25
Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA Di dalam sebuah penelitian diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang valid atau sahih. Untuk itu diperlukan adanya teori-teori yang melandasi penelitian. Di bawah ini penulis mencoba memberikan teori-teori yang diperlukan untuk dicantumkan dalam landasan teoretik yang berkaitan erat dengan judul penelitian ini, adapun yang diuraikan dalam bahasan ini merupakan isi dari permasalahan yang diteliti meliputi : A. Pengertian Seni Istilah seni menurut etimologis merupakan padanan kata dari art (Inggris) dan ars (Latin) atau techne (Yunani). Pengertian seni menurut Nurhadiat (2004: 2), menyatakan bahwa “seni itu berhubungan dengan rasa keindahan dan kenikmatan”. Sedangkan lain lagi menurut Sukimin dan Sutandur (2005: 3), yang menyatakan bahwa “seni adalah hasil karya manusia yang menimbulkan rasa keindahan, seni juga dapat menimbulkan rasa sedih, takut, marah, dan benci”. Adapun yang menjadi sifat dasar seni ialah sebagai berikut : 1. Seni bersifat kreatif, 2. Seni bercorak individualis, 3. Seni bersifat ekspresif / perasaan, 4. Seni bersifat abadi, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Di dalam sebuah penelitian diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang valid

atau sahih. Untuk itu diperlukan adanya teori-teori yang melandasi penelitian. Di

bawah ini penulis mencoba memberikan teori-teori yang diperlukan untuk

dicantumkan dalam landasan teoretik yang berkaitan erat dengan judul penelitian ini,

adapun yang diuraikan dalam bahasan ini merupakan isi dari permasalahan yang

diteliti meliputi :

A. Pengertian Seni

Istilah seni menurut etimologis merupakan padanan kata dari art (Inggris) dan

ars (Latin) atau techne (Yunani). Pengertian seni menurut Nurhadiat (2004: 2),

menyatakan bahwa “seni itu berhubungan dengan rasa keindahan dan kenikmatan”.

Sedangkan lain lagi menurut Sukimin dan Sutandur (2005: 3), yang menyatakan

bahwa “seni adalah hasil karya manusia yang menimbulkan rasa keindahan, seni juga

dapat menimbulkan rasa sedih, takut, marah, dan benci”.

Adapun yang menjadi sifat dasar seni ialah sebagai berikut :

1. Seni bersifat kreatif,

2. Seni bercorak individualis,

3. Seni bersifat ekspresif / perasaan,

4. Seni bersifat abadi, dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Seni bersifat universal, seni pun terdiri dari berbagai macam, diantaranya

yaitu seperti seni musik, seni tari, seni teater atau drama, dan seni rupa.

1. Pengertian Seni Rupa

Seni rupa menurut Sachari (2007: 3), ia mengatakan bahwa „kegiatan atau

aktivitas manusia yang dapat menghasilkan suatu karya atau benda seni yang

berwujud dua dimensi maupun tiga dimensi serta memiliki nilai keindahan.‟

2. Prinsip Dasar Seni Rupa

Pengertian dari prinsip dasar seni rupa menurut (http://eka.web.id/prinsip-

dasar-dalam-seni-rupa.html), menjelaskan bahwa prinsip dasar seni rupa adalah

“suatu pengetahuan dasar untuk berkarya yang juga merupakan syarat mutlak yang

harus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk dua

dimensi maupun tiga dimensi”. Adapun yang menjadi unsur-unsur dasar seni rupa

ialah sebagai berikut:

a. Komposisi

Yaitu suatu cara dan ketentuan untuk mengatur, menyusun dan

meramu/mencampur dengan dasar kaidah-kaidah yang ada, sehingga mewujudkan

suasana tatanan yang harmonis.

Adapun contoh penerapan komposisi yang sifatnya mengatur ialah bagaimana

seorang desainer interior dapat mengatur perabot rumah, hiasan, foto dalam satu

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ruangan yang masing-masing disebut elemen estetik. Menyusun, yaitu bagaimana

seorang desainer seni grafis menyusun huruf, kata-kata, kalimat, dan gambar dalam

satu bidang media cetak majalah atau surat kabar. Meramu/mencampur, yaitu

bagaimana cara seorang pelukis mencampur warna, dan seorang apoteker meramu

obat dengan memperhatikan kadar bahan yang dipakai.

Pengertian komposisi yang dikutip dari Soelarko (1990: 19) dalam

(http://id.answers.yahoo.com), ia mengatakan bahwa “..dalam bahasan seni rupa dan

fotografi, komposisi berarti susunan gambar dalam batasan satu ruang”. Namun lain

lagi yang dikutip menurut Sanyoto (2004), juga dalam situs yang sama dengan

Soelarko yaitu, ia mengatakan bahwa “komposisi secara sederhana diartikan sebagai

cara menata elemen-elemen dalam gambar yang mencakup garis, bentuk, warna,

terang dan gelap”.

b. Keseimbangan (balance),

Keseimbangan ialah cara mengatur beberapa benda atau bidang dalam satu

bidang kertas gambar sehingga hasilnya serasi dan harmonis. Ada beberapa macam

keseimbangan dalam mengatur bentuk/warna dalam gambar, yaitu sebagai berikut :

1.) Keseimbangan Simetri, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada pengaturan

benda atau bidang yang sama bentuknya, atau jika gambar tersebut dibagi dua

hasilnya merupakan satu bentuk yang dibagi dua sama besar, atau pun sama

dan sebangun.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.) Keseimbangan Asimetris, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada

pengaturan benda atau beberapa bentuk/warna yang tidak sama ukuran besar

kecilnya benda, atau tidak sama posisinya saat meletakkannya.

3.) Keseimbangan Skew Simetri, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada

beberapa bentuk benda atau bidang yang sama tapi sehadap, dimana

penerapannya banyak dipergunakan untuk menggambar hiasan.

Terdapat tiga macam penerapan faktor keseimbangan dalam pekerjaan sehari-

hari yaitu sebagai berikut:

1.) Visualize Balance, yaitu keseimbangan yang dapat dinilai melalui pengamatan

serta dapat diukur dari segi besar kecil, panjang pendek, dan wujudnya berupa

bentuk benda dua dimensi seperti lukisan dan sebagainya.

2.) Audio Balance, yaitu factor keseimbangan pada satu karya yang dapat

dinikmati dan dihayati melalui panca indera pendengaran. Misalnya seperti

mendengarkan musik melalui alat bantu tape recorder, dimana terdapat dua

load speaker yang masing-masing berfungsi untuk menggetarkan suara yang

diseimbangkan melalui potensio balance.

3.) Konstruktif Balance, yaitu penerapan keseimbangan pada karya yang

mempergunakan ukuran berat ringan bentuk benda berupa tiga dimensi,

misalnya seperti, bangunan rumah, monumen, patung. Dalam mendirikan

suatu bangunan serta dalam menentukan bentuk konstruksinya harus

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempertimbangkan faktor keseimbangan, jika tidak maka dapat berakibat

bangunan akan mudah roboh atau mudah rusak.

c. Proporsi/perbandingan

Proporsi ialah semua wujud benda baik benda hidup maupun benda mati

memiliki proporsi/perbandingan antara benda satu dengan lainnya maupun pada

bagian-bagian dalam satu unit benda. Di dalam penerapannya proporsi memiliki dua

kemungkinan yaitu sebagai berikut:

1.) Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa dua dimensi, yaitu untuk

menerapkan bentuk benda pada kertas gambar atau pada kanvas. Misalnya

pada gambar alam benda, maka penerapan proporsinya yang paling harus

diperhatikan.

2.) Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa tiga dimensi, yaitu

menyeimbangkan proporsi antara benda satu dengan benda lain yang

ukurannya sudah tertentu (normatif). Misalnya saja proporsi atau

perbandingan antara benda yang satu dengan yang lain dalam satu unit benda,

sebagai contohnya membandingkan ukuran pegangan cangkir yang pas dan

sesuai dengan badan cangkir tersebut diantara tiga buah cangkir yang sama.

d. Kesatuan (unity)

Unity yaitu kesatuan yang ditinjau dari segi penataan, pengaturan, penerapan

atau rangkaian, sehingga benda-benda yang diatur dalam gambar satu sama lain

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

saling mendukung, dan apabila ketika dikurangi oleh salah satu bagian akan terjadi

ketidak wajaran atau ketidak seimbangan. Ada dua macam kesatuan yaitu sebagai

berikut :

1.) Kesatuan antara bagaian-bagian benda dalam satu unit benda, misalnya

kesatuan antara bagian-bagian atau elemen-elemen pada teko yang meliputi

badan teko, penyangga, tutup, dan juga pansuran atau tempat mengalirnya air

dari dalam badan teko. Dimana elemen-elemen tersebut benar-benar memiliki

ukuran tertentu yang normatif.

2.) Kesatuan dalam penataan/penerapan, yaitu bagaimana menata atau mengatur

benda yang tampak satu sama lain saling mendukung hingga menghasilkan

penataan yang serasi atau artistik. Sebagai contoh misalnya dalam melakukan

pekerjaan membuat gamabar alam benda yang terdiri dari beberapa benda,

maka faktor kesatuan (unity) dapat sangat menentukan kebenaran dari kualitas

hasil pekerjaan tersebut. (http://eka.web.id/prinsip-dasar-dalam-seni-

rupa.html).

3. Unsur Seni Rupa

Pada karya seni rupa ada beberapa unsur yang terdapat didalamnya. Adapun

beberapa unsur tersebut menurut Nurhadiat (2004: 23) ialah sebagai berikut :

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Titik, merupakan elemen atau unsur terkecil dibandingkan dengan elemen-

elemen lainnya. Titik juga dapat melahirkan suatu wujud yang tidak bisa

dilahirkan oleh elemen-elemen lainnya.

b. Garis, tidak ada suatu bentuk apapun yang hadir tanpa sebuah garis. Jenis-

jenis garis ialah seperti garis lurus, lengkung, tebal, tipis, terputus-putus, dan

lain-lain. Sedangkan menurut karakteristiknya, akan lahir kesan halus, kasar,

lentur, dan tegas.

c. Bidang, yaitu permukaan yang dapat berupa datar, persegi, atau sebagai

pembatas dan lain-lain.

d. Ruang, yaitu garis-garis yang membentuk bangun tiga dimensi. Ruang dalam

bentuk nyata banyak dijumpai pada seni patung dan seni bangunan.

e. Arsir, yaitu pengulangan garis secara acak atau menyilang dengan tujuan

mengisi bidang gambar yang kosong. Macam-macam arsiran ialah seperti

arsir searah, arsir silang, arsir acak, dan arsir gradasi.

f. Repetisi, yaitu penggambaran bidang atau bentuk tertentu yang dilakukan

secara berulang-ulang, misalnya motif dan ragam hias.

g. Bentuk, pada umumnya bentuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, namun

terdapat pula suatu bentuk lain yang biasa disebut dengan mimesis yang

memiliki pengertian yaitu sebagai berikut :

1.) Bentuk beraturan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang saling berhubungan satu sama

lain dan tersusun secara rapi serta konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk

seperti ini bersifat stabil dan simetris terhadap satu atau lebih. Adapun contoh

bentuknya ialah seperti bentuk bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida.

2.) Bentuk tak beraturan.

Bentuk tak beraturan adalah bentuk-bentuk yang bagian-bagiannya tak serupa

serta hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini

tidak simetris dan lebih dinamis bila dibandingkan dengan bentuk beraturan.

Bentuk tak beraturan ini dapat berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi

oleh suatu bentuk tak beraturan atau pun hasil dan komposisi tak beraturan dari

bentuk-bentuk beraturan.

3.) Bentuk mimesis.

Mimesis memiliki pengertian yaitu berupa tiruan atau menirukan alam.

Sedangkan bila berdasarkan jenisnya, seni rupa terbagi menjadi dua jenis

yaitu sebagai berikut :

1. Seni Rupa Murni, adalah karya seni yang terlepas dari segi kegunaan lain,

kecuali nilai pemenuhan kebutuhan emosional sebagai alat ekspresi. Contoh

karya seni murni ialah seperti lukisan dan patung.

2. Seni Rupa Terapan, adalah karya seni yang mengalami fungsi ganda, yaitu

sebagai alat bantu kehidupan sehari-hari serta dari segi keindahannya yaitu

untuk pemenuhan rasa kepuasan batin, contohnya ialah seperti bentuk

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pakaian, rumah, sepatu, kendaraan, tas, jam dan sebagainya. Benda-benda seni

atau kerajinan sebagai hasil dari karya seni rupa terapan ini biasa disebut

dengan seni kriya.

B. Pengertian Seni Kriya

Seni kriya sering disebut dengan istilah “handycraft” yang berarti kerajinan

tangan, sebagaimana menurut Suwadji (2000: 1), ia mengatakan bahwa:

“seni kriya termasuk kedalam seni rupa terapan (applied art), yang selain

memiliki aspek keindahan juga menekankan pada aspek fungsi praktis.

Artinya seni kriya adalah seni kerajinan tangan manusia yang diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan peralatan bagi kehidupan sehari-hari dengan

tidak melupakan pertimbangan unsur artistik dan keindahan.”

Seni kriya merupakan suatu karya seni yang termasuk kedalam wujud tiga

dimensi. Seni kriya pun lebih popular disebut dengan seni kerajinan tangan, karena

banyak yang diproses dengan mengutamakan tangan. Namun pada kenyataannya

dewasa ini, banyak pula seni rupa yang diproses menggunakan peralatan modern.

Seni kriya yang biasa disebut dengan kerajinan ini juga merupakan salah satu cabang

seni rupa yang banyak terdapat di wilayah Nusantara. Kerajinan artinya barang yang

dihasilkan melalui keterampilan tangan bukan dengan mesin, dimana dalam proses

pembuatannya dituntut keahlian dan keterampilan tangan yang tinggi.

Seni kriya telah dibuat oleh bangsa Indonesia sejak jaman prasejarah dengan

menciptakan berbagai macam peralatan berburu, bercocok tanam, atau pun benda-

benda praktis lainnya. Dimana tujuan dari pembuatan benda-benda tersebut adalah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Seiring dengan perjalanan waktu dan

perkembangan jaman, teknik pembuatan karya seni kriya semakin bervariasi serta

menunjukkan adanya peningkatan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan

diciptakannya peralatan canggih dalam pengolahan bahan baku atau pun proses

pembuatannya.

Seni kriya juga dipandang sebagai suatu seni yang unik dan berkualitas tinggi

karena didukung oleh Craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan dipandang

kasar dan terkesan tidak tuntas. Misalnya saja antara pembuatan keris dengan pisau,

baik proses, bahan, atau pun kemampuan pembuatnya berbeda.

Kembali ditegaskan oleh Gustami (1997: 71) bahwa seni kriya adalah sebagai

berikut :

“seni yang unik serta memiliki karakteristik, juga didalamnya terkandung

muatan-muatan nilai estetik, simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional.

Oleh karena itu dalam perwujudannya didukung pula oleh craftsmanship

yang tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam kelompok

seni-seni adiluhung."

Berdasarkan uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni

yang memiliki muatan estetik, simbolik, dan juga filosofis, terutama seni kriya yang

terdapat di lingkungan keraton/kerajaan, sehingga mampu menghadirkan karya-karya

yang adiluhung serta monumental sepanjang zaman.

Wujud awal dari seni kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan).

Praktik seni kriya pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-barang atau benda-

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

benda fungsional, baik yang ditujukan untuk kepentingan keagamaan (religius) atau

kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti perkakas rumah tangga.

Contohnya dapat kita saksikan pada artefak-artefak berupa kapak dan

perkakas pada zaman batu serta peninggalan-peninggalan dari bahan perunggu pada

zaman logam berupa nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan berupa

gelang, kalung, dan cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan, prosesi

upacara, ritual adat (suku), serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti

penghormatan terhadap arwah nenek moyang.

Namun perubahan senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan

zaman. Praktek seni kriya yang pada awalnya sarat dengan nilai fungsional, kini

dalam prakteknya, khususnya pada bidang akademis seni kriya telah mengalami

pergeseran orientasi penciptaan. Kriya kini menjelma hanya menjadi sebagai

pajangan semata, dengan kata lain hanya semata-mata seni untuk seni. Pergerakan ini

kemudian melahirkan kategori-kategori dalam tubuh kriya, kategori tersebut antara

lain kriya seni dan desain kriya.

1. Unsur Karya Seni Kriya

Menurut Suwadji (2000: 1), seni kriya mengutamakan unsur terapan atau

fungsi, maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Utility (Aspek Kegunaan), diantaranya yaitu :

1.) Security, yaitu jaminan tentang keamanan bagi orang yang

menggunakan barang-barang tersebut.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.) Comfortable, yaitu kenyamanan saat digunakan. Barang yang

enak atau nyaman digunakan disebut dengan barang terap. Barang-

barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.

3.) Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni

kriya merupakan barang terap, yaitu barang yang wujudnya sesuai

dengan kegunaan atau pun terapannya. Barang terap dipersyaratkan

memberi kemudahan serta keluwesan saat penggunaannya, agar

pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

b. Estetika (Syarat Keindahan)

Sebuah barang terapan betapa pun enak atau nyamannya dipakai jika

tidak enak dipandang maka pemakai tersebut juga tidak akan merasa

puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman, serta puas

bagi pemakainya. Dorongan bagi seseorang untuk memakai, memiliki,

dan menyenangi akan menjadi lebih tinggi jika barang tersebut juga

diperindah dan berwujud estetik.

2. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya

Adapun fungsi dan tujuan dari pembuatan seni kriya menurut Suwadji (2000:

2), ialah diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai benda pakai, artinya adalah seni kriya yang diciptakan

dengan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah

sebagai pendukung.

Gambar 1. Tas, Seni Kriya sebagai Benda Pakai

Sumber : http://faatihahabwa.blogspot.com/2011_09_01_archive.html

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sebagai benda hias, artinya adalah seni kriya yang dibuat sebagai

benda pajangan atau sebagai hiasan. Pada jenis ini lebih menonjolkan

aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau seni fungsinya sendiri.

Gambar 2. Patung Angsa pada Taman, Seni Kriya sebagai Benda Hias

Sumber : http://www.carabuatblog.tk/archive/widget-air-mancur

3. Sebagai benda mainan, artinya adalah seni kriya yang dibuat untuk

digunakan sebagai alat permainan.

Gambar 3. Dakon, Seni Kriya sebagai Benda Mainan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber : http://faatihahabwa.blogspot.com/2011_09_01_archive.html

3. Jenis-Jenis Seni Kriya

Indonesia memiliki beragam jenis seni kriya Nusantara, diantaranya ialah

sebagai berikut :

a. Seni Kriya Logam

Seni kriya logam adalah seni kriya yang menggunakan bahan baku berupa

logam seperti besi, perunggu, emas, dan perak.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Logam

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

b. Seni Kriya Ukir Kayu

Seni kriya ukir kayu adalah seni kriya yang menggunakan bahan dari kayu

yang kemudian dikerjakan atau dibentuk dengan menggunakan tatah ukir. Adapun

untuk jenis kayu yang biasa digunakan ialah seperti kayu jati, mahoni, waru, sawo,

nangka dan lain-lain.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 5. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Ukir Kayu

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

c. Seni Kriya Anyam

Seni kriya anyam adalah seni kriya yang biasanya menggunakan bahan berupa

rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, eceng gondok

dan lain-lain.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 6. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Anyam

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

d. Seni Kriya Batik

Seni kriya batik adalah seni membuat pola hias diatas selembar kain dengan

proses teknik tulis (canting) atau teknik cetak (printing). Menurut Syafei (1984: 13),

jenis batik terdiri dari beberapa macam seperti batik tulis, batik cap, batik sablon, dan

batik tekstil yang pembuatannya menggunakan mesin cetak tekstil.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 7. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Batik

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

e. Seni Kriya Keramik

Seni kriya keramik adalah seni kriya yang menggunakan bahan baku dari

tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa seperti dipijit, dipilin, slab, butsir,

glatsir, dan pembakaran, sehingga menjadi keras dan menghasilkan barang atau

benda pakai dan benda hias yang indah, serta tidak mudah hancur/rusak oleh air

(Aminudin, 2007: 2).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 8. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Keramik

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

f. Seni Kriya Kulit

Seni kriya kulit adalah seni kriya yang menggunakan bahan baku dari kulit

yang sudah dimasak, kulit mentah, atau pun kulit sintetis. Adapun bahan kulit yang

pada umumnya digunakan untuk pembuatan benda-benda seni kerajinan kulit seperti

tas, dompet, jaket dan sebagainya ialah berasal dari kulit hewan seperti lembu atau

sapi, kerbau, buaya, ular, bahkan ada pula yang memanfaatkan kulit atau cangkang

kerang menjadi benda-benda kerajinan yang indah dan menarik. Tak hanya itu,

ternyata seni kriya atau kerajinan kulit ini dapat juga menggunakan bahan berupa

kulit yang berasal dari hewan mollusca seperti kerang (cangkang kerang).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 9. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Kulit

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

g. Seni Kriya Limbah

Sampah menjadi limbah yang tidak pernah berhenti diproduksi oleh manusia.

Sampah tersebut terdiri dari sampah organik yang dapat diproses secara alami, dan

sampah anorganik yang tidak dapat dimusnahkan. Maka dari itu perlu adanya

pemanfaatan sampah atau limbah anorganik yang memiliki potensi menjadi bahan

yang kembali menjadi berguna, khususnya di lingkungan seni rupa dengan tujuan

mencari alternatif media untuk dipergunakan kembali sebagai media karya seni rupa,

sehingga menjadi sesuatu yang memiliki nilai kembali.

(http://www.fsrd.itb.ac.id/?page_id=2308).

Seni kriya limbah adalah suatu karya seni kriya yang menggunakan bahan

baku berupa limbah atau sisa-sisa bahan lain yang sudah tidak berguna lagi namun

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masih dapat digunakan sebagai bahan pembuatan hasil karya seni kriya atau

kerajinan. Misalnya saja seperti sisa-sisa kain perca, sedotan bekas, botol-botol

plastik bekas dan lain-lain sebagainya yang masih dapat dimanfaatkan sebagai benda

kerajinan.

Gambar 10. Aneka Hasil Karya Seni Kriya Limbah

Sumber : http://mazgun.wordpress.com/2009/10/10/klasifikasi-karya-seni-rupa/

C. Seni Kriya Limbah Kulit Kerang

Seni kriya kulit kerang merupakan seni kerajinan yang menggunakan bahan

baku berupa kulit atau cangkang kerang. Seni kerajinan ini juga merupakan salah satu

upaya pemanfaatan limbah kulit kerang yang terbuang percuma begitu saja sehingga

menjadi sesuatu benda yang berguna dan tentunya memiliki nilai seni dan juga nilai

estetika atau keindahan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Walaupun pada kenyataannya kulit tersebut bukanlah merupakan kulit asli

yang menempel pada bagian tubuh kerang. Pengertian kulit disini adalah kulit luar

yang keras, yang berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh kerang yang lunak. Karena

sifatnya yang keras seperti halnya cangkang telur, maka kulit kerang tersebut juga

biasa kita sebut dengan cangkang kerang. Pada umumnya kerajinan berbahan sisa

kulit atau cangkang kerang ini menggunakan jenis cangkang dari kerang simping,

seperti yang tampak pada contoh gambar berikut:

Gambar 11. Seni Kriya Kulit Kerang

Sumber :

(http://www.facebook.com/multi.dimensi.shellcraft#!/photo.php?fbid=1030986018820&set=a.103098

1898717.2005856.1350466118&type=3&theater)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pengertian Kerang

Pengertian kerang menurut (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang), ialah

sebagai berikut :

“Kerang merupakan salah satu jenis hewan air yang bertubuh lunak

(mollusca). Dalam pengertian yang paling luas, kerang berarti semua

mollusca dengan sepasang cangkang, dalam pengertian ini orang biasa

menyebutnya dengan kerang-kerangan. Kata kerang juga dapat berarti

semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek.

Kedalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah

dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang

dapat dimakan tetapi menggeletak dipasir atau dasar perairan seperti lokan

dan remis.”

Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang

bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam

pengertian ini kerang hijau tidak termasuk didalamnya dan lebih tepat disebut

kupang. Pengertian yang paling mendekati dalam Bahasa Inggris ialah cockle. Dalam

pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah

(Anadara Granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-

Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut.

Karena kerang tergolong jenis hewan bertubuh lunak, maka untuk dapat

melindungi tubuhnya tersebut ia memiliki kulit luar atau yang biasa disebut dengan

cangkang kerang. Dimana cangkang tersebut juga banyak kita temui dengan bentuk,

warna dan ukuran yang beragam sesuai dengan jenisnya. Kerang juga merupakan

salah satu jenis hewan yang kulit luar atau cangkangnya sering digunakan sebagai

material atau bahan untuk kerajinan.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 12. Kerang Darah atau Anadara Granosa

Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang)

Bentuk dari kerang yang paling sering ditemui pada benda-benda kerajinan

saat ini ialah banyak diantaranya yang menggunakan material kerang non-budidaya.

Jenis kerang non-budidaya inilah yang paling banyak digunakan oleh Industri Kecil

Menengah (IKM) khususnya yang bergerak pada bidang kerajinan.

Berdasarkan beberapa referensi sejauh ini bahwa jenis kerang diketahui telah

lebih dari 100.000 spesies yang berbeda-beda. Kerang ini merupakan jenis spesies

yang sangat menarik dan juga merupakan salah satu jenis spesies terbesar yang ada

dimuka bumi diantara spesies makhluk hidup lainnya. Klasifikasi modern ini pertama

kali diperkenalkan oleh Baron Georges Cuvier dengan cara mengklasifikasikan dalam

kelompok mollusca, yaitu semua golongan binatang yang bertubuh lunak, atau

didunia lazim disebut dengan mollusk, yang diambil dari Bahasa Latin “mollis”.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_psr_055552_chapter2_a.pdfharus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa baik dalam bentuk

Indah Syafrioktani Rizqina, 2012 Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara kimiawi, kulit kerang banyak mengandung chillin yang dapat diproses

menjadi chitosan. Yaitu sebuah gugusan polyglukosamina yang memiliki

kemampuan untuk mengadsorpsi atau menumpuk logam berat termasuk chromium

(Cr). Pada tahun 1923, seorang bernama Ordier telah menemukan sejenis senyawa

yang terdapat pada hewan dan tumbuhan. Senyawa tersebut adalah konstituen organik

yang penting pada kerangka hewan golongan Arthropoda, Anelida, Molluscha,

Coelenterata, Nematoda, serta beberapa kelas serangga dan juga jamur.

(Junaidi, 2008: i).

2. Ciri Umum Kerang

Adapun yang menjadi ciri-ciri umum dari kerang menurut

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang), ialah dimana semua kerang-kerangan memiliki

sepasang cangkang, disebut juga dengan cangkok atau katup, berbentuk simetri

cermin yang terhubung dengan ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang

terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka tutupnya cangkang. Kerang tidak

memiliki kepala, juga otak, dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang

dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan

“kaki” berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu

atau dengan cara membuka tutup cangkang secara mengejut.”

Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan

oksigen berasal dari darah yang sangat cair, yang kaya akan nutrisi dan oksigen yang