32
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu kealaman yang mencakup dunia zat, makhluk hidup, maupun tidak hidup atau benda mati yang diamati. IPA dipahami sebagai pengetahuan yang didapatkan melalui langkah-langkah tertentu seperti observasi, perumusan masalah, membuat dugaan (hipotesis), pengujian hipotesis dengan percobaan, kemudian penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut akhirnya akan menghasilkan suatu temuan berupa teori atau konsep. Susanto (2013: 16) mengemukakan IPA adalah suatu kumpulan fakta dan konsep yang penemuannya memerlukan suatu proses berupa pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan penyimpulan. IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. IPA menurut Wisudawati (2014: 22) merupakan rumpun ilmu yang memepelajari tentang fenomena alam yang nyata dan terjadi serta hubungan implikasi atau sebab akibat. IPA memiliki ciri atau karakteristik khusus yaitu IPA diperoleh melalui percobaan. IPA merupakan penyelidikan yang dilakukan secara teratur sebagai usaha untuk mencari tatanan atau keteraturan dalam alam. IPA dapat menghasilkan suatu produk berupa fakta, konsep, dan teori. Produk-produk ini didapatkan melalui suatu proses empirik yang mencakup observasi, klasifikasi, dan pengukuran (Srini, 2001: 1). Dari beberapa pendapat tersebut di atas, berarti IPA merupakan ilmu yang diperoleh melalui suatu proses atau langkah-

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori

2.1.1. Hakikat IPA SD

a. Pengertian

IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu kealaman yang

mencakup dunia zat, makhluk hidup, maupun tidak hidup atau benda

mati yang diamati. IPA dipahami sebagai pengetahuan yang

didapatkan melalui langkah-langkah tertentu seperti observasi,

perumusan masalah, membuat dugaan (hipotesis), pengujian hipotesis

dengan percobaan, kemudian penarikan kesimpulan. Langkah-langkah

tersebut akhirnya akan menghasilkan suatu temuan berupa teori atau

konsep. Susanto (2013: 16) mengemukakan IPA adalah suatu

kumpulan fakta dan konsep yang penemuannya memerlukan suatu

proses berupa pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan

penyimpulan.

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. IPA

menurut Wisudawati (2014: 22) merupakan rumpun ilmu yang

memepelajari tentang fenomena alam yang nyata dan terjadi serta

hubungan implikasi atau sebab akibat. IPA memiliki ciri atau

karakteristik khusus yaitu IPA diperoleh melalui percobaan.

IPA merupakan penyelidikan yang dilakukan secara teratur

sebagai usaha untuk mencari tatanan atau keteraturan dalam alam. IPA

dapat menghasilkan suatu produk berupa fakta, konsep, dan teori.

Produk-produk ini didapatkan melalui suatu proses empirik yang

mencakup observasi, klasifikasi, dan pengukuran (Srini, 2001: 1).

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, berarti IPA

merupakan ilmu yang diperoleh melalui suatu proses atau langkah-

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

9

langkah ilmiah dan pada akhirnya menghasilkan suatu fakta-

fakta, konsep, dan teori tentang alam.

b. Kompetensi Dasar IPA SD

Susanto (2013: 167) menyatakan bahwa pembelajaran IPA

meliputi tiga hal, yaitu pengetahuan sains, proses ilmiah, dan sikap

ilmiah. Kompetensi dasar dalam pembelajaran IPA juga meliputi

ketiga hal tersebut. Pengetahuan sains adalah fakta-fakta dan teori

mengenai alam. Proses ilmiah merupakan ketrampilan-ketrampilan

yang digunakan dalam rangka memperoleh pengetahuan tentang alam

seperti ketrampilan mengamati, mengukur, mengklasifikasi dan

menyimpulkan. Sikap ilmiah adalah hal yang dikembangkan selama

melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran IPA. Sikap ilmiah

meliputi sikap ingin tahu, kerja sama, bertanggung jawab, tidak putus

asa, serta disiplin.

Poedjiati (2010:78) mengemukakan bahwa ketrampilan dasar

dalam pendekatan proses adalah menghitung, observasi, mengukur,

membuat hipotesis, dan mengklasifikasi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di

SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi.

Keterampilan-ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan

dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan

produk-produk IPA yaitu fakta, generalisasi, konsep, hukum dan teori-

teori baru, sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD

yang dapat membuat siswa untuk aktif dan ingin tahu.

Dari pendapat kedua ahli di atas, kemampuan yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa dalam pembelajaran IPA meliputi

pengetahuan sains berupa fakta dan teori IPA, kemampuan

mendapatkan pengetahuan tentang IPA melalui proses mengamati,

mengklasifikasikan, menyusun hipotesis, menganalisis data, dan

menyimpulkan, dan yang terakhir adalah memiliki sikap ilmiah seperti

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

10

sikap ingin tahu, kerja sama, bertanggung jawab, tidak putus asa, serta

disiplin.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD

Penelitian yang akan dilakukan meliputi standar kompetensi

dan kompetensi dasar sebagai berikut.

Tabel 2.1

Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar Indikator

6. Menerapkan

sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan

membuat suatu

karya

6.1. Mendeskripsi-

kan sifat-sifat

cahaya

6.1.1. Menyebutkan sifat-sifat

cahaya

6.1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat

cahaya yang terdapat pada

kehidupan sehari-hari

6.1.3. Memberi contoh kegunaan

sifat-sifat cahaya yang

terdapat pada suatu alat/benda

d. Pembelajaran IPA SD

IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berkaitan dengan

alam. Pembelajaran IPA yang baik adalah pembelajaran yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari akan membuat siswa berpikir

kritis dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Banyak peristiwa

sehari-hari siswa yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

dengan mengaitkannya dengan pembelajaran IPA.

Menurut Triyanto (2010: 143) pembelajaran IPA sebaiknya

menekankan pada proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-

fakta kemudian membangun sendiri konsep, teori, serta sikap ilmiah

dari pembelajaran yang dilakukan. Keterlibatan siswa dalam

pembelajaran sangat penting. Dengan terlibat secara aktif dalam

pembelajaran siswa akan dapat menemukan dan menerapkan sendiri

ide-idenya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

11

Pembelajaran IPA mengutamakan untuk memberi pengalaman

langsung kepada siswa guna mengembangkan kemampuan dan juga

mempelajari alam sekitar dengan cara ilmiah. Pada sekolah dasar,

pembelajaran IPA sebaiknya memberikan pengalaman belajar secara

langsung kepada siswa dengan menggunakan dan mengembangkan

keterampilan proses dan sikap ilmiah. Siswa sekolah dasar harus

diberikan pengalaman serta kesempatan selama proses pembelajaran

untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir dan bersikap

terhadap alam, sehingga dapat menguak rahasia dan kejadian-kejadian

yang terjadi di alam (Susanto, 2013: 170). Pembelajaran IPA pasti

selalu berhubungan dengan peristiwa alam atau kehidupan sehari-hari

siswa yang berkaitan dengan alam. Pembelajaran IPA tidak hanya

menyajikan fakta dan konsep, tetapi juga harus menyajikan hal-hal

nyata yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. Pembelajaran

yang menyajikan hal-hal nyata dan berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari siswa akan memberikan pemahaman yang lebih baik

kepada siswa karena siswa mengalami secara langsung dan dapat

langsung menghubungkannya dengan kehidupannya sehari-hari.

Pembelajaran IPA yang dapat memberikan pengalaman

langsung kepada siswa ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan

model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang sesuai

dengan pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran seperti POE,

STM, Inquiry, Problem Based Learning dirasa berpotensi dan sesuai

untuk mengembangkan pembelajaran IPA. Model pembelajaran yang

sesuai dan mendukung terjadinya pembelajaran yang dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Model pembelajaran yang

berpotensi menyediakan hal-hal di atas menurut peniliti adalah model

POE dan model STM. Kedua model ini mempunyai karakteristik yang

sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA yaitu membangun

pengetahuan siswa dengan pengalaman langsung dan mengandung

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

12

unsur penemuan. Penjelasan mengenai model pembelajaran POE dan

STM akan dielaskan lebih lanjut pada uraian selanjutnya setelah

uraian penilaian IPA SD.

e. Penilaian IPA SD

Penilaian IPA SD tidak hanya terfokus pada hasil belajar akhir

siswa. Telah dijelaskan pada uraian sebelumnya bahwa kompetensi

IPA terdiri dari tiga hal yaitu pengetahuan sains, proses ilmiah, dan

sikap ilmiah. Jadi penilaian IPA juga meliputi ketiga kompetensi dasar

IPA tersebut.

Pembelajaran IPA melakukan penilaian terhadap pengetahuan

sains siswa berupa ulangan atau tes dan menghasilkan hasil belajar

siswa. Pembelajaran IPA juga memperhatikan proses pembelajaran.

Pembelajaran tidak hanya menyajikan suatu fakta dan konsep, tetapi

juga menyajikan bagaimana proses suatu konsep bisa terjadi melalui

pengalaman langsung. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

sikap siswa juga harus menjadi perhatian karena ini termasuk dalam

kompetensi sikap ilmiah yang mana sikap ini tumbuh selama kegiatan

pembelajaran.

Keadaan hasil akhir siswa dari suatu pembelajaran IPA sudah

dapat dilihat dari bagaimana siswa tersebut melakukan proses

pembelajaran. Jika siswa melalui proses ini dengan baik, maka siswa

tersebut akan berpotensi mendapatkan hasil akhir yang lebih baik

pula. Siswa akan mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik apabila siswa mempunyai antusias yang tinggi pada suatu

pembelajaran. Model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk

aktif dan membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman

langsung akan dapat membuat siswa lebih mempunyai rasa ingin tahu

dan antusiasme yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran. Model

pembelajaran yang menyediakan hal-hal tersebut menurut peneliti

adalah POE dan STM. Penjelasan lebih lanjut mengenai model

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

13

pembelajaran POE dan STM akan dipaparkan pada uraian

selanjutnya.

2.1.2. Model Pembelajaran POE

a. Pengertian Model POE

Model pembelajaran POE adalah model pembelajaran yang

menerapkan teori konstruktivisme. Siswa dapat membangun

pengetahuannya sendiri mengenai suatu materi melalui model

pembelajaran POE ini berdasarkan pengetahuan awal yang telah

dimilikinya. Karakteristik khusus dalam model pembelajaran POE ini

yaitu sintaksnya yang terddiri dari tiga tahapan. Tahapan-tahapan

yang dimaksud yaitu predict atau memprediksi, observe atau

mengobservasi, dan explain atau menjelaskan (Teerasong et al,

2010:138).

Model pembelajaran POE adalah suatu model pembelajaran

yang dikembangkan dalam pendidikan sains. Menurut Wu dan Tsai

(2005: 113-114), model pembelajaran POE berlandaskan teori

pembelajaran konstruktivisme. Teori konstruktivisme ini berarti

pembelajaran akan dilakukan dengan menggali pengetahuan awal

siswa atau pengetahuan yang telah diperoleh atau dimiliki siswa

sebelumnya dan kemudian akan menggunakan pengetahuan tersebut

untuk membangun suatu pengetahuan baru.

Menurut Esra Keles (2010: 2) model pembelajaran POE

disusun berdasarkan tiga tahapan yaitu Prediction-Observation-

Explanation. Model pembelajaran POE mensyaratkan siswa untuk

menebak hasil serta alasan dari tebakan yang diungkapkan dari suatu

kejadian yang telah dipersiapkan oleh guru. Model pembelajaran POE

juga mengharuskan siswa untuk melakukan observasi atau percobaan

mengenai suatu kejadian kemudian menjelaskan keterkaitan tebakan

awal dengan hasil dari observasi yang dilakukan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

14

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat

diartikan bahwa model POE adalah model pembelajaran yang terdiri

dari tiga tahapan yaitu predict, observe, dan explain dan

dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme yang mana teori ini

membuat siswa membangun sendiri pengetahuan berdasarkan

pengetahuan yang telah dimilikinya.

b. Karakteristik Model POE

Karakteristik model POE sesuai dengan karakteristik

pembelajaran IPA yang berbasis teori konstruktivisme. Pembelajaran

konstruktivisme merupakan pembelajaran dengan cara membangun

pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Tiga tahapan yang terdapat pada model pembelajaran POE yaitu

predict-observe-explain akan merangsang siswa untuk membangun

pengetahuannya sendiri. Tahap awal yaitu predict atau membuat

tebakan akan merangsang siswa untuk menggali ide dan berpikir

menentukan prediksi yang tepat mengenai suatu kejadian atau

fenomena. Tahap awal ini sudah membuat siswa mulai

mengembangkan pemikiran dan idenya dan juga menyusun

pengetahuan awal yang telah dimilikinya untuk membangun suatu

prediksi yang tepat mengenai suatu kejadian. Tahap kedua yaitu

observe atau observasi. Pada tahap ini siswa harus melakukan

observasi melalui kegiatan percobaan yang dilakukan secara

berkelompok. Siswa dapat mendapatkan pengalaman langsung

melalui percobaan yang dilakukan. Tahap observasi ini juga melatih

ketrampilan sains siswa dalam melakukan suatu percobaan.

Pengalaman langsung dan ketrampilan sains melakukan percobaan

merupakan dua hal yang ditekankan pada pembelajaran IPA. Tahap

terakhir yaitu explain yang berarti menjelaskan dapat melatih siswa

untuk menyusun pengetahuan yang telah didapatkan melalui

percobaan yang telah dilakukan ke dalam suatu gambar, tulisan, dan

sebagainya. Siswa harus menjelaskan keterkaitan apa yang telah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

15

mereka prediksikan sebelumnya dengan hasil percobaan yang

sebenarnya. Hasil yang diperoleh saat percobaan tidak selalu sama

dengan prediksi awal yang dibuat oleh siswa. Mereka harus bisa

mencari tahu penyebab perbedaan dan menjelaskan alasannya. Siswa

akan berlatih menjelaskan pengetahuan yang telah mereka bangun

disertai alasan-alasan yang mendukung penjelasannya. Tahap explain

ini juga menuntut siswa untuk melakukan diskusi antar teman dan

antar kelompok. Penjelasan yang diberikan pada masing-masing

kelompok tidaklah selalu sama sehingga ini dapat memunculkan

sebuah diskusi antar kelompok. Jadi ketiga tahapan dalam model

pembelajaran POE sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.

Teerasong,et al (2010:146) menyatakan beberapa siswa merasa

metode POE merupakan model yang tepat untuk membuat mereka

berpikir dengan lebih kritis. Mereka berusaha menggunakan

pengetahuan yang telah mereka miiki untuk menjelaskan apa yang

mereka amati. Siswa berusaha untuk membandingkan prediksi atau

tebakan awal mereka dengan hasil observasi atau pengamatan yang

dilakukan. Beberapa siswa juga menyebutkan bahwa pembelajaran

menggunakan strategi POE dapat merangsang rasa ingin tahu mereka

dan mereka menikmati pembelajaran dengan strategi atau model POE.

c. Langkah-langkah Model POE

Model pembelajaran POE terdiri dari tiga langkah yaitu:

1. Tahap predict

Tahap predict merupakan tahap awal di mana siswa akan

membuat suatu prediksi atau dugaan mengenai sebuah kejadian

yang telah dideskripsikan oleh guru. Siswa akan membuat

prediksi berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya. Pada tahap ini guru menampilkan beberapa bahan

percobaan kepada siswa dan menjelaskan mengenai apa yang

akan dilakukan setelahnya, kemudian siswa akan menebak apa

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

16

yang akan terjadi serta membuat alasannya juga. Siswa akan

mendiskusikan prediksi yang mereka buat secara berkelompok

dan menuliskannya pada kertas yang telah disediakan oleh guru.

Jadi masing-masing kelompok mempunyai prediksi sendiri yang

mungkin berbeda dengan kelompok lainnya. Pada tahap prediksi

ini siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan pikirannya

dalam membuat dugaan serta alasannya. Semakin banyak

gagasan yang muncul dari siswa maka akan semakin baik karena

ini membuat guru mengerti bagaimana pola pikir siswa

mengenai kejadian yang sedang dibahas.

2. Tahap observe

Pada tahap observasi, siswa akan melakukan suatu

percobaan untuk membuktikan dugaan yang telah mereka buat

sebelumnya. Siswa akan melihat dan mengalami langsung suatu

kejadian yang mereka prediksikan dengan melakukan

percobaan. Belajar dengan mengalami sendiri merupakan

komponen yang penting dalam pembelajaran IPA. Jadi

percobaan sangat penting untuk dilakukan pada tahap observasi

ini. Pada tahap ini percobaan dilakukan secara berkelompok.

Setelah melakukan percobaan siswa dapat membandingkan

dugaan atau prediksi yang telah mereka buat dengan kejadian

sebenarnya seperti apa yang mereka lihat saat melakukan

percobaan.

3. Tahap explain

Tahap explain adalah tahap di mana siswa menjelaskan

hubungan dugaan yang mereka buat dengan hasil percobaan

yang mereka lakukan. Setelah siswa melakukan suatu percobaan

dan mengalami langsung apa yang terjadi dalam percobaan yang

mereka lakukan, siswa akan mendapat suatu pengetahuan baru.

Tahap explain inilah yang menjadi tahapan untuk siswa

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

17

menjelaskan apa yang didapatnya setelah melakukan observasi.

Siswa akan menjelaskan hubungan dugaan yang mereka buat

dengan hasil percobaan. Dugaan dan hasil percobaan atau apa

yang terjadi dalam percobaan yang dilakukan tidak selalu sama.

Siswa harus menjelaskan alasan-alasan mengapa dugaan yang

mereka buat tidak sama dengan apa yang terjadi pada

percobaan. Pada tahap ini siswa harus menjelaskan hubungan

dugaan dengan kejadian nyata disertai dengan alasan yang

sesuai. Penjelasan siswa disusun melalui diskusi kelompok.

Setelah siswa menyusun penjelasan dalam sebuah tulisan, siswa

akan menjelaskannya dalam sebuah kesempatan yaitu diskusi

antar kelompok. Masing-masing kelompok mungkin

mempunyai penjelasan yang berbeda sehingga akan terjadi

diskusi antar kelompok dengan saling mengungkapkan alasan

atau argumentasi dari penjelasan yang dikemukakan. Jika ada

siswa yang mempunyai dugaan yang salah, maka siswa tersebut

akan mengalami pembelajaran dari sebuah kesalahan. Belajar

dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan oleh siswa.

d. Analisis Komponen-komponen Model POE

Joyce, Weil dan Calhoun (2009:104-117) menyatakan bahwa

komponen-komponen sebuah model pembelajaran terdiri dari

komponen sintaks, komponen peran guru, komponen sistem sosial,

komponen daya dukung berupa sarana prasarana pelaksanaan model,

serta dampak instruksional yaitu berupa hasil belajar siswa setelah

pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai dan dampak

pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

tertentu yang mana ini tidak diajarkan oleh guru selama pembelajaran.

Dalam buku Joyce, Weil dan Calhoun memang tidak terdapat

penjelaskan khusus mengenai komponen-komponen model

pembelajaran POE, tetapi dengan mengacu pada pola umum

komponen-komponen model pembelajaran yang dikemukakan oleh

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

18

Joyce, Weil, dan Calhoun, dapat dijelaskan komponen-komponen dari

model pembelajaran POE adalah sebagai berikut.

1. Sintagmatik

Tahap pertama adalah pembuatan prediksi oleh siswa.

Guru memberikan suatu deskripsi mengenai apa yang akan

dilakukan dengan bahan-bahan dan alat percobaan yang telah

disediakan. Rasa ingin tahu dan penasaran siswa akan tumbuh

kemudian siswa akan membuat suatu dugaan mengenai sebuah

kejadian berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Siswa akan

membuat prediksi secara berkelompok sehingga setiap kelompok

mempunyai sebuah dugaan serta alasan dari dugaan tersebut.

Tahap kedua adalah melakukan observasi. Pada tahap ini

siswa melakukan suatu percobaan untuk membuktikan prediksi

yang telah mereka buat. Siswa melakukan tahap observasi secara

berkelompok dan dibimbing oleh guru. Siswa akan mencocokkan

dugaan awal yang mereka buat dengan hasil percobaan yang

sebenarnya. Setelah melakukan percobaan, siswa akan

mendapatkan hasil apakah dugaan yang mereka buat sesuai atau

tidak dengan hasil percobaan yang terjadi. Siswa akan

mendiskusikan hubungan antara dugaan dengan kejadian nyata

hasil percobaan di dalam kelompok. Hasil diskusi siswa dalam

kelompok ini akan dijelaskan oleh masing-masing kelompok pada

tahap selanjutnya.

Tahap ketiga yaitu siswa melakukan penjelasan

berdasarkan diskusi yang telah dilakukan dalam kelompok. Siswa

akan menjelaskan hubungan dugaan yang mereka buat dengan

hasil percobaan. Dugaan dan hasil percobaan atau apa yang

terjadi dalam percobaan yang dilakukan tidak selalu sama. Siswa

harus menjelaskan alasan-alasan mengapa dugaan yang mereka

buat tidak sama dengan apa yang terjadi pada percobaan. Siswa

akan menjelaskannya dalam sebuah kesempatan yaitu diskusi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

19

antar kelompok. Masing-masing kelompok mungkin mempunyai

penjelasan yang berbeda sehingga akan terjadi diskusi antar

kelompok dengan saling mengungkapkan alasan atau argumentasi

dari penjelasan yang dikemukakan. Guru akan mengawasi

jalannya diskusi dan meluruskan jalannya diskusi jika terjadi

kekeliruan konsep.

2. Peran Guru

Guru mempunyai beberapa peran dalam pembelajaran

menggunakan model POE. Peran guru dalam pembelajaran yaitu

sebagai pembimbing siswa. Guru membimbing siswa untuk dapat

mengembangkan pemikiran siswa dengan memberikan deskripsi

awal mengenai apa yang akan dilakukan pada pembelajaran.

Tidak hanya itu, guru juga membimbing siswa untuk melakukan

diskusi untuk membuat dugaan mengenai apa yang terjadi pada

percobaan yang akan dilakukan. Saat siswa mengalami kesulitan

seorang guru juga mempunyai peran untuk membimbing siswa

mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Guru juga tetap

membimbing siswa saat siswa mencoba percobaan dan juga

diskusi secara berkelompok untuk menjelaskan apa yang telah

didapatkan oleh siswa.

Guru juga berperan sebagai fasilitator. Guru menyediakan

fasilitas untuk siswa melakukan observasi melaui sebuah

percobaan. Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan

percobaan akan disediakan oleh guru. Guru memfasilitasi segala

kegiatan siswa.

Perlu adanya sosok yang memberi pengarahan kepada

siswa saat siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran. Ini

juga termasuk peran dari guru. Guru memberi instruksi dan

pengarahan tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswa dan

bagaimana siswa harus melakukannya, ini semua harus diarahkan

dengan jelas oleh guru. Guru juga berperan untuk mengarahkan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

20

siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik dengan

menegurnya.

3. Sistem sosial

Sistem sosial dalam model pembelajaran ini adalah sikap

saling menghargai antar siswa dan juga kerja sama. Kerja sama

diperlukan oleh siswa pada saat berkelompok melakukan

percobaan dan mendiskusikan dugaan awal. Saling menghargai

pendapat teman diperlukan untuk melakukan diskusi dalam

kelompok agar tidak terjadi pemaksaan kehendak dari salah

siswa. Sikap saling menghargai dan kerjasama antar siswa ini

akan meminimalisir munculnya sikap individualistis siswa.

4. Daya dukung

Siswa dan guru harus mampu memanfaatkan benda-benda

yang ada di dalam kehidupan sehari-hari untuk digunakan dalam

pembelajaran dengan model ini. Banyak benda-denda maupun

lingkungan sekitar yang memang berkaitan dengan materi cahaya

sehingga kejelian untuk mendaftar hal-hal yang diperlukan

selama pembelajaran. Daya dukung yang dibutuhkan tidak hanya

benda asli, tetapi juga bisa berupa tiruan.

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring

Dampak instruksional yaitu berupa hasil belajar siswa

setelah pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai dengan

pengarahan oleh guru. Secara khusus dampak instruksional yang

terdapat pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui

model POE adalah kemampuan menyebutkan sifat-sifat cahaya,

kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang terdapat

pada kejadian sehari-hari, dan dapat memberi contoh kegunaan

sifat-sifat cahaya yang terdapat pada suatu alat.

Dampak pengiring adalah kemampuan yang didapat siswa

sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

21

tertentu yang mana ini tidak diajarkan oleh guru selama

pembelajaran. Secara khusus dampak pengiring yang terdapat

pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui model

POE adalah rasa ingin tahu, sikap kritis, kerja sama, tanggung

jawab, teliti terhadap instruksi guru dan komunikatif.

Gambar 2.1

e. Penerapan Model POE dalam Pembelajaran IPA SD

Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan model POE.

Kegiatan Guru Tahapan

Pelaksanaan Kegiatan Siswa

1. Memberikan pretest

2. Menjelaskan kegiatan apa yang

akan dilakukan siswa

3. Memberikan apersepsi

mengenai materi yang akan

dibahas melalui pertanyaan-

pertanyaan

4. Meminta siswa berdiskusi

membuat dugaan tentang

1. Tahap

meramalkan

atau predict

1. Mengerjakan pretest

2. Mendengarkan penjelasan

dari guru mengenai apa yang

harus dilakukan

3. Berdiskusi dalam kelompok

4. Membuat dugaan mengenai

permasalahan yang

dideskripsikan guru

Kemampuan

menyebutkan sifat-sifat

cahaya

Kemampuan

mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya yang

terdapat pada kejadian

sehari-hari

Model POE

Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran POE

Kemampuan memberi

contoh kegunaan sifat-

sifat cahaya yang

terdapat pada suatu

alat/benda.

Kritis

Tanggung

jawab

Teliti

Kerja sama

Komunikatif

Keterangan

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Rasa ingin

tahu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

22

jawaban pertanyaan yang

dikemukakan guru

5. Memberi arahan kepada siswa

tentang percobaan yang akan

dilakukan

6. Membimbing siswa apabila

mengalami kesulitan dalam

melakukan pembuktian dugaan.

2. Tahap

mengamati

atau observe

5. Mengobservasi dengan

melakukan percobaan secara

berkelompok berdasarkan

permasalahan yang dikaji

6. Mengisi lembar kerja siswa

7. Mengarahkan siswa untuk

melakukan diskusi

8. Memimpin jalannya diskusi

serta membimbing siswa

apabila mengalami kesulitan

9. Meluruskan jika ada konsep

yang salah

10. Memberikan posttest

3. Tahap

menjelaskan

atau explain

7. Berdiskusi dalam kelompok

membandingkan dugaan awal

dengan hasil percobaan

8. Menjelaskan hasil percobaan

dan hubungannya dengan

dugaan awal melalui

presentasi

9. Menanggapi penjelasan

kelompok lain

10. Mengerjakan posttest

Sintaks yang ada pada tabel diatas adalah perencanaan dari

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. Perlu adanya

sebuah pelaporan tentang bagaimana pelaksanaan dari rencana

tersebut untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pelaporan

tentang bagaimana sintaks itu dilakukan akan disampaikan

melalui pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut.

Pada tahap pertama yaitu tahap memprediksi, guru

memberi soal pretest dan siswa mengerjakannya. Guru

menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan siswa, siswa

mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian guru memberikan

apersepsi mengenai materi yang akan dibahas melalui pertanyaan-

pertanyaan, siswa membentuk kelompok kemudian

mendiskusikan dugaan awal dari pertanyaan-pertanyaan yang

dikemukakan guru.

Tahap kedua adalah pengamatan atau observasi. Pada

tahap ini guru memberi pengarahan kepada siswa tentang

bagaimana percobaan dilakukan, siswa mendengarkan penjelasan

guru kemudian melakukan percobaan. Guru mengawasi siswa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

23

melakukan percobaan, sedangkan siswa mengisi lembar kerja

selama melakukan percobaan.

Tahap ketiga adalah menjelaskan. Guru memberi

pengarahan kepada siswa untuk melakukan diskusi dalam

kelompok masing-masing lalu siswa berdiskusi dalam kelompok

membandingkan hasil percobaan dengan dugaan awal. Siswa

melakukan presentasi untuk menjelaskan hasil diskusi

kelompoknya, guru memimpin jalannya diskusi. Siswa dapat

menanggapi penjelasan kelompok lain dan guru meluruskan jika

terdapat kesalahan konsep. Yang terakhir adalah guru

memberikan soal posttest dan siswa mengerjakannya.

2.1.3. Model Pembelajaran STM

a. Pengertian model STM

Sains Teknologi Masyarakat atau sering disingkat STM adalah

suatu model pembelajaran baru yang awalnya muncul di Inggris dan

Amerika Serikat, kemudian menyebar ke berbagai negara. STM

merupakan suatu istilah dari usaha terbaru untuk memasukkan konteks

dunia nyata ke dalam pendidikan IPA (Srini, 2001: 73). Pembelajaran

yang menyajikan masalah atau konteks pada dunia nyata sangat bagus

untuk siswa. Konsep yang telah dipahami siswa setelah mengikuti

pembelajaran akan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam

kehidupannya sehari-hari. Pemahaman mengenai suatu konsep apabila

sering diaplikasikan dan digunakan akan menjadi lebih bermakna.

Apabila suatu konsep yang dipahami hanya berhenti setelah siswa

mengerjakan tes atau ulangan maka pemahaman siswa tidak akan

bertahan lama.

Menurut Poedjiadi (2010: 98) model pembelajaran STM

adalah model pembelajaran yang memberikan pemahaman mengenai

keterkaitan antara materi yang sedang diajarkan dengan kehidupan

sehari-hari siswa dalam masyarakat. Dalam pembelaaran

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

24

menggunakan model STM, pasti ada suatu tema yang dibahas dan

didiskusikan di dalam kelas. Tema yang dibahas tentu mengandung

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Masalah

yang muncul akan diselesaikan menggunakan konsep yang telah

dipahami siswa melalui pembelajaran yang diikuti.

Model pembelajaran STM menekankan untuk menghubungkan

materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Siswa harus

dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam

kehidupannya. Cara menanamkan pemahaman konsep kepada siswa

dalam model pembelajaran STM bisa bervariasi. Pada tahap

pembentukan konsep, guru dapat menggunakan berbagai cara atau

metode. Dalam pembelajaran IPA seorang guru dapat memilih cara

atau metode yang sesuai untuk membelajarkan IPA seperti melakukan

percobaan. Jadi selain berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

pembelajaran IPA dengan menggunakan model STM juga dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa agar siswa dapat

membangun pemahamannya secara mandiri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, model pembelajaran

STM adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan masalah

pada kehidupan nyata dengan konsep yang terdapat pada materi yang

dipelajari, kemudian menggunakan konsep yang telah dipahami unuk

menyelesaikan masalah yang muncul. Dengan begini pengetahuan

yang dimiliki siswa akan bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.

b. Karakteristik model STM

Model pembelajaran STM mempunyai kekhasan yaitu pada

pendahuluan pembelajaran selalu dikemukakan isu atau masalah yang

ada pada kehidupan sehari-hari. Isu yang dimunculkan ini nanti akan

didiskusikan oleh siswa sehingga siswa mempunyai pandangan

mengenai isu yang muncul lalu mengemukakan ide atau pandangan

mereka. Pembelajaran menggunakan model STM diawali dengan

pemunculan isu atau masalah dalam dunia nyata karena model

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

25

pembelajaran ini pada dasarnya berusaha mengaitkan pembelajaran

dengan kebutuhan masyarakat.

Karakteristik model pembelajaran STM lainnya adalah model

STM menekankan pada penerapan pengetahuan atau konsep yang

dipelajari pada kehidupan nyata. Konsep dan pengetahuan yang

dimiliki siswa tidak hanya berhenti saat siswa telah mengerjakan soal

ulangan saja tetapi tetap terus dapat digunakan dalam kehidupan.

Pengetahuan yang sering diterapkan tidak akan mudah lupa atau

mempunyai retensi yang lama.

Pengetahuan yang diterapkan pada kehidupan menjadi lebih

bermanfaat dari pada hanya dipelajari untuk mengerjakan soal

ulangan. Jika menyadari bahwa apa yang dipelajari bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih semangat dan termotivasi

untuk mempelajari konsep yang diajarkan dengan lebih mendalam

lagi. Secara tidak langsung pembelajaran menggunakan model STM

dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan meningkatkan

ketertarikan siswa mengenai materi yang diajarkan.

Pembelajaran dengan model STM menekankan keterlibatan

siswa pada proses pembelajaran (Srini, 2001: 73). Pada tahap

pendahuluan siswa terlibat untuk mengemukakan isu-isu yang ada di

masyarakat yang sesuai dengan materi pembelajaran. Apabila isu dari

siswa tidak muncul, guru bisa memberikan masalah atau isu yang

nanti akan didiskusikan oleh siswa. Saat pembentukan konsep, siswa

juga terlibat langsung dalam pembelajaran. Pembentukan konsep

dapat dilakukan sesuai metode yang digunakan guru. Misalnya guru

menggunakan meode percobaan, siswa akan terlibat melakukan

sendiri di bawah bimbingan guru. Kemudian siswa mendiskusikan

bagaimana konsep yang telah didapatkan dan dipahaminya dapat

diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang dimunculkan pada

awal pembelajaran tadi. Tahap-tahap model pembelajaran STM akan

dipaparkan secara lebih jelas pada uraian selanjutnya.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

26

c. Langkah-langkah model STM

Menurut Poedjiadi (2010: 126) model pembelajaran STM

mempunyai lima tahapan atau langkah. Kelima tahapan dari model

pembelajaran STM adalah pendahuluan, pembentukan konsep,

aplikasi konsep dalam kehidupan, pemantapan konsep dan penilaian.

1. Pendahuluan

Tahap pendahuluan dalam model pembelajaran STM dapat

dilakukan dengan beberapa hal seperti inisiasi, apersepsi, dan

eksplorasi terhadap siswa. Ada satu hal yang khas dari model

STM, yaitu pembelajaran selalu diawali dengan pemunculan

masalah yang dapat digali dari siswa maupun dimunculkan oleh

guru sendiri. Inilah yang disebut dengan inisiasi atau mengawali.

Masalah ini dimunculkan untuk memusatkan perhatian siswa dan

merangsang pemikiran siswa. Masalah yang dimunculkan adalah

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, inilah yang

dimaksud apersepsi. Pada tahap pendahuluan ini guru juga dapat

melakukan eksplorasi dengan memberi tugas siswa untuk

melakukan pengamatan di luar kelas misalnya, atau untuk

berdiskusi kelompok.

2. Tahap Pembentukan Konsep

Pembentukan konsep dapat dilakukan dengan berbagai

metode seperti diskusi kelompok, percobaan, demonstrasi,

bermain peran, dan lain-lain. Seorang guru dapat memilih metode

yang paling sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.

Pada pembelajaran IPA metode yang sesuai adalah metode yang

dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat mengamati

dan mengalami sendiri mengenai hal yang sedang dipelajarinya.

Dengan metode yang sesuai konsep siswa dapat terbentuk dengan

baik. Jika ada siswa yang telah mempunyai konsep awal yang

salah, maka siswa tersebut akan dapat merekonstruksi konsep

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

27

yang dimilikinya menjadi konsep yang benar. materi Menyiapkan

alat-alat yang akan digunakan untuk percobaan dan mencoba

melakukan percobaan terlebih dulu agar tidak mengalami

kegagalan saat melakukan percobaan yang sebenarnya.

3. Aplikasi Konsep dalam Kehidupan

Pada tahap sebelumnya, siswa telah membentuk konsep dan

memahami konsep-konsep tersebut. Pada tahap ini, konsep yang

telah dipahami siswa dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-

hari. Isu atau permasalahan yang dimunculkan pada tahap

pertama tadi akan diselesaikan pada tahap ini menggunakan

konsep yang telah dipahami. Hal ini penting untuk dilakukan

karena karakteristik model pembelajaran STM salah satunya

adalah mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-

hari. Pembelajaran IPA juga selalu berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Konsep yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata

akan dipahami oleh siswa secara lebih mendalam.

4. Pemantapan Konsep

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, terkadang ada

miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Pada tahap ini, guru harus

meluruskan miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi. Guru dapat

melakukan penekanan-penekanan pada konsep kunci yang pening

untuk dipahami siswa.

5. Penilaian

Tahap ini adalah tahapan untuk menguji tingkat

pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Penilaian dapat

dilakukan dengan berbagai teknik yang sesuai dengan materi atau

konsep yang diajarkan.

d. Analisis komponen-komponen model STM

Joyce, Weil dan Calhoun (2009:104-117) menyatakan bahwa

komponen-komponen sebuah model pembelajaran terdiri dari

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

28

komponen sintaks, komponen peran guru, komponen sistem sosial,

komponen daya dukung berupa sarana prasarana pelaksanaan model,

serta dampak instruksional yaitu berupa hasil belajar siswa setelah

pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai dan dampak

pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

tertentu yang mana ini tidak diajarkan oleh guru selama pembelajaran.

Dalam buku Joyce, Weil dan Calhoun memang tidak terdapat

penjelaskan khusus mengenai komponen-komponen model

pembelajaran STM, tetapi dengan mengacu pada pola umum

komponen-komponen model pembelajaran yang dikemukakan oleh

Joyce, Weil, dan Calhoun, dapat dijelaskan komponen-komponen dari

model pembelajaran STM adalah sebagai berikut.

1. Sintagmatik

Tahap pertama adalah pemunculan masalah. Masalah atau

isu dapat digali dari siswa atau dapat juga dikemukakan oleh

guru. Masalah yang dimunculkan adalah masalah yang

berhubungan dengan materi yang diajarkan dan berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Siswa memberikan tanggapan terhadap

masalah yang ada. Tahap kedua adalah pembentukan konsep.

Konsep dapat dibentuk melalui berbagai cara. Pada pembelajaran

IPA cara yang sesuai untuk membentuk konsep siswa salah

satunya yaitu dengan metode percobaan. Tahap kedua ini

dilakukan secara berkelompok.

Tahap ketiga adalah aplikasi konsep dalam kehidupan.

Setelah siswa berhasil membentuk konsep atau pengetahuan pada

dirinya, siswa akan menerapkan konsep yang ia pahami ke dalam

permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Siswa akan

mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah

yang dimunculkan pada awal pembelajaran. Siswa mendiskusikan

bagaimana penerapan konsep yang dimilikinya bersama

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

29

keloompoknya masing-masing kemudian hasil diskusi

dikemukaan dalam suatu diskusi kelas.

Tahap keempat yaitu pemantapan konsep. Tahap ini

sangat penting untuk dilakukan untuk meluruskan miskonsepsi

yang terjadi pada siswa. Pada saat siswa mengemukakan hasil

diskusinya dalam diskusi kelas, guru dapat mengetahui apakah

siswa mengalami miskonsepsi atau tidak. Setelah siswa selesai

mengemukakan hasil diskusinya tentang penerapan konsep yang

dipahami dalam kehidupan nyata, guru dapat meluruskan

miskonsepsi yang ada dengan memberikan penekanan pada hal-

hal yang penting untuk dipahami siswa. Tahap kelima adalah

penilaian. Tahap penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara

salah satunya dengan memberikan soal pilihan ganda untuk

dikerjakan siswa secara individu.

2. Peran guru

Kemampuan guru dalam mengeksplorasi siswa agar dapat

mengemukakan isu pada awal pembelajaran sangat penting untuk

mengawali pembelajaran. Apabila isu tetap tidak muncul, maka

guru berperan memunculkan isu yang menarik dan sesuai dengan

materi pembelajaran. Guru juga mempunyai dalam memilih

metode yang sesuai dengan materi pembelajaran untuk dapat

membentuk konsep siswa dengan baik. Pada pembelajaran IPA,

metode percobaan adalah salah satu metode yang sesuai untuk

membangun pemahaman siswa. Peran guru dalam memberikan

instruksi kepada siswa saat akan melakukan percobaan sangat

diperlukan. Siswa akan melakukan percobaan sendiri, jika

instruksi yang diberikan guru tidak jelas atau malah salah maka

percobaan yang dilakukan siswa bisa jadi tidak akan berhasil.

Selama siswa melakukan percobaan, guru tetap mengamati

membimbing siswa untuk dapat melakukan percobaan dengan

benar dan untuk meghindari kesalahan siswa.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

30

Guru juga berperan sebagai fasilitator. Guru menyediakan

fasilitas untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada

siswa melalui percobaan. Peralatan yang diperlukan untuk

melakukan percobaan akan disediakan oleh guru. Guru

memfasilitasi segala kegiatan siswa. Guru juga mempunyai peran

sebagai pembimbing. Saat siswa mengalami miskonsepsi, guru

harus meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat. Guru

juga membimbing siswa dalam menerapkan pengetahuan dan

konsep yang telah didapatkannya untuk menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari yang dimunculkan pada awal

pembelajaran.

3. Sistem sosial

Pembelajaran dengan model STM ini dilakukan secara

berkelompok. Siswa akan melakukan diskusi dan percobaan

dalam rangka membentuk konsep secara kelompok. Jadi sistem

sosial yang terdapat dari pembelajaran STM ini adalah sikap

bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan sikap lapang

dada jika pendapatnya tidak dipakai. Selama pembelajaran siswa

banyak melakukan diskusi dengan kelompoknya, jadi

kemampuan siswa untuk bekerja bersama orang lain akan terasah

melalui pembelajaran STM.

4. Daya dukung

Daya dukung yang dapat digunakan dalam pembelajaran

STM ini sebaiknya adalah benda-benda nyata yang sering ditemui

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang didiskusikan

oleh siswa juga merupakan masalah yang terdapat pada dunia

nyata dan ada pada kehidupan sehari-hari siswa. Daya dukung

utama pada pembelajaran STM adalah benda-benda atau hal-hal

yang ada pada dunia sekitar siswa. Kegiatan percobaan yang

dilakukanpun dapat memanfaatkan segala hal yang berkaitan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

31

dengan materi yang diajarkan untuk lebih memperkaya

pengalaman langsung siswa.

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring

Dampak instruksional yaitu berupa hasil belajar siswa

setelah pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai dengan

pengarahan oleh guru. Secara khusus dampak instruksional yang

terdapat pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui

model POE adalah kemampuan menyebutkan sifat-sifat cahaya,

kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang terdapat

pada kejadian sehari-hari, dan dapat memberi contoh kegunaan

sifat-sifat cahaya yang terdapat pada suatu alat.

Dampak pengiring adalah kemampuan yang didapat siswa

sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

tertentu yang mana ini tidak diajarkan oleh guru selama

pembelajaran.

Gambar 2.2

Model STM

Kemampuan

menyebutkan sifat-sifat

cahaya

Kemampuan

mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya yang terdapat

pada kejadian sehari-hari

Kemampuan memberi

contoh kegunaan sifat-

sifat cahaya yang terdapat

pada suatu alat/benda.

Kritis

Disiplin

Teliti

Kerja sama

Saling

menghargai

Keterangan

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Tanggung

jawab

Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran STM

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

32

Secara khusus dampak pengiring yang terdapat pada

pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui model POE

adalah sikap kritis, kerja sama, disiplin, teliti terhadap instruksi

guru, tanggung jawab, dan saling menghargai.

e. Penerapan model STM dalam pembelajaran IPA SD

Tabel 2.3 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan model STM.

Kegiatan Guru Tahapan

Pelaksanaan Kegiatan Siswa

1. Meberikan soal pretest

2. Menggali masalah dari siswa

atau mengemukakan masalah

jika dari siswa tidak muncul

masalah

1. Pendahuluan :

pemunculan

isu

1. Mengerjakan soal pretest

2. Mengemukakan masalah (bisa

dikemukakan oleh guru jika tidak

muncul masalah dari siswa)

kemudian menanggapinya

3. Memberi pengarahan dan

penjelasan serta membimbing

siswa melakukan percobaan

2. Pembentukan

konsep

3. Melakukan percobaan sesusai

dengan instruksi guru secara

berkelompok

4. Mengisi lembar kerja

4. Membimbing siswa

melakukan diskusi kelompok

5. Memimpin diskusi kelas saat

siswa mengemukakan hasil

diskusi kelompok

3. Penerapan

konsep

dalam

kehidupan

5. Melakukan diskusi kelompok

untuk menerapkan konsep yang

telah dipahami untuk

menyelesaikan masalah yang

dimunculkan pada awal

pembelajaran

6. Mengemukakan hasil diskusi

dalam diskusi kelas

6. Memberi pertanyaan-

pertanyaan pada siswa dan

memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

7. Meluruskan miskonsepsi

siswa dengan memberi

penekanan pada hal-hal yang

penting untuk dipahami siswa

4. Pemantapan

konsep

7. Menjawab pertanyaan guru

8. Bertanya mengenai hal yang

belum dimengerti

8. Memberikan soal posttest

5. Penilaian 9. Mengerjakan soal posttest

Sintaks yang ada pada tabel diatas adalah perencanaan dari

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. Perlu adanya

sebuah pelaporan tentang bagaimana pelaksanaan dari rencana

tersebut untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pelaporan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

33

tentang bagaimana sintaks itu dilakukan akan disampaikan

melalui pengamatan. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut.

Tahap pertama adalah pemunculan isu. Pada tahap ini

guru memberikan soal pretest dan siswa mengerjakannya.

Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berupa

masalah kepada siswa kemudian siswa menanggapi masalah yang

dikemukakan guru.Tahap kedua adalah pembentukan konsep.

Guru mengawalinya dengan memberikan pengarahan tentang apa

yang harus dilakukan siswa. Siswa mendengarkan pengarahan

guru lalu berkelompok melakukan percobaan dan mengisi lembar

kerja. Guru mengawasi dan membimbing siswa melakukan

percobaan.

Tahap ketiga adalah penerapan konsep. Siswa melakukan

diskusi untuk menerapkan konsep yang didapat pada masalah

yang dikemukakan guru, guru membimbing siswa melakukan

diskusi. Kemudian siswa mengemukakan hasil diskusi

kelompoknya dalam diskusi kelas, guru memimpin diskusi kelas.

Tahap keempat adalah pemantapan konsep. Pada tahap ini

guru memberi pertanyaan-pertanyaan pada siswa, siswa

menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, kemudian guru

menjawab pertanyaan siswa dan meluruskan miskonsepsi

siswa.Tahap terakhir adalah penilaian. Guru memberikan soal

posttest dan siswa mengerjakannya secara individu.

2.1.4. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Nana

Sudjana (2011:22) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua

kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil

(product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

34

fungsional. Hasil produksi adalah adalah perolehan yang didapatkan

karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Dalam

siklus input-proses-hasil, hasil dengan dapat dengan jelas dibedakan

dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan

belajar mengajar, setelah mengalami belajar peserta didik berubah

perilakunya dibandingkan sebelumnya. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.

Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan perilaku. Menurut Susanto (2013:5) istilah hasil belajar

adalah perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang

dialami siswa sebagai hasil belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai seseorang setelah proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan, dapat

diartikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa sebagai hasil

perubahan yang dialami siswa setelah melakukan proses belajar. Sehingga

dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar IPA adalah suatu

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran

IPA. Perubahan hasil belajar IPA salah satunya dapat dilihat dari hasil tes

atau ulangan yang diberikan atau hasil belajar kognitif. Hasil belajar

kognitif IPA peserta didik dapat menjadi indikator untuk mengukur

keberhasilan suatu pembelajaran IPA. Selain hasil tes, hasil belajar IPA

juga dapat berupa kemampuan dan sikap yang siswa miliki setelah

mengikuti pembelajaran. Kemampuan dan sikap yang dimaksud adalah

kemampuan seperti mengamati, membuat dugaan, melakukan percobaan,

dan menyimpulkan. Sedangkan sikap yang dimaksud adalah sikap ilmiah

seperti disiplin, pantang putus asa, rasa ingin tahu, kerja sama, dan

bertanggung jawab. Pengetahuan, kemampuan dan sikap tersebut

diperoleh siswa selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini, hasil

belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif. Menurut Permendiknas

no 22 tahun 2006, IPA termasuk rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

35

Jadi IPA lebih menekankan pada kompetensi pengetahuan siswa atau

hasil belajarnya lebih menekankan pada hasil belajar kognitif.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Angga Prabawa (2014)

membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain sebesar

23,83 termasuk dalam kategori tinggi sedangkan rata-rata hasil belajar

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 16,67 termasuk

dalam kategori sedang. Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan

antara siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran Predict-Observe-

Explain dengan siswa yang belajar mengikuti pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wyn Cahyani (2014)

menunjukkan bahwa kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi

dan mengikuti model pembelajaran POE (A1B1) memiliki skor hasil belajar

IPA rata-rata sebesar 30,00, sedangkan kelompok siswa yang memiliki

minat belajar tinggi dan mengikuti model pembelajaran konvensional

(A2B1) memiliki skor hasil belajar IPA rata-rata sebesar 24,66.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Novita Sari (2014)

menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa

dengan perhitungan menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel

independen diperoleh 2,485 > 1,676 (t hitung > t tabel), maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Dengan kata lain, hasil belajar IPA siswa dengan penerapan

model POE lebih tinggi daripada hasil belajar IPA siswa dengan penerapan

model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jose S. Hilario (2015)

menyatakan bahwa hasil posttest pada kelompok yang menggunakan model

POE mendapat skor rata-rata 33,83 yang mana lebih tinggi dari kelas

kontrol yang mendapat skor rata-rata 25,50. Nilai t hitung 3,31 sangat

signifikan untuk derajat kebebasan 10. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan model POE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

hasil belajar IPA.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

36

Penelitian yang dilakukan oleh Setyaning Tyas Nugraheni (2011)

menunjukkan bahwa model pembelajaran POE dapat meningkakan hasil

belajar IPA siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

57,14% dengan nilai rata-rata hasil belajar 73,81 dan pada siklus II

persentase ketuntasan mencapai 85,71% dengan nilai rata-rata 79,91.

Jurnal Procedia – Behavioral and Sciences volume 116 oleh Maria

Jose dan Patricia (2014) mengenai implementasi model STM dalam

pembelajaran IPA materi fotosintesis menunjukkan bahwa penggunaan

model STM mendorong siswa untuk lebih banyak mengajukan pertanyaan

kognitif tentang materi fotosintesis yaitu sebanyak 92 pertanyaan. Tingkatan

pertanyaan yang diajukan juga tidak hanya terbatas pada tingkat aquisition

(kemahiran), tetapi juga sampai tingkat specialisation (lebih khusus dan

mendetail), dan intregation (pertanyaan yang berfokus pada gabungan

antara penjelasan, sebab, prediksi, dan penyelesaian masalah).

Behiye Akcay (2015) dalam jurnalnya yang meneliti tentang

keefektifan model STM pada pemahaman siswa tentang ilmu alam

dibandingkan dengan model tradisional menggunakan buku teks

menyatakan bahwa model STM lebih dapat merubah pemahaman siswa ke

arah yang lebih baik dari pada model tradisional. Hal ini ditunjukkan dari

rata-rata perbedaan nilai pretest dan posttest pada kelompok model STM

lebih tinggi dari kelompok model tradisional yaitu +25,6 berbanding +4.

Suryawati, Agung, dan Ardana (2014) dalam penelitiannya tentang

penggunaan model STM pada pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD

menyatakan bahwa model STM dapat menjadi pilihan yang tepat untuk

mengajarkan IPA. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model STM lebih

tinggi dari pada hasil belajar siswa kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas

eksperimen (model STM) adalah 77,71. Ini lebih tinggi dari nilai rata-rata

kelas kontrol yang hanya 73,23.

Winda, Rinda, dan Md. Suara (2014) dalam penelitiannya tentang

penggunaan model STM pada mata pelajaran IPA yang dibandingkan

dengan model konvensional menyatakan bahwa model STM lebih sesuai

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

37

untuk digunakan pada pembelajaran IPA. Dibuktikan dengan rata-rata nilai

hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol = 76,71 >

70,97. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA

menggunakan model STM dan model konvensional. Ditunjukkan dari nilai t

hitung > t tabel = 3,74 > 1,99 dengan dk = 78 pada taraf signifikansi 5%.

Simpen Kresna, Sumantri, dan Margunayasa (2014) dalam

penelitiannya tentang keefektifan model STM terhadap hasil belajar IPA

siswa SD menunjukkan bahwa nilai rata-rata IPA yang diajar menggunakan

model STM lebih besar dari nilai rata-rata IPA yang diajar menggunakan

model konvensional = 24,47 > 19,70.

2.3. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA dituntut untuk memberikan pengalaman langsung

pada siswa. Selain itu, pembelajaran IPA juga harus dapat menumbuhkan

rasa ingin tahu siswa sehingga siswa akan berusaha mencari tahu dan

membangun sendiri pengetahuannya melalui kegiatan-kegiatan penemuan

yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran IPA juga baik jika dilakukan

secara kelompok. Ini akan melatih siswa berhubungan dengan orang lain.

Pembelajaran IPA akan lebih baik jika selalu dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari siswa karena pada dasarnya IPA sendiri selalu berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari tentang alam. Dengan pembelajaran IPA

seperti itu, siswa akan dapat menggunakan pengetahuannya dalam dunia

nyata dan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung selama

pembelajaran, tidak hanya sekadar konsep suatu materi saja sehingga siswa

mendapat pengetahuan yang mendalam karena mengalami dan membangun

sendiri pengetahuannya.

Model POE dan STM dapat memfasilitasi pembelajaran IPA yang

dipaparkan di atas. Rasa ingin tahu siswa muncul pada tahap pertama

pembelajaran model STM dan POE. Model POE dan STM juga memberi

pengalaman langsung kepada siswa mengenai materi yang sedang dibahas.

Pemberian pengalaman langsung kepada siswa ini terdapat pada tahap

kedua pembelajaran model POE dan pembelajaran model STM.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

38

Pembelajaran POE dan STM juga melatih ketrampilan ilmiah siswa.

Pada tahap pertama model POE siswa berlatih untuk membuat hipotesis

dan pada tahap terakhir siswa juga berlatih membuat simpulan dari kegiatan

yang dilakukan. Model pembelajaran STM melatih ketrampilan ilmiah

siswa pada tahap kedua. Tahap kedua atau pembentukan konsep dalam

pembelajaran menggunakan model STM dapat dilakukan dengan metode

percobaan. Pembelajaran menggunakan model POE dan STM dilakukan

dengan cara berkelompok sehingga akan melatih kemampuan siswa untuk

bekerjasama, berdiskusi dan berhubungan dengan orang lain. Karakterisik

model POE dan STM sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam

pembelajaran IPA sehingga penggunaan model pembelajaran POE dan

STM dalam pembelajaran IPA diyakini dapat menghasilkan suatu hasil

belajar IPA yang tinggi. Berikut adalah bagan kerangka pikir penggunaan

model POE pada pembelajaran IPA.

Sintak

Gambar 2.3

Kerangka pikir model POE

Kemampuan menyebutkan

sifat-sifat cahaya

Kemampuan

mengidentifikasi sifat-sifat

cahaya yang terdapat pada

kejadian sehari-hari

Kemampuan memberi

contoh kegunaan sifat-sifat

cahaya yang terdapat pada

suatu alat.

Kritis

Tanggung

jawab

Teliti

Kerja sama

Komunkatif

Keterangan

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Tahap

memprediksi

Tahap

observasi

Tahap explain

atau

menjelaskan

Hasil

Belajar

Rasa ingin

tahu

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA SD a. Pengertian IPA menurut Triyanto (2010: 141) adalah ilmu

39

Model STM

Sintak

Gambar 2.4

Kerangka pikir model STM

2.4.Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan siswa

kelas 5 SD dalam pembelajaran menggunakan POE dan

model pembelajaran

STM.

Ha : Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan siswa kelas 5

SD dalam pembelajaran menggunakan POE dan model

pembelajaran STM.

Kemampuan

menyebutkan sifat-sifat

cahaya

Kemampuan

mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya yang terdapat

pada kejadian sehari-hari

Kemampuan memberi

contoh kegunaan sifat-

sifat cahaya yang terdapat

pada suatu alat.

Kritis

Disiplin

Teliti

Kerja sama

Saling

menghargai

Keterangan

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Pendahuluan :

pemunculan isu

Pembentukan

konsep

Aplikasi konsep

dalam

kehidupan

Penilaian

Hasil

Belajar

Pemantapan

konsep

Tanggung

jawab