Upload
buitu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Percaya diri
a. Pengertian percaya diri
Rasa percaya diri merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa
yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Definsi para
ahli Menurut Desmita (2009:206) Percaya diri (self-confidence) ialah
kemampuan induvidu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh
potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian
diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya
mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu
menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif,
menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.
Ubaedy (2007:9), rasa percaya diri pada dasarnya dibagi
menjadi dua macam: Pertama, percaya diri yang sifatnya sudah
permanen atau sudah menjadi gaya hidup, budaya atau bagian tak
terpisahkan dengan diri kita (permanen). Ini biasanya dimiliki oleh
orang-orang berprestasi tinggi yang telah mengalahkan berbagai
tantangan dan hambatan yang disebut percaya diri faktual. Kedua,
percaya diri yang sifatnya masih kondisional, terencana, by design.
Percaya diri semacam ini biasanya tidak permanen atau tergantung
keadaan yang disebut percaya diri mental.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
7
Menurut Aunillah (2011:60) percaya diri merupakan sebuah
kekuatan yang luar biasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh
guru untuk membangun karakter percaya diri pada peserta didik:
1) Memberi pujian atas setiap pencapaiannya
Jika peserta didik mendapatkan kasih sayang yang cukup dari guru
dan orang tuanya, hal itu akan mengembangkan rasa percaya
dirinya dan ia pun akan menerima lebih banyak kesuksesan dalam
kehidupannya.
2) Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab
Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan peserta
didik untuk menjadi pembawa acara, pemimpin rapat dikelas, dan
lain sebagainya. Kebiasaan ini akan memberikan rasa tanggung
jawab pada diri siswa dan untuk bersedia menyelasaikan pekerjaan
yang menjadi tugasnya.
3) Mengajari peserta didik agar bersikap ramah dan senang membantu
orang lain.
4) Mengubah kesalahan menjadi “bahan baku” demi kemajuaan.
Saat peseta didik melakukan kesalahan, guru harus tetap fokus
pada kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan
ataupun kegagalan yang dialaminya.
5) Jangan menegur didepan banyak teman
Guru harus lebih berhati-hati atas setiap hal yang diungkapkan
tentang peserta didik. Sebab apabila keliru dalam
memperlakukannya, maka rasa percaya dirinya justru akan
menurun.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
8
6) Mendukung sesuatu yang menjadi minat peserta didik
Dukungan tidak hanya akan membangun rasa percaya dirinya,
tetapi juga akan meningkatkan kadar kreativitasnya.
7) Tidak memanjakann peserta didik
Guru tidak boleh bersikap overprotect terhadap peserta didik.
Sikap seperti itu hanya akan menjadikan lemah dan selalu
bergantug pada orang lain.
Berdasakan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa sosok yang percaya diri cenderung bisa melawan tantangan
hidup yang ada dengan berbuat sesuatu yang bijak dan profesional
dengan mengendalikan berbagai perasaan dan emosi seseorang dalam
mengantisipasi suatu tindakan dan emosi untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Ciri-ciri Percaya diri
Ciri-ciri percaya diri menurut Ubaedy (2007-8-9) antara lain:
1) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya keputusan hidup
yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan
seterusnya.
2) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya power personal
yang kuat, kharismatik, disegani, dan semisalnya.
3) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya relatif lebih terbatas
dari berbagai rasa terancam atau rasa tertekan baik itu oleh keadaan
atau oleh lingkungan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
9
4) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya jatidiri yang
jauh lebih kuat dan jauh lebih jelas.
5) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya komitmen yang
kuat untuk maju atau punya kesadaraan tanggung jawab yang lebih
tinggi
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
orang yang percaya diri jika mengambil keputusan lebih mantap tanpa
tekanan baik dari keadaan atau lingkungan. Orang yang mempunyai
percaya diri punya jatidiri lebih kuat dan mempunyai komitmen yang
kuat.
c. Ciri-ciri Tidak Percaya Diri
Ciri-ciri tidak percaya diri menurut Ubaedy (2007:88)
diantaraya:
1) Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang
diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2) Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
3) Mudah frustasi atau give, ketika menghadapi masalah atau
kesulitan.
4) Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-
setengah.
5) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung
jawab (tidak optimal)
6) Canggung dalam menghadapi orang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
10
7) Tidak bisa mendemostrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakini
8) Sering memiliki harapan yang tidak realistis
9) Terlalu perfeksionis
10) Terlalu sensitif (perasa)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang tidak
percaya diri tidak mempunyai tujuan yang aan diperjuangkan, mudah
frustasi dalam menghadapi masalah karena kurangnya motivasi dalam
dirinya. Canggung dalam menghadapi orang untuk mendemostrasikan
kemampuannya sendiri.
d. Kiat-kiat Memperbaiki Percaya Diri
Peter Lauster (2007:11-12) sepuluh petunjuk untuk
memperbaiki kepribadian pada diri sendiri
1) Carilah sebab-sebab anda merasa rendah diri. Sekali anda
mengetahui sebab-sebab itu maka anda sudah mendapatkan
prasayarat yang sangat oenting untuk suatu perbaikan kepercaya
diri sendiri yang direncanakan.
2) Harus memiliki kemauan yang kuat karena dengan begitu akan
memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang
sebenernya.
3) Memperkembangkan bakat dan kemampuan lebih jauh dengan
begini mengadakan kompensasi bagi kelemahan diri sendiri,
sehingga kelemahan itu tidak lagi penting bagi anda.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
11
4) Berbahagialah dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu
dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya.
5) Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat
berlawanan dengan keyakinan sendiri.
6) Jika puas dengan pekerjaan sendiri tapi idak melihat sesuatu
kemungkinannya untuk memperbaiki diri maka mengembangkan
bakat-bakat melalui hobby.
7) Jika untuk melakukan pekerjaan yang sukar, coba melakukan
pekerjaan dengan rasa optimis.
8) Jangan terlalu bercita-cita karena cita-cita yang terlewat batas tidak
baik
9) Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang
lain.
10) Janganlah mengambil sebagian motto ungkapan yang berbunyi “
apa pun juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain saya
harus dapat melakukannya dengan baiknya.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa ada sepuluh
petunjuk dalam memperbaiki kepribadian diri sendiri dimulai dari
mencari sebab-sebab, memiliki kemampuan, mengembangkan bakat
dan kemampuan bisa melalui hobby, bersyukur atas keberhasilan dan
jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain.
e. Indikator Percaya Diri
Indikator dirumuskan dalam bentuk prilaku peserta didik di
kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
12
peserta didik melakukan tindakan, tanya jawab, memberikan jawaban
dari tugas dan pertanyaan guru, serta dari hasil laporan dan pekerjaan
rumah yang dikerjakan peserta didik. Rasa percaya diri memiliki
indikator kelas dan sekolah menurut Daryanto (2013:136) indikator
kelas yaitu: “menciptakan suasana kompetisi yang sehat, menciptakan
kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar,
menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja, memiliki
pandangan tentang slogan atau motto giat bekerja dan belajar.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:26)
menyatakan bahwa indikator rasa percaya diri sesuai jenjang kelas IV-
VI sebagai berikut:
1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
2. Mampu membuat keputusan dengan cepat
3. Tidak mudah putus asa
4. Tidak canggung dalam bertindak
5. Berani presentasi di depan kelas
6. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Indikator rasa percaya diri yang di paparkan diatas dapat
disimpulkan bahwa rasa percaya diri siswa dapat dilihat apabila siswa
melakukan tindakan sebagai berikut: Berpendapat atau melakukan
kegiatan tanpa ragu-ragu, mampu membuat keputusan dengan cepat,
tidak mudah putus asa, tidak canggung dalam bertindak, berani
presentasi di depan kelas, berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
13
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Arifin (2013:12) berpendapat bahwa kata “prestasi belajar”
berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa
Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah
“prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”
(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik.
Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan
khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Hamdani (2011:138-139) mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai
dengan tingakat keberhasilan suatu dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang
studi setelah mengalami proses belajar mengajar, prestasi belajar siswa
dapat diketehui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar rendah
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
14
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik dari kegiatan belajar,
kemudian kegiatan belajar tersebut dinilai dengan tes yang hasilnya
berbentuk angka atau huruf , prestasi belajar dalam pembelajaran
untuk menilai aspek kognitif.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Arifin (2013:12-13) berpendapat bahwa prestasi belajar
(achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: (1) Prestasi belajar
sebagai indikator kualitas dan kuantias pengetahuan yang telah dikuasi
peserta didik; (2) prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasra
ingin tahu, (3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. (4) prestasi belajar sebagai indikator intern dan dan
ekstren dari suatu institusi pendidikan, (5) prestasi belajar dapat
dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam
proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus
diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap
seluruh materi pelajaran.
Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator
kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga
bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan
diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
15
Berdararkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar memiliki fungsi mendorong siswa dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan. Apabila siswa memiliki dalam meningkatkan
prestasinya agar tidak tersaing oleh temannya, begitu pula sebaliknya
siswa yang memiliki prestasi belajar rendah akan lebih berusaha agar
bisa mengajar prestasi temannya. Oleh karena itu, prestasi dapat
meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah atau institusi
pendidikan. Prestasi belajar menjadi tolak ukur dan umpan balik bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ahmadi (2008:138) prestasi belajar yang dicapai seorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya,
baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal) induvidu.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh.
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas: a) faktor intelektif, yang meliputu faktor
potensial, yaitu kecerdasaan dan bakat, faktor kecakapaan nyata
yaitu prestasi yang dimiliki, b) faktor non-intelektif, yaitu unsur-
unsur kepribadian tertentu, seperti sikap, kebiasaan, minat
kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
16
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong eksternal, ialah: a) faktor sosial yang terdiri
atas lingkungan,keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan kelompok. b) faktor budaya seperti
adat istiadat, ilmu pengetahuan, kesenian. c) faktor lingkungan
fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tergolong ada dua yaitu faktor
internal diantaranya: jasmaniah, psikologis, kemantangan fisik atau psikis,
spiritual atau keagaman. Sedangan faktor eksternal, diantaranya:
lingkungan, budaya, dan lingkungan fisik.
3. Medel Pembelajaran Van Hiele
a. Pengertian Model Pembelajaran Van Hiele
Trianto (2010: 52) “Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar”. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
17
Menurut Purwoko (Aisyah, dkk. 2008) model pembelajaran Van
Hiele adalah model yang teori belajarnya mengkhususkan dalam
pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya berkaitan dengan
pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya yang berikaitan
dengan pembelajaran geometri.
Pemaparan mengenai model pembelajaran di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah perencanaan sistematis
dan konseptual yang digunakan dalam pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dalam membuat dan melaksanakan
pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajarannya.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori van hiele dapat
disetarakan dengan model pembelajaran karena memenuhi ciri-ciri
model pembelajaran. Teori Van Hiele memiliki tahap-tahap
pembelajaran yang sudah sesuai dengan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam sebuah model.
b. Tahap Pemahaman Geometri Menurut Van Hiele
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam
pembelajaran geometri, menurut Van Hiele (Suwangsih dan Turlina,
2006:95-96) adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pengenalan (Visualisasi)
Pada tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk
geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
18
adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai
contoh, jika pada anak diperlihatkan sebuah kubus, maka ia belum
mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus
tersebut. Ia belum tahu bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang
merupakan bujursangkar, anak pun belum mengetahui bahwa
bujursangkar ( persegi ) keempat sisinya sama dan ke empat
sudutnya siku-siku.
2) Tahap analisis
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang
dimiliki bangun Geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu
menyebutkan keteraturan yang terdapat pada bangun Geometri itu.
Misalnya pada saat ia mengamati persegi panjang, ia telah
mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan, dan
kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Tapi tahap ini anak belum
mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda
geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya anak belum
mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang atau ,persegi itu
adalah belah ketupat dan sebagainya.
3) Tahap Pengurutan (Deduksi Informal)
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan
penarikan kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir
deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh.
Satu hal yang perlu diketahui adalah, anak pada tahap ini sudah
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
19
mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mengenali bahwa
persegi adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat adalah layang-
layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang,
anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan
keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk persegi.
Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan
mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjangnya.
Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat
dibentuk dari dua segitiga yang kongruen.
4) Tahap Deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat
umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah
mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan.
Misalnya anak sudah mulai memahami dalil. Selain itu, pada tahap
ini anak sudah mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat
yang digunakan dalam pembuktian. Tetapi anak belum mengerti
mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil
5) Tahap Akurasi
Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa
pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
suatu pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
20
aksioma atau postulatpostulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi
merupakan tahap berfikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun
sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai
pada tahap berfikir ini.
Model Van Hiele ini pada pembelajaran geometri di tingkat
sekolah dasar hanya sampai tahap ketiga yaitu tahap pengurutan.
Tahap berikutnya diperoleh siswa di tingkat sekolah yang lebih tinggi.
Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan
kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan
beberapa teori berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang
dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut:
Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu,
materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola
secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan
berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang
sebelumnya.
Bila dua orang yang mempunyai tahap berpikir berlainan satu
sama lain, kemudian saling bertukar pikiran maka kedua orang tersebut
tidak akan mengerti. Menurut Van Hiele seorang anak yang berada
pada tingkat yang lebih rendah tidak mungkin dapat mengerti atau
memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak
tersebut. Kalaupun anak itu dipaksakan untuk memahaminya, anak itu
baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan melalui pengertian.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
21
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu anak
memahami geometri dengan pengertian, kegiatan belajar anak harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau disesuaikan
dengan taraf berpikirnya. Dengan demikian anak dapat memperkaya
pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk
meningkatkan tahap berpikirnya kepada tahap yang lebih tinggi dari
tahap sebelumnya. (Aisyah, 2008: 2-5)
Dari hasil penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Van Hiele memiliki lima fase dan lima tahap
pembelajaran. Pembelajaran geometrik materi bangun ruang dalam
proses pembelajaran dari pengenalan bangun ruang sampai tahap
keakuratan bangun ruang sampai tahap keakuratan mengenal jaring-
jaring yang digunakan.
c. Fase-fase Pembelajarann Menurut Van Hiele
Van Hiele dalam (Aisyah,2008:4.9-4.10) menyatakan bahwa
ada 5 fase pembelajaran yang menujukan tujuan belajar siswa dan
peran guru dalam pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1) Fase 1: Informasi
Pada awal fase ini, dua arah interaksi guru-siswa sangat
penting dalam pemahaman bentuk geometris tertentu seperti
melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, dan memahami
kosa kata untuk geometri. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
tujuan kegiatan ini adalah :
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
22
a) Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa
mengenai topik yang di bahas.
b) Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka
menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
2) Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation)
Siswa mengeksplorasi topik tentang geometri seperti yang
diatur oleh guru. Kegiatan yang terlibat harus memungkinkan
siswa untuk mengidentifikasi bentuk geometris yang harus
dipelajari. Oleh karena itu, bagi siswa untuk menguasai fase ini,
mereka harus diberi tugas sederhana. Jadi, alat ataupun bahan
dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan
repon khusus dari siswa.
3) Fase 3 : Penjelasan (explication)
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa diminta untuk
mengekspresikan pendapat mereka dan membahas tentang bentuk
geometris yang telah diamati. Pada tahap ini, guru bertindak hanya
sebagai fasilitator. Jadi untuk membantu siswa menggunakan
bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal
mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada
tahap berpikir ini mulai tampak nyata.
4) Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation)
Pada fase ini siswa mampu memecahkan masalah yang lebih
rumit seperti masalah terbuka. Mereka mendapatkan pengalaman
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
23
dengan mencari solusi mereka sendiri atau dengan menyelesaikan
tugas. Sebagian besar hubungan antara objek diklarifikasi melalui
interaksi antara siswa ketika membuat investigasi. Jadi siswa
memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri,
maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi
banyak hubungan antara obyek-obyek yang dipelajari menjadi
jelas.
5) Fase 5 : Integrasi (Integration)
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah
dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini
dengan melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang
telah dipelajari siswa. Hal ini penting, namun kesimpulan ini tidak
menunjukkan sesuatu yang baru.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran dengan model Van Hiele siswa harus melalui lima fase
pembelajaran yang berbeda dan memiliki tingkatan berpikir yang
berbeda pula, sehingga siswa mengalami perkembangan disetiap fase
yang ada, mulai dari fase yang sifatnya sederhana sampai fase yang
sifatnya rumit.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Sanjaya (2012:61) “ Media pembelajaran adalah segala sesuatu
seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
24
untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan
keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya”. Media juga
dijadikan sebagai perantara dari informasi ke penerima informasi,
contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.
Menurut Arsyad (2007: 2-3) “media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah yang digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi melalui proses belajar mengajar guru dan siswa yang
mempunyai tujuan tertentu untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan siswa.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Sanjaya (2012 : 73) media pembelajaran mempunyai beberapa
fungsi yaitu :
1) Fungsi Komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi antara penyampaian pesan dan penerima pesan.
Kadang–kadang penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala
harus menyampaikan pesan dengan hanya mengandalkan bahasa
verbal saja. Demikian juga penerima pesan, sering mengalami
kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan, khususnya
materi-materi yang bersifat abstrak.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
25
2) Fungsi Motivasi
Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya mengandalkan
suara melalui ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal
seperti yang digambarkan pada pola terpisah, bukan hanya dapat
menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai penerima pesan,
akan tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar. Dengan
menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akanlebih
termotivasi dalam belajarn dengan demikian pengembangan media
pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan
tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3) Fungsi Kebermaknaan
Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat lebih
bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan
penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai
pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta
sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat
meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
4) Fungsi Penyamaan Persepsi
Walaupun pembelajaran diatur secara klasikal, namun pada
kenyataannya proses belajar terjadi secara individual. Kalau kita
memiliki 40 peserta didik yang belajar, mungkin ada 40 macam
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
26
pemikiran atau ada 40 jenis persepsi yang datang dari masing –
masing pemikiran siswa. artinya, bisa terjadi setiap siswa akan
menginterpretasi materi pelajaran secara berbeda. Melalui
pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan
persepsi setiap peserta didik, sehingga setiap peserta didik
memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang
disuguhkan.
5) Fungsi Individualitas
Siswa dari latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status
sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya,
sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya pun
tidak sama. Demikian juga halnya mengenai bakat dan minat siswa
tidak mungkin sama, walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan
media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan
sikap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 67) fungsi
penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain:
a) Menarik perhatian siswa.
b) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran.
c) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
d) Mengatasi keterbatasan ruang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
27
e) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
f) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
g) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
h) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/
menimbulkan gairah belajar.
i) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
j) Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Arsyad (2007:12-13) media pembelajaran memiliki tiga ciri
yaitu sebagai berikut:
1) Ciri Fiksatif (Fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek tanpa
mengenal waktu.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi
objek atau kejadian. Misalnya kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Media memungkinkan untuk suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
28
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu dan dapat
disebarluaskan.
Berdasarkan penjelasan tentang ciri-ciri media tersebut dapat
dijadikan acuan dalam menentukan media yang baik dan bermanfaat
dalam pembelajaran. Bahwasannya media itu untuk membantu guru
sehingga apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru
tidak mampu atau kurang efisien melakukannya
d. Klasifikasi Media Pembelajaran
Sanjaya (2012: 118-121) media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut
mana melihatnya.
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam media auditif,
media visual, dan media audio visual
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio,
tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam
media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar
dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis
dan lain sebagainya.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
29
c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan
lain sebagainya.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam:
a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe,
transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang
demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
proyektor untuk memproyeksikan film slide proyektor untuk
memproyeksikan film slide, Overhead Projector (OHP) untuk
memproyeksikan transparansi, LCD untuk memproyeksikan
komputer.
b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis
lainnya.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
30
4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara
penyajiannya:
Kelompok satu: media grafis, bahan cetak dan gambar diam.
a) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide,
gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol,
yang termasuk media grafis adalah: grafik, diagram.
b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya
melalui proses pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal
yang termasuk media bahan cetak adalah: buku teks, modul,
bahan pengajaran terprogram.
c) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang
dihasilkan melalui proses fotografi yang termasuk dalam media
ini adalah foto.
Kelompok kedua: kelompok media proyeksi diam yakni
media visual yang diproyeksikan atau media yang
memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak
atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya:
a) OHP/ OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui
alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector) dan
OHT biasanya terbuat dari plastik transparan.
b) Opaque Projector, adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti
buku dan foto.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
31
c) Media slide atau film bingkai adalah media visual yang
diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide.
d) Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah
media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama
dengan media slide.
Kelompok ketiga: media audio adalah media yang
penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan
yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Kelompok
keempat: media audio visual diam, adalah media yang
penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan
namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau
memiliki sedikit gerakan.
Kelompok kelima: film (motion picture), yaitu serangkaian
gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan
sehingga memberi kesan hidup dan bergerak.
Kelompok keenam: media televisi adalah media yang
menyampaikan pesan audiovisual dan gerak.
Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu
sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan
belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul
yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
32
5. Media ICT
a. Pengertian Information and Communication Technologies (ICT)
Darmawan (2013: 1-2) Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) berasal dari bahasa Inggris yaitu Information and
Communication Technologies (ICT) adalah payung besar terminologi
yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Menurut kamus Oxford(1995)
dalam (Munir, 2010:8) teknologi informasi adalah studi atau
penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk
menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja,
termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai
alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi
dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan.
Menurut Lucas (Munir 2010:9) ICT (Information and
Communication Technologies) adalah sistem atau teknologi yang dapat
mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan,
menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi
data menjadi sebuah informasi. Dan dalam konteks pembelajaran, ICT
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
33
meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer
untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta
sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbantu media ICT merupakan pembelajaran dengan media komputer
yang menyajikan dan menggabungkan beberapa elemen yang
dirancang secara sistematis yang berfungsi sebagai sumber
pengalaman belajar bagi siswa. Media berbasis ICT salah satunya yaitu
microsoft power point dengan Hyperlink. Menurut Wahana (2002:
197) microsoft power point adalah aplikasi untuk menyusun naskah
presentasi yang andal, sedangkan Hyperlink adalah hubungan antara
teks atau objek dengan slide tertentu secara tepat. Hyperlink berfungsi
untuk menghubungkan antara satu slide ke slide yang lain, antar file
presentasi atau file dari program lain. Link juga dapat digunakan untuk
melakukan navigasi baik antar slide, antar file presentasi ataupun
antar file program lain. Ciri-ciri teks atau objek yang memiliki link
yaitu tampilnya simbol tangan menunjuk ketika objek atau teks
tersebut disorot dengan pointer mouse, jika link berupa teks, maka teks
link akan berubah warna dan bergaris bawah.
b. Manfaat Media Information and Communication Technologies (TIK)
dalam Pembelajaran
Menurut Munir (2010:176) memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran, antara lain dengan:
1) Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi
informasi dan komunikasi.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
34
2) Pengajar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, karena
pengajar berperan sebagai peserta didik yang harus belajar terus
menerus sepanjang hayat. Tujuannya untuk mengingatkan kualitas
profesional dan kompetensinya.
3) Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna
(meaningful)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat media
ICT dalam pembelajaran pengajar dan peserta didik mampu
mengakses semua informasi agar dapat menambah pengetahuan dan
ketrampilan untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kualitas
profesional dan kompetensinya.
c. Peranan Media Information and Communication Technologies (TIK)
dalam Pendidikan
Menurut Munir (2010: 185) peranan penting TIK dalam
pendidikan, antara lain:
1) TIK Sebagai Ketrampilan (skill) dan Kompetensi
a) Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi
dan keahlian menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pendidikan.
b) Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan
yang harus diolah melalui proses pembelajaran
c) Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang
lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
35
2) TIK Sebagai Infrastruktur Pembelajaran
a) Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital
dengan model yang beragam seperti multimedia.
b) Para peserta didik- instruktur dan peserta didik- secara
aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
c) Proses belajar seharusnya daapat dilakukan dimana dan
kapan saja
3) TIK Sebagai Sumber Bahan Belajar
a) Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya
b) Buku-buku, bahan ajar, dan refrensi diperbaharui secara
kontinu.
c) Tanpa teknologi, proses pembelajaran yang “up to date”
membutuhkan waktu yang lama.
4) TIK Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran
a) Pelajar diharapkan melakukan eksplorasi terhadap
pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
b) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antara peserta
didik dan pengajar
c) Rasio antara pengajar dan peserta didik proses pemberian
fasilitas
5) TIK Sebagai Pendukung Manajemen Pembelajaran
a) Setiap induvidu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa
henti setiap harinya
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
36
b) Transaksi dan interaksi interaktif antar- stakeholder
memerlukan pengelolahan back-office yang kuat
c) Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter-organisasi
6) TIK Sebagai Sistem Pendukung Keputusan
a) Pengajar seharusnya meningkatkan kompetensi dan
ketrampilan pada berbagai bidang ilmu
b) Sumber daya terbatas, pengelolahan yang efektif seharusnya
dilakukan
c) Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal
jangkauan dan kualitas.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan TIK
sangat penting dalam pendidikan, khusunya dalam penggunaan
untuk media pembelajaran. Penggunaan media ICT (TIK) dalam
proses belajaran dapat mengasah ketrampilan (skill) dalam
mengunakan teknologi, selain itu penggunaan media ICT (TIK)
sebagai sumber belajar yang sangat “up to date”.
d. Dampak positif penggunaan media ICT dalam pendidikan :
1) Pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan
pelajaran lebih suka praktek dibandingkan teori
2) Pengajar jadi lebih mudah mengajar jadi lebih mudah
menyampaikan materi dengan membuat presentasi – presentasi
3) Bagi pelajar maupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi
atau tugas tidak harus bertatap muka, jadi jika pengajar
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
37
berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas atau materi melalui e-
4) Dalam membuat laporan baik bagi pelajar, maupun pengajar jadi
lebih mudah karena jika memakai komputer, akan mudah dikoreksi
jika ada kesalahan
5) Dalam belajar, baik pelajar maupun pengajar akan lebih mudah
mencari sumber karena adanya internet
6) Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK bisa dibuat menjadi
lebih menarik, misalnya dengan memunculkan gambar atau suara,
sehingga pelajar menjadi lebih antusias untuk belajar.
Segala sesuatu pasti ada positif dan negatifnya, berikut adalah
dampak negatif penggunaan ICT dalam pendidikan :
1) Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK hanya bisa
dilaksanakan oleh sekolah yang mampu, bagi sekolah – sekolah
yang kurang mampu akan ketinggalan, dan siswanya akan
kesulitan jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang
sudah sering menggunakan ICT/TIK
2) Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam
pembelajaran yang menggunakan komputer, setiap pelajarnya
harus memakai 1 komputer yang memadai, jika komputer yang
dalam kondisi baik hanya sebagian, aka nada siswa yang hanya
menonton, sehingga mereka tidak menguasai penggunaan
komputer
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
38
3) Dalam pembelajaran, siswa – siswa yang tidak antuasias dalam
penerimaan materi sering kali lebih suka main game selama
pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak
menerima materi yang diajarkan.
4) Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak
dibatasi, sering kali pelajar menggunakan internet bukan untuk
keperluan belajar, misalnya membuka situs youtube untuk
menonton video dalam proses belajar
5) Bagi pengajar yang malas masuk kelas cenderung memberi tugas –
tugas yang memanfaatkan internet sehingga tatap muka dengan
pelajar jarang terjadi, akibatnya pengajar tidak mengenali
pelajarnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelejaran
melalui media ICT terdapat adanya dampak positif dan negatif yang
dapat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran.
6. Matematika SD
a. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang
pada umumnya diambil dari perkataan Yunani mathematika yang
berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya
berhubungan dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang artinya belajar ( berfikir ). Jadi berdasarkan asal
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
39
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berfikir (bernalar).
Menurut James dan James ( Suwangsih dan Turlina, 2006:2)
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, suasana, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan lainnya. Menurut Kline sendiri matematika itu bukan
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri.
Tetapi adanya matematika itu terutama akan membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam
(Suwangsih dan Turlina, 2006:2). Jadi dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu tentang logika yang dapat membantu
manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan manusia.
b. Pembelajaran Matematika SD
Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2007:1) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,
ke aksioman atau postulat dan akhirnya ke dalil. Pada dasarnya siswa
Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar 6 atau 7 tahun sampai 12 atau
13 tahun.
Menurut Piaget (Heruman, 2007:1) mereka berada pada fase
operasional konkret. Kemanapun yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-
kaidah lgika, meskipun masih terkait dengan objek yang konkret.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
40
Dari usia perkembangan kognitif, siswa Sekolah Dasar masih
terkait dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera.
Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan di
dalam menangkap suatu materi pelajaran. Sehingga siswa dapat lebih
memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru.
Menurut Heruman (2007:2-3) konsep-konsep pada kurikulum
matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1) Penanaman Konsep Dasar
Penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah memperlajari konsep
tersebut.
2) Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep
matematika.
3) Pembinaan Keterampilan
Pembinaan ketrampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam
menggunakan berbagai konsep matematika.
Jadi di dalam konsep-konsep matematika langkah awal adalah
penanaman konsep dasar dimana siswa baru mulai pengenalan tentang
teori matematika, kemudian setelah penanaman kosnep maka
pemahaman konsep, yakni merupakan kelanjutan dari penanaman
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
41
konsep dalam pemahaman konsep dimasudkan agar siswa dapat
memahami konsep matematika.
Setelah diberi pemahaman kemudian pembinaan konsep
ketrampilan. Pembinaan konsep ketrampilan bermaksud agar siswa
terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Jadi
pembinaan ketrampilan ini merupakan tindak lanjut dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep.
c. Materi Matematika Kelas V materi Sifat-sifat berbagai Bangun Ruang.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi sifat-sifat
berbagai Bangun Ruang pada kelas V semester 2. Adapun Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan
bahan peneliti seperti yang tertulis pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
6. Memahami sifat-sifat
bangun dan hubungan antar
bangun
6.2 Sifat-sifat Bangun Ruang
6.3 Menentukan Jaring-jaring
Bangun Ruang Sederhana
Sumber : Pedoman KTSP
Dari tabel 2.1 dapat diketahui mengenai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Standar
Kompetensi butir 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan hubungan
antar bangun. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
materinya yaitu materi geometri dan pengukuran dengan sub materi
sifat-sfiat bangun ruang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
42
B. Hasil Penenelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang penggunaan teori Van Hiele dalam
pembelajaran telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Nur’aeni (2014)
tentang “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometrik Siswa Sekolah
Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele” menujukan bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan Teori Van Hiele dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pengajaran Geometri di Sekolah Dasar
dengan memperhatikan tingkat berpikir geometri siswa lebih mempermudah
siswa dalam kemampuan komunikasi Geometris siswa, sehingga dapat
membantu pemahaman konsep dasar geometri.
Penelitian oleh Sasmita, Wirya, Margunayasa (2015) tentang
“Pengaruh Teori Van Hiele dalam Proses Pembelajaran Geometri Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Di Desa Sinabun” menujukan hasil penelitian
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam pembelajaran
geometri antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri
dengan teori Van Hiele dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Dari rata-rata hasil belajar diketahui ratarata hasil belajar
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van
Hiele yaitu 42,48 lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 32,77.
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui
model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan kemampuan siswa lebih
dalam belajar matematika.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
43
Penelitian di atas menjadi relevan dengan penelitian ini karena
meneliti variabel yang sama yaitu penggunaan model Van Hiele dalam
pembelajaran. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah bahwa
penelitian di atas menggunakan metode penelitian R & D dan eksperimen,
penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK.
C. Kerangka Pikir
Hasil identifikasi masalah menyimpulkan pembelajaran matematika
dikelas V SD Negeri Ajibarang Kulon Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas masih kurang optimal ditunjukan dengan prestasi belajar siswa
yang masih kurang baik. Siswa masih belum munguasai materi matematika
misal dalam membuat jaring-jaring limas segitiga dan limas segiempat, siswa
masih belum memahami.
Model pembelajaran Van Hiele berbantu Media ICT menjadi salah satu
model belajar yang diharapkan mampu membantu meningkatkan kegiatan
pembelajaran matematika terutama pada materi geometri, sehingga membuat
kemampuan siswa menjadi lebih baik dan dapat sekaligus meningkatkan rasa
percaya diri siswa, karena tahapan pembelajaran dalam model Van Hiele
dianggap lebih sesuai bagi tahapan belajar siswa. Kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
44
Gambar Alur Pikir
Gambar 2.1 Kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas
KONDISI AWAL
1. Kemampuan
dalam geometri
ruang siswa rendah
2. Kurang percaya
diri
Pelaksanaan Siklus
I dilakukan model
Van hiele berbantu
media ICT
Observasi/ Evaluasi
kemampaun
pemahaman
geometri ruang
Siklus I
Dilakukan upaya
perbaikan PTK
dengan
menggunakan
meodel van hiele
berbantu media
ICT
Observasi/
Evaluasi
kemampaun
pemahaman
geometri ruang
Siklus I
Pelaksanaan
Siklus II
Hasil Siklus I
Siswa lebih
aktif dalam
menyampaika
n pendapat
dan
mengalami
peningkatan
dalam
pemahaman
geometri
ruang tetapi
hasil belajar Hasil Akhir
1. Adanya
peningkatan rasa
percaya diri
siswa
2. Adanya
peningkatan
prestasi belajar
bangun ruang
Hasil Siklus II
Siswa lebih aktif
dalam
menyampaikan
pendapat dan
mengalami
peningkatan
dalam
pemahaman
geometri ruang
hasil belajar
optimal
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
45
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir diatas, dinyatakan bahwa hipotesis
tindakannya, melalui model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT
sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa.
2. Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017