24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi Sistematis Teknik desensitisasi sistematis termasuk teknik spesifik dengan pendekatan behavioristik yang dikembangkan oleh Wolpe bahwa semua perilaku neurotic adalah bentuk ekspresi dari kecemasan. 1 Dalam mengatasi kecemasan yang dialami seseorang dengan memberikan rangsangan yang membuat rasa cemas sedikit demi sedikit diberikan secara berangsur-angsur hingga tidak merasa cemas lagi. Hal ini dapat dipahami bahwa teknik desensitisasi sistematis mengatasi sesuatu yang menimbulkan kecemasan dengan menghapus respons-respon tidak baik melalui counter conditioning. Sedangkan Asmani mengungkapkan bahwa teknik desensitisasi sistematis merupakan teknik yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan dari ketegangan yang dialami siswa dengan mengajarkan siswa untuk rileks. Esensi (intisari) teknik desensitisasi sistematis menghilangakan perilaku yang diperkuat secara negatif menyertakan respon berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan. Dengan pengkodisian klasik, respon-respon tidak baik dapat dihilangkan secara bertahap. 2 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik desensitisasi sistematis ialah teknik spesifik dalam pendekatan behavioristik yang mana siswa diberikan pelatihan untuk tetap tenang meskipun muncul situasi yang menimbulkan kecemasan. Hal tersebut dilakukan secara bertahap yang mana siswa membayangkan suatu hal menegangkan dan kemudian diminta untuk tetap rileks sampai pada kondisi yang paling mencemaskan. Teknik desensitisasi sistematis merupakan salah satu metode dalam menangani seseorang yang mempunyai sikap yang menimbulkan dirinya 1 Sofyan Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 71. 2 Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan & Konseling di Sekolah, Diva Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 224.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Pustaka

1. Pengertian Teknik Desensitisasi Sistematis

Teknik desensitisasi sistematis termasuk teknik spesifik dengan

pendekatan behavioristik yang dikembangkan oleh Wolpe bahwa semua

perilaku neurotic adalah bentuk ekspresi dari kecemasan.1Dalam mengatasi

kecemasan yang dialami seseorang dengan memberikan rangsangan yang

membuat rasa cemas sedikit demi sedikit diberikan secara berangsur-angsur

hingga tidak merasa cemas lagi. Hal ini dapat dipahami bahwa teknik

desensitisasi sistematis mengatasi sesuatu yang menimbulkan kecemasan

dengan menghapus respons-respon tidak baik melalui counter conditioning.

Sedangkan Asmani mengungkapkan bahwa teknik desensitisasi sistematis

merupakan teknik yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan dari

ketegangan yang dialami siswa dengan mengajarkan siswa untuk rileks.

Esensi (intisari) teknik desensitisasi sistematis menghilangakan perilaku

yang diperkuat secara negatif menyertakan respon berlawanan dengan

perilaku yang akan dihilangkan. Dengan pengkodisian klasik, respon-respon

tidak baik dapat dihilangkan secara bertahap.2

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik desensitisasi

sistematis ialah teknik spesifik dalam pendekatan behavioristik yang mana

siswa diberikan pelatihan untuk tetap tenang meskipun muncul situasi yang

menimbulkan kecemasan. Hal tersebut dilakukan secara bertahap yang

mana siswa membayangkan suatu hal menegangkan dan kemudian diminta

untuk tetap rileks sampai pada kondisi yang paling mencemaskan.

Teknik desensitisasi sistematis merupakan salah satu metode dalam

menangani seseorang yang mempunyai sikap yang menimbulkan dirinya

1Sofyan Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm.

71.

2Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan & Konseling di Sekolah, Diva Press,

Yogyakarta, 2010, hlm. 224.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

8

merasa tidak tenang, dan nyaman pada saat melakukan kegiatan. Maksud

dari sikap tidak baik berupa rasa takut, gemetar, gugup, cemas, kahawatir.

Keadaan seperti ini dapat mengakibatkan kondisi seseorang tidak tenang

dan nyaman dimanapun berada serta kurang percaya diri dan khawatir

ketika melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Karena kondisi

semacam ini dapat membuat sesorang merasa takut, khawatir salah dan

kurang percaya diri atas kegiatan yang dilakukan apakah sudah benar atau

salah dalam melakukan.

Dalam memperhatikan sikap yang dijelaskan di atas, maka langkah-

langkah yang dilakukan untuk menangainya sesuai keadaan tersebut melalui

teknik desesitisasi sistematis dengan memberikan sebuah keadaan-kadaan

yang membuat seseorang merasa tenang dan nyaman, dimanapun berada

terutama saat melakukan pekerjaan disertai dengan keadaan yang dapat

menyenangkan dan menggembirakan sehingga pekerjaannya terasa lebih

ringan dalam melakukannya dengan mudah. Kemudian mengurangi kondisi

yang menimbulkan tidak tenang dengan menggambarkan peristiwa yang

membuat seseorang menjadi senang, nyaman, agar kondisinya selalu tenang.

Semua dapat teratasi dengan penggunaan teknik desensitisasi sistematis

teradap sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak nyaman dan tenang.

Pada dasarnya manusia memiilki respon-respon tidak baik seperti

(kecemasa, ketakutan, dan panik). Kecemasan adalah keadaan suasana hati

berorientasi dengan ditandai adanya kekhawatiran disebabkan tidak dapat

memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan terjadi. Ketakutan adalah

sebuah respon emosional yang berupa reaksi siaga langsung terhadap

kemunculan bahaya atau keadaan darurat yang mengancam keselamatan

jiwa dengan di tandai untuk lari, adanya desakan dalam cabang simpatik

dari sistem otonom. Kepanikan adalah reaksi emosional langsung terhadap

bahaya yang dihadapi.3Kepanikan di tandai adanya perubahan fisik, jantung

berdebar, berkeringat, gemetar, napas pendek, mual, pusing, panas dingin.

3V.Mark Durand & David H.Barlow, Intisari Psikolog Abnormal, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2006, hlm.158-163.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

9

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa respon-respon negatif

dapat menimbulkan keadaan tidak tenang dan nyaman dimanapun indivindu

melaksanakan kegiatan dan mencari tempat untuk hidup walaupun tempat

tersebut sebenarnya sudah dikategorikan orang banyak menjadi aman, tetapi

bagi orang-orang yang menempati tempat tersebut memilki rasa cemas

seperti yang diatas, maka masih sama rasanya.

Pemikiran yang menyertai kecemasan berbeda dari pemikiran yang

merupakan tanda-tanda depresi. Kecemasan disertai dengan persepsi bahwa

kita sedang berada dalam (bahaya, terancam, takut) pada kondisi tertentu.

Ancaman atau bahaya bisa bersifat fisik, mental, atau sosial. Ancaman fisik

seperti ini terjadi ketika percaya bahwa akan terluka secara fisik (misalnya,

ular mengigit, serangan jantung, dipukul). Ancaman sosial terjadi ketika

percaya bahwa akan ditolak, dipermalukan, merasa malu, atau dikecewakan.

Ancaman mental terjadi ketika sesuatu membuat khawatir bahwa akan

terjadi gila atau hilang ingatan. Presepsi ancaman berbeda-beda untuk setiap

orang. Sebagian orang karena pengalaman mereka bisa merasa terancam dan

sering cemas. Tumbuh di lingkungan yang tidak stabil yang dapat membuat

seseorang mengatakan bahwa dunia dan orang lain selalu berbahaya.4

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang disertai

dengan persepsi seperti bahaya, terancam atau rentan mengakibatkan sikap

yang menimbulkan manusia menjadi gila atau hilang ingatan, serangan

jantung, ditolak, dan dikecewakan.

2. Tujuan Teknik Desensitisasi Sistematis

Sebagaimana merujuk pada pengertian yang disampaikan Asmani,

maka dapat dipahami bahwa tujuan desensitisasi sistematis adalah untuk

menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif, berupa kecemasan

dengan mengkondisikan respon berlawanan agar tetap merasa nyaman.5

Sebagaimana yang dikutip dari Latipun, bahwa tujuan teknik desensitisasi

sistematis ialah untuk melatih siwa unutk tetap rileks dengan memberikan

4Dennis Grenberger, Manajemen Pikiran, Mizan Pustaka, Bandung, 2004, hlm. 212.

5Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan & Konseling di Sekolah, Diva Press,

Yogyakarta, 2010, hlm. 225.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

10

respon-respon perilaku yang berlawanan atas stimulus berupa bayangan-

bayangan mengenai pengalaman yang mencemaskan.

Hal ini dipahami bahwa teknik desensitisasi sistematis bertujuan agar

siswa tetap nyaman meski dihadapkannya dalam kecemasan.6 Tujuan dari

implementasi teknik desensitisasi sistematis, Willis menegaskan bahwa

teknik tersebut mengajarkan siswa untuk memberikan respon yang tidak

konsisten terkait dengan kecemasan yang dialaminya.

Mengacu pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

teknik desensitisasi sistematis dari pendekatan behavioristik ialah untuk

mengatasi kecemasan yang dialami siswa dengan memberikan pelatihan-

pelatihan relaksasi sehingga dapat merespon stimulus yang menegangkan

dan bahkan mengancamnya dalam kondisi ini ialah dengan teratasinya

kecemasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di MTs NU Nurussalam

Besito Gebog Kudus pada pembelajaran Fiqih.

3. Pelaksanaan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Pembelajaran Fiqih

Teknik desensitisasi sistematis diarahkan kepada siswa untuk

menampilkan respon yang tidak konsisten dengan kecemasan. Teknik ini

melibatkan teknik relaksasi di mana siswa diminta untuk menggambarkan

situasi yang menimbulkan kecemasan sampai titik di mana siswa tidak

merasa cemas lagi.7Teknik desensitisasi sistematis merupakan salah satu

teknik perubahan perilaku yang didasari oleh teori atau pendekatan behavior

klasik. Pendekatan behavior yang memandang kepribadian manusia pada

hakikatnya adalah perilaku yang dibentuk berdasarkan hasil pengalaman

dari interaksi individu dengan lingkungannya. Perhatian behavior adalah

pada perilaku yang tampak, sehingga terapi tingakh laku mendasarkan diri

pada penerapan teknik dan prosedur yang berakar pada teori belajar yakni

menerapkan prinsip-prinsip secara sistematis dalam menciptakan perubahan

perilaku menuju arah yang lebih adaptif. Salah satu aspek yang paling

6Latipun. Psikologi Konseling, UMM Press, Malang, 2004, hlm. 118.

7Namora Lumongga Lubic, Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktek,

Kencana Prenada Media, Jakarta, 2013, hlm.173.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

11

penting dalam memodifikasi perilaku dengan penekanan pada tingkah laku

yang didefinisikan secara oprasional, teramati dan teratur.

Adapun kelebihan teknik desensitisasi sistematis yaitu, menghapus

perilaku yang diperkuat secara negatif disertai respon-respon berlawanan

dengan perilaku yang akan dihilangkan, dapat mengurangi kecemasan yang

dipelajari lewat conditionning, dapat melemahkan perilaku yang negatif

tanpa harus dihilangkan, dapat diaplikasikan dalam kehidupan tanpa adanya

konselor yang memandu. Sedangkan kekurangannya adalah konselor masih

mendasarkan konseling dengan menggunakan teknik yang berakar pada

hukum-hukum belajar, melibatkan teknik lain untuk membantu konseli

contoh relaksasi, memerlukan waktu cukup lama dalam penerapannya

sesuai tahap-tahap yang membantu konseli, membuat format-format tertentu

yang detail mengenai masalah konseli sesuai dengan tahapan-tahapan dari

teknik ini.8

Adapun pelaksanaan teknik desensitisasi sistematis sebagaimana

dikutip dari Willis terdiri dari tahapan yang dapat dipahami melalui uraian

di bawah:9

1. Konselor menganalisis tingkah laku yang menimbulkan kecemasan

2. Menyusun hirarki secara bersama antara konselor dan siswa mengenai

situasi yang menimbulkan kecemasan dimulai dari tingkat paling rendah

sampai dengan paling tinggi

3. Memberikan latihan relaksasi. Relaksasi dilakukan untuk menciptakan

kondisi yang tenang dan nyaman siswa baik secara fisik maupun mental

4. Siswa diminta membayangkan situasi yang nyaman dan tenang

5. Siswa diminta untuk membayangkan situasi yang tenang apabila suatu

tahapan atas stimulus kecemasan dapat menimbulkan kegelisahan

6. Siswa diminta untuk menutup mata dan membayangkan suatu hal yang

mencemaskan dari di tingkat paling rendah hingga tinggi. Stimulus

8Ibid, hlm. 75.

9Willis Syofan, Konseling Individual Teori dan Praktik, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 72.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

12

kecemasan ditingkatkan apabila siswa mampu bersikap tenang dan

nyaman atas kecemasaan yang sedang dimunculkan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa teknik desensitisasi

sistematis dengan pendekatan behavioristik terdiri dari kombinasi stimulus

dan kondisi nyaman yakni menganalisis keadaan siswa yang kemudian

disusun bersama konselor menjadi hierarki dari tingkat rendah sampai

tinggi. Kemudian, siswa melakukan relaksasi serta membayangkan situasi

situasi yang dianggap nyaman dan tenang.

Pelaksanaa teknik desensitisasi sistematis dalam pembelajaran

memerlukan peran dari beberapa pihak yaitu sekolah, pendidik dan siswa.

Seorang pendidik mempunyai peran penting di kelas maupun luar sekolah,

dan menjadi penyuluh masyarakat. Islam sangat menghargai orang yang

berilmu pengetahuan, sehingga mereka memperoleh derajat yang lebih

tinggi. Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S) Al-Mujadilah ayat 11, yaitu:

وا يايهاانريه أمىىا اذا قيم نكم تفسحىا فى انمجانس فافسحىا يفسح الله نكم واذا قي م او

وا يسفع لله انريه أمىىا مىكم وانريه اوتىا انعهم دزجاة .ا تعمهىن خبيس والله بم . فااو

)انمجادنت:اا(

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:"Berlapang-

lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:"Berdirilah kamu, maka

berdirilah, niscaya Allah Swt akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.(QS.Al-mujadalah:11).

Dalam proses mencari ilmu pengetahuan untuk kepentingan hidup,

seseorang harus dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,

memenuhi etika dan tata karma. Deduga (mempertimbangkan segala sesuatu

sebelum bertindak), prayoga (mempertimbangkan hal yang baik terhadap

segala sesuatu yang akan dikerjakan), watara (memikir-mikir apa yang akan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

13

dikerjakan), serta reringa (berhati-hati karena menghadapi relativitas),

kesemuanya menjadi aspek penting dan harus diperhatikan oleh pendidik.10

Pada dasarnya peranan sebagai pendidik baik guru agama maupun

guru umum semuanya sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan

ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, agar mereka dapat memahami dan

mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Akan tetapi peranan

guru agama Islam selain memindahkan ilmu (transfer of head), juga

menanamkan nilai-nilai (transfer of heart) Islam agar dapat mengaitkan

antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari peserta

didik di dalam kelas.

Peran seorang pendidik dalam proses pembelajaran khususnya pada

pelajaran Fiqih seperti yang diuraikan dibawah ini:11

a. Motivator

Sebagai motivator, hendaknya pendidik dapat mendorong dan bimbingan

agar siswa mau melakukan kegiatan belajar, serta mampu menciptakan

kondisi di kelas yang dapat merangsang siswa melakukan kegiatan, baik

individual atau kelompok.

b. Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan

baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru

dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Jadi maksud dari

pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas dengan

motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.

Dalam pendidikan pendidik merupakan faktor utama yang bertugas

untuk mendidik, memegang berbagai jenis peranan yang harus dilaksanakan

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, bertanggungjawab atas hasil

belajar peserta didik melalui pembelajaran, dapat mempengaruhi berhasil

tidaknya pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, pendidik

10Muslich, Konsep Moral dan Pendidikan Dalam Manuskrip Keraton, YKII-UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta, 2006, hlm. 34.

11

Djamarah Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,

Jakarta, 2010, hlm. 45-48.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

14

menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, agar

peserta didik merasa senang mengikuti pelajaran. Karena posisi pendidik

melakukan perubahan yang memerlukan ketekunan dan penangan yang

serius.

Berkembangnya kecerdasan peserta didik dapat terbentuk setelah

mendapatkan pelajaran, dan bimbingan pendidik di dalam kelas. Dengan

demikian, diperlukan guru yang profesioanl untuk merangsang pola pikir

siswa, luas dalam sikap dan luas dalam wawasan. Tanpa adanya pendidik,

pendidikan tidak akan berjalan dengan sendirinya atau menjadi benar dan

baik. Karena guru merupakan key person (juru kunci) dalam pelaksanaan

pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh aktivitas

seorang guru dalam kegiatan proses pendidikan.12

Peran pendidik dalam

pembelajaran sangat penting dalam memberikan pengetahuan kepada

peserta didik terkait peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping menyampaikan pelajaran, pendidik juga, mengarakan dan

mengawasi atas kegiatan yang dilakukan peserta didik apakah sudah benar

sesuai kaidah-kaidah yang diterangkan. Apabila berhasil, maka pendidik

selalu memberikan motivasi dan dukungan agar peserta didik meningkatkan

potensi-potensi yang dimilkinya menjadi lebih baik dan berkualitas. Jika

peserta didik kurang berhasil, maka pendidik memberikan bimbingan dan

arahan agar menjadi benar, hasilnya memuaskan, dan tujuannya tercapai.

Dapat dipahami bahwa seorang pendidik dalam kegiatan pendidikan

merupakan faktor penting dalam membantu peserta didik untuk memahami

dan mengetahui atas pelajaran yang disampaikan pendidik. Selain itu juga,

pendidik juga bertanggunng jawab atas apa yang dilakukan dalam proses

pembelajaran agar berjalan dengan baik serta memberikan motivasi, arahan

dan bimbingan kepada peserta didik agar lebih baik lagi terutama untuk

selalu mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang dapat menjadi bekal atau

pegangan mereka dimasa yang akan datang.

12Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2016, hlm. 30-31.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

15

Hal ini menjadi tanggungjawab seorang dalam menciptakan keadaan

menjadi lebih kondusif dan menyenangkan. Jadi dapat dipahami bahwa

peran sebagai pendidik cukup banyak karena langsung melakukan interaksi

atau hubungan di dalam kelas. Dengan ini pendidik memiliku kesempatan

untuk membuat perubahan keadaan baik kondisi kelas maupun kondisi

peserta didik tidak tenang menjadi menyenangkan.

Selain mengajarkan pelajaran, pendidik juga bertanggungjawab atas

apa yang dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik atau mengalami kendalan dan hambatan. Jika berhasil, maka

pendidik selalu mempertahankan dan mengembangkan metode yang dapat

membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi dan berkualitas.

Apabila kurang berhasil, pendidik untuk mempergiat dalam mempelajari

sesuatu yang memberikan pengaruh dan dampak positif terkait dengan

pelajaran agar sangat mudah dipahami oleh peserta didik dengan jelas dan

menciptakan kondisi belajar menjadi kondusif dan menyenangkan.

Dengan demikian tugas seorang pendidik selain menjelaskan ilmu

pengetahuan kepada pesetra didik, juga bertanggungjawab atas kegiatan

yang dilakukan baik metode yang digunakan, cara menyampaikan meteri

pelajaran, perilaku, dan kondisi dan situsi di dalam kelas saat pembelajaran

berlangsung untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

Mengajar bukan hanya sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas,

melainkan bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan

materi pelajaran yang disampaikan. Keberhasilan dalam pembelajaran jika

guru memilik keterampilan untuk menciptakan proses pembelajaran menjadi

kondusif, menyenangkan, tidak membosankan atau membuat peserta didik

merasa jenuh saat mengikuti pelajaran di dalam kelas. Seorang pendidik

harus menguasai berbagai metodologi pengajaran untuk memperlancar agar

proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Tugas dan peranan

sebagai pendidik sesungguhnya tidak hanya terbatas pada berlangsungnya

interaksi edukatif di dalam kelas. Selain itu, pendidik sebagai administrator,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

16

evaluator, konselor, dan yang lainnya sesuai kompetensi atau kemampuan

yang dimilikinya.13

Penjelasan seperti diatas terkait dengan peranan seorang pendidik

dalam kegiatan pembelajaran, sebagai konselor pada proses pembelajaran.

hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan dibawah ini:14

1. Pendidik sebagai juru kunci dalam kegiatan bimbingan. Karena guru

lebih banyak mempalajari siswanya, mengawasi perilaku, kegiatannya,

dan meneliti kesehatan mentalnya

2. Melakukan perbaikan tingkah laku siswa. Pendidik dapat merubah

kondisi siswa tidak baik menjadi tenang, dan nyaman apabila pendidik

sangat mengenal betul tentang ikhwal siswa

3. Mengadakan pertemuan dengan siswa. Pertemuan dilakukan sebelum

masuk kelas, waktu istirahat, setelah mengikuti pelajaran

4. Mengadakan pertemuan dengan orang tua murid. Pertemuan seperti ini

membuat guru lebih memahami siswa dan latar belakang kelaurganya,

sehingga menumbuhkan adanya saling pengertian dan kerja sama antara

guru dan orang tua siswa. Pertemuan semacam ini bisa diadakan baik di

sekolah mauun di rumah siswa.

Selain peranan sebagai pendidik yang dijelaskan seperti diatas,

pendidik juga mempunyai tanggungjawab yaitu orang yang bertanggung

jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh

potensinya, baik potensi, kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga potensi

tersebut akan berkembang semakin baik apabila guru mata pelajaran Fiqih

melakukan perannya dengan baik pula.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab seorang pendidik

adalah mengembangkan kecerdasan yang ada di dalam diri setiap anak

didiknya. Kecerdasannya meliputi kecerdasan intelektual (kemampuan

potensial seseorang untuk mempelajari segala sesuatu dengan alat-alat

berpikir), kecerdasan emosional (hubungan sosial), kecerdasan spiritual

13Ibid, hlm. 38.

14

Ibid, hlm. 43.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

17

(kecerdasan yang dapat mengangkat fungsi dari internal sehingga memiliki

kemampuan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan

tertentu).15

Sedangkan Muhammad Ali menyatakan guru adalah merupakan

pemegang peranan sentral proses belajar mengajar. Dilhat dari posisisnya

guru tidak hanya sebagai transfer of kenoledge, juga sebagai fer of values.16

Pendidik merupakan berperan sebagai pimpinan dan mengarahkan

dalam kegiatan pembelajaran, karena pendidik paling banyak berhubungn

dengan peserta didik. Di kelas, pendidik sering berhadapan dengan peserta

didik dan tindakan-tindakannya dalam mempengaruhi pembentukkan sikap

dan perasaannya dengan tujuan menciptakan keadaan kelas menjadi tenang,

demokratis, dan menghargai pendapat siswa yang lain.17

Dengan demikian

peran pendidik pada proses pembelajaran sangat penting untuk memberikan

semangat peserta didik dalam kegiatan belajar agar mereka mengetahui dan

memamhami pelajaran dengan jelas serta mampu melakukan dengan benar

sesuai petunjuk-petunjuk yang telah dijelaskan sebelumnya.

Adapun peran pendidik dalam proses pembelajaran sebagaimana yang

dijelaskan dibawah ini:18

1. Director, pendidik dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Fasilitator, pendidik memberikan fasilitas agar siswa lebih semangat

dalam mengikuti pelajaran maupun hanya sekedar mempelajari di kelas

3. Mediator, pendidik sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa peran guru yaitu

memberikan dorongan, motivasi, arahan untuk mendinamiskan potensinya,

menumbuhkan swadaya, daya cipta yang lebih baik dan menciptakan rasa

percaya diri kepada siswa dalam proses pembelajaran.

15Azzet, Akhmad Muhaimin. Menjadi Guru Favorit, Ar Ruzz Media, Yogyakarta, 2011,

hlm. 19-20.

16

Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran, Teras, Yogakarta, 2007, hlm. 161.

17Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung,

2007, hlm. 30.

18

Windarti, M.Jauhar, Implemnetasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi

Pustakarya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

18

Tugas pendidik hanya membangkitkan semangat belajar siswa untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu dalam menambah wawasan dan pengetahuan

untuk lebih luas lagi yang nantinya dapat aplikasikan dalam kehidupan

mereka dengan benar sesuai prosedur-prosedur menggunakannya.

Hal tersebut dapat terjadi apabila pendidik melakukan hal-hal yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Motivasi Instrinsik

Motivasi yang terkandung dalam hati. Motivasi ini timbul dari dalam diri

indivindu tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain, akan tetapi

dari kemamuan sendiri untuk belajar dengan tujuan menambah wawasan

dan pengetahuan yang lebih luas serta menjadikan pegangan dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi dalam hal ini timbulkan akibat adanya pengaruh dari orang lain

baik berupa ajakan, dorongan, paksaan atau suruhan orang lain sehingga

menumbuhkan indivindu untuk mengikuti pelajaran atau melaksanakan

belajar.19

Dapat disimpulkan bahwa, tanggung jawab guru dalam membentuk

anak didik menjadi orang yang berakhlakul karimah dan cakap, berguna

bagi agama, nusa dan bangsa. Selain itu juga bertanggung jawab atas sikap,

tingkah laku, dan perbuatannya dalam membina jiwa dan watak anak didik.

Sebagaimana tugas guru Fiqih yang dijelaskan (Q.S) Ali Imron:164 yaitu:

يهم تهىاعهيهم ي اذ بعث فيهم زسىلا يه نقد مه الل عهى انمؤمى ك ويعهمهم انكتاب ءاياته وي

بيه وىامه قبم نفى ضلال وانحكمت وان كا (۱٤٦)ال عمسان: م

Artinya:

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman

ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan

mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,

membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab

dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka

adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Ali Imron:164).

19

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001,

hlm. 29.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

19

Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas Rasulullah

SAW selain sebagai Nabi, juga sebagai pendidik. Oleh karena itu, tugas

utama guru menurut ayat tersebut adalah: 20

1. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan dan pengangkatan jiwa

kepada pencipta-NYA, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri

agar tetap berada pada fitrah

2. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada

akal dan hati kaum Muslim agar mereka merealisasikannya dalam

tingkah laku kehidupan.

Denga penjelasan diatas penulis menambahkan bahwa tugas Nabi

sesuai ayat tersebut adalah membacakan ayat-ayat atau penyampaian secara

verbal ayat-ayat kepada umatnya. Implikasinya, pendidik mempunyai tugas

dalam menyampaikan secara verbal ayat-ayat Allah SWT dan hadits Nabi

kepada muridnya. Menjelaskan tentang hukum-hukum Islam, janji dan

ancaman, kisah-kisah, dan lain sebagainya. Guru pendidikan agama Islam

dalam ayat di atas tugasnya sangat mulia, sama dengan Nabi Muhammad

Saw. Tugas tersebut akan terasa berat jika dilakukan oleh guru yang tidak

bertanggung jawab dan hanya memikirkan jabatannya, karena guru juga

sebagai pembawa norma agama di tengah-tengah masyarakat.

Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik harus

dilakukan secara seimbang. Dalam melaksanakan tugasnya pendidik harus

baik, ikhlas, bertanggung jawab dan benar-benar mengajak siswanya ke

jalan yang benar, maka akan memudahkan tercapainya tujuan pendidikan

yang semaksimal mungkin agar menjadi pedoman dalam kehidupannya.

Kemudian berusaha untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilki

peserta didik menjadi berkualitas, lebih baik lagi yang nantinya dapat

dikembangkan dimasa yang akan datang untuk dijadikan pegangan dalam

kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.

20

Nurdin, Muhammad, Kiat Menjadi Guru Profesional, Ar- Ruzz Media, Yogyakarta, 2010,

hlm. 128.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

20

B. Pembelajaran Fiqih

1. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari bahsa inggris “instruction” artinya sebuah

usaha yang yang berujuan untuk membantu orang belajar. Pembelajaran

adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain

usaha atau terjadi perubahan yang relatif pada diriorang lain. Usaha tersebut

dilakukan indivindu maupun kelompok orang yang memilki kemampuan

dalam mengembangkan belajar yang diperlukan.21

Kemudian dijelaskan lagi

arti dari pembelajaran (instrutionaly) adalah suatu kegiatan yang bertujaun

mengubah dan mengontrol seseorang dengan maksud dapat bertingkah laku

atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.22

Sedangkan Smith dan Ragan

menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas penyampaian

informasi dalam membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai, khususunya

tujuan yang dicapai dalam belajar.23

Dalam pembelajaran, guru hanya untuk membimbing, membantu dan

mengarahkan agar peserta didik memiliki pengetahuan, pemahaman cukup

luas berupa pengalaman belajar. Pembelajaran adalah seperangkat tindakan

yang sudah dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim terhadap rangkaian kejadian-

kejadian internal berlangsung yang dialami siswa.24

Prinsip-prinsip yang harus dilakukan pendidik dalam pembelajaran

sebagaimana yang dijelaskan Gagne sebagai berikut:25

1. Menarik perhatian (gaining attention) untuk menimbulkan minat siswa

dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh dan kontradiksi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (inforning leaner of the objectivis)

memberikan kemamouan yang daat dikuasai siswa setelah belajar.

21

Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta ,2014, hlm .175.

22Hamdani, Strategi Belajar mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung, 2011, hlm. 196.

23Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning, Ghalia Indonesia,

Bogor, 2012, hlm. 6. 24Evelin Siregar dan Hartini Maria, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia,

Bogor, 2011, hlm. 12. 25Ibid, hlm.16-17.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

21

3. Memberikan bimbingan belajar (Providing Leaner Guide) memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk membimbing proses/alur

berpikir siswa agar memilki pengetahuan yang lebih baik.

4. Memperoleh kinerja atau penampilan siswa (Providing Fedbacc) siswa

diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari.

5. Memperkuat retensi dan tranfer belajar (Enhancing Retention and

Transfer) merangsang kemampuan mengingat-ingat serta mentransfer

dengan memberikan rangkuman, mengadakan review apa yang dipelajari.

Dengan ini dapat kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan usaha

yang di lakukan pendidik kepada peserta didik, baik secara formal maupun

informal. Jadi pembelajaran dilingkungan formal di emban guru, sedangkan

di lingkungan non formal diemban para tokoh masayarakat. Pembelajaran

dikatakan efektif manakala pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran

sudah mengetahui keadaan mereka dan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.

Tujuan pembelajaran adalah untuk melakukan perubahan perilaku

peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, merupakan sasaran

akhir yang diharapkan guru setelah melaksanakan pembelajaran dan dapat

didefinisikan sebagai pernyataan deskriptif yang terperinci dan dilengkapi

dengan kompetensi-kompetensi yang dimilkinya oleh peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran.26

Dengan kata lain tujuan dari pembelajaran

yaitu merumuskan bentuk-bentuk tingkah laku yang dialami siswa baik

setelah belajar atau mengikuti pembelajaran.

Dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran dikatakan sangat efektif,

apabila kegiatan dan pelaksanaannya sudah dirancang pendidik sebelum

pembelajaran dimulai serta memberikan bimbingan, arahan dan motivasi

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, kondisi kelas menjadi kondusif,

serta memberikan hal-hal positif untuk lebih berkualitas yang nantinya dapat

diaplikasikan peserta didik dengan benar dalam kehidupannya.

26Kasosih E., Strategi Belajar dan Pembelajaran, Irama Widya, Bandung, 2010, hlm.13.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

22

2. Pengertian Fiqih

Secara etimologi, Fiqih artinya memahami sesuatu secara mendalam,

adapun secara terminologi Fiqih adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat

praktis yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.27

Selain itu, Fiqih juga

dapat diartikan sebagai ilmu mengenai hukum-hukum syar’i (hukum Islam)

yang berkaitan dengan perbuatan atau tindakan bukan aqidah yang

didapatkan dari dalil-dalil yang spesifik.28

Secara bahasa Fiqih berasal dari kata “Faqiha” yang berati mengerti

atau faham. Secara difinitif, Fiqih juga berarti ilmu tentang hukum-hukum

syar’i yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang

tafsili.29

Menurut istilah hukum Islam Fiqh diartikan sebagai hukum syara’

menjelaskan tentang amaliah yang diistimbatka oleh para mujtahid.30

Secara

rinci dapat ditarik kesimpulan bahwa ta’rif (definisi) Fiqih menurut syara’

ialah mengetahui hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan amal, baik

amal anggota maupun amal hati yang terdapat hukum dari dalil-dalil

tertentu.31

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fiqih adalah mata

pelajaran yang mempelajari macam-macam hukum Islam dan berbagai

aturan-aturan hidup bagi manusia baik yang bersifat individu maupun sosial

masyarakat. Tujuan yang diharapkan adalah manusia semakin mengetahui

dan memahami suatu hal bagaimana melaksanakannya dengan benar sesuai

dengan kaidah-kaidahnya.

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah

salah satu bagian dari pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan

untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum-hukum

Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

27Ahmad Falah, Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009,

hlm. 2.

28Syafi’i Karim, Fiqih-Ushul Fiqih, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2001, hlm. 34.

29

Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiq, PT Remaja Rosdakarya, Bandug, 2013, hlm. 1.

30

Chaerul Umam, Ushul Fiqih 1, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 15.

31

Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985, hlm. 2.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

23

1. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Adapun tujuan dari mata pelajaran Fiqih sebagai berikut:

a. Agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok

hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli

dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.

b. Agar peserta didik dapat melaksanakan pengalaman ketentuan hukum-

hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat

menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan

tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun

sosialnya.

2. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih

Adapun fungsi dari mata pelajaran Fiqih sebagai berikut:

a. Mendorong timbulnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah Swt.

b. Membiasaan dalam melaksanakan hukum Islam dengan ikhlas.

c. Mendorong timbuln adanya kesadaran untuk mensyukuri nikmat-Nya

dengan mengolah dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidup.

d. Membentuk kebiasaan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

madrasah dan masyarakat.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup dari mata pelajaran Fiqih yaitu :

a. Hubungan manusia dengan Alllah Swt.

Siswa dibimbing untuk meyakini bahwa hubungan vertikal kepada

Allah Swt merupakan ibadah pertama dan utama Hubungan manusia

dengan Allah Swt, meliputi materi: Thaharah, Shalat, Zakat, Haji,

Aqiqah, Shadaqah, Infak, Hadiah dan Wakaf.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

Siswa dibimbing dan di didik menjadi anggota masyarakat dengan

berakhlak, mulia, dan berusaha menjadi tauladan masyarakat Bidang

ini meliputi Muamalah, Munakahat, Penyelenggaraan Jenazah dan

Takziyah, Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan Kependudukan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

24

c. Hubungan sesama dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.

Siswa dibimbing untuk peka dan cinta terhadap lingkungan hidup.

Bidang tersebut mencakup materi, memelihara kelestarian alam dan

lingkungan, dampak kerusakan lingkungan alam terhadap kehidupan,

makanan dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan, Binatang

sembelihan dan ketentuannya.32

Dapat dipahami bahwa implemnetasi teknik desensitisasi sitematis

pada pembelajaran Fiqih melatih peserta didik untuk selalu membangun

pengetahuannya melalui pengalaman dalam kehidupannya. Mereka akan

lebih memiliki pengetahuan serta pengalaman cukup luas disertai dengan

sikap percaya diri, jika pengetahuan tersebut dibangun atas dasar-dasar

realitass yang berjalan dalam masyarakat.

Untuk lebih jelas lagi dalam memahami terkait dengan teknik

desensitisasi sistematis berikut penejelasannya sebagai berikut:

1. Menurut Catalisano menetapkan bahwa terapi kognitif-perilaku yang

dikombinasikan dengan teknik desensitisasi sistematis, efektif dalam

penanganan ketakutan terbang. Pengggunaan desensitisasi sistematis

paling tepat ketika klien memiki keterampilan coping yang diperlukan

tetapi menghindari situasinya karena tingkat kecemasan yang tinggi

2. Menurut Egbochukuand, Obodo, Austin, dan Patridge mengusulkan

penggunaan desensitisasi sistematis untuk mengurangi situasi-situasi

penuh-stres seperti kecemasan. Cognitive retructuring dan desensitisasi

sistematis efektif menangani kecemasan beresiko tinggi

3. Crawfod mendiskripsikan penggunaan desensitisasi sistematis dengan

preservise centher (mahasiswa calon guru denagn pengalaman lapangan

berbasis sekolah) yang memiliki kecemasan membaca

4. Menurut Graziano, DeGiovanni, dan Garcia dalam melaksanakan literatur

difokuskan dalam penanganan behavioral fobia anak-anak serta dapat

menemukan bahwa teknik desensitisasi sistematis baik diterapkan secara

32Sukiman, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fiqih, Tim Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, 2006, hlm. 1.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

25

indivindu maupun berkelompok, lebih efektif dalam mengurangi fobia-

fobia tertentu dan kecemasan yang berkaitan dengan berbagai situasi

dibandingkan jenis-jenis penanganan lainnya.33

Dari penjelasan seperti diatas penulis menyimpulkan bahwa

teknik desensitisasi sistematis dalam pembelajaran khususnya pada

pembelajaran Fiqih efektif dalam menangani siswa takut, gemetar, dan

cemas, serta menciptakan pembelajaran menyenangkan, kondusif serta

menumbuhkan sikap percaya diri saat melakukan kegiatan dengan baik.

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka yang peneliti lakukan terkait dengan Implementasi

teknik desensitisasi sistematis untuk mengatasi kecemasan siswa ketika

mempresentasikan pelajaran saat pembelajaran Fiqih di MTs NU Nurussalam

Besito Gebog Kudus, ada beberapa penelitian yang memiliki kajian hampir

sama yaitu:

Penelitian yang dikutip dari jurnal tentang “Penggunaan Teknik

Desensitisasi Sistematis Untuk Mengurangi Kecemasan Calon Mahasiswa

Dalam Mengahadapi SMPTN”. Penelitian ini bersifat quasi eksperimental

dengan jenis pretest postest design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penyebab kecemasan dapat dikurangi denga teknik desensitisasi sistematis.

Hasil tes dari pretest dan protest menunjukkan ȶhitung > ȶtabel (7,136.>2,365).

Dapat dipahami bahwa ha diterima, artinya teknik desensitisiasi sistematis

sangat efektif mengatasi kecemasan calon mahasiswa dalam menghadapi

SMPTN.34

Sedangkan letak perbedaan penulis dengan penelitian ini adalah

penulis mengatasi kecemasan pada pembelajaran Fiqih, tapi kedua belah

pihak antara peneliti dengan penelitian ini sama-sama mengatasi kecemasan.

33Bradly T. Erford 40 Teknik Yang Harus Diketahui Konselor, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

2016, hlm. 321.

34

Desfi Dian Mustika,Yusmansyah,Ranni Rahmawati, Penggunan Teknik Desensitisasi

Sistematis Untuk Mengurangi Kecemasan Calon Mahasiswa Dalam Mengahadapi SMBPTN,

Jurusan bimbingan konseling, http//fkip,unila,ac.id/index/php/ALIB/2996,Vol.3,No.3,2014,hal.1.

diakses pada tanggal 7 Maret 2017, Pukul 09:35 WIB.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

26

Penelitian berikutnya dengan judul tentang “Penerapan Konseling

Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Meminimalisasi

Kecemasan Siswa Dalam Menyampaikan Pendapat Kelasa VIII di SMP

Negeri 02 Singaraja”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

bimbingan konseling yang bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling

behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk meminimalisasi

kecemasan siswa dalam meyampaikan pendapat. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk obsevasi sebagai metode

pendukung. Hasil penelitian menunjukkan pada data awal diperoleh 10 siswa

yang mengalami kecemasan dengan rata-rata sebesar 82,80%. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I terjadi penurunan dengan rata-rata

15,34% dengan hasil 6 siswa dikategorikan rendah, 1 siswa dikategorikan

sangat rendah dan 3 siswa yang belum mencapai kriteria dibawah 65% pada

siklus I. Pada siklus II 3 siswa belum mencapai kriteria 65% pada siklus I,

mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 13,32%. Data ini diperkuat

hasil pengamatan perubahan perilaku siswa di isi oleh peneliti pada setiap

siklusnya. Dapat dikatakan berhasil penerapan konseling behavioral dengan

teknik desensitisasi sistematis untuk meminimalisasi kecemasan siswa dalam

menyampaikan pendapat kelas VIII di SMP Negeri 02 Singaraja tahun ajaran

2013/2014.35

Letak perbedaannya dari penulis adalah penelitian ini untuk

meminimalisisi kecemamsan siswa saat menyampaikan pendapat, sedangkan

dari penulis dalam mengatasi kecemasan siswa pada pembelajaran Fiqih.

Dari beberapa penelitian seperti diatas, ditambahkan penelitian dari

Barozatul Munadhiroh berjudul “Upaya Mengatasi Kecemasan Siswa Kelas

IX Dalam Mengahdapi Ujian Nasional Melalui Bimbingan Kelompok Di

SMP Islam Ngadirejo Temanggung”. Tujuan digunakan bimbingan kelompok

agar siswa kelas IX merasa tenang dan nyaman dalam menghadapi ujian

35Santi Aryani, Ni Ketut Suarni, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri “Penerapan Konseling

Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Meminimalisasi Kecemasan Siswa

Dalam Menyampaikan Pendapat Kelasa VIII di SMPN 02 Singaraja”,Jurusan

BimbinganKonseling,Vol.2,No.1,2014,hal.1.http//ejournal.Undiksha,ac.id/index.php/JJBK/article/

view/3747. diakses pada tanggal 7 Maret 2018, Pukul 09:30 WIB

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

27

nasional tanpa ada hal-hal yang menyebabkan kecemasan. Untuk mengatasi

kecemasan siswa dengan menggunakan metode Teaching Group dan Goup

Counceling. Teaching Group adalah kelompok yang dibuat oleh pembimbing

untuk memberikan aspek bimbingan, tata cara yang baik, pergaulan,

penyesuain lingkungannya baik di rumah atau sekolah. Maksud dari metode

Group Counceling adalah konseling dilakukan sebuah anggota kelompok

sehingga setiap anggotanya memberikan kesempatan menggunakan

pengalaman dan kesulitannya. Hal ini dapat pahami bahwa penelitian ini

memberikan pemahaman kepada penulis yaitu dalam mengatasi kecemasan

siswa dalam menghadapi UN, sedangkan dari penulis adalah dalam mengatasi

kecemasan siswa pada pembelajaran Fiqih.36

Untuk meperjelas lagi terkait dengan penelitian-penelitian seperti di

atas, kemudian di uaraikan kembali dari penelitian yang sudah dilakukan oleh

Lukman Hakim tentang “Studi Analisis Rational Emotif Behavioral Terapi

(REBT) Dalam Mengatasi Kecemasan Peserta Didik Menghadapi Ujian

Nasional (UN) di MA Mujahidin Bageng Gembong”. Kemudian Lukman

kembali menjelaskan hasil dari penelitiannya, bahwa kecemasan merupakan

salah satu kondisi atau perilaku yang mengakibatkan anak menjadi tidak

tenang baik melakukan suatu kegiatan maupun hubungan sam orang lain.

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menyebabkan peserta didik menjadi

tidak tenang dan konsisten dalam melakukan perbuatan. Ciri-ciri dari

kecemasan adalah kondisi merasa tidak tenang, gemetar, gugup, panik,

berkeringat, nafas pendek, kurang percaya diri dan lainnya. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan metode yang dilakukan

dalam mengatsi peserta didik dalam menghadapi ujian nasional agar tetap

tenang dan tidak cemas. Dalam penggunaan teknik REBT penulis berharap

mampu mengatasi kecemasan peserta didik saat menghadapi ujian nasioanl

dengan baik dan benar. Harapan selanjutnya penelitian ini yaitu peserta didik

36

Barozatun Munadhiroh, 2016, “Upaya Mengatasi Kecemasan Siswa Kelas IX Dalam

Mengahdapi Ujian Nasional Melalui Bimbingan Kelompok Di SMP Islam Ngadirejo

Temanggung”. Skripsi ini dari Universitas Islam Negri Sunan kalijaga, Jurusan Bimbingan dan

Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

28

selalu merasa tenang dan nyaman baik saat istirahat maupun saat melakukan

sesuatu kegiatan37

.

Dari uraian diatas dapat dipahami penulis bahwa hasil penelitian-

penelitian terdahulu baik skripsi maupun jurnal, masing-masing memilki

tujuan yang sama dengan penulis yaitu dalam mengatasi kecemasan peserta

didik. Untuk penelitian jurnalnya hanya merumuskan faktor-faktor penyebab

kecemasan, kemudian penjelasan skripsi ini yaitu penerapan sebuah teknik

untuk mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional maupun

saat siswa menyampaikan pendapat. Sedangkan letak perbedaannya dari

penulis dengan penelitian yang disebutkan diatas adalah yang dilakukan

penulis yaitu mengatasi kecemasan siswa pada pembelajaran Fiqih.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang

menggambarkan alur pikiran peneliti dalam memberikan suatu penjelasan

kepada orang lain. Dengan demikian kerangka berpikir merupakan model

konseptual mengenai berbagai teori yang telah didefinisikan.38

Pendidikan

merupakan sebuah usaha sadar yang dilaksanakan keluarga, masyarakat,

sekolah dan pemerintah. Dalam sebuah pendidikan terjadi adanya interaksi

antar pendidik dengan peserta didik.

Seorang pendidikan bertugas untuk mentransfer pengetahuannya

kepada peserta didik atau yang dikenal dengan istilah pembelajaran.

Pembelajaran pada hakikatnya bukanlah hanya sebatas memberikan

pengetahuan pendidik kepada peserta didik, juga memberdayakan peserta

didik itu sendiri. Dengan demikian maka terjadi pergeseran pada sebuah

pendidikan yang mulanya dari paradigma pengajaran ke paradigma

pembelajaran. Tentunya dalam hal ini, seorang pendidik tidak lagi sebagai

37

Lukman Hakim, 2014. “Studi Analisi Pelaksanaan Rational Emotif behavioral Therapy

(REBT) Dalam Mengatasi Kecemasan Peserta Didik Mengahadapi Ujian Nasional (UN) di MA

Mujahidin Bageng Gembong ”. Skripsi ini tidak diterbitkan STAIN Kudus. 38

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 48.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

29

pusat pembelajaran, melainkan hanya sebatas fasilitator saja. Peserta didik

dituntut untuk lebih aktif dalam memberikan sumbangsih pemikirannya dan

lebih dituntut untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran yang

diterimanya.

Pemikiran yang menyertai kecemasan berbada dari pemikiran yang

merupakan tanda depresi. Kecemasan di sertai dalam keadaan bahaya atau

terancam dalam hal tertentu.39

Teknik desensitisasi sistematis adalah teknik

yang sering digunakan konselor dalam mengatasi klien yang kondisinya tidak

konsisten dan tidak tenang. Teknik ini diarahkan untuk menampilkan respon

yang tidak konsisten dengan kecemasan.40

Penggunaan teknik desensitisasi sistematis dengan melibatkan teknik

rilaksasi yaitu siswa di minta untuk menggambarkan situasi yang paling

menimbulkan kecemasan sampai titik dimana siswa tidak merasa cemas.

Dengan implementasi teknik desensitisasi sistematis yaitu teknik yang

digunakan dalam perilaku neurotic yaitu ekspresi dari kecemasan. Untuk

melatih siswa tetap rileks dengan memberikan respons berupa perilaku yang

berlawanan atas stimulus berupa bayangan-bayangan mengenai pengalaman

yang mencemaskan.

Dengan diterapkan teknik dalam pembelajaran Fiqih untuk mengatasi

siswa yang mengalami kecemasan ketika mempresentasikan pelajaran di

dalam kelas pada proses pembelajaran Fiqih berlangusng. Melalui teknik

desensitisasi sistematis agar siswa merasa dalam belajar, sangat optimis dan

percaya diri, dan membuat keadaan siswa menjadi lebih nyaman, tenang, dan

rileks dalam mengikuti pembelajaran Fiqih.

Secara spesifik, kondisi tersebut dapat diformulasikan ke dalam

kerangka berpikir sebagai berikut:

39

Dennys Grennbetger, dan Crystine A. Padesky, Manajemen Pikiran, Kaifa PT Mizan

Pustaka, Bandung, 2004, hlm. 210.

40

Namora Lumongga Lubic, Memahami Dasar-dasar konseling Dalam Teori dan

Praktek , Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hlm. 173.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Teknik Desensitisasi …repository.iainkudus.ac.id/2693/5/FILE 5 BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · Pengertian Teknik Desensitisasi

30

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Implementasi Teknik

Desensitisasi sistematis Percayadiri-rileks-santai-

nyaman- tenang

gelisah-cemas - gemetar

-panik-tidak nyaman

Pembelajaran Fiqih Interaksi guru & siswa