini sumber data yang digunakan adalah surat kabar cetak berbahasa

Indonesia yaitu pada tajuk rencana surat kabar Kompas dan Suara Merdeka.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

13

Perbandingan selanjutnya dilakukan dengan penelitan yang berjudul Aspek

Gramatikal dan Leksikal pada Wacana “Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas.

Pada penelitian tersebut meskipun sama-sama menggunakan sumber data dari

tajuk rencana, namun perbedaan dengan penelitian ini terletak pada teori yang

digunakan. Pada penelitian ini digunakan teori analisis wacana kritis sedangkan

pada penelitian yang berjudul Aspek Gramatikal dan Leksikal pada Wacana

“Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas hanya menganalisis wacana pada tataran

aspek gramatikal dan aspek leksikal.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini

difokuskan pada wacana tajuk rencana pada surat kabar Kompas dan Suara

Merdeka dengan melakukan pendekatan analisis wacana kritis Norman

Fairclough. Dari hasil analisis kemudian dilakukan perbandingan dari kedua surat

kabar tersebut. Penelitian yang berjudul Telaah Teks pada Wacana Rencana

Revisi UU KPK dalam Rubrik Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas dan Suara

Merdeka: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough ini diharapkan dapat

melengkapi penelitian-penelitian terdahulu.

B. Landasan Teori

1. Hakikat Wacana

Wacana merupakan disiplin ilmu baru yang muncul sekitar tahun 70-an.

Wacana (discourse) berasal dari bahasa Latin, discursus. Istilah tersebut

menunjuk pada aturan dan kebiasaan yang mendasari penggunaan bahasa baik

dalam komunikasi lisan maupun tulis. Dalam pengertian linguistik, Darma

menjelaskan “wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

14

suatu bangun bahasa” (2014:2). Setiap bagian di dalam wacana saling

berhubungan secara padu.

J.S. Badudu (dalam Darma, 2014:2) juga berpendapat bahwa wacana

sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang menghubungkan proposisi

yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga

terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Dijelaskan pula

bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar

di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang

berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata.

Seperti yang diungkapkan Kridalaksana (2008:259), bahwa wacana adalah

satuan bahasa terlengkap. Dalam hirarki gramatikal wacana merupakan satuan

gramatikal tertinggi dan terbesar yang dapat direalisasikan dalam bentuk karangan

yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb).

Dalam bentuk karangan yang utuh tentunya terdapat satu kesatuan antar

unsurnya. Alwi dkk (2000:419) menyatakan bahwa wacana adalah rentetan

kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan

proposisi yang lain dan membentuk satu kesatuan. Untuk membicarakan sebuah

wacana dibutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan kalimat.

Selanjutnya, wacana menurut Samsuri (dalam Darma, 2014:2) adalah

“rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri

atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan

yang lain.”

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

15

2. Analisis Wacana

Analisis wacana merupakan salah satu bidang kajian baru dalam ilmu

linguistik. Analisis wacana (discourse analysis) sebagai disiplin ilmu dengan

metodologi yang jelas dan eksplisit, baru-baru berkembang secara mantap pada

awal tahun 1980-an. Pokok perhatian analisis wacana juga terus mengalami

perkembangan dan merebak pada persoalan yang banyak diperbincangkan di masa

sekarang (Mulyana, 2005:68).

Selanjutnya Darma menyebut istilah analisis wacana muncul sebagai

upaya untuk menghasilkan deskripsi bahasa yang lebih lengkap sebab terdapat

fitur bahasa yang tidak cukup jika hanya dianalisis dengan menggunakan aspek

struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis wacana dapat diperoleh

penjelasan mengenai korelasi antara apa yang diujarkan, apa yang dimaksud, dan

apa yang dipahami dalam konteks tertentu. Analsis wacana merupakan

pendekatan yang mengkaji relasi antara bahasa dengan konteks yang

melatarbelakanginya.

Dalam hirarki satuan kebahasaan, wacana merupakan bentuk bahasa yang

paling besar dan paling luas. Hal tersebut berarti juga memposisikan analisis

terhadap wacana memiliki kedudukan tertinggi dalam linguistik (pendekatan

bahasa). Pendekatan bahasa dimulai dari tingkat dan lingkup yang paling kecil

menuju pada tingkat paling besar. Namun untuk memahami suatu wacana

tertentu, tidak seluruh unit analisis harus dikaji. Mulyana menjelaskan bahwa

analisis wacana dapat dilakukan terhadap satu atau dua unsur yang memang

dibutuhkan kejelasannya (2005:70). Sedikit atau banyak unit yang dikaji tidak

menjamin kualitas pada analisis wacana.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

16

Analisis wacana berkaitan dengan konteks luar bahasa. Konteks

berpengaruh pada proses pemaknaan suatu wacana. Di mana dalam linguitik

konteks tersebut tidak diperhatikan. Tarigan dalam Pengajaran Wacana juga telah

menyebutkan bahwa tanpa konteks, tanpa hubungan-hubungan wacana yang

bersifat antarkalimat dan suprakalimat maka sukar untuk berkomunikasi satu

sama lain (1993:24).

Littlejohn menyatakan analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa

persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan

kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan

yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana (dalam Sobur, 2012:48).

3. Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana kritis (critical discourse analysis) dipandang sebagai

oposisi analisis wacana deskriptif yang memandang wacana sebagai fenomena

teks bahasa semata. Dalam analisis wacana kritis, yang selanjutnya disebut AWK,

wacana tidak hanya dipahami dari segi kajian bahasa saja. Meski dalam analisis

tetap menggunakan bahasa yang terdapat dalam teks.

“Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek

kebahasaan, tetapi juga menghubungkan konteks. Konteks di sini berarti bahasa

itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik

kekuasaan.” (Eriyanto, 2012:7)

Hal di atas senada dengan apa yang telah diungkapkan Fairclough dan

Wodak bahwa analisis wacana kritis melihat wacana –pemakaian bahasa dalam

tuturan dan tulisan– sebagai bentuk dari praktik sosial (Eriyanto, 2012:7).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

17

Pernyataan Fairclough tersebut berarti memandang masalah sosial dan

AWK saling berhubungan. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam kehidupan

sosial bahasa digunakan sebagai penyampai pesan. Penggunaan bahasa sebagai

penyampai pesan dapat bersifat ideologi, karena berkaitan dengan siapa

penyampai pesan itu sendiri. Untuk mengetahui kepastiannya maka sebuah teks

perlu diteliti untuk mengungkapkan interpretasi, penerimaan, dan efek sosialnya.

Selanjutnya jelas bahwa dalam AWK, bahasa digunakan untuk tujuan dan

praktik tertentu, termasuk dalam praktik kekuasaan. Pemahaman dasar terhadap

AWK adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagai objek studi bahasa.

Bahasa digunakan untuk menganalisis teks yang bertujuan untuk mengungkap

praktik tertentu termasuk praktik ideologi.

Terkait ideologi, Fairclough berpendapat bahwa analisis wacana kritis

menunjukkan bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada

bertarung dan mengajukan ideologinya masing-masing (Darma, 2014:104).

Pemakaian bahasa membawa nilai ideologi tertentu. Hal tersebut diasumsikan

dengan melihat praktik wacana bisa jadi menampilkan efek sebuah kepercayaan

(ideologis) artinya wacana dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang tidak

imbang antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan

minoritas di mana perbedaan itu direpresentasikan dalam praktik sosial.

4. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Model analisis wacana kritis yang dibuat Fairclough mengintegrasikan

secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik,

pemahaman sosial dan politik, dan secara umum diintegrasikan pada perubahan

sosial. Fairclough memusatkan perhatian pada bahasa. Membagi analisis wacana

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

18

dalam tiga dimensi yaitu Text, Discourse Practice, dan Sociocultural Practice

(Eriyanto, 2012:286-288). Ketiga dimensi tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Pada dimensi text model Fairclough, teks dianalisis secara linguistik

dengan melihat kosakata, semantik dan tata kalimat, serta memasukkan koherensi

dan kohesivitas, bagaimana antarkata atau kalimat digabungkan sehingga

membentuk pengertian. Elemen yang dianalisis tersebut dipakai untuk melihat

tiga masalah yaitu (1) ideasional (representasi teks) yang merujuk pada referensi

tertentu yang ditampilkan dalam teks yang umumnya membawa muatan ideologi,

(2) relasi (hubungan antara partisipan) yang merujuk pada bagaimana konstruksi

hubungan diantara wartawan dengan pembicara yang disampaikan secara

informal, terbuka atau tertutup, (3) identitas (posisi wartawan) yang merujuk pada

konstruksi tertentu dari identitas penulis dan pembaca serta bagaimana personal

dan identitas ini hendak ditampilkan.

Discourse Practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses

produksi dan konsumsi teks. Sementara itu, Sociocultural Practice adalah dimensi

(Fairclough, 1997:98)

Gambar 1

Dimension of Discourse

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

19

yang berhubungan dengan konteks yang memasukkan banyak hal seperti konteks

situasi, dan lebih luas lagi memasukkan konteks dan praktik institusi dan media

sendiri dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya dan politik tertentu.

Bagi Fairclough untuk memahami wacana tidak dapat dilepaskan dari

konteksnya karena sebuah teks tidak lepas dari kepentingan yang bersifat

subjektif. Untuk menemukan “realitas” di balik teks tersebut diperlukan

penelusuran atas konteks produksi teks, konsumsi teks, dan aspek sosial budaya

yang mempengaruhi pembuatan teks.

Penelitian ini terfokus pada masalah ideasional atau representasi teks yang

merujuk pada referensi tertentu yang ditampilkan dalam teks yang umumnya

membawa muatan ideologi. Adapun teks yang diteliti adalah teks pada tajuk

rencana bertema revisi UU KPK pada surat kabar Kompas dan Suara Merdeka.

Melalui bahasa yang digunakan dalam anak kalimat, kombinasi anak kalimat, dan

rangkaian antarkalimat dapat diketahui representasi suatu realitas (partisipan,

peristiwa, dan tindakan) ditampilkan dalam teks tajuk rencana tersebut.

5. Teks

Teks bagi Fairclough dilihat dari berbagai tingkatan. Sebuah teks tidak

hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana

hubungan antarobjek didefinisikan. Menurut Fairclough, setiap teks pada dasarnya

dapat diuraikan dari tiga unsur, yaitu representasi (ideasional), relasi, dan

identitas. Ketiganya merupakan elemen dasar dalam dimensi teks model

Fairclough.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

20

a. Representasi

Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaimana

seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan dalam teks.

Representasi dalam pengertian Fairclough dilihat dari dua hal, yakni

bagaimana seseorang, kelompok, dan gagasan ditampilkan dalam

anak kalimat dan gabungan atau rangkaian antaranak kalimat.

1) Representasi dalam anak kalimat

Aspek representasi dalam anak kalimat berhubungan

dengan bagaimana seseorang, kelompok, peristiwa, dan

kegiatan ditampilkan dalam teks. Aspek tersebut dapat dilihat

dari dua hal, yaitu kosakata dan tata bahasa.

(a) Kosakata

Pada tingkatan kosakata (vocabulary), banyak aspek

yang dikaji dalam analisis wacana kritis, yaitu mengenai

kosakata apa yang dipakai untuk menampilkan dan

menggambarkan sesuatu, yang menunjukkan bagaimana

sesuatu tersebut dimasukkan dalam satu set kategori.

Pemilihan kosakata dapat menggambarkan asosiasi dan realitas

yang ditandakan dalam bahasa.

Pada penelitian ini hanya memfokuskan pada pemilihan

kosakata/ diksi dan metafora. Diksi dibagi menjadi dua, yaitu

kata eksperiensial dan ekspresi. Rani (dalam Fauzan, 2014)

menyebutkan bahwa kata eksperiensial adalah kata-kata yang

memiliki nilai pengalaman dan pengetahuan. Kata

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

21

eksperiensial dapat juga dilihat dari penggunaan kata isi (kata

yang acuannya dapat dilihat, diragakan, dan ditunjukkan).

Terkait kata ekspresi, Rani menjelaskan bahwa kata

ekspresi digunakan untuk menyatakan nilai. Kata ekspresi

dapat digunakan untuk memberikan penilaian pada suatu

peristiwa, barang atau hal. Umumnya kata ekspresi adalah kata

sifat.

Tabel 1

Contoh kata eksperiensial dan ekspresi

Kata Kalimat Jenis

menangkap Sejumlah penyidik Polri mendatangi

KPK untuk menangkap Novel.

(Rep/Dik/E/K/020216/K3/P5)

eksperiensial

berlebihan Niat anggota DPR memberikan ruang

kepada KPK menghentikan

penyidikan dengan alasan ada

tersangka yang meninggal atau sakit,

sebenarnya berlebihan. (Rep/Dik/

Eks/K/130216/K3/P6)

ekspresi

Cara lain untuk merepresentasikan realitas adalah

menggunakan metafora. Menurut Fairclough, metafora

digunakan sebagai pilihan kosakata yang dapat

menggambarkan suatu realitas yang berbeda dengan yang lain

(dalam Eriyanto, 2012:292).

Ullman menyatakan bahwa dalam metafora ada dua

hal yang dibicarakan, yaitu sesuatu yang sedang dibicarakan

(yang dibandingkan) yang disebut tenor dan sesuatu yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

22

digunakan sebagai bandingan yang disebut wahana

(2012:265).

Ullman membagi jenis metafora dalam empat

kelompok, pertama, metafora antropomorfis, yaitu metafora

yang mengacu pada anggota badan manusia, dari indera dan

perasaan manusia. Contohnya, mulut sungai, jantung kota, dan

lainnya. Kedua, metafora binatang, yaitu metafora yang

mengacu pada binatang. Contohnya, telur mata sapi, pondasi

cakar ayam, dan sebagainya. Ketiga, dari konkret ke abstrak,

yaitu metafora yang berdasarkan pengalaman abstrak yang

dijabarkan ke dalam hal yang konkret. Misalnya, sinar wajah,

otak cemerlang, dan sebagainya. Keempat, metafora

sinaestetik, yaitu metafora yang didasarkan kepada transfer

dari satu indera ke indera yang lain. Misalnya, bau yang amis,

pandangan yang tajam, dan sebagainya (2012:267-269).

Tabel 2

Contoh penggunaan metafora

Kata Kalimat Tenor Wahana Makna Jenis

anak

kandung

UU KPK

sebagai anak

kandung reformasi

ditandatangani

Presiden

Megawati

Soekarnoputri

tahun 2002.

(Rep/M/K/

130216/K2/P2)

UU KPK

sebagai

undang-

undang

yang

dilahirkan

sendiri oleh

pemerintah

ketika

reformasi.

Anak yang

lahir dari

kandungan

sendiri;

anak

sendiri

(bukan

anak tiri

atau anak

angkat)

UU KPK

sebagai

undang-

undang

yang

dilahirkan

sendiri oleh

pemerintah

ketika

reformasi.

Konkret

ke

abstrak

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

23

(b) Tata Bahasa

Pada tingkatan tata bahasa analisis Fairclough dalam

penelitian ini hanya memfokuskan pada ketransitifan.

Linguistik Fungsionl Sistemik Halliday dimanfaatkan

Fairclough dalam aspek ketransitifan (Fairclough, 1995:177-

178). Selanjutnya ketransitifan dijelaskan oleh Santosa adalah

gramatika yang membahas struktur klausa yang

merepresentasikan makna ideasional. Ketransitifan

merealisasikan makna pengalaman, yang di dalam realitas

mempunyai tiga konstituen, yaitu: proses, partisipan, dam

sirkumstan. Proses di dalam realitas merupakan inti kejadian

dalam pengalaman, baik pengalaman fisik, mental, verbal,

perilaku, relasional, maupun eksistensial. Setiap jenis proses

akan menentukan jenis partisipan. Sementara itu, sirkumstan

adalah lingkungan baik fisik maupun non-fisik di dalam

kejadian (Santosa, 2003:78).

Dalam tataran simbol, Santosa menjelaskan bahwa

proses direalisasikan ke dalam kelompok verba, partisipan

direpresentasikan dengan kelompok nomina, sedangkan

sirkumstan diekspresikan melalui kelompok adverbia. Terdapat

enam macam proses menurut transitifitas model tatabahasa

sistemik fungsional, yaitu proses material, proses mental,

proses verbal, proses relasional, dan proses eksistensial

(2003:78-86).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

24

1. Proses Material

Proses material adalah suatu proses fisik murni tanpa

unsur mental maupun behavioral. Proses material terdiri dari

dua macam yaitu doing (melakukan sesuatu) dan happening

(kejadian). Proses doing mempunyai konstituen yang terdiri

dari aktor-proses-goal. Proses happening mempunyai

konstituen yang terdiri dari aktor-proses. Sementara itu,

partisipan di dalam proses materi ini adalah aktor, gol, range,

benefiseri: resipien dan klien. Aktor adalah partisipan yang

melakukan proses, gol adalah partisipan yang dikenai atau

dipengaruhi proses, range lebih merupakan skop atau

perluasan proses itu sendiri, dan benefiseri adalah partisipan

yang menerima gol sebagai barang atau servis. Contoh proses

material sebagai berikut.

Tabel 3

Proses Materi: happening

My father

Tono

Bapak lan Ibu

went to work

berlari

lagi dhahar

Aktor Proses: material

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

25

Tabel 4

Proses Materi: doing dengan gol dan benefiseri

(resipien dan klien)

They

Ayah

Ibu

gave

membuat

masak

a book

mainan

sego

to me

-

-

-

untuk adik

-

aktor proses goal resipien klien

Tabel 5

Proses Materi dengan Range

They

Tono

Dewekne

play

menyanyikan

lagi munggah

tennis

sebuah lagu

gunung

aktor proses range

Tabel 6

Proses Materi di dalam klausa pasif

The house

Surat itu

Sayure

was built

dikirim

dimasak

for her

-

Kanggo Tono

by him

oleh dia

-

gol proses klien aktor

2. Proses Mental

Proses mental adalah proses berpikir, mengindera, dan

merasa. Oleh karena itu proses ini dapat diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu proses mental: kognitif, perseptif, dan

afektif. Proses mental kognitif berkaitan erat dengan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

26

penggunaan otak untuk perproses, misalnya: berfikir,

malamun, mengerti dan sebagainya. Proses mental perseptif

berkaitan dengan penggunaan indera untuk berproses,

misalnya: melihat, mendengar, merasa dengan (lidah, dan

kulit) sedangkan proses mental afektif berkaitan erat dengan

penggunaan perasaan atau hati untuk berproses, misalnya:

mencintai, membenci, suka, tidak suka, dan sebagainya.

Partisipan proses ini hanya ada dua yaitu, yang berfikir

atau yang mengindera, atau yang merasa disebut senser,

sedangkan yang dipikir, atau yang dirasa atau yang diindera

disebut fenomenon.

Tabel 7

Proses Mental

Para murid

Tono

melihat

sudah memahami

sepeda yang dicuri

bahwa hal itu tidak benar

senser proses fenomenon

3. Proses Verbal

Proses verbal adalah proses berkata murni, tidak ada

unsur perilakunya. Proses ini di dalam bahasa Indonesia sering

direalisasikan dengan: berkata, bertanya. Partisipan proses ini

ialah sesuatu yang mengatakan yang disebut sayer, sesuatu

yang dikatakan yang disebut verbiage, dan yang menerima

verbiage disebut receiver.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

27

Tabel 8

Proses Verbal

Ayah menanyakan itu kepada Ibu

sayer proses verbal verbiage receiver

4. Proses Perilaku

Proses perilaku mempunyai dua jenis, yaitu proses

perilaku verbal dan proses perilaku mental. Proses perilaku

verbal adalah proses perilaku yang menggunakan verbal di

dalam melakukan tindakan, misalnya: menyarankan,

mengklaim, mendiskusikan, menjelaskan, mengolok-olok,

mendamprat dan sebagainya. Proses ini mempunyai partisipan

sebagai berikut: behaver adalah partisipan yang melakukan

proses perilaku verbal, verbiage adalah sesuatu yang

dikatakan, serta receiver adalah yang menerima.

Tabel 9

Proses perilaku verbal

Bapak menyarankan seperti itu kepada ku

behaver proses verbiage receiver

Sementara itu, proses perilaku mental lebih merupakan

gabungan antara proses mental dan materi. Secara fisik proses

ini dapat diketahui, tetapi tidak hanya sekedar fisik, termasuk

adanya unsur mental di balik proses fisiknya, misalnya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

28

menyelidiki, mempelajari, mengecek, meneliti, mengabdi, dan

lain sebagainya. Partisipan proses ini adalah behaver, si pelaku

dan sekaligus pemikir/ pengindera/ yang merasa proses ini, dan

fenomenon adalah sesuatu yang dikenai proses ini.

Tabel 10

Proses perilaku mental

Mereka sudah meneliti daerahnya

Behaver proses fenomenon

5. Proses Relasional

Proses relasional adalah proses menghubungkan antara

partisipan yang satu dengan partisipan yang lain. Hubungan itu

bisa bersifat memberikan atribut atau memberikan nilai

terhadap partisipan yang pertama. Oleh karena itu proses ini

mempunyai dua jenis, yaitu Proses relasional atributif dan

proses relasional identifikasi.

Proses relasional atributif adalah proses yang

menghubungkan antara partisipan yang satu dengan yang lain

dengan cara memberikan atribut. Partisipan proses ini adalah

carrier (pembawa), yaitu partisipan yang diberi atribut, dan

atribut dapat berupa partisipan (yang direalisasikan dalam kata

atau frasa benda), keadaan satau sifat atau keberadaan (yang

direalisasikan di dalam kata sifat atau kata keterangan atau

adverbia).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

29

Tabel 11

Proses Relasional Atributif

Rumah itu

Pak Partono

sangat mewah

seorang perwira

Carrier Proses/atribut

atau

Ayah

Pak Partono

menjadi

adalah

marah

seorang perwira

Carrier proses atribut

Sementara itu proses relasional identifikasi adalah

proses yang menghubungkan antara partisipan yang satu

dengan partisipan yang lain dengan cara memberikan nilai

pada partisipan tersebut. Partisipan proses ini adalah token,

adalah sesuatu yang diberi nilai, dan value adalah nilai sesuatu

tersebut. Dalam bahasa Indonesia, proses ini dapat

direalisasikan melalui adalah/merupakan.

Tabel 12

Proses Relasional Identifikasi

Kasus itu

Kasus itu

merupakan

menunjukkan

halangan bagi dia

kerapuhannya

Token Proses value

6. Proses Eksistensial

Proses eksistensial adalah proses yang menunjukkan

adanya sesuatu. Di dalam bahasa Indonesia ditunjukkan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

30

dengan struktur klausa yang dimulai dengan “Ada ...” atau

“Terdapat ...”, atau kata kerja “muncul”. Partisipan proses ini

hanya mempunyai satu partisipan, yaitu eksisten, sesuatu yang

dimunculkan. Sirkumstan adalah lingkungan fisik atau non-

fisik yang melingkupi proses.

Tabel 13

Proses Eksistensial

Ada

Terdapat

masalah penting

ratusan mobil

di instansi kita

di lapangan itu

proses Eksisten sirkumstan

Tabel 14

Proses Eksistensial dengan kata kerja

Penyerangan itu muncul di daerah selatan

eksisten proses sirkumstan

2) Representasi dalam kombinasi anak kalimat

Kombinasi anak kalimat adalah menggabungkan antara

satu anak kalimat dengan anak kalimat lain untuk membentuk

suatu pengertian lain. Melalui analisis kombinasi anak kalimat,

realitas terbentuk lewat bahasa dengan gabungan antara satu

anak kalimat dengan anak kalimat yang lainnya. Gabungan

antara anak kalimat akan membentuk koherensi lokal, yang

berarti gabungan dari anak kalimat tersebut membentuk

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

31

kalimat yang mempunyai pengertian lain yang dapat

menunjukkan ideologi dari pemakai bahasa.

Fairclough menyebutnya sebagai local coherence

relations (hubungan koherensi lokal). Local coherence

relations mempunyai tiga bentuk hubungan, yaitu elaboration

(elaborasi/penjelasan), extention (ekstensi/perpanjangan), dan

enhacement (enhansi/mempertinggi) (1995:121).

Elaborasi atau penjelasan menempatkan posisi anak

kalimat yang satu menjadi penjelas dari anak kalimat yang

lain. Elaborasi ditandai dengan penggunaan kata hubung

seperti “yang”, “lalu”, atau “selanjutnya”.

Ekstensi atau perpanjangan, di mana anak kalimat yang

satu merupakan perpanjangan atau penambahan dari anak

kalimat yang lain. Ekstensi ditandai dengam penggunaan kata

“dan” (menunjukkan penambahan), “tetapi” dan “meskipun”

(menunjukkan kekontrasan), dan “atau” (menunjukkan

pilihan).

Enhansi atau mempertinggi, di mana anak kalimat yang

satu posisinya lebih besar dari anak kalimat yang lain.

Umumnya ditandai dengan pemakaian kata hubung “karena”

atau “diakibatkan”.

Local coherence relations yang telah dijelaskan di atas

dapat membentuk realitas sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh penulis. Representasi dengan menggabungkan dua

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

32

kalimat juga dapat menunjukkan ideologi penulis yang dapat

mempengaruhi pembaca.

Tabel 15

Contoh Local Coherence Relations

Tidak ada Seorang wanita diperkosa oleh

oknum polisi.

Elaborasi (penjelas) Seorang wanita, yang dikenal

sebagai janda, diperkosa oleh

oknum polisi.

Ekstensi (perpanjangan) Meskipun janda, seorang wanita

diperkosa oleh oknum polisi.

Enhansi (mempertinggi) Karena janda, seorang wanita

diperkosa oleh oknum polisi.

Contoh kalimat-kalimat di atas dapat menunjukka

bagaimana suatu realitas dapat dimunculkan melalui

penggunaan koherensi lokal yang berbeda-beda. klausa atau

kalimat “seorang wanita janda diperkosa oleh oknum polisi”

dapat digabungkan menjadi bentuk realita-realita yang

berbeda-beda tergantung jenis koherensi lokal yang digunakan.

Hal ini tentunya juga mempengaruhi pembaca dan pemaknaan

yang berbeda-beda.

3) Representasi dalam rangkaian antarkalimat

Pada representasi ini berkaitan dengan bagaimana dua

kalimat atau lebih dirangkai atau disusun dalam suatu teks. Hal

tersebut juga bertujuan untuk melihat representasi partisipan

dalam rangkaian antarkalimatnya. Representasi partisipan di

sini adalah bagaimana partisipan digambarkan, apakah

(Eriyanto, 2012:295)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

33

partisipan ditampilkan seorang diri dalam mengomentari suatu

topik atau ditampilkan memberikan reaksi terhadap pendapat

partisipan lain.

Melalui analisis representasi dalam rangkaian

antarkalimat, dapat dilihat apa yang sebenarnya diinginkan

oleh penulis teks melalui ungkapan-ungkapan yang

ditampilkan dalam bentuk pernyataan dalam teks. Ungkapan

tersebut dapat berupa speech yaitu ungkapan utama atau

mandiri, reaction (reaksi) yang memberikan tanggapan kepada

partisipan lain, atau evaluation (evaluasi) yaitu tanggapan atau

penilaian yang lebih luas. Fairclough juga melihat cara

pernyataan-pernyataan tersebut ditampilkan atau dikutip dalam

tiga, yaitu quotations (langsung), summaries (meringkas), dan

formulations (formulasi/evaluasi) (1995:117-118).

Quotations (langsung) yaitu dengan mengutip secara

langsung apa yang dikatakan oleh aktor. Summaries

(meringkas) yaitu dengan meringkas inti yang disampaikan

aktor. Formulations (formulasi/evaluasi) yaitu dengan

mengevalusi pernyataan aktor kemudian ditulis dalam berita.

(Eriyanto, 2012:296)

Tabel 16

Contoh analisis representasi antarkalimat

Speech=formulations

(mandiri=formulasi)

Ketua MPR, Amien Rais, menyatakan

ketidaksetujuannya dengan usulan Gus

Dur untuk mencabut Tap

MPRS/XXV/1966.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

34

Reactions=formulations

(reaksi=formulasi)

Akan tetapi, beberapa pengamat

mendukung usulan Gus Dur tersebut.

Reaction=summaries

(reaksi=meringkas)

Pengamat politik UI, Arbi Sanit, yakni

masyarakat sudah dewasa.

Hal yang sama dikemukakan oleh

Hendardi, yang menyatakan komunisme

sudah mati di belahan dunia lain.

Hendardi juga menyataka, masyarakat

harus dididik untuk menghormati

persamaan hukum dan demokrasi.

Cara ungkapan partisipan ditampilkan dan pernyataan

dikutip dalam kalimat dapat menunjukkan adanya indikasi

kecenderungan dari wartawan dalam menampilkan pernyataan

mana yang ingin dilegitimasi dan pernyataan yang lain yang

ingin didelegitimasi. Dalam contoh tersebut, ungkapan Amien

Rais ditampilkan sebagai partisipan mandiri/speech/ dan

diungkapkan dengan bentuk formulasi/formulations yang lebih

bertitik tekan pada bahasa wartawan. Setelah ungkapan Amien

Rais, ungkapan lain ditampilkan dalam bentuk reaksi yang

merupakan anggapan dari ungkapan Amien Rais dalam bentuk

formulasi. Kemudian kalimat selanjutnya juga merupakan

reaksi dari ungkapan Aamien Rais hendak didelegitimasi

dengan memunculkan reaksi-reaksi atas ungkapan Amien Rais

dalam bentuk yang lebih jelas yaitu ringkasan. Di sisi lain

ungkapan Amien Rais hanya berupa formulasi.

Selain itu, strategi wacana juga dapat ditampilkan

sedemikian rupa dalam teks dengan maksud melegitimasi

suatu pernyataan dan mendelegitimasi pernyataan yang lain.

(Eriyanto, 2012:299)

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian … · ditemukan peneliti beserta perbedaan penelitian yang akan dilakukan: ... struktur dan maknanya saja (2014:21). Melalui analisis

35

Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan background

atau memunculkan berbagai pendapat yang sesuai dengan

pernyataan yang ingin dilegitimasi (Eriyanto, 2012:298).

Contoh di atas memperlihatkan bahwa background yang

ditampilkan adalah situasi yang mendukung pernyataan dari

pihak Gus Dur, sehingga contoh diatas mengindikasikan

bahwa pernyataan yang ingin dilegitimasi adalah pernyataan

Gus Dur.

C. Kerangka Pikir

Wacana Rencana Revisi UU KPK dalam

Rubrik Tajuk Rencana Surat Kabar

Kompas dan Suara Merdeka

Analisis Wacana Kritis Model Norman

Fairclough

Analisis Tahap Deskripsi Teks

Representasi Rencana Revisi UU KPK

(anak kalimat, kombinasi anak kalimat,

dan rangkaian antarkalimat)

Perbandingan Representasi Rencana

Revisi UU KPK dalam Rubrik Tajuk

Rencana Surat Kabar Kompas dan Suara

Merdeka melalui rangkaian antarkalimat