Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Menurut Sukmadinata (2009:104) kreativitas merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan
menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang
berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu
selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-
unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu
menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang
memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi
hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.Menurut David
Campbell dalam Sukmadinata (2009: 104) kreativitas adalah sesuatu
kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif,
belum ada sebelumnya, menarik, aneh, dan berguna bagi
masyarakat.
Menurut Suryobroto (2009:191) kreativitas merupakan
kemempuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa
gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk cirri-ciri aptitude
maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan
7
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
23
hal-hal yang sudah ada yang kreatif berbeda dengan apa yang telah
ada dari potensi kreatif seseorang dapat menunjukkan hasil
perbuatan, kinerja, atau karya baik dalam bentuk barang maupun
gagasan secara bermakna dan berkualitas.
Berdasarkan pengertian kreativitas menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk melahirkan hal-hal baru berupa gagasan
maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non
aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada yang kreatif berbeda dengan apa yang telah ada yang
berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
b. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Ciri-ciri kepribadian kreatif menurut pakar psikologi dalam
Munandar (2009: 37) adalah sebagai berikut :
1) Imajinatif
2) Mempunyai prakarsa
3) Mempunyai minat luas
4) Mandiri dalam berpikir
5) Melit ( ingin tahu )
6) Senang berpetualang
7) Penuh energi
8) Percaya diri
9) Bersedia mengambil resiko
10) Berani dalam pendirian dan keyakinan.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
24
c. Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas siswa menurut Munandar
(2009:45) perlu meninjau empat aspek dari kreativitas yaitu pribadi,
pendorong (press), proses, dan produk (4p dari kreativitas)
1) Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan
individu dalam interaksi dengan lingkunganya.Ungkapan kreatif
adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu
tersebut.Dari ungkapan pribadi yang dapat diharapkan
timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang produktif.
2) Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan
dukungan dari lingkunganya, ataupun jika ada dorongan kuat
dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan
sesuatu.
3) Proses
Mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi
kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif.Pendidik
hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya
dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana
prasarana yang diperlukan. Proses pengembangan kreativitas
yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk
mengekspresikan dirinya secara kreatif.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
25
4) Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan
produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi
lingkunagan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press)
seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan,
kegiatan) kreatif. Pendidik harus menghargai produk kreativitas
anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya
dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasilkarya anak.
Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.
d. Indikator Kreativitas
Kreativitas mempunyai indicator untuk mengetahui
pencapaian kreativitas. Indikator kreativitas menurut Safari (2005:
114-115) adalah skor siswa yang diperoleh dari tes kreativitas
mengukur perilaku :
a) Kelancaran.
b) Keluwesan.
c) Keaslian.
d) Elaborasi.
Adapun kisi-kisi dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kisi-kisi Tes Kreativitas
NO TES INDIKATOR NOMOR SOAL
1 Gambar 1. Kelancaran
2. Keluwesan
3. Keaslian
4. Keelaborasian
1
2
3
4,5
(Sumber: Safari, 2005: 115)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
26
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Arifin (2013:12-13), merupaka suatu
masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia manusia selalu mengejar
prestassi menurut bidang dan kegiatanya masing-masing. Prestasi belajar
(achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai
beberapa fungsi utama, antara lain :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi
keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e. Prestasi beelajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik.
Syah (2011: 216-219) ada dua macam pendekatan yang amat
popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan/prestasi
belajar, yakni :
a. Norm-referenced Assesment (Penilaian Acuan Normal)
b. Criterian-referenced assessment (Penilaian Acuan Kriteria).
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
27
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh seseorang setelah
melakukan proses belajar dan prestasi belajar sangat berkaitan dengan
kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi
belajar merupakan hasil yang dicapai dari proses belajar.
3. Matematika
a. Pengertian Matematika
Menurut Suwangsih dan Tiurlina(2006:3) kata matematika
berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
ini mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau
ilmu (knowledge, science).Pengertian matematika menurut Johnson
dan Rising dalam Russefandi (Suwangsih dan Tiurlina:1972),
matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yanng logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat respresentasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
dari pada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur
yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif
berdasarakan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat
atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,
keindahanya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
28
Menurut Heruman (2007: 2), berikut ini beberapa konsep-
konsep pada kurikulum matematika SD yaitu :
1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)
Pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika
siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
2) Pemahaman Konsep
Pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
yangbertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika.
3) Pembinaan Keterampilan
Bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematik.
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Heruman (2007; 1), siswa sekolah dasar umurnya
berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Piget
(Heruman, 2007;1), mereka berada pada fase operasional konkrit.
Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses berfikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika, meskipun
masih terkait dengan objek yang bersifat kongkrit.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
matematika diajarkan di Sekolah dasar pada umur 6 sampai 13 tahun
dan obyek yang dikenakan bersifat konkrit.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
29
c. Tujuan Matematika
Menurut Heruman (2007: 2), tujuan akhir dari matematika di
SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari, untuk menuju tahap
keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika di SD
Pada penelitian tindakan kelas di SD Negeri 02 Sokaraja Kulon
ini peneliti mengambil materi dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar sebagai berikut :
Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana
dan hubungan antar bangun datar.
Kompetensi Dasar : 8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun
datar simetris.
8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu
bangun data.
5. Model pembelajaran Van Hiele
Menurut Trianto (2009: 2), secara khaffah model dinamakan
sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
merepresentasikan suatu hal. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan
manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran secara simplemdapat diartikan sebagai produk interaksi
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
30
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam
makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar
dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan siswa
dengan sumber belajar lainya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara
keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menutut Purwoko (dalam Aisyah, dkk. 2008), model
pembelajaran Van Hieleadalah model yang teori belajarnya
mengkhususkan dalam pembelajaran geometrid dan dikemukakan hanya
yang berkaitan dengan pembelajaran geometri saja.Ada tiga unsur utama
menurut Van Hiele dalam pembelajaran geometri yaitu waktu, materi
pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu
dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada
tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya.Penelitian yang
dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-
tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri.Van Hiele
(dalam Ismail, 1998) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman
geometri yaitu:
a. Tahap pengenalan
b. Analisis
c. Pengurutan
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
31
d. Deduksi
e. Keakuratan.
ModelVan Hiele tidak hanya memuat tingkat-tingkat pemikiran
geometrik.Menurut Van Hiele (dalam Ismail, 1998), kenaikan dari tingat
yang satu ke tingkat berikutnya tergantung sedikitpada kedewasaan
biologis atau perkembangannya, dan tergantung lebih banyak kepada
akibat pembelajarannya.
Van Hiele menuntut bahwa tingkat yang lebih tinggi tidak
langsung menurut pendapat guru, tetapi melalui pilihan-pilihan yang
tepat, meskipun demikian, siswa tidak akan mencapai kemajuan tanpa
bantuan guru. Oleh karena itu, maka ditetapkan fase-fase pembelajaran
yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam
pembelajaran dalam mencapai tujuan itu. Fase-fase pembelajaran itu
adalah :
a. Fase informasi
Pada fase informasi ini guru dan siswa menggunakan tanya-
jawab dan kegiatan tentang objek-objek yang dipelajari pada tahap
berpikir siswa dan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil
melakukan observasi.
b. Fase orientasi
Pada fase ini Siswa menggali topik yang dipelajari melalui
alat-alat yang dengan cermat telah disiapkan guru.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
32
c. Fase eksplisitasi atau penjelasan
Pada fase ini siswa menyatakan pandangan yang muncul
mengenai struktur yang diobservasi.Di samping itu, untuk membantu
siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi
bantuan sesedikit mungkin.Hal tersebut berlangsung sampai sistem
hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata.
d. Fase orientasi bebas
Pada fase ini Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih
kompleks berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas
yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended.
e. Fase integrasi
Pada fase ini Siswa meninjau kembali dan meringkas apa
yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat
sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa
yang telah dipelajari. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai
tahap berpikir yang baru.Siswa siap untuk mengulangi fase-fase
belajar pada tahap sebelumnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Artikel yang dimuat dalam El-Hikmah: Jurnal Kependidikan dan
Keagamaan, Vol VII Nomor 2, Januari 2010, ISSN 1693-1499. Fakultas
Tarbiyah UIN Maliki Malang yang berjudul “Pembelajaran Geometrisesuai
Teori Van Hiele” oleh Abdussakir, M.Pd dapat dikutip bahwa geometri
menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika sekolah, karena
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
33
banyaknya konsep yang termuat di dalamnya dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang
lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika
yang lain, namun bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar
geometri masih rendah. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan
dalam memahami materi geometri. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
siswa dalam belajar geometri tersebut, cara yang dapat ditempuh adalah
penerapan teori Van Hiele.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa
penerapan teori Van Hiele memberikan dampak yang positif dalam
pembelajaran geometri.Bobango (1993:157) menyatakan bahwa
pembelajaran yang menekankan pada tahap belajar Van Hiele dapat
membantu perencanaan pembelajaran dan memberikan hasil yang
memuaskan.Senk (1989:318) menyatakan bahwa prestasi siswa SMU dalam
menulis pembuktian geometri berkaitan secara positif dengan teori Van
Hiele.Mayberry (1983:67) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan
bahwa konsekuensi teori Van Hiele adalah konsisten.
Berdasarkan artikel diatas disebutkan bahwa banyak siswa yang
masih mengalami kesulitan dalam memahami materi geometri. Untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar geometri tersebut, cara
yang dapat ditempuh adalah penerapan teori Van Hiele, untuk itu peneliti
melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran teori Van Hiele di
kelas IV SD. Judul penelitian “Upaya meningkatkan kreativitas dan prestasi
belajar matematika pada materi sifat bangun ruang sederhana dan hubungan
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
34
antar bangun datar menggunakan model pembelajaran Van Hiele di kelas IV
SD Negeri 02 Sokaraja Kulon”
C. Kerangka Pikir
Matematika selalu dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan
membosankan, sehingga banyak dari siswa yang kurang menyukainya.
Matematika di SD merupakan pembelajaran yang berawal dari benda
kongkrit menuju benda abstrak, sebagai pengenalan benda kongkrit maka
pembelajaran matematika menggunakan alat peraga sebagai media dalam
proses pembelajarannya.
Pada dasarnya setiap guru menginginkan anak didiknya dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, tetapi kemampuan dan
karakteristik setiap siswa itu berbeda-beda, dan perbedaan itu dapat dilihat
pada saat proses pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, seorang
guru harus memiliki keterampilan-keterampilan dalam mengajar anak
didiknya, sehingga dapat tercapai keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan
tersebut dengan cara seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan serta menarik bagi siswa agar siswa lebih tertarik dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Model pembelajaran Van
Hielemerupakan model yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
35
Matematika, terutama materi memahami sifat bangun ruang sederhana dan
hubungan antar bangun datardi kelas IV SD Negeri 02 Sokaraja Kulon.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dibuat kerangka pikir
penelitian pada pembelajaran Matematika materi memahami sifat bangun
ruang sederhana dan hubungan antar bangun datardi kelas IV SD Negeri 02
Sokaraja Kulon melalui model pembelajaran Van Hielesebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Kurangnya
kreativitas sehingga
siswa kurang aktif,
tidak bersemangat
dan cepat jenuh
dalam mengikuti
KBM. Prestasi belajar
dibawah KKM,
hasil belajar
rendah.
Pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran
Van Hiele
Kreativitas
dan prestasi
belajar siswa
dapat
meningkat
Kerangka Pikir Penelitian
Masalah Tindakan Hasil
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014
36
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka peneliti mengajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Kreativitas siswa kelas IV SD Negeri 02 Sokaraja Kulon kecamatan
Sokaraja pada tahun ajaran 2013/2014 pada materi memahami sifat
bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datardapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele.
2. Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 02 Sokaraja Kulon kecamatan
Sokaraja pada tahun ajaran 2013/2014 pada materi memahami sifat
bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datardapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Fitriana Nur Pangestika, FKIP, UMP, 2014