28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasama a. Pengertian kerjasama Kerjasama sebagai nilai menegaskan perlunya ketergantungan positif, yakni mewujudkan slogan “satu untuk semua, semua untuk satu”, (Samani dan Hariyanto, 2012:162). Kerjasama yang baik akan memunculkan kekuatan yang semakin besar untuk mencapai tujuan, karena masing-masing kekuatan individu akan bergabung. Penggabungan kekuatan individu dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau pekerjaan akan mempermudah menyelesaikan pekerjaan. Pengertian ini juga disampaikan menurut Samani dan Haryanto (2012: 118) sifat suka kerjasama dan gotong royong adalah tindakan atau sikap mau bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan keuntungan bersama. Keterampilan bekerjasama menjadi sangat logis untuk ditumbuhkan. Menguasai dunia maya dengan baik tidak menjamin generasi yang akan datang dapat hidup dengan baik tanpa terisolasi, pemanfaatan komputer beserta menu-menu yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Peranannya akan sangat berarti apabila melakukan kerjasama dengan teman sejawat lain. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan di masyarakat, tanpa kerjasama kehidupan akan berjalan dengan baik, kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang akan 10 Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kerjasama

a. Pengertian kerjasama

Kerjasama sebagai nilai menegaskan perlunya ketergantungan

positif, yakni mewujudkan slogan “satu untuk semua, semua untuk

satu”, (Samani dan Hariyanto, 2012:162). Kerjasama yang baik akan

memunculkan kekuatan yang semakin besar untuk mencapai tujuan,

karena masing-masing kekuatan individu akan bergabung.

Penggabungan kekuatan individu dalam melaksanakan sebuah

kegiatan atau pekerjaan akan mempermudah menyelesaikan pekerjaan.

Pengertian ini juga disampaikan menurut Samani dan Haryanto

(2012: 118) sifat suka kerjasama dan gotong royong adalah tindakan

atau sikap mau bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan

bersama dan keuntungan bersama. Keterampilan bekerjasama menjadi

sangat logis untuk ditumbuhkan. Menguasai dunia maya dengan baik

tidak menjamin generasi yang akan datang dapat hidup dengan baik

tanpa terisolasi, pemanfaatan komputer beserta menu-menu yang

memungkinkan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Peranannya akan sangat berarti apabila melakukan kerjasama

dengan teman sejawat lain. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam

menjalani kehidupan di masyarakat, tanpa kerjasama kehidupan akan

berjalan dengan baik, kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang akan

10

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

11

sangat baik apabila dikerjakan dengan bekerjasama. Proses

pembelajaran akan berjalan maksimal untuk menuju tujuan bersama

apabila ada kerjasama antara guru dengan siswa dan siswa dengan

siswa, kemudian menurut Samani dan Haryanto (2012:104) kerjasama

(cooperation) adalah bekerja sama menuju tujuan bersama. Prinsip ini

maknanya adalah kerjasama tidak hanya sebagai cara untuk belajar,

tetapi kerjasama juga menjadi bagian dari isi pembelajaran. Kerjasama

menurut Samani dan Haryanto (2012 :162) adalah sebagai nilai

karakter.

Beberapa pendapat menurut para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa kerjasama yaitu usaha suatu kelompok untuk

memecahkan suatu permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang

dipecahkan berkaitan dengan tujuan kelompok yang hendak dicapai.

Permasalahan dipecahkan berdasarkan partisipasi individu dan

kelompok.

b. Indikator kerjasama

Kerjasama memiliki indikator yang dibelajarkan menurut Fitri

(2012: 107) yaitu:

a) Menggabungkan tenaga diri pribadi dengan orang lain untuk

bekerja demi mancapai suatu tujuan.

b) Menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama

c) Mengoreksi jawaban bersama antara guru dan siswa

d) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

e) Membagi pekerjaan dengan orang lain untuk suatu tujuan.

f) Melibatkan seluruh anggota kelompok untuk ikut bekerja

dalam melaksanakan tugas

g) Membentuk kelompok piket harian untuk menjaga kebersihan

kelas

h) Membantu berkontribusi dalam kelompok.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

12

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku, pengertian belajar sebagai berikut:

“ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”, Slameto (2010:2)

Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah

laku. Pengertian belajar menurut Gagne (1989) dalam (Susanto,

2013:1) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar

dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain, Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di

mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan

siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai

akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengemukakan dalam

(Sanjaya 2006:112), “Learning is the process by wich and activity

originates or changed through training procedurs (wether in

laboratory or in the natural environment) as distinguished from

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

13

changes by factors not atributable to training” belajar adalah proses

perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di

dalam laboratorium maupun didalam lingkungan alamiah.

Belajar dalam aliaran Behavioristik, hakikatnya adalah

pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra

dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antar stimulus

dan respons. Teori ini juga dinamakan teori stimulus-respons. Belajar

adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons

sebanyak-banyaknya, Sanjaya (2006:114).

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental

yang tidak dapat dilihat. Proses perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Kita hanya mungkin

dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku.

Beberapa ahli di atas telah mengemukakan pendapat tentang

pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu

proses seseorang menemukan pengetahuan baru dari pengalaman yang

baru didapatkan setelah seseorang melakukan suatu tindakan, proses

perubahan yang terjadi pada diri seseorang ke arah yang lebih baik

setelah melakukan suatu tindakan. Perubahan yang dimaksud yaitu

mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan ini diperoleh

melalui latihan (pengalaman)

b. Tujuan belajar

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

14

Pengelompokan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan

belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Robert

M. Gagne (dalam Hasibuan, 2008:5), mengemukakan delapan macam,

yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan

manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, giliranya

membutuhkan sekian macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan

belajar) untuk mencapainya. Kelima macam kemampuan hasil belajar

tersebut adalah:

1) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting

dari sistem lingkungan skolastik)

2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di

dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan

masalah

3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang

4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan

sebagainya

5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas

emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimanadapat disimpulkan

dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang,

atau kejadian.

c. Faktor yang berpengaruh terhadap belajar

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antar anggota keluarga

c) Suasana rumah

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

c) Relasi guru dengan siswa

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

15

d) Relasi siswa dengan siswa

e) Disiplin sekolah

f) Alat pembelajaran

g) Waktu sekolah

h) Standar pelajaran di atas ukuran

i) Keadaan gedung

j) Metode belajar

k) Tugas rumah, (Slameto, 2003:60-69).

3) Prinsip belajar

Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang

harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar.

Hukum yang terdapat dalam belajar akan sangat menentukan

proses dan hasil belajar.

Adapun prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

(1) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk

mencapai tujuan intruksional

(2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan

motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan

intruksional

(3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak

dapat mengembangkan kemampuan yang bereksplorasi dan

belajar dengan efektif

(4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

b) Sesuai hakikat belajar

(1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

(2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

(3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara

pengertian yang satu dengan pengertian lain) sehingga

mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang

diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

16

(1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya

(2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.

d) Syarat keberhasilan belajar

(1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa

dapat belajar dengan tenang

(2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali

agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada

siswa, (Slameto 2010:27).

d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan pencapaian siswa dari hasil proses

belajar yang telah dilakukan dalam suatu institusi yang menghasilkan

pengetahuan dan nilai. Pengertiaan prestasi belajar menurut Arifin

(2009:12) Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Prestasi dalam bahasa Indonesia yang berarti hasil belajar. prestasi

belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning

outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, berbeda dengan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak siswa. Prestasi belajar merupakan suatu masalah

yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kamampuan masing-masing.

Beberapa sumber ahli yang telah mengemukakan pendapatnya

dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

17

seseorang melalui proses memperoleh pengetahuan yang berupa huruf

atau angka.

1) Fungsi prestasi belajar menurut Arifin (2009: 12-13)

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan khasrat ingin tahu

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan

d) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu

institusi pendidikan

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik.

2) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar

a) Bakat untuk mempelajari sesuatu

b) Mutu pengajaran

c) Kesanggupan untuk memahami pengajaran

d) Ketekunan.

Kegunaan prestasi banyak ragamnya, antara lain sebagai

umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan

diagnostik, untuk keperluan bimbingaan dan penyuluhan, untuk

keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan,

untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan

sekolah, (Croanbach, 1970 dalam Arifin 2009:13). Pentingnya

mengetahui dan memahami fungsi prestasi belajar peserta didik,

baik secara perorangan maupun secara kelompok.

Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, sebagai indikator kualitas

institusi pendidikan. Prestasi belajar bermanfaat sebagai umpan

balik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

18

dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan

atau bimbingan terhadapa peserta didik.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar di dapatkan dengan kesungguhan, kerja keras dan

ketekunan dalam belajar agar prestasi belajar yang diharapkan dapat

memuaskan. Pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar menurut Slameto (2003:54) ada 2 macam, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang

belajar, seperti:

a) Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologi, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan, kesiapan

c) Faktor kelelahan, faktor kelelahan dibagi menjadi dua macam

yaitu kelelahan jasmani (lemah lunglai) dan kelelahan rohani

(kelesuan dan kebosanan).

2) Faktor eksteren

a) Keadaan keluarga. Keadaan keluarga yang ada pada keluarga

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pencapaian

prestasi belajar, misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua

b) Keadaan sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana

siswa belajar secara sistematis

c) Lingkungan masyarakat/lingkungan sosial.

3. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian

pembelajaran di mana siswa melakukan percobaan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

19

dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,

mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.

Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau

percobaan mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas

proses yang dialaminya itu, (Djamarah dan Zain 2010:84).

Pendapat mengenai metode eksperimen juga dijelaskan menurut

Rusyan 1993 dalam (Sagala, 2011:220) metode eksperimen adalah cara

penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan

mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau

hipotesis yang dipelajari. Pendapat menurut Roestiyah (2008:80)

metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, siswa yang

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya

serta menuliskan hasil percobaan kemudian hasil pengamatan

disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Meode eksperimen dikenal dengan nama lain metode percobaan.

Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu cara belajar-mengajar

yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menemukan,

menganalisa, membuktikan dan mengalami sendiri obyeknya, keadaan

serta menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang telah diamatinya,

Suharyono (1991:38). Pendapat yang menjelaskan mengenai metode

eksperimen juga dikemukakan oleh Djamarah, 2000 dalam (Trianto

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

20

2013:196) metode eksperimen (percobaan) adalah metode pemberian

kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen menurut

Al-farisi 2005 dalam (Trianto, 2013:200) adalah metode yang bertitik

tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur

kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulkan bahwa

metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang proses

pembelajarannya yaitu dengan mencobakan sesuatu, membuktikan

sendiri apa yang dipelajari dan mengamatinya lalu menarik kesimpulan

dari percobaan tersebut. Pembelajaran menggunakan metode

eksperimen dapat melatih siswa menjadi lebih aktif, siswa lebih

terampil dalam menggunakan alat peraga dan melatih siswa untuk

menemukan semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan,

bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Metode eksperimen secara

langsung dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif,

perlu pelaksanaan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam eksperimen siswa harus mengadakan percobaan, maka

jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi

siswa

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka

kondisi alat dan bahan percobaan yang digunakan harus baik dan

bersih

c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi

dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

21

yang cukup lama; sehingga mereka menemukan pembuktian

kebenaran dari teori yang dipelajari.

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka

perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping

memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga

kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam

memilih obyek eksperimen

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua maslah bisa

dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa

segi kehidupan sosia; dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain

karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak

bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada, (Roestiyah,

2008:81).

Langkah-langkah dalam melaksanakan suatu eksperimen perlu

memperhatikan prosedur sebagai berikut, Roestiyah (1008:81):

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka

harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen

b. Kepada siswa perlu diteangkan pula tentang:

1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui

variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat

3. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung

4. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan di catat

5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,

perhitungan, grafik dan sebagainya.

c. Selama eksperimen berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa.

Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang

kesempurnaan jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulakan hasil

penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan

tes atau sekedar tanya jawab.

Pembelajaran dengan metode eksperimen mempunyai tahap-

tahap sebagai berikut, menurut Palendeng 2003 dalam (Trianto,

2013:199-200):

(a) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan percobaan yang

demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

22

(b) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa pada saat guru melakukan

percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat

peristiwa tersebut.

(c) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara

berdasarkan hasil pengamatannya.

(d) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dugaan awal

yang telah dirumuskan dan dilakukan malalui kerja kelompok.

Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat

kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

(e) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan

konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini

merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari

(f) Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah satu konsep. penerapan

pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa

untuk memahami konsep, pemahaman konsep dapat diketahui

apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun

aplikasi dalam kehidupannya.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut, (Djamarah dan Zain 2010:84).

1) Kelebihan Metode Eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:

a) Membuat siswa lebih percaya diri atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya

b) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru

dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi

kehidupan

c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

2) Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antar lain:

a) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi.

b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dari bahan

yang tidak selalu mudah untuk diperoleh dan mahal

c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan

d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berbeda di luar

jangkauan kemampuan atau pengendalian, (Djamarah dan Zain

2010:84).

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

23

b. Strategi Practice Rehearsal pairs (praktik berpasangan)

1. Pengertian Strategi Practice Rehearsal Pairs

Strategi practice rehearsal pairs adalah strategi sederhana

yang dapat dipakai untuk mempraktekan suatu keterampilan atau

prosedur dengan teman belajar, (Zaini, Munthe, Aryani, 2008:67).

Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Silberman (2006:)

yaitu strategi sederhana untuk mempraktikan dan mengulang

ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar.

Pertimbangan lain dalam menerapkan strategi practice

rehearsal pairs untuk menerapkan pembelajaran aktif yang

dijelaskan, Djamarah dan Zain (2010:55) yakni pembelajaran

kelompok memang diperlukan dan perlu digunakan untuk

membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini

disadari bahwa anak didik adalah sejenis mahluk homo socius,

yakni mahluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

2. Tujuan strategi Practice Rehearsal Pairs

Tujuan dari strategi practice rehearsal pairs adalah untuk

meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan

keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat

psikomotorik adalah materi yang baik untuk diajarkan, (Zaini,

Munthe, Aryani, 2008:67). Tujuan strategi practice rehearsal pairs

menurut Silberman (2006:238) adalah memastikan bahwa kedua

pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur itu.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

24

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi practice rehearsal pairs suatu strategi pembelajaran yang

dilakukan dengan cara berpasang-pasangan dengan sesama siswa

untuk mempraktikkan sebuah keterampilan agar siswa dapat

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Strategi ini sangat baik

digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa.

3. Langkah-langkah strategi pembelajaran practice rehearsal pairs

(praktik berpasangan) menurut Suprijono, (2013:116). adalah:

a) Pilih satu keterampilan yang akan dipelajari siswa

b) Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam pasangan, buat dua

peran yaitu penjelas atau pendemonstrasi dan pemerhati

c) Orang yang bertugas sebagai penjelas menjelaskan atau

mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang

telah ditentukan. Pemerhati bertugas mengamati dan

menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan

temannya

d) Pasangan bertukar peran. Demonstrator kedua diberi

keterampilan lain

e) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur

dapat dikuasai.

c. Langkah-langkah pembelajaran IPA materi proses pembentukan

tanah di kelas V SD Negeri 3 Lengkong menggunakan metode

eksperimen kolaborasi strategi practice rehearsal pairs.

Penerapan metode eksperimen kolaborasi strategi practice

rehearsal pairs dalam pembelajaran IPA materi proses pembentukan

tanah akan di terapkan pada inti pembelajaran bersamaan dengan

metode eksperimen. Langkah-langkah metode eksperimen kolaborasi

strategi practice rehearsal pairs adalah:

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

25

a. Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari siswa

yaitu membedakan batu pembentuk tanah.

b. Guru membentuk sebuah kelompok kecil berpasang-pasangan,

dalam pasangan buat dua peran yaitu penjelas atau pendemonstrasi

dan pemerhati.

c. Guru menjelaskan peran dari masing-masing anggota kelompok

yaitu, siswa yang bertugas sebagai penjelas menjelaskan atau

mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah

ditentukan. Pemerhati bertugas mengamati dan menilai penjelasan

yang dilakukan temannya.

d. Guru memberikan penjelasan tentang topik yang akan dipraktekan

agar memudahkan siswa dalam memahami apa yang akan

dilakukan.

e. Guru menjelaskan bahwa setiap kelompok akan melakukan

eksperimen dimana semua bahan telah disediakan oleh guru.

f. Dalam kegiatan eksperimen setiap kelompok melakukan

pengamatan dan praktik langsung untuk mengetahui batu

pembentuk tanah

g. Guru memerintahkan pasangan untuk bertukar peran, demonstrator

kedua diberi keterampilan lain

h. Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat

dikuasai.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

26

i. Setelah guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

menggunakan metode eksperimen kolaborasi practice rehearsal

pairs, kemudian guru memluai percobaan.

j. Guru menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan untuk

eksperimen siswa

k. Guru menyediakan dan membagi tempat berisi bahan-bahan yang

akan digunakan untuk eksperimen.

l. Guru membagi lembar kerja kelompok dan menjelaskan langkah-

langkah apa saja yang akan dilakukan pada saat eksperimen

m. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan anggota kelompok

melakukan pengamatan dan praktik langsung untuk mengetahui

batu pembentuk tanah.

n. Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan, guru

menyuruh setiap kelompok untuk memaparkan hasil

percobaan/eksperimen secara bergantian secara bergantian sesuai

urutan kelompok di depan kelas.

o. Guru menyimak kelompok yang sedang memaparkan dan

meluruskan apabila ada jawaban yang kurang tepat.

p. Guru memberikan kesimpulan.

q. Siswa menuliskan rangkuman dari kesimpulan yang dijelaskan

guru.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

27

4. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SD

a. Pengertian IPA

Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapat

sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan

hewan dan tumbuhan yang dapat dimakan. Mereka mulai menggunakan

alat untuk memperoleh makanan, mengenal api untuk memasak.

Semuanya itu mendakan bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan

dari pengalaman.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu

Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris

“Science”. Kata Science sendiri berasal dari bahasa latin Scientia yang

berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences (Ilmu pengetahuan

sosial) dan natural science (Ilmu pengetahuan alam) (Trianto, 2010 :

136). Pendapat lain menurut H.W Fowler (dalam Trianto 2010 : 136)

IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang

berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama

atas pengamatan dan dedukasi.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

permukaan bumi, didalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang

diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. Hakikat

fisika menjelaskan, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau

ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mahluk hidup

maupun benda mati yang diamati, (Kardi dan Nur, 1994 dalam

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

28

Trianto, 2010 : 136). Pendapat lain menurut Susanto (2013:167) Sains

atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta

melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan

prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan

suatu kesimpulan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan IPA adalah

suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Sikap ilmiah seperti

rasa ingin tahu, terbuka, jujur adalah bagian dari mempelajari IPA .

b. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Adapun tujuan

pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar

Pendidikan (BSNP,2006).

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antar IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan di SMP.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

29

5. Materi Pembelajaran

Standar Kompetensi : Memahami perubahan yang terjadi di alam

dan hubungannya dengan penggunaan

sumber daya alam

Kompetensi Dasar : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

a. Proses Pembentukan Tanah

Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan yang

bercampur dengan bahan organik. Pelapukan batuan terjadi terus-

menerus dan membutuhkan waktu yang lama, berdasarkan sifatnya

pelapukan dibedan ke dalam 3 kelompok.

1) Pelapukan Fisis

Pelapukan fisis adalah pelapukan yang disebabkan oleh

tenaga dari alam, seperti suhu, angin, dan air.

a) Perbedaan suhu antara siang dan malam dapat melapukan

batuan.

b) Angin yang berkecepatan tinggi dapat mengikis bukit batu

yang dilaluinya.

c) Aliran sungai, air terjun, dan gelombang laut yang besar juga

dapat menghancurkan batuan atau karang.

2) Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang disebabkan

bahan kimia yang bersifat melarutkan. Hujan asam adalah salah

satu contoh penyebab pelapukan kimiawi.

3) Pelapukan biologis

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

30

Tumbuhan lumut dan kerak (lichenes) berperan dalam

pelapukan batuan. Lumut selama pertumbuhan mengeluarkan zat

yang bersifat asam sehingga menghancurkan batu tempat

hidupnya, (Yousnelly P., D.S Oky, dan Zuneldi .2010:128-131).

b. Jenis-Jenis Tanah

Jenis tanah dapat dibedakan berdasarkan kandungan dan warnanya.

Berdasarkan kandungannya tanah dibedakan sebagai berikut:

1) Tanah Pasir

Tanah pasir memiliki kandungan pasir lebih kurang 70%

sedangkan sisanya adalah tanah. Butir-butir pasirnya ada yang

halus dan ada juga yang kasar.

Sifat-sifat tanah pasir adalah sebagai berikut:

a) Ringan sehingga mudah diolah

b) Pori-pori tanah besar sehingga mudah menyerap air dan udara.

c) Cepat mengering

d) Kandungan unsur hara sangat sedikit sehingga kurang subur.

2) Tanah Lempung (Debu)

Tanah lempung adalah tanah yang berbentuk antara pasir

dan tanah liat. Butir-butir tanah lempung jauh lebih kecil dari butir

tanah pasir, lebih besar dari tanah liat.

Sifat-sifat tanah lempung adalah sebagai berikut.

a) Memiliki tata udara dan air yang baik

b) Mudah diolah dan banyak mengandung unsur hara.

3) Tanah Liat

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

31

Tanah yang mengandung liat disebut tanah liat.

Kandungan liatnya dapat mencapai 65%, butir-butiran pada tanah

liat jauh lebih halus, susunan butirnya sangat rapat. Air dan udara

menjadi sulit masuk ke dalamnya.

Sifat-sifat tanah liat adalah sebagai berikut.

a) Sulit untuk diolah

b) Peredaran udara dan air kurang baik

c) Pada saat kering, tanah akan retak-retak tetapi saat hujan, air

akan menggenang.

d) Banyak mengandung unsur hara.

Tanah juga dapat dibedakan menurut warnanya, Pembagian

jenis tanah berdasarkan warna memudahkan petani untuk

menentukan jenis yang baik untuk ditanami. Jenis tanah

berdasarkan warnanya adalah sebagai berikut:

a) Tanah Putih

Tanah yang berwarna putih umumnya adalah tanah liat

yang miskin unsur hara. Warna putih dan miskinnya unsur hara

disebabkan terjadinya pencucian oleh air.

b) Tanah Kuning Muda dan Merah Muda

Tanah kuning muda dan merah muda termasuk

kelompok tanah yang miskin unsur hara, namun masih lebih

baik dibanding tanah yang berwarna putih.

c) Tanah Kuning Tua dan Merah

Tanah yang termasuk kelompok ini umumnya lebih

subur, tetapi masih sedikit mengandung humus. Humus adalah

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

32

sisa-sisa tanaman dan hewan yang membusuk. Humus banyak

mengandung unsur hara.

d) Tanah Cokelat dan Hitam

Tanah ini umumnya adalah tanah yang subur. Warna

cokelat dan hitam disebabkan oleh kandungan humus,

(Yousnelly P., D.S Oky, dan Zuneldi .2010:128-131)

c. Lapisan-Lapisan Tanah

Tanah terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan atas, lapisan

tengah, dan lapisan batuan dasar. Lapisan tanah sendiri mempunyai

warna dan unsur yang berbeda-beda.

a) Lapisan Atas

Lapisan atas terdiri dari dua lapisan tanah, yaitu lapisan

tanah atas dan lapisan tanah bawah. Tanah pada lapisan tanah atas

berwarna gelap kehitaman, gembur, dan mengandung humus.

Lapisan tanah atas inilah tumbuhan dapat tumbuh dengan subur.

Lapisan tanah bawah berwarna lebih merah dan lebih cerah

dibandingkan dengan warna tanah pada lapisan tanah atas.

Sifatnya lebih padat, keras, dan unsur humusnya sedikit.

b) Lapisan Tengah

Lapisan tengah atau lapisan bahan induk terbentuk dari

pecahan batuan yang melapuk di bawahnya. Lapisan ini tidak

mengandung humus. Sifat tanah pada bagian ini lebih padat lebih

keras serta warnanya cerah. Lapisan bahan induk inilah yang

menghasilkan lapisan tanah bawah dan lapisan tanah atas.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

33

c) Lapisan Batuan Dasar.

Lapisan batuan dasar merupakan asal mula terbentuknya

tanah. Tanah mempunyai butiran paling halus adalah tanah liat.

Jenis tanah ini sifatnya lengket, sulit ditembus air, dan mudah

dibentuik, karena sifatnya yang demikian tanah liat banyak yang

dimanfaatkn manusia. (Syuri. I dan Nurhasanah, 2004:166-167).

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Irwansyah (2013) Guru SD Negeri 163085 kota Tebing Tinggi

dalam jurnal artikel yang berjudul Penerapan Metode Eksperimen Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN Kota Tebing

Tinggi. Hasil penelitian pada saat pretes diperoleh nilai rata-rata nilai hasil

belajar siswa kelas V yang berjumlah 34 orang, pada saat dilakukannya

pretes dengan ketuntasan klasikal 9,09% dengan rata-rata 35,45%.

Mengalami peningkatan dengan menggunakan model kooperatif, hasil belajar

siswa dapat ditingkatkan yaitu dapat dilihat dari hasil ketuntasan klasikal

belajar siswa yang mencapai 59,09% dengan rata-rata 65,90% pada siklus I

dan meningkat menjadi 100% dengan rata-rata 89,54 pada siklus II. Hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA di SD Negeri 163085.

Penelitian yang relevan yang lainnya dilakukan oleh Yulismi N

Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo dalam jurnal skripsi yang berjudul

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Jenis-Jenis Tanah Melalui

Metode Eksperimen di Kelas V SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

34

Gorontalo. Hasil penelitian observasi awal menunjukan bahwa hasil belajar

siswa masih sangat rendah. Hal ini nampak pada data yang diperoleh dari 20

orang siswa kelas V SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo

pada observasi awal jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 5 orang

atau 25%. Siklus I mulai ada peningkatan yaitu jumlah siswa yang

memperoleh nilai tuntas (nilai 75 ke atas) ada 12 orang siswa atau 60%.

Siklus II terjadi peningkatan yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas

(nilai 75 ke atas) ada 17 orang atau 85%. Daya serap pada siklus I sebesar

74,25% dan daya serap pada siklus II sebesar 85,25%. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan

hasil belajar siswa tentang materi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SDN 1

Bua Kecamatan Batundaa Kabupaten Gorontalo.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa kelas V SD

Negeri 3 Lengkong ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA

khususnya pada materi proses pembentukan tanah. Banyak siswa yang masih

belum memahami materi proses pembentukan tanah seperti jenis-jenis tanah,

lapisan tanah dll, ini dikarenakan siswa kurang aktif, kurang mengamati

penjelasan guru, kurang mendengarkan penjelasan guru dan kurang kompak

dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Kesulitan siswa dalam memahami materi proses pembentukan tanah

dikarenakan masih banyak siswa yang tidak berani bertanya pada gururnya

apabila mengalami kekurang pahaman pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran IPA terutama

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

35

pada saat penggunaan alat peraga, siswa yang kurang bisa bekerjasama

dengan guru mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal.

Pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah dan

tugas kemudian media untuk pembelajaran masih terbatas sehingga siswa

kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan inilah yang

akan dijadikan bahan perbaikan dengan melakukan penelitian dengan

menerapkan metode Eksperimen kolaborasi strategi Practice rehearsal pairs

pada pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan sekurang-kurangnya

dua siklus yaitu Siklus 1 dan Siklus 2. Tiap siklus terdiri empat tahap yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila setelah pelaksanaan

siklus 2 selesai ternyata permasalahannya belum dapat teratasi maka akan

dilanjutkan pada siklus 3. Adapun gambar skema kerangka berpikir seperti

pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

36

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode pembelajaran dan pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran, maka hasil tujuan pembelajaran

akan tercapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba

mengajukan hipotesis:

Kondisi

Awal

Guru belum

menggunakan metode

eksperimen kolaborasi

strategi practice

rehearsal pairs

Kerjasama dan

Prestasi

belajar IPA

materi proses

pembentukan

tanah rendah

Tindakan Guru menggunakan

metode eksperimen

kolaborasi strategi

practice rehearsal

pairs

Siklus I

Siklus II

Refleksi Kondisi

akhir

Melalui metode

eksperimen kolaborasi

strategi practice

rehearsal pair dapat

meningkatkan

kerjasama dan prestasi

belajar IPA

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasamarepository.ump.ac.id/5320/3/BAB II.pdf · sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. d) Syarat keberhasilan belajar

37

“ Pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen kolaborasi strategi

practice rehearsal pairs diterapkan dalam konsep proses pembentukan tanah

dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa SD Negeri 3

Lengkong”.

Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016