Upload
dangkien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Publikasi Sebagai Kegiatan Public Relation
2.1.1 Internal Public Relations
Kegiatan internal Public relations merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk public internal organisasi/ perusahaan. Public internal adalah
keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan
perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan
direksi perusahaaan dan sebagainya (Soemirat,2015:15).
Melalui kegiatan internal public relations diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kepentingan public internal dari organisas/perusahaan.
Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu
kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang public
relation, yaitu :
a) Hubungan dengan karyawan (employee relations) seorang Pr harus
mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara
formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka
sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu
7
menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena
dengan diadakan employee relations diharapkan akan menimbulkan
hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh
pimpinan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of
belonging) motivasi, kreativitas, dan ingin mencapai prestasi kerja
semaksimal mungkin.
b) Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations) seorang PR
juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang
saham , serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam
organisas/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus
selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan
demikian akan menghilangkan kesalahpahaman atau kecurigaan
terhadap perusahaan.
2.1.2 Eksternal Public Relations
Hubungan dengan publik diluar perusahaan atau organisasi merupakan
keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri
tanpa bekerja sama dengan perusahaan lain. Karena itu perusahaan harus
menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik kususnya dan
masyarakat pada umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi
dengan publik eksternal secara informatif dan persuasif. Informasi yang
disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang
8
sebenarnya. Secara persuasive, komunikasi dapat dilakukan atas dasar
membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public
relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya,
memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan
penghargaan dan penerimaaan dari publik maupun masyarakat, memelihara
hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik
terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan opinion
leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para pemasok yang
berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik
dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat. Kegiatana eksternal public
relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu
keseluruhan elemen yang berada diluar perusahaan yang tidak berkaitan
secara langsung dengan perusahaan, sperti masyarakat, pers, pemerintah,
konsumen, pesaing dan sebagainya(Soemirat,2015:16).
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan
kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan, dengan
begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara
organissasi/perusahaan dengan publik eksternalnya, sehinggga dapat
menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publik.
9
a) Hubungan dengan komunitas (community relations) membina hubungan
dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadapa
lingkungan sekitar. Ini dapat diartikan sebagai tanda terima kasih
perusahaan kepada komunitas. Degan ini menunjukan perusahaan ikut
peduli dan berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang
merupakan milik bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali
diwujudkan dalam program CSR (corporate social responsibility).
b) Hubungan dengan pelanggan (customer relations) membina hubungan
baik degna pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan loyalitas
kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri.
Menurut seitel(2001:455) tujuan hubungan konsumen antara lain:
1. Mempertahankan pelanggan lama
2. Menarik pelanggan baru
3. Memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru
4. Memudahkan penanganan keluhan pelanggan
5. Mengurangi biaya
Costumer relations dapat dilakukan berbagai cara antara lain plant tour,
iklan, film,pameran, publisistas,brosur, dan special events.
C) Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk
10
kepentingan publikasi dan publisitas sebagai kegiatan program kerja
atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan public.
Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa
mengontrol, mencegahm dan meminimalisr pemberitaaan-pemberitaan
negative atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan
dengan pers bisa melalui kontak formal seperti konferensi pers, woisata
pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers atau
bentuk informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa
pers (press gathering).
d) Hubungan dengan pemerintah (government relations) hubungan yang
baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam
menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan
pemerintah dan tidak melanggar hukum.
2.1.3 Publikasi Dalam Public Relation
Tugas pokok praktisi PR adalah menciptakan citra positif di mata
publiknya. Citra yang positif dapat terbentuk bila publiknya memiliki
persepsi yang positif mengenai perusahaan/organisasi tersebut, diamana
persepsi ini harus lengkap dan tidak sepotong-sepotong.Untuk memudahkan
organisasi/perusahaan agar lebih dikenal oleh masyarakat, publik harus
berkecukupun dalam menerima informasi mengenai yang berkesangkutan.
Kegiatan penyebaran informasi tersebut adalah publikasi (Ismiani,2010),
11
Beliau menuturkan lebih jauh dimana publikasi berasal dari kata
“publicare” yang artinya “untuk umum”. Sehingga publikasi didefinisikan
sebagai “ kegiatan memperkenalkan perusahaan sehingga
umum/publik/masyarakat dapat mengenalnya” (Ismiani,2010:2).
Sedangkan menurut Merriam-Webster Dictionary, publikasi adalah
setiap tindakan atau rancangan/desain produk yang menarik khalayak,
seperti informasi yang mempunyai nilai berita sehinggan menarik perhatian
dan dukungan khalayak (Liliweri,2011:458).
Sedangkan menurut Nisberg dalam buku komunikasi serba ada serba
makna, menyatakan publikasi adalah informasi yang dirancang untuk
memperlihatkan, memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan
sesorang, kelompok,atau suatu organisasi kepada khalayak dalam suatu
konteks tertentu melalui media dengan tujuan untuk menciptakan daya tarik
khalayak (Liliweri,2011).
Menurut Nova (2011:54) kegiatan publikasi yang dilakukan oleh
seorang Public Relations officer, yaitu :
a) Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan
visual yang penuh nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau
mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor secara
gratis dan berrtujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu
12
tempat, orang atau suatu instuisi yang biasanya dilakukan oleh
penerbitan umum.
b) Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR
dalam proses penyebaran informasi kepada khalayak, contoh :
kampanye PR, seminar, pameran pertunjukan, dan lain-lain.
Hal ini berkaitan dengan penyusunan program acara yang dibedakan
menjadi:
I. Calender event – Reguler event (kegiatan rutin)
II. Special event – kegiatan khusus yang dilakukan pada moment
tertentu
III. Moment event – kegiatan yang bersifat momentum
c) News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada
khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung, informasi yang disampaikan bertujuan agar dapat diterima
oleh khalayak dan mendapat respon positif.
d) Press Release adalah informasi dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh
Public relations suatu organisas/perusahaan yang disampaikan kepada
pengelolal pers/redaksi media massa (TV,radio,surat kabar,majalah)
untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut.
e) Penggunaan Media baru Informasi yang dikomunikasikan ke khalayak
dengan menggunakan media internet seperti web,blog dan sosial media.
13
Menurut Fariani dan Aryanto (2009:69-72), terdapat dua jenis
publikasi menurut target komunikasinya, yaitu publikasi internal dan
publikasi eksternal. Publikasi internal ditujukan kepada pihak-pihak dalam
perusahaan, organisasi, ataupun kelompok tersebut, dapat disampaikan
melalui :
a) Secara formal melalui rapat internal.
b) Memanfaatkan media internal seperti internet, bulletin atau majalah
internal perusahaan.
c) Penempatan media publikasi cetak di persuahaaan sepertipenempelan
poster, pembagian brosur atau flayer sehingga tidak hanya karyawan
yang mengetahui namun juga para tamu ataupun pelanggan yang datang
ke kantor.
Sedangkan pada publikasi eksternal ditujukan kepada khalayak luar
persuahaan,organisasi ataupun kelompok. Komunikasi publikasi yang
dilakukan lebih bersifat kompleks jika dibandingkan kepada pihak internal,
karenanya perlu dilakukan perencanaan yang baik ketika hendak melakukan
publikasi eksternal. Hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
14
a) Mengenali audien, mengidentifikasi siapa saja yang menjadi sasaran
acara,berita, atau apapun yang dipublikasikan menjadi sangat penting
agar publikasi yang dilakukan tidak sia-sia. Fokuskan publikasi kepada
pihak-pihak yang menjadi target utama. Semakin khusus target
publikasi, maka semakin terbatas cara-cara publikasi yang dilakukan.
b) Mengukur biaya, idealnya biaya untuk publikasi adalah maksimal 10%
dari total biaya acara (contoh jika event yang dipublikasikan). Namun
praktisi PR dapat menurukan nilainya dengan kreativitas yang mereka
miliki. Tidak selalu dengan harga yang mahal akan memberikan dampak
positif dalam mendapatkan publikasi yang maksimal.
c) Menyusun jadwal, menentukan periode publikasi sangat penting (kapan
mulai dan berakhirnya publikasi) hal ini untuk member luang waktu
oenyebaran dan penyampaian publikasi tersebut.
d) Menjaga citra perusahaan, dalam melakukan publikasi penting untuk
tetap memperhatikan citra perusahaan, organisasi atau kelompok yang
bersangkutan.
e) Apa yang disampaikan, praktisi PR harus memastikan bahwa materi
publikasi yang dibuat memuat data atau informasi umum yang
dibutuhkan setiap orang yang ingin berpartisipasi. Materi publikasi kan
menjadi bentuk informasi yang diterima oleh targetnya. Sehingga hal
15
tersebut dapat menarik perhatian dan memotivasinya untuk turut
berpartisipasi.
2.2 Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Pesan
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan proses yang menjadi dasar pertama
memahami hakikat manusia, dikatakan sebagai proses karena ada aktivitas
yang melibatkan peranan banyak elemen atau tahapan yang meskipun
terpisah-pisah, namun semua tahapan ini saling terkait sepanjang waktu.
Contoh, dalam suatu percakapan yang sederhana saja selalu ada langkah
seperti penciptaan pesan, pengiriman, penerimaan, dan interpretasi terhadap
pesan (Liliweri, 2011: 34).
Selain itu menurut John B. Hoben, berasumsi bahwa komunikasi itu
(harus) berhasil: “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau
gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut adalah bahwa suatu pikiran atau
gagasan secara berhasil dipertukarkan (Mulyana, 2010: 61). Sedangkan
menurut Harold Laswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi
adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : Who Says what In which
Channel To Whoam With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
(Mulyana, 2010: 69).
Dari beberapa definisi komunikasi para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian atau
16
pertukaran informasi dari komunikan kepada komunikator sehingga
mendapat pemahaman yang sesuai dengan yang diberikan komunikator
yang kemudian menimbulkan pengaruh seperti memberikan tanggapan
kembali sehingga terjadi proses penyampaian pesan yang lebih lanjut.
2.2.2 Unsur - unsur Komunikasi
Berdasarkan definisi Laswell tersebut dapat disimpulkan unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:
a) Sumber (komunikator), komunikator yaitu orang yang mengirim dan
menjadi sumber informasi atau pesan yang disampaikan baik secara
sengaja atau tidak disengaja.
b) Pesan, Komunikator menyampaikan informasi atau pesan-pesan kepada
sasaran yang dituju. Pesan dapat disampaikan secara langsung ataupun
tidak langsung dan bersifat verbal ataupun nonverbal.
c) Media, Dalam menyampaikan pesan, seorang komunikator
membutuhkan alat komunikasi yang sesuai dengan keadaan dan pesan
yang disampaikan. Media adalah sarana yang digunakan untuk
menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan.
d) Komunikan, merupakan individu ataupun kelompok tertentu yang
menjadi sasaran penerima pesan dari proses komunikasi.
17
e) Efek, adalah respon tanggapan atau reaksi dari komunikasi ketikan
komunikan telah menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek
dapat dikatakan akibat dari proses komunikasi (Mulyana, 2010).
2.2.3 Fungsi Komunikasi
Alo Liliweri (2010: 136) dalam bukunya berjudul “ Komunikasi Serba
Ada Serba Makna” mengemukakan beberapa fungsi-fungsi dasar
komunikasi yaitu:
a) Pendidikan dan Pengajaran
Fungsi pendidikan dan pengajaran dikenal sejak awal kehidupan
manusia, kedua fungsi ini dimulai dari dalam rumah, misalnya
pendidikan nilai dan norma budaya, budi pekerti, dan sopan santu
(fungsi pengajaran) oleh orang tua dang anggota keluarga lain. Kedua
hal tersebut dapat dilaksakan melalui pendidikan formal seperti di
sekolah dan nonformal atau informal dalam masyarakat. Komunikasi
menjadi sarana penyediaan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan
untuk memperlancar peranan manusia dan memberi peluang bagi orang
lain untuk aktif dalam kehidupan masyarakat.
b) Informasi
Setiap orang pastinya membutuhkan informasi dalam kehidupan sehari-
harinya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Informasi ini dapat
diperoleh dari komunikasi lisan dan tertulis melalui komunikasi
antarpersonal, kelompok, organisasi, dan komunikasi media massa.
18
c) Hiburan
Manusia harus mengalihkan perhatianya dari situasi stres ke situasi yang
lebih santai dan menyenangkan. Hiburan merupakan salah satu
kebutuhan penting bagi semua orang. Komunikasi menyediakan hiburan
misalnya melalui film, radio, drama, musik, literatur, komedi, dan
permainan.
d) Diskusi
Kehidupan kita penuh dengan berbagai pandangan dan pendapat yang
berbeda-beda, untuk menyatukan perbedaan itu dibutuhkan debat dan
diskusi antarpersonal maupun dalam kelompok. Melalui diskusi dan
debat akan ditemukan kesatuan pendapat sambil tetap menghargai
perbedaan yang dimilik orang lain. Komunikasi merupakan sarana yang
baik bagi penyaluran bakat untuk berdebat dan berdiskusi tentang
gagasan baru yang kreatif dalam membangun kehidupan bersama.
e) Persuasi
Persuasi mendorong kita untuk terus berkomunikasi dalam rangka
penyatuan pandangan yang berbeda dalam rangka pembuatan keputusan
personal maupun kelompok atau organisasi. Komunikasi memungkinkan
para pengirim pesan bertindak sebagai seorang persuader terhadap
penerima pesan yang diharapkan akan berubah pikiran dan perilakunya.
f) Promosi Kebudayaan
Komunikasi juga menyedeiakan kemungkinan atau peluang untuk
memperkenalkan, menjaga dan melestarikan tradisi budaya suatu
19
masyarakat. Komunikasi membuat manusia dapat menyampaikan dan
menumbuhkembangkan kreativitasnya dalam rangka pengembangan
kebudayaan.
g) Integrasi
Melalui komunikasi, maka sejumlah orang yang melintas ruang dan
waktu di muka bumi ini dapat diintefrasikan, artinya dengan komunikasi
makin banyak orang saling mengenal dan mengetahui keadaan masing-
masing. Suatu bangsa yang besar dapat diintegrasikan melalui
komunikasi, misalnya komunikasi melalui media massa.
2.2.4 Tujuan Komunikasi
Stanton (1982), mengatakan bahwa sekurang – kurangnya ada lima
tujuan komunikasi manusia yaitu: (Liliweri, 2010: 128).
a) Mempengaruhi orang lain
b) Membangun atau mengelola relasi antarpersonal
c) Menemukan perbedaan jenis pengetahuan
d) Membantu orang lain
e) Bermain atau bergurau.
Di luar tujuan umun komunikasi ini, maka komunikasi bertumbuh dari
motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari komunikasi.
Artinya, tujuan komunikasi perlu memerhatikan rencana komunikasi untuk
berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan secara alamiah saja.
20
Dengan kata lain, tujuan komunikasi sedapat mungkin memperhatikan
elemen-elemen utama komunikasi, yaitu:
a) Pengirim, yaitu orang yang mengirimkan pesan (encoder).
b) Penerima, yaitu orang yang menginterpretasi pesan (decoder).
c) Saluran, yaitu metode yang digunakan untuk mengoptimalisasikan daya
guna sehinggan dapat mengirim sebuah pesan secara verbal, nonverbal,
atau termediasi.
d) Pesan, yaitu informasi yang sudah distimulisasikan dikirim oleh
pengirim ke dalam alam pikiran penerima.
e) Umpan balik, yaitu respons yang berikan penerima kepada pengirim
f) Lingkungan, yaitu dunia fisik dan nonfisik sebagai tempat terjadinya
interaksi
g) Gangguan, yaitu gangguan dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa
dalam peristiwa komunikasi.
Kategori lain menyebutkan bahwa manusia menjalani bentuk
komunikasi dengan tujuan komunikasi sebagai berikut:
Tujuan utama:
a) Mengirimkan pesan.
b) Menerima pesan.
c) Menginterpretasikan pesan.
d) Merespon pesan secara tepat dan jelas.
21
e) Bertukar pesan/ informasi.
Pendukung tujuan utama :
a) Mengoreksi informasi
b) Memberikan kepuasan dan kesenangan berdasarkan pesan / informasi
Ada pula yang merumuskan tujuan komunikasi yaitu make them
SMART, artinya komunikasi dapat memenuhi :
a) Specific: membuat sarana merasa diperhatikan secara khusus, artinya
mereka mendengarkan informasi dari sumber khusus, pesan khusus,
media khusus, dengan efek khusus dalam konteks khusus pula.
b) Measurable: tujuan komunikasi akan dicapai jika sumber komunikasi
merumuskan ukuran-ukuran bagi semua elemen dalam proses
komunikasi. Misalnya, ada indikator untuk menentukan kelayakan
sumber bagi tercapainya tujuan komunikasi, indikator atau alat ukur
bagi pesan, media sasaran, efek, dan indikator konteks.
c) Attainable: tujuan komunikasi adalah penetapan terhadap apa yang
seharusnya dicapai dalam suatu aktivitas komunikasi, tentukan tingkat
ketercapaian tujuan komunikasi itu.
d) Results oriantated: berorientasi pada hasil, bahwa tujuan komunikasi
harus berorientasi pada hasil yang telah direncanakan.
e) Time limited: komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memiliki
batasan waktu sebagai faktor untuk menentukan tercapainya tujuan
komunikasi.
22
2.2.5 Hambatan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy (2004:11) dalam bukunya yang
berjudul “Dinamika Komunikasi”, faktor yang menghambat komunikasi
adalah:
a) Hambatan Sosio – Antro – Psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti
bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi
dilangsungkan, sebab situasi amat berengaruh terhadap kelancaran
komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor
sosiologis – antropologis – psikologis
b) Hambatan Semantis
Hambatan semantis ini menyangkut pada faktor bahasa yang
dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran
dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan
semantik ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang
pada giliranya bias menimbulkan salah komunikasi
(miscommunication).
c) Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang digunakan dalam
melancarkan komunikasi. Hambatan pada beberapa media tidak
23
mungkin diatasi oleh komunikator, misalnya hambatan yang dijumpai
pada surat kabar, radio, televisi. Tetapi pada beberapa media
komunikator dapat saja mengatasinya dengan mengambil sikap tertentu.
d) Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan
terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangya dari
lingkungan. Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang
atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang
lewat, dan lain-lain saat komunikator sedang berpidato. Situasi seperti
ini dapat diatasi komunikator degnan menghindarkanya jauh sebelum
atau dengan mengatasinya pada saat sedang berkomunikasi.
2.3 Komunikasi Persuasif Dalam Melestarikan Budaya
2.3.1 Komunikasi Persuasif
Ada beberapa definisi komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh
para ahli, seperti Menurut Kamus Ilmu Komunikasi (Rakhmat, 2008: 14)
komunikasi persuasif diartikan sebagai “Suatu proses yang mempengaruhi
pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi
psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya
sendiri”. Komunikasi persuasif juga diartikan sebagai komunikasi yang
dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar mau bertidnak sesuai dengan
keinginan komunikator (Barata, 2003: 70).
24
Selain itu persuasi dalam arti semurni-murninya, yaitu menggunakan
informasi tentang situasi psikologis dan sosiologis serta kebudayaan dari
komunikan, untuk mempengaruhinya dan mencapai perwujudan dari sebuah
pesan. Tanpa pengetahuan situasi demikian, maka message dan kegiatan
komunikasi akan berhasil sedikit ataupun sama sekali akan gagal (Nugroho,
2010: 168).
Dari definisi-definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi persuasif ialah proses komunikasi yang dilakukan menggunakan
situasi psikologis agar komunikan mampu memberikan efek sesuai yang
diinginkan oleh komunikator.
2.3.2 Unsur-unsur Komunikasi Persuasif
Ada beberapa unsur-unsur dalam suatu proses komunikasi persuasif
menurut Sumirat & Suryana (2014: 225) adalah:
a) Persuader, adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan
dengan tujuan mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain,
baik secara verbal atau nonverbal.
b) Persuader, adalah orang atau kelompok yang akan menjadi tujuan pesan
itu disampaikan/disalurkan oleh persuader atau komunikator baik secara
verbal dan nonverbal.
c) Persepsi, persepsi persuade terhadap persuader dan pesan yang
disampaikan akan menentukan efektif tidaknya komunikasi persuasif
25
yang terjadi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2009: 50).
d) Pesan persuasif, Menurut Littlejhon (Ritonga, 2005: 5), pesan persuasif
dipandang sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan
dengan memanipulasi motif-motif ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
Makna manipulasi dalam pernyataan tersebut bukanlah mengurangi atau
menambah fakta sesuai konteksnya, tetapi dalam arti memanfaatkan
faktum-faktum yang berkaitan dengan motif-motif khalayak sasaran,
sehingga tergerak untuk mengikuti maksud pesan yang disampaikan
kepadanya.
e) Saluran Persuasif, saluran merupakan perantara ketika seorang
persuade mengoperkan kembali pesan yang berasal dari sumber awal
untuk tujuan akhir. Saluran (channel) digunakan oleh persuader untuk
berkomunikasi dengan berbagai orang, secara formal maupun non
formal, secara tatap muka (face to face communication) atau bermedia
(mediated communication).
f) Umpan Balik dan Efek, menurut Sastropoetro (Sumirat & Suryana,
2014: 238 ) umpan balik adalah jawaban atau reaksi yang dating dari
komunikan atau dating dari pesan itu sendiri. Umpan balik terdiri dari
umpan balik internal dan eksternal. Umpan balik internal adalah reaksi
26
komunikator atas pesan yang disampaikanya, jadi umpan balik internal
bersifat koreksi atas pesan yang telah diucapkan. Sedangkan umpan
balik eksternal adalah reaksi yang dating dari komunikan karena pesan
yang disampaikan komunikator tidak dipahaminya atau tidak sesuai
dengan harapanya.
Sedangkan efek adalah perubahan yang terjadi pada diri komunikan
sebagai akibat dari diterimanya pesan melalui komunikasi, menurut
Sastropoetro (Sumirat & Suryana, 2014). Perubahan yang terjadi bias
berupa perubahan sikap, pendapat, pandangan dan tingkah laku. Dalam
komuniksi persuasif, terjadinya perubahan baik dalam aspek sikap,
pendapat maupun perilaku pada diri persuade merupakan tujuan utama.
Inilah letak pokok perbedaan komunikasi persuasif dengan komunikasi
lainya.
2.3.3 Teknik Persuasif
Dr. Nugroho J. Setiadi dalam bukunya “Perilaku Konsumen” (2010:
168) menentukan teknik atau cara komunikasi persuasui yang akan
digunakan, diantaranya yaitu:
a) Coginitive Dissonance, teknik ini menggunakan teori gejala-gejala
hidup dari manusia. Diamana teori ini mengemukakan bahwa manusai
sering perilakunya tidak sesuai dengan pendapat serta sikapnya atau apa
yang dilakukan sering bertentangan dengan keyakinannya atau hati
nuraninya sendiri. Orang atau komunikan yang demikian biasanya lebih
27
cepat menerima komunikasi (persuasi) yang seolah-olah membenarkan
perilakunya meskipun hati nuraninya sendiri tetap tidak dapat
dibenarkan.
b) Teknik Payoff dan Fear Arousing, Pay off ialah usaha terhadap
seseorang atau orang banyak dengan member reward (penghargaan).
Fear arousing merupakan kebalikanya dari payoff.
c) Teknik Asosiasi, komunikasi menggunakan teknik asosiasi, yaitu
penyampaian suatu gagasan dengan jalan menempelkan atau
menggabungkan dengan objek yang sedang actual dan menarik.
2.3.4 Hambatan Komunikasi Persuasif
Suatu kekeliruan yang sering terjadi apabila kita mengira bahwa
persuasif yang telah kita usahakan dalam proses komunikasi itu akan
diterima oleh komunikan secara tepat atau dengan yang kita maksudkan.
Karena itu dalam kegiatan komunikasi termasuk juga kegiatan komunikasi
persuasif terdapat beberapa hambatan. Hambatan-hambatan terhadap
komunikasi persuasif diantaranya:
a) Noise-Factor, merupakan hambatan yang berupa suara-suara baik
disengaja maupun tidak, pada waktu komunikasi sedang berlangsung.
b) Semanti-Factor, hambatan ini berupa pemakaian kata-kata atau istilah
yang dapat menimbulkan kesalah pahaman.
28
c) Kepentingan, komunikan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungan dengan kepentingan.
d) Motivasi, motivasi sendiri sesungguhnya bukan merupakan hambatan,
akan tetapi apabila isi komunikasi bertentangan dengan motivasi
komunikan, maka komunikasi mungkin mengalami hambatan bahkan
mungkin sekali kegagalan.
e) Prasangka, prasangka adalah salah satu hambtan yang paling berat
terhadap kegiatan komunikan. Sesorang pemborong yang gagal dalam
membangun sesuatu bangunan akan mendapat prasangka negatif bila
pada suatu saat pemborong tersebut mengajukan lelangan borongan.
2.4 Pengertian Kelompok
Menurut A. Maslow dalam (Santoso, 1992: 7) ada beberapa hal diawali
dengan proses pertumbuhan kelompok. Individu sebagai makhluk hidup,
mempunyai kebutuhan, yang menurut A.Maslow dapat dikenal adanya:
a) Kebutuhan fisik.
b) Kebutuhan rasa aman.
c) Kebutuhan kasih sayang.
d) Kebutuhan prestasi dan prestise.
e) Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri
Dengan adanya keadaan seperti tersebut beberapa ahli mecoba memberi
pengertian apa yang disebut kelompok W.Y.H Sprott (Santoso, 1992: 8)
29
kelompok adalah beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Selanjutnya
H. Smith menguraikan kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa
individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuanya dengan
cara dan atas dasar kesatuan persepsi (Santoso, 1992: 8). Selain itu kelompok
adalah, dua atau lebih orang yang saling berinteraksi, interdependent (saling
tergantung satu dengan lainya) dan berada bersama-sama untuk mencapai tujuan
yang sama (Chandra, 2004). Syarat-syarat terbentuknya kelompok adalah:
a) Ada dua orang atau lebih
b) Ada interaksi dan saling ketergantungan
c) Ada sebuah tujuan yang sama (a common goal)
2.5 Teori -teori Komunikasi Persuasif
2.5.1 Landasan Konsep Komunikasi Persuasif
Ketika melakukan komunikasi persuasuf, perhatina kita dapat terpusat
pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan sasaran
persuasi, atau pada upaya mengajak mereka untuk bertindak dengan cara
tertetntu dari penjelasan tersebut terdapat tiga konsep yang perlu kita
uraikan yaitu:
a) Sikap adalah suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan cara
tertentu. Melalui komunikasi persuasif, seorang receiver (penerima
pesan) dapat berubah sikap karena paparan informasi dari sender
(pengirim pesan). Menurut Martin Fishbein, sikap adalah suatu
kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, tidak
30
menyenangkan, atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan
objek. Sasaran perubahan sikap tersebut meliputi aspek dasar sikap
manusia yaitu aspek afektif (kesukaan atau perasaan terhadap suatu
objek), kognitif (keyakinan terhadap sebuah objek), dan
motorik/perilaku (tindakan terhadap objek) dengan uraian sebagai
berikut:
1. Sasaran aspek kognitif dalam komunikasi persuasif
Dalam proses ini, pesan yang berkaitan dengan objek sikap
disampaikan kepada individu, agar ia bersedia menyetujui ide-ide
yang termuat dalam pesan tersebut. Proses kognitif berjalan saat
proses persuasif terjadi, sampai akhirnya individu memutuskan
setuju atau tidak setuju terhadap objek sikap.
2. Sasaran aspek afektif dalam komunikasi persuasif
Pada bagian ini proses afektif atau emosi yang akan dijadikan pokok
bahasan. Ketika pesan persuasi disampaikan, pesan tersebut akan
menyentuh dan mempengaruhi aspek emosi individu yang dijadikan
sasaran persuasi. Pavlov dalam prinsip classical atau respondent
conditioning mengemukakan bahwa seseorang akan bersikap positif
terhadap objek yang sering disajikan bersamaan dengan stimulus
positif, begitupun sebaliknya, seseorang akan bersikap negative
terhadap objek yang disajikan bersamaan dengan stimulus negatif.
Prinsip tersebut berkaitan dengan proses afektif seseorang ketika
menerima pesan.
31
3. Sasaran aspek motorik/perilaku dalam komunikasi persuasif
Tensi disonansi memotivasi kita untuk berubah, baik perilaku kita
atau keyakinan kita, dalam upaya untuk menghindari perasaan
tertekan. Semakin penting isu (pesan) untuk kita dan semakin besar
perbedaan di antara perilaku dan keyakinan kita, maka semakin
tinggi besarnya disonansi yang akan kita rasakan. Perubahan sikap
dapat terjadi karena adanya keinginan seseorang untuk
menghilangkan keadaan ketidakcocokan/ketidaknyamanan.
b) Kepercayaan adalah rasa yakin akan adanya sesuatu atau akan
kebenaran sesuatu. Kepercayaan timbul akibat dari percampuran
observasi pengalaman, bukti dari pihak kedua, juga motivasi yang
kompleks. Martin Fishbein mengatakan bahwa kepercayaan adalah
hipotesis bahwa suatu objek itu ada dan bahwa hubungan yang terjadi
diantara objek dengan pertimbangan objek-objek yang lainnya.
Sehingga menurut definisi tersebut, terdapat dua kepercayaan yaitu
kepercayaan kepada objek dan kepercayaan tentang objek. Kepercayaan
kepada objek seperti Fulan sedang mengalami cedera. Kepercayaan
tentang objek seperti cedera yang dialami Fulan tidak akan berlangsung
lama.
c) Perilaku dalam persuasi mengacu pada tindakan yang jelas atau dapat
diamati. Perilaku merupakan tindakan dari sikap kita terhadap sesuatu.
Seperti perilaku membuang sampah pada tempatnya merupakan salah
32
satu tindakan yang terlihat dari orang yang memiliki sikap sadar akan
kebersihan.
2.5.2 Teori Komunikasi Persuasif
Elaboration LikeLihood Model
(ELM) merupakan salah satu teori komunikasi khususnya dalam
bidang persuasi. Teori ini dikembangkan oleh Richard Petty dan John
Cacioppo. Teori ini menjelaskan bahwa kemungkinan seseorang untuk
mengelaborasi sebuah pesan persuasi dan membuat keputusan untuk
bersikap tergantung pada jalur yang ditempuh dalam memproses pesan
tersebut.
Dalam teori ini terdapat dua jalur yang bias digunakan oleh
seseorang untuk memproses sebuah pesan yang dikenal sebagai Central
Route dan Peripheral Route. Central Route atau rute sentral dapat dikatakan
sebagai proses elaborasi atau pemikiran kritis, sebab ketika seseorang
memproses pesan melalui jalur ini itu artinya memikirkan, menganalisis dan
membandingkanya dengan pengetahuan atau informasi yang telah dimiliki,
serta mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari informasi tersebut.
Sedangkan peripheral route dikatakan sebagai jalur pinggiran karena
apabilas seseorang menggunakan jalur ini untuk memproses pesan, berarti
orang tersebut tidak mempertimbangkan isi pesan tersebut melainkan
memperhatikan daya tarik penyampaian pesan, kredibilitas, atau aspek
lainya yang tidak membutuhkan pemikiran kritis.
33
Motivation For Elaboration, untuk menghadirkan para pemikir
kritis atau yang diebut dengan pengguna central route dalam memproses
sebuah pesan, maka diperlukan yang namanya motivasi. Motivasi untuk
elabolarasi. Petty dan Cicioppo mengatakan bahwa setiap individu pasti
berusaha untuk memiliki sikap yang tepat atas kondisi yang dihadapi, akan
tetapi terkadang individu merasa tidak memiliki keterlibatan dengan
informasi tertentu sehingga motivasi untuk mengelaborasi informasi
menurun.
Untuk mengelaborasi informasi, maka pembicara harus memotivasi
para pendengar agar memiliki keterlibatan atau relevansi personal dari topik
yang akan disampaikan. Petty dan Capioppo menegaskan bahwa selama
seseorang memiliki kedekatan emosional secara pribadi dalam mengola
informasi, mereka akan lebih terpengaruhi oleh informasinya disbanding
dengan siapa yang menyampaikanya. Tetapi apabila topik tidak relevan bagi
seseorang, maka informasi akan teralihkan ke peripheral route dimana
kredibilitas mengambil peran penting untuk menentukan sikap terhadap
informasi tersebut. Tanpa motivasi relevansi, maka elaborasi akan banyak.
Ability For Elaboration setelah memiliki motivasi, berikutnya yang
diperlukan untuk elaborasi adalah kemampuan. Seseorang tidak hanya
membutuhkan sebuah intelijen tetapi juga fokus yang tinggi pada informasi
untuk elaborasi. Apabila fokus terganggu pada saat menerima sebuah
informasi, maka akan sulit bagi seseorang untuk mengelaborasi informasi
yang diperoleh. Petty dan Cacioppo mengatakan bahwa motivasi dan
34
kemampuan memiliki kekuatan untuk meningkatkan kemungkinan
elaborasi.
Proses elaborasi terbagi dalam dua macam yaitu yang diistilahkan
dengan top-down thingking dan objektif atau yang dinamakan bottom-up
thingking. Pola top-down thingking cenderung mengambil kesimpulan
sebelum informasi tersampaikan dengan lengkap. Sedangkan hal yang
diharapkan adalah pola bottom-up thingking yang lebih membiarkan fakta
untuk menjelaskan informasi yang diperoleh.
Elaboration Arguments, hal penting lainya dalam meningkatkan
kemungkinan elaborasi adalah arguments. Argument yang disampaikan
harus dipertimbangkan berdasarkan target atau audiens. Terdapat tiga
macam argument dalam ELM yaitu, strong arguments yang mampu
menciptakan respon kognisi positif dalam pikiran si penerima serta
mempengaruhi mereka untuk bersikap kea rah yang diinginkan oleh
persuader. Kedua weak arguments, yang menghadirkan respon koginisi
negatif terhadap pesan. Argumen ini tidak hanya akan mencegah perubahan
perilaku tetapi juga bias menyinggung perasaan para pendengar. Berbeda
dengan yang lain, neutral arguments tidak mampu membuat audiens untuk
menerima atau menolak sebuah informasi tersebut.
Peripheral Routes, dalam Elaboration Likelihood Model terdapat
istilah peripheral route atau “rute pinggir”. Orang orang yang memilih
untuk memproses pesan melalui jalur koginitf pinggiran tidak akan
memikirkan, menganalisa, atau mempertimbangkan sebuah informasi secara
35
kritis sehingga perubahan yang terjadi dan pengaruh bagaimana dia
bertindak mungkin hanya sementara. Ketika seseorang memilih untuk
mengolah informasi melalui rute ini hal yang mereka perhatikan adalah cara
menyampaikan pesan, sumber pesan, dan kredibilitas. Hal ini biasanya
dikarenakan tidak ada ketertarikan personal antara informasi dan pendengar.
2.5.3 Model Konsep AIDDA
Model AIDDA atau juga sering disebut A-A Procedure (from
attention to action procedure), merupakan model yang dikemukakan oleh
Wilbur Schram. Menurut Effendy (2003:305), AIDDA adalah akronim dari
kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision
(keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan eleme-elemen
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pertama, perhatian (attention) adalah keinginan seseorang untuk mencari
dan melihat sesuatu.
b) Kedua, ketertarikan (interest) adalah perasaan ingin mengetahui lebih
tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi audiens.
c) Ketiga, keinginan (desire) adalah kemauan yang timbul dari hati tentang
sesuatu yang menarik perhatian.
d) Keempat, keputusan (decision) adalah kepercayaan untuk melakukan
sesuatu hal.
36
e) Terakhir, tindakan (action) adalah suatu kegiatan untuk merealisasikan
keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Seperti yang diketahui konsep AIDDA lebih memusatkan perhatian
pada aktivitas komunikasi pemasaran,. Namun secara umum dapat
digunakan untuk mengukur perilaku seseorang dari perhatian (attention)
terhadap suatu organisasi atau perusahaan, kemudian timbulnya ketertarikan
(interest) audience berharap apa yang yang disampaikan oleh komunikator.
Kemudian audience memiliki rasa keinginan (desire) untuk mengetahui
tentang suatu informasi yang telah diterima, kemudian audiens memiliki
keputusan (decision) untuk bertindak atau tidaknya terhadap informasi yang
telah diterima. Dan yang terakhir tahap tindakan (action) yang dalam hal ini
adalah keikut sertaan masyarakat dalam melestarikan kesenian Topeng
Malangan baik dalam bergabung menjadi bagian Padepokan ataupun hanya
sekedar menyebarkan informasi ke masyarakat yang lebih luas.
2.6 Definisi Operasional
Untuk mengetahui aktivitas publikasi yang dilakukan oleh
Padepokan Asmoro Bangun merupakan bagian dari aktivitas publikasi
Public Relations. Akan digunakan definisi publikasi menurut Nisberg yaitu
publikasi adalah informasi yang dirancang untuk memperlihatkan,
memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan sesorang,
kelompok,atau suatu organisasi kepada khalayak dalam suatu konteks
37
tertentu melalui media dengan tujuan untuk menciptakan daya tarik
khalayak.
Kegiatan publikasi yang dilakukan oleh public relations akan
digunakan untuk mengetahui, apakah aktivitas publikasi yang dilakukan
Padepokan Asmoro Bangun termasuk dalam kegiatan publikasi yang
dilakukan public relations. Berikut beberpa kegiatan publikasi yang
dilakukan public relations.
Kategori Definisi Indikator
Press Release informasi dalam bentuk tulisan
yang dibuat oleh Public relations
suatu organisas/perusahaan yang
disampaikan kepada pengelola
pers/redaksi media massa
(TV,radio,surat kabar,majalah)
untuk dipublikasikan dalam media
massa tersebut
Mampu
menunjukan citra
positif dimata
masyarakat
Mampu
mempengaruhi
persepsi
masyarakat
News
(pesan/berita)
informasi yang dikomunikasikan
kepada khalayak yang dapat
disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung, informasi
yang disampaikan bertujuan agar
dapat diterima oleh khalayak dan
mendapat respon positif
Mampu
mendatangkan
murid baru
Sebaran anggota
tiap penduduk
bertambah
Publisitas penempatan berupa artikel, tulisan,
foto, atau tayangan visual yang
penuh nilai berita baik karena luar
biasa, penting, atau mengandung
unsur-unsur emosional,
kemanusiaan, dan humor secara
gratis dan bertujuan untuk
memusatkan perhatian terhadap
suatu tempat, orang atau suatu
instuisi yang biasanya dilakukan
oleh penerbitan umum
Mampu
menggunakan jasa
media massa
Tanpa biaya non
profit
Event bentuk kegiatan yang dilakukan
oleh PR dalam proses penyebaran
informasi kepada khalayak, contoh
Mampu merancang
konsep pertunjukan
Mampu
38
: kampanye PR, seminar, pameran
pertunjukan, dan lain-lain
menghadirkan
penonton
Penggunaan
Media Baru
Informasi yang dikomunikasikan ke
khalayak dengan menggunakan
media internet seperti web,blog dan
sosial media
Aktif mengupdate
media sosial
Mampu menarik
perhatian pengguna
medsos
Table 1. kegiatan publikasi public relations.